Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
DAFTAR
BAB I
BAB II
VI - 1
ISI
PENJELASAN UMUM 1.
URAIAN UMUM ………………………………………………………….
I.1
2.
LINGKUP PEKERJAAN …………………………………………………
I.2
3.
SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN ……………………………
I.5
4.
PEKERJAAN PEMBONGKARAN ………………………………………
I.7
PESYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR 1.
PEMBERSIHAN DAN PENGUKURAN ………………………………..
II.1
2.
PEKERJAAN TANAH ……………………………………………………
II.1
3.
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA DAN PARTISI ….…….. II.2
4.
PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN …………………………..
II.6
5.
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ……………………….
II.8
6.
PEKERJAAN KACA ……………………………………………………..
II.12
7.
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI ……………
II.14
8.
PEKERJAAN REILING BESI ……………………………………………
II.16
9.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT ………………………………………… II.18
10. PEKERJAAN PELAPIS DINDING ……………………………………… II.20 11. PENUTUP LANTAI ………………………………………………………. II.23 12. PEKERJAAN PENGECATAN …………………………………………..
II.29
13. PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITAIR DAN AKSESORISNYA ……...
II.35
14. PEKERJAAN ATAP …………………………………………………….… BAB III
PESYARATAN TEKNIS STRUKTUR
II.38
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 2
1. PEKERJAAN PERSIAPAN …………..………………………………….. 2. PEKERJAAN GALIAN TANAH ………………………………………….
III.1 III.4
3. BETON …………………………………………………………………….. III.8 4. BAJA TULANGAN ……………………………………………………….. III.23 5. PONDASI MINI PILE ………………………………………………………
III.31
6. PENUTUP …………………………………………………………………..
III.36
BAB IV PESYARATAN TEKNIS MEKANIKAL 1. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL …………………………………..
IV.1
2. PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH …………………………………….
IV.1
3. PEKERJAAN PEMIPAAN AIR KOTOR …………………………………
IV.6
4. PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN ………………………………..
IV.5
5. PEKERJAAN TATA UDARA ……………………………………………... BAB V
IV.8
PESYARATAN TEKNIS SISTEM LISTRIK ARUS KUAT 1. PERSYARATAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK …………….
V.1
2. PERSYARATAN SISTEM PENERANGAN ……………………………. V.21 3. DAFTAR MATERIAL …………………………………………………….. V.27 BAB VI PESYARATAN TEKNIS SISTEM LISTRIK ARUS LEMAH 1. PERSYARATAN SISTEM TELEPON……………………..…………….
VI.1
2. PERSYARATAN SISTEM MATV………….…………………………….
VI.5
3. PERSYARATAN SISTEM FIRE ALARM……………………………….
VI.7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 3
4. PERSYARATAN SISTEM TATA SUARA……………………………… VI.16 5. PERSYARATAN SISTEM CCTV……………………………………….. VI.23 BAB VII PENUTUP ... ........................................................................................................... VII.1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 4
BAB I PENJELASAN UMUM
I.
URAIAN UMUM
1.1.
PEKERJAAN
1.2.
a.
Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan RSJ Sambang Lihum, Kabupaten Banjar.
b.
Istilah “Pekerjaan” mencakup pekerjaan pembongkaran, penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c.
Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.
BATASAN/PERATURAN Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada : a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung c. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah. d. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Perubahan Kelima Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah. e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Jasa Konsultasi No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan k. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung. l. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56) m. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971) n. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982) o. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) p. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) q. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
r. s. t. u.
1.3.
VI - 5
Algemenee Voorwarden (AV) Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung SNI 1726-2012 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung SNI 2847-2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain SNI 17272013
PERATURAN KHUSUS Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 115 (1) yang menyebutkan tentang kawasan tanpa rokok, salah satunya adalah kawasan fasilitas pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit. Oleh karena itu, selama waktu pelaksanaan kegiatan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan RSJ Sambang Lihum Kab. Banjar Provinsi Kalimantan Selatan, seluruh orang/pekerja yang terlibat dalam kegiatan tanpa kecuali untuk ikut melaksanakan peraturan tersebut. Apabila terbukti terjadi pelanggaran, maka pelaku akan didenda sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sesuai UU RI no. 36 tahun 2009 pasal 199 (2).
1.4.
DOKUMEN KONTRAK a.
b.
Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas : Surat Perjanjian Pekerjaan Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Addenda yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan pelaksanaan
selama
masa
Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Direksi Pekerjaan (konsultan pengawas). Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah : 1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail yang diikuti. 2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu. 3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas. 4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya. 5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
c.
Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
II.
LINGKUP PEKERJAAN
2.1
KETERANGAN UMUM
2.2
VI - 6
1.
Pekerjaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan RSJ Sambang Lihum tersebut secara umum meliputi pekerjaan pembongkaran dan pekerjaan standar.
2.
Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan dari persiapan sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan seperti yang ditentukan, mencakup : a. Pekerjaan Persiapan dan Pembongkaran b. Pekerjaan Struktur c. Pekerjaan Arsitektur d. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, Plumbing e. Pekerjaan lain yang jelas – jelas terkait dengan penyelesaian pekerjaan tersebut diatas
SARANA DAN CARA KERJA a.
b. c.
Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek. Kontraktor harus melakukan pembongkaran pada bagian-bagian bangunan yang akan dilakukan renovasi. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya. Tenaga Kerja di Lapangan (Personil Inti Kontraktor) : No
Pendidikan / Ijazah
1
S1/ Teknik Sipil/ Teknik Arsitek
2
S1/ Teknik Sipil/ Teknik Arsitektur
3
S1/ Teknik Sipil
4
S1/ Teknik Sipil/ Arsitektur
5
S1/ Teknik Elektro S1/ Teknik
6
Jabatan dalam Pekerjaan Project Manager
Pengalaman Kerja
Sertifikat Kompetensi Kerja
8 Tahun
Manager Quality Control Ahli Struktur Bangunan Gedung Ahli K3 Konstruksi Bangunan Gedung Ahli Elektrikal Ahli Teknik
5 Tahun
1. Ahli Madya Bangunan Gedung. 2. Ahli Madya Manajemen Proyek Ahli Muda Sistem Manajemen Mutu
5 Tahun
Ahli Muda Bangunan Gedung/ Struktur Bangunan Gedung
5 Tahun
Ahli Muda K3 Konstruksi
5 Tahun
Ahli Muda Teknik Tenaga Listrik Ahli Muda Sanitasi Dan
5 Tahun
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
Lingkungan D3/ Teknik Arsitek D3/ Teknik Sipil/ Geodesi D3/ Teknik Sipil/ Arsitek
7 8 9
10
SMK/ bangunan
STM
VI - 7
Lingkungan Drafter Arsitek Surveyor/ Pengukuran Pelaksana Lapangan Bangunan Gedung Pembantu Pelaksana Lapangan
5 Tahun 5 Tahun 5 Tahun
4 Tahun
Limbah SKT Drafter Arsitektur SKT Juru Ukur/ Teknisi Survey Pemetaan SKT Pelaksana Bangunan Gedung/ Pekerjaan Gedung SKT Pengawas Mutu Pelaksana Konstruksi Bangunan Gedung.
Semua personil harus melampirkan: • Copy ijazah,Curiculum Vitae, SKA/SKT, KTP yang masih berlaku. • Surat Pernyataan Kesediaan untuk ditugaskan.(bertanda tangan di atas Materai Rp. 6.000,-) Personil harus hadir ketika pembuktian Dokumen Kualifikasi.dan Wajib hadir di lokasi selama waktu pekerjaan. d.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan : Nama/ Jenis peralatan
Jumlah (Min)
Tahun Pembuatan
Kapasitas/output
Kondisi Fisik
Bukti Kepemilikan / sewa / Dukungan
(min)
Beton Molen
2 Unit
2016
8 HP
Baik & Jalan
Invoice/ Kwitansi
Genzet
1 Unit
2016
5000 Watt
Baik & Jalan
Invoice/ Kwitansi
Mobil
1 Unit
2016
-
Baik & Jalan
STNK/ BPKB
1 Unit
2016
-
Baik & Jalan
Invoice/ Kwitansi
Pickup Mesin Vibrator Beton
e.
f. g. h.
Serta alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen konstruksi dilaksanakan. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas : Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 8
i. j.
k.
l.
2.3
PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN a.
b.
c.
d.
2.4
Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat h harus diartikan telah memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila : Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya). Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisasisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN a.
b.
c.
Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahanbahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas sebagai Pengawas Lapangan yang akan diajukan User untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
d.
e.
f.
kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas Lapangan berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang. Air Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
Semen Portland (PC) Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
Pasir (Ps) Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas: 1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir urug. 2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang 3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi dari laboratorium.
Batu Pecah (Split) Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
III.
SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN
3.1.
SITUASI/LOKASI a.
b.
VI - 9
Lokasi proyek adalah Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai kondisi struktur dan atap gedung tersebut. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
c.
d.
3.2.
3.3.
VI - 10
Harus membuat dan memasang Spanduk Ukuran 1 mtr x 3 mtr Bertuliskan “MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANAN ANDA SELAMA PROSES PEKERJAAN” di beberapa tempat yg dilalui orang umum. Semua Personil Kontraktor maupun pekerja di lapangan DILARANG MEROKOK di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum,sesuai dengan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor: 109 Tahun 2012 Pasal 49 tentang kawasan tanpa Rokok di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jika didapati melakukan pelanggaran maka penyedia akan dikenakan sangsi berupa pemutusan hubungan kerja.
AIR DAN DAYA a.
Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu : Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zatzat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.
b.
Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.
SALURAN PEMBUANGAN Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.
3.4.
KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air. Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan. Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
3.5.
KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET) Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
a. Ruang b. Konstruksi
VI - 11
ukuran 75 m2 rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding double plywood tidak usah dicat, atap seng gelombang c. Fasilitas : air dan penerangan listrik d. Furnitur : 5 meja kerja dan 5 kursi 1 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm, dan 10 kursi 1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm 1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm Segala biaya pembuatan kantor pengawas menjadi tanggungan kontraktor. Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta peralatannya. Dengan seijin Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan Direksi Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.
3.7.
: :
PAPAN NAMA PROYEK Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
3.8.
PEMBERSIHAN HALAMAN a.
b.
3.10.
Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barangbarang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.
PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK) a.
b. c.
Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.
IV.
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
4.1.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran seperti yang disyaratkan serta sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan bongkaran meliputi sebagian eksisting gedung seperti bongkaran lantai, dinding partisi gypsum, batu bata/plesteran, beton, dan langit-
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 12
langit dan penutup atap, pembersihan dari bongkaran dan angkutan keluar site untuk seluruh material bekas bongkaran, pemindahan aset (seperti tiang listrik, lampu, dan lain-lain) sesuai petunjuk pemilik proyek atau konsultan pengawas.
4.2.
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN SECARA UMUM. 1. Pelaksanaan dari seluruh pekerjaan bongkaran yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat ini, harus dilakukan secermat-cermatnya sehingga tidak mengganggu kepentingan dan keamanan umum yang ada disekelilingnya. 2. Kontraktor harus melakukan pembongkaran pada bagian-bagian bangunan yang akan dilakukan renovasi sesuai dengan petunjuk gambar. 3. Tidak diperkenankan pada waktu pelaksanaan bongkaran, terjadi kegaduhan yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan umum. 4. Kontraktor harus melokalisir areal penimbunan sementara dari seluruh material bongkaran dan sampai pembuangan agar tidak mengganggu kepentingan umum. 5. Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah demi pengamanan terhadap material bongkaran yang menurut petunjuk Direksi Pengawas harus dibongkar dengan baik/tanpa cacat/utuh, serta setelah dibongkar harus dijaga keamanannya bila dikehendaki/sesuai petunjuk Direksi Pengawas. 6. Puing-puing bekas bongkaran harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan pembuangannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kepentingan umum. 7. Semua daerah bongkaran harus dipelajari, dilihat/dikontrol secara seksama, pengaruh dan segala kemungkinan dari akibat pekerjaan bongkaran, harus diperhatikan agar tidak mempengaruhi atau merusak bagian bangunan lain yang tidak terkena bongkaran, tidak mengganggu aktifitas umum dan tidak mengganggu peralatan yang ada. Kontraktor harus melakukan secara baik, benar dan tepat dalam melakukan pekerjaan bongkaran. 8. Kontraktor wajib melakukan pengukuran dan peninjauan kondisi existing untuk penyesuaian dengan perencanaan. 9. Kontraktor dapat mengajukan usulan-usulan teknis penyelesaian, termasuk pelaksanaan pembongkaran bagian yang ditentukan, berdasarkan hasil termuan di lapangan. 10. Wajib untuk membuat shop drawing untuk pekerjaan pembongkaran yang memperlihatkan bagian yang akan dibongkar serta rencana support untuk menjaga kestabilan bagian disekitarnya. 11. Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan untuk bongkaran dan pengadaan bahan dari mutu terbaik yang sesuai jenisnya untuk perbaikan dan finishing. 12. Segala resiko pekerjaan diluar kontrak yang terjadi selama melakukan pekerjaan bongkaran, pembersihan dan pembuangan ke luar lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Konsultan Perencana tidak bertanggung jawab atas: a) Performance bentuk kontrak, b) Hasil pekerjaan konstruksi (kecuali telah dilakukan test terlebih dahulu), c) Kelalaian atau akibat pekerjaan Kontraktor, sub kontraktor, manufaktur, supplier, fabricator, ataupun pihak Ketiga (atau anggotanya) yang bekerja untuk pemilik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
4.3.
VI - 13
12.
Lokasi / area renovasi harus dalam keadaan siap kerja, dimana terbebas dari seluruh barang-barang termasuk furniture
13.
Semua bahan hasil bongkaran tidak boleh digunakan lagi dan harus diangkut keluar.
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN SECARA KHUSUS 1. Perlakuan khusus terhadap bahan bongkaran jendela eksisting yang akan digunakan kembali sesuai yang ditunjukkan pada gambar : a) Pembongkaran dilakukan dengan cermat dan hati-hati sehingga tidak sampai merusak atau membuat cacat bahan jendela eksisting. b) Bahan bongkaran disimpan pada area kering dan terhindar dari panas dan hujan. c) Keamanan bahan bongkaran terjamin dari kerusakan dan kehilangan selama masa pelaksanaan pekerjaan. 2. Aset rumah sakit yang terkena pembongkaran, maka pembongkaran harus dilaksanakan dengan baik dan dilakukan pemindahan aset pada tempat lain sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas atau pemilik proyek. Pemindahan dan pemasangan kembali aset sehingga berfungsi seperti semula menjadi tanggungan pihak kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 14
BAB II PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTUR I. 1.1.
PEMBERSIHAN DAN PENGUKURAN PEMBERSIHAN HALAMAN a.
b.
1.2.
Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barangbarang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.
PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK) a.
b. c.
Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.
II.
PEKERJAAN TANAH
2.1.
PEMBENTUKAN PERMUKAAN TANAH (GRADING) a. Tanah halaman Gedung dibentuk sesuai rencana tapak sehingga diperoleh ketinggian-ketinggian permukaan seperti yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan. Pekerjaan tanah (grading) dan pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus dilakukan dengan peralatan-peralatan yang memadai dan dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku. b. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil galian atau didatangkan dari luar proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu besar, dan tumbuh-tumbuhan. Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap lapis tidak lebih dari 20 cm, dan dipadatkan dengan menggunakan stamper dan timbris. c. Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan diatasnya harus dibuang dahulu permukaan bagian atasnya (top soil) sedalam 20 cm, khususnya pada daerah bangunan sampai dengan 3 m disekelilingnya. d. Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan dari lingkungan tapak gedung.
2.2.
GALIAN TANAH a.
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi batu kali, Pondasi Telapak, pembentukan muka tanah, saluran-saluran air dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 15
tercantum dalam gambar baik kedalaman, kemiringan maupun panjang dan lebarnya.
2.3.
2.4.
URUGAN TANAH a.
Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi dan peninggian halaman. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan tidak lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.
b.
Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi, instalasi/pipa-pipa dan lain-lain yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Pengawas Lapangan.
BENDA-BENDA YANG DITEMUKAN a.
2.5.
Semua benda-benda yang ditemukan selama pekerjaan tanah berlangsung, terutama pada saat pembongkaran dan penggalian tanah, menjadi milik proyek.
URUGAN PASIR a.
Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah paving block atau bahan perkerasan jalan, saluran-saluran, bak-bak kontrol dan dibawah pasangan lantai bangunan.
b.
Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah dalam keadaan padat).
III.
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA DAN PARTISI
3.1.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini. Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut : Pasangan bata ringan Adukan Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan. Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
3.2.
STANDAR / RUJUKAN 1. American Society for Testing and Materials (ASTM) 2. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) 3. Standar Nasional Indonesia (SNI)
3.3.
PROSEDUR UMUM 1. Keterangan. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari bata ringan disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 16
2. Pengiriman dan Penyimpanan. Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150 cm. Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera nama pabrik serta merek dagangnya. Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
3.4.
BAHAN - BAHAN 1. Bata Ringan Batu bata ringan yang dipakai adalah produksi setara Hebel atau Jaya Celcon Ukuran tipe standar adalah 600 mm × 200 mm × 100 mm. Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan. Konsultan MK/Pengawas berhak menolak bata ringan yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
2. Mortar/Plester Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan perekat bata ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh Fabrikan. Bahan Dry-Mix yang dipakai adalah produk MU, LEMKRA, Cipta Mortar atau setara. 3. Beton Bertulang Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom praktis dan ringbalk. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk) adalah 1 pc : 1,6 pasir : 2,5 kerikil. Atau f’c=26,4 Mpa (K-300) Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk seluruh pekerjaan). Wajib menggunakan Ready Mix .Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan SNI 032847-2002 4. Bahan Penutup dan Pengisi Celah. Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis.
3.5.
PELAKSANAAN PEKERJAAN Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar. 1. Sloof, kolom praktis dan ringbalk. Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20 cm, kolom praktis 12 x 12 cm, ringbalk 15 x 20 cm dan balok latai 12 x 12 cm. Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai tebal 15 cm. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik. Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 17
2. Pasangan dinding bata. Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh. Tidak diperkenankan memasang batu bata : 1. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin. 2. Yang ukurannya kurang dari setengahnya 3. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan 4. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap 5. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton praktis (kolom, dan ring balk) Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak lurus. Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk 3. Perawatan dan Perlindungan. Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari setelah didirikan. Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu – waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok. Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah. 4. Plesteran dan Pengacian. Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
3.6.
DINDING PARTISI
3.6.1.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini mencakup pngangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja serta pemasangan partisi dan perlengkapannya, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
3.6.2.
STANDAR / RUJUKAN o
3.6.3.
Standar Nasional Indonesia (SNI)
PROSEDUR UMUM 1.
Contoh Bahan dan Data Teknis. Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan, untuk disetujui Konsultan Pengawas/MK.
2.
Gambar Detail Pelaksanaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 18
Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui. Gambar Detail Pelaksanaan harus memperlihatkan dimensi, tata letak, detailetail pertemuan, cara pengencangan dan penyelesaian, dan detail penyelesaian lainnya. 3.
3.6.4.
BAHAN - BAHAN 1.
2.
3.
3.6.5.
Pengiriman dan Penyimpanan 3.3.1 Semua bahan yang didatangkan harus disimpan ditempat yang terlindung sehingga terhindar dari kerusakan, baik sebelum dan selama pemasangan. 3.3.2 Bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan label, dat teknis dari pabrik pembuat untuk menjamin bahwa bahan yang didatangkan tersebut sesuai dengan yang telah disetujui.
Umum Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan partisi harus berasal dari produk yang dikenal seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini dan sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas/MK. Rangka Metal. Rangka metal untuk pemasangan dan penumpu panel partisi harus terbuat dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium seperti Zincalume, dalam bentuk dan ukuran yang dibuat khusus untuk pemasangan papan, sebagai rangka partisi, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayabord, Mulia atau yang setara Papan gipsum. Papan gipsum untuk panel partisi harus dari tipe standar yang memiliki ketebalan minimal sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
PELAKSANAAN PEKERJAAN 1.
Umum. Pabrikasi partisi harus dilaksanakan sesuai dengan pentunjuk Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui, serta sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK. Setiap kesalahan yang disebabkan karena kesalahan pengukuran dimensi harus menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek. Partisi pertama yang dibuat harus disetujui Konsultan Pengawas/MK sebelum memulai produksi masal.
2.
Pemasangan. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, semua panel partisi dari papan gipsum dan kaca akan terdiri dari : - Rangka Metal : - Batang tegak, - Batang tepi atas, bawah dan tengah/pembagi. Dengan bentuk, dimensi dan ketebalan sesuai standar pabrik pembuat minimal lebar 92 tinggi 35, 32 tebal 0.75 BMT. - Alat pengencang. - Panel dari papan gipsum dan kaca. Panel partisi harus dipasang dengan cara sedemikian rupa untuk mengurangi jumlah sambungan sebanyak mungkin. Setiap pertemuan papan gipsum harus dikerjakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 19
Panel partisi kemudian dipasangkan ke rangka metal dan dikencangkan dengan sekrup khusus standar yang direkomendasikan pabrik gipsum dan rangka stutnya. Metode pemasangan dan pengencangan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat papan untuk panel partisi dan sesuai dengan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui. Pertemuan dengan atap, lantai dan dinding atau kolom bangunan harus diselesaikan dengan hati-hati dan rapi sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat. Bahan pengisi celah harus diaplikasikan dengan cara yang rapi pada setiap pertemuan.
IV.
3.
Perlindungan dan Pembersihan. Panel partisi, bingkai atau rangka partisi dan bagian yang bersebelahan harus dilindungi dari kerusakan setiap saat. Setelah selesai pekerjaan, semua daerah kerja harus dibersihkan dan ditinggalkan dalam keadaan bersih tanpa bekas.
4.
Penyelesaian. Panel Partisi. Panel partisi dari papan gipsum harus diselesaikan dengan cara-cara yang direkomendasikan pabrik pembuat papan fibercement, seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis. Kecuali ditentukan lain, semua permukaan panel partisi berbahan papan gipsum harus diberi lapisan cat dalam warna yang sesuai ketentuan Skema Warna yang diterbitkan kemudian, atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Bahan cat dan cara pelaksanaannya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN 4.1.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
4.2.
STANDAR / RUJUKAN American Society for Testing and Materials (ASTM) American Concrete Institute (ACI) Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971) Standar Nasional Indonesia (SNI) American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)
4.3.
PROSEDUR UMUM 1.
Contoh Bahan. Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas atau MK untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
2.
Pengiriam dan Penyimpanan. Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda – benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak berhamburan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
4.4.
4.5.
VI - 20
BAHAN - BAHAN 1.
Adukan dan Plesteran Siap Pakai . Adukan dan Plesteran Khusus Pasangan Batu Bata Ringan. Adukan khusus untuk pemasangan bata ringan harus terdiri dari bahan semen, pasir silika dengan besar butir maksimal 3 mm, bahan pengisi untuk meningkatkan kepadatan, dan bahan tambahan yang larut air, yang dicampur rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-300 buatan PT Cipta Mortar Utama.
2.
Acian Khusus. Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata harus terdiri dari bahan semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama.
3.
Air. Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan Pengawas/MK.
PELAKSANAAN PEKERJAAN 1.
Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran. Adukan Khusus. Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicampur sesuai petunjuk dan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
2.
Persiapan dan Pembersihan Permukaan. Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu. Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.
3.
Pemasangan. Plesteran Bata Ringan Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan selesai. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi – bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari bambu. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang. Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan – kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan dilapis dengan bahan lain. Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan. Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 21
dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan. Plesteran Permukaan Beton. Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester. Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak, lumur dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air. Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak, tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki. 4.
Ketebalan Adukan dan Plesteran. Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas Lapangan atau MK atau sesuai fabrikan.
5.
Pengacian. Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada bag yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang – kurangnya dua kali setiap harinya.
6.
Pemeriksaan dan Pengujian. Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan atau MK untuk dapat mengambil contoh pada bag yang telah diselesaikan. Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.
V.
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA 5.1.
KETERANGAN Pekerjaan ini mencakup : Seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
5.2.
STANDAR DAN RUJUKAN
5.2.1.
Standar Nasional Indonesia (SNI) - SNI 07-0603-1989 – Produk Alumunium Ekstrusi untuk Arsitektur. - Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) NI-5 Tahun 1961 - Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994 - Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan Indonesia (PUBI 1982)
5.2.2.
American Society for Testing and Materials (ASTM). - ASTM B221M-91 – Specification for Alumunium-Alloy Extruded Bars, Rods, Wire Shapes and Tubes.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
-
VI - 22
ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain Wall ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain Wall
5.3.
DESKRIPSI SISTEM
5.3.1.
Kriteria Perencanaan - Faktor Pengaman Kecuali disebutkan lain, bagian – bagian alumunium termasuk ketahanan kaca, memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin yang disyaratkan. -
Modifikasi Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.
5.3.2.
Pergerakan Karena Temperatur Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan suara maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah, sealant yang tidak merekat dan hal – hal lain. Sambungan kedap air harus mampu menampung pergerakan ini.
5.4.
PROSEDUR UMUM
5.4.1.
Contoh Bahan dan Data Teknis Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe alumunium ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan atau MK untuk disetujui sebelum pengadaan bahan kelokasi pekerjaan. Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laburatorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas/MK atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian dan sertifikat dari pabrik pembuatnya. Data-data ini harus meliputi pengujian untuk : - Ketebalan lapisan, - Keseragaman warna, - Berat, - Karat, - Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/ m2 untuk masing-masing tipe. - Ketahanan terhadap udara minimal 15 m3/jam, - Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.
5.4.2.
Spesifikasi Teknis Dimensi : 3” x 1 ¾” / 4” x 1 ¾“ (untuk kusen pintu dan jendela bukan curtain wall) Tebal profil alumunium : 1.35 mm (minimal) Ultimate strength : 28.000 pci Yield strength : 22.000 pci Shear strength : 17.000 pci Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah 18 mikron dengan warna akan ditentukan kemudian (YKK, Alexindo atau setara).
5.4.3.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.4.4.
Gambar Detail Pelaksanaan. Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 23
oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan. Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam Gambar Detail Pelaksanaan. Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja. 5.4.5.
Pengiriman dan Penyimpanan Pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat. Segera setelah didatangkan, pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus ditumpuk dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum dan setelah pemasangan. Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan, plesteran, cat dan lainnya.
5.4.6.
Garansi Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.
5.5.
BAHAN - BAHAN
5.5.1.
Alumunium Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah dari jenis alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ASTM B221 M, dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized minimal 16 mikron yang diberi lapisan warna akhir polish snolok di pabrik dalam warna sesuai Skema warna yang ditentukan kemudian. Tebal profil minimal 1,3 mm, seperti merek YKK, Alexindo atau yang setara dengan ukuran 3” x 1 ¾” dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis profil yang nanti disetujui. kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.
5.5.2.
Alat Pengencang dan Aksesori. Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan pemasangan kepala tertanam untuyk mencegah reaaksi elektronik antara alat pengencang dsan komponen yang dikencangkan. Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm. Peanahan udara dari bahan vinyl. Bahan penutupp sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
5.5.3.
Kaca dan Neoprene/Gasket. Kaca untuk pintu dan jendela alumunium harus memenuhi ketentuan. Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca alumunium harus memenuhi ketentuan. Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219 Bahan : EPDM Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
5.5.4.
pekerjaan
Perlengkapan pintu dan jendela Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai ketentuan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
5.5.5.
Sealant Dinding (Tembok) Bahan : Single komponen Type : Silicone Sealant
5.5.6.
Screw Nomor Produk Bahan
VI - 24
: K-6612A, CP-4008, dan lain – lain : Stainless Steel (SUS)
5.5.7.
Joint Sealer Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat guna menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air dan suara. Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212 Bahan : Butyl Rubber
5.6.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.6.1.
Fabrikasi Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas Lapangan atau MK. Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan. Seluruh pekerjaan kusen dan daun pintu/ jendela harus dikerjakan di workshop, penyimpanan kusen, pintu/ jendela di workshop atau ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
5.6.2.
Pemasangan Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan atau MK sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungansambungan tersebut dappat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus diterimanya. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan. Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500mm. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus dilapisi dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah kerusakan komposisi alumunium. Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian alumunium harus trdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi elektronik, seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya. Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain. Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan sebelum pelaksanaan anokdisasi. Pemasangan kaca pada profil alumunium harus dilengkapi dengan Gasket atau sealant. Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan memenuhi ketentuan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 25
Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan memenuhi ketentuan. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta persyaratan teknis yang benar. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi “sealant”. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.
VI.
PEKERJAAN KACA 6.1.
LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada tempattempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
6.2.
STANDAR / RUJUKAN Standar Nasional Indonesia (SNI).
6.3.
PROSEDUR UMUM
6.3.1.
Contoh Bahan dan Data Teknis. Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk dapat diuji kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.
6.3.2.
Pengiriman dan Penyimpanan Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik dan data teknisnya. Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung sehingga terhindar dari keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya yang tidak diinginkan.
6.3.3.
BAHAN - BAHAN Kaca Polos. Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 26
ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe Indoflot buatan Asahimas, Mulia atau yang setara. Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Kaca Tahan Panas/Tempered Glass. Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan cara dipanaskan sampai temperatur sekitar 700 oC dan kemudian didinginkan secara mendadak dengan seprotan udar secar merata pada kedua permukaannya, seperti tipe Temperlite dari Asahimas atau yang setara. Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Cermin. Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat dan dari kualitas baik seperti Miralux dari Asahimas atau yang setara. Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Neoprene/Gasket. Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk perlengkapan pemasangan kaca pada rangka alumunium sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Dimennsi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan kaca dan jenis profil alumunium yang digunakan.
6.4.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
6.4.1.
Umum. Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya toleransi harus diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Pengawas Lapanganatau MK, bila dikehendaki lain. Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca, ketebalan kaca dan kualitas kaca. Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan/MK. Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik. Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang pekerjaannya.
6.4.2.
Pemasangan Kaca. Sela dan Toleransi Pemotongan. Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut : - Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm. - Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm. - Kedalaman celah minimal 16mm. - Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau -1,5mm. - Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang digunakan. Persiapan Permukaan. - Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat bergerak dengan baik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
-
-
VI - 27
Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai. Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk pabrik. Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
Neoprene/Gasket dan Seal. Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan Neoprene/Gasket yang sesuai. Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen dengan daun pintu dan jendela, yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang dikondisikan. Pemasangan Cermin. Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop penutup stainless steel. Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Penggantian dan Pembersihan. Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih, tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun. Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
VII.
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI 7.1.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau Spesifikasi Teknis.
7.2.
STANDAR / RUJUKAN Standar dari Pabrik Pembuat.
7.3.
PROSEDUR UMUM
7.3.1.
Contoh Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui, sebelum dibawa ke lokasi proyek.
7.4.
BAHAN - BAHAN
7.4.1.
Umum Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan pabrik yang dikenal dan disetujui. Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih dari 70%. Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
7.4.2.
Alat Penggantung dan Pengunci.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
a.
VI - 28
Kunci dan Pegangan Pintu - Kunci pintu harus sesuai atau setara dengan merek Cisa, Dekson atau Hampton, Azura dan terdiri dari : - Hendel bentuk gagang di atas pelat. - Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci (latch bolt), lubang untuk selot pengunci dan hendel, face plate dan strike plate.
Engsel. - Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu dan alumunium tipe ayun dengan bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing berukuran 102mm x 76mm x 3mm. - Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai dengan ukuran dan berat jendela. Engsel tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing untuk jendela berukuran 76mm x 64mm x 2mm. Hak Angin. Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu produk Cisa, Dekson, atau Hampton, Azura atau yang setara. Pengunci Jendela. Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis spring knip produk Cisa, Dekson atau Hampton, Azura atau yang setara. Grendel Tanam / Flush Bolt. Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam produk Cisa, Dekson atau Hampton, Azura atau yang setara. Gembok. Gembok produk Cisa, Dekson atau Hampton, Azura atau setara dalam warna solid brass untuk pintu-pintu [pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja. Warna/Lapisan. Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel hair line finish, kecuali bila ditentukan lain. Perlengkapan Lain. Door closer
7.5.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
7.5.1.
Umum. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya. Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah engsel dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela dengan friction stay harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki pagangan. Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel.
7.5.2.
Pemasangan Pintu. Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 29
Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut. Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat penutup muka dan pelat kunci. Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang slot tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. 7.5.3.
VIII.
Pemasangan Jendela. Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja. Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan friction stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya. Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.
PEKERJAAN RAILING BESI 8.1.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi dan baja, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Pekerjaan ini mencakup antara lain : Railing : koridor, upstand balcon, fasilitas penyandang cacat dan tangga darurat.
8.2.
STANDAR / RUJUKAN American Society for Testing and Materials (ASTM) American Welding Society (AWS) American Institute of Steel Construction (AISC) American National Standard Institute (ANSI) Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
8.3.
PROSEDUR UMUM
8.3.1.
Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik. Contoh bahan – bahan beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat mekanik, data teknis / brosur bahan metal bersangkutan, harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.
8.3.2.
Gambar Detail Pelaksanaan. Sebulan sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui Konsultan MK. Daftar berikut harus tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan : Spesifikasi teknis bahan Dimensi bahan Detail fabrikasi Detail penyambungan dan pengelasan Detail pemasangan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
8.3.3.
VI - 30
Data jumlah setiap bahan Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang menyatakan bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan. Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga terhindar dari segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan. 8.3.4.
Ketidaksesuaian. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan / ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainnya. Konsultan MK berhak menolak bahan maupun pekerjaan fabrikasi yang tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja. Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa adanya tambahan biaya dan waktu.
8.4.
BAHAN - BAHAN
8.4.1.
Umum. Pipa railing untuk tangga darurat menggunakan pipa BSP 2” di cat duco. Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36 Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang dipasangkan dan yang paling cocok untuk maksud yang bersangkutan. Railing tangga utama menggunakan pipa stainles steel 2” tebal 0.75 mm produk lokal. Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau RKS ini.
8.5.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
8.5.1.
Umum. Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas untuk disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk standar dalam pekerjaan ini. Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka. Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan Pengawas. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Tenaga kerja yang melakukan hal ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman. Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan lainlain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan dipunch. Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus terbungkus crome/stainles steel kecuali disebutkan lain. Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
IX.
VI - 31
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT 9.1.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan pemasangan dan aksesori pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
9.2.
STANDAR / RUJUKAN Australian Standard (AS) American Standard for Testing and Materials (ASTM).
9.3.
PROSEDUR UMUM
9.3.1.
Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan. Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan diguanakan harus diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
9.3.2.
Gambar Detail Pelaksanaan. Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan seabelum pekerjaan dimulai, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK. Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai jenis/data bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan, cara febrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan.
9.3.3.
Pengiriman dan Penyimpanan. Papan fibercement dan aksesori harus didatangkan kelokasi sesaat sebelum pemasangan untukmengurangi resiko kerusakan. Papan fibercement harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas penumpu yang ditempatkan pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian ujung berjarak tidak lebih dari 150mm terhadap ujung tumpukan. Papan fibercement dan aksesori harus disimpan ditempat terlindung, lepas dari muka tanah, diatas permukaan yang rata dan dihindarkan dari pengaruh cuaca.
9.3.4.
Ketidaksesuaian. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan dan lainnya. Bila bahan-bahn yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai. Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
9.4.
BAHAN - BAHAN
9.4.1.
Pemasangan Gypsum Papan Gypsum. - Papan Gypsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai untuk daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 9 mm untuk plafond dan 12 mm untuk dinding dan ukuran modul sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dari produk Jayaboard, Knauff atau E-Board atau setara. - Papan harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS 1230 atau ASTM C 36.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 32
Semen Penyambung. Semen penyambung papan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat papan Fibercement. Rangka. Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gypsum harus dibuat dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gypsum, seperti buatan Jof Metal, Jayabord atau Mulia atau yang setara. Alat Pengencang. Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gypsum yang memenuhi ketentuan AS 2589. Perlengkapan Lainnya. Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gypsum, antara lain seperti tersebut berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gypsum: Perekat Pita kertas berperforasi, Cat dasar khusus untuk permukaan papan gypsum. Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan fibercement terpasang dengan baik. 9.5.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
9.5.1.
Umum. Sebelum papan gypsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi pemasangan terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang sama. Pemasangan papan gypsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya. Jenis/bentuk tepi papan gypsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
9.5.2.
Pemasangan. Rangka papan gypsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau tempat-tempat lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik pembuatnya yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gypsum seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini. Papan fibercement dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang sesuai. Sambungan antara papan harus menggunakan pita penyambung dan perekat serta dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan gypsum.
9.5.3.
Pengecatan. Permukaan papan harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai. Kemudian permukaan papan tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk papan grc untuk menutupi permukaan yang berpori. Setelah cat dasar papan gypsum kering kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian cat dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dalam warna akhir sesuai ketentuan Skema yang akan diterbitkan kemudian.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
X.
VI - 33
PEKERJAAN PELAPISAN DINDING 10.1.
KETERANGAN Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam maupun luar bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini. Pelapisan dinding meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini sesuai dengan gambar dan schedule finishing.
10.2.
PELAPIS DINDING KERAMIK
10.2.1.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempattempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
10.2.2.
STANDAR / RUJUKAN Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris Australian Standard (AS) British Standard (BS) American National Standard Institute (ANSI).
10.2.3.
PROSEDUR UMUM Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan. Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap set. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengiriman dan Penyimpanan. Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
10.2.4.
BAHAN - BAHAN Umum. Ubin harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal yang memenuhi ketentuan SNI. Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang. Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang sudah ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya. Adukan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 34
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat. Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis. Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara. Adukan Pengisian Celah. Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured Ceramic Grout, ASA Coloured Grout, Sika atau yang setara yang disetujui.
10.2.5.
PELAKSANAAN PEKERJAAN Persiapan. Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benarbenar selesai. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu. Pemasangan. Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih. Adukan untuk pasangan ubin dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran 1 semen dan 5 pasir. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian diletakkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja. Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rat. Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat terbentuk dengan baik. Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rata dan seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan. Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin. Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas/MK.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 35
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih. Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Pengawas Lapangan. Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis. Pembersihan dan Perlindungan. Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan ubin.
10.3.
PELAPIS DINDING ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL /ACP (EKSTERIOR)
10.3.1.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh penutup facade serta canopy entrance, Alumunium Composite Panel yang sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknis ini.
10.3.2.
STANDAR / RUJUKAN Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 07 – 0603 – 1989
Produk Alumunium untuk Arsitektur
American Society for Testing Materials (ASTM) ASTM E. 330 Metode Pengujian Struktural untuk Curtain Wall Japanese Industrial Standard (JIS) JIS H. 8602 Spesifikasi Pelapisan Anodize untuk Alumunium 10.3.3.
BAHAN – BAHAN Alumunium Composite Panel tebal 4 mm doble side, dengan lebar panel standar 1.220 mm produk setara Maco/Alocopan/Inclad atau Jiyu atau yang setara. Steel Pipe Bracket 1,0 mm x 1,0 mm x 2”, atau mengikuti standar fabrikan yang dipakai Joint Sealer dan Back Up Rod.
10.3.4.
PELAKSANAAN PEKERJAAN Sesuai dengan standar pelaksanaan fabrikan alumunium composite panel yang dipilih.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
XI.
VI - 36
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI 11.1.
KETERANGAN Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
11.2.
UBIN KERAMIK
11.2.1.
LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempattempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
11.2.2.
STANDAR / RUJUKAN Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris Australian Standard (AS) British Standard (BS) American National Standard Institute (ANSI).
11.2.3.
PROSEDUR UMUM Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan. Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap set. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengiriman dan Penyimpanan. Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
11.2.4.
BAHAN - BAHAN Umum. Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang memenuhi ketentuan SNI. Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang. Ubin Keramik Berglasur. Ubin keramik berglasur merek Roman, Arwana atau setara terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut berikut : - Ubin keramik berglasur tipe non-slip ukuran 200mm x 200mm untuk lantai KM/WC. - Ubin keramik berglasur ukuran 600mm x 600mm untuk tempat-tempat lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. - Ubin keramik berglasur ukuran 100mm x 200mm dan atau 100mm x 300mm digunakan untuk plin pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 37
Homogeneus Tile Homogeneus Tile yang dipakai ukuran 600 X 600 mm, 300 x 600 mm. Semua bahan buatan dalam negeri (produk Granito Tiles, Eszenza atau setara) dan digunakan untuk ruangan yang telah ditentukan dalam schedule finishing. Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang ditentukan sesuai dengan gambar. Adukan. Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat. Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis. Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA Fixall, Sika atau yang setara. Adukan Pengisian Celah. Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured Ceramic Grout, ASA Coloured Grout, Sika atau yang setara yang disetujui. Pengisian celah antara keramik harus rata/tidak cekung /cembung . Untuk diperhatikan secara khusus untuk dilaksanakan dengan cara hospital plint.
11.2.5.
finishing sudut antara dinding dan lantai
PELAKSANAAN PEKERJAAN Persiapan. Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benarbenar selesai. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu. Pemasangan. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dan bagian lain yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja. Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata. Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 38
Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rata dan seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan. Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin. Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas/MK. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih. Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan Pengawas/MK. Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis. Pembersihan dan Perlindungan. Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan ubin.
11.3. 11.3.1.
11.3.2.
FLOOR HARDENER LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan kerja, pemasangan adukan cair pada pekerjaan – pekerjaan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan / atau petunjuk Konsultan Pengawas/MK. STANDAR / RUJUKAN American Society for Testing and Materials (ASTM) British Standard (BS) Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)
11.3.3.
PROSEDUR UMUM Contoh Bahan dan Data Teknis. Contoh, brosur dan / atau data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui terlebih dahulu sebelum didatangkan ke lokasi. Pengiriman dan Penyimpanan. Kantong kemasan asli dari pabrik harus dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan dalam gudang yang vukup ventilasinya, tidak terkena air, tidak berubah warna dan tidak berbongkah serta diletakkan pada tempat yang tingginya 300 mm dari lantai.
11.3.4.
BAHAN - BAHAN
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 39
Adukan Encer. Adukan encer harus dibuat dari bahan dasar semen, dan harus memiliki karakteristik minimal sebagai berikut : Merupakan campuran siap pakai. Tahan terhadap pukulan dan getaran Jenis non-shrinkage, non-metallic, dan tidak beracun Memenuhi standar ASTM C-1107 2 Memiliki kuat tekan minimal 610 kg/cm pada umur 7 hari, sesuai ASTM C-109 2 atau 650 kg/cm sesuai BS 1881 part 116. Seperti Sika Grout 214-11, Conbextra GPXtra dari Fosroc, Faricon, NK jaya atau yang setara yang disetujui Konsultan Pengawas/MK. Air . Air sebagai bahan pencampur / pengencer harus air yang bersih seperti disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis. Cetakan / Acuan. Bahan cetakan / acuan dibuat dari bahan besi pelat atau kayu lapis dengan ketebalan yang sesuai, yang dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan ukuran dan bentuk yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Cetakan / acuan harus sama pada semua tempat yang menhendaki ukuran dan bentuk yang sama.
11.3.5.
PELAKSANAAN PEKERJAAN Persiapan. Cetakan / acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga adukan encer dapat dialirkan seluruhnya selama pelaksanaan. Jalan masuk yang baik harus disediakan. Cetakan / acuan harus duah disiapkan dan bagian yang akan menerima adukan encer harus dibersihkan dari minyak, gemuk dan segala kotoran lainnya yang akan mengurangi daya lekat. Debu harus ditiup keluar dari cetakan. Angkur – angkur, baut pengencang dan pelat landasan harus sudah tepat elevasinya sebelum penuangan adukan encer. Cuaca. Cuaca pada saat akan melaksanakan pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuat adukan encer bersangkutan. Campuran Adukan Encer. Perbandingan campuran antara bahan adukan encer dengan air sesuai petunjuk dari pabrik pembuat. Pencampuran harus dilakukan dengan cara mekanis, dengan alat pencampur bertenaga atau tangkai pengaduk yang sesuai yang dipasang pada mesin bor kecepatan rendah. Pelaksanaan. Adukan encer dapat dituangkan atau dipompakan ke dalam cetakan / acuan atau sesuai petunjuk pabrik pembuat. Penggetaran halus akan memperlancar aliran. Penggunaan tali atau rantai akan memperlancar aliran pada bagian yang berjarak lebih dari 100 cm (gerakan menggergaji dari tali atau rantai melancarkan aliran adukan encer – cara ini harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak terbentuk ruang kosong). Aliran adukan encer harus tetap terjaga sampai adukan encer mengisi rongga cetakan dan telah memenuhi seluruh panjang cetakan pada sisi lainnya. Penempatan adukan encer harus dilakukan dari salah satu sisi saja.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
11.4.
VI - 40
WATER PROOFING
11.4.1. Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi pekerjaan “kedap air” (waterproofing) pada ruang panel, toilet, ground water reservoir, tepi beton-beton bagian atas, dan daerah atap lantai beton expose dan ruang lain atau sesuai dengan gambar kerja, dan petunjuk Konsultan Pengawas. 11.4.2. Pengendalian Pekerjaan Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam: - NI – 3 - ASTM 828 - ASTME - 154 - ASTMD - 146 - TAPP I803 dan 407 11.4.3. Bahan - bahan Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : - Untuk pelat/dak atap menggunakan lembaran dari Produk Bituthene 2000, Casali, DS atau sejenisnya yang setara. - Pada bagian toilet, janitor, serta bagian-bagian lain sesuai dengan gambar rencana menggunakan bahan coating produksi dari LEMKRA, SHELL DURAKOTE type FLINKOTE ULTRA, atau setara. Jenis bahan coating merupakan polymer dua-komponen yang flexible dan siap pakai. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata dan konstan. b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun overlapping nanti. c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan. d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
11.4.4. Contoh - contoh -
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik minimal 10 (sepuluh) tahun. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut. Apabila diperlukan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum pekerjaan dimulai / dipasang.
11.4.5. Pelaksanaan a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 41
b. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain. c.
Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya 2%, selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
d. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan semen non shrink. e. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen : Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding agent (additive) sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm. f.
Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton daerah terbuka yang besinggungan dengan air seperti atap dak beton.
g. Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk lalu lintas manusia, water proofing yang digunakan harus memiliki campuran butiran berbatu keras. h. Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti adanya kebocoran. i.
Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma selama 2 (dua) tahun.
j.
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (aplikator resmi produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
k.
Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet maka di atasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, atau petunjuk pengawas, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing lainnya.
11.4.6. Pengujian Mutu Pelaksanaan -
-
Kontraktor wajib untuk melakukan percobaan / pengetesan hasil pekerjaan atas biaya Kontraktor seperti dengan cara memberi siraman diatas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air minimal 2x24 jam. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya sebagai akibat dari kegagalan dari bahan / hasil pekerjaan yang - digunakan, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar / diperbaiki akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
XII.
VI - 42
PEKERJAAN PENGECATAN
12.1.
KETERANGAN Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan memakai bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
12.2.
LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini. Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
12.3.
STANDAR / RUJUKAN Steel Structures Painting Council (SSPC). Swedish Standard Institution (SIS). British Standard (BS). Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.
12.4.
PROSEDUR UMUM
12.4.1. Data Teknis dan Kartu Warna. Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas/MK. Semua warna ditentukan oleh Konsultan MK dan akan diterbitkan secara terpisah dalam suatu Skema Warna. 12.4.2. Contoh dan Pengujian. Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencanbtumkan identitas cat yang ada didalamnya, serta harus disetrahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari. Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x 300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan. Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
12.5.
VI - 43
BAHAN – BAHAN
12.5.1. Umum. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan, seperti Mowilex, Aries atau yang setara.
12.5.2. Cat Dasar. Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara : - Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan fibercement dan panel kalsium silikat. - Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir berbahan dasar minyak. - Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir berbahan dasar minyak. - Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja. 12.5.3. Undercoat. Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja. 12.5.4. Cat Akhir. Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara : - Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan fibercement dan panel kalsium silikat. - Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan fibercement dan panel kalsium silikat. - High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.
12.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN 12.6.1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan. Umum. - Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai. - Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang tersebut. - Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38 oC. - Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 44
Permukaan Pelesteran dan Beton. Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya. Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan. Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap. Permukaan Fibercement. Permukaan fibercement harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai. Kemudian permukaan fibercement tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk fibercement, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis. Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan Spesifikasi ini. Permukaan Barang Besi /Baja. a. Besi/Baja Baru. Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprtan pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2. Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih. Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan. b.
Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel. Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini. Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera merawat permukaan karat yang terdeteksi. Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu, kotoran, minyak, gemuk. Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
c.
Besi/Baja Lapis Seng/Galvani. Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna harus dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi untuk maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersikan permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.
12.6.2. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan. Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 45
harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di atas. 12.6.3. Pelaksanaan Pengecatan. Umum. - Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur. - Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang sama. - Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya. - Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu. Proses Pengecatan. - Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut. 1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Fibercement, Panel Kalsium Silikat. Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer. Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion. 2) Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat. Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer. Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior. 3) Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir Berbahan Dasar Minyak. Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer. Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss finish. 4) Permukaan Besi/Baja. Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate primer. Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat. Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss finish. -
Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.
Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran. - Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya. - Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam konsistensinya selama pengecatan. - Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
-
VI - 46
Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di bawahnya).
Metode Pengecatan. - Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol. - Cat dasar untuk permukaan papan fibercement deberikan dengan kuas dan dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol. - Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan. - Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas. Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya. 12.7.
LAPISAN TRANSPARAN (MELAMIC)
12.7.1. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga kerja, alat-alat, bahan-bahan dan pelaksanaan pekerjaan lapisan transparan pada seluruh permukaan kayu halus sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini. 12.7.2. STANDAR / RUJUKAN Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) Standar dan /atau Petunjuk Plaksanaan dari Pabrik Pembuat. 12.7.3. PROSEDUR UMUM Contoh Bahan dan Data Teknis. - Contoh bahan lapisan transparan yang dilengkapi dengan data teknis/brosur harus diserahkan pada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum digunakan. - Sebelum pekerjaan lapisan transparan dilaksanakan, Kontraktor harus menyerahkan contoh pengerjaan sesuai prosedur pengecatan dari pabrik pembuat, kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui. - Biaya pengadaan contoh dan pembuatan contoh pengerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Penyimpanan. Bahan lapisan transparan harus disimpan dalam ruang yang kering dengan ventilasi yang cukup, terlindung dari cuaca, air dan api. Penyimpanan tidak boleh langsung di atas tanah. 12.7.4. BAHAN – BAHAN Umum. Bahan-bahan untuk pekerjaan lapisan transparan harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup (disegel) dan jelas menunjukkan merek dagang, nomor formula atau spesifikasi nomor pabrik, warna, petunjuk dari pabrik dan nama pabrik yang seluruhnya masih absah pada saat pemakaian. Cat-cat yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang, seperti buatan PT Propan Raya atau setara yang disetujui.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 47
Lapisan Transparan Tipe NC (Nitrocellulose Base). - Dempul. Dempul tipe Impra SH-113, digunakan untuk mengisi dan menutup pori-pori permukaan kayu. -
Bubuk Pewarna (Wood Stain). Dempul tipe Impra SH-113, digunakan untuk mengisi dan menutup pori-pori permukaan kayu.
-
PenutupPori-pori. Penutup pori-pori Impra SS-121, digunakan sebagai cat dasar.
-
Cat Akhir (Top Coat). Cat akhir Impra Meuble Lack NC-141, digunakan sebagai cat akhir, dengan penyelesaian semi kilap/satin.
Amplas. Jenis amplas sesuai dengan ketentuan dalam butir 5.2. dari Spesifikasi Teknis ini dan disetujui Pengawas Lapangan.
12.7.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN Umum. - Pekerjaan lapisan transparan dilaksanakan pada seluruh permukaan kayu halus seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, kecuali bila ditentukan lain. -
Pekerjaan lapisan transparan dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan kayu halus dipasang sesuai Gambar Kerja.
-
Pelaksanaan pekerjaan lapisan transparan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Persiapan Permukaan. Permukaan kayu yang akan diberi lapisan transparan harus diamplas dengan kertas amplas no. 180 dengan gerakan searah urat kayu. Pengerjaan Lapisan Transparan Tipe NC (Nitrocellulose Base). - Lapisan I. 1 lapisan dempul untuk mengiai dan menutup semua pori-pori kayu dan menggosok semua permukaan kayu dengan menggunakan amplas no. 240, dilakukan setelah dempul kering. Aplikasi dempul harus dengan kuas atau gulungan kapas seperti direkomendaikan oleh pabrik pembuat. -
-
Lapisan II. 1 bubuk pewarna dalam warna sesuai ketentuan Skema Warna yang diterbitkan terpisah. Ketika masih basah, sapu bubuk pewarna dengan boal kapas atau semprotan untuk menyebarkannya sehingga diperoleh warna yang merata. Sebelum mengaplikasikan lapisan berikutnya, lapisan sebelumnya, yang akan mengering dalam waktu minimal 3 jam, harus diamplas dengan kertas amplas halus dan setelah bubuk pewarna kering, permukaan kayu dibersihkan dengan kain kering untuk menyingkirkan bubuk yau yang berlebih. Aplikasi bubuk warna harus dengan allat penyemprot sesuai rekomendasi pabrik pembuat. Lapisan III.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 48
1 atau 2 lapis sealer sebagai cat dasar. Biarkan lapisan mengering dalam waktu minimal 3 jam, dan kemudian amplas dengan kertas amplas no. 400. ulangi proses ii sekali lagi untuk memperoleh permukaan yang rata dan halus. Aplikasi sealer harus dengan alat yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat. -
Lapisan IV. 1 atau 2 lapis lapisan cat (top coat) dalam tipe/jenis penyelesaian sesuai ketentuan Skema Warna yang diterbitkan kemudian atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Aplikasi cat akhir harus dengan alat penyemprot sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
Metode Pengaplikasian. Pengerjaan lapisan transparan dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat.
XIII.
PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITAIR DAN ASESORISNYA
13.1.
KETERANGAN Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang berhubungan seperti ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.
13.2.
PEKERJAAN SANITAIR
13.2.1. LINGKUP PEKERJAAN Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan. 13.2.2. BAHAN - BAHAN Water Closet dan Wastafel. Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut : Water Closet Duduk Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CW702J atau American Standart, Renovo, Oulu), lengkap dengan stop kran dan peralatan lain (warna standard). Water Closet Jongkok Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CE 9 atau American Standart, Renovo, Oulu). Wastafel Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO tipe LW830J atau American Standart, Renovo, Oulu), lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard). Wastafel Gantung Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO tipe LW890J atau American Standart, Renovo, Oulu), lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard). Sink dapur (Stainless steel) Urinoir setara TOTO Type Moeslem U57M atau GP Sekat Urinoir setara Toto type A 100 Dirty Utility / Slope Sink setara TOTO SK 33 Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya yang diperlukan. Keran, Floor Drain, Dll Keran air (TOTO type T23BQ13N, Onda atau yang setara)
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 49
Floor Drain (TOTO type square flange TX1BV1N, Onda atau setara) Jet Washer (TOTO Tipe THX20NBW, Onda atau setara) Paper Holder (TOTO type TX703AM, Onda atau yang setara) Shower Spray (TOTO type TX446SE, Onda atau yang setara) Shoap Holder (TOTO type S156N, Onda atau yang setara) Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Pengawas bersama dengan Konsultan Perencana. 13.2.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh ahli pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan tidak diijinkan. Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji. Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat. Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis. Bak cuci tangan tipe dinding ahrus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak bagian luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai, kecuali bila ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja. Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan alat ini berada 530mm diatas lantai untuk orang dewasa dan 330mm untuk anak-anak, atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan Lapangan. Pemanas air dengan tenaga listrik harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya, pada tempat-empat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan pekerjaan elektrikal harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400. Pemasangan alat-alat sanitair lain Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak bercacat sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih. Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc : 2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain rata dan sebidang dengan bidang lantai. Paper holder hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk. Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja. Tinggi pemasangan pada dinding 100 cm di atas lantai.
13.3.
AKSESORIS DAERAH BASAH
13.3.1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan, pengadaan dan pemasangan aksesori daerah basah pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis ini. 13.3.2. STANDAR / RUJUKAN Standar dari Pabrik Pembuat.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 50
13.3.3. PROSEDUR UMUM Contoh Bahan dan Data Teknis. Contoh dan/atau data teknis/brosur aksesoris daerah basah yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disutujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan kelokasi proyek. Data teknis harus mencantumkan tipe, dimensi, warna dan data lain yang diperlukan untuk pemasangan. Gambar Detail Pelaksanaan. Sebelum pemasangan Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup dimensi, detail tata letak, cara pemasangan dan pengencangan dan detail lain yang diperlukan, kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui. Penyimpanan. Semua bahan-bahan harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering serta terlindungi dari kerusakan, sebelum dan sesudah pemasangan. 13.3.4. BAHAN - BAHAN Aksesori. Kecuali ditentukan lain, aksesori untuk daerah basah, seperti kamar mandi harus sesuai atau setara dengan produk berikut dan terdiri dari : - Tempat sabun cair : tipe TS 126 AR dan TS125R dari Toto. - Tempat sabun padat : tipe TX 2 B dan S 156 N dari Toto. - Tempat kertas tisu : tipe TS 116 R, TX703AESV1 dari Toto. - Kait handuk : tipe TX 4 B, TX 701 AC dan TS 115 S dari Toto. - Gantungan baju : tipe TS 118 WS dari Toto. Cermin. Kecuali ditentukan lain harus menggunakan cermin dengan tebal 6mm dengan ukuran sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan cermin harus merupakan produk jadi seperti tipe TX 716 AW buatan Toto. 13.3.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN Semua aksesoris harus dipasang menurut petunjuk pabrik dan Gambar Kerja, kecuali bila dinyatakan lain secara tertulis. Letak/posisi pemasangan dan jumlah setiap jenis aksesori harus dengan petunjuk dalam Gambar Kerja. Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua aksesori daerah basah yang diperlukan sehingga pemasangan terlaksana dengan baik. Cermin berupa produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya, sedang cermin selain produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis. Perlengkapan plambing seperti kloset, wastafel dan lainnya dapat dilihat dalam Spesifikasi Teknis.
XIV.
PEKERJAAN ATAP
14.1.
LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan ini adalah pemasangan dan perakitan kuda-kuda, rangka atap yang meliputi perhitungan struktur, Spesifikasi Teknis dan desain oleh pabrikan yang ditunjuk, penutup atap, dan aksesori pelengkap lainnya untuk melengkapi pemasangan.
14.2.
PROSEDUR UMUM
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 51
a. Contoh Bahan. Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus diserahkan lebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui, sebelum pengadaan bahan – bahan ke lokasi proyek. b. Gambar Detail Pelaksanaan. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada Pengawas Lapangan, Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup ukuran – ukuran, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan, untuk diperiksa dan disetujui. c.
Pengiriman dan Penyimpanan. Bahan – bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru dan tidak rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas. Bahan – bahan harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari segala kerusakan
d. Desain. Desain sistem rangka atap yang terdiri dari rangka, sambungan, ikatan angin harus dilaksanakan oleh perusahaan/Aplikator terdaftar dan direkomendasi pabrik penghasil yang berpengalaman dalam perancangan sistem rangka baja ringan . Desain, fabrikasi dan pemasangan rangka harus dilakukan sedemikian rupa agar rangka baja mampu menerima beban rencana yang telah ditentukan oleh Konsultan Perencana. Penutup atap yang digunakan harus kuat / tahan terhadap tekanan dan terpaan angin hingga 192 km/jam. Penutup atap yang digunakan tahan lama, tidak retak t dan tidak berjamur atau rapuh. 14.3.
BAHAN – BAHAN a. Umum. Semua bahan – bahan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus seluruhnya dalam keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui Pengawas Lapangan. b. Kuda-kuda dan Rangka. Spesifikasi Material. 1. Kuda-kuda (Supra Frame) Profil C Chanel Main Truss (C75,100) & Web (C75,75) Coating Zinc Aluminium G550 High Tensile Steel Thickness Main Truss (1,0 mm TCT) & Web (0.80 mm TCT) 2.
c.
Reng (Roof Batten) Profil Top Span 40 Coating Zinc Aluminium G550 High Tensile Steel Thickness 0,6 mm TCT
Genteng Metal Penutup bidang atap menggunakan atap genteng metal polos galvalum steel, berwarna, ukuran 2x4 (8 daun) atau 2x5 (10 daun) dengan ketebalan bahan 0,4mm. Genteng metal yang dipakai seperti Multi Roof, Surya Roof, Cahaya Roof atau setara. Warna dan tipe ditentukan kemudian.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
14.4.
VI - 52
PELAKSANAAN PEKERJAAN Pastikan melakukan leveling dan marking untuk meletakkan kuda-kuda sesuai dengan gambar rencana kerja. Pemasangan plat L, dynabolt dan bracing sebagai penguatan. Pemasangan reng pada jarak yang telah di sesuaikan penutup atap yang digunakan. Di setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai sekrup (screw) ukuran 10-16×16 sebanyak 2 buah. Pemasangan outrigger (Outrigger adalah suatu struktur tambahan berbentuk rangka batang berdimensi besar). Pemasangan reng langit-langit di permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di sekrup (screw) berjarak masing masing 120 cm Pasang bagian rangka dalam satu bagian panjang utuh bila memungkinkan. Pemasangan penutup atap metal dan kelengkapannya harus dilaksanakan sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja. Penutup atap berikut talang – talang (bila ditunjukkan dalam Gambar Kerja) harus dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas sesuai kemiringan atap yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 53
BAB III PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR SEKSI 1 PEKERJAAN PERSIAPAN 1.1.
Umum 1. Uraian Pekerjaan persiapan merupakan hal-hal yang menunjang pelaksanaan kegiatan baik yang bersifat teknis maupun nonteknis. Periode pelaksanaan pekerjaan ini dimulai dari awal pelaksanaan kegiatan hingga akhir pelaksanaan kegiatan.
1.2.
Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan 1. Pembersihan Lokasi a. Kontraktor harus melakukan pembersihan secara menyeluruh termasuk pembongkaran gedung lama yang berada di lokasi pelaksanaan kegiatan untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotororan dan sampah yang diakibatkan oleh operasi-operasi ditempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat. b. Bilamana dianggap perlu kontraktor harus menyemprot bahan dan sampah kering dan air untuk mencegah debu atau pasir yang berterbangan. c. Kontraktor harus menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, dan kotoran sebelum dibuang. d. Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah ditempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Peraturan Daerah. e. Kontraktor tidak diperkenakan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan. f. Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air. 2. Perizinan, Administrasi, Dokumentasi dan Laporan Akhir a. Kontraktor bertanggung jawab terhadap perizinan dan segala retribusi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan yang mengacu pada peraturan pemerintah setempat tentang pembangunan gedung baru. b. Kontraktor sebagai penyedia jasa menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan segala hal yang berkaitan dengan keamanan dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 54
keselamatan selama proses pelaksanaan kegiatan baik pada obyek kegiatan maupun tenaga kerja yang berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan. Untuk itu kontraktor wajib mengadakan asuransi untuk obyek kegiatan dalam bentuk Asuransi Konstruksi All Risk dan Asuransi Tenaga Kerja termasuk menjamin ketersediaan peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). c. Dalam setiap tahap pelaksanaan kegiatan, Kontraktor sebagai penyedia jasa wajib berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas dan Pemilik Kegiatan yang tertuang dalam pengadaan shop drawing dan rapat koordinasi mingguan. d. Dalam proses pelaksanaan kegiatan, Kontraktor sebagai penyedia jasa wajib melakukan dokumentasi proses pelaksanaan kegiatan dalam bentuk laporan pelaksanaan kegiatan harian, mingguan dan bulanan yang menyertakan gambar-gambar proses kegiatan dalam bentuk foto. e. Kontraktor sebagai penyedia jasa di akhir masa pelaksanaan kegiatan wajib memasukkan rangkuman tentang proses pelaksanaan kegiatan yang terangkum dalam laporan akhir yang menyertakan gambar hasil pelaksanaan kegiatan dalam format gambar teknik (as build drawing). 3. Listrik Kerja a. Dalam pelaksanaan kegiatan, kontraktor wajib menyediakan listrik sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan baik yang berkaitan langsung ataupun yang tidak langsung dengan pelaksanaan kegiatan. b. Dalam pengadaan listrik di lokasi pelaksanaan kegiatan, kontraktor harus memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan. 4. Direksi Kit dan Pagar Sementara a. Kontraktor harus menyediakan ruang kantor bagi Direksi Pekerjaan di lokasi pelaksanaan kegiatan, ruang kerja, ruang pertemuan serta gudang penyimpanan material guna menunjang proses pelaksanaan kegiatan. b. Setiap ruangan yang dibuat harus layak dan memadai dengan memperhitungkan kebutuhan/kapasitas serta memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan pemakainya. c. Kontraktor sebagai penyedia jasa wajib memagari lokasi pelaksanaan kegiatan sebagai penunjang keamanan dalam proses pelaksanaan kegiatan baik dalam lingkungan lokasi kegiatan maupun lingkungan disekitar lokasi kegiatan. d. Kontraktor harus memperhatikan kualitas pagar sementara yang dibuat dengan memperhitungkan jangka waktu pelaksanaan kegiatan. 5. Pembersihan Akhir a. Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai pemilik. Kontraktor juga harus
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 55
mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula. b. Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan struktur harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 56
SEKSI 2 PEKERJAAN GALIAN TANAH 2.1. Umum 1. Uraian a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau bahan lain dari sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini. b. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pekerjaan struktur pondasi. c. Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa : i. Galian Biasa ii. Galian Struktur d. Galian struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau yang disebutkan dalam gambar untuk struktur. Setiap galian yang didefinisikan sebagai galian biasa tidak dapat dimasukkan dalam galian struktur. Pekerjaan galian struktur mencakup: penimbunan kembali dengan bahan yang disepakati oleh direksi pekerjaan , pembuangan bahan galian yang tidak terpakai serta galian untuk pondasi. 2. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut seksi ini, sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan gambar detail penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran atau penggalian dilaksanakan. b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan gambar detail seluruh struktur sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong, pengaku, dan gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara yang diusulkan. c. Kontraktor harus memberi tahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dilaksanakan, bahan landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat dan kekerasan bahan pondasi disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 3. Pengamanan Pekerjaan Galian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 57
a. Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekejaan galian, penduduk dan bangunan yang berada disekitar lokasi galian. b. Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian, dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja, berada di bawah permukaan tanah, maka Kontraktor harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian. c. Diperlukan pemasangan penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut. Pemasangan ini juga sekaligus sebagai penahan/kedap air pada area galian yang memiliki muka air tinggi (rawa). d. Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya. 4. Jadwal Kerja a. Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus dengan mempertimbangkan akibat pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya. b. Bilamana galian yang dilakukan mengganggu lalu lintas maka kontraktor harus mendapat persetujuan dari pihak berwenang dan Direksi Pekerjaan. 5. Kondisi Tempat Kerja a. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dan dinding penahan rembesan. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa. b. Kontraktor harus menyediakan air bersih yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun dan desinfektan yang memadai. 6. Utilitas Bawah Tanah a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 58
membayar setiap ijin atau wewenang lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperlukan dalam kontrak. b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa atau kabel bawah tanah. 7. Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian a. Semua bahan galain tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batasbatas dan lingkup proyek bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali. b. Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut, sejumlah besar akar atau bahan tumbuhan lainnya dan tanah komperesif yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan bahan di atasnya atau mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen. c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan timbunan harus dibuang dan diratakan oleh kontraktor seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. d. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan termasuk pembuangan galian yang diuraikan dalam Point 2.1.7. 2.2.
Prosedur Penggalian 1. Prosedur Umum a. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, dan pasangan batu. b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan dibawah dan diluar batas galian. c. Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. 2. Galian untuk Struktur Pondasi/pile cap
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 59
a. Galian untuk pondasi harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan pemasangan bahan dengan benar, pengawasan dan pemadatan penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling pekerjaan dan pemasangan penahan/kedap air. b. Bila galian parit untuk pondasi dilakukan pada timbunan baru, maka timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit tersebut, selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan. c. Setiap pemompaan pada galian harus dilaksanakan sedemikian, sehingga dapat menghindarkan kemungkinan terbawanya setiap bagian bahan yang baru terpasang. Setiap pemompaan yang diperlukan selama pengecoran beton, atau untuk suatu periode paling sedikit 24 jam sesudahnya, harus dilaksanakan dengan pompa yang diletakkan diluar acuan beton tersebut.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 60
SEKSI 3 BETON 3.1. UMUM 1. Uraian a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton, termasuk tulangan, sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian, dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering. c. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. d. Syarat PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai. 2. Penerbitan detil pelaksanaan Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam dokumen kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan rancangan awal telah selesai dilaksanakan. 3. Jaminan mutu Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam standar rujukan dalam Point 3.1.(5) di bawah ini. 4. Toleransi a. Toleransi dimensi : i. keseluruhan sampai dengan 6 m. ii. keseluruhan lebih dari 6 m
Panjang + 5 mm Panjang + 15 mm
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
iii.
VI - 61
Panjang balok, plat dek, kolom dinding, atau antara Kepala jembatan mm
b.
- 0 dan +10 Toleransi
bentuk : i. (selisih dalam panjang diagonal) ii. atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m iii. atau lengkungan untuk panjang 3 m – 6 m iv. atau lengkungan untuk panjang > 6 m c. kedudukan (dari titik patokan) : i. kolom pra-cetak dari rencana ii. permukaan horizontal dari rencana iii. permukaan vertical dari rencana d. alinyemen vertical : Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding e. ketinggian (elevasi) i. kerja di bawah pondasi ii. kerja di bawah plat injak iii. kolom, tembok kepala, balok melintang f.
Persegi 10 mm Kelurusan 12 mm Kelurusan 15 mm Kelurusan 20 mm Toleransi Kedudukan ± 10 mm Kedudukan ± 10 mm Kedudukan ± 10 mm Toleransi ± 10 mm Toleransi Puncak lantai ± 10 mm Puncak lantai ± 10 mm Puncak ± 10 mm Toleransi
alinyemen horizontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar g.
Toleransi untuk penutup / selimut Beton Tulangan : i. beton sampai 3 cm
Selimut 0 dan +5 mm
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
ii. beton 3 cm – 5 cm mm iii. beton 5 cm – 10 cm 5.
VI - 62
Selimut 0 dan +10 Selimut ± 10 mm Standar
rujukan PBI 1971 SNI 03-2816-1992 untuk SNI 03-1974-1990 SNI 03-1968-1990 Agregat SNI 2049-2004 SNI 1972-2008 SNI 2458-2008 SNI 2417-2008 Los SNI 2493-2011
: Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2 : Metode Pengujian kotoran organik dalam pasir campuran Mortar dan Beton. : Metode pengujian Kuat Tekan Beton : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Halus dan Kasar. : Semen portland : Cara uji slump beton : Tata cara pengambilan contoh uji beton segar : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin angeles. : Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium SNI 4810-2013 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan. 6. Pengajuan Kesiapan Kerja a. Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam Point 3.2 dari spesifikasi ini. b. Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masingmasing mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai. c. Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari ,dan 28 hari setelah tanggal pencampuran. d. Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 63
e. Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton. 7. Penyimpanan dan perlindungan bahan. Untuk penyimpanan semen, Kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan kantung semen harus ditutup dengan lembar plastik. 8. Kondisi tempat kerja. Kontraktor harus menjaga temperature semua bahan, terutama agregat kasar, dengan temperature pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah 30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bilamana: a. Tingkat penguapan melampaui 1,0 Kg / M2 / Jam b. Lengas nisbi dari udara kurang dari 40% c. Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar. 3.2. BAHAN 1. Semen a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland yang memenuhi SNI 15-2049-2004 jenis I. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan. b. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen Portland yang dapat digunakan di dalam proyek. 2. Air Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahanbahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 3. Kondisi gradasi agregat Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 005280 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 64
a. Agregat halus (Pasir) Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis. Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton. Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain. b. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah) Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4. Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butirbutir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton. Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat. Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : - tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 65
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau PBI-71 Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran bahan-bahan lain. 4. Bahan campuran tambahan (admixture) Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai. 5. Mutu dan konsistensi dari beton Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut : Pile Cap,Tie Beam,Pelat ,Kolom dan Balok : K-275 (f’c = 23.27 MPa) dengan ready mix. Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya harus minimal K-100. 6. Pencampuran beton Adukan/campuran beton Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai dengan mutu standard SNI-2847-2013. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Pekerjaan tentang kekuatan/kebersihannya. Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain. Ukuran-ukuran Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Percobaan adukan untuk berat normal beton Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 66
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304, ASTM C 94-98. Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10 m 3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m 3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Pekerjaan. Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan. 7. Pengujian slump Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan. "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump. Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran dipelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm. Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi normal :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
Konstruksi Beton Pelat, Balok, Kolom & Dinding pelat fondasi dan fondasi telapak bertulang Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi di bawah tanah
VI - 67
Slump (cm) Maksimum 15.00
Minimum 12.50
12.50
10.00
9.00
7.50
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm. 8. Percobaan tambahan Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan. 3.3. PELAKSANAAN PENGECORAN 1. Penyiapan tempat kerja a. Pada permukaan beton lama yang akan disambung, dibersihkan dahulu dari kotoran dan material halus yang melekat dengan kompressor dan/atau air sampai bersih dan lembab. b. Kontraktor harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 2 dari Spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah dan aman.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 68
c. Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar senantiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi Pekerjaan beton dapat dicor di dalam air dengan cara dana peralatan khusus untuk menutup kebocoran pada dasar sumuran atau cofferdam. d. Sebelum pengecoran beton dimulai seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. e. Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. 2. Acuan a. Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton. b. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan. c. Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam acuan harus dibulatkan. d. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton. 3. Pengecoran a. Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 69
b. Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan. c. Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. d. Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambah (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. e. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. f. Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segresi partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran. g. Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisanlapisan horizontal dengan tebal tidak melampaui 15 cm. untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur. h. Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. beton tidak boleh dicor langsung dalam air. Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik tremi atau drop-bottom-bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 70
i.
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru. j. Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah pengecoran. k. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor" harus membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai. 4. Pemadatan Beton a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan. b. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi. c. Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat. d. Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurangkurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang sama. e. Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurangkurangnya 5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm. f. Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah secara vertical sedemikian sehingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh keadalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 71
boleh berada pada suatu titik tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton. g. Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam Tabel 3.3.(1). Tabel 3.3.(1) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam Kecepatan Pengecoran Beton (m3/jam)
Jumlah Alat
4
2
8
3
12
4
16
5
20
6
5. Pekerjaan Penyambungan Beton/pengecoran a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dari bahanbahan yang lepas dan rapuh, dengan semprotan udara bertekanan (compressed air) atau sejenisnya dan telah disiram dengan air hingga jenuh. b. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent kental dengan kuas ex SIKA, Fosroc atau setara. c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus dilapisi dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Pekerjaan. d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Pekerjaan. e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering. 3.4. PENGERJAAN AKHIR 1. Pembongkaran acuan a. Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 72
menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai. b. Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan ornament, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca. 2. Permukaan (pengerjaan akhir biasa) a. Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan untuk memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjoloan mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan. b. Direksi pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurangsempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen. c. Blamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan semen acian (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang harus dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum dipakai. 3. Permukaan (pekerjaan akhir khusus) Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan : a. Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan horizontal lainnya sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual sampai halus dan rata dengan menggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang, atau oleh cara lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 73
b. Perataaan permukaan horizontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras. c. Permukaan bukan horizontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang masuk belum rata harus digosok dengan baru gurinda yang agak kasar (medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporis yang digunakan untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan tertinggal di tempat. 4. Perawatan dengan pembasahan a. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperature yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton. b. Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara. Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat sampai dibungkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan melewati permukaan beton dalam 7 hari setelah beton dicor. c. Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambah (aditif), harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari. 5. Cacat pada beton (defective work) Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Pekerjaan mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 74
a. Konstruksi beton yang keropos (honey-comb) b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan. d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain. e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak . f. Atau yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan pada suatu pekerjaan akhir, atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi. g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Pekerjaan dan konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan. h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari Direksi Pekerjaan. Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan memuaskan. i. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor. j. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi Pekerjaan. k. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan, Direksi Pekerjaan harus diberitahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 75
SEKSI 4 BAJA TULANGAN 4.1. Umum 1. Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan spesifikasi dan gambar, penyambungan beton bertulang lama dengan baru, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. 2. Penerbitan Detail Pelaksanaan Detail pelaksanaan untuk baja tulangan yang tidak termasuk dalam dokumen kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali rancangan awal telah selesai. 3. Standar Rujukan PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2 SNI 1729:2015 : Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural SNI-2847-2013 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung ACI 315 : Manual of Standar Practice for Detailing Reiforced Concrete Structures , American Concrete Institute AASHTO M31M - 90 : Deformed and Plain Billet – Steel Bar for Concrete Reinforcement AASHTO M32 – 90 : Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement AASHTO M55 – 89 : Welded Steel Wire Fabrics for Concrete Reinforcement A W S D 2.0 : Standard Spesification for Welded Highway and Railway Bridges 4. Toleransi a. Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan PBI 1971, ACI 315 b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut: i. 4 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran. ii. Seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.1 untuk beton yang terendam atau terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah tapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan. iii. 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam / tertanam dan tidak bisa dicapai, atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karat pada baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya umur atau struktur atau untuk beton yang ditempatkan langsung diatas tanah atau batu , atau untuk beton yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 76
berhubungan langsung dengan kotoran pada selokan atau cairan korosif lainnya. Tabel 4.1 Tebal Selimut Beton Minimum dari baja Tulangan Untuk Beton yang Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai Ukurang Batang Tulangan yang Tebal Selimut Beton Minimum akan Diselimuti (mm) (cm) Batang 16 mm dan lebih kecil 4,0 Batang 19 mm dan 22 mm 5,0 Batang 25 mm dan lebih besar 6,0 5. Pengujian bahan Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus mengadakan pengujian terhadap baja tulangan yang akan dipakai. Semua pengujian tersebut harus dilakukan dilaboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini. 6. Penyimpanan dan Penanganan a. Kontraktor harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram tulangan. b. Kontraktor harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan. 7. Pengajuan Kesiapan Kerja a. Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokan harus disediakan oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan sebelum daftar tersebut serta diagram pembengkokan disetujui. b. Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar pabrik baja yang memberikan berat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja tulangan atau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 77
8. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan yang Tidak memenuhi Ketentuan a. Persetujan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala hal tidak membebaskan Kontraktor atau tanggung jawabnya umtuk memastikan ketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang disediakan sesuai dengan daftar dan diagram, untuk memenuhi rancangan dalam gambar, harus atas biaya kontraktor. b. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam pekerjaan: i. Panjang batang, ketebalan, dan bengkokan yang melebihi toleransi pembuatan yang disyaratkan oleh PBI 1971, ACI 315. ii. Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan dalam gambar atau gambar kerja akhir. iii. Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau oleh sebab lain. c. Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan dari direksi pekerjaan atau yang sedemikian sehingga merusak atau melemahkan bahan. Pembekokan kembali dari batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan kembali lebih dari satu kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan pada pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan kembali, atau bilamana pembekokan kembali tidak disetujui ole Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti seluruh batang tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang disyaratkan. d. Kontraktor harus menyediakan fasilitas ditempat kerja untuk pemotongan dan pembengkokan tulangan, baik jika mrelakkukan pemesanan tulangan yang telah dibengkokkan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan atu stok batang lurus yang cukup ditempat, untuk pembengkokan sebagaimana yang diperlukan dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian. 9. Penggantian Ukuran Batang Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas disahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar. 4.2. Bahan 1. Baja Tulangan a. Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan gambar dan memenuhi tabel berikut:
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 78
Tabel 4.2 Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan Tegangan Leleh Karakteristik atau tegangan Mutu Sebutan karakteristik yang memberikan regangan tetap 0,2 (kg/cm 2) U24 Baja Lunak 2400 U32 Baja Sedang 3200 U39 Baja Keras 3900 U48 Baja Keras 4800
b. Bila anyaman baja tulangan diperlukan seperti untuk tulangan pelat, maka harus memenuhi mutu U-50, mengikuti SII 0784-83. 2. Tumpuan Untuk Tulangan Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak dengan mutu K 225 seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu, atau bahan lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan. 3. Pengikat Untuk Tulangan Kawat Pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak dan tidak disebpuh seng. 4.3. Pembuatan Dan Penempatan 1. Pembengkokan a. Standard Pembengkokan Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SNI-2847-2013 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain. b. Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus dibengkokkan secara dingin. Bila pembekokan secara panas dilapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat – sifat fisik baja tidak banyak berubah. c. Batang tulangan dengan diameter 2 cm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok. 2. Penyambungan, Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran a. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24) Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait b. Baja tulangan mutu U-39 (BJTD-39) Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait c. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus harus dibuat sedemikian sehingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 79
yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan. d. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10. e. Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis. Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka sambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang memenuhi ketentuan dari A W S D 2.0. pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak diperkenankan. f. Pada penyambungan beton bertulang lama ke beton bertulang baru, selain dilakukan seperti yang ditunjukkan pada seksi 3.3.(5) juga dilakukan dengan menggunakan Chemical Anchor (chemset) atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. Beton lama dibor kemudian lubang bor dibersihkan setelah itu chemical dimasukkan ke lubang dan terakhir rebar/besi beton dimasukkan pada lubang beton yang telah diisi chemical tadi. Kontraktor dapat mengajukan usulan metode penyambungan lain untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai. 3. Penempatan dan Pengikatan a. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat merusak atau mengurangi pelekatan dengan beton. b. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan dalam Point 4.1.5 atau sesuai yang diperintahakan oleh Direksi Pekerjaan. c. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergesr pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan. d. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehuingga tidak akan terekspos. e. Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian. f. Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 80
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 81
SEKSI 5 PONDASI MINI PILE 6.1.
Umum 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pelaksanaan pemancangan mini pile, percobaan tes pembebanan tiang (PDA Test). Kontraktor wajib menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pemancangan tiang. Pekerjaan mobilisasi menyangkut perijinan, pengangkutan ke lokasi proyek, keamanannya dan biayanya menjadi tanggung jawab kontraktor. 2. Penerbitan Detail Pelaksanaan Detail pelaksanaan untuk pondasi mini pile dari beton bertulang yang tidak termasuk dalam dokumen lelang akan disiapkan oleh Direksi Pekerjaan dan diterbitkan untuk kontraktor setelah peninjauan kembali rancangan telah selesai dikerjakan. 3. Toleransi Pekerjaan pondasi harus memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan pada spesifikasi beton. 4. Standar Rujukan Standar rujukan seperti yang telah disyaratkan pada pada Point 4.1.6 5. Persiapan Kerja - Menggunakan alat pancang drop hammer dengan kapasitas 1,8 ton. - Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter. - Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan. - Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangan. - Kontraktor harus dapat menunjukkan bahwa alat yang digunakan telah tersedia dan dapat digunakan pada waktu yang telah ditentukan. 6. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 82
Penyimpanan dan pengangkatan harus dilakukan pada tempat-tempat yang telah ditentukan dan hati-hati guna menghindari terjadinya lenturanlenturan maupun kejutan-kejutan yang mungkin terjadi. 7. Kondisi Tempat Kerja Kondisi tempat kerja seperti yang telah disyaratkan dalam seksi 3 dan 4 dari spesifikasi ini. 6.2.
Bahan Mini pile yang digunakan adalah jenis material beton bertulang pracetak dengan bentuk penampang segiempat dan kedalaman dari muka tanah asli setempat (MTAS) sesuai dengan gambar. Pekerjaan beton dan baja tulangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Point 3.2 dan 4.2. Kecuali jika ditunjukkan lain dalam gambar, maka mutu beton adalah K500 dan mutu baja U24 dan U-39.
6.3.
Pelaksanaan 6.3.1. Penetrasi tiang pancang - Pada waktu pemancangan, penetrasi dari tiang pancang harus dicatat dengan baik sesuai dengan pengarahan dari konstruktor / perencana untuk menentukan daya dukung tiang. - Apabila tiang yang disambung terpancang masuk hanya ± 1.00 m dari muka tanah, maka tiang pancang tersebut dapat dipotong pada sambungan dan dapat digunakan untuk penyambungan akhir tiang lain dengan posisi yang tidak baik berada dibagian atas. - Pada waktu pencatatan ini, harus dicatat penetrasi total pertama lalu pelenturan kembali ( rebound ) untuk mendapatkan penetrasi yang permanen. - Seandainya terjadi penghentian pemancangan sebelum tercapai angka penetrasi akan dilakukan kembali setelah penetrasi mencapai 30 cm, atau setelah minimum 90 pukulan pasa waktu melanjutkan pemancangan. - Pemancangan dapat dihentikan apabila penetrasi total 3 kali berturutturut menunjukkan penetrasi yang sama atau lebih kecil. 6.3.2. Pemancangan tiang - Tentukan titik tiang pancang dengan menggunakan alat ukur Theodolit dan tandai dengan patok. - Pemancangan harus dilakukan betul-betul vertikal tegak lurus seperti yang disyaratkan dan pada waktu pemancangan harus dicegah terjadinya gerakan-gerakan lateral horizontal. Tinggi jatuh palu 1,5 meter ke kepala tiang.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
-
-
6.4.
VI - 83
Harus melaksanakan kalendering tes. Final set pemancangan tiang maksimal 2 cm. Tiang-tiang yang dipancang secara tidak baik menurut garis vertikal dan dianggap bisa membahayakan atau mengurangi kegunaan tiang pancang, maka tiang pancang tersebut harus diperbaiki atau harus ditambah tiang pancang lain. Tiang-tiang pancang yang rusak / dianggap rusak sehingga mengurangi kegunaannya, maka tiang-tiang tersebut harus diganti dengan yang baik/baru atau diperbaiki pada bagian-bagian yang rusak dimana biaya keseluruhan ditanggung Kontraktor. Perbaikan hanya diperkenankan apabila terdapat bagian yang rusak/retak dari sebagian kecil dari penampang tiang, perbaikan harus sesuai dengan prosedur dan material untuk perbaikan beton. Toleransi titik pemancangan tidak boleh lebih dari 5 cm dari titik yang ditentukan dengan toleransi kemiringan adalah vertikal 1 : 800. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.
Pengujian Pembebanan dengan PDA Test 6.4.1. Umum 1. Pelaksanaan pengujian tiang pondasi dilakukan setelah tiang yang dipilih telah dipancang selama 14 hari untuk memberikan kesempatan tanah mencapai pemulihan dari kondisi pemancangan. Pekerjaan tiang di sekitar lokasi pengujian harus dihentikan selama proses pengujian. 2. Kontraktor wajib menyediakan tenaga kerja yang ahli untuk mengoperasikan, mengamati dan mencatat pengujian, dan menyediakan material/peralatan yang diperlukan untuk persiapan, pelaksanaan, dan pengukuran hasil pengujian. 3. Segala biaya yang timbul atas pelaksanaan test pengujian pondasi menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya. 4. Pengujian pondasi tiang harus dilakukan pada tiang-tiang pondasi yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah titik PDA Test adalah sebesar 1 % atau minimal 1 (satu) tiang untuk 1 (satu) segmen dari jumlah keseluruhan tiang untuk masing-masing kedalaman tiang pancang. Atau untuk setiap 10 (sepuluh) titik pemancangan wajib dilaksanakan PDA test. 5. Pondasi tiang yang akan diuji harus mempunyai bahan dan ukuran yang sama dengan pondasi-pondasi tiang yang digunakan sebagai pondasi tiang di proyek tersebut dan harus dipancang dengan alat pancang, metoda dan prosedur yang sama.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 84
6. Usulan pengujian beserta semua prosedur lengkapnya, harus sudah disampaikan kepada Direksi minimal dua minggu sebelum uji pembebanan akan dilaksanakan. Lokasi pengujian akan ditentukan kemudian berdasarkan hasil pelaksanaan tiang pancang. 7. Dalam hal percobaan beban tidak memenuhi kriteria keamanan yang ditentukan untuk daya dukung tiang, Kontraktor berkewajiban untuk mengulangi percobaan beban pada tiang yang dicurigai yang lain atas biaya sendiri. Disamping itu, Kontraktor berkewajiban menambah tiang pada kelompok tiang di mana terjadi kegagalan kriteria keamanan pada percobaan beban. 8. Kontraktor diwajibkan mencatat semua kejadian pada saat dilakukan percobaan pembebanan. 9. Sehubungan percobaan beban hanya dilaksanakan pada beberapa tiang, Kontraktor harus tetap bertanggung jawab dan menjamin semua tiang memenuhi syarat toleransi daya dukung yang ditentukan. Dapat dipenuhinya beberapa tiang tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas keseluruhan pekerjaan pondasi. 6.4.2. Panjang dan Daya Dukung Tiang - Perkiraan panjang dan daya dukung tiang diberikan dalam gambar rencana. Namun demikian, Kontraktor dianjurkan untuk secara teliti mengevaluasi panjang tiang yang dibutuhkan pada masing-masing lokasi pekerjaan. Panjang yang tercantum dalam gambar adalah perkiraan. Apabila dianggap perlu, Kontraktor dapat melakukan driving test atas biaya sendiri untuk mengetahui panjang tiang secara lebih pasti. - Bila sampai terjadi panjang tiang melebihi apa yang sudah diperkirakan dalam gambar rencana, maka dalam hal apapun Pemberi Tugas / Direksi Pekerjaan tidak akan menanggapi tuntutan (claim) baik penyesuaian harga maupun waktu pelaksanaan pekerjaan dalam Kontrak yang sudah ditetapkan bagi pekerjaan tiang pondasi, sebagai akibat kelebihan panjang tiang tersebut di atas. 6.4.3. Acuan Prosedur Prosedur pengujian dan peralatan yang digunakan untuk percobaan pembebanan mengikuti prosedur ASTM-D.1143. 6.4.4. Prosedur Pembebanan Beban uji vertikal harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi pembebanan dinamik yang dilakukan oleh Pelaksana PDA.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 85
6.4.5. Peralatan - PDA-PAX - Sepasang sensor Accelerometer - Sepasang sensor Strain Transducer - Peralatan tambahan seperti gerinda, bor tangan dan Alat Pelindung Diri (APD) 6.4.6. Persiapan Pengujian 1. Pengumpulan data informasi yang diperlukan meliputi : - Gambar yang menunjukan lokasi dan identifikasi tiang. - Tanggal pemancangan. - Panjang tiang dan luas penampang - Panjang tiang tertanam 2. Tahap persiapan - Penggalian tanah sekeliling kepala tiang apabila kepala tiang rata dengan permukaan tanah. - Perapian kepala tiang agar rata, simetris dan tegak lurus. - Pemasangan instrumen strain transducer dan accelerometer dengan cara dibor pada sisi tiang dan saling tegak lurus dengan jarak minimal 1,5 x diameter kepala tiang. - Persiapkan palu dan cushion pada kepala tiang. - Masukkan nilai kalibrasi strain transducer dan accelerometer kemudian periksa koneksitas peralatan pengujian secara keseluruhan. - Masukkan data tiang dan palu pada PDA-PAX. Data tiang seperti nomor identifikasi tiang, tanggal pemancangan tiang, luas penampang tiang, panjang tiang yang digunakan serta panjang tiang yang tertanam. Data palu adalah berat palu yang digunakan. - Lakukan pengecekan ulang untuk memastikan pengujian telah siap dilakukan. 6.4.7. Pekerjaan Pengujian 1. Berat hammer dan tinggi jatuh hammer dapat menggunakan ketentuan yang dipakai saat pemancangan. 2. Setelah palu dijatuhkan ke kepala tiang, didapat variable tiang yang diuji seperti kapasitas daya dukung tiang (RMX), energy, displacement / penurunan maksimum tiang (DMX), dan nilai keutuhan tiang (BTA) 3. Dari data yang didapatkan dilakukan analisa menggunakan Case Method 4. Hasil pengujian beban maksimum harus 200 % dari beban rencana/desain load.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 86
6.4.8. Laporan Laporan dari percobaan pembebanan harus mencantumkan informasiinformasi berikut : • Kondisi dari tanah pada lokasi percobaan pembebanan. • Data alat pancang. • Data tiang pancang/mini pile. • Data hasil pengukuran dan analisis. • Catatan mengenai hal-hal yang tidak umum yang terjadi selama proses percobaan pembebanan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 87
SEKSI 6 PENUTUP
1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini untuk menguraikan bahan-bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diadakan oleh kontraktor atau diselenggarakan kontraktor”, maka hal ini dianggap seperti betul – betul disebutkan, jika ternyata uraian tersebut masuk dalam pekerjaan. 2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian–bagian yang betul– betul termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini harus diselenggarakan oleh kontraktor dan dianggap seperti benar-benar disebutkan. 3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka tetap diadakan / dikerjakan kontraktor. 4. Hal – hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak pemberi tugas, unsur teknis, konsultan pengawas dan konsultan perencana.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 88
BAB IV PERSYARATAN TEKNIS MEKANIKAL LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan mekanikal yang dijelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan mekanikal yang dimaksud adalah sebagai berikut : Pekerjaan sistem Air-Bersih Pekerjaan Pemipaan Air Kotor Pekerjaan Sistem Pemadam Kebakaran Pekerjaan Sistem Tata Udara
PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH 4. Uraian Lingkup Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan Sistem Penyediaan Air Bersih secara lengkap dari keluaran instalasi PDAM sampai dengan Ground Water Reservoir (GWT) sehingga sistem dapat bekerja secara baik. Pengadaan dan pemasangan Pompa Air Bersih dan Pompa Transfer di di Ruang Mesin sampai tersambung ke system pemipaan air bersih dalam bangunan. Pengadaan dan pemasangan Sistem Pemipaan Distribusi air bersih mulai dari outlet pompa air bersih dan pompa air recycling di ruang mesin sampai ke titik-titik distribusi air bersih, inlet Toilet, inlet Urinoir dan inlet Siram Taman sesuai dengan gambar perencanaan.
5. Persyaratan Pemipaan Air Bersih Persyaratan Pemipaan Pipa dan fitting air bersih di luar gedung menggunakan bahan pipa galvanis skedul 4 dan di dalam gedung harus menggunakan bahan jenis Poly Prophylene (PPr). Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang tercantum dalam buku Pedoman Plambing Indonesia.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 89
Contoh-contoh bahan dan konstruksi harus diajukan kepada Direksi Pengawas/Manajemen Konstruksi untuk diperiksa dan disetujui, selambatlambatnya 3 (tiga) minggu sebelum pembuatan dan pemasangan. Pemasangan pipa datar harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 ke arah katup/flange pembuangan (drain valve/flange) dan pipa naik/turun harus benar-benar tegak. Pemasangan pipa mendatar dalam bangunan harus dibuat dengan kemiringan 1/1000 menuju ke arah pipa tegak/riser. Belokan harus menggunakan long-radius elbow, penggunaan short elbow, standard elbow, bend dan knee sama sekali tidak diperkenankan. Fitting, peralatan bantu, peralatan ukur dan lainnya yang memiliki tahanan aliran yang berlebih tidak diperkenankan dipasang kecuali yang disyaratkan pada buku ini. Pada belokan dari pipa datar ke pipa tegak harus dipasang alat pengumpul kotoran yang tertutup (capped dirt pocket). Semua alat ukur harus dalam batas ukur yang baik dan mempunyai ketelitian yang sewajarnya untuk pengukuran. Selama pemasangan berjalan, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka untuk mencegah tanah, debu dan kotoran lainnya, dengan dop/blind flange untuk pipa baja dan copper, pemanasan press untuk pipa PPR/PVC. Setiap jaringan yang telah selesai dipasang, harus ditiup dengan udara kempa (compressed air) untuk jangka waktu yang cukup lama, agar kotoran kotoran yang mungkin sudah masuk ke dalam pipa dapat terbuang sama sekali. Ketentuan/Persyaratan teknis tentang instalasi pemipaan, peralatan bantu, dan yang lainnya telah diuraiakan pada pasal terdahulu Persyaratan Desinfektan 1.
2. 3. 4.
Desinfeksi dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan air bersih dapat berfungsi dengan baik, dan sebelum penyerahan pertama. Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan Chlorine ke dalam sistem dengan cara injeksi. Dosis Chlorine adalah 50 ppm. Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar Chlor tidak melebihi 0,2 ppm.
Pengujian Instalasi Pemipaan 1.
2.
3.
Pengujian dilakukan untuk menguji hasil pekerjaan penyambungan pipa-pipa serta kondisi dari pipa-pipa yang telah dipasang. Pengujian dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan selesai dikerjakan dan siap untuk dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan hidrostatik pada sistem pemipaan, tekanan yang diberikan adalah 1,5 kali tekanan kerja, minimum 10 kg/cm2.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 90
4.
Pengujian
dilakukan
selama 8 jam, tanpa terjadinya penurunan tekanan. 5.
6.
Apabila terjadi penurunan tekanan, maka Kontraktor harus mencari sebab-sebabnya dan melakukan penggantian bila keadaan mengharuskan. Perbaikan yang sifatnya sementara tidak diizinkan.
Daftar Material No. 1. 2.
Material Pipa PPr Pipa BSP Sch40
Merk Kitazawa,Toro, Wavin, Era Bakri, Spindo
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 91
PEKERJAAN PEMIPAAN AIR KOTOR Uraian Lingkup Pekerjaan Pemipaan air kotor dalam bangunan dari sanitary fixtures sampai tersambung dengan pipa utama Instalasi Pengolahan Air Limbah / IPAL. Pemipaan air kotor di luar bangunan (pipa utama) untuk penyalur air kotor dari pemipaan air kotor dalam bangunan sampai ke IPAL/STP.
Persyaratan Bahan dan Peralatan Pipa dan Fitting Untuk sistem pemipaan tegak, Pipa dan fitting yang digunakan dalam sistem pemipaan ini harus dari jenis PVC dan berasal dari satu merk serta mengikuti SII 1246-85 dan SII 1448-85. Fitting dapat juga dari merk lain selama ada jaminan dari pabrik pembuat pipa bahwa pipa yang diproduksi oleh pabrik itu meng- gunakan fitting standard yang diproduksi oleh pabrik lain yang ditentukan olah pabrik pembuat pipa tersebut. Untuk hal tersebut di atas Kontraktor harus menyediakan potongan pipa dari berbagai ukuran yang akan digunakan dan membuat contoh sambungan (mock up) antara pipa dengan pipa dan pipa dengan fitting untuk ditunjukkan kepada Manajemen Konstruksi dan mendapat persetujuan untuk penggunaan pipa dan fitting tersebut serta memberikan jaminan purna jual untuk pipa dan fitting tersebut. Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan cara pemasangan seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu 'Persyaratan Teknis ME'. Sambungan Untuk pipa kelas S-12.5 dengan diameter 50 Mm atau lebih kecil mengguna-kan perekat solvent cement. Untuk pipa kelas S-16 dengan diameter lebih besar dari 50 mm menggunakan sambungan dengan rubber-ring bell and spigot.
6. Persyaratan Pelaksanaan Pemipaan Semua pipa dan fitting yang dipakai dalam pekerjaan ini harus dari satu merek. Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa. Fitting harus dari jenis "injection moulded" sedangkan "Welded fitting" sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan. Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau COMBINATION WYE-45 atau LONG RADIUS BEND dengan floor clean out. Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm di atas muka banjir alat sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar 1%. Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm di atas atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 92
Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air kotor dan bekas. Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus diadakan koordinasi dengan pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan beton lantai maupun dinding. Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan dimensi dari masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar tersebut. Di setiap floor drain dilengkapi dengan UTrap, untuk mencegah masuknya gas yang berbau kedalam ruangan. Pada saluran buangan dari prepation area dapur, sebelum masuk ke inlet, sistem permipaan air kotor bangunan, harus dipasang penyaring kotoran untuk mencegah penyumbatan di dalam pipa, dan penyaringan lemak menggunakan instalasi grease trap seperti dalam gambar. Bahan penyaring kotoran terbuat stainless steel. Pada jalur perpipaan air kotor dan bekas yang mengandung lemak dipasang floor clean out di setiap belokan dan pada pipa vertikal utama (di setiap pintu shaft). Sedangkan jalur pemipaan buangan dari laboratorium, area kamar operasi dan lain-lain, air yang mengandung infeksius dibuang ke bak netralisasi / prefilter terlebih dulu. Begitu juga pemipaan buangan dari area dapur umum harus dipisahkan dari lemak di bak penangkap / grease trap. Persyaratan material (kelas, standard dan lainnya), ketentuan cara pemasangan seperti yang dicantumkan pada bab terdahulu 'Persyaratan Teknis ME'. Pengujian Sistem Semua lubang pada pipa pembuangan ditutup. Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent tertinggi. Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila tidak terjadi penurunan muka-air setelah lewat 6 (enam) jam.
Daftar Material No. 1. 2.
Material Pipa PVC U trap
Merk Wavin, Vinilon, Paralon Vinilon
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 93
PEKERJAAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN Lingkup Pekerjaan Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar- gambar perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : Pengadaan Unit kotak hidran, pillar hidran, tabung fire extinguisher berikut isinya, dan lainnya secara lengkap. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pemipaan sprinkler dan pipa tegak hidran dari ruang mesin sampai ke dalam bangunan berikut peralatan bantunya secara lengkap. Pengadaan dan pemasangan pemipaan pillar hidran halaman dan Siamise Conection. Pekerjaan lain yang masih termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan Persayaratan Teknis dan gambar perancangan. Peralatan bantu dan pendukung yang diperlukan untuk kesempur-naan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar rancangan dan Persyaratan Teknis. Sistem Dan Persyaratan Operasi Sistem pemadam kebakaran dengan air yang diterapkan adalah automatic sprinkler wet-pipe/riser dan standpipe hose system wet-pipe/ riser untuk area publik Sistem pemadam kebakaran Fire Suppression Hidrogen untuk ruangan-ruangan khusus (OK,ICCU,HCU dll). Sistem pemadam kebakaran dengan bahan kimia yang diterapkan dengan menggunakan tabung APAR (Portable Fire-extinguisher) jenis Dry Chemical Multi Purpose. Air di dalam pipa selamanya dipertahankan untuk tetap bertekanan dengan bantuan automatic jockey pump yang merupakan bagian dari sistem kerja otomatis dari automatic fire hydrant pumps set. Standard yang diikuti Surat keputusan Menteri Pekerjaan Umum No: 02/KPTS/1985, tentang ketentuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung Standard Konstruksi Bangunan Indonesia, SKBI National Fire Codes yang dikeluarkan oleh NFPA, artikel nomer : NFPA 12A/1990 ; NFPA 13/1990 ; NFPA 14/1990 ; NFPA 19/1990 ; NFPA 20/1990 ; NFPA 24/1990
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 94
Peralatan penting lainnya, harus sesuai dengan standar yang dinyatakan pada NFPA dan harus dinyatakan terdaftar pada badan yang berwenang (Underwriter Laboratory) dengan indikasi 'UL Listed'. Semua pemipaan sistem kebakaran dicat warna merah.
Pemipaan Bahan yang digunakan dalam sistem pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada pasal 1.1.2 dan segala sesuatu yang tercantum pada National Fire Codes artikel, NFPA No. 24-1990 seperti disebut terdahulu atau Black Steel Pipe (BSP) SCH 40. Pipa, fitting dan segala peralatan bantu sistem pemipaan harus dipasang sesuai dengan segala yang tercantum pada gambar perancangan. Katup-katup penutup harus dari jenis 'SUPERVISED' dan dihubungkan dengan Central Fire Alarm (FACP) dan/atau Local Master Fire Alarm Control Panel (LMFAC) sesuai dengan rancangan dan peralatan yang terpasang/ditawarkan dari Sistem Pengindera Kebakaran. Pipa dan perlengkapannya (fitting, katup dan lainnya)harus mengikuti standard ANSI, dalam hal ini adalah : ANSI; kelas 300 PSI : untuk katup dan peralatan sejenisnya. ASTM A.53; Sch.40 : untuk pipa galvanis. ANSI B.16; 5,9,10,11 : untuk screwed, flanged, welded fittings.
Persyaratan Pemasangan Dasar Pelaksanaan Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada manual seperti yang disebut pada pasal selanjutnya. Manual untuk pemasangan pipa, Steel Pipe Design and Installation, seperti dari AWWA.M11 Steel Pipe Manual atau dapat juga dari ANSI B.35.1 Codes for pressure piping. Manual untuk pelapisan pelindung pipa (coating and lining standards), Standards for coal for Enamel Protective coating for steel water pipelines, AWWA.C203-78. Manual untuk sambungan pipa, Standards for Field Welding of Steel Water Pipe Joints, AWWA.C206-82. Standards for Steel Pipe Flanges, AWWA.C207-78. Anual untuk fitting pipa, AWWA Standards for dimensions for Steel Water Pipe Fittings, AWWA.C208-83. Pemipaan Dalam Bangunan Pada dasarnya, pelaksanaan pekerjaan pemipaan harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum dalam buku NFPA No. 19-1990. Mechanical joint (sambungan mekanis) harus menggunakan Rubber Gasket model A, dimana sebelum dipasang ujung socket dan gasket harus dicuci bersih dengan sabun/deterjen lunak (TEPOL atau setaraf).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 95
2Screw-thread joint (sambungan ulir) harus menggunakan kompon (jointcompound) atau dapat juga menggunakan seal-tape dan di- pasang pada ulir laki (male thread) saja. Uliran pada pipa yang tersisa setelah pemasangan harus dilapis dengan kompon untuk mencegah terjadinya karat. Flanged joint (sambungan flange) harus menggunakan kompon dan diulaskan pada kedua sisi gasket dan permukaan kedua flange. Welded joint (sambungan las) harus dari jenis 'Butt welding' atau 'Welded flange', dan hanya digunakan untuk pipa-pipa dengan ukuran 65mm atau lebih besar, kecuali untuk tempat-tempat khusus dengan pertimbangan untuk kemudahan perawatan seperti yang dinyatakan pada gambar. Harus disiapkan Water Supply test dan drain pada setiap pipa tegak dan disediakan jalur buangan ke saluran air hujan terdekat dimana di ujung saluran tersebut diberi kawat pelindung. Untuk diatas plafond asbes dipasang two-way head sprinkler. Pemipaan Luar Bangunan 1. Pada dasarnya, pelaksanaan pekerjaan pemipaan harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada buku National Fire Codes, NFPA No. 241990. 2. Segala yang tercantum pada buku NFPA No.24 adalah mengikat dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kelengkapan Dokumen Pelelangan /Pelaksanaan /Kontrak (Gambar dan Buku Spesifikasi).
Daftar Material No. 1. 2.
Material Valve k.10,k20 Pipa BSP Sch40
Merk Kitazawa,Toro Bakri,Spindo
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 96
PEKERJAAN SISTEM TATA-UDARA Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Pemipaan Refrijeran dari Indoor Unit ke Condensing Unit / Outdoor Unit. Pekerjaan pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke saluran drainase. Instalasi Daya, Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk menghubungkan panel daya dengan outlet daya dan peralatan listrik, sesuai dengan gambar Perencanaan dan Spesifikasi Teknis. Pekerjaan Pemipaan
4.1. Umum Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, jalur-jalur pipa yang terlihat pada adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalurJalur instalasi lainnya, diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum dilaksanakan. 4.2. Pekerjaan Pemipaan Refrigerant dan Kondensat 4.2.1. Persyaratan umum pemipaan Refrigerant Tipe Pipa tembaga harus mengikuti standar ASTMB 280 untuk penggunaan dengan Gas Refrijeran R410a (Ramah Lingkungan) Harus mengikuti 'Safety Code for Mechanical Refrijeration ASA-B9.1-1965' dan Code for Refrijerant Piping ASA-B3.5-1962. Apabila terdapat ketidak sesuaian antara Gambar Perencanaan dengan peraturan/Rekomendasi dari Manufacturer, maka Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi 4.2.2. Persyaratan pemipaan refrigerant Sambungan, Harus dengan Branzed Joints with Sweat Fitting. Harus menggunakan Forged / Extruded Copper Fitting sesuai dengan standard ASA-B.16.181963. Harus dengan proses Hard Solder. Filter Material dengan 'Silver Base Alloy' Melting for 1000 0F. Sambungan ke peralatan di sesuaikan dengan outlet dari peralatan tersebut. Proses soldering/brazing harus dilakukan dengan mengalirkan gas Nitrogen pada bagian dalam pipa, untuk menghindari penumpu-kan jelaga pada bagian dalam pipa sambungan/fitting/elbow. Belokan-belokan harus menggunakan elbow, tidak diizinkan membengkokan pipa untuk membuat belokan. Pemasangan isolasi baru boleh dilakukan setelah pipa ditest. Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem kedudukan pipa.
4.2.3. Persyaratan Pemasangan Isolasi Pipa Refrijeran
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 97
1. Isolasi harus dipasang dengan cara memasukkan pipa ke lubang yang telah tersedia tanpa merobek isolasi tersebut. 3. Apabila terjadi robekan pada isolasi, maka harus dirapatkan kembali dengan menggunakan lem karet seperti Castrol, Aica Aibon atau sejenisnya. 4. Bila robekan lebih panjang dari 40 cm, maka isolasi tersebut harus diganti. 5. Setelah isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena sinar matahari langsung, harus dibungkus dengan Aluminium Foil. 6. Sisi-sisi Aluminium foil tersebut harus direkat dengan Foil Tape sehingga benar -benar rapat. 7. Pada bagian-bagian yang akan diklem atau ditumpu harus dilindungi dengan pelat BjLS 100 yang dilekuk sesuai dengan bentuk isolasi. 8. Pada bagian Filter Drier dan peralatan lainnya, isolasi menggunakan Foamed Plastic Insulating Tape. 4.2.4. Persyaratan Pemasangan Pipa Kondensat 1. Harus dipasang dengan kemiringan minimum 1%. 2. Sambungan dengan Solvent Cement. 3. Pipa drain (kondensasi) dari PVC class AW dan harus dilengkapi dengan isolasi jenis Styrofoam yang sudah dicetak setengah pipa dan dibungkus dengan Aluminium Foil, Isolasi sampai penyambungan ke scope Kontraktor lain. 4. Fitting harus dari jenis Injection Moulded Fitting. Pekerjaan listrik Meliputi pengadaan komponen panel, grounding, terminasi sesuai dengan gambar perencanaan. Kabel untuk instalasi listrik harus dipasang dalam PVC conduit high impact. Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang bersangkutan. Disetiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan. Jari-jari belokan kabel, hendaknya minimum 1,5 kali diameter kabel. Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen”, kabel 25 mm² keatas pemasangan “kabel schoen” menggunakan timah pateri lalu dipress hydraulis. Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan. Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal flexible conduit. Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diclamp rapi ke dinding memakai clamp pipa. Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai clamp penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
Daftar Material No
Material
Merk
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
1. 2. 3.
Pipa Refrigerant Pipa Pengembunan (PVC) Isolasi Pipa Refrigerant, Pengembunan
VI - 98
Kembla,Denji,Trust,Crane Paralon, Vinilon Thermaflex
BAB V PEKERJAAN SISTEM LISTRIK ARUS KUAT 5.1.
PERSYARATAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK 1. Umum. Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. 2. Kemampuan Operasi Sistem Distribusi Listrik 1. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik utama yang berasal dari Jaringan Tegangan Rendah PLN (380 kV, 3 phasa, 50 Hertz). 2. Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara otomatis sebagian kebutuhan daya dilayani oleh sumber catu daya cadangan yang berasal dari Diesel Generating Set. 3. Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis seluruh beban dimatikan oleh signal listrik yang dikirimkan dari sentral Sistem Pengindera Kebakaran (FACP) kecuali daya listrik untuk mencatu beban-beban khusus seperti Electric Fire Pump, Fuel Pump lift kebakaran, peralatan bantu evakuasi. 3. Lingkup Pekerjaan. 1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi listrik seperti dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar perencanaan listrik. Dalam Pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang akan dipakai dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik. 2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
VI - 99
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. 3. Sebagai dijelaskan pada gambar-gambar rancangan, pemborong wajib melakukan pengadaan, pemasangan, pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipakai, seluruh instalasi tenaga & penerangan yang meliputi beberapa pekerjaan sebagai berikut : a. Kabel Daya Tegangan Menengah b. Panel Daya Tegangan Menengah c. Transformator Daya d. Panel Daya Tegangan Rendah e. Power Factor Correction - Capasitor Bank f. Kabel Daya Tegangan Rendah g. Kabel Daya Tegangan Rendah h. Instalasi Daya i. Instalasi Penerangan j. Fixture Lampu k. Sistem Pembumian Pengaman l. Peralatan Penunjang Instalasi m. Instalasi penangkal petir
Kabel Daya Tegangan Menengah Pekerjaan ini termasuk kabel yang menghubungkan gardu utama dengan panel Cubical Medium Voltage Main Distribution/MVMDP), menghubungkan MVMDP dan Transformator Daya serta harus termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik. Panel Daya Tegangan Menengah Panel-Panel Daya Tegangan Menengah atau Medium Voltage Main Distribution Panel (MVMDP) pekerjaannya meliputi Incoming Panel, Metering Panel dan Outgoing Panel serta peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik. Transformator Daya Pekerjaan ini meliputi pengadaan transformer daya serta kelengkapankelengkapan lain yang dibutuhkan sesuai persyaratan teknis, gambar perencanaan dan persyaratan keamanan lain yang diperlukan untuk kesempurnaan sistem. Panel Daya Tegangan Rendah Pekerjaan ini meliputi Panel Low Voltage Main Distribution / LVMDP, Sub distribution Panel, Panel-panel Daya dan Panel Penerangan termasuk seluruh peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik. Power Factor Correction - Capasitor Bank Pekerjaan ini meliputi Pengadaan dan Pemasangan Capacitor Bank termasuk seluruh peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 100
VI -
Kabel Daya Tegangan Rendah Pekerjaan ini meliputi kabel utama dari Panel Genset ke panel LVMDP, kemudian kabel-kabel yang digunakan untuk menghubungkan panel satu dengan panel lainnya serta harus termasuk seluruh peralatan - peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.
Instalasi Daya. Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang digunakan untuk menghubungkan panel-panel daya dengan outlet-outlet daya dan peralatanperalatan listrik, seperti Exhaust Fan, Motor-motor Listrik pada peralatan Sistem Mekanikal serta peralatan lain sesuai dengan Gambar Perencanaan dan Buku Persyaratan Teknis. Instalasi Penerangan. Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel-panel penerangan dengan fixture lampu, baik di dalam maupun di luar bangunan, sesuai dengan Gambar Perencanaan dan Buku Persyaratan Teknis. Fixture Lampu. Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu, fitting, ballast, starter, capasitor, lampu-lampu dan peralatan-peralatan lain yang berhubungan dengan item pekerjaan sesuai dengan standard pabrik yang dipilih. Sistem Pembumian Pengaman. Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini. Peralatan Penunjang Instalasi. Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos saklar, doos penyambungan, doos pencabangan, elbow, metal flexible conduit, klem dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem Distribusi Listrik meskipun peralatan-peralatan ini tidak disebutkan dan digambarkan dengan jelas di dalam Gambar Perencanaan. Peralatan bantu/pendukung Peralatan bantu / pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
4. Persyaratan Kabel Tegangan Menengah Ketentuan Umum 1. Kabel tegangan menengah digunakan untuk menghubungkan:
-
Gardu PLN dengan MVMDP
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 101
VI -
-
MVMDP dengan Transformator Daya 2. Kabel kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard SNI dan IEC atau standard-standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK. 3. Kabel tegangan menengah yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Karakteristik listrik : - Jenis Kabel : Lihat gambar - Penampang kabel : Lihat gambar - Tegangan kerja antara phase dengan phase : 20 KV - Frekuensi : 50 HZ b. Penghubung antara panel TM ke sisi TM dari transformator dipakai kabel dengan type dan diameter lihat gambar (kabel dengan isolasi polyethelene). c. Sebelum pemesanan maka panel serta peralatan-peralatan bantu lainnya yang akan digunakan harus diajukan sertifikat pengujiannya terlebih dahulu kepada direksi. Spesifikasi Teknis Kabel TM 1. Jenis kabel 2. 3. 4. 5.
: N2XSY multi core atau single core sesuai dengan gambar perencanaan. Bahan konduktor : Tembaga Isolasi : XLPE Tegangan nominal : 24 kV Ukuran kabel : Sesuai gambar perencanaan.
Persyaratan Pemasangan 1. Pemasangan kabel instalasi tegangan menengah harus memenuhi peraturan PLN dan PUIL 2000 atau peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia. 2. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis. 3. Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel. 4. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai. 5. Kabel yang menghubungkan antara gardu PLN dengan MVMDP dan antara MVMDP dengan Trafo tidak boleh ada sambungan. 6. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel. 7. Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan ujung akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable', sehingga bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak. 8. Kabel antara gardu Utama dengan MVMDP (di ruang trafo) dipasang dengan cara ditanam langsung dalam tanah dan Rak Kabel (seperti dalam Gambar Perencanaan).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 102
VI -
5. Persyaratan Panel tegangan Menengah Ketentuan Umum 1. Medium Voltage Main Distribution Panel (MVMDP) terdiri dari panel:
-
Incoming Panel Metering Panel Outgoing (transformer protection) Panel
Lighting arrester panel 2. MVMDP yang digunakan harus memenuhi SNI, SPLN dan IEC atau standard-standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK. 3. MVMDP yang digunakan harus mempunyai rekomendasi untuk dipasang di daerah tropis. 4. Sebelum melaksanakan pembuatan panel-panel perlu dibuatkan gambar kerja dari pabrik pembuat panel dan diajukan kepada direksi untuk mendapat persetujuan. Konstruksi Box Panel 1. Panel berupa indoor installation type dan berbentuk kubikal. 2. Panel harus terbuat dari plat baja dengan ketebalan untuk dinding minimum 2 mm dan pintu minimum 3 mm, dengan rangka yang terbuat dari besi siku atau besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat serta difinish dengan powder coating warna abu abu. 3. Jenis free standing, serta harus dapat dilayani dari depan dan pintu-pintu harus dilengkapi dengan handle yang dapat dikunci. 4. Pintu panel, saklar pembumian dan Disconnecting Switch (DS) harus interlock sehingga : 5. Pintu panel dapat dibuka bila saklar pembumian telah menutup/ON dan sebaliknya pintu panel bisa ditutup bila saklar pembumian telah membuka. 6. Saklar pembumian dapat ditutup bila Disconnecting Switch (DS) telah membuka. 7. Disconnecting Switch (DS) dapat ditutup bila Saklar pembumian sudah terbuka. Tujuan interlock diatas bertujuan untuk keamanan terhadap operator dan sistem. 8. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang dikebumikan (grounding) dan busbar pembumian yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pembumian. 9. Panel tegangan menengah harus mengikuti standart VDE / DIN dan juga harus mengikuti peraturan-peraturan IEC dan PUIl 2000 Kelengkapan - kelengkapan MVMDP dilengkapi dengan komponen-komponen panel sebagai berikut: 1. Fuse tegangan menengah 63 A, 2. Disconnecting Switch 400 A, 3. Busbar dari tembaga dengan Zincromate, 4. Saklar pembumian 630 A, 5. Terminal ukur, 6. Dudukan kabel (terminating), 7. Capasitor voltage divider,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 103
8. 9. 10. 11. 12.
VI -
Lampu indikator, Mimic diagram, Penunjuk untuk posisi saklar pembumian, Single phase protector. Heater.
Persyaratan listrik 1. Komponen komponen MVMDP mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut: 2. Tegangan kerja nominal : 24 kV 3. Tingkat ketahanan isolasi (untuk 1 menit) : 50 kV 4. Basic Insulation Lavel : 125 kV 5. Arus nominal : 630 A 6. Thermal withstand (1 detik) : 14,5 kA 7. Electrodynamic withstand (sesaat) : 62.5 kA 8. System fault level : 500 MVA Busbar 1. Panel mempunyai tiga buah busbar phasa dan satu bar atauterminal untuk pembumian yang terbuat dari tembaga dengan ukuran masing-masing 40 x 10 mm. 2. Bus bar ditempatkan pada compartement yang terpisah. 3. Bus bar dipasang menggunakan isolator sehingga kokoh dan tahan oleh gangguan mekanis akibat electrodynamic force. Circuit Breaker (CB) 1. Peralatan switching panel berupa Circuit Breaker dari jenis autopneumatic dimana penutupan dan pembukaannya sangat cepat dan tidak tergantung kecepatan operator. 2. CB dipasang pada 'fixed element'. 3. CB jenis SF 4. CB harus interlock dengan ACB trafo di LVMDP, dimana CB masuk terlebih dahulu kemudian ACB ( kondisi ini untuk menghindari Arus start yang sangat besar/inrush current yang dapat mengakibatkan Fuse medium voltage putus ). Peralatan Ukur MVMDP dilengkapi dengan peralatan ukur yang terdiri dari: a. Amperemeter, b. Voltmeter, c. kWH-meter, d. Trafo ukur tegangan menengah. Perlengkapan Panel Pengaman Trafo Perlengkapan pada panel pengaman trafo: 1. 1 (satu) set 3 poles 24 KV. Load break switch dengan rating sesuai gambar, manual drive dilengkapi dengan : 2. Spring loaded driving mechanism unit 3. LBS 4. Automatic triping mechnism facilities jika fuse putus 5. Open circuit release off for bucholz relay dan thermometer
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 104
VI -
6. 1 (satu) set 3 poles, 24 KV earthing switch, manual drive, mechanical interlocked ke load break switch dan pintu. 7. 3 (tiga) set induction type voltage indicator 8. 1 (satu) set heating resistor Perlengkapan Panel Incoming/Outgoing Perlengkapan pada panel incoming / outgoing sistem radial : 1. 1 (satu) set 3 poles, 24 KV load break switch dengan dilengkapi rating sesuai gambar, manual drive dilengkapi dengan : 2. Spring loaded driving mechanism unit 3. 1 (satu) set poles 24 KV earting switch, manual drive mechanical interlocked ke load break switch dan pintu. 4. 3 (tiga) set induction type voltage indikator 5. 1 (satu) set heating resistor Interlock Untuk masing-masing unit panel TM harus dilengkapi dengan sistem interlock antara load break switch pintu panel dan earthing switch.
6. Persyaratan Transformator Tenaga Ketentuan Umum 1. Transformator daya yang digunakan harus memenuhi IEC standar dan SPLN atau standard-standard lain yang diakui di negara Republik Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK. 2. Transformator yang akan dipasang dapat juga mengikuti beberapa standard sebagai berikut : Transfomator direncanakan, dibuat dan ditest berdasarkan pada :
-
IEC 76 UTE
– Perancis
VDE / DIN
- Jerman
NEMA
- USA
BS
- British
SPLN 50 / 82 - Indonesia 3. Transformator yang digunakan harus mempunyai rekomendasi untuk dipasang di daerah tropis. 4. Kondisi kerja Transformator yang akan dipasang pada tempat dengan ketinggian tidak lebih dari 1000 m diatas permukaan laut dan maksimum ambient temperature tidak melebihi 400 C. 5. Jenis Trafo yang akan dipergunakan adalah Oli immersed / indoor use atau lainnya sesuai gambar
Konstruksi Trafo 1. Inti besi harus kokoh sehingga :
-
dijamin tidak akan bergetar,
rugi-rugi inti kecil. 2. Kumparan terbuat tembaga harus mempunyai ketahanan dielektrik dan mekanik yang cukup kuat.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 105
VI -
3. Selungkup (housing) terbuat dari pelat baja yang di cat dasar tahan karat dan cat finish berwarna putih. 4. Bushing isolator terbuat dari porcelin. Komponen Trafo 1. Name plate. 2. Alat me-monitor temperatur yang dihubungkan ke: a. Alarm system, b. Fan control system, c. Tripping system. 3. Kuping pengangkat, 4. Tap changer, 5. Roda, 6. Terminal pengebumian. Persyaratan listrik 1. Kapasitas : sesuai gambar perencanaan dan harus mampu dibebani sampai 125 % selama 15 menit. 2. Tegangan kerja nominal - Sisi primer : 20 kV, - Sisi sekunder : 400/230 Volt. - Jumlah phasa : 3 - Frekwensi : 50 Hz. - Hubungan belitan : DYn-5 - Bahan : Copper - Pendinginan : onan - Tap changer : 3 tap dengan 2,5%, 1,5% per tap - Basic Insulation Level : 125 kV - Applied voltage test 1 menit : 50 kV - Efisiensi : > 98 % dalam keadaan beban - Jenis : Oil-immersed transformer. - Impedansi : 5% - Insulation class : primary voltage 24 KV - Basic Impuls voltage : primary winding 125 KV - Test voltage for 1 minute : * Primary Winding : 50 KV - Isolasi : Klass A - Kenaikan temperatur pada winding oil : max. 65º 3. Perlengkapan Tranformator dilengkapi dengan :
- Thermometer - RTS - Roda - Lifting eye - Elastimold bushing - Grounding Persyaratan Pemasangan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 106
VI -
1. Trafo ditempatkan pada ruang trafo seperti terlihat dalam gambar perencanaan. 2. Trafo dipasang pada dudukan setempat dengan perkuatan sedemikian rupa tidak akan bergeser oleh gangguan mekanis.
7. Persyaratan Panel Tegangan Rendah Konstruksi Box Panel 1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standart VDE / DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL 2000 2. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai peraturan-peraturan yang berlaku dengan terlebih dahulu telah disetujui oleh direksi lapangan. 3. Panel-panel harus dibuat dari plat baja tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat bakar, warna abu-abu merk ICI atau yang setaraf. 4. Panel terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat dari besi siku dengan ukuran minimal 40x40x4 mm (free standing) atau plat besi yang terbentuk (wall mounted). 5. Rangka utama harus diberi tutup dari bahan plat baja dengan dengan ketebalan sebagai berikut:
Panel
Dinding
Pintu
LVMDP, SDP, SDP-FH
2,0 mm
3,0 mm
LP, PP
1,6 mm
2,0 mm
6. Plat tutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap siku dari plat tutup ini harus benar-benar 90o. Plat penutup kerangka panel harus disekrup dengan rapi yang dilengkapi cincin plastic sebelum cincin besi terhadap kerangka panel. Plat penutup ini harus dapat dilepas-lepas. 7. Panel dilengkapi dengan tutup atas atau tutup bawah yang dapat dilepaslepas dan harus disiapkan lubang serta Compression Cable Glad untuk setiap incoming dan outgoing feeder. 8. Pada dinding belakang atau/dan samping diperlukan membuat lubang-lubang ventilasi yang cukup. Lubang ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch dan rapi. Pada bagian dalam dari dinding yang diberi ventilasi yang di-punch harus dilengkapi tambahan dinding yang diberi lubang punch, hal ini untuk menjaga masuknya benda-benda atau tusuk akan pada bagian bagian yang bertegangan dari peralatan panel. 9. Engsel yang digunakan harus kuat dan tidak menonjol dan harus diusahakan tersembunyi serta rapi. Kunci dan handle pintu harus dari type Spagnolet dengan tungkai penguat bawah dan atas dan dari bahan yang dilapisi vernikel. 10. Rangka, penutup, cover plate dan pintu seluruhnya harus diberi cat dasar dan dilapisi dengan powder coating warna abu-abu. 11. Panel yang berada di luar bangunan harus mempunyai index protection 557.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 107
VI -
12. Ukuran panel diusahakan standart ukuran panel dan disediakan ruang yang cukup apabila terdapat penambahan peralatan. 13. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan (grounding) dan busbar pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel pentanahan. Busbar dan Terminal Penyambungan 1. Panel harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat dan mempunyai 5 busbar dimana busbar pentanahan terpisah. 2. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan bahan perak. Galvanisasi ini, termasuk pula bagian- bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan lain lain. 3. Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas penampang kabel) pada busbar dan terminal penyambungan harus menggunakan sepatu kabel. 4. Busbar dan terminal penyambungan harus disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga mampu menahan electro mechanical force akibat arus hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi. Circuit Breaker 1. Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB dan ACB yang dilengkapi dengan thermal overcurrent release dan electromagnetic overcurrent release yang rating ampere trip-nya dapat diatur (adjustable). 2. Outgoing circuit breaker dari Panel khusus untuk motor-motor harus dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phasa. 3. Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus menggunakan Circuit Breaker yang dirancang khusus untuk pengaman motor (Circuit Breaker tipe M). 4. Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang tercantum dalam Gambar Perencanaan. 5. Tipe Circuit Breaker yang digunakan adalah, a. < 32 Ampere tipe MCB, b. 40 > sampai dengan 63 Ampere tipe MCCB Fix, c. < 80 Ampere tipe MCCB Adjustable. Pemasangan Komponen Panel 1. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan, penyambungan -penyambungan pada komponenkomponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponenkomponen lainnya. 2. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase RS-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 650 C. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis dan tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan. 3. Pada bagian atas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm di- bawah ambang atas panel atau disesuaikan dengan kebutuhan) harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 108
4.
5.
6.
7.
8.
9.
VI -
tersebut merupakan bagian yang terpisah dari pintu panel dan kedudukannya menetap (fixed). Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan outgoing serta terminal penyambungan kabel harus diberi indikasi/label/ sign plates mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label ini harus terbuat dari plat aluminium atau sesuai standard DIN 4070. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah : a. MCCB b. Miniatur circuit breaker - rated current : sesuai gambar - breaking capacity : sesuai standart PLN & Gambar - permitted ambient stemp : 55 0 C - Overload release : sesuai gambar c. Auxiliary relay Komponen-kompoen pengukur yang dapat dipakai : a. Current Transformer b. KWH meter c. Ampermeter d. Voltmeter e. Frequency meter Pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail sedangkan pemasangan MCCB dan komponen komponen lain, seperti magnetic contactor, time switch dan lain lain harus menggunakan dudukan plat. Pemasangan komponenkomponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga tidak akan lepas oleh gangguan mekanis. Jika di dalam Gambar Perencanaan dinyatakan ada spare, maka spare tersebut harus terpasang secara lengkap atau sesuai dengan keterangan pada gambar. Semua Circuit Breaker harus diberi label/signplate yang terbuat dari Alumunium mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya. Label itu harus terbuat dari plat alumunium atau sesuai standard DIN-4070.
Gambar Skema Rangkaian Listrik 1. Panel harus dilengkapi dengan gambar skema rangkaian listrik, lengkap dengan keterangan mengenai bagian instalasi yang diatur oleh panel tersebut. 2. Gambar skema rangkaian listrik dibuat dengan baik, dilaminasi plastik dan ditempelkan pada pintu luar panel bagian dalam.
8. Persyaratan Power Factor Correction - Capasitor Bank Kontruksi Panel 1. Capasitor ditempatkan di dalam panel/cabinet built-in sesuai dengan persyaratan dari produk terpilih. 2. Bagian-bagian panel yang terbuat metal tetapi dalam keadaan tidak aktif (dalam keadaan normal tidak dialiri arus listrik) harus disambungkan dengan sistem pengetanahan sistem distribusi listrik.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 109
VI -
3. Pemasangan seluruh bagian atau komponen panel seperti fuse, magnetic contactor, capasitor dan lain lain harus diatur rapi dan diperkuat sehingga tidak mudah rusak/lepas oleh gangguan mekanis. Capasitor 1. Capasitor yang digunakan untuk memperbaiki faktor daya pada sistem distribusi listrik tegangan rendah mempunyai spesifikasi teknis sebagai berikut: a. Kapasitas : 300 kVAR, jumlah sesuai dengan gambar b. Tegangan kerja : 380 Volt c. Frekuensi : 50 Hertz d. Jumlah phasa :3 2. Capasitor yang digunakan terdiri dari beberapa 'unit capasitor' dan harus dapat beroperasi terhubung/terputus (switching) ke/dari sistem bagian per bagian sebanyak sesuai dengan kebutuhan, dengan kapasitas switching sebesar 25 kVAR per step. 3. Kontraktor harus menyediakan sebanyak 20% dari jumlah kapasitor yang terpasang untuk spare. Pengaman 1. Pengaman yang digunakan untuk tiap-tiap bagian capasitor menggunakan Miniature Circuit Breaker. 2. Pengaman yang digunakan untuk pengaman rangkaian capasitor mempunyai spesifikasi teknis sebagai berikut : Rating arus : sesuai Gambar Perencanaan Tegangan Kerja : 380 Volt Frekuensi : 50 Hertz Jumlah phasa : 3 Breaking capacity : 35 kA Magnetic Contactor 1. Switching untuk tiap-tiap bagian capasitor unit menggunakan magnetic contactor. 2. Magnetic contactor yang digunakan untuk switching capasitor mempunyai spesifikasi teknis sebagai berikut : Rating tegangan : sesuai gambar perencanaan Tegangan : 380 Volt Frekuensi : 50 Hert Jumlah pole :3 Tegangan coil : disesuaikan dengan tegangan power factor regulator yang digunakan. Breaking capacity : 35 KA Discharge Resistor Resistor yang digunakan untuk pembuangan muatan disesuaikan dengan standard dan rekomendasi produk terpilih.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 110
VI -
Power Factor Regulator 1. Power factor regulator merupakan unit pengatur/switching unit capasitor terhadap sistem pengoperasian secara keseluruhan. 2. Power factor regulator harus mempunyai kemampuan sebagai berikut: 3. Mengoperasikan/switching capasitor unit baik secara otomatis maupun secara manual dengan menggunakan push button. 4. Tiap step mempunyai 'switching capacity' sebesar 25 kVAR, 5. Faktor daya yang dinginkan dapat di set antara 0,85 (lagging) sampai dengan 0.95 (leading). 6. Pada saat panel tidak bertegangan, maka power factor regulator harus dapat melepaskan semua capasitor. 7. Switching time harus dapat diatur antara 5 s/d 60 detik. 8. Power factor regulator harus dilengkapi dengan : 9. Peralatan ukur seperti cos-phi meter, volt meter, ampere meter, trafo arus dan perlengkapan lainnya. 10. Cos-phi meter yang digunakan mempunyai rating pengukuran antara 0,6 inductive s/d 0,8 capacitive.
9. Persyaratan Kabel Tegangan Rendah Umum 1. Persyaratan teknis ini berlaku untuk: a. Kabel daya, b. Instalasi daya, c. Instalasi penerangan. 2. Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara panel satu dengan panel yang lainnya termasuk peralatan bantu yang dibutuhkan. 3. Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang menghubungkan panel-panel daya dengan beban-beban stop kontak, peralatan Sistem Tata Udara dan Penghawaan (Smoke Vestibule Ventilator, Exhaust Fan), peralatan Sistem Pemadam Kebakaran (Fire Hydrant Pump, Jockey Pump, Fuel Transfer Pump), Pompa Air Bersih, Elevator dan lain-lain, sesuai dengan Gambar Perencanaan. Didalam instalasi daya ini harus sudah termasuk outlet daya, conduit, sparing, doos untuk outlet daya/penyambungan/ pencabangan, flexible conduit dan peralatan-peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi daya. 4. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-kabel yang menghubungkan antara panel-panel penerangan dengan fixture- fixture lampu penerangan buatan. Di dalam instalasi penerangan ini harus sudah termasuk semua jenis/tipe saklar, conduit, sparing, doos untuk saklar/penyambungan/pencabangan, metal flexible conduit dan peralatanperalatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempur-naan sistem instalasi penerangan buatan. Jenis Kabel Jenis Kabel Tegangan Rendah yang akan dipakai untuk instalasi daya dan instalasi penerangan:
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 111
VI -
1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min.0,6 kv dan 0,5 kv untuk kabel NYM 2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah : jenis NYFGbY dan NYM dan NYA. 3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada direksi. 4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.
Persyaratan Pemasangan 1. Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi peraturan PLN dan PUIL 2000 atau peraturan lain yang diakui di negara Republik Indonesia. 2. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan mekanis. 3. Pembelokan kabel harus diatur sedemikain rupa sehingga jari-jari pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar kabel tersebut atau harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat kabel. 4. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel serta dililit dengan excelcior tape dan difinish dengan bahan isolasi ciut panas yang sesuai. 5. Penyambungan kabel pada kabel daya, kabel instalasi daya dan instalasi penerangan tidak diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel instalasi daya dan instalasi penerangan. Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dilakukan di dalam junction box atau doos sesuai dengan persyaratan. 6. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu yang sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat kabel. 7. Sebelum dilakukan pemasangan/penyambungan, bagian ujung awal dan ujung akhir dari kabel daya harus dilindungi dengan 'sealing end cable', sehingga bagian konduktor maupun bagian isolasi kabel tidak rusak. 8. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m di setiap ujungnya Pemasangan kabel di dalam tanah Pemasangan kabel di dalam tanah dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Ditanam langsung di dalam tanah, 2. Ditanam di dalam tanah dengan dilindungi pipa GIP. Kabel ditanam langsung di dalam tanah Kabel daya listrik yang ditanam langsung di dalam tanah harus mempunyai kedalaman minimal 70 cm di bawah permukaan tanah dengan cara penanaman kabel sebagai berikut:
1. Disediakan galian kabel dengan kedalaman minimal 80 cm dan lebar galian sesuai dengan jumlah kabel yang akan ditanam.
2. Diberi alas pasir setebal 10 cm. 3. Gelarkan kabel yang akan ditanam dan disusun serapi mungkin.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 112
VI -
4. Timbuni lagi dengan pasir setebal 10 cm dan di atas pasir tersebut diberi bata pelindung sebanyak 6 (enam) buah per meter.
5. Timbuni dengan tanah urug halus serta tanah galian dan usahakan tanah galian yang digunakan bebas dari kerikil yang dapat merusak isolasi kabel. Kabel ditanam di dalam tanah dilindungi dengan pipa GIP 1. Kabel listrik yang ditanam di dalam tanah dengan menggunakan pipa GIP sebagai pelindung harus dilengkapi dengan bak kontrol berukuran sesuai Gambar Perencanaan. Bak kontrol tersebut dipasang pada setiap pembelokan, pencabangan atau daerah daerah tertentu lainnya sesuai dengan modul pipa. 2. Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk sistem 3 phasa atau empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa. 3. Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali total diameter luar kabel yang dilindunginya. 4. Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu buah, maka kabel kabel tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu sama lain minimal sebesar 7 cm. 5. Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi dengan tutup yang memakai handle dan harus mudah dibuka. 6. Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan sehingga bebas dari hal-hal yang dapat merusak kabel. Setelah kabel dipasang lubang ujung kabel tersebut harus disumbat dengan bahan karet atau bahan bahan lain yang tidak merusak kabel dan tidak mudah rusak. Pemasangan Kabel di dalam Bangunan Pemasangan kabel di dalam bangunan dapat dilakukan sebagai berikut :
-
Pada rak kabel, Di dalam dinding.
Pemasangan kabel pada rak kabel Pemasangan kabel pada rak kabel harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Kabel harus diatur rapi 2. Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40 cm dengan perkuatan mur baut pada dudukan/struktur rak. 3. Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus dilindungi dengan conduit (di dalam High Impact Conduit). 4. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam conduit kecuali di dalam kotak sambung atau kotak cabang. Pemasangan kabel di dalam dinding Pemasangan kabel dalam dinding harus memperhatikan hal hal sebagai berikut : 1. Kabel harus dilindungi dengan sparing. 2. Sparing (pipa pelindung kabel yang ditanam dalam High Impact Conduit) sebelum ditutup tembok harus disusun rapi dan diklem pada setiap jarak 60 cm. Jika sparing tersebut berjumlah cukup banyak, maka perkuatan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara klem dan kawat ayam sehingga tersusun rapi dan kokoh. 3. Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing harus dilindungi dengan 'metal flexible conduit' serta pertemuan antara conduit/sparing dengan metal flexible conduit harus dilakukan dengan cara klem.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 113
VI -
4. Untuk instalasi kabel expose harus di dalam RSC (Rigid Steel Conduit).
10. Instalasi Daya & Instalasi Penerangan Instalasi daya dan instalasi penerangan yang dimaksud terdiri dari kabel tegangan rendah baik yang berinti tunggal maupun berinti ganda, berikut dengan instalasi penunjangnya yang terdiri rigid conduit & flexible conduit serta outlet daya dan saklar untuk penyalaan atau pemadaan (On Off) lampu penerangan. Rigid Conduit 1. Pemakaian conduit disini dimaksudkan untuk finishing seluruh instalasi daya, instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu pemasangannya harus dilakukan serapi mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan Finishing Arsitektur. 2. Pemasangan pipa conduit di atas plafond harus dikoordinasikan dengan penggunaan jalur untuk utilitas lain seperti instalasi komunikasi, fire alarm, sound system, matv, ducting AC dan lain-lain sehingga tersusun rapi, kokoh dan tidak saling mempengaruhi. 3. Pemasangan pipa conduit atau sparing tidak boleh merusak atau mengganggu instalasi utilitas lainnya. 4. Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar diperkirakan tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan, maka Kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap harus sesuai dengan persyaratan. 5. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan pipa conduit di atas plafond harus menggunakan doos dan diantara doos tersebut dipasang flexible conduit.Pemasangan flexible conduit tersebut harus dilakukan dengan cara klem. 6. Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi dengan 1 (satu) kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan grounding, baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain. 7. Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 cm dari pipa air panas. 8. Conduit yang dipasang secara exposed menggunakan Rigid Steel Conduit (RSC) type thickwall dengan ketebalan minimum 2 mm dan conduit-conduit yang ditanam di dalam tembok atau beton menggunakan High Impact Conduit. 9. Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1,5 kali dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan ukuran minimum sebesar 3/4" (minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar). Oleh karena itu, kontraktor sebelum memasang conduit harus rekonfirmasi dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya. 10. Ujung ujung conduit harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak isolasi kabel. 11. Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalasi lainnya harus dibedakan dengan cara dicat finish dengan warna yang berbeda sebagai berikut : a. Instalasi listrik : warna hitam, b. Instalasi fire alarm : warna merah, c. Instalasi tata suara : warna putih,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 114
VI -
d. Instalasi telepon : warna kuning, 12. Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyimpang. 13. Jumlah sparing (conduit yang ditanam di dalam beton) harus disediakan minimum sebanyak 120 % dari jumlah kabel yang akan melewatinya atau minimum mempunyai satu buah sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang akan melewatinya. 14. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuat sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel. 15. Kotak-kontak yang khusus dipasang di dalam outlet box dibawah lantai, harus dari jenis yang sesuai dengan box dan underfloor duct, rata dengan permukaan lantai, tahan injakan serta dengan sistem tutup pengaman lubang kotaknya. Metal Flexible Conduit Flexible conduit digunakan untuk melindungi kabel : 1. Yang ke luar dari conduit dan masuk ke dalam sparing. 2. Yang ke luar dari conduit ke titik titik lampu. 3. Yang ke luar dari conduit ke mesin mesin atau beban-beban yang lainnya. 4. Pembelokan instalasi. 5. Dan keperluan lain seperti tercantum di dalam Gambar Perencanaan 6. Penyambungan flexible conduit dengan conduit lain harus dilakukan di dalam doos penyambungan. 7. Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimum 1,5 kali total diameter luar kabel yang dilindunginya. 8. Flexible conduit yang digunakan harus tahan karat dan cukup kuat untuk menahan gangguan gangguan mekanis yang mungkin terjadi. 9. Pemasangan flexible conduit harus menggunakan klem. Outlet Daya 1. Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SNI, SPLN, VDE/DIN atau standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia. 2. Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut: a. Rating tegangan : 250 Volt b. Rating arus : 16 A atau seperti Gambar Perencanaan c. Tipe pemasangan : recessed 3. Outlet daya dan plug harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya. 4. Outlet daya untuk peralatan Kitchen, Laundry, Koridor, Machine Lift Room harus dilengkapi dengan lampu indikator, saklar dan label 5. Outlet daya yang digunakan jenis putas & tusuk kontak yang dilengkapi dengan protector. 6. Outlet untuk Gondola menggunakan jenis 'Waterproof'. 7. Kontraktor harus mengkoordinasikan warna, bentuk dan ukuran outlet daya dengan pihak Perencana Arsitektur/Interior. 8. Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi harus menggunakan doos dengan ketinggian pemasangan 90 cm untuk ruang kerja, sedangkan pada area untilitas dan koridoor, penempatan outlet pada ketinggian 30 cm dari permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 115
VI -
9. Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar Perencanaan dan harus dikoordinasikan dengan tata letak furnitures.
Saklar Lampu Penerangan 1. Saklar yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN, SNI dan VDE/DIN atau standard-standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia. 2. Saklar harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut : a. Rating tegangan : 250 Volt b. Rating arus : minimal 10 A c. Tipe : recessed 3. Saklar lampu harus mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta tegangannya. 4. Saklar harus dipasang pada dinding atau partisi dengan ketinggian 120 cm dari permukaan lantai atau ditentukan oleh Perencana Interior. Pemasangan saklar harus menggunakan doos. 5. Tata letak saklar harus sesuai dengan Gambar Perencanaan dan dikoordinasikan dengan Perencana Interior.
Pemasangan Kotak-kotak Dan Saklar 1. Kontak dan kontak dan saklar yang dipasang pada dinding tembok bata adalah type pemasangan masuk / inbow (flush – mounting). 2. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak-kontak dan 1400 mm untuk saklar. 3. Kontak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10A dan mengikuti standart VDE, sedangkan kontak-kontak khusus (outbow) mempunyai rating 15A dan mengikuti standart VDE atau BS dengan lubang bulat. 4. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kontak-kontak dinding dan push button harus dipakai dari jenis bahan bakelite atau metal. 5. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water dicht (bila ada). 6. Kontak-kontak dinding dipasang 30 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar dan pada ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 140 cm dari permukaan lantai. Rak Kabel 1. Rak kabel yang digunakan untuk menyanggqa kabel-kabel daya kabel instalasi daya, penerangan serta kabel instalasi arus lemah. 2. Rak kabel terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mm yang dilapisi Hot Dipped Galvanised dengan ketebalan lapisan minimum 50 M dan disesuiakan dengan standart BS 729 (dalam shaft). 3. Rak kabel harus dilengkapi dengan tutup (cover) rakrung penyangga kabel, jarak antar ruang penyangga kabel maximum 50 cm. 4. Penggantung rak kabel dipasang pada plat beton dengan anchor bolt dan harus kuat untuk menyangga rak kabel beserta isiannya serta harus tahan pula menahan gangguan-gangguan mekanis
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 116
VI -
5. Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur (adjustable) yang terbuat dari bahan besi.
11. UPS UPS digunakan untuk beberapa ruangan tertentu, dengan angka kapasitas sesuai pada gambar perencanaan atau BQ. Spesifikasi teknis dari UPS dimaksud adalah sebagai berikut : a. Input Voltage : 185 – 250 V ac b. Output : 220 Vac, 50 Hz c. Trafo Isolasi : Dilengkapi untuk kebutuhan Ruang OK dan Ruang ICU d. Transfer time : 0 ms e. Back up time : 30 Menit (Pada beban normal) f. Battery : Sealed Lead Acid
12. Sistem Pembumian Untuk Pengaman Ketentuan umum 1. Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah pembumian dari badan-badan peralatan listrik atau benda-benda di sekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal bendabenda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan seperti hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan. 2. Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan. Dalam hal ini semua bagian dari sistem listrik harus ditanahkan. 3. Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini. 4. Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL, SPLN dan standardstandard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia. Konstruksi 1. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini. 2. Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan. 3. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum berdiameter 1 ½ “ diujung pipa tersebut diberi / dipasang copper rod sepanjang 0,5 m. Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 6 m atau sampai menyentuh permukaan air tanah. 4. Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi sesuai dengan Gambar Perencanaan. 5. Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 117
VI -
6. Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 0.2 ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut. Kawat Pentanahan 1. Kawat pertanahan dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = bare Copper Conductor) 2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel yang lebih kecil dari 50 mm2
Pemasangan 1. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak ebih dari 1 Ohm. 2. Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang tertutup. Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod. Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Perencanaan. 3. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan gangguan mekanis. 4. Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar Perencanaan. 5. Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol. 6. Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di dalam Gambar Perencanaan. 7. Sistem pembumian harus terpisah dari sistem pembumian : a. Pembumian instalasi sistem penangkal petir, b. Pembumian sistem telepon, c. Pembumian sistem tata suara, d. Pembumian sistem pengindera kebakaran/fire alarm. e. Pembumian sistem MATV. f. Pembumian sistem jaringan komputer LAN dan komputernya sendiri
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 118
5.2.
VI -
PERSYARATAN SISTEM PENERANGAN Persyaratan Umum 1. Untuk memastikan kemampuan distribusi cahaya, semua produk yang ditawarkan harus menyertakan perhitungan pencahayaan dengan sampling area untuk menunjukkan kontur isoline dari penyebaran distribusi cahaya, kurva fotometrik termasuk Light Output Ratio – LOR, DLOR, ULOR & TLOR, supplier juga harus menyertakan jaminan keaslian produk dan garansi untuk semua tipe armature. 2. Semua armature lampu harus dibuat oleh satu pabrikan dengan kualitas yang sesuai dengan Standar IEC.
13. Klasifikasi Lampu Penerangan Dalam spesifikasi ini lampu penerangan diklasifikasikan dalam kategori lampu penerangan dalam, lampu penerangan luar dan Lampu penerangan darurat. Lampu Penerangan Dalam. Lampu penerangan dalam yang dimaksud adalah lampu penerangan di dalam gedung dikategorikan sebagai berikut :
-
Lampu penerangan normal (normal lighting) yaitu lampu penerangan buatan dengan intensitas penerangan yang sesuai persyaratan untuk menjamin kelancaran kegiatan dalam gedung.
Armature Lampu Recessed Mounted 1. Louvre Aluminium 2. Armatur lampu harus terbuat dari plat baja tebal 0,7mm (termasuk finishing) dengan penyelesaian cat bakar, dengan kapasitas lampu sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja. 3. Housing dan plates, socket bridges, reflector, saluran kabel dan penutup ballast: terbuat dari baja cold rolled (tebal 0.5 mm). Housing juga harus sesuai dengan klasifikasi proteksi (IP 20) dan mengacu kepada standar Internasional IEC 598. 4. Cover depan harus berbentuk Louvre dengan standarisasi M6 dengan reflektor optik berstruktur khusus sehingga menghasilkan intensitas cahaya yang optimal untuk mencapai illuminasi yang tinggi. 5. Armature dibuat sedemikian rupa hingga ballast dapat diperbaiki atau diganti tanpa melepas housing armature tersebut.
Cover Prismatic 1. Armature lampu harus terbuat dari plat baja tebal 0,7mm (termasuk finishing) dengan penyelesaian cat powder putih (ISO 2913-60) , dengan kapasitas lampu sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja. 2. Housing armature terbuat dari plat baja cold rolled berkekuatan tinggi dengan finishing cat bubuk berwarna putih (ISO 2913 – 60), menjamin refleksi yang
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 119
VI -
tinggi (reflection rate diatas 0,8), setiap sambungan disambung dengan pengelasan halus dan dijamin kualitas dan kekuatannya. 3. Armature memiliki Cover Prismatic yang terbuat dari plat polimer PMMA yang tahan terhadap benturan. Cover juga memiliki proteksi UV untuk menjamin stabilitas dan penyebaran cahaya yang baik. Lighting fixtures untuk lampu TLD 1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm 2. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis cool daylight / 54. 3. Fitting lampu dari type yang tidak menggunakan mur baut 4. Semua armatur harus dicat bakar bebas dari karat dan lecet-lecet , dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui oleh direksi lapangan. 5. Konstruksi armatur pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa sehingga pekerjaanpekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan. 6. Starter yang dipasang dengan radio interference suppression dalam tabung (rumah) yang aman dari polycarbonate putih dengan kapasitas tinggi. 7. Kabel instalasi dalam armature (khususnya untuk lampu TL) dari jenis NYM 3 x 2,5 mm2 8. Pada semua armatur harus dibuat mur dan baut sebagai tempat terminal pentanahan (grounding). Armature Lampu LED Pendant 1. Armatur lampu harus terbuat dari plat baja tebal 0,7mm (termasuk finishing) dengan penyelesaian cat baker, dengan kapasitas lampu sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja. 2. Housing dan plates, socket bridges, reflector, saluran kabel dan penutup ballast: terbuat dari baja cold rolled (tebal 0.5 mm). Housing juga harus sesuai dengan klasifikasi proteksi (IP 20) dan mengacu kepada standar Internasional IEC 598. Sistem Pemasangan Pendant. 3. Cover depan harus berbentuk Louvre dengan standarisasi M6 dengan reflektor optik berstruktur khusus sehingga menghasilkan intensitas cahaya yang optimal untuk mencapai illuminasi yang tinggi. 4. Sumber cahaya menggunakan TL-LED Master LEDTube 22W865
Armature Lampu Balk TL T5 1. Armatur lampu harus terbuat dari plat baja dengan penyelesaian cat bubuk warna putih, dengan kapasitas lampu 1 x TL.T5 18 Watt atau sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja. 2. Housing, sesuai dengan klasifikasi proteksi (IP 20) dan mengacu kepada standar Internasional IEC 598. 3. Pegangan lampu: Terbuat dari plastik tahan panas hingga suhu 105OC, berwarna biru transparant 4. Armature harus dilengkapi dengan aksesoris berupa reflektor aluminium dengan finishing cat putih atau cover prismatic PMMA. 5. Instalasi armature pada ceiling harus mudah dilakukan. Armature Lampu Downlight
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 120
VI -
1. Rangka armatur lampu menggunakan lampu PLC 1x13 Watt atau 2x13 Watt dan harus terbuat dari alumunium die cast dan Housing gear terbuat dari stainless steel. 2. Permukaan reflektor: Satin finishes dan dilapisi dengan baked-on lacquer bening untuk memelihara permukaan, di mana aluminum dengan suatu proses anodic, pernis lacquer bersih yang melapisi mungkin dapat dihilangkan. 3. Memiliki klip metal yang mudah dibuka untuk instalasi pada ceiling board.
Armature Lampu Baret Armature lampu baret menggunakan TLE 22 Watt. Memenuhi standar proteksi (IP54). Cover berwarna putih susu (opal) terbuat dari acrylic. Ballast dan starter sudah termasuk dalam perlengkapan lampu (Complete set). Housing dilengkapi dengan sealer pada sambungan covernya sehingga menjamin debu, kotoran, dan air tidak masuk ke dalam kompartment armature tersebut.TLD. Armature Lampu Dust Proof 1. Armature lampu Dust Proof menggunakan lampu TL.T5 28 Watt/865. Armature harus memenuhi standar indeks proteksi IP66 dan harus sesuai dengan standar IEC598. Housing terbuat dari polycarbonate berkualitas tinggi sehingga armature lampu dijamin memiliki ketahanan yang tinggi terhadap benturan. Cover lampu bening terbuat dari clear polycarbonate dan dilengkapi dengan anti-UV. 2. Bracket terbuat dari stainless steel dan harus mudah dipasang pada plafond, lampu dipasang di permukaan plafond (surface mounting). Housing harus dilengkapi dengan sealer pada sambungan covernya sehingga menjamin debu, kotoran, dan air tidak masuk ke dalam kompartment armature tersebut.
Klasifikasi Lampu Penerangan Luar. Lampu penerangan di luar gedung dikategorikan sebagai berikut: Armature Lampu Jalan (Road Light) 1. Armature Lampu Jalan menggunakan Lampu High Pressure Sodium atau lampu Metal Halide jenis HPIT (250W dan 400W). 2. Armature harus memenuhi Standar Proteksi IP 66 dan harus sesuai dengan standar IEC598. Housing lampu terbuat dari Alumunium die-cast tekanan tinggi yang terjamin kekuatannya serta anti terhadap karat, dilengkapi dengan silicone rubber gasket sehingga menjamin kotoran dan air tidak masuk kedalam kompartment armatur tersebut. 3. Armatur juga harus memiliki reflektor yang terbuat dari bahan alumunium dengan tingkat kemurnian tinggi, berteknologi T-POT reflector sehingga posisi lampu dapat diatur dengan mudah. Armature Lampu Taman 1. Armature lampu taman dipasang dengan menggunakan tiang dengan posisi top mounting atau column mounting berdiameter 60 mm, aramature menggunakan lampu metal halide atau Sodium tekanan tinggi. Dengan cover polycarbonate bening (clear) atau putih susu(opal). 2. Housing and louvers terbuat dari alumunium die-cast tekanan tinggi finishing housing dengan cat berwarna abu-abu tua.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 121
VI -
Armature Lampu Sorot (floodlight) 1. Armatur lampu Sorot, menggunakan lampu Metal Halide 250-1000W. Housing armature terbuat dari alumunium ekstrusi dengan finishing anodized dan memenuhi Standar Proteksi outdoor IP 65 untuk compartment lampu dan harus sesuai dengan standar IEC598. 2. Armature harus diintegrasikan dengan Power supply dalam jenis dan jumlah yang sesuai (48-264VAC input, 24VDC output). Armature Lampu Obstruction Light 1. Armatur lampu Obstruction, mengunakan lampu High Flux Luxeon LED warna merah (Aviation RED) buatan Philips. Produk armature harus sesuai dengan standard International Civil Aviation Organization (ICAO) dan direkomendasikan oleh Federal Aviation Administration (FAA). 2. Housing terbuat dari die cast alumunium dengan finishing cat tekanan tinggi warna kuning. Glass cover bulat dengan tebal 5 mm dan memiliki plat stainless steel untuk penempatan LED. Memenuhi standar indeks proteksi outdoor (IP 65), dengan kekuatan terhadap beban angin (wind load) sebesar 200 km/jam atau kurang dari 40 Newton force. Armature dipasang pada fitting pipa diameter 1 inchi. Klasifikasi Lampu Penerangan darurat. 1. Lampu penerangan darurat (emergency lighting) yaitu lampu penerangan buatan sebagai pengganti bila lampu penerangan normal terganggu (mati) lampu ini akan menyala baik pada kondisi normal maupun darurat. Lampu penerangan darurat yang dimaksud terdiri dari : Escape Lighting dan Emergency Exit. 2. Pada setiap ruangan kecuali tangga, disediakan saklar-saklar setempat untuk menyalakan atau mematikan lampu. 3. Sistem penyalaan lampu penerangan luar dilakukan secara otomatis oleh kombinasi kerja antara magnetic contactor dengan saklar Timer sehingga penyalaan lampu penerangan luar tergantung pada terang gelapnya cuaca. 4. Timer harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
-
Minimum setting unit
: 15 menit/unit,
Minimum setting interval Back up failure Back up time
: 15 menit/unit,
: NICd battery, : 48 Jam (2 hari),
Rating tegangan Manual On-Off Switch
: 220 Volt, 1 phasa, : ON - Auto - Off.
Escape lighting Escape lighting yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat untuk menjamin kelancaran dan keamanan evakuasi pada saat terjadi darurat kebakaran. Emergency Exit Emergency Exit yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat untuk penunjuk jalan keluar yang aman pada saat terjadi darurat kebakaran.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 122
VI -
14. Persyaratan Teknis Fixture Penerangan Armature Lampu 1. Armatur-armatur lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk dan penampilan sesuai dengan Gambar Perencanaan. 2. Armatur-armatur lampu merupakan produk pabrikan ( Complite Set ) dengan standard kualitas yang baik. 3. Armatur-armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai ketebalan plat minimal 0,7 mm termasuk finish, dicat dasar dengan meni tahan karat dan dicat finish warna putih atau sesuai petunjuk Perencana Interior. Pengecatan ini menggunakan cat bakar. 4. Armatur lampu untuk lampu TL, PL, SL harus dilengkapi dengan komponenkomponen lampu berupa ballast, starter dan kapasitor dengan kualitas terbaik. 5. Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh sehingga tidak mudah terlepas oleh gangguan-gangguan mekanis. Cara pemasangan lampu harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat. Lampu Penerangan Buatan 1. Jenis-jenis lampu harus sesuai dengan gambar Gambar Perencanaan. 2. Lampu-lampu yang digunakan harus mempunyai kualitas terbaik. 3. Lampu TL, SL, PAR, HPLN harus dipilih dari jenis lampu yang mempunyai efisiensi tinggi. 4. Semua lampu yang digunakan harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
-
Tegangan kerja : 220 Volt - 240 Volt Konsumsi daya Frekuensi
: sesuai dengan gambar perencanaan : 50 Hertz
Emergency Lamp 1. Lampu Emergency ini harus menyala biasa dalam keadaan normal pada saat terjadi indikasi kebakaran. 2. Sistem penyalaan Lampu Exit harus dilengkapi dengan Magnetic Contactor. 3. Gelombang Electromagnetic yang ditimbulkan tidak boleh lebih besar dari 50 Oersted. 4. Lampu Exit dilengkapi dengan :
-
High Temperature Rechargeable Nickle Cadmium Battery yang mampu bekerja selama 3 jam operasi.
-
Change Over Switch Converter - Inverter
Escape Lamp 1. Dalam kondisi normal, lampu menyala melalui sumber listrik utama/genset dan recharger, battery bekerja. 2. Dalam kondisi darurat, battery NICd bekeja memback-up sumber daya selama 3 jam operasi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 123
VI -
3. Bila terhadap 3 lampu dalam 1 armature maka salah satu lampu harus dilengkapi dengan battery.
Exit Lamp 1. Lampu Exit ini harus menyala biasa dalam keadaan normal pada saat terjadi indikasi kebakaran. 2. Sistem penyalaan Lampu Exit harus dilengkapi dengan Magnetic Contactor. 3. Gelombang Electromagnetic yang ditimbulkan tidak boleh lebih besar dari 50 Oersted. Lampu Exit dilengkapi dengan : 1. High Temperature Rechargeable Nickle Cadmium Battery yang mampu bekerja selama 3 jam operasi. 2. Change Over Switch 3. Converter - Inverter Pemasangan Fixture Lampu Penerangan 1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafon dari arsitek dan disetujui oleh MK / direksi. 2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang terbuat dari bahan aluminium dan harus mempunyai dudukan / gantungan tersendiri. 3. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus. 4. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kotak harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimanan tebal kotal terminal tadi minimum 4 cm.
15. Start-Up,Testing dan Commisioning 1. Harus dilakukan oleh tenaga akhli yang ditunjuk oleh Manufacturer (pabrik pembuat unit packaged diesel generating set) atau tenaga Ahli yang telah pernah mendapat pendidikan khusus dan sertifikat untuk Start-up dan Commissioning mesin tersebut. 2. Pengujian dilakukan untuk mesin, alternator, sistem catu daya cadangan keseluruhan. 3. Harus menggunakan 2 (dua) macam beban pengujian, yaitu dummy load dan beban gedung sesungguhnya. 4. Selama pengujian semua parameter yang terindikasikan pada alat ukur dicatat, termasuk oil dan fuel consumption. 5. Daftar Peralatan No
Material
Merk
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 124
No 1. 2. 3. 4. 5.
VI -
Material Engine Alternator Electric Oil Pump Intake & Discharge Atenuator Type NAP / Dongo Valve Oil type
Merk Perkins,Stanford,Cummin FG Wilson. AVK,Maraton,FG Wilson Ebara,Grounfos, Rosenberg,S&P Kitazawa,Toyo
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 125
VI -
5.3. DAFTAR MATERIAL Pabrik pembuat bahan dan peralatan dalam spesifikasi ini pada dasarnya adalah sebagai berikut : Material Listrik Arus Kuat
No
Material
1
Panel
PanaPanel,Simetri,Cipta Panel,OniPanel
2
Komponen Panel (ACB,MCCB,MCB) Transformator
MG,LS,ABB
3 4
Diesel genset Engine Alternator
5 6
Armatur Lampu ( komplit Set).
Merk
Unindo, Trafindo atau setaraf
Cummins, Perkins, Deutz, atau setaraf AVK, Stamford, Leroesommer Artolite, Simplex,Metosu, Saka
Lampu TLD -
Fluorescent Starter
Philips Philips
-
Fitting
Philips
-
Pabrik pembuat Armatur La
7
Saklar & Stop Kontak
Clipsal,MK,Berker, Legrand, ABB
8 9 10
Kabel. Unitruptable Power Suply (UPS) Try & Leader cable
Kabelindo,Metal,Tranka Socomec, Liebert, Setaraf Tri Abadi
11
Conduit,TeeDos
EGA
12
Litgthening Protection
LPI,Kurn,EF
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 126
VI -
BAB VI PEKERJAAN LISTRIK ARUS LEMAH 6.1.
PERSYARATAN SISTEM TELEPON
1. Lingkup Pekerjaan 1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material peralatan tenaga kerja dan lainnya untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh sistem komunikasi telepon seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan. Di dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem komunikasi telepon. 2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. 3. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Sentral Langganan Telepon Otomatis/STLO yang digunakan adalah Private Access Branch Exchange (PABX) - Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah Main Distribution Frame (MDF) dan Sumber Catu Daya Listrik Cadangan (Charger & Sealed Acid Battery). b. Instalasi Telepon, yang meliputi Pengadaan dan pemasangan pengabelan dari MDF (Main Distribution Frame) sampai ke oulet junction telepon, IDF dan Junction Box. - Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah terminal box, kabel instalasi yang menghubungkan antara terminal box satu dengan terminal box yang lainnya, kabel instalasi yang menghubungkan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 127
VI -
terminal box dengan outlet telepon termasuk outlet telepon, metal doos serta conduit/sparing pelindung kabel instalasi.
2. Kemampuan Operasi Sistem komunikasi ini menggunakan jenis Hotel Version System dan harus dapat berfungsi sebagai berikut : a. Sarana hubungan komunikasi Telepon b. Sarana hubungan komunikasi Data c. Sarana hubungan komunikasi Intercom
3. Jaringan Telepon Kotak Hubungan dan Central Exchange 1. Penyambungan kabel didalam MDF, IDF dan atau Central Exchange harus menggunakan terminal dimana disatu sisi dengan skrup dan disisi lain dengan solder, sesuai dengan persyaratan TELKOM. 2. Kabel yang masuk keluar ke/dari MDF, IDF dan atau Central Exchange harus memakai kabel gland dan tanda untuk mengidentifikasi rute kabel dengan memakai “cable marking”. 3. Kotak hubung MDF, IDF dan Terminal Box harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm dan difinish dengan grey colour baked acrylic paint. 4. Semua kotak hubungan dan atau central exchange harus ditanahkan dengan hambatan tanah antara 0,2 – 1 ohm. 5. Jarak antara ground instalasi telepon dengan ground instalasi listrik paling dekat 10 m, sedangkan dengan ground penangkal petir paling dekat 20 m. 6. Kotak hubungan dan atau central exchange diperkuat kelantai bangunan dengan 4 buah dynabolt 5/8” x 2” sebanyak 4 buah pada ketinggian 150 cm. 7. Kotak hubungan bagi dipasang kedinding dengan memakai dynabolt ½” x 2” sebanyak 4 buah pada ketinggian 150 cm. a.
Terminal Box Telepon 1. Terminal Box Telepon terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 2 mm. Konstruksi las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish dengan warna yang akan ditentukan kemudian oleh Perencana Interior.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 128
2. 3. 4. 5.
b.
VI -
Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar Perencanaan. Terminal Box Telepon dipasang flush mounting pada dinding. Terminal Box Telepon dilengkapi dengan pintu, kunci dan handle. Penyambungan kabel instalasi telepon didalam terminal box dilakukan dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis sambungan jepit'.
Kabel Instalasi 1. Kabel instalasi telepon menggunakan kabel PVC berukuran 0,6 mm2 dengan jumlah kabel per pesawat sesuai dengan merk terpilih. 2. Kabel instalasi dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem pada rak kabel atau ditanam didalam dinding serta di bawah lantai (didalam saluran penghubung under floor duct system). 3. Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat dari bahan tembaga. 4. Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan dari pipapipa pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara menandai dengan cat finish berwarna hijau. 5. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem catu daya listrik dan penerangan.
c.
Konduit Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis konduit yang bisa dipakai dalam PVC condiut dengan diameter dalam minimal 1 ½” x diameter kabel.
d.
Outlet Telepon Outlet telepon dipasang pada : 1. Dinding dengan ketinggian pemasangan 90 cmdari permukaan lantai. 2. Outlet telepon harus dibedakan dari outlet daya dan outlet data komputer. 3. Outlet telepon dipasang pada dinding dengan menggunakan square metal box.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 129
4.
e.
VI -
Pemasangan outlet telepon harus diperkuat sehingga tidak mudah lepas oleh gangguan mekanis. Sedangkan cara pemasangannya disesuaikan dengan rekomendasi dari produk yang dipilih. Pesawat Telepon Pesawat telepon cabang berupa pesawat telepon meja dan/atau dinding dengan tipe "push button dialler", dengan model pesawat terdiri dari : 1. single digit dialing handset. 2. single digit dialing dengan display screen. 3. Jumlah dan tipe masing-masing pesawat yang digunakan adalah sesuai dengan gambar Perencanaan.
4. Jaminan Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat Jaminan yang baik dari pabrik pembuat. Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama 4 bulan dan jaminan hasil pabrik untuk selama 6 bulan setelah masa pemeliharaan. 5. Pabrik Pembuat Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut: Bahan/Peralatan
Merk/Pembuat
1. Kabel
Kabelindo, Kabelmetal, Jembo
2. Konduit
EGA/setara
3. MDF, IDF
Lokal
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 130
6.2.
VI -
PERSYARATAN SISTEM MATV Umum Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar rencana, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuanketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
6. Lingkup (Scope) Pekerjaan MATV Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Instalasi MATV ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik. Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi MATV yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Pengadaan, pemasangan unit spur (distributor), coupler (splitter), TV outlet (wall ssocket) sesuai dengan gambar rencana. 2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel coaxial antara sentral dan TV outlet.
7. Ketentuan Bahan dan Peralatan Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan teknis sebagai berikut : f.
Kabel Kabel yang dipakai harus dari jenis Coaxical 7C / RG11 pada trunk line dan 5C / RG 6 pada TV outlet atau yang setara dengan losses yang memadai pada frekuensi 40 - 2050 MHz dipasang dalam konduit.
8. Persyaratan Teknis Pemasangan 1. Mempunyai jarak yang cukup aman dari pengaruh interferensi instalasi listrik (yang memerlukan supply 220 VAC 50 Hz) terutama diatas plafond (ceiling).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 131
VI -
9. Referensi Produk Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. 1. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan ke Direksi. 2. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi / MK (Manajemen Konstruksi). 3. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut : Bahan / Peralatan: Merk / Pembuat Kabel Konduit PVC Outlet
: Comscope / Falcon / Balden : Ega/setara : ABB/MK
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 132
6.3.
VI -
PERSYARATAN SISTEM FIRE ALARM Lingkup Pekerjaan 1. Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang lengkap sempurna untuk seluruh pekerjaan sistem pengindera kebakaran seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik (Certificate Of Origin) dari pembuat peralatan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keamanan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem pengindera kebakaran secara keseluruhan. 2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini atau pun yang tertera dalam gambargambar perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. g.
Uraian Lingkup Pekerjaan Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan: 1. Direncanakan Pengadaan dan pemasangan 1 (satu) sistem Master Control Fire Alarm (MCFA) sebagai pusat kontrol lengkap dengan Battery Nicad and Charger yang dapat bertahan minimum dalam 8 jam operasi normal (stand by), Rectifier, Grounding dan Accessories. 2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kontrol untuk automatic on dan fire hydrant automatic on. 3. Pengadaan dan pemasangan active announciator panel lengkap dengan indikasi lokasi, LED, dan alarm bell serta flashing alarm dan lampu tanda. 4. Pengadaan dan pemasangan termination box fire alarm. 5. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis detector, manual break glass, LED indicating lamp, alarm bell dan indicator red lamp. 6. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis kabel utama dan kabel distribusi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 133
VI -
7. Pengadaan dan pemasangan kabel dari MCFA (Master Control Fire Alarm) ke active announciator dan kabel lainnya sehingga sistem dapat beroperasi dengan baik. 8. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik. h.
Ruang Lingkup Instalasi Sistem Instalasi Sistem ini meliputi: 1. Pengkabelan lengkap dengan conduit, sparing, metal doos untuk fixture unit, pencabangan dan penyambungan serta peralatan bantu lainnya. 2. Peralatan bantu yaitu peralatan-peralatan yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis. 3. Sistem Pembumian Pengaman,yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
10. Prosedur Pelaksanaan i.
Standard dan Peraturan Instalasi 1. Peraturan umum dinas pemadam kebakaran. 2. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh departemen atau lembaga Pemerintah yang berwenang dan sudah diakui penggunaannya. 3. Standard NFPA, JLS. 4. Instalasi kabel peraturan umum instalasi listrik PUIL 2000. 5. Spesifikasi teknis, dari peralatan yang dipergunakan.
j.
Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan 1. Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data teknis bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu kepada Konsultan MK untuk disetujui. 2. Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan peralatan yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 134
VI -
Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data teknis serta performance dari peralatan. 3. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik pembuatnya (Manufacturer) atau agen utamanya (Authorized Dealer/Agent). k.
Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) 1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan Sistem Fire Alarm kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui. 2. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh cukup waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini. 3. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan. 4. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus melaporkannya kepada Pengawas Lapangan untuk dicarikan jalan keluarnya. 5. Gambar Kerja Sistem Fire Alarm hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan. 6. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama. 7. Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa. 8. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
l.
Pengiriman dan Penyimpanan Bahan 1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, baru, bebas dari segala cacat dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan. 2. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan surat jaminan keaslian barang (Letter of Origin) dan mempunyai jaminan serta garansi (Warranty).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 135
VI -
3. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan. m.
Ketidak sesuaian 1. Konsultan MK berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau dipasang yang tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis. 2. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek. 3. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.
n.
Bahan-Bahan 1. Detector, Manual Alarm Station, dan Alarm Bell harus berasal dari merek yang dikenal luas seperti merek NOTIFIER, SIMPLEX, dan SIEMENS. 2. Sistem harus dirancang sesuai untuk daerah dengan temperatur sekeliling maksimal
11. Peralatan Pendeteksi dan Manual Break Glass Peralatan pendeteksi dapat dikelompokkan menjadi : 1. Pendeteksi kondisi area/ruang/tempat yang terdiri dari : a. Rate of rise and fixed temperature detector, fixed temperature detector, Optical smoke detector dan manual station untuk mendeteksi kebakaran dalam ruangan. b. Water level kontrol untuk mendeteksi kondisi air dalam reservoar dan bahan bakar dalam tanki bahan bakar. c. Flow switch untuk mendeteksi adanya aliran air dalam pipa. d. Pendeteksi operasi peralatan yang disupervisi yang disesuaikan dengan jenis dan kerja dari peralatannya. e. Wiring system menggunakan kelas 'A'. 2. Tiap area dilengkapi dengan manual break glass / push button yang dikerjakan secara manual bilamana ditekan dan dilaksanakan apabila
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 136
VI -
detector belum bekerja dengan menekan tombol break glass / push button, akan membunyikan bell alarm baik untuk lantai tersebut maupun bell dicontrol panel. o.
Pemutusan Aliran Listrik 1. Pada saat terjadi indikasi bahaya kebakaran, maka dari pusat kontrol harus dapat dikirim sinyal kontrol untuk pemutusan aliran listrik terhadap zone yang memberikan indikasi kebakaran. 2. Pemutusan aliran listrik ini dilaksanakan melalui fasilitas 'Motorized Unit' yang dipasang pada sisi incoming panel pada jaringan Distribusi Listrik.
12. Persyaratan Master Control Fire Alarm / Fire Alarm Control Panel p.
Ketentuan Dasar 1. Panel kontrol ini terdiri dari power module, control module, alarm signal module zone module. 2. Pusat kontrol dan annunciator panel yang digunakan adalah Multi Zone Solid State Micro Processor dengan Presignal type yang bekerja pada sistem tegangan rendah (24 Volt DC) dan tetap beroperasi dengan normal pada operating temperature 0 sampai dengan 40 oC. 3. Digunakan peralatan-peralatan dengan sistem module (standard) yang ditempatkan di dalam Enclosure/Box. Kabel untuk merangkai module harus Factory Made dan hubungannya secara 'solderless'. 4. Pusat Kontrol dan annuniator panel dapat bekerja secara 'silenceable' maupun 'non silenceable' untuk Alarm Signal Output dan Trouble Signal Output. 5. Panel kontrol harus dilengkapi dengan fasilitas general alarm yang dioperasikan secara manual. 6. Wiring ke semua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm Devices dan Releasing Devices (Control Point) harus dilengkapi dengan alat-alat supervisi secara elektris, untuk melihat adanya troubles yang terjadi melalui Pusat Kontrol dan interface unit. Trouble yang perlu dideteksi yaitu Short Circuit, Open Circuit dan Ground Fault. 7. Pusat Kontrol harus dilengkapi dengan switch kontrol untuk reset silence switch, alarm lamp test switch, AC power failure switch, batere equalizer normal switch dan beberapa switch kontrol yang tidak disebutkan di sini (sesuai dengan produk terpilih).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 137
q.
VI -
Kelengkapan Panel Kontrol Panel kontrol dilengkapi dengan low voltage operation dan perlengkapan antara lain : Tombol-tombol/Switch : Main sounder berbunyi bila terjadi kebakaran Pre-signal Zone sounder Power failure alarm Disconnection alarm General alarm Alarm silencing or alarm disable System test System reset berfungsi untuk mengembalikan panel kontrol dalam kondisi normal Fire report Battery check berfungsi untuk mengetahui kondisi battery back-up Disconnection check Auto-reset Detector reset Accumulation function Transfer berfungsi untuk memindahkan sinyal operasi ke peralatan lain Fire hydrant control and Circuit selection rotary switches berfungsi u/ memilih zone yang akan dioperasikan. Lampu-lampu : Power ON yang menyatakan sistem mendapatkan supply daya listrik yang sesuai battery power. Telepon menyala bila ada panggilan emergency melalui jack telepon di panel panel kombinasi peralatan fire alarm detector pada hydrant box. Fire hydrant berkedip-kedip bila pompa fire hydrant aktif ditekan, disconnection menyala bila terdapat jalur instalasi yang terputus, dan caution. Sounders : Pre-signal buzzer Buzzer dan Telephone buzzer.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 138
VI -
Accesories : Voltmeter dan Handset fireman’s telephone.
13. Spesifikasi Initiating Devices r.
Ketentuan Dasar 1. Initiating Devices yang digunakan terdiri dari Automatic Initiating Devices dan Manual Initiating Devices dimana Automatic Initiating Devices yang digunakan terdiri dari Optical Smoke Detector, Combination Rate of Rise and Fixed Temperature Detector dan Fixed Temperature Detector. 2. Manual Initiating Devices yang digunakan jenis Break glass dan PreSignal Alarm. 3. Rangkaian Initiating Devices yang digunakan jenis surface mounting.
4.
s.
Rangkaian Initiating Devices harus menggunakan End of Line Resistance (EOLR) yang ditempatkan dalam Electrical Box (metal doos) atau sesuai dengan Rekomendasi dari pabrik pembuat.
Initiating Devices 1. Detektor Asap Detektor asap yang digunakan terdiri dari dua jenis yakni detektor asap tipe optikal (Optical Smoke Detector) dan tipe ionisasi (Ionization smoke detector) dengan penjelasan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Optical Smoke Detector Ionization Smoke Detector Heat Detector Rate of Rise Heat Detector Fixed temperatur heat detector
2. Base Detector 3. Detektor Manual 14. Sistem Instalasi Melaksanakan instalasi perkabelan untuk seluruh bangunan secara rapi dan sempurna serta menyediakan dan memasang perlengkapan deteksi kebakaran berupa :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 139
VI -
1. Master control fire alarm panel 2. Photoelectric Smoke Detector 3. Combination rate of rise and fixed temperature detector 4. Heat / Fixed temperature detector 5. Manual Break Glass push button, auxilliary contact dan relay 6. Alarm bell 7. Indicator red lamp 8. Fireman’s telephone, dan jack fireman’s telephone 9. Announciator aktif 10. Electrinic relay for water pump interconnection, pressuration fan, power panel of air handling unit. t.
Persyaratan Pengerjaan
1. Kecuali kabel untuk keperluan Emergency Call (Voice Communication) semua wiring (kabel) instalasi baik yang ada di dalam FACP dan LFACP maupun di luar panel kontrol harus digunakan kabel jenis twisted shielded AWG 18 dari bahan tembaga dan solid tembaga untuk Bell, indicator lamp, manual call point, and power supply. 2. Kecuali instalasi untuk control point, Terminal Tripping, Telephone emergency, electric strike, fire damper, extra fan dan semua instalasi ke circuit yang ada menggunakan kabel jenis isolasi PVC dengan ukuran luas penampang kabel minimal 1,5 mm2 atau sesuai Rekomendasi dari produk terpilih. 3. Instalasi untuk control point, Terminal Tripping, Telephone emergency, electric strike, fire damper, extract fan menggunakan jenis kabel tahan api (Flexible Mineral Insulated) dengan ukuran luas penampang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat alat. 4. Semua kabel instalasi, kecuali untuk kabel jenis tahan api harus dimasukkan dalam conduit High Impact atau RSC thickwall untuk instalasi expose yang sesuai (minimal 3/4"). 5. Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus memenuhi instalasi sistem pengindera kebakaran kelas A. Hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap titik instalasi. 6. Instalasi Penunjang 7. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti konduit, sparing, rak kabel dan lainnya sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi daya listrik. u.
Persyaratan Instalasi
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 140
VI -
1. Instalasi yang terpasang pada daerah langit-langit tanpa plafon dicor dalam plat betton lengkap doos-doos penyambungan menggunakan pelindung pipa conduit. 2. Pada daerah langit-langit dengan plafon instalasi terpasang / diklem setiap 100 cm menggunakan pelindung pipa conduit uPVC type high Impact. 3. Instalasi dibawah plafon terpasang wall mounted ke dinding batu bata memakai pelindung pipa uPVC conduit diameter 20 mm. 4. Dalam shaff diklem ke dinding shaff memakai pelindung pipa uPVC conduit diameter 20 mm. 5. Control panel terpasang floor mounted ke dinding batu bata lantai dasar menurut rencana setinggi 150 cm diatas lantai. 6. Detector terpasang outbow menghadap ke arah bawah plafon atau digantung pada pelat beton. 7. Manual Break Glass push button terpasang inbow di kolom atau dinding batu bata setinggi 150 cm diatas ubin lantai. 8. Bell alarm terpasang opbouw pada dinding batu bata atau kolom setinggi 220 cm diatas lantai. 9. Lampu indicator red lamp dipasang pada dinding atau kolom diatas alarm bell setinggi 240 cm diatas lantai. 10. Battery dan charger terpasang dalam kotak kabinet control station. 11. Instalasi kabel harus mengikuti persyaratan didalam PUIL 2000 dan NFPA. 12. Pada waktu selesainya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi Fire Alarm harus dalam kondisi baik dan bebas cacat. Bagian-bagian yang rusak harus diganti oleh Pemborong atas biaya Pemborong. 13. Pemborong wajib mengadakan perbaikan terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan kecerobohan para pekerja, baik untuk pekerjaan fire alarm maupun pekerjaan lain yang mengalami kerusakan. 14. Dalam hal ini peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik, rusak ataupun cacat harus diganti dan diperbaiki oleh Pemborong untuk dicoba (di-tes) dan didemonstrasikan kembali terhadap Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 141
VI -
15. Spesifikasi Daftar Material 1. Kabel 2. Terminal Box Local. 3. Conduit
: Kabelindo, Kabelmetal, IKI Sumindo. : Terbuat dari plat baja min. ketebalan 1,5 mm Ex. : EGA
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 142
6.4.
VI -
PERSYARATAN SISTEM TATA SUARA Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan instalasi sistem tata suara pada proyek ini, meliputi pengadaan bahan dan peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian dan perbaikanperbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga untuk sistem sound system dapat berfungsi dengan baik, sesuai yang dikehendaki pekerjaan. 2. Dalam hal ini lingkup pekerjaan dimaksud termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan seperti ditunjukkan di dalam gambar rancangan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi sistem tata suara. 3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar rancangan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang dipersyarat-kan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. 4. Uraian dari lingkup pekerjaan tata suara yang dimaksud, adalah Sistem Tata untuk Public Address' yaitu Tata Suara untuk koridor, lobby dan lain-lain yang terdiri dari : v.
Kelengkapan (Accessories) Ceiling Speaker 1. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai macam speaker lengkap dengan individual Matching Transformator sesuai dengan gambar rencana. 2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai Continous Volume Control dan Channel Selector.
w.
Instalasi Tata Suara 1. Yang termasuk kedalam pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan terminal box tata suara, wiring tata suara lengkap dengan conduitnya, attenuator serta kelengkapan lainnya yang dibutuh-kan untuk kesempurnaan kerja sistem tata suara.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 143
VI -
2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis dan ukuran kabel dari peralatan utama sampai dengan speaker sesuai dengan gambar rencana. 3. Pekerjaan penunjang lainnya yang diperlukan, meskipun tidak tercantum dalam spesifikasi teknis dan gambar rencana, agar sistem dapat bekerja dengan baik. x.
Sistem Pembumian Pengaman Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pengebumian meliputi batang elektroda pengebumian dan bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
16. Peralatan Tata Suara a. b. c. d. e. f. g. h. i. y.
Power Amplifier Mixer Pre Amplifier Compressor Amplifier/limiter Cassette Deck Recorder Chime Generator Graphic Analizer Dynamic Microphone Radio Tuner Remote Microphone Rack Sistem Tata Suara
Data-data teknis adalah sebagai berikut : 1. Dimension disesuaikan dengan merk dan kelengkapan yang terpilih oleh Pemberi Tugas 2. Bahan terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimal 1,6 mm, dicat tahan karat dan off-white finish 3. Dilengkapi : a. Blower : AC mains 50 Hz, manual/off/auto switch control, 1500 ml/mon ventilation, use for air in and out system. b. Main power switch control : 220 V, 50 Hz, 1-phasa. c. Main junction panel for AC mains 50 Hz 5 x 2 -unswitched outlet 2 x 1 kVA d. Blank and perforated dengan dimensi sesuai merk terpilih.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 144
VI -
e. Monitor panel z.
Speaker Selector Switch Zone selector speaker 2. all zone lengkap dengan remote control facility. 3. Jumlah disesuai kebutuhan 1.
aa.
Speaker & Attenuator
Ceiling Speaker 1. Ceiling Speaker dan Matching Transformer ditempatkan di dalam suatu box speaker dipasang reccessed ceiling pada plafond dan difinish dengan Speaker Grille. Bentuk dan warnanya ditentukan kemudian oleh Perencana Interior/permintaan Pemberi Tugas melalui DIREKSI PENGAWAS/MK. 2. Data Teknis. Rated Power : 3/6 Watt - Impedansi input : 3,3 k Ohm - Frequency Response : 100 - 16.000 Hz - SPL minimum (1m,1W) : 90 Db 3. Sisi Primer Matching Transformer mempunyai 3 (tiga) buah tap untuk 100, 70 dan 50 Volt. 4. Ceiling Speaker/Wall Speaker, warna dan jenis disesuaikan dengan persetujuan Direksi. Horn Speaker 1. Horn Speaker dipasang seperti ditunjukkan perencanaan. 2. Data Teknis - Rated Power : 15 Watt (input, RMS) - Frequency Response : 100 - 12.000 Hz - SPL minimum (1m,1W) : 90 dB
dalam
gambar
Attenuator (Pengatur Kuat Suara) 1. Attenuator dengan transformer, flush mounting mempunyai On-Off Plate berbentuk segi empat yang warnanya ditentukan kemudian oleh Perencana Interior. 2. Data Teknis
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 145
VI -
- Rated Voltage : 100 Volt (minimum). - Type : Continuous type - Output : 3/6/36 Watt - Rated Power : 1,6 beban speaker dilayani (minimum). 3. Ketinggian pemasangan 1,25 M dari lantai, tetapi jika pada ketinggian tersebut ada jendela, maka ketinggian 0,70 M dari lantai disesuaikan dengan keadaan dimana attenuator tersebut akan ditempatkan. bb.
Kabel Instalasi untuk Speaker -
cc.
Jenis NYMHY 3 x 1,5 mm², yang dilengkapi diameter min. 20m.
dengan uPVC conduit
Cara Instalasi Instalasi Kabel 1. Spesifikasi seluruh instalasi Sistem Tata Suara untuk bangunan ini menggunakan kabel yang mempunyai tegangan kerja 100 Volt. 2. Kabel instalasi untuk ke speaker dipergunakan kabel jenis NYAFHY yang dilengkapi PVC Insulated dengan jumlah inti dan luas penampang kabel seperti tercantum di dalam gambar rancangan. 3. Kabel catu untuk setiap laudspeaker mempergunakan NYMHY 3 x 1,5 mm² (min.) atau setara dan diberi pelindung uPVC conduit, setiap kabel catu yang menuju loudspeaker harus dikeluarkan lewat Tee Doos. Untuk jenis loudspeaker yang wall mounted, pemasangan kabel catu tetap outbow, tetapi harus tetap dijaga kerapihan penarikannya dan tidak mengsampingkan faktor estetika ruangan. 4. Pipa-pipa uPVC yang ditarik harus diklem serta diberi penguat/pendukung yang kuat dan ditarik secara rapi. Semua kabel yang akan dipasang harus disambung sesuai dengan warna atau namanya masing-masing dan diadakan pengetesan mutu kabel sebelum pemasangan. 5. Pipa uPVC yang dipakai type high impact. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kontak- kontak penyambung yang dibuat khusus untuk keperluan itu. 6. Kabel yang digunakan untuk attenuator dihubungkan sedemikian rupa sehingga sistem dapat bekerja dengan baik dan benar.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 146
VI -
7. Kabel instalasi yang digunakan dimasukkan dalam conduit atau sparing dan setiap pipa hanya boleh diisi dengan satu pasang kabel. 8. Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan de dalam pipa uPVC dan dipasang sejajar dan harus dihindari/dijaga jaraknya terhadap instalasi dari arus kuat (misalnya berjarak 30 cm). 9. Jika pemasangan kabel ini paralel dengan kabel daya listrik, maka harus mempunyai jarak minimum 30 cm. 10. Pada dasarnya pipa untuk kabel sistem tata suara dipasang pada rak kabel atau ditanam di dalam dinding. 11. Sistem Tata Suara di dalam gambar rancangan tidak mengikat dan penambahan alat diperbolehkan. Penambahan alat harus disesuai-kan dengan kemampuan peralatan yang ada pada setiap produk yang dipilih, sehingga pengoperasian dari Sistem Tata Suara tersebut tetap berada kemampuan puncak. 12. Kontraktor Sistem Tata Suara berkewajiban melakukan chek dan menyesuaikan kabel instalasi agar dapat berfungsi dan bekerja dengan baik dan sesuai dengan persyaratan teknis dan rekomendasi dari produk sistem tata suara yang terpilih. 13. Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa untuk keperluan utilitas lainnya. 14. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan lain lain sama dengan persyaratan penun-jang untuk instalasi sistem daya listrik dan penerangan. Instalasi Loudspeaker 1. Pemasangan ceiling, wall mounted loudspeaker dan harus disesuaikan dengan keadaan ruangan dan dipasang serapi mungkin. Semua ceiling speaker harus dilengkapi dengan box penutup metalic “fire dome” dengan plat BJLS dengan ketebalan minimal 0,7 mm, dengan ukuran sesuai dengan size ceiling speaker, serta di beri bahan peredam acoustic (glass wool) yang memadai. 2. Pemasangan dan peletakkan attenuator harus disesuaikan dengan tata letak dan tata guna ruangan dan dipasang pada samping sisi dalam pintu masuk. 3. Pengkawatan yang menuju attenuator ini harus ditanam dan dimasukkan ke dalam pipa uPVC conduit dengan diameter minimal 19 mm, demikian juga untuk loudspeaker yang wall mounted.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 147
VI -
4. Semua loudspeaker dan attenuator beserta perlengkapannya harus dipasang dengan cara yang telah disetujui Konsultan Pengawas (Pengawas Lapangan).
dd.
Persyaratan Bahan/Material 1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis, material-material haruslah dari produk dengan kwalitas baik dan dari produk yang terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini, maka Pemborong harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru, dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen (pabrik), serta sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari Perencana/MK. 2. Pemborong harus bersedia mengganti material yang karena menyimpang dari spesifikasi tanpa biaya extra.
tidak disetujui,
3. Untuk komponen dari material, yang mungkin sering diganti harus dipilih yang mudah diperoleh di pasaran bebas.
ee.
Daftar Material 1. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisi daftar material yang menyebutkan : merk, type, model, kelas, lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender. 2. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang seperti tertera pada daftar merk/produk material.
ff.
Penyebutan Merk/Produk Pabrik. 1. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar menyebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk material peralatan yang utama, maka Pemborong wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu dan pabrik yang disebutkan itu.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan 148
VI -
2. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Pemborong, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang sangat kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Pengawas dan Perencana, maka dapat dipikirkan pengganti merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Pemborong. gg.
Daftar Material / Bahan Instalasi sistem tata suara yang dimaksud terdiri dari: 1. Kabel : Kabelindo, Kabel Metal, IKI, Sumindo. 2. Conduit Instalasi : EGA.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Perencanaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
6.5.
PERSYARATAN SISTEM CCTV Umum 1. Pekerjaan yang dimaksud ialah mengenai pelaksanaan pekerjaan : Pengadaan, pemasangan dan penyetelan INSTALASI CCTV yang terdiri dari : Instalasi-instalasi pengkabelan dari Peralatan Utama / server Monitor ke Camera Pantau yang diperlukan. 2. Membuat gambar instalasi terpasang secara lengkap.
hh.
Lingkup Pekerjaan 1. Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan material peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, seluruh pekerjaan Video Surveillance System sebagai bagian dari Sistem Security yang dikehendaki dalam buku spesifikasi teknis ini dan ditunjukkan di dalam gambar perencanaan. 2. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan pekerjaan lain yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini, tetapi jika dianggap perlu untuk keamanan dan kesempunaan fungsi operasi dalam kaintannya integrasi dengan Security System secara keseluruhan, masih merupakan bagian pekerjaan Kontraktor untuk melengkapinya, Sehingga sistem berfungsi sesuai yang diharapkan.
ii.
Uraian Lingkup Pekerjaan Item-item pekerjaan yang termasuk di dalam pekerjaan TV ini adalah: 1. Instalasi Sistem, pekerjaan ini meliputi pengkabelan lengkap dengan conduit, sparing, metal doos untuk fixture unit, percabangan dan penyambungan serta peralatan bantu lainnya. 2. Lokasi penempatan unit kamera CCTV telah ditunjukkan dalam gambar namun menjadi kewajiban kontraktor untuk melakukan penyesuaian sehingga secara geometri didapatkan cakupan yang terbaik sebagaimana dikehendaki dalam buku spesifikasi ini.
jj.
Pekerjaan instalasi IP Camera Yang dimaksud dengan intalasi IP Camera adalah instalasi IP Camera lengkap dengan sebagai berikut: 1. Semua kamera IP bermuara ke sebuah Komputer yang berfungsi sebagai server untuk mengontrol Proses perekaman data dari kamera. 2. Dari Komputer Server disambungkanpadaTV monitor. 3. Ruang lingkup instalasi IP Camera
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Perencanaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
a. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi IP Camera lengkap dengan peralatan-peralatan yang diperlukan termasuk Switching, Video Wall di ruang monitor, TV Monitor dan Komputer PC sehingga system bisa berfungsi dengan baik sesuai dengan perencanaan. b. Menyelesaikan seluruh perijinan /sertifikat yang diperlukan sehingga dapat menjamin kelancaran pekerjaan hingga dilakukan serah terim pekerjaan. c. Melaksanakan pengujian terhadap instalasi dengan disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi yang akan menyatakan bahwa instalasi berfungsi dengan baik dan dapat diterima. d. Melaksanakan pemeliharaan sistem (garansi) sekurangkurangnya selama 12(duabelas) bulan, termasuk penyediaan suku cadangannya. kk.
Persyaratan Pelaksanaan
Persyaratan Umum Pelaksana 1. Instalasi IP Camera seluruhnya harus dikerjakan oleh teknisi yang sudah berpengalaman mengerjakan pekerjaan instalasi data.Yang dibuktikan dengan pengalaman pekerjaan. 2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana, kecuali bilamana perlu dapat diusulkan untuk dilakukan perubahan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada Pemberi Tugas. Perubahan tadidapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi. 3. Kontraktor harus menyerahkan daftar pekerja pelaksana dengan kualifikasi teknisi serta nama penanggung jawabnya. 4. Dalam waktu 30 hari setelah dinyatakan sebagai pelaksana, Kontraktor diharuskan untuk menyerahkan daftar bahan yang akan dipasang dengan katalog,spesifikasi dari pabrik,wiring diagram,dll Persyaratan Teknis Pelaksanaan 1. Pengawatan instalasi kabel power didalam tembok bangunan dilakukan secara inbouw (tertanam) dengan sparing kabel menggunakan pipa PVC high impact-heavy gauge yang memenuhi standar Sll atau di dalam partisi antar ruang. 2. Pengawatan instalasi kabel data/signal gambar dipasang diluar tembok bangunan dilakukan secara outbouw (ditempel pada tembok) dengan sparing kabel menggunakan PVC high impact-heavy gauge yang memenuhi standar Sll. 3. Kabel signal yang digunakan adalah kabel UTP Category 6 diletakan di dalam conduit PVC heavy/high-impact yang dipasang outbouw pada dinding atau langit-langit ruangan/selasar.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Perencanaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
4. Tidak diperkenankan ada sambungan kabel antara kamera IP CAMERA sampai ke switching.
17. Kabel Instalasi 1. Kabel instalasi yang digunakan harus dari produk unit yang terpilih dengan type cabel UTP CAT 6A. 2. Semua kabel instalasi harus dimasukkan ke dalam conduit/sparing yang sesuai (minimal 3/4"). 3. Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus memenuhi instalasi CCTV system. 4. Hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap titik instalasi. 5.
Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti konduit, sparing, dan lain lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi daya listrik.
18. Pengetesan Semua Sistem yang Terpasang 1. Pada waktu selesainya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi CCTV harus dalam kondisi baik dan bebas cacat. 2. Bagian-bagian yang rusak harus diganti oleh Pemborong atas biaya Pemborong. 3. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan kecerobohan para pekerja, baik untuk pekerjaan CCTV maupun pekerjaan lain yang mengalami kerusakan. 4. Pengetesan dan pemeriksaan instalasi CCTV yang terpasang. 5. Setelah terpasang sistem yang baik, wiring instalasi yang telah sesuai, maka pemeriksaan dan pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan baik dan benar. 6. Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk pengetesan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong. 7. Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik, rusak ataupun cacat harus diganti dan diperbaiki oleh Pemborong untuk dicoba (di-tes) dan didemonstrasikan kembali.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat : Perencanaan Pembangunan Lanjutan Instalasi Rawat Jalan
BAB VI PENUTUP 1.
Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2.
Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
3.
Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan kepastian.