Biodata Penulis Nama
: Maulida Lintang Panggayuh
Status/pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Desa. Pingit RT 02 RW 01, Kec. Rakit, Kab. Banjarnegara
Sub tema
: merajut dan mengejar mimpi, memaknai hidup
Medsos
: facebook Instagram
: Maulida Lintang Panggayuh : lintangpanggayuh27
Email
:
[email protected]
No. Hp
: 085876803713
“Saya Bersama Gagal Dan Berhasil”
Berbicara mengenai merajut dan mengejar mimpi merupakan hal paling menyenangkan selama 18 tahun saya hidup. Karena pada prosesnya mimpi saya banyak, berubah-ubah, bahkan berjangka. Dan tak jarang dari mimpi-mimpi itu hanyalah bunga tidur yang tak akan pernah saya puas ketika telah terbangun. Banyak juga mimpi saya yang berujung menjadi cerita rumpang karena belum mempunyai ending akibat tak sampai pada titik harapan yang menjadi destinasi dari mimpi-mimpi saya. Ada juga mimpi yang terwujud meski memang hanya sebatas hal-hal kecil. Ya,, setidaknya saya punya kisah kegagalan dan keberhasilan yang bisa saya ceritakan dengan alasan saya tidak mau orang-orang seperti saya mengalami hal yang sama. Mungkin kisah saya bukan kisah hebat yang sering dialami oleh para motivator sebagai bahan motivasi untuk para pengejar mimpi, karena mimpi yang saya beri nama sebagai mimpi jangka pendek ini merupakan salah satu mimpi sederhana yang saya catat sebagai tujuan kemana selanjutnya saya akan melangkah. Itulah kira-kira gambaran mimpi bagi saya siswi SMK yang sama dengan remaja kebanyakan di zaman ini.
Berawal dari penghukuman ketika masa orientasi dua tahun lalu oleh senior anggota OSIS yang sedikit saya benci, disitulah muncul mimpi baru saya untuk menjadikan diri saya sebagi bagian dari mereka dengan alasan balas dendam terhadap apa yang saya alami kala itu. Tetapi pada kenyataanya, saya mengalami kegagalan yang memalukan akibat tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan di test wawancara karena gugup. Sampai saat saya keluar ruangan tanpa sadar saya menangis melegahkan dada saya yang sesak. Dan kegagalan ini diakibatkan karena sifat lama saya sebagai seorang yang pendiam, pemalu, kurang percaya diri, dan pesimistik terhadap hal yang akan terjadi sehingga menyesal bukan main diri saya yang telah mengambil formulir OSIS satu minggu sebelumnya. Teramat lebih menyedihkan karena seseorang yang sempat saya remehkan justru berhasil masuk dalam keanggotaan OSIS dengan keadaan yang seperti sedang membenci saya karena keburukan niat yang saya punya. Peristiwa itu pun mampu membuat saya berfikir dan mengingat kembali tentang Hadist yang berisi bahwa setiap perbuatan itu tergantung pada niatnya. Jika apa yang saya alami membawa saya pada keburukan itu karena niat yang saya punya adalah buruk, begitu pula sebaliknya. Astaghfirullah, begitu saya merasa hina atas apa yang saya lakukan sehingga saya merasakan akibat buruk pada hati dan fikiran saya. Peristiwa menyedihkan yang saya alami mungkin akan dilihat sederhana dan biasa bagi mereka yang memiliki cerita hebat semasa hidupnya, tetapi inilah yang saya alami, mimpi sederhana si pemalu yang gagal di tengah kisah. Lalu apakah saya menerima begitu saja atas kegagalan pahit itu? iya, saya menerimanya dengan lapang. Meskipun begitu, tidak juga saya diam dan tak mau bermimpi lagi, malah saya mengambil formulir untuk menjadi dewan ambalan yang memiliki basic lebih keras di banding OSIS sehingga harus mengikuti masa seleksi selama satu semester. test tertulis, praktek, bahkan wawancara pun berhasil saya lalui tanpa mengalami kejadian memalukan lagi, disinilah semangatku bangkit, menggebu seperti kobaran api Dasadharma (api unggun) di sejuknya malam perkemahan. Sampailah pada tahap terakhir, yaitu mengikuti praktek kerja lapangan dengan terjun ke SMP sekitar untuk memberi materi kepramukaan. Itulah hal termenegangkan yang saya alami selama proses seleksi. Saya melihat perjuangan yang saya buat ini sepertinya tidak akan berakhir sia-sia sehingga saya juga mengikuti organisasi kumpulan wirausaha dengan harapan bertambah wawasan dan mampu mengembangkan kepercayaan diri seorang saya. Niat baik memang berujung baik, saat saya menjadi anggota wirausaha, saya mengikuti pelatihan sekaligus di ikutkan lomba kewirausahaan dengan melakukan praktek dan mempresentasikan neraca
serta laporan lainnya untuk penilaian akhir, namun niat baik saya belum mengantarkan saya menjadi juara lomba tersebut. Kembali saya rasakan kegagalan yang menyedihkan, tetapi rasanya sedikit berbeda karena niat yang saya punya adalah baik sehingga memberi kekuatan untuk ber huznudzon kepada Allah bahwa yang saya alami itu merupakan proses menuju sukses untuk mimpi selanjutnya jika saya mampu belajar dari kegagalan. Maka menjadi anggota dewan ambalan merupakan harapan terakhir setelah bubarnya organisasi kewirausahaan yang saya ikuti karena mengalami kekosongan kader dan mungkin bangkrut. Ketika masa yang ditunggu tiba, yaitu pengumuman penerimaan anggota dewan ambalan sekaligus pemberitahuan pelaksanaan pelantikan. Disitulah moment terbaik untuk drama klasikal tentang masa SMK bisa dibuat, karena akhirnya saya berhasil lolos dan benarbenar akan menjadi anggota dewan ambalan. Saya merasa keadaan saat itu seperti berpihak pada saya dan seolah memberitahu bahwa kegagalan saya dulu adalah kejutan untuk perihal ini. Sungguh jika dibolehkan, ingin rasanya sombong dan memperlihatkan hasil dari usaha yang saya perbuat selama satu semester di semseter dua. Namun hati saya masih kuat untuk memendam rasa senang berlebihan yang bisa saja muncul. Karena senang yang berlebihan itu tidak baik, sehingga ketika keadaan berubah, sakitnya pun akan lebih melebihi yang di lebihlebihkan. Dari cerita sederhana yang saya ceritakan, bisa diambil banyak pelajaran jika kita mau. Mulai dari belajar niat dengan baik, ikhlas menerima keadaan, tidak putus asa saat dalam posisi terendah dan terpuruk. Karena seharusnya kita sadar, justru tidak ada jalan lain selain naik jika berada di posisi terendah. Terlebih parah yakni ketika menganggap kegagalan sebagai musuh dan hantu yang menakutkan, hal tersebut tidak seharusnya dimiliki oleh orang yang punya mimpi karena bisa saja kegagalan menjadi malaikat penolong pembawa kita ke jalan sukses. “Maka berprasangka baiklah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah bersama prasangka hamba-Nya,” kutipan ini dapat membuat kita belajar tentang perilaku seperti apa yang seharusnya kita lakukan dalam situasi yang tepat. Percayalah, keberhasilan akan datang jika melangkah di jalan-Nya dengan diikuti ikhtiar. Dan sejatinya, berhasil hanya menggunakan dua pilihan jalan antara MAU atau TIDAK sebagai pilihan yang kita ambil pada proses pencapaiannya. Mimpi itu indah, tapi tak akan jadi indah jika terus-menerus hanya bermimpi. Bangun dan bergeraklah untuk memulai mendaki mimpi menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.