Rmk Ke 4.docx

  • Uploaded by: andy
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rmk Ke 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,147
  • Pages: 5
Nur Rachman Noviandy Pangestu 165020300111017 Metodologi Penelitian CB

Telaah Literatur, Kerangka Teoritis, dan Penyusunan Hipotesis

A. Telaah Literatur Telaah literatur adalah uraian tentang teori, temuan, dan bahan penelitian lainnya yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian untuk menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah yang ingin diteliti. Telaah literatur berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (artikel, buku, slide, informasi dari internet, dll) tentang topik yang dibahas. Telaah literature yang baik harus bersifat relevan, mutakhir, dan memadai. Dapat di katakan bahwa, telaah literature adalah suatu cara penting dalam mengembangkan masalah penetilian melalui uraian teori yang didapat baik dari sumber primer maupun sumber sekunder. Tujuan telaah literaturmenurut Mcmillan dalam buku “Research in Education” adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan dan membatasi masalah. 2. Menempatkan penelitian dalam perspektif sejarah. 3. Menghindari duplikasi atau plagiat. 4. Memilih metode dan langkah-langkah yang tepat. 5. Menghubungkan hasil penelitian sebelumnya. 6. Mengembangkan hipotesis penelitian.

Manfaat Telaah literatur yaitu sebagai berikut: 1. Memahami dengan baik sejarah perkembangan dari tema riset yang diangkat serta berbagai kontroversi yang melingkupinya. 2. Memahami dengan baik konsep-konsep kunci/gagasan/studi/model utama yang terkait dengan tema yang diteliti. 3. Mampu mendiskusikan gagasan-gagasan yang berkembang dalam konteks yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

4. Mampu melakukan evaluasi atas hasil karya orang lain.

B. Kerangka teoritis Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis antarvariabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survey literatur. Pengalaman dan intuisi uga berperan dalam menyusun kerangka teoritis. Hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kerangka teoritis: 1) Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas dalam pembahasan. 2) Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama lain. Hal ini sebaiknya dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan berlaku diantara variabel. 3) Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah hubungan akan positif atau negatif. 4) Harus ada penjelasan yang gambling mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan tersebut berlaku. Argumen bisa ditarik dari temuan penelitian sebelumnya. 1. Suatu diagram skematis kerangka teoritis harus diberikan agar pembaca dapat melihat dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan. Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Terdapat empat jenis variabel utama, yaitu: 1. Variabel terikat (dependent variable, disebut juga variabel kriteria – criterion variable) Menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya. 2. Variabel bebas (independent variable, disebut juga variabel prediktor – predictor variable) Variabel yang mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negative. 3. Variabel moderator (moderating variable) Variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas.

4. Variabel antara (intervening variable) Variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas muali bekerja memengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat.

C. Penyusunan Hipotesis Setelah kita mengidentifikasi variabel penting dalam suatu situasi dan menetapkan hubungan antarvariabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoritis, kita berada dalam posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya. Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistic yang tepat, atau melalui analisis kasus negative dalam penelitian kuantitatif, kita akan memperoleh informasi terpercaya mengenai jenis hubungan yang eksis diantara variabel yang berlaku dalam situasi masalah. Hasil pengujian tersebut member kita beberapa solusi mengenai apa yang dapat diubah dalam situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah. Merumuskan pernyataan yang dapat diuji semacam itu disebut penyusunan hipotesis. Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. a. Pernyataan hipotesis: format Pernyataan jika-maka (if-then statement) Hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan atarvariabel. Hipotesis juga dapatmenguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok yang terkait dengan variabel. Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang diperkirakan tersebut eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan jika-maka (if-then statement). b. Hipotesis direksional dan nondireksional Jika dalam menyatakan hubungan antar dua variabel atau membandingkan dua kelompok, istilah-istilah seperti positif, negative, lebih dari, kurang dari, dan semacamnya

digunakan, maka hipotesis tersebut disebut direksional (directional) karena arah hubungan antar variabel (positif/negatif) ditunjukkan. Hipotesis nondireksional (nondirectional) adalah hipotesis yang mengendaliakan hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan tersebut. c. Hipotesis nol dan alternative Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null hypotheses) adalah proporsi yang menyatakan hubungan yang definitive dan tepat diantara dua variabel. Hipotesis alternative, yang merupakan kebalikan dari hipotesis nol, adalah pernyataan yang mengungkapkan hubungan atar dua variabel atau menunjukkan perbedaan antar kelompok.

Langkah-langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis: 1) Menyatakan hipotesis nol dan alternatif. 2) Memilih uji statistic yang tepat berdasarkan apakah datayang dikumpulkan adalah parametric atau nonparametric. 3) Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan. 4) Memastikan jika hasil dari analisis computer menunjukkan bahwa tingkat signifikansi terpenuhi. 5) Jika nilai hitung lebih besar dari nilai kritis, hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima dan sebaliknya.

Fungsi Hipotesis: 

Menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya.



Menyatakan variabel-variabel yang perlu diuji secara empiris.



Digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode –metode pengujian data.



Menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

Kriteria Hipotesis yang baik adalah: 1. Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian. 2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.

3. Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya.

D. Pengujian Hipotesis dengan Penelitian Kuantitatif: Analisis Kasus Negatif Hipotesis juga dapat diuji dengan data kualitatif. Untuk menguji hipotesis bahwa beberapa faktor merupakan sebab utama yang mempengaruhi prilaku dan lain-lain,peneliti akan mencari data yang menyangkal hipotesis. Bahkan jika suatu kasus tunggal tidak mendukung hipotesis, teori tersebut harus direvisi. Penemuan baru melalui penolakan atas hipotesis semula, disebut metode kasus negative, memungkinkan peneliti unutk merevisi teori dan hipotesis hingga waktu teori tersebut menjadi kukuh.

E. Keuntungan manajerial Cukup mudah untuk mengikuti gerak maju penelitian dari tahap pertama ketika manajer merasakan masalah, kepengumpulan data awal, kepenyususnan kerangka teoritis berdasarkan survei literatur dan dipandu oleh pengalaman dan intuisi, serta ke perumusan hipotesis untuk diuji. Jelas bahwa setelah masalah diidentifikasi, pengertian yang baik mengenai keempat jenis variabel yang berbeda memperluas pemahaman manajer. Misalnya dlam hal bagaimana berbagai faktor bergesekan dengan keadaan organisasi. Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk tujuan apa kerangka teoritis dibangun dan hipotesis disusun memampukan manajer untuk menjadi hakim yang cerdas terhadap laporan penelitian yang diberikan oleh konsultan. Demikian pula pengetahuan mengenai arti signifikansi, dan mengapa sebuah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Jika pengetahuan tersebut tidak dimiliki, banyak temuan penelitian tidak akan terlalu berguna bagi manajer dan pengambilan keputusan akan memunculkan kebingungan.

Related Documents

Rmk Ke 4.docx
May 2020 14
Rmk
June 2020 28
Rmk
October 2019 46
Rmk Fiks.docx
April 2020 24
Rmk .docx
October 2019 35

More Documents from "Muhammad Shinzuko"

My Resume
October 2019 52
Albrecht Ae497s
October 2019 52
Scanner Antenna
October 2019 52
May 2020 47
El Tercer Testamento
May 2020 41