" Sehari di Kediaman Rasulullah
"
Oleh : Abdul Malik bin Muhammad bin Abdur Rahman Al-Qasim Mukaddimah Kunjungan Istimewa Perjalanan Yang Menyenangkan Sifat-Sifat Rasulullah Tutur kata Rasulullah Kediaman Rasulullah Karib Kerabat Rasulullah Aktiftas Rasulullah di Dalam Rumah Akhlak dan Budi Pekerti Rasulullah Putra-Putri Rasulullah Keharmonisan Rumah Tangga Rasulullah Rasulullah dan Syariat Poligami Canda Rasulullah Tidur Rasulullah Shalat Malam Rasulullah Ketika Fajar Menyingsing Shalat Duha Rasulullah Shalat Sunnah Rasulullah di Rumah Tangis Rasulullah Tawadhu' Rasulullah Pelayan Rasulullah Bingkisan dan Tamu Rasulullah Kasih Sayang Rasulullah Kepada Anak-Anak. Kehalusan, Kelemahlembutan dan Kesabaran Rasulullah Makanan Rasulullah Membela Kehormatan Orang Lain Dzikir Rasulullah Rasulullah Dengan Para Tetangga Persahabatan Yang Tulus Menunaikan Hak Keberanian dan Ketabahan Rasulullah Doa-Doa Rasulullah Di Penghujung Kunjungan Perpisahan.
!
"
# $
%
&
! "
' '
!
!
'
! (
"
) * $
+
,%
.
-
' ! ' "
! !
#
*
! " ## $
# "
%
&
& ! *
' ( *
)
+ *
&
), !
* &
! +
)
+
&
*
!
'& & -
,
.' &
$/
%
# # !
0
'
1
!
'
2
! (
" 0
"
"
3
#
!
$
% $
!
#
%
! !
4 '
*4 -
$ 4
%
! 0
%
$
! 0
4$
1
$
%
56%
4 $ 4$
7
%/
'
86% ! (
4 / :4$
4 #
*
9 ! ";
%
#7 !
$/
4
% (
0
0
*
4 -
$ $
!
%
% ;
4$
! ";
/ % !
' ! *
(
4
# 4$
/
*<%
' 1
.
"
*4 3 3 %4$'
$
(
%
1 4
/ #
*
# ( # 3
/ 3 : 4$&
/
=
1
>>?1 1@
8A6% ' 1
4 2
3
*
!
!
4$
-
";
%
! 7 (
$
/ !
%
4
B' 4 $/ 7%
1
'
/
*4 " 1 @ %
'
3
,CC D AE6
!
" " 4$&
;
& ' 1 1 @ 8<,
1 1
! B
Sifat-sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Tibalah kita di depan rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kita ketuk pintu beliau untuk meminta izin. Marilah kita layangkan perhatian kepada sahabat yang melihat langsung Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia akan menceritakannya kepada kita seolah-olah kita melihat beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Agar kita dapat mengenal ciri fisik beliau yang mulia serta wajah beliau yang penuh senyum. Al-Bara' bin 'Azib radhiyallah 'anhu menuturkan:
"Rasulullah adalah seorang yang sangat tampan wajahnya, sangat luhur budi pekertinya, beliau tidak terlalu jangkung dan tidak pula terlalu pendek." (HR. Al-Bukhari) Masih dari Al Bara' radhiyallah 'anhu ia berkata:
"Rasulullah memiliki dada yang bidang dan lebar, beliau memiliki rambut yang terurai sam-pai ke cuping telinga (bagian bawah telinga), saya pernah menyaksikan beliau mengenakan pakaian berwarna merah, belum pernah saya melihat sesuatu yang lebih indah daripada itu." (HR. Al-Bukhari) Abu Ishaq As-Sabi'i berkata: "Seseorang pernah bertanya kepada Al-Bara' bin 'Azib radhiyallah 'anhu: "Apakah wajah Rasulullah rembulan!" (HR. Al-Bukhari)
lancip seperti sebilah pedang?" ia menjawab: "Tidak, bahkan bulat bagaikan
Anas bin Malik radhiyallah 'anhu mengungkapkan:
"Belum pernah tanganku menyentuh kain sutra yang lebih lembut daripada telapak tangan Rasulullah Dan belum pernah aku mencium wewa-ngian yang lebih harum daripada aroma Rasulullah 'alaih)
.
" (Muttafaq
Di antara sifat beliau adalah "pemalu", sampai-sampai Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallah 'anhu mengatakan:
"Rasulullah itu lebih pemalu daripada gadis dalam pingitan. Jika beliau tidak menyukai sesuatu, niscaya kami dapat mengetahui ketidak sukaan beliau itu dari wajahnya." (HR. Al-Bukhari) Demikianlah beberapa sifat dan budi pekerti Rasulullah
. Sungguh, ayah dan ibuku sebagai tebusannya!
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menyempurnakan jasmani dan budi pekerti beliau
.
' " !
! *
4
! !
$
!
!
% "
4$/
#
%
( # / #
*
4 4$/
#
%
) B "
4 (
"
4 $/ %
# B # (
! *
4
B 4$/
1
%
' 1 7
)
' ! # *
0
4 $/
4 (
%
' #
* 1
4 .
4$/
*
7% %
$ #
*
4
" "
4$/ (
";
%
" $
/
7%
'
"
( $&
F
1 1 @
5G6%
0
*
4 ;
1 4$/
! 7%
*
4 ( 4$/
7%
Karib Kerabat Rasulullah Nabiyyul ummah adalah seorang yang sangat setia menjaga hubungan tali silaturrahim. Kesetiaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Beliau adalah seorang yang memiliki tanggung jawab yang sangat sempurna dalam hal itu. Sampai-sampai kaum Quraisy memuji beliau dan menggelar beliau dengan sebutan Ash-Shadiq Al-Amiin (yang jujur lagi sangat di percaya) sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Istri beliau tercinta, Khadijahradhiyallahu 'anhamelukiskan sifat beliau dengan ucapannya: "Engkau adalah seorang yang suka menyambung tali silaturrahim dan selalu berkata jujur." Lihatlah! beliau menunaikan hak yang paling besar dan melaksanakan kewajiban yang paling utama, yaitu menziarahi makam ibu beliau yang wafat pada saat beliau berusia tujuh tahun. Abu Hurairah menuturkan-nya kepada kita: Pada suatu ketika, Rasulullah
menziarahi makam ibunya. Beliau menangis dan ikut menangis juga para
sahabat Radhiallaahu anhu yang ada di dekat beliau. Beliau
lalu berkata:
"Aku telah meminta izin kepada Rabbku untuk memohonkan ampunan bagi ibuku, namun Dia
tidak
mengizinkannya. Lalu aku minta izin untuk menziarahi makamnya, Dia pun mengizinkannya. Berziarah kuburlah kamu, sebab ziarah kubur mengingatkan kamu kepada hari kematian." (HR. Muslim) Perhatikanlah, betapa besar kecintaan Rasulullah kepada karib kerabatnya. Demikian pula perhatian beliau untuk mendakwahi, membimbing serta menyela-matkan mereka dari api Neraka. Beliau ¥ begitu tabah dalam menghadapi segala macam kesulitan untuk hal itu. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ia berkata: "Ketika turun ayat "Dan berilah peringatan kepada karib kerabatmu yang terdekat." (Asy-Syuara' 214). Beliau mengundang pemuka Quraisy. Setelah mereka berkum-pul, mulailah beliau memberikan pengarahan secara umum dan khusus. Beliau berkata:
Wahai Bani Abdu Syams, wahai Bani Ka'ab bin Lu`ai, tebuslah diri kalian dari api Nereka! Wahai Bani Murrah bin Ka'ab, tebuslah diri kalian dari api Neraka! Wahai Bani Abdu Manaf, tebuslah diri kalian dari api Neraka! Wahai Bani Hasyim, tebuslah diri kalian dari api Neraka! Wahai Bani Abdul Muththalib, tebusah diri kalian dari api Neraka! Wahai Fathimah, tebuslah dirimu dari api Neraka! sedikitpun aku tidak berguna bagimu di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala , hanya saja kalian memiliki hubungan kekerabatan yang tetap aku pelihara baik." (HR. Muslim) Beliau tidak pernah bosan dan jemu mendakwahi Abu Thalib, paman beliau. Berulang kali beliau menawarkan dakwah beliau kepadanya, hingga beliau menemuinya saat menjelang kematiannya, sebagaimana yang dikisahkan dalam riwayat di bawah ini: Ketika Abu Thalib tengah menghadapi kematian, Rasulullah
datang menemuinya, sementara Abu Jahal
berkata kepadanya: "Wahai pamanku, dan Abdullah bin Abi Umaiyyah ada di dekatnya. Rasulullah ucapkanlah "Laa Ilaaha Illallaahu!" sebuah kalimat yang akan aku jadikan hujjah untuk membelamu di hadapan Allah!" Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah mempengaruhinya dengan ucapan: "Wahai Abu Thalib, apakah engkau tega membenci agama Abdul Muththalib?" mereka berdua terus mempengaruhinya sehingga kalimat terakhir yang diucapkan Abu Thalib adalah: "Aku wafat di atas agama Abdul Muththalib!" Rasulullah atasku!"
pun berkata: "Aku akan terus memohonkan ampun bagimu selama hal itu belum dilarang
Hingga akhirnya turunlah ayat: "Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni Neraka Jahannam." (At-Taubah: 113) Lalu turun juga ayat: "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dike-hendaki-Nya." (Al-Qashash: 56) (Kisah tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim dalam kitab mereka). Rasulullah telah berulang kali mendakwahi Abu Thalib semasa hidupnya. Hingga pada saat-saat terakhir menjelang wafatnya. Kemudian beliau iringi dengan permohonan ampunan baginya sebagai bentuk kebaikan dan kasih sayang beliau terhadapnya, hingga turun ayat yang melarang hal itu. Beliau patuhi dan taati perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala , setelah itu beliau tidak lagi memanjatkan doa bagi orang-orang musyrik meskipun dari kalangan kerabat beliau. Itulah bentuk kasih sayang yang amat agung terhadap umat. Di lain pihak, itu juga merupakan sikap loyalitas yang tinggi terhadap Dienul Islam serta bara' (berlepas diri) dari orang-orang kafir dan musyrik meskipun berasal dari kalangan keluarga dan kaum kerabat. Alangkah indah lantunan syair berikut ini: Beliau adalah seorang nabi yang diutus kepada kami. Setelah kami tenggelam dalam keputus-asaan dan kekosongan para rasul. Sementara berhala-berhala disembah di muka bumi. Beliau datang sebagai pelita yang menerangi. Sebagai pembimbing yang bersinar secerah kilatan pedang India. Beliau memperingatkan kami dari siksa api Neraka. Membawa kabar gembira berupa kenikmatan Surga.
Beliau bimbing kami kepada Islam. Segala puji hanyalah milik Allah Subhanahu wa Ta'ala semata.
Aktifitas Rasulullah
di Dalam Rumah
Rumah seseorang ibarat cermin yang menggambarkan keluhuran akhlak, kesempurnaan budi pekerti, keelokan pergaulan dan ketulusan nuraninya. Tidak ada seorang pun yang melihat apa yang diperbuatnya di balik kamar dan dinding. Saat ia bersama hamba sahaya, bersama pembantu atau bersama istrinya. Ia bebas berbuat tanpa ada rasa sungkan dan berpura-pura. Sebab ia adalah raja yang memerintah dan melarang di dalam rumahnya. Semua anggota keluarga yang berada di bawah tanggungannya adalah lemah. Marilah kita lihat bersama aktifitas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalam rumah, selaku pemimpin dan panutan umat yang memiliki kedudukan yang mulia dan derajat yang tinggi. Bagaimanakah keadaan beliau di dalam rumah? Aisyah radhiyallahu 'anha pernah ditanya: "Apakah yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalam rumah?" Ia radhiyallahu 'anha menjawab: "Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang manusia biasa. Beliau menambal pakaian sendiri, memerah susu dan melayani diri beliau sendiri." (HR. Ahmad dan Tirmidzi) Demikianlah contoh sebuah ketawadhu'an dan sikap rendah hati (tidak takabur) serta tidak memberatkan orang lain. Beliau turut mengerjakan dan membantu pekerjaan rumah tangga. Seorang hamba Allah yang terpilih tidaklah segan mengerjakan hal itu semua. Dari rumah beliau shallallahu 'alaihi wasallam yang penuh berkah itulah memancar cahaya Islam, sedangkan beliau sendiri tidak mendapatkan makanan yang dapat mengganjal perut beliau shallallahu 'alaihi wasallam. An-Nu'man bin Basyir menuturkan kepada kita keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
"
Aku telah menyaksikan sendiri keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sampai-sampai beliau tidak mendapatkan kurma yang jelek sekalipun untuk mengganjal perut." (HR. Muslim) Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan:
"Kami, keluarga Muhammad, tidak pernah menya-lakan tungku masak selama sebulan penuh, makanan kami hanyalah kurma dan air." (HR. Al-Bukhari) Tidak ada satu perkara pun yang melalaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari beribadah dan berbuat ketaatan. Apabila sang muadzin telah mengumandangkan azan; "Marilah tegakkan shalat! Marilah menggapai kemenangan!" beliau segera menyambut seruan tersebut dan meninggalkan segala aktifitas duniawi. Diriwayatkan dari Al-Aswad bin Yazid ia berkata: "Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah radhiyallahu 'anha: 'Apakah yang biasa dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di rumah?' 'Aisyah radhiyallahu 'anha menjawab: "Beliau biasa membantu keluarga, apabila mendengar seruan azan, beliau segera keluar (untuk menunaikan shalat)." (HR. Muslim) Tidak satupun riwayat yang menyebutkan bahwa beliau mengerjakan shalat fardhu di rumah, kecuali ketika sedang sakit. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam pernah terserang demam yang sangat parah. Sehingga sulit baginya untuk keluar rumah, yakni sakit yang mengantar beliau menemui Allah shallallahu 'alaihi wasallam. Disamping beliau lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap umatnya, namun beliau juga sangat marah terhadap orang yang meninggalkan shalat fardhu berjamaah (di masjid). Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sungguh betapa ingin aku memerintahkan muazdin mengumandangkan azan lalu iqamat, kemudian aku memerintahkan seseorang untuk mengimami shalat, lalu aku berangkat bersama beberapa orang yang membawa kayu bakar menuju kaum yang tidak menghadiri shalat jamaah, untuk membakar rumah-rumah mereka." (Muttafaq 'alaih) Sanksi yang sangat berat tersebut menunjukkan betapa penting dan utamanya shalat berjamaah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang mendengar seruan azan, lalu ia tidak menyambutnya (mendatangi shalat berjamaah), maka tidak ada shalat baginya kecuali karena uzur." (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban). Uzur di sini adalah perasaan takut (tidak aman) atau sakit. Apa dalih orang-orang yang mengerjakan shalat fardhu di rumahnya (di samping istrinya)? Mereka tinggalkan masjid! Apakah ada uzur sakit atau perasaan takut bagi mereka?
Akhlak dan Budi Pekerti Perilaku seseorang merupakan barometer akal dan kunci untuk mengenal hati nuraninya. 'Aisyah Ummul Mukminin putri Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhuma seorang hamba terbaik yang mengenal akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan yang dapat menceritakan secara detail keadaan beliau shallallahu 'alaihi wasallam. 'Aisyah radhiyallahu 'anha adalah orang yang paling dekat dengan beliau baik saat tidur maupun terjaga, pada saat sakit maupun sehat, pada saat marah maupun ridha. Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan:
Rasulullah bukanlah seorang yang keji dan tidak suka berkata keji, beliau bukan seorang yang suka berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan sebaliknya, beliau suka memaafkan dan merelakan. (HR. Ahmad) Demikianlah akhlak beliau shallallahu 'alaihi wasallam selaku nabi umat ini yang penuh kasih sayang dan selalu memberi petunjuk, yang penuh anugrah serta selalu memberi nasihat. Semoga shalawat dan salam tercurah atas beliau. Al-Husein cucu beliau menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata: "Aku bertanya kepada ayahku tentang adab dan etika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terhadap orangorang yang bergaul dengan beliau, ayahku menuturkan: "Beliau shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa tersenyum, luhur budi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriakteriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja yang mengharapkanya pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas. Beliau meninggalkan tiga perkara: "riya', berbangga-bangga diri dan hal yang tidak bermanfaat." Dan beliau menghindarkan diri dari manusia karena tiga perkara: "beliau tidak suka mencela atau memaki orang lain, beliau tidak suka mencari-cari aib orang lain, dan beliau hanya berbicara untuk suatu maslahat yang bernilai pahala." Jika beliau berbicara, pembicaraan beliau membuat teman-teman duduknya tertegun, seakan-akan kepala mereka dihinggapi burung (karena khusyuknya). Jika beliau diam, barulah mereka berbicara. Mereka tidak pernah membantah sabda beliau. Bila ada yang berbicara di hadapan beliau, mereka diam memperhatikannya sampai ia selesai bicara. Pembicaraan mereka disisi beliau hanyalah pembicaraan yang bermanfaat saja. Beliau tertawa bila mereka tertawa. Beliau takjub bila mereka takjub, dan beliau bersabar menghadapi orang asing yang kasar ketika berbicara atau ketika bertanya sesuatu kepada beliau, sehingga para sahabat shallallahu 'alaihi wasallam selalu mengharapkan
kedatangan orang asing seperti itu guna memetik faedah. Beliau bersabda: "Bila engkau melihat seseorang yang sedang mencari kebutuhannya, maka bantulah dia." Beliau tidak mau menerima pujian orang kecuali menurut yang selayaknya. Beliau juga tidak mau memutuskan pembicaraan seeorang kecuali orang itu melanggar batas, beliau segera menghentikan pembicaraan tersebut dengan melarangnya atau berdiri meninggalkan majlis." (HR. At-Tirmidzi) Cobalah perhatikan satu persatu akhlak dan budi pekerti nabi umat ini shallallahu 'alaihi wasallam. Pegang teguh akhlak tersebut dan bersungguh-sungguhlah dalam meneladaninya, sebab ia adalah kunci seluruh kebaikan. Di antara petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah mengajarkan perkara agama kepada teman-teman duduknya, di antara yang beliau ajarkan adalah:
"Barangsiapa yang wafat sedangkan ia memohon kepada selain Allah, ia pasti masuk Neraka." (HR. AlBukhari) Di antaranya juga:
"Seorang muslim adalah yang kaum muslimin dapat terhindar dari gangguan lisan dan tangan-nya, seorang muhajir (yang berhijrah) adalah yang meninggalkan segala yang dilarang Allah shallallahu 'alaihi wasallam." (Muttafaq 'alaih). Dan sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam:
"Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid di malam kelam, berupa cahaya yang sempurna pada Hari Kiamat." (HR. At-Tirmidzi dan Abu Daud) Demikian pula sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam :
"Perangilah kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lisan kamu." (HR. Abu Daud) Diriwayatkan juga dari beliau:
%& '(%)
*$
"# !
"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan sebuah perkataaan yang belum jelas bermanfaat baginya sehingga membuat ia terperosok ke dalam api Neraka lebih jauh daripada jarak timur dan barat." (Muttafaq 'alaih)
Putra-putri Rasulullah Pada zaman jahiliyah, kelahiran seorang bayi perempuan adalah lembaran hitam dalam kehidupan sepasang suami istri. Bahkan merupakan lembaran hitam bagi keluarga dan kabilahnya. Kepercayaan masyarakat jahiliyah seperti itu mendorong mereka mengubur anak perempuan hidup-hidup karena takut
cela dan aib. Penguburan anak perempuan tersebut dilakukan dengan cara yang sangat sadis tanpa ada rasa sayang dan belas kasih sama sekali. Anak perempuan tersebut dikubur hidup-hidup. Mereka melakukan perbuatan terkutuk itu dengan berbagai macam cara. Di antaranya, jika lahir seorang bayi perempuan, mereka sengaja membiarkan bayi itu hidup sampai berusia 6 tahun, kemudian si bapak berkata kepada ibu anak yang malang tersebut: "Dandanilah anak ini, sebab aku akan membawanya menemui paman-pamannya." Sementara si bapak telah menyiapkan lubang di tengah padang pasir yang sepi. Lalu dibawalah anak perempuannya itu menuju lubang tersebut. Sesampainya di sana si bapak berkata kepadanya: "Lihatlah lubang itu!" lalu sekonyong-konyong ia dorong anak itu ke dalamnya dan menimbunnya dengan tanah secara sadis dan keji. Di tengah-tengah masyarakat jahiliyah seperti itulah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam muncul dengan membawa agama yang agung ini, agama yang menghormati hak-hak perempuan, baik statusnya sebagai ibu, istri, anak, kakak ataupun bibi. Putri-putri beliau begitu banyak mendapat curahan kasih sayang dari beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Apabila Fathimah radhiyallahu 'anha datang, beliau akan segera bangkit menyambutnya sambil memegang tangannya, lalu menempatkannya di tempat duduk beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Demikian pula bila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang mengunjungi Fathimah radhiyallahu 'anhu, ia segera bangkit menyambut beliau shallallahu 'alaihi wasallam sambil menuntun tangan beliau dan menciumnya serta menempatkan beliau di tempat duduknya. (Sebagaimana tertera dalam HR. Abu Daud, Tirmidzi dan AnNasaai) Meskipun beliau begitu sayang kepada putri-putrinya dan begitu memuliakan mereka, namun beliau rela menerima talaq (perceraian) kedua putri beliau Ruqaiyyah dan Ummu Kaltsum radhiyallahu 'anhuma dari suami mereka, yaitu 'Utbah dan 'Utaibah putra Abu Lahab setelah turun surat Al-Lahab ("Binasalah kedua tangan Abu Lahab"). Beliau tetap sabar serta mengharap pahala dari Allah Ta'ala. Beliau tidak berkenan menghentikan dakwah atau surut ke belakang. Pasalnya kaum Quraisy mengancam, bila beliau tidak menghentikan dakwah, maka kedua putri beliau akan dicerai. Namun beliau tetap teguh dan sabar serta tidak goyah dalam mendakwahkan agama Islam. Di antara bentuk sambutan hangat beliau terhadap putri beliau adalah sebagaimana yang dituturkan 'Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata: "Pada suatu hari kami, para istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, berada di sisi beliau. Lalu datanglah Fathimah radhiyallahu 'anha kepada beliau dengan berjalan kaki. Gaya berjalannya sangat mirip dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatnya, beliau memberikan ucapan selamat untuknya, beliau berkata:
"Selamat datang wahai putriku." Kemudian beliau tempatkan ia di sebelah kanan atau kiri beliau." (HR. Muslim) Di antara bentuk kasih sayang dan cinta beliau kepada putri-putri beliau ialah dengan mengunjungi mereka dan menanyakan kabar dan problem yang mereka hadapi. Fathimah radhiyallahu 'anha pernah datang menemui beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengadukan tangannya yang lecet karena mengadon tepung, ia meminta seorang pelayan kepada beliau. Namun Fatihmah radhiyallahu 'anha tidak bertemu dengan beliau. Fathimah radhiyallahu 'anha melaporkan kedatangannya kepada 'Aisyah radhiyallah 'anha. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali, 'Aisyah radhiyallahu 'anha mengabarkan perihal kedatangan Fathimah radhiyallahu 'anha. 'Ali radhiyallahu 'anhu menuturkannya kepada kita: Beliau shallallahu 'alaihi wasallam lalu datang menemui kami berdua saat kami sudah berbaring di atas dipan. Ketika beliau datang, kamipun segera bangkit. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Tetaplah di tempat kamu!" beliaupun mendekat lalu duduk di antara kami berdua hingga aku dapat merasa-kan sejuk kedua telapak kaki beliau di dadaku. Beliau bersabda:
"Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik bagi kamu berdua daripada seorang pelayan?"
Apabila kamu hendak tidur, bacalah takbir (Allahu Akbar) tiga puluh empat kali, tasbih (Subhaa-nallaah) tiga puluh tiga kali, dan tahmid (Alham-dulillahi) tiga puluh tiga kali. Sesungguhnya bacaan tersebut lebih baik bagimu daripada seorang pelayan." (HR. Al-Bukhari) Sungguh, pada diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdapat teladan yang baik bagi kita, teladan dalam kesabaran dan ketabahan. Seluruh putra-putri beliau wafat sewaktu beliau masih hidup -kecuali Fathimah radhiyallah 'anha, namun meskipun demikian beliau tidak menampar-nampar wa-jah, merobekrobek pakaian dan tidak mengadakan kenduri kematian (sebagaimana yang dilakukan mayoritas manusia sebagai ungkapan kesedihan dan belasungkawa). Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tetap sabar dan tabah dengan mengharap pahala dari Allah Ta'ala serta ridha atas takdir dan ketentuan Allah Ta'ala.
Keharmonisan Rumah Tangga Rasulullah
Di bawah naungan rumah tangga yang bersahaja di situlah tinggal sang istri, pahlawan di balik layar pembawa ketenangan dan kesejukan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Dunia itu penuh dengan kenikmatan. Dan sebaik-baik kenikmatan dunia adalah istri yang shalihah." (Lihat Shahih Jami' Shaghir karya Al-Albani) Di antara keelokan budi pekerti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan keharmonisan rumah tangga beliau ialah memanggil 'Aisyah radhiyallahu 'anha dengan nama kesayangan dan mengabarkan kepadanya berita yang membuat jiwa serasa melayang-layang. Aisyah radhiyallah 'anha menuturkan: "Pada suatu hari Rasu-lullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya:
"Wahai 'Aisy (panggilan kesayangan 'Aisyah radhiyallahu 'anha ), Malaikat Jibril shallallahu 'alaihi wasallam tadi menyampaikan salam buatmu." (Muttafaq 'alaih) Bahkan beliau shallallahu 'alaihi wasallam selaku Nabi umat ini yang paling sempurna akhlaknya dan paling tinggi derajatnya telah memberikan sebuah contoh yang berharga dalam hal berlaku baik kepada sang istri dan dalam hal kerendahan hati, serta dalam hal mengetahui keinginan dan kecemburuan wanita. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menempatkan mereka pada kedudukan yang diidam-idamkan oleh seluruh kaum hawa. Yaitu menjadi seorang istri yang memiliki kedudukan terhormat di samping suaminya. Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan:
Suatu ketika aku minum, dan aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya." (HR. Muslim) Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidaklah seperti yang diduga oleh kaum munafikin atau seperti yang dituduhkan kaum orientalis dengan tuduhan-tuduhan palsu dan pengakuan-pengakuan bathil. Bahkan beliau shallallahu 'alaihi wasallam lebih memilih etika berumah tangga yang paling elok dan sederhana. Diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa ia berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium salah seorang istri beliau kemudian berangkat menunaikan shalat tanpa memperbaharui wudhu'." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi) Dalam berbagai kesempatan, beliau selalu menjelaskan dengan gamblang tingginya kedudukan kaum wanita di sisi beliau. Mereka kaum hawa memiliki kedudukan yang agung dan derajat yang tinggi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menjawab pertanyaan 'Amr bin Al-'Ash radhiyallah 'anhu seputar masalah ini, beliau jelaskan kepadanya bahwa mencintai istri bukanlah suatu hal yang tabu bagi seorang lelaki yang normal. Amr bin Al-'Ash radhiyallahu 'anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : "Siapakah orang yang paling engkau cintai?" beliau menjawab: "'Aisyah!" (Muttafaq 'alaih) Barangsiapa yang mengidamkan kebahagiaan rumah tangga, hendaklah ia memperhatikan kisah- kisah
.
'Aisyah radhiyallah 'anha bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bagaimana kiat-kiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membahagiakan 'Aisyah radhiyallahu 'anha. Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata:
"Aku biasa mandi berdua bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari satu bejana." (HR. AlBukhari) Rasulullah tidak melewatkan kesempatan sedikit pun kecuali beliau manfaatkan untuk membahagiakan dan menyenangkan istri melalui hal-hal yang dibolehkan. Aisyah radhiyallah 'anha mengisahkan: Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Mereka pun berangkat mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku: "Kemarilah! sekarang kita berlomba lari." Aku pun meladeninya dan akhirnya aku dapat mengungguli beliau. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam hanya diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Kemudian beliau menantangku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata: "Inilah penebus kekalahan yang lalu!" (HR. Ahmad) Sungguh! merupakan sebuah bentuk permainan yang sangat lembut dan sebuah perhatian yang sangat besar. Beliau perintahkan rombongan untuk berangkat terlebih dahulu agar beliau dapat menghibur hati sang istri dengan mengajaknya berlomba lari. Kemudian beliau memadukan permainan yang lalu dengan yang baru, beliau berkata: "Inilah penebus kekalahan yang lalu!" Bagi mereka yang sering bepergian melanglang buana serta memperhatikan keadaan orang-orang yang terpandang pada tiap-tiap kaum, pasti akan takjub terhadap perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau adalah seorang Nabi yang mulia, pemimpin yang selalu berjaya, keturunan terhormat suku Quraisy dan Bani Hasyim. Pada saat-saat kejayaan, beliau kembali dari sebuah peperangan dengan membawa kemenangan bersama rombongan pasukan besar. Meskipun demikian, beliau tetap seorang yang penuh kasih sayang dan rendah hati terhadap istri-istri beliau para Ummahaatul Mukiminin radhiyallah 'anhun. Kedudukan beliau sebagai pemimpin pasukan, perjalanan panjang yang ditempuh, serta kemenangan demi kemenangan yang diraih di medan pertempuran, tidak membuat beliau lupa bahwa beliau didampingi para istri-istri kaum hawa yang lemah yang sangat membutuhkan sentuhan lembut dan bisikan manja. Agar dapat menghapus beban berat perjalanan yang sangat meletihkan. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari peperangan Khaibar, beliau menikahi Shafiyyah binti Huyaiy radhiyallahu 'anha. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengulurkan tirai di dekat unta yang akan ditunggangi untuk melindungi Shafiyyah radhiyallah
'anha dari pandangan orang. Kemudian beliau duduk bertumpu pada lutut di sisi unta tersebut, beliau persilakan Shafiyyah radhiyallah 'anha untuk naik ke atas unta dengan bertumpu pada lutut beliau. Pemandangan seperti ini memberikan kesan begitu mendalam yang menunjukkan ketawadhu'an beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selaku pemimpin yang berjaya dan seorang Nabi yang diutusmemberikan teladan kepada umatnya bahwa bersikap tawadhu' kepada istri, mempersilakan lutut beliau sebagai tumpuan, membantu pekerjaan rumah, membahagiakan istri, sama sekali tidak mengurangi derajat dan kedudukan beliau.
Rasulullah
dan Syariat Poligami
Sebagaimana yang sudah dimaklumi bahwa Rasulullah r menikahi sembilan wanita yang kemudian dikenal dengan sebutan Ummahatul Mukminin g. Alangkah mulia dan tinggi kedudukan tersebut! Rasulullah r menikahi seorang wanita yang berusia senja, berstatus janda, wanita yang lemah, hanya 'Aisyah Radhiallaahu anha saja yang bertatus gadis di antara seluruh istri-istri beliau. Beliau adalah contoh terbaik dalam hal berlaku adil kepada para istri, dalam hal pembagian giliran ataupun urusan lainnya. 'Aisyah Radhiallaahu anha mengungkapkan:
Setiap kali Rasulullah
hendak melakukan lawatan, beliau selalu mengundi para istri. Bagi yang terpilih
akan menyertai beliau dalam lawatan tersebut. Beliau sehari semalam." (HR. Muslim)
membagi giliran bagi setiap istri masing-masing
Riwayat Anas Radhiallaahu anhu berikut ini memaparkan kepada kita salah satu bentuk keadilan beliau kepada para istri. Anas Radhiallaahu anhu menceritakan:
Rasulullah mempunyai sembilan orang istri. Apabila beliau telah membagi giliran bagi para istri, beliau hanya bermalam di rumah istri yang tiba masa gilirannya. Biasanya para Ummahaatul Mukminin berkumpul setiap malam di rumah tempat beliau bermalam. Pada suatu malam, mereka berkumpul di rumah 'Aiysah Radhiallaahu anha yang sedang tiba masa gilirannya. Rasulullah mengulurkan tangannya kepada Zaenab Radhiallaahu anha yang hadir ketika itu. 'Aisyah Radhiallaahu anhu berkata: "Itu Zaenab!" Beliau segera menarik tangannya kembali." (Muttafaq 'alaih) Demikianlah suasana rumah Rasulullah
yang agung. Suasana harmonis seperti itu hanya dapat terwujud
dengan bimbingan taufik dan hidayah dari Allah Subhannahu wa Ta'ala. Beliau senantiasa bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala yang teraplikasi dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Beliau senantiasa menganjurkan istri-istri beliau untuk giat beribadah serta membantu mereka dalam melaksanakan ibadah, sesuai dengan perintah Allah Subhannahu wa Ta'ala "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerja-kannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa." (Thaha: 132) Aisyah Radhiallaahu anha menceritakan:
Rasulullah biasa mengerjakan shalat malam sementara aku tidur melintang di hadapan beliau. Beliau akan membangunkanku bila hendak mengerjakan shalat witir." (Muttafaq 'alaih). Rasulullah e menghimbau umatnya untuk menger-jakan shalat malam dan menganjurkan agar suami istri hendaknya saling membantu dalam mengerjakannya. Sampai-sampai sang istri boleh menggunakan cara terbaik untuk itu, yaitu dengan memercikkan air ke wajah suaminya! demikian pula sebaliknya. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah
bahwa beliau bersabda:
"Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang suami yang bangun pada malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan istrinya untuk shalat bersama. Bila si istri enggan, ia memercikkan air ke wajah istrinya (supaya bangun). "Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang istri yang bangun pada malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan suaminya untuk shalat bersama. Bila si suami enggan, ia memercikkan air ke wajah suaminya (supaya bangun)." (HR. Ahmad) Perhatian seorang muslim terhadap penampilan luar sebagai pelengkap bagi kemurnian dan kesucian batinnya termasuk kesempurnaan pribadi dan ketaatan dalam beragama. Beliau adalah seorang yang suci lahir maupun batin, beliau menyenangi wangi-wangian dan siwak dan beliau menganjurkan umatnya untuk itu. Rasulullah
bersabda:
"Seandainya tidak menyusahkan umatku, niscaya akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat." (HR. Muslim) Dari Hudzaifah Radhiallaahu anhu ia berkata:
Rasulullah
biasa menggosok giginya dengan siwak setiap kali bangun dari tidur." (HR. Muslim)
Syuraih bin Hani' berkata: "Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah Radhiallaahu anha : 'Apa yang pertama sekali dilakukan Rasulullah "Beliau
setiap kali memasuki rumahnya?" 'Aisyah Radhiallaahu anh menjawab:
memulainya dengan bersiwak." (HR. Muslim).
Betapa besar perhatian beliau terhadap keber-sihan! beliau mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bertemu dengan keluarga. Beliau selalu membaca doa setiap kali memasuki rumah, sebagai berikut:
"Dengan menyebut nama Allah kami masuk (ke rumah), dan dengan menyebut nama Allah kami keluar (darinya), dan kepada Rabb kami, kami bertawakkal. Kemudian beliau mengucapkan salam kepada keluarganya." (HR. Abu Daud) Wahai saudaraku, bahagiakanlah keluargamu dengan penampilan yang bersih dan ucapan salam ketika menemui mereka. Janganlah engkau ganti dengan cacian, makian dan bentakan.
Canda Rasulullah Rasulullah adalah seorang pemimpin yang sangat memperhatikan urusan umat dan seluruh pasukannya. Beliau juga sangat perhatian terhadap bawahan serta anggota keluarga. Disamping itu beliau juga tetap menjaga amal ibadah serta wahyu yang diturunkan. Dan banyak lagi urusan lain yang beliau perhatikan. Sungguh merupakan amal yang sangat agung dalam rangka memenuhi tuntutan kehidupan dan membangkitkan motivasi, yang tidak akan mampu dilaksanakan oleh sembarang orang. Namun Rasulullah r meletakkan setiap hak pada tempatnya. Beliau tidak akan mengurangi hak orang lain atau meletakkan hak tersebut tidak pada tempatnya. Meskipun sangat banyak beban dan pekerjaan, namun beliau tetap memberikan tempat bagi anak-anak kecil dihatinya. Beliau sering mengajak mereka bercanda dan bersenda gurau, mengambil hati mereka dan membuat mereka senang. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu menceritakan: "Para sahabat ber-tanya kepada Rasulullah Rasulullah, apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?" Rasulullah
: "Wahai
menjawab:
"Tentu, hanya saja aku selalu berkata benar." (HR. Ahmad). Anas Radhiallaahu anhu menceritakan kepada kita salah satu bentuk canda Rasulullah e, ia berkata: "Rasulullah r pernah memanggilnya dengan sebutan: "Wahai pemilik dua telinga!" (maksudnya bergurau dengannya) (HR. Abu Dawud) Anas Radhiallaahu anhu mengisahkan: "Ummu Sulaim Radhiallaahu anha mempunyai seorang putra yang bernama Abu 'Umair. Rasulullah e sering bercanda dengannya setiap kali beliau datang. Pada suatu hari Rasulullah r datang mengunjunginya untuk bercanda, namun tampaknya anak itu sedang sedih. Mereka berkata: Wahai Rasulullah , burung yang biasa diajaknya bermain sudah mati." Rasulullah dengannya, beliau berkata:
lantas bercanda
"Wahai Abu 'Umair, apakah gerangan yang sedang dikerjakan oleh burung kecil itu?" (HR. Abu Daud) Demikian pula dengan para sahabat Radhiallaahu anhum, salah satu di antaranya adalah yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata: "Ada seorang pria dusun bernama Zahir bin Haram. Rasulullah
sangat menyukainya. Hanya saja tampangnya jelek. Pada suatu hari, Rasulullah
menemuinya sewaktu ia menjual barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluknya dari belakang sehingga ia tidak dapat melihat beliau. Ia pun berkata: "Lepaskan aku! Siapakah ini?" Setelah menoleh ia pun mengetahui ternyata yang memeluknya adalah Rasulullah e. Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk merapatkan punggungnya ke dada Rasulullah
. Rasulullah
lantas berkata: "Siapakah yang sudi
membeli hamba sahaya ini?" Iapun berkata: "Demi Allah wahai Rasulullah akan laku dijual!" Rasulullah Ahmad)
, kalau demikian aku tidak
membalas: "Justru engkau di sisi Allah I sangat mahal harganya!" (HR.
Sungguh merupakan akhlak yang terpuji dari baginda Nabi yang mulia dan luhur budi pekertinya r. Meskipun beliau bersikap luwes terhadap keluarga dan kaumnya, namun tetap ada batasannya. Beliau tidaklah melampaui batas bila tertawa, beliau hanya tersenyum. Sebagaimana yang dituturkan 'Aisyah Radhiallaahu anha :
tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan anak lidah beliau. "Belum pernah aku melihat Rasulullah Namun beliau hanya tersenyum." (Muttafaq 'alaih) Meskipun beliau selalu bermuka manis dan elok dalam perrgaulan, namun bila peraturan-peraturan Allah dilanggar, wajah beliau akan memerah karena marah. 'Aisyah Radhiallaahu anhu menuturkan kepada kita: "Pada suatu ketika, Rasulullah
baru kembali dari sebuah lawatan. Sebelumnya aku telah menirai pintu
rumahku dengan korden tipis yang bergambar. Ketika melihat gambar itu Rasulullah merobeknya hingga berubah rona wajah beliau seraya berkata:
langsung
"Wahai 'Aisyah, sesungguhnya orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada Hari Kiamat adalah orang-orang yang meniru-niru ciptaan Allah." (Muttafaq 'alaih)
Tidur Rasulullah Ubay bin Ka'Ab Radhiallaahu anhu menuturkan kepada kita bahwa Rasulullah
pernah bersabda:
"Jika salah seorang di antara kamu mendatangi pembaringannya, hendaklah mengibaskan kasurnya dengan ujung kain (untuk membersihkannya) serta sebutlah asma Allah Subhanahu wa Ta'ala Sebab ia tidak tahu kotoran apa yang melekat pada kasurnya itu sepening-galnya. Jika hendak berbaring, hendaklah berbaring dengan bertelekan pada rusuk kanan. Dan hendaklah mengucapkan: "Maha suci Engkau Ya Allah Ya Rabbi, dengan menyebut nama-Mu aku meletakkan tubuhku, dan dengan nama-Mu jua aku mengangkatnya kembali. Jika Engkau mengambil ruhku (jiwaku), maka berilah rahmat padanya. Tetapi, bila Engaku melepas-kannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hambahamba-Mu yang shalih." (HR. Muslim) Di antara bimbingan yang beliau ajarkan kepada setiap muslim dan muslimah adalah:
"Jika kamu mendatangi pembaringanmu, hendaklah berwudhu' sebagaimana engkau berwudhu ketika hendak shalat. Kemudian berbaringlah dengan bertelekan pada rusuk kananmu." Diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiallaahu anha ia berkata:
Setiap kali Rasulullah
hendak tidur di pembaring-annya pada tiap malam, beliau merapatkan kedua
telapak tangannya. Lalu meniupnya dan membaca surat Al-Ikhlas (Qul Huwallaahu Ahad), surat Al-Falaq (Qul A'uudzu birabbil Falaq) dan surat An-Naas (Qul A'uudzu birabbin Naas). Kemudian beliau mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengan kedua telapak tangannya itu. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali." (HR. Bukhari) Anas bin Malik Radhiallaahu anhu meriwayatkan: "Setiap kali Rasulullah beliau selalu berdoa:
hendak tidur di pembaringannya
"Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan, memberi kami minum dan memberi kami kecukupan dan tempat berteduh. Betapa banyak orang yang tidak mempunyai Tuhan yang mem-berikan kecukupan dan tempat berteduh." (HR. Muslim) Dari Abu Qatadah Radhiallaahu anhu ia berkata:
"Sesungguhnya bila Rasulullah beristirahat dalam perjalanannya di malam hari, beliau berbaring dengan bertelekan pada rusuk kanan. Dan apabila beliau beristirahat pada waktu menjelang subuh, beliau tegakkan lengan dan beliau letakkan kepala di atas telapak tangan." (HR. Muslim) Meskipun anugrah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala curahkan kepada kita begitu banyak, namun cobalah lihat wahai saudaraku, kasur yang dipakai penghulu para Nabi, penutup para rasul, makhluk yang paling utama, sebaik-baik bani adam di atas muka bumi. Diriwayatkan oleh 'Aisyah Radhiallaahu anhu ia berkata:
"Sesungguhnya kasur yang dipakai oleh Rasulullah r hanyalah terbuat dari kulit binatang (yang telah disamak) yang diisi dengan sabut kurma." (HR. Muslim) Pada suatu ketika, beberapa orang sahabat Radhiallaahu anhum datang menemui beliau, berikut juga Umar Radhiallaahu anhu Rasulullah lantas bangkit merubah posisinya, Umar Radhiallaahu anhu melihat tidak ada kain yang melindungi tubuh Rasulullah e dari tikar yang dipakainya berbaring. Ternyata tikar tersebut . Melihat pemandangan itu Umar Radhiallaahu anhu pun menangis. membekas pada tubuh beliau Rasulullah e bertanya kepadanya: "Apakah gerangan yang membuatmu menangis wahai Umar?" ia menjawab: "Demi Allah, karena saya tahu bahwa engkau tentu lebih mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala daripada raja Kisra maupun Kaisar. Mereka dapat berpesta pora di dunia sesuka hatinya. Sedangkan Engkau adalah seorang Utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala namun keadaan engkau sungguh sangat memprihatinkan sebagaimana yang aku saksikan sekarang," Rasulullah bersabda: "Tidakkah engkau ridha wahai Umar, kemegahan dunia ini diberikan bagi mereka, sedangkan pahala akhirat bagi kita!" Umar Radhiallaahu anhu menjawab: "Tentu saja!" "Demikianlah adanya!" jawab Nabi." (HR. Ahmad)
Malam telah datang menjelang di langit kota Madinah, suasana gelap menyelimuti jagad raya. Namun Rasulullah menerangi sudut-sudut kota dan menghi-dupkan malamnya. Beliau bermunajat kepada Allah Ta'ala Rabb alam semesta. Beliau memohon kepada Dzat yang mengurus segala perkara guna melaksanakan perintah Sang Pencipta:
"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan." (Al-Muzzammil: 1-4) Abu Hurairah Radhiallahu anhu menceritakan: Rasulullah biasa mengerjakan shalat malam hingga membengkak kedua telapak kakinya. Ada yang bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, mengapa Anda melakukan sedemikian itu, bukankah Allah telah mengampuni segala dosa Anda yang lalu maupun yang akan datang?" beliau menjawab: "Bukankah selayaknya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?" (HR. Ibnu Majah). Al-Aswad bin Yazid berkata: "Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah Radhiallaahu anha tentang shalat malam Rasulullah . 'Aisyah menjawab: "Biasanya beliau tidur di awal malam, kemudian tengah malamnya beliau bangun mengerjakan shalat malam. Bila merasa ada keperluan beliau segera menemui istri. Beliau segera bangkit begitu mendengar seruan azan. Beliau segera mandi bila dalam keadaan junub. Jika tidak, maka beliau segera berwudhu' lalu berangkat (ke masjid untuk) shalat." (HR. Al-Bukhari) Shalat malam beliau sangat mengagumkan, ada baiknya kita ketahui panjang ayat yang dibacanya. Semoga dapat kita jadikan contoh dan teladan. Abu Abdillah Hudzaifah ibnul Yaman Radhiallaahu anhu mengisahkan: Pada suatu malam, aku pernah shalat tahajjud bersama Rasulullah e. Beliau mengawali shalat dengan membaca surat Al-Baqarah, saya berkata di dalam hati, "Mungkin setelah membaca kira-kira seratus ayat, ternyata beliau terus tidak berhenti, saya berkata lagi di dalam hati, "Mungkin, beliau selesaikan pembacaan surat Al-Baqarah. Dalamsatu raka'at ternyata beliau terus memulai surat Ali Imron kemudian terus membacanya saya berbicara di dalam hati: (mungkin) beliau mau ruku setelah selesai Ali-Imron, ternyata beliau terus membaca surat An Nisa sampai habis. Beliau membaca surat-surat tersebut dengan bacaan tartil. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan kemahasucian Allah U beliau selalu bertasbih (mengucapkan subhanallah). Setiap kali membaca ayat yang berisikan permohonan, beliau pasti berdoa. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan permintaan berlindung diri kepada Allah Y, beliau segera mengucapkan ta'awwudz. Ketika ruku' beliau membaca:
"Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung." Lama ruku' beliau hampir sama dengan lama ber-diri. Kemudian beliau mengucapkan:
"Allah Maha mendengar terhadap hamba yang memuji-Nya. Ya Rabb kami, segala puji bagi-Mu." Kemudian beliau tegak berdiri (i'tidal), hampir sama lamanya dengan ruku'. Kemudian beliau sujud dan membaca:
"Maha Suci Rabbku Yang Maha Luhur." Lama sujud beliau hampir sama dengan lama i'tidal." (HR. Muslim)
'
= !
7
" '
-
!
*
* $/
% (
#
*
*
/&
&
&
#
& & $/
7%
# ! .
.
$
7
%
*4
*4 #
H4
*4
# 4$/
% #
(
/
*
,
*
. &
$
";
&
%
7 (
*
0
1 $/
1
(
+
&
%
I
*4 #
"
*
6 8 5
! 7
4. &
+
!
H # ( ( ( + " "2
#
I *
* $/ #
% % 3
!
*
)* *
)
!
)
3
$
+ ) % -
%
)
! .
" /
.
-
*,6%
$/
(
)
. .
, $+
% -
) ( *
* (
*
$
4
%
5 $/
+ *
J
3
(
6#
7%
$/
*4
%
*
$/
%
9 !
#
3
'
*
*
1 6
&
- ! ! )
%
. *
#
" "
$/
#
& % *
* )
* & & )
& &
&
*
&' 1 "
% $/
! %
! " 0 " ,
)
* /
! & $
" *6GG%
-
.
# ( ( !
* *
! $/
%
& ( ( B #
*
*
) *
* ) (
% -
.
$/
#
%
& %
& !
& &
& ! !
&
!
#
*
/
! $/
(
%
"
*
& # $/
% #
" 7
) !
( #
#
/
*
,
&
& &
" ,
$
";
%
0
( *
%
-
&.
-
.
1 1 $/
%
0 B H4 &
*
! & % -
& !
* -
'
!
.) &
.) %
&
' $/
(
% B0
-
*6 &
)
*
* )
# 7
!
$/
(
%
(
/
!
(
* * &
!
& %
$/
1 ! " +
*
* "
&
$/
(
%
(
(
% $
";
*
0
%
(
(
$/ 0
* * %
(
!
! K
(
*
$
, $/
(
%
&
# / 7 (
(
0 #
*
*
-
.
6
) *
, ) '
'&
0
*
& 8
)
*
*
' &
$/
(
&
/
)
)
/
% '
(
!
/
/7
*
*
, ,
)
$
$ (
!
";
% *
! ! !
3
,
!
, -
*
.
* $/
.
* (
%
'
!
# #
*
*
&
6 $/
(
%
) /
* *
$/
7%
!
-
*
.
$/
7%
"
( 4$/
%
L
! !
1 ( *4 H4$/
!
! !
%
'
'
L / '
' (
#
!
# 6
!
* * !
$/
(
/
%
'
! 3
-"
I
*4 -" *4 . *4
'
! - " H4 B 4 1/
* $/ %
1
7
1
' 3
*
*
+
*
6
" $/
(
%
'
1 " *
6
&
*4 +
*
/ !
!
! 6
$/
(
%
0 0
M !
7
! !
! "
' !
!
! ) /
%
! )
*
$
";
%
(
#
!
* *
& !
! .
!!
$/
(
%
! & !
!
! H
H( H
!
/ !
! $
*4 *
*
& 6
&
$&
<E%
** :
*
86,6
1
9
9 A 8A%
! )
)9
! . $&
9 9 $
' ( 3 0
F $
";
% *4 '
4$/
%
*4 *
& 1
&
) 1 -
-
.
.
"
1
& $/
7%
0
"
'
'
' !
7
! # !
'
*
7
* !
&
&
* "
& $/
% &
*
*
& , & ) ' $
% ";
%
'
/
(
*
,
+ : $/ %
!
(
" '! ! B $
/
!
! " ! $/
*
& *
(
%
&.
8 )
%
' M
'
$
%
* :
+
*
4
,
& %
& -
3 .
!
& % !
1
0
)
, )
%
!
+& !
'
&
) "
0 (
& $
";
%
/ L M
M
B ! ! #
*
!
&
( * *
" "
&
)
'
&
$
";
%
0
7 F #
*4
B 4
3
F *4 / B 4#
#7
/; !
B 4 3
(
*
:
-
.
& !
%
:
9
:
)
+
:
&
) * '
+ 9
&
9
:
) + : +
:
) *
+9
! ) &
&
! &
: '
: ) &
&
&
+ :
*
6
% % % % 0 * /
: !
&+ 9 * 6
)
)
%
6
9
%
6
*
$/ %
) # M
!
*
*
% )
,
%
* 4
& +
!
&
$/
)
'
%
& 3 N H
H
H H
H * *
! &
$/
' !
7%
!
(
*
,
* /
#
$/
%
*
,
* &
$
";
%
/
%
( / 1
*
* % & $/
7%
'
-
3;
/
*
4 0
(
*
,
$/
% '
*
* 6 -
(
. 0
) 6
' &
% $/
% ! 1 &
** /
$/
& (
/ % * ( ) )
&
* +
'
),
$/
%
# $/
(
D
%
! ( ! L
! ( (
#
/
*
*
! $
.
";
! !
% !
!
1
1
* 4 N ( ! ! (
-
-
( *4
B 4(
7
#
*
& !
&
&
( (
0 *
'
"
' 1
4
'
1
*
4
' #
7
#
" '
*
4 3
' ' 3
4$% &
"
'
;
L
1 1@56E%
&
7 ! B ( ! /
!
( ! $
%
$ !
$
% %
( #
1
*4 0 *
%
+
/
! ) 1 !
&
'$
" ' * ! 0
& ! & ! ";
) *
+ 0
:
' 0 %
"
( #
B ( *
6 &
*
'
+ , )%
&
)
) ,
' ";
$
! %
! !
! *
<
/
(
&
*
)
*
7 !
!
! $/
#
%
$
%(
*
! "
$*
.
#7 $
% ( 7
"
0 ( (
*
*
#
$/
% * ,
1 !
*
# &
)
7 %
(
$/
#
/
%
% *4
*
/ $/ 1 *
3
(
&
% * ,
# &
! )
7 %
(
3
$/
%
7%
3 ! *
%
$/
$/
(
7%
#
0 (
%
*
1 1
.
-
.
% (
#7
#
*
&
& $/
%
(
(
*
& $/
%
L *
$ $/
%
0 * ) ' " 7%
;
)
!
' $/
*4 0 !
$
7"
%( ! *
#/ &
$/
#
D
%
*
*
6
" "
& $/
+ 7%
/ /
#
H *4 ! *4 B *4 4
*4 *4
4 4' *
,
+' :
" &
&
!
$
";
%
'
'
( ! *
*
! &
& $/
%
#
1 " +
# (
*4 4
( '
!
(
/ +
' '
"
! ; (
!
"
"
* ,
) -
# !
4
. % " .+ $
-
"
&
)
%
* -
$ 7F
) %
*56%
.) ,
*5%
0 * ,
) &
#
+
)
. 7
#7
/
" -
#
$
*
.
*<8% 1
3 0
!
1 !!
*
* 6
&
)
;
!! "
; !
! ! &
/
! 1
( $/
(
*4 '
%
!
! " !
*
!!
%
$/
%
! *4 * $/ 6,E6%
%
(
1 1 1@
' !
/
1
7 /
!
!
1 *
! ! =>
=> ! $/
7
%
.
1
*
* $/ %
#
#
# / :
# % #
! #
# 3 L
$ "
*
$/
7%
3 ( !
!
#
*
& 7
!
7
1 & &
$/
%
#
%
%
*
*
( !
& !
7
%
&
&
& $/ #
#
&
%
*
!
# % % -
-
. .
%
$/
7% #
*
&
! $
% ";
%
0
( 3
(
#0
'
0
# *
(
!
! . .
&
!
!
! ! "
* "
" "
$
$
!
7 *AO% *
$
1
(
"
! )
.
!
* !
& $/
) #
+
:
& %
1
*
$/
7%
#
*
& "
!
:
$/
7%
0 '
'
! #
#
1
1
* $ *
! !
"
$
.
C@ 865% /
*
)
* & )
# "
$
#9
?1 1@ 8,8
1
5AA% ! *
! * -
.
$/
(
( +
) &
)
%
Ya Allah, berilah kami karunia untuk mecintai Nabi-Mu dan menapaki jalannya yang lurus, bukan sebagai orang yang sesat lagi menyesatkan. Ya Allah, curahkan shalawat untuk Muhammad selama siang masih berganti malam, Ya Allah, curahkanlah shalawat untuk Muhammad selama ahli dzikir dan para shalihin melantunkan dzikirnya, Ya Allah, kumpulkanlah kami dengan Nabi kami Muhammad di Surga Firdaus yang tinggi dan sejukkanlah pandangan dan mata hati kami dengan melihatnya dan berilah kami kesempatan untuk minum dari telaganya, hingga kami tidak akan haus dan dahaga selamanya. Shalawat dan salam semoga tercurah atas Nabi kita Muhammad , atas segenap keluarga dan sahabat beliau.