Sekapur sirih Name Address Religion Position Job Discription:
: Mohammad.Ichsan : Jl.flamboyan 45 BBS 2 Ciwedus-Cilegon : Muslim : Praktisi
- Trainer - ASESOR LSPLMI (AK-LM 0445.11) Certificate : - Boiler & Pressel Vessel Safety Engineer Training by KEMENAKERTRANS RI. - Welding Inspector by BKI - Piping by QIP - Pressel Vessel by SAS Lecture experience : - Diploma 1 P3TIK Untirta, subject Boiler Operation. - D3 POLTEK KRAKATAU, subject K3 - STT Fatahillah, subject K3
KESELAMATAN KERJA
Mohammad Ichsan
Asal Mula Upaya Pencegahan Kecelakaan
Dimulai pada masa revolusi industri di Eropa
Pada awalnya ditujukan pd perlindungan TK anak-anak
Dibentuk UU. perlindungan bagi para pekerja th 1802 di Inggris
tuntutan dibuat oleh karyawan yang mengalami kecelakaan.
Perundangan pabrik mula-mula tidak menganggap perlu dibentuknya badan penegak hukum khusus
Sejarah Keselamatan Kerja Di Indonesia • Abad 17-19 ,masalah keselamatan bertujuan untuk melindungi modal yang ditanam oleh pengusaha • Undang-undang Uap 1853 • Undang-undang pemasangan dan pemakaian jaringan listrik tahun 1890 • Veiligheids Reglement 1905 • UU kerja (1948-1951) • UU Kecelakaan (1947-1957) • Berdiri Lembaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja tahun 1957 • Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
4
Perundang-Undangan Dalam Keselamatan Kerja Dasar: UUD 45 “ Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan “.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
5
Kelompok Perundangan Yang bersasaran pencegahan kecelakaan akibat kerja ; UU nomor 1 tahun 1970 dan peraturan lain yang diturunkan atau dapat dikaitkan dengannya
Yang bersasaran pemberian kompensasi UU Kecelakaan (1947-1957) dan peraturan yang diturunkannya
UU kerja (1948-1951)
Keselamatan Kerja
6
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja UNSURNYA
TIDAK DIDUGA SEMULA DAN TIDAK DIINGINKAN MENGGANGGU PROSES MENGAKIBATKAN KERUGIAN PHISIK & MATERIAL
Piramida Kecelakaan Kerja Piramida Kecelakaan Kerja menggambarkan statistik urutan (rangkaian) kejadian yang terjadi menuju 1 (satu) kecelakaan fatal (kematian/cacat permanen). Setiap terdapat 1 (satu) kejadian kecelakaan fatal (kematian/cacat permanen) maka di dalam 1 (satu) kejadian fatal tersebut terdapat 10 (sepuluh) kejadian kecelakaan ringan dan 30 (tiga puluh) kejadian kecelakaan yang menimbulkan kerusakan aset/properti/alat/bahan serta 600 (enam ratus) kejadian nearmiss (hampir celaka) sebelum terjadi 1 (satu) kejadian kecelakaan fatal tersebut. Piramida kecelakaan kerja tersebut menggambarkan bahwa untuk (guna) mencegah kecelakaan fatal di tempat kerja, maka harus terdapat upaya untuk menghilangkan (mengurangi) kejadian-kejadian nearmiss di tempat kerja sehingga probabilitas menuju kejadian kecelakaan fatal dan kejadian-kejadian lain sebelum menuju adanya 1 (satu) kejadian fatal dapat dikurangi (tidak ada).
Ilustrasi piramida kecelakaan kerja
Pengertian (Definisi) K3 Terdapat beberapa pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dapat diambil dari beberapa sumber, di antaranya ialah pengertian dan definisi K3 menurut Filosofi, menurut Keilmuan serta menurut standar OHSAS 18001:2007. Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut : Filosofi : • Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Keilmuan : • Semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. OHSAS 18001:2007 : • Semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki bebrapa tujuan dalam pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Di dalamnya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain : • Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja. • Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. • Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat Kerja Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa dasar hukum pelaksanaan. Di antaranya ialah Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Rangkuman dasar-dasar hukum tersebut antara lain : UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja : • Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha. • Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana. • Adanya bahaya kerja di tempat itu.
Sebab-sebab kecelakaan
Kondisi tidak aman (unsafe condition) Keadaan / perbuatan yang tidak aman (unsafe Actions) Faktor utama: 1. Peralatan teknis 2. Lingkungan kerja 3. Pekerja
Kondisi tidak aman (unsafe condition )
MESIN, PERALATAN, PESAWAT, BAHAN, dsb LINGKUNGAN PROSES SIFAT PEKERJAAN CARA KERJA
Keadaan / perbuatan tidak aman (unsafe action )
Kurangnya pengetahuan & keterampilan Cacat tubuh yang tidak kentara Keletihan & kelesuan Sikap & tingkah laku yang tidak aman
80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia
Suatu pendapat: Langsung atau tidak langsung semua kecelakaan disebabkan oleh semua manusia yang terlibat dalam suatu kegiatan.
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
16
Teori penyebab kecelakaan yang pernah diajukan
Teori kemungkinan murni (pure change theory) Teori kecenderungan untuk celaka (Accident prone theory ) Tidak dapat menjelaskan asal usul penyebab sesungguhnya kecelakaan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
17
Metoda Klasifikasi Majemuk
ILO tahun 1962
Menurut jenis kecelakaan Menurut penyebab Menurut sifat luka atau kelainan Menurut letak kelainan atau luka di tubuh
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
18
Klasifikasi Menurut Jenis Kecelakaan
Terjatuh Tertimpa benda jatuh Terjepit Tertumbuk benda-benda jatuh Pengaruh suhu tinggi Terkena arus listrik Kontak dengan bahan berbahaya/radiasi
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
19
Klasifikasi Menurut Penyebab
1. Mesin Mesin- mesin pertanian, pertambangan, pengolah kayu,pengerjaan logam dll 2. Alat angkut dan alat angkat Mesin angkat, alat angkut di udara, air, diatas rel, angkutan lain yang beroda 3. Peralatan lain Bejana tekan, instalasi listrik,tungku,tangga, dll
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
20
Klasifikasi Menurut Penyebab
4. Bahan-bahan zat-zat dan radiasi Bahan peledak Debu, gas, cairan dan zat kimia 5. Lingkungan kerja Di luar dan dalam bangunan Di bawah tanah 6. Penyebab- penyebab lain
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
21
Klasifikasi Menurut Sifat Luka
Patah tulang Keseleo Luka dipermukaan Luka bakar Keracunan Akibat cuaca Pengaruh listrik, radiasi Dan lain-lain
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
22
Klasifikasi Menurut Letak Kelainan Atau Luka Di Tubuh
Kepala Leher Badan Anggota atas, bawah Banyak tempat
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
23
Perbedaan OHSAS dan SMK3 Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem manajemen K3 yang diimplementasikan di berbagai perusahaan berupa OHSAS 18001 dan SMK3. Kedua sistem sebenarnya sama tujuan utama yakni mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
PERBEDAAN OHSAS 18001 Penerapan OHSAS bersifat sukarela
Dokumen standar Inggris yang dipublikasikan pertama kali oleh British Standard Institute (BSI) pada April 2007 Berlaku secara internasional
SMK3 Penerapan bersifat wajib (UU No.13/2003 & Permenaker 05/MEN/1996 ) Dokumen acuan berupa peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah RI
Berlaku dalam wilayah hukum RI
Sertifikat pemenuhan diberikan oleh badan Sertifikat pemenuhan diberikan oleh badan audit yang ditunjuk oleh organisasi audit yang ditunjuk oleh pemerintah
Hanya sertifikate yang diberikan jika berhasilSelain sertifikat, organisasi akan mendapatkan dalam audit sertifikasi bendera K3 (emas/perak) Tidak ada ketentuan sanksi jika tidak menerapkan
Ada aspek/ketentuan sanksi terhadap pelanggaran
Dalam implementasi sistem manajemen QHSE baik Sistem Manajemen Mutu ( ISO 9001),
Prosedur dan Instruksi Kerja
Sistem Manajemen Lingkungan ( ISO 14001 ) dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 / OHSAS 18001 ) diperlukan dokumen-dokumen pendukung sistem. Prosedur dan Instruksi Kerja merupakan dua jenis dokumen yang biasa dibuat oleh perusahaan yang mengimplementasi sistem tersebut
Prosedur dan Instruksi Kerja No
Prosedur
Instruksi Kerja
1 Menjelaskan urutan kerjaMenjelaskan urutan kerja sub-aktivitas suatu aktivitas secara umum dengan lebih terperinci.
2 Menjelaskan WHAT, WHEN,Menjelaskan HOW TO DO (how many, WHERE, WHO, dan HOW how long, how to complete, dll). 3 Umumnya bersifat cross functional team
Umumnya bersifat internal departemen atau seksi.
4 Suatu prosedur mewakili satuBlok aktivitas Instruksi Kerja sesuai blok aktivitas yang ada padadengan blok aktivitas prosedurnya. business process mapping
5 Prosedur merupakan referensiPembuatan Instruksi Kerja untuk membuat Instruksimerujuk pada prosedur terkait. Kerja
harus
Beda Manual, Prosedur & Instruksi Kerja Terdapat perbedaan jenis-jenis dokumen dalam penerapan sistem manajemen mutu, lingkungan atau K3.
Pengertian (Definisi) Insiden, Kecelakaan Kerja dan Nearmiss Insiden ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi. Termasuk insiden ialah keadaan darurat.
standar OHSAS 18001:2 007
Kecelakaan Kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).
Nearmiss ialah insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).
Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang memerlukan penanganan segera supaya (agar) tidak terjadi kecelakaan.
Kecelakaan Kerja
Nearmiss
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja)
Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di permukaan laut dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari pada ukuran es sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula kerugian pada kecelakaan kerja kerugian yang "tampak/terlihat" lebih kecil daripada kerugian keseluruhan. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
36
Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja) Dalam hal ini kerugian yang "tampak" ialah terkait dengan biaya langsung untuk penanganan/perawatan/pengobatan korban kecelakaan kerja tanpa memperhatikan kerugiankerugian lainnya yang bisa jadi berlipat-lipat jumlahnya daripada biaya langsung untuk korban kecelakaan kerja. Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian untuk korban kecelakaan kerja ditambahkan dengan kerugian-kerugian lainnya (material/non-material) yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja tersebut. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
37
Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara lain Biaya Langsung Kerugian Kecelakaan Kerja Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja. Biaya Kompensasi (yang tidak diasuransikan).
Biaya Tidak Langsung • • • • • • • • • • • • • • •
Kerusakan Bangunan Kerusakan Alat dan Mesin Kerusakan Produk dan Bahan/Material Gangguan dan Terhentinya Produksi Biaya Administratif Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat Sewa Mesin Sementara Waktu untuk Investigasi Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang Biaya Perekrutan dan Pelatihan Biaya Lembur (Investigasi) Biaya Ekstra Pengawas(an) Waktu untuk Administrasi Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang Kembali karena Cedera Kerugian Bisnis dan Nama Baik
Perbandingan jumlah biaya di atas diilustrasikan pada gambar di bawah berikut
Investigasi (Penyebab) Kecelakaan Kerja | Efek Domino Kecelakaan Kerja (H.W. Heinrich) Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi melalui hubungan matarantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang saling berhubungan sehingga menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun penyakit akibat kerja / PAK) serta beberapa kerugian lainnya. Beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja, antara lain : penyebab langsung kecelakaan kerja, penyebab
tidak langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja.
Investigasi (Penyebab) Kecelakaan Kerja | Efek Domino Kecelakaan Kerja (H.W. Heinrich) Faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak aman/berbahaya (unsafe condition) dan tindakan tidak aman/berbahaya (unsafe action). Kondisi tidak aman, contohnya : • tidak dipasang (terpasangnya) pengaman (safeguard) pada bagian mesin yang berputar, • tajam ataupun panas, • terdapat instalasi kabel listrik yang kurang standar (isolasi terkelupas, tidak rapi), • alat kerja/mesin/kendaraan yang kurang layak pakai, • tidak terdapat label pada kemasan bahan (material) berbahaya. • DLSBG.
Investigasi (Penyebab) Kecelakaan Kerja | Efek Domino Kecelakaan Kerja (H.W. Heinrich) Termasuk dalam tindakan tidak aman antara lain : • • • • • • • •
kecerobohan, meninggalkan prosedur kerja, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), bekerja tanpa perintah, mengabaikan instruksi kerja, tidak mematuhi rambu-rambu di tempat kerja, tidak melaporkan adanya kerusakan alat/mesin ataupun APD, tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan dengan resiko/bahaya tinggi.
Investigasi (Penyebab) Kecelakaan Kerja | Efek Domino Kecelakaan Kerja (H.W. Heinrich) faktor penyebab tidak langsung kecelakaan kerja ialah faktor pekerjaan dan faktor pribadi. Termasuk dalam faktor pekerjaan antara lain : • pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja, • pekerjaan tidak sesuai sesuai dengan kondisi sebenarnya, • pekerjaan beresiko tinggi namun belum ada upaya pengendalian di dalamnya, • beban kerja yang tidak sesuai, • dlsb. Termasuk dalam faktor pribadi antara lain : mental/kepribadian tenaga kerja tidak sesuai dengan pekerjaan, konflik, stress, keahlian yang tidak sesuai, dlsb.
Investigasi (Penyebab) Kecelakaan Kerja | Efek Domino Kecelakaan Kerja (H.W. Heinrich) Termasuk dalam faktor penyebab dasar kecelakaan kerja ialah lemahnya manajemen dan pengendaliannya, kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya sumber daya, kurangnya komitmen, dsb.
Menurut teori efek domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi terbesar penyebab kasus kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu sebesar 88%. Sedangkan 10% lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan properti/aset/barang dan 2% faktor lain-lain.
PENYEBAB KECELAKAAN Teori ……HW Heinrich
A. Tindakan tidak aman (TTA) 88% - Tdk memakai APD - Tdk mengikuti prosedure kerja - Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja - Bekerja sambil bergurau
B. Kondisi tidak aman (KTA) 10% - Lantai kerja licin/berceceran oli-oli - Tempat kerja berserakan barang-barang - Pencahayaan yang kurang - Kondisi tempat kerja berdebu
C. Takdir/Nasib/Lain-lain (2%)
Ilustrasi dari Teori domino effect kecelakaan kerja H.W. Heinrich.
Teori Penyebab Kecelakaan Kerja
3 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (organisasi). Upaya pencegahan kecelakaan kerja diperlukan untuk menghindari kerugian-kerugian juga untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja di tempat kerja.
3 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja H.W. Heinrich, maka terdapat berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja, antara lain : • Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja : – Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman – Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman
• Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan : – Pelatihan dan Pendidikan – Konseling dan Konsultasi – Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi
• Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen : – Prosedur dan Aturan – Penyediaan Sarana dan Prasarana – Penghargaan dan Sanksi
KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI
ANALISA KECELAKAAN Modul 14.
I
TERIMA KASIH