Reza_format Lkti.docx

  • Uploaded by: Izza Laveda Elian Buditama
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Reza_format Lkti.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,792
  • Pages: 6
FORMAT LKTI

1. Pendahuluan a. Latar Belakang (yup) b. Rumusan Masalah Bagaimana strategi implementasi edukasi wisata berbasis pembangunan UMKM sebagai objek wisata di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kedayunan Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi? 2. Tujuan dan Manfaat Penulisan Karya a. Tujuan Penulisan Karya Optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kedayunan sebagai edukasi wisata berbasis pembangunan UMKM secara berkelanjutan di Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi b. Manfaat Penulisan Karya 1) Untuk memberikan masukan dan alternatif solusi bagi pemerintah Kecamatan Kabat dalam membentuk suatu objek wisata berbasis UMKM sebagai upaya peningkatan perekonomian dan edukasi bagi masyarakat setempat dan wisatawan. 2) Sebagai wadah bagi masyarakat dalam memberikan akses kemudahan pengenalan potensi berupa produk-produk UMKM serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kabat secara luas. 3) Sebagai sarana edukasi bagi pengunjung guna meningkatkan wawasan mengenai keanekaragaman, proses pembuatan serta pemasaran produk UMKM sehingga dapat meningkatkan kecintaan terhadap produk lokal Banyuwangi. 3. Tinjauan Pustaka a. Pariwisata (gri) b. Edukasi Wisata c. Definisi UMKM d. Klasifikasi UMKM e. Peranan UMKM f. Karakteristik UMKM (reza) Karakteristik UMKM merupakan suatu sifat atau kondisi factual yang melekat pada suatu aktifitas usaha maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan dalam menjalankan bisnisnya (Putra, 2016). Dengan adanya karakteristik, dapat menjadi suatu pembeda antar pelaku usaha sesuai dengan skala usahanya. Menurut Bank Dunia, UMKM dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni usaha mikro, kecil dan menengah. Sedangkan, dalam perspektif usaha, UMKM diklasifikasikan menjadi empat kelompok, diantaranya yakni UMKM sector informal, UMKM Mikro, usaha kecil dinamis dan Fast Moving Enterprise. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjelaskan bahwa “Sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh

sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu”. Berikut merupakan karakteristik UMKM dan usaha besar, diantaranya yakni : 1. Usaha Mikro, dimana usaha ini memiliki jumlah karyawan sebesar 10 orang. Berikut merupakan karakteristik dari usaha mikro : 1) Jenis barang tidak selalu tetap, akan tetapi dapat berganti sewaktu-waktu 2) Tempat usahanya tidak selalu menetap, akan tetapi dapat pindah tempat sewaktuwaktu 3) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana 4) Tidak memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha 5) Belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai 6) Tingkat Pendidikan rata-rata yang masih rendah 7) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian sudah akses ke suatu Lembaga keuangan non bank 8) Pada umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya 9) Contoh dari usaha mikro yakni usaha perdagangan seperti kaki lima dan pedagang yang berjualan di pasar. 2. Usaha Kecil, dimana usaha ini memiliki jumlah karyawan sebesar 30 orang. Berikut merupakan karakteristik dari usaha kecil : 1) Jenis barang sudah tetap tidak gampang berubah 2) Lokasi usaha sudah menetap dan tidak berpindah-pindah 3) Pada umumnya telah melakukan administrasi keuangan, walaupun masih sederhana 4) Keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga 5) Sudah membuat neraca usaha 6) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP 7) Sumberdaya manusia memiliki pengalaman dalam berwirausaha 8) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan modal 9) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik, seperti business planning 10) Contoh dari usaha kecil yakni pedagang di pasar grosir. 3. Usaha Menengah, dimana usaha ini memiliki jumlah karyawan sebesar 300 orang. Berikut merupakan karakteristik dari usaha menengah : 1) Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, dengan pembagian tugas yang jelas diantaranya yakni bagian keuangan, pemasaran dan produksi 2) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan system akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan dalam melakukan auditing dan penilaian ataupun pemeriksaan termasuk oleh perbankan 3) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan 4) Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin kepada tetangga 5) Sudah memiliki akses kepada sumber pendanaan perbankan 6) Pada umumnya memiliki sumber daya manusia yang telah terlatih dan terdidik

7) Contoh usaha menengah, diantaranya adalah usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan 4. Usaha Besar 1) Usaha ekonomi produktif yang biasanya dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, diantaranya meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. g. (Teori) Pembangunan UMKM Kementrian Koperasi dan UKM mencanangkan enam pendekatan utama yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan koperasi dan UMKM di Indonesia, diantaranya yakni : 1) Strategi Pengembangan Lingkungan Usaha yang Kondusif Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif bagi koperasi dan UMKM dimaksudkan sebagai meningkatkan daya saing UMKM dengan cara menciptakan peluang usaha seluas-luasnya, menghilangkan biaya ekonomi tinggi, serta dapat menjamin adanya mekanisme pasar yang sehat. 2) Strategi Peningkatan Akses UMKM ke Sumberdaya Produktif Rendahnya suatu produktivitas UMKM salah satunya terjadi akibat keterbatasan aksesnya kepada sumerdaya produktif. Oleh karena itu, pemerintah dan dunia usaha perlu mengembangkan suatu system insentif agar UMKM dapat mengakses suatu sumberdaya produktif dalam mengembangkan usaha dan daya saingnya. 3) Strategi Pengembangan Kewirausahaan dan Daya Saing UMKM Kewirausahaan merupakan suatu factor produksi yang terpenting untuk meningkatkan daya saing UMKM dengan daya saing ekonomi nasonal. 4) Strategi Pemantapan Kelembagaan Koperasi Sesuai dengan Jati Diri Koperasi Pengembangan koperasi merupakan salah satu wahana dalam mewujudkan adanya demokrasi ekonomi yang ada di Indonesia. 5) Strategi Pemberdayaan Usaha Mikro Usaha mikro merupakan suatu kelompok pelaku usaha terbesar yang ada di Indonesia, dimana memiliki karakteristik berpenghasilan rendah, bergerak dalam sector informal dan ssebagian besar masuk dalam kelompok keluarga miskin. 6) Strategi Peningkatan Sinergi dan Partisipasi Masyarakat Peran serta yang dimiliki masyarakat dalam pembangunan ekonomi merupakan suatu perwujudan dari demokrasi ekonomi. Strategi ini dilakukan dengan cara pendekatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan UMKM. h. Interaksi Wisatawan dengan Masyarakat Lokal Perkembangan pariwisata memungkinkan para wisatawan dan masyarakat local melakukan suatu interaksi satu sama lain. Hal ini berlanjut pada pemenuhan kebutuhandalam mengenal suatu kebiasaan dan budaya masing-masing daerah, terutama

para wisatawan dalam mengenal kebudayaan setempat sebagai salah satu daya Tarik wisatawan tersebut. Perlu diketahui, bahwa suatu bentuk interaksi wisatawan dan masyarakat local sangat bervariasi sesuai dengan sebuah motivasi dan pelaku pada saat terjadinya suatu interaksi. De Kadt (1979) dalam (Oktaviyanti, 2013) menjelaskan bahwa ada tiga bentuk interaksi antara wisatawan dan masyarakat local. Bentuk interaksi yang paling umum diantaranya adalah disaat kedua pihak melakukan suatu transaksi wisata. Pelaku interaksinya sendiri adalah wisatawan yang memakai produk wisata serta masyarakat local yang menyediakannya. Interaksi kedua ini terjadi apabila wisatawan dan masyarakat sama-sama saling bertemu. Berikut ini merupakan tiga bentuk interaksi, diantaranya adalah : 1) Interaksi untuk transaksi wisata Pada interaksi ini, suatu wisatawan dan masyarakat local saling berinteraksi untuk mencapai suatu kesepakatan transaksi wisata. 2) Interaksi di atraksi wisata yang sama Pada interaksi ini, terjadi saat wisatawan bertemu dengan masyarakat local di area umum, dimana ditempatb tersebut terdapat pertunjukan seni dan budaya. 3) Interaksi untuk bertukar informasi Pada interaksi ini, wisatawan dan masyarakat local melakukan suatu kontak demi mendapatkan suatu informasi, baik tentang pariwisata ataupun diri pribadi. i. Hubungan UMKM dengan Pariwisata Hakikatnya, pariwisata tidak bisa berjalan dengan sendiri, tujuan dari adanya pembangunan pariwisata sendiri yakni untuk meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat. Hal ini sangat berkaitan erat dengan ekonomi kreatif, dimana ekonomi keratif sendiri sangat erat hubungannya dengan UMKM. Perlu diketahui, bahwa pariwisata dan UMKM memiliki hubungan yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, diberikanlah komitmen agar sektor UMKM digunakan sebagai wadah guna dapat meningkatkan suatu kesejahteraan dan kemakmuran yang dimiliki oleh masyarakat disekitar objek wisata. 4. Metode Penulisan (yup) a. Pendekatan Penulisan b. Jenis Sumber Data c. Waktu dan Lokasi Penelitian 5. Isi a. Analisis Permasalahan (gri) b. konsep pembangunan objek wisata di RTH c. Konsep pembangunan UMKM d. Konsep Edukasi Wisata (reza) Konsep edukasi wisata yang akan dibangun atau didirikan di RTH (Ruang Terbuka Hijau) Kedayunan Kecamatan Kabat merupakan konsep penerapan agar wisatawan tidak hanya mengenal produk-produk UMKM dari seluruh desa di Kecamatan Kabat, akan tetapi

para wisatawan juga dapat menikmati dan mencoba proses pembuatan produk yang dihasilkan mulai dari awal hingga akhir. Seperti contoh, produk yang dimiliki di seluruh desa kecamatan kabat diantaranya meliputi, produk piring lidi, gerabah, batik, tas, dompet, fashion dari barang bekas dan lain-lain. Beberapa produk ini tidak hanya dapat didapatkan dengan langsung membelinya, akan tetapi para wisatawan juga dapat mengetahui bagaimana proses pembuatannya. Sehingga, tidak hanya sebuah produk yang didapatkan, melainkan wawasan dan keterampilan baru yang dapat didapatkan oleh para wisatawan. Edukasi wisata di RTH kedayunan dengan memperkenalkan produk UMKM seluruh desa di kecamatan Kabat Banyuwangi menarik dan bermanfaat untuk dicanangkan. Luasnya RTH kedayunan Kabat yang sebagian akan dibangun stand pengenalan produk UMKM secara permanen tidak akan merubah fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, konsep edukasi wisata dengan memperkanalkan produk UMKM ini selain dapat mengetahui dan memberikan keterampilan baru bagi para wisatawan, juga dapat sebagai bentuk rasa cinta pada produk local Indonesia. Selain hal tersebut, para wisatawan juga dapat mudah dalam mengakses perjalanan menuju tempat edukasi wisata di RTH (Ruang Terbuka Hijau) Kedayunan. Hal ini dikarenakan, tempat edukasi wisata tersebut dekat dan mudah dijangkau dari bandara, stasiun dan terminal. Oleh karena itu, para wisatawan dapat dengan mudah mendapatkan wawasan dan keterampilan baru mengenai bagaimana proses pembuatan produk UMKM yang ada di seluruh desa di Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi. e. Output 1) Terdapat suatu wadah bagi masyarakat dalam memberikan akses kemudahan pengenalan potensi berupa produk-produk UMKM serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kabat 2) Sebagai sarana edukasi bagi pengunjung atau wisatawan guna meningkatkan wawasan mengenai keanekaragaman, proses pembuatan serta pemasaran produk UMKM sehingga dapat meningkatkan kecintaan terhadap produk lokal Banyuwangi. 3) Sebagai pusat wisatawan memperoleh edukasi, wawasan dan keterampilan baru mengenai produk UMKM yang ada di Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi 4) Sebagai pusat produk UMKM di Banyuwangi f. Peran serta pihak pihak berkepentingan Konsep edukasi wisata berbasis UMKM yang dicanangkan di RTH Kedayunan Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi ini perlu peran serta dari pihak-pihak terkait, seperti pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dinas-dinas terkait di Banyuwangi dan seluruh masyarakat terutama masyarakat Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi. Hal ini dikarenakan, bentuk partisipasi dari masyarakat sangat perlu diberikan untuk menciptakan konsep edukasi wisata berbasis UMKM ini. Selain masyarakat, pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga perlu andil dalam menyukseskan adanya edukasi wisata ini.

Selain itu, adanya peran serta dari pihak-pihak terkait juga dapat menyebarluaskan adanya edukasi wisata ini, dimana nantinya tidak hanya memperkenalkan produk-produk lokalnya saja, melainkan lebih memperkenalkan Banyuwangi ditingkat nasional maupun internasional. 6. Penutup a. Kesimpulan b. Saran

DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Jakarta : Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Novitasari, Bella dkk. Implementasi Kebijakan Pembangunan Pariwisata dalam Peningkatan Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Objek Wisata Pulau Merah Kabupaten Banyuwangi. [Online] https://media.neliti.com/media/publications/28620ID-iimplementasi-kebijakan-pembangunan-pariwisata-dalam-peningkatan-sektorusaha-mi.pdf diakses pada tanggal 21 Maret 2019 Oktaviyanti, Sri Safitri. 2013. Dampak Sosial Budaya Interaksi Wisatawan Dengan Masyarakat Lokal di Kawasan Sosrowijayan. Jogjakarta : Jurnal Nasional Pariwisata Vol. 5 No. 3 [Online] https://journal.ugm.ac.id/tourism_pariwisata/article/viewFile/6693/5256 diakses pada tanggal 21 Maret 2019 Putra, Adnan Husada. 2016. Peran UMKM dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Blora. Semarang : Jurnal Analisa Sosiologi 5 (2) : 40-52 [Online] https://media.neliti.com/media/publications/227635-peran-umkm-dalampembangunan-dan-kesejah-7d176a2c.pdf diakses pada tanggal 21 Maret 2019

More Documents from "Izza Laveda Elian Buditama"

Reza_format Lkti.docx
November 2019 9
June 2020 7
June 2020 15