Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut ……………………Anisa Pusparini
SELEKSI AWAL PERFORMA CALON BIBIT DOMBA GARUT JANTAN DAN BETINA DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT Anisa Pusparini*, Heni Indrijani, Siti Nurachma Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015 E-mail:
[email protected] ABSTRAK Upaya mendapatkan domba Garut yang unggul dapat dilakukan melalui seleksi bibit yang diduga memiliki mutu genetik yang baik. Penelitian mengenai seleksi awal performa calon bibit domba Garut jantan dan betina di UPTD BPPTD Margawati Garut, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui performa domba Garut yang terbaik untuk menghasilkan bibit unggul. Data yang dikumpulkan adalah ukuran-ukuran tubuh domba Garut jantan dan betina lepas sapih umur 95-105 hari dengan populasi 126 ekor jantan dan 124 ekor betina. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata performa domba Garut jantan adalah tinggi pundak 45,84 cm ± 6,12, panjang badan 36,70 cm ± 5,89, lebar dada 9,82 cm ± 1,37 dan lingkar dada 46,02 cm ± 6,91, sedangkan rata-rata performa domba Garut betina adalah tinggi pundak 46,42 cm ± 5,34, panjang badan 37,72 cm ± 5,63, lebar dada 9,93 cm ± 1,18 dan lingkar dada 46,96 cm ± 6,45. Domba Garut jantan lepas sapih umur 95-105 hari yang lolos seleksi berdasarkan tinggi pundak adalah 64 ekor dengan rata-rata 50,91 cm, berdasarkan panjang badan 63 ekor dengan rata-rata 41,48 cm, berdasarkan lebar dada 74 ekor rata-rata 10,70 cm dan berdasarkan lingkar dada 50 ekor rata-rata 53,04 cm. Domba Garut betina yang lolos seleksi berdasarkan tinggi pundak 65 ekor rata-rata 50,81 cm, berdasarkan panjang badan 67 ekor rata-rata 41,81 cm, berdasarkan lebar dada 81 ekor rata-rata 10,61 cm dan berdasarkan lingkar dada 57 ekor rata-rata 52,79 cm. Domba Garut jantan yang lolos seleksi berdasarkan Independent Culling Level (ICL) adalah 34 ekor dengan rata-rata tinggi pundak 52,84 cm, panjang badan 42,68 cm, lebar dada 10,85 cm dan lingkar dada 54,59 cm. Pada domba betina diperoleh 43 ekor dengan rata-rata tinggi pundak 51,78 cm, panjang badan 42,88 cm, lebar dada 10,75 cm dan lingkar dada 53,69 cm. Kata kunci : Domba Garut, bobot badan, performa, seleksi
THE INITIAL SELECTION PROSPECTIVE PERFORMANCE BREEDING STOCK RAM AND EWE GARUT SHEEP IN UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT ABSTRACT Efforts to got a superior Garut sheep could be done by the selection breeding stock were thought to had a good genetic quality. Research on the Initial Selection Prospective Performance Breeding Stock Ram and Ewe Garut Sheep In UPTD BPPTD Margawati Garut, aimed to determined the best performance of Garut sheep to produced a good breding stock. The data collected were body measurements of ram and ewe Garut sheep age of 95-105 days with a population of 126 ram and 124 ewe. The studied showed that the average performance ram of Garut sheep was a high shoulder 45,84 cm ± 6,12, the length of the body 36,70 cm ± 5,89, wide chest 9,82 cm ± 1,37 and of the circumference of the chest 46,02 cm ± 6,91, while the average performance ewe of Garut sheep was a high shoulder 46,42 ± 5,34, the length of the body 37,72 ± 5,63, wide chest 9,93 ± 1,18
Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut ……………………Anisa Pusparini
and the circumference of the chest 46,96 ± 6,45. Ram of Garut sheep age 95-105 day that passed the selection was based on the high shoulders 64 ram with average 50,91 cm, based on the body length of 63 ram with average 41,48 cm, based on wide chest 74 ram with average 10,70 cm and based on the circumference of the chest 50 ram with average 53,04 cm. Ewe of Garut sheep age 95-105 day that passed the selection was based on the high shoulders 65 ewe with average 50,80 cm, based on the body length 67 ewe with average 41,81 cm, based on wide chest 81 ewe with average 10,61 cm and based on the circumference of the chest 57 ewe with average 52,79 cm. Ram of Garut sheep that passed the selection was based on Independent Culling Level (ICL) 34 ram with average high shoulder 52,84 cm, body lengh 42,68 cm, wide chest 10,85 cm and circumference of the chest 54,59 cm. Ewe of Garut sheep that passed the selection was based on Independent Culling Level (ICL) 43 ram with average high shoulder 51,78 cm, body lengh 42,88 cm, wide chest 10,75 cm and circumference of the chest 53,69 cm. Keywords: Sheep Garut, body weights, performance, selection.
1. PENDAHULUAN Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba Garut merupakan salah satu komoditas unggulan yang perlu dilestarikan sebagai sumber genetik asli Indonesia yang potensial. Domba Garut adalah domba yang memiliki kombinasi daun telinga rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong (Heriyadi, 2011). Domba Garut diyakini berasal dari kabupaten Garut sebagai sumber daya genetik ternak asli Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh, Cikandang dan Cikeris di Kecamatan Cikajang serta Kecamatan Wanaraja (Heriyadi, 2011). Di Indonesia pengembangan bibit sangat dibutuhkan, karena domba Garut dimanfaatkan sebagai kebutuhan pangan dan juga kesenian. Berdasarkan hal tersebut, maka ketersediaan bibit sangat penting untuk menghasilkan generasi yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Upaya mendapatkan domba Garut yang unggul dapat dilakukan seleksi dengan cara pemilihan bibit yang diduga memiliki mutu genetik yang baik dan juga dengan jalan perkawinan yang terarah. Seleksi dipergunakan dalam program pembibitan untuk memilih atau mengganti tetua pada generasi berikutnya. Seleksi bertujuan untuk menghasilkan bibit domba yang berkualitas baik serta meningkatkan mutu genetik dari populasi domba. Menurut Anang dan Indrijani (2009) dalam konteks pemuliabiakan ternak seleksi adalah suatu proses memilih ternak yang disukai yang akan dijadikan sebagai tetua untuk generasi berikutnya. Tujuan umum dari seleksi adalah untuk meningkatkan produktivitas ternak melalui perbaikan mutu bibit. Keragaman (variasi) individu (terutama variasi genotip) memegang peranan penting dalam pemuliaan ternak. Jika dalam suatu populasi ternak tidak ada variasi genotip, maka menyeleksi ternak bibit tidak perlu dilakukan. Untuk ternak pengganti tinggal diambil ternak yang ada tanpa harus melakukan pertimbangan seleksi. Semakin tinggi variasi genotip didalam populasi, semakin besar perbaikan mutu bibit yang diharapkan. Dalam ilmu pemuliaan ternak, fenotip, genotip dan lingkungan diungkapkan dalam bentuk variasi (Anang dan Indrijani, 2009). Seleksi penyisihan bebas bertingkat (Independent Culling Level) adalah seleksi dimana dua sifat atau lebih, masing-masing dipilih secara bebas atau seleksi dapat dilakukan pada waktu yang sama dengan cara memilih yang
Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut ……………………Anisa Pusparini
berada pada titik tertentu untuk tiap sifat tanpa mengindahkan keuntungan dari sifat lain (Warwick, 1990). Performa atau penampilan individu ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik ditentukan oleh susunan gen dan kromosom yang dimiliki individu tadi (Hardjosubroto, 1994). Mulliadi (1996) menyatakan ukuran permukaan dan bagian tubuh hewan mempunyai banyak kegunaan, karena dapat menaksir bobot badan dan karkas serta memeberi gambaran bentuk tubuh hewan sebagai ciri suatu bangsa tertentu. Pengukuran ukuran tubuh dilakukan berdasarkan gambaran eksterior seekor domba dan mengetahui perebedaan-perbedaan dalam populasi ternak ataupun digunakan dalam seleksi. Penggunaan ukuran tubuh meliputi tinggi pundak, tinggi panggul, panjang badan, lingkar dada, dalam dada, lebar panggul, panjang badan, lingkar dada, dalam dada, lebar dada, lebar panggul dan lingkar panggul pada domba Priangan yang dilakukan oleh Dwiyanto (1982) untuk menaksir bobot badan dan merupakan gambaran eksterior hewan sebagai ciri khas suatu bangsa serta untuk menentukan domba yang mempunyai produksi tinggi. Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba (UPTD BPPTD) Margawati Garut adalah salah satu tempat peternakan Domba Garut yang didirikan untuk melestarikan kemurnian dari domba Garut. UPTD BPPTD Margawati berupaya memperbaiki mutu genetik domba Garut dari tahun ke tahun.
2. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah data yang berasal dari 126 ekor domba Garut Jantan dan 124 ekor domba Garut betina lepas sapih umur 95 – 105 hari berdasarkan catatan dari bulan Januari sampai Mei 2015. 2.2 Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian adalah deskriptif analisis dengan menggunakan penelitian survey yang didukung oleh data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field research). Metode field research, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan untuk mendapatkan data yang konkrit dari data penelitian sebagai bahan laporan. Metode Survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Data diperoleh secara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan domba Garut jantan dan betina lepas sapih umur 95-105 hari. 2.3 Variabel yang Diteliti 1. Bobot badan, diukur menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,10 kg. 2. Tinggi pundak, diukur menggunakan tongkat ukur (cm) mulai dari titik tertinggi pundak sampai tanah . 3. Panjang badan, diukur menggunakan tongkat ukur (cm) mulai dari tepi tulang processus spinosus bagian vetebra thoracalis tertinggi sampai benjolan tulang tapis (tulang duduk /os ischium ).
Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut ……………………Anisa Pusparini
4. Lebar dada, diukur menggunakan kaliper (cm) pada dada bagian muka yaitu jarak antara kedua benjolan siku luar atau bisa melalui dada rusuk, yaitu jarak antara rusuk kiri dan rusuk kanan yang diukur di belakang tulang belikat. 5. Lingkar dada, diukur menggunakan pita ukur (cm) secara rongga dada di belakang sendi bahu (os scapula).
2.4 Analisis Data Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis statistika deskriptif antara lain : 1. Nilai minimum adalah nilai terendah dari suatu populasi. 2. Nilai maksimum adalah nilai tertinggi dari suatu populasi. 3. Rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat dalam sebuah populasi dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak data. Rumus
:𝜇
=
∑𝑁 𝑖 𝑋𝑖 𝑁
Keterangan : 𝜇 = Rata – rata populasi Xi = Bilangan dari suatu populasi N = Jumlah populasi 4. Simpangan Baku (s) adalah akar dari ragam. Ragam merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individu terhadap rata-rata populasi. Rumus
:𝜎
=√
∑(𝑋𝑖−𝜇 )2 𝑁
Keterangan : 𝜇 = Rata-rata populasi Xi = Bilangan dari suatu populasi N = Jumlah populasi 𝜎 = Simpangan baku 5. Koefisien Variasi (KV) adalah ukuran yang digunakan untuk membandingkan variasi relatif beberapa kumpulan data dengan satuan yang berbeda. Rumus Keterangan :
𝜎 : 𝐾𝑉 = 𝜇 𝑥100%
KV 𝜇
𝜎
= koefisien variasi = Rata-rata populasi = Simpangan baku
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Bobot Badan Bobot badan merupakan salah satu sifat kuantitatif yang dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dari pemberian pakan dan sistem pemeliharaan. Bobot badan seekor domba dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan tulang dan daging, beberapa ahli menyatakan bobot badan domba sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas pakan yang dikonsumsi. Bobot badan seekor domba merupakan salah satu ukuran tubuh yang dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan domba dan menentukan harga
Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut ……………………Anisa Pusparini
jualnya. Hasil penelitian mengenai bobot lahir dan bobot sapih pada umur 95 – 105 hari yang dilakukan pada domba Garut jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Bobot Lahir dan Bobot Lepas Sapih Umur 95-105 hari Domba Garut Jantan dan Betina. Jenis Kelamin
Bobot Lahir (kg)
Bobot Sapih (kg)
Jantan
2,38 ± 0,65
9,43 ± 3,11
Betina
2,44 ± 0,54
9,42 ± 2,41
Berdasarkan hasil penimbangan bobot badan yang tersaji pada Tabel 1, terlihat bahwa rata-rata bobot lahir domba Garut jantan adalah 2,38 kg ± 0,65 dan bobot sapih domba Garut jantan adalah 9,43 kg ± 3,11, sedangkan rata-rata bobot lahir domba Garut betina adalah 2,44 kg ± 0,54 dan bobot sapih domba Garut betina adalah 9,42 kg ± 2,41. Menurut hasil penelitian Gunawan dkk., (2005) yang dilakukan di peternakan Domba Laga Lesan Putera Ciomas Bogor pada bulan Agustus sampai November 2002, bahwa rata-rata bobot lahir domba Garut jantan adalah 2,39 kg ± 0,38 dan rata-rata bobot sapih domba Garut jantan adalah 14,12 kg ± 3,11, sedangkan rata-rata bobot lahir domba Garut betina adalah 2,30 kg ± 0,42 dan rata-rata bobot sapih domba Garut betina adalah 14,06 kg ± 3,13. Hasil yang didapat dari penelitian ini lebih rendah dari hasil Gunawan dkk., (2005), hal ini diduga karena adanya perbedaan umur domba yang digunakan sebagai sampel dan perbedaan pola pemeliharaan ternak pada kedua lokasi tersebut. Pertumbuhan bobot badan pada usia lepas sapih masih belum stabil, hal ini dikarenakan pertumbuan pada fase ini masih terfokus terhadap pertumbuhan tulang sebagai penyokong atau pengikat jaringan otot. Indikasi perkembangan pada berat badan dilihat dari perkembangan otot dan tulang. Jaringan saraf berkembang lebih awal, diikuti oleh organ penting seperti jantung, tulang, otot dan lemak, sehingga proporsi tubuh bervariasi terus selama perkembangan domba tersebut (Johnston,1983).
3.2 Ukuran Tubuh Ukuran-ukuran tubuh perlu diketahui untuk menentukan bentuk fisik seekor ternak. Ukuran-ukuran tubuh yang dimaksud diantaranya adalah tinggi pundak, panjang badan, lebar dada dan lingkar dada. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat dilihat rata-rata ukuran tubuh domba Garut jantan dan domba Garut betina umur 95-105 hari pada Tabel 2 dan Tabel 3 sebagai berikut :
Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut ……………………Anisa Pusparini
Tabel 2.Ukuran Tubuh Domba Garut Jantan Lepas Sapih Umur 95-105 hari. Ukuran Tubuh Rataan Nilai Nilai Simpangan Koefisien (cm) Minimum Maksimum Baku Variasi (cm) (cm) (cm) (%) Tinggi Pundak
45,84
34,00
61,00
6,12
13,35
Panjang Badan
36,70
23,00
54,00
5,89
16,04
9,82
6,00
13,00
1,37
13,93
46,02
31,00
68,00
6,91
15,01
Lebar Dada Lingkar Dada
Tabel 3. Ukuran Tubuh Domba Garut Betina Lepas Sapih Umur 95-105 hari. Ukuran Tubuh Rataan Nilai Nilai Simpangan Koefisien (cm) Minimum Maksimum Baku Variasi (cm) (cm) (cm) (%) Tinggi Pundak
46,42
37,00
58,00
5,34
11,50
Panjang Badan
37,72
26,00
54,00
5,63
14,92
9,93
6,00
12,00
1,18
11,93
46,96
35,00
68,00
6,45
13,74
Lebar Dada Lingkar Dada
Total populasi domba Garut jantan lepas sapih umur 95-105 hari adalah 126 ekor dan total populasi domba Garut betina lepas sapih umur 95-105 hari adalah 124 ekor. Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata dari ukuran tubuh domba Garut jantan lepas sapih umur 95-105 hari lebih rendah dibandingkan domba Garut betina lepas sapih umur 95-105 hari. Hal ini dikarenakan tipe kelahiran yang berbeda-beda, pada domba Garut betina lepas sapih umur 95-105 hari lebih banyak tipe kelahiran tunggal dibandingkan tipe kelahiran kembar (twin) dan triplet, sedangkan pada domba Garut Jantan lepas sapih umur 95-105 hari lebih banyak tipe kelahiran kembar (twin) dibandingkan dengan tipe kelahiran tunggal. Subandriyo dan Vogt (1995) menyatakan bahwa pertumbuhan pada domba sangat dipengaruhi oleh tipe kelahiran (tunggal atau kembar). Menurut Ramsay et al (2000) semakin banyak tipe kelahiran anak yang dilahirkan semakin kecil rata-rata bobot lahir yang dicapai. Berdasarkan hasil yang tersaji pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi pundak domba Garut jantan dan betina lepas sapih umur 95-105 hari adalah 45,84 cm ± 6,12 dan 46,42 cm ± 5,34, rata-rata panjang badan domba Garut jantan dan betina lepas sapih umur 95-105 hari adalah 36,70 cm ± 5,89 dan 37,72 cm ± 5,63, rata-rata lebar dada domba Garut jantan dan betina lepas sapih umur 95-105 hari adalah 9,82 cm ± 1,37 dan 9,93 cm ± 1,18 dan rata-rata lingkar dada domba Garut jantan dan betina lepas sapih umur 95-105 hari adalah 46,02 cm ± 6,91 dan 46,96 cm ± 6,45. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Siti Aminah dkk., (2006) yang menunjukkan rata-rata tinggi pundak domba Garut jantan dan betina lepas sapih adalah 48,5 cm dan 44,6 cm, rata-rata panjang badan domba Garut jantan dan betina lepas sapih adalah 43,92 cm dan 41,6 cm, rata-rata lebar
Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut ……………………Anisa Pusparini
dada domba Garut jantan dan betina lepas sapih adalah 18,78 cm dan 18,40 cm dan ratarata lingkar dada domba Garut jantan dan betina 53,71 cm dan 52,cm. Berdasarkan uraian perbandingan data penelitian dengan data pembanding hasil penelitian Siti Aminah dkk., (2006), diketahui bahwa terdapat perbedaan ukuran pada tinggi pundak, panjang badan, lebar dada dan lingkar dada. Hal ini diduga karena adanya perbedaan pada manajemen pemberian pakan yang berbeda pada jumlah dan ukuran pakan disetiap waktunya, sehingga mengurangi palatabilitas dan berpengaruh terhadap tumbuh kembang domba. Menurut Schoenian, (2014), pola manajemen dan nutrisi yang baik dapat menutupi genetika yang buruk atau biasa-biasa saja, sementara pola manajemen dan gizi yang buruk dapat menutupi genetika yang baik. Pola breeding yang tidak terarah juga merupakan faktor penyebab menurunnya kualitas genetik yang berdampak terhadap menurunnya ukuran-ukuran tubuh. 3.3 Seleksi Domba Garut lepas sapih, baik jantan maupun betina yang termasuk kriteria lolos seleksi merupakan domba yang memiliki ukuran tubuh diatas rata-rata, sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Martojo dkk., (1985) bahwa dalam melaksanakan seleksi dilakukan pemilihan sekelompok ternak yang mempunyai produksi yang lebih tinggi dari rataan populasinya. Keragaman (Variasi) individu (terutama variasi genotip) memegang peranan penting dalam pemuliaan ternak. Jika dalam suatu populasi ternak tidak ada variasi genotip, maka menyeleksi ternak bibit tidak perlu dilakukan (Anang dan Indrijani, 2009). Kurnianto (2009), mengemukakan bahwa ternak yang dianggap baik untuk tetua bagi generasi yang akan datang dan yang dianggap kurang baik harus dikeluarkan (culling). Tabel 4. Data Domba Garut Jantan dan Betina Lepas Sapih Umur 95-105 hari yang Lolos Seleksi Berdasarkan Ukuran Tubuh. Jenis Kelamin
Jantan Betina
Tinggi Pundak
Panjang Badan
Lebar Dada
Lingkar Dada
Populasi (ekor)
Rataan (cm)
Populasi (ekor)
Rataan (cm)
Populasi (ekor)
Rataan (cm)
Populasi (ekor)
Rataan (cm)
64 65
50,91 50,81
63 67
41,48 41,48
74 81
10,70 10,61
50 57
53,04 52,79
Berdasarkan hasil yang tersaji pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa dari 126 ekor domba Garut jantan yang lolos seleksi berdasarkan tinggi pundak adalah 64 ekor dengan rata-rata tinggi pundak 50,91 cm, berdasarkan panjang badan diperoleh 63 ekor dengan rata-rata panjang badan 41,48 cm, berdasarkan lebar dada diperoleh 74 ekor dengan ratarata lebar dada 10,70 cm dan berdasarkan lingkar dada diperoleh 50 ekor dengan rata-rata lingkar dada 53,04 cm. Pada domba Garut betina, dari 124 ekor diperoleh 65 ekor yang lolos seleksi dengan rata-rata tinggi pundak 50,81 cm, berdasarkan panjang badan diperoleh 67 ekor dengan rata-rata panjang badan 41,81 cm, berdasarkan lebar dada diperoleh 81 ekor dengan rata-rata lebar dada 10,61 cm dan berdasarkan lingkar dada diperoleh 57 ekor dengan rata-rata lingkar dada domba terseleksi 52,79 cm. Domba Garut jantan lepas sapih yang lolos seleksi berdasarkan Independent Culling Level (ICL), dari 126 ekor diperoleh 34 ekor dengan rata-rata tinggi pundak 52,84 cm, panjang badan 42,68 cm, lebar dada 10,85 cm dan lingkar dada 54,59 cm. Pada domba betina, dari 124 ekor
Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut ……………………Anisa Pusparini
diperoleh 43 ekor dengan rata-rata tinggi pundak 51,78 cm, panjang badan 42,88 cm, lebar dada 10,75 cm dan lingkar dada 53,69 cm. Ternak yang mempunyai tubuh besar akan mempunyai tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada yang lebih besar, dengan demikian dapat dinyatakan ukuran-ukuran tubuh dan berat badan merupakan ukuran penting dalam menilai sifat kuantitatif ternak yang akan digunakan untuk program seleksi (Djagra, 1994). Jaringan tulang tumbuh paling awal, kemudian disusul oleh pertumbuhan urat yang menyelubungi kerangka, oleh karena itu, domba yang masih muda memiliki persentase tulang lebih tinggi dibandingkan dengan persentasi daging dan lemak (Sudarmono dan Bambang, 2009). Jadi parameter utama yang dapat digunakan dalam seleksi adalah tinggi pundak dan panjang badan, karena tinggi pundak dan panjang badan dapat mempengaruhi masa pertumbuhan pada domba umur lepas sapih. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa: - Rata-rata performa atau ukuran-ukuran tubuh dari 126 ekor domba Garut Jantan adalah tinggi pundak 45,84 ± 6,12, panjang badan 36,70 ± 5,89, lebar dada 9,82 ± 1,37 dan lingkar dada 46,02 ± 6,91. Sedangkan rata-rata performa atau ukuranukuran tubuh dari 124 ekor domba Garut Betina adalah tinggi pundak 46,42 ± 5,34, panjang badan 37,72 ± 5,63, lebar dada 9,93 ± 1,18 dan lingkar dada 46,96 ± 6,45. - Domba Garut jantan lepas sapih umur 95-105 hari yang lolos seleksi berdasarkan tinggi pundak sebanyak 64 ekor dengan rata-rata 50,91 cm, panjang badan sebanyak 63 ekor dengan rata-rata 41,48 cm, lebar dada 74 ekor dengan rata-rata 10,70 cm, dan lingkar dada sebanyak 50 ekor dengan rata-rata 53,04 cm. Domba Garut betina yang lolos seleksi berdasarkan tinggi pundak adalah 65 ekor dengan rata-rata 50,81 cm, panjang badan adalah 67 ekor dengan rata-rata 41,81 cm, lebar dada adalah 81 ekor dengan rata-rata 10,61 cm dan berdasarkan lingkar dada adalah 57 ekor dengan rata-rata 52,79 cm. - Domba Garut jantan yang lolos seleksi berdasarkan Independent Culling Level (ICL), dari 126 ekor diperoleh 34 ekor dengan rata-rata tinggi pundak 52,84 cm, panjang badan 42,68 cm, lebar dada 10,85 cm dan lingkar dada 54,59 cm. Pada domba betina, dari 124 ekor diperoleh 43 ekor dengan rata-rata tinggi pundak 51,78 cm, panjang badan 42,88 cm, lebar dada 10,75 cm dan lingkar dada 53,69 cm. 6. DAFTAR PUSTAKA Aminah, S., Z. Layla, dan Suharto. 2006. Pengukuran Morfologi Ternak Domba Garut di Kandang Percobaan Cilebut Bogor. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Anang, A. dan H. Indrijani. 2009. Ilmu Pemuliaan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Sumedang. Djagra, I. B. 1994. Pertumbuhan sapi Bali. Sebuah Analisis Berdasarkan Dimensi Tubuh. Majalah Ilmiah UNUD Tahun XX1 No. 39. Hal 173-182.
Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut ……………………Anisa Pusparini
Dwiyanto, K. 1982. Pengamatan Fenotip Domba Priangan serta Hubungan antara Beberapa Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Gunawan, A., R. R. Noor. 2005. Pendugaan Nilai Heritabilitas Bobot Lahir dan Bobot Sapih Domba Garut Tipe Laga. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Gramedia. Jakarta. Heriyadi, D. 2011. Pernak-Pernik Dan Senarai Domba Garut. Unpad Press. Bandung. Johnston, R. G. 1983. Introduction To Sheep Farming. Granada Publishing. Ltd. Great Britain. Kurnianto, E. 2009. Pemuliaan Ternak. Graha Ilmu. Yogyakarta. Martojo, H., S. S. Mansjoer. 1985. Ilmu Pemuliaan Ternak. Sisdiksat Intim. Bogor. Mulliadi. 1996. Sifat fenotifik domba Priangan di Kabupaten Pandeglang dan Garut. Disertasi Program Studi Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ramsay, K., D. Swart, B. Oliver, and G. Hallowell. 2000. An Evolution of the Breeding Strategies Used in the Development of the Dorper Sheep and the Improved Boer Goat of South Africa. Registrar of Livestock Improvement and Identification, National Department of Agriculture, Private Bag X 138, Pretoria 0001. South Africa. Schoenian, S. 2014. Selecting breeding stock. [Online]. Sheep 101 and 201. Available at: http://www.sheep101.info/201/acquiringstock.html (diakses 9 September 2015, jam 19.00 WIB). Subandriyo and D. W. Vogt. 1995. Adjustment factors of birth weight and four postnatal weights for type of birth and rearing, sex of lambs and dam age. Jurnal ilmu Ternak dan Veteriner . Vol. 1: 1-10. Sudarmono, A. S. Dan Y. Bambang. 2009. Beternak Domba. Penebar Swadaya. Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung. Warwick. E. J., J. M. Astuti, H. Wartomo. 1990. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.