Semut Dan Belalang.docx

  • Uploaded by: Lia Hanisa Rahmawati
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Semut Dan Belalang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,878
  • Pages: 8
Semut dan Belalang Di musim panas yang hangat dan cerah sedikit menggoda Belalang untuk memainkan biola kesayangan sambil bernyanyi dan menari. Hampir setiap harinya itulah yang dilakukan belalang. Ia tidak terpikir untuk melakukan aktifitas lainnya seperti bekerja atau bersiap untuk mengumpulkan bekal musim dingin. Sedikit pun tidak pernah terlintas dalam benak belalang bahwa musim panas yang sedang dinikmatinya sekarang sudah akan berakhir. Musim panas yang membuatnya ceria sudah akan berganti ke musim dingin, dimana hujan akan turun dengan lebat disertai suhu udara yang sangat rendah. Disaat belalang sedang asiknya bermain biola, dia melihat semut yang sedang giat melewati rumahnya. Belalang yang masih riang tersebut ingin mengajak semut bermain bersama dan semut pun diundangnya untuk bersenang-senang ke kediaman belalang. Tak disangka belalang ternyata semut menolak undangan belalang dengan santun, semut berkata pada belalang, “Maaf Belalang, aku masih ingin bekerja untuk bekal di musim dingin. Aku harus mengumpulkan cadangan makanan yang banyak serta memperbaiki tempat tinggal agar lebih hangat.” “Berhentilah memikirkan hal yang tidak penting semut, mari kita bernyanyi dan bersenang-senang, ayolah nikmati hidup kita”, Sanggah belalang. Belalang pun masih dengan kebiasaannya untuk bersenang-senang tanpa memikirkan apapun. Tidak disangka musim panas berakhir jauh lebih cepat dari pada biasanya. Belalang yang terbiasa gembira lantas panik bukan main. Ia tidak memiliki persediaan makanan yang cukup ditambah rumahnya yang rusak dan tidak layak huni karena diterjang badai. Dengan lunglai belalang menuju rumah semut dan meminta bantuan untuk diperbolehkan tinggal bersama dan meminta makan. Mendengar permohonan tersebut semut menjawab, “Maafkan aku belalang aku tidak bisa membantumu, rumahku terlalu sempit untukmu, dan bekalku hanya cukup untuk keluargaku saja”. Belalang akhirnya pun meninggalkan rumah semut dengan rasa menyesal dan sedih. Dalam hati ia bergumam, “Andai saja aku mengikuti nasihat semut saat itu untuk bekerja keras, pasti saat ini aku bisa kenyang dan tidur nyenyak di dalam rumah”. Pesan moral dari Fabel ini: Gunakan waktumu sebaik baiknya untuk hal yang bermanfaat, karena apa yang terjadi esok hari kita tidak pernah tahu.

Kancil dan Buaya Hari ini begitu cerah. Tetapi, musim kemarau membuat hutan menjadi kering sehingga banyak penghuni hutan yang meninggalkan hutan. Sementara Kancil masih bertahan di hutan. "Ke mana lagi aku harus mencari makanan?" keluh Kancil. Sementara matahari terasa semakin terik. Kancil ingat sesuatu. Ia akan pergi ke seberang sungai. Disana ada banyak makanan. Tetapi selama ini memang tak ada yang berani ke sana, sebab untuk pergi ke sana, siapa pun harus menyeberang sungai yang banyak buayanya. Kancil tak peduli. Ia bergegas pergi ke sungai. Tak butuh waktu lama, sampailah ia di sungai. "Hai Kancil, baguslah kau datang kemari! Aku sedang sangat lapar," kata salah satu Buaya. "Wah, kau rupanya. Aku datang ke sini untuk menyampaikan pesan dari raja hutan, jadi janganlah kau makan aku dulu," jawab kancil. "Ayo cepat sampaikan pesanmu itu. Aku sudah sangat lapar," ujar buaya. "Baiklah. Raja hutan memintaku untuk menghitung jumlah buaya yang ada di sini. Raja hutan hendak memberikan hadiah untuk kalian," terang kancil. "Jadi sekarang, panggillah semua temanmu," lanjutnya. Buaya sangat senang mendengar pesan dari kancil. Lantas ia pun langsung memanggil semua temannya. Mereka banyak sekali, berjejer-jejer di permukaan sungai. "Nah, sekarang aku akan menghitung jumlah kalian,"seru si kancil. Kemudian ia langsung melompati buaya-buaya itu satu per satu, seraya menghitungnya. Akhirnya ia pun bisa menyeberang sungai tersebut dengan cara melompati para buaya. “Terima kasih buaya, kau telah membantuku menyebranq. Akan aku sampaikan cerita tentang kebaikan kalian kepada raja hutan," ucap Kancil. Para buaya Baru sadar bahwa kancil telah membohongi mereka. Mereka pun marah.Tetapi, mereka tak bisa berbuat apa-apa. Kancil sudah berlari ke dalam hutan yang penuh dengan makanan.

Pesan moral dari Fabel ini: Jika kita punya masalah, selesaikanlah dengan cara yang cerdik. Tetapi jangan seperti Kancil yang suka berbohong, ya

Harimau, Monyet dan Rusa Harimau sangat senang, hari ini ia berhasil menangkap seekor monyet. Harimau berniat langsung melahap monyet itu. Si monyet pun terlihat ketakutan. “Jika kau memakanku, kasihan anakanakku, harimau. Tidak ada yang mengurus mereka lagi," isak monyet, mengiba. Tapi, harimau tak memedulikan hal itu. Dia sudah sangat lapar. Monyet terus saja mencari ide agar harimau tak memakannya. "Jangan kau makan aku, harimau. Aku kurus dan dagingku sedikit. Lebih baik kau kutunjukkan binatang yang gemuk dan banyak dagingnya," ucap monyet. Mata harimau langsung berbinar. Ia rnembayangkan binatang yang bertubuh besar dan banyak dagingnya. Pastilah itu akan mernbuatnya kenyang, begitu pikir harimau. “Baiklah, sekarang kau tunjukkan di mana binatang itu berada. Aku sudah sangat lapar," dengus harimau. "Binatang itu ada di seberang sungai. Kita harus melewati sungai untuk ke sana," ujar monyet. Kemudian mereka berdua pergi ke sungai itu. Sesampainya di sana, harimau kebingungan karena tidak ada jembatan yang bisa digunakan untuk melewati sungai. Namun, kebingungannya sirna ketika ia melihat sebuah batang pohon besar yang tumbang. Batang pohon itu bisa digunakan untuk melewati sungai. Monyet segera menyeberangi sungai rnelalui batang pohon itu. Harimau berjalan di belakangnya. Rupanya di ujung sungai sudah berdiri seekor rusa jantan yang bertubuh besar. Tak disangka-sangka, begitu melihat si monyet dan si harimau, si rusa jantan langsung membentak si monyet. "Hai monyet, kenapa kau hanya membawa satu harimau?! Kau kan janji akan membawakan aku seratus kulit harimau!" bentak rusa jantan. Mendengar hal itu, harimau jadi gentar. Ia langsung berbalik arah dan berlari. Karena ketakutan dan terburu-buru, harimau terpeleset dan jatuh ke sungai. Begitu berhasil naik ke daratan, ia langsung lari terbirit-birit. Sementara itu, monyet dan rusa yang pemberani selamat dari ancaman harimau. Monyet berterima kasih kepada rusa karena rusa telah membantunya. Kemudian mereka pulang ke rumah masing-masing dengan riang gembira.

Pesan moral dari Fabel ini adalah Apa pun masalahnya, kita harus berani menghadapinya. Gunakanlah akal dan pikiran kita untuk mengatasi masalah apa pun yang menghadang,

Katak dan Ular Piton Disebuah danau hiduplah dua binatang bernama katak dan ular air. Katak tersebut melompat lompat disekitar danau karena ia termasuk hewan yang suka ingin tahu. Katak tersebut ingin mencari kegiatan baru dengan cara berpetualang disekitar danau. Dengan senangnya sang katak melompat lompat menjauhi danau. Iapun terkejut karena ada semak semak yang goyang. Ternyata dibalik semak semak tersebut muncullah ular piton. Katakpun kaget dan berusaha menjauhi ular piton, kemudian ia berusaha kembali ke danau lagi. Sebelum katak menjauhi ular, ternyata si piton menyadari keberadaan katak. Ular tersebut berusaha mendekati katak dan merayap dengan cepat. Setelah ular dekat dengan katak, ia segera mengangkat kepalanya dengan tinggi dan berkata, “ Hai katak gemuk apa yang kau lakukan dihutan ini?” Katak tersebut takut dengan ular dan berusaha untuk menjauh. Sang ular pun berkata bahwa ia tak akan memakan katak karena ia sudah memakan kelinci kecil. Kemudian sang kata berkata, “ Aku ingin berpetulang dan mencari kegiatan baru”. Sang ular menawarkan petualangan yang seru dan katakpun mau. Apabila katak ingin mencoba petualangan baru, ia harus menjelajahi hutan sendirian. Katakpun belum pernah menelusuri sekitar hutan karena ia takut dimangsa hewan hewan buas lainnya. Sang ular meawarkan bantuan untuk menemani katak menjelajahi hutan. Ia berkata,” Wahai ular carilah tali dan ikatkan pada ekorku.” Sang kata bertanya, “ Untuk apa tali itu?” Tali tersebut untuk menjaga agar katak tidak tertinggal jauh ketika dihutan, jadi ia tetap aman bersama ular. Katak tersebut tidak pikir panjang dan menerima tawaran ular. Katakpun mencari tali dan mengikatkan perutnya dengan ekor sang ular. Setelah itu mereka berjalan menjelajahi hutan, sampai ditengah hutan sang ular memiliki niat buruk. Ia ingin berusaha membelit katak. Ular tesebut berusaha membelit katak namun tubuh katak disambar oleh elang dan digelantungkan di udara. Elang tadi menyadari bahwa ia juga menangkap piton karena ekornya terikat dengan katak.

Pesan moral dari contoh cerita fabel singkat diatas yaitu jauhilah niat buruk terhadap orang lain karena dikemudian hari akan merugikan kita.

Kancil dan Anjing Pemburu Disebuah hutan ada pemburu yang ditemani anjingnya. Ia mencari hewan hewan hutan untuk dimangsanya. Anjing tersebut dilatih untuk memburu hewan hewan dihutan. Pemburu tersebut akhirnya mencari buruannya bersama sang anjing. Ditengah tengah pemburuannya, ia melihat kancil sedang makan. Ia berusaha mengejar sang kancil sampai akhirnya sang kancil tertangkap. Sang kancil berusaha keras mengindari pemburu dan anjingnya. Namun apa daya dia malah tertangkap dan dimasukkan ke dalam kandang. Sang kancil termasuk hewan yang cerdik dihutan. Ia berusaha keluar dari kandang tesebut. Sang kancil berusaha menipu anjing tadi agar ia bisa membantu mengeluarkannya dari kandang. Kancil berkata bahwa ialah yang disayang oleh pemburu karena kancil diberikan makanan yang banyak dan diberikan kasih sayang lebih. Ia juga berkata bahwa anjing tadi akan digantikan oleh kancil

Dengan berpikir panjang akhirnya anjing berhasil ditipu oleh sang kancil. Ia termakan kata katanya dan tidak terima atas perkataan kancil. Akhirnya anjing membuka pintu kandang dan mengusir kancil dari tempatnya. Anjing juga mengancam kancil apaila ia masih mendekati pemburu, ia akan dimangsa oleh anjing. Sang kancilpun menjauhi temoat pemburu tadi dan berusaha meloloskan diri. Sang pemburu datang untuk mengambil buruannya. Melihat buruannya yang lepas membuat pemburu sangat marah. Pemburu tadi akhirnya marah kepada anjing tadi. Dengan kecerdikan kancil membuatnya terlepas dari bahaya yang mengancamnya.

Pesan moral dari contoh cerita fabel diatas ialah apabila kita mempunyai semangat dan keinginan kuat untuk mewujudkannya. Maka cepat atau lambat pasti keinginan tersebut akan terwujud.

Keledai yang memakai kulit Singa Seekor keledai sedang berjalan dari sebuah ladang gandum menuju sebuah hutan. Ketika dia menuju hutan lebat di tengah jalan sang keledai melihat sesuatu dengan heran seperti sebuah kulit singa lalu keledai itu mendekatinya. sebuah kulit singa yang tidak sengaja ditinggalkan oleh para pemburu singa. Keledai itu mencoba memakai kulit singa itu dan ternyata pas ditubuhnya. Lalu terlintas di benak keledai itu untuk menakuti hewan-hewan hutan yang melewati dirinya, keledai itu bergegas mencari tempat untuk bersembunyi. Akhirnya dia menemukan semak-semak yang cukup gelap untuk bersembunyi dan menggunakan kulit singanya menunggu hewan hutan yang melewatinya dan tidak lama kemudian beberpa domba gunung berjalan ke arah dirinya keledai itu kini bersiap-siap untuk meloncat. Ketika domba-domba lewat keledai itu meloncat ke arah domba-domba itu dan serentak domba-domba berlarian kesana kemari mereka ketakukan dengan kulit singa yang di pakai oleh keledai itu. Sang keledai hanya tertawa setelah dombadomba itu berlarian dia amat senang sekali menjaili domba-doma itu. Lalu sang keledai kembali bersembunyi kedalam semak-semak dia menunggu hewan lain dari kejauhan terlihat seekor tapir berjalan sambil mengunyah sesuatu dimulutnya, tapir itu berjalan dengan sangat lambat mendekati semak-semak namun ketika keledai itu meloncat ke arah tapir itu sang tapir terkejut dan lari sekencangkencangnya menghindari menghindari keledai yang memakai kulit singa itu. Sang keledai kini semakin senang mengganggu hewan-hewan lainnya dan dia kembali ke semak-semak itu tiba-tiba seekor kucing hutan berlari sambil membawa seekor tikus dimulutnya., melihat hal itu sang keledai berinisiatif untuk mengagetkannya dari arah belakang. Ketika sudah sangat dekat dengan sang kucing, keledai itu mengaum seperti halnya seekor singa namun keledai itu tidak sadar bahwa suara aumannya bukanlah suara singa melainkan suara seekor keledai, mendengar hal itu sang kucing menoleh ke belakang dan dia melihat keledai itu dengan kulit singa namun bersuara keledai. Hal itu membuat sang kucing tertawa terbahak-bahak “Apabila aku melihatmu memakai kulit singa itu aku akan lari ketakutan tapi auman suaramu itu tetap bukan suara singa melainkan suara seekor keledai”. .

Pesan Moral fabel Keledai yang memakai kulit harimau ini adalah sepandai-pandainya kita berpura-pura maka suatu saat akan terlihat juga kebohongannya. Kejujuran merupakan kata yang paling indah di dunia ini.

TUGAS KLIPING FABEL Guru Pembimbing Bpk.Fuad Fauzi

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 4 BLITAR Jl. Raya Kawi, Ngaringan, Gandusari, Blitar

Tahun Pelajaran 2018-2019

Identitas Pembuat

Nama

: Zerrin Khaura Alhadya

Kelas

: 2 Assalam

No. Absen : 30 Sekolah

: MIN 4 Blitar

Related Documents


More Documents from ""