6 Tips Sambut Ramadhan” : Ramadhan Datang Lagi !!!!!
1.
Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan rukun Islam yang keempat. Ia disyariatkan oleh Allah S.W.T. pada tahun kedua hijrah di Madinah al-Munawwarah. Allah S.W.T telah berfirman di dalam surah alBaqarah:
Berdoa agar Allah swt. memberikan umur panjang kepada kita sehingga kita bertemu dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sihat. Dengan keadaan sihat, kita mampu melaksanakan ibadah secara maksimuml: Puasa, solat, tilawah, dan zikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa,
اللهم بارك لنا في رجب و شعبان و بلغنا رمضان ” Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan
183. Wahai orang-orang Yang beriman! kamu Diwajibkan berpuasa sebagaimana Diwajibkan atas orang-orang Yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertaqwa. Pensyariatan puasa ini bukanlah perkara baru di dalam Islam bahkan ia sudah ada di dalam syariat umat-umat terdahulu. Dan tujuan daripada berpuasa ialah untuk mendapatkan taqwa yang merupakan tujuan utama bagi semua muslim. Rasullullah S.A.W. bersabda :
sampaikan kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad dan Tabrani).
2. Pujilah Allah swt. karena Ramadhan telah diberikan kembali kepada kita. Imam An Nawawi dalam kitab Azkar-nya berkata: ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.”
3. Bergembira dengan datangannya bulan Ramadhan. Rasulullah saw. selalu memberikan khabar gembira kepada para sahabatnya setiap kali datangnya bulan Ramadhan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).
رواه البخاري. من صام رمضان إيانا و احتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan untuk mendapatkan ganjaran dari Allah S.W.T. akan diampunkan dosa-dosanya yang silam. Lihatlah betapa sayangnya Allah S.W.T. kepada hamba-hambanya disediakan berbagai-bagai anugerah dan kelebihan di dalam bulan ini. Amalan sunat diberi pahala seperti amalan fardhu, dibelenggu semua syaitan-syaitan, lailatul qadr, solat tarawih yang hanya boleh dilakukan di bulan ini dan banyak lagi. Semua ini menunjukkan betapa kasih dan sayangnya Allah kepada hamba-hambanya. Al-Fadhil Ustaz Safwan Fathi ada mengatakan bahawa: Ramadhan umpama seorang tetamu yang dating ke rumah kita yang membawa bermacam-macam hadiah. Jika kita tidak bersedia untuk Ramadhan kita seolah-olah tidak membuka pintu untuk tetamu agung ini masuk memberi hadiah kepada kita. Wallahu a’lam.
4.
Kuatkan azam, bulatkan tekad untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah swt., maka Allah swt. akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktiviti-aktiviti kebaikan
21. (Mereka selalu berkata: "Pendirian kami) mematuhi perintah dan memperkatakan perkataan Yang baik (yang diredhai Allah)". Dalam pada itu, apabila perkara (peperangan jihad) itu ditetapkan wajibnya, (Mereka tidak menyukainya); maka kalaulah mereka bersifat jujur kepada Allah
(dengan mematuhi perintahNya), tentulah Yang demikian itu amat baik bagi mereka. 5.
Fahami fiqh Ramadhan. Setiap mukmin wajib hukumnya beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar amaliyah Ramadhan kita benar dan diterima oleh Allah swt.
7. dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu (Wahai Muhammad) melainkan orang-orang lelaki Yang Kami wahyukan kepada mereka (bukan malaikat); maka Bertanyalah kamu kepada AhluzZikri" jika kamu tidak mengetahui.
6. Persiapkan hati dan ruhiyah kita dengan bacaan yang membantu proses tadzkiyatun-nafs –pemberishan jiwa-. Hadiri majlis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental, dan jiwa kita siap untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. di bulan Ramadhan.
Ramadan: The Month of Qur’an Recitation Ramadan is the month Allah chose in which to reveal the final scripture – The Qur’an. One the greatest ways a Muslim honors the Qur’an is by reading it. Angel Jibreel would visit Muhammad (peace be upon him) every Ramadan and revise the Qur’an with him. Many of the pious Muslims of the past would close all books and focus on reading the Qur’an only this month. A Muslim should strive to read the Qur’an in Arabic at least once during this month. The Qur’an consists of approximately 604 pages. This means a person can read the entire Qur’an by the last day of Ramadan from cover to cover by simply reading 4 pages after every prayer (salat).
Taraweeh - Night Prayers Ramadan is the month of drawing nearer to Allah through Taraweeh prayers, which are an integral part of Ramadan. These prayers can be offered at home, however, they are best performed at the mosque. The Prophet (peace be upon him) said: “Whoever stands up in night prayers during Ramadan out of faith, and seeking reward from Allah, his previous sins will be forgiven.” (Muslim)
Nullifiers of Fasting
Eating and drinking deliberately Any Muslim who eats or drinks intentionally has broken their fast. Who ever does this must repent to Allah, asking Him for forgiveness. Many of the Muslim scholars are of the opinion that this day should be made up for before the next Ramadan. Imam Abu Hanifah holds the opinion that in addition to repenting and making up for the day, he must also feed a poor or needy person. This view is also held by Imam Malik.
Induced vomiting The soundest view amongst the scholars of Islam is that as long as vomiting is unintentional then the fasting remains valid. The Messenger of Allah (peace be upon him) said: “If someone had a sudden attack of vomiting, no atonement is required of him, but if he vomits intentionally he must make atonement.” If any vomit is accidentally swallowed, the fast is not affected.
Menstruation and Post-Natal Bleeding A woman who bleeds due to any one of these two reasons has broken her fast, even if she gets her period only seconds before sunset. This is the opinion of the majority of scholars. The number of fasting days missed must be made up for prior to the next Ramadan.
Ejaculation Any deliberate action a fasting person takes which results in seminal ejaculation nullifies the fast. This is the opinion of the majority of the Muslim scholars. The days missed as a result of this, must be must be made up for before the next Ramadan.
Sexual Intercourse If a fasting person has sexual intercourse during the day of Ramadan, irrespective of whether ejaculation takes place or not, the fast has been broken. In this case a person must repent, seek forgiveness from Allah, and make up for this day. Furthermore, two consecutive months of fasting must be done prior to the next Ramadan. If fasting two consecutive months is detrimental to one’s health then he must feed sixty poor or needy people.
Supplements, Nutritional Injections and Drips
These dietary intakes also break the fast as they defeat one of the main objectives of fasting, namely, to undergo thirst and hunger, and hence break the fast. The days in which the fast was broken must be up for before the next Ramadan. Syaqiq Al-Balhi berkata “ aku mencari 5perkara dan aku mendapatkannya dalam 5perkara juga :
1. 2.
Aku mencari berkat dalam rezeki, aku dapatkannya dalam SOLAT DHUHA
Aku mencari lampu dalam menerangi kubur, aku dapatkannya dalam SOLAT MALAM
3. 4. 5.
Aku mencari persediaan untuk menjawab Mungkar dan Nakir, aku dapatkannya di dalam MEMBACA AL – QURAN
Aku mencari tongkat sebagai alat menyeberangi Siratul Mustaqim, aku dapatkannya di dalam PUASA dan SEDEKAH Aku mencari perlindungan di bawah Arasy, aku dpatkannya di dalam IBADAH di tempat sunyi