KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MENGENAL LEBIH DALAM PASAR KEMBANG” tanpa halangan suatu apapun. Berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Citra Denali , SKM., M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekologi. 2. Orang tua kami masing-masing yang telah memberi kami semangat dalam menyelesaikan makalah ini. 3. Teman-teman Akademi Fisioterapi “YAB” Yogyakarta yang telah memberi masukan dan semangat kepada kami. 4. Masyarakat sekitar Pasar Kembang Yogyakarta yang telah memberi informasi kepada kami. Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, kami juga mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta, Maret 2017
Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Berbicara tentang pelacuran bukanlah sesuatu yang asing. Pelacuran,sebagai fenomena sosial, sudah ada sejak adanya manusia.oleh karena itu perkembangan pelacuran akan terus berkembang mengikuti perkembangan manusia. Secara etimologis pelacuran berasal dari bahasa latin pro-stituere atau prostauree yang berarti membiarkan diri berbuat zinah, melakukan percabulan. Sedangkan prostitute adalah pelacur atau wanita tuna susila (WTS). Sementara orang berkata bahwa prostitusi yang berarti menyerahkan diri dengan terang- terangan kepada perzinahan. Pelacur merupakan gejala sosial yang berintikan perzinahan dengan motif ekonomis, bahwa pelaku- pelakunya bisa keduanya telah menikah atau salah satunya keduanya telah bercerai. Prostitusi merupakan suatu kegiatan yang melibatkan banyak orang seperti germo, para calo, serta para konsumen yang sebagian besar pelakunya merupakan laki- laki yang sering luput dari perhatian aparat penegak hukum. Di Jogjakarta telah lama berdiri tempat prostitusi yang cukup terkenal baik bagi masyarakat Jogjakarta itu sendiri bahkan masyarakat Indonesia maupun dunia, yang lebih dikenal sebagai (SARKEM) atau “Pasar Kembang”. Disana terdapat banyak sekali pekerja sek komersial/ pelacur yang berusia antara 17- 50 tahun. Mereka menjajakan dirinya dari antara Rp 150.000 – Rp 1.000.000 tergantung usia si penjaja sek komersial. Mereka beralasan menjajakan diri dikarenakan faktor ekonomi dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Pasar Kembang Yogyakarta ? 2. Apakah dampak negatif dari adanya Pasar Kembang Yogyakarta? 3. Apakah dampak fositif dari adanya Pasar Kembang Yogyakarta? 4. Bagaimana pendapat warga sekitar terhadap pasar kembang Yogyakarta? 5. bagaimana pendapat pemerintah terhadap adanya pasar kembang Yogyakarta? C. Tujuan 1. Dapat mengetahui lebih dalam pasar kembang Yogyakarta 2. Mengetahui dampak negatif dari pasar kembang Yogyakarta 3. Mengetahui dampak positif dari pasar kembang Yogyakarta 4. Mengetahui pendapat warga sekitar pasar kembang Yogyakarta 5. Mengetahui pendapat pemerintah terhadap adanya pasar kembang Yogyakarta
BAB ll PEMBAHASAN A. Pasar Kembang Yogyakarta Pasar Kembang merupakan sebuah nama yang mungkin sudah cukup familiar bagi masyarakat Yogyakarta bahkan Masyarakat Indonesia dan dunia. Ya, tentu saja karena Pasar kembang yang juga sering disebut Sarkem adalah sebuah nama jalan yang dikenal sebagai areal prostitusi di Kota Yogyakarta. Secara administratif wilayah ini merupakan bagian dari Kecamatan Gedong Tengen, tepatnya berada di RW Sosrowijayan Kulon. Tetapi kemudian masyarakat lebih mengenal dan menyebut RW Sosrowijayan Kulon ini dengan nama Sarkem yang atau ada juga yang menyebut wilayah ini dengan Gang 3, karena wilayah sarkem adalah gang ketiga dari arah Timur Jalan Pasar kembang. Sarkem sebagai lokasi prostitusi di Yogyakarta telah ada sejak sekitar 125 tahun yang lalu. Sesuai dengan sejarah yang beredar di kalangan masyarakat Yogyakarta, Sarkem telah ada sejak Tahun 1818, hal tersebut berarti kegiatan prostitusi ini telah ada sejak Jaman Belanda. Tentu saja karena area ini memang sengaja dirancang untuk lokasi “ jajan” para pekerja. Ketika itu sedang berlangsung proyek pembangunan rel kereta api yang akan menghubungkan Yogyakarta dengan kota-kota lainnya. Seiring perkembangan jaman, lokasi tersebut seakan dipetakan menjadi kawasan prostitusi di Yogyakarta. Keberadaan Pasar kembang telah membawa dampak ekonomi dari sistem mata pencaharian warga disekitarnya. Dengan adanya kawasan pasar kembang tersebut juga dimanfaatkan warga sekitar untuk membuka hotel, rumah
makan, warung sebagai penunjang kehidupan mereka. Hal tersebut diperkuat lokasinya yang dekat dengan pusat Kota Yogyakarta terutama di kawasan Malioboro yang menjadi daya tarik wisata di Yogyakarta.
B. Dampak Negatif Pasar Kembang Yogyakarta Dampak negatif yang ditimbulkan karena adanya Pasar Kembang Yogyakarta adalah : 1. Para pelaku atau subyek prostitusi adalah orang laki-laki dan orang perempuan di luar hubungan pernikahan. 2. Peristiwa yang dilakukan adalah hubungan seksual atau hubungan persetubuhan, yang dilakukan atas kesepakatan bersama antara kedua pihak, atau bukan karena paksaan. 3. Meningkatnya angka kriminalitas karena adanya perdagangan wanita di bawah umur. 4. Meningkatnya angka penyakit kelamin seperti HIV/AIDS 5. Menjadi cerminan buruk bagi masyarakat Yogyakarta pada umumnya karena identik dengan tempat prostitusi yang cukup terkenal 6. Memberikan dampak buruk bagi anak-anak karena didalam komplek pasar kembang terdapat sebuah dan masjid
C. Dampak positif Pasar Kembang Yogyakarta Dampak positif yang ditimbulkan dari Pasar Kembang Yogyakarta A. warga di sekitar pasar kembang mendapat keuntungan dengan membuka atau membangun kios dan hotel penyewaan kamar untuk menambah penghasilan mereka. B. Memberikan tempat khusus bagi PSK sehingga mereka tidak menjajakan diri di sembarang tempat
C. Mempermudah pemerintah untuk mendata angka penyakit menular seksual di daerah tersebut D. Dapat sebagai tempat pembelajaran dan penelitian atau observasi bagi mahasiswa
D. Pendapat warga sekitar pasar kembang Yogyakarta Banyak warga yang mengeluhkan dan meminta pemerintah untuk menutup tempat prostitusi tersebut karena ikut terimbas dalam dosa yang mereka lakukan dan merasa resah karena menjamurnya para penjaja sek bebas, dan menambah angka penyakit seksual di masyarakat, serta memberi citra buruk untuk daerah khususnya Yogyakarta pada umumnya.
E. Pendapat pemerintah terhadap Pasar Kembang Yogyakarta Sebenarnya setelah jaman kemerdekaan, pemerintah Indonesia telah berupaya memberikan penyuluhan terhadap “pekerja” di pasar kembang agar menghentikan kegiatannya. Namun disadari maupun tidak, keberadaan Pasar kembang telah membawa dampak ekonomi dari sistem mata pencaharian warga disekitarnya, sehingga upaya penutupan tersebut menjadi sulit direalisasikan. Bagaimana tidak, dengan adanya kawasan pasar kembang tersebut juga dimanfaatkan warga sekitar untuk membuka hotel, rumah makan, warung sebagai penunjang kehidupan mereka. Hal tersebut diperkuat lokasinya yang dekat dengan pusat Kota Yogyakarta terutama di kawasan Malioboro yang menjadi daya tarik wisata di Yogyakarta. Meskipun demikian terkenalnya Pasar Kembang sebagai kawasan prostitusi di Kota Yogyakarta, namun pemerintah Kota saat ini dalam hal ini Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak mengharapkan apabila Lokasi Pasar
kembang diangkat sebagai kawasan wisata prostitusi. Beliau lebih menghendaki kawasan ini lebih diangkat sebagai kawasan wisata yang menyediakan oleholeh serta kesenian dan budaya khas Yogyakarta. Hal tersebut tentu saja sangat beralasan karena tidak ingin mengangkat citra Kota Yogyakarta menjadi Kota yang buruk. Wisatawan Yogyakarta kadang memang dianjurkan untuk mengunjungi lokasi ini, namun diharapkan dengan kunjungan tersebut para wisatawan dapat mendapat pengalaman dari sisi historis bukan dari segi prostitusinya.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Baik dan buruk suatu tempat ditentukan oleh cerminan kotanya tersebut. Di Yogyakarta, pada umumnya banyak yang mengenal sebagai kota pelajar dan kota wisata. Tetapi bukan hanya itu, sebagian orang mengenal tempat prostitusinya juga, yang lebih di kenal sebagai Pasar Kembang. Ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari adanya tempat prostitusi itu, baik bagi masyarakat Yogyakarta maupun masyarakat Indonesia. B. Saran Seharusnya pemerintah lebih memperhatikan dampak buruk dari adanya Pasar Kembang di Yogyakarta, dikarenakan Pasar Kembang memberi citra yang sangat buruk terhadap kota Yogyakarta itu sendiri. Dan lambat laun dengan dibiarkan terus berdirinya Pasar Kembang, akan menambah jumlah peminat para pekerja sek komersial dan menambah angka penyakit kelamin menular baik di sekitar Pasar Kembang, maupun masyarakat Yogyakarta itu sendiri.