BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Penyakit Kanker payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Oleh Word Health Organization (WHO)
penyakit
ini
dimasukkan
ke
dalam International
Classification of Disease (ICD) dengan kode 174-175.15. Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan diffrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati dan otak.
B. Epidomologi Wanita yang mengalami kelebihan berta badan (obesitas) dan individu dengan konsumsi tinggi lemak berisiko 2 kali lebih tinggi dari yang tidak obesitas dan yang tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Risiko ini terjadi karena jumlah lemak yang berlebihan dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah sehingga akan memicu pertumbuhan sel-sel kanker.
C. Nutrisi Kanker Nutrisi merupakan bagian yang penting pada pelaksanaan kanker, baik pada pasien yang sedang menjalani terapi, pemulihan dari terapi, pada keadaan remisi maupun untuk mencegah kekambuhan. Status nutrisi pada pasien kanker diketahui berhubungan dengan respon terapi, prognosis dan kualitas hidup. Malnutrisi dan kaheksia sering terjadi pada penderita kanker (24% pada stadium dini dan > 80% pada stadium lanjut). Insiden malnutrisi tersebut bervariasi tergantung pada asal kanker, misalnya pada pasien dengan kanker pankreas dan gaster mengalami malnutrisi sampai 85%, 66% pada kanker paru, dan 35% pada kanker payudara. 1
Salah satu masalah nutrisi yang perlu mendapat perhatian pada pasien kanker adalah kaheksia. Kaheksia berkaitan erat pula dengan kondisi malnutrisi. Kaheksia didefinisikan sebagai kehilangan otot, ataupun tanpa lipolysis, yang tidak dapat dipulihkan dengan dukungan nutrisi konvensional. Berbagai faktor malnutrisi kanker yang dikenal sebagai kaheksia telah lama dilaporkan, namun belum dapat dipastikan dan diduga penyebabnya multifaktorial yaitu menurunnya asupan nutrisi dan perubahan metabolisme di dalam tubuh. Menurunnya asupan nutrisi terjadi akibat menurunnya asupan makanan per oral (karena anoreksia, mual muntah, perubahan persepsi rasa dan bau), efek lokal dari tumor (odinofagi, disfagi, obstruksi gaster/intestinal, malabsorbsi, early satiety, faktor psikologis (depresi, ansietas), dan efek samping terapi. Kanker dapat menyebabkan efek merugikan yang berat bagi status gizi. Tidak hanya sel kanker yang mengambil zat gizi dari tubuh pasien, tapi pengobatan dan akibat fisiologis dari kanker dapat mengganggu dalam mempertahankan kecukupan gizi. Beberapa efek potensial dari kanker terhadap gizi : a. Berkurangnya makanan yang masuk, mungkin diinduksi oleh perubahan kadar neotransmiter (serotin) pada susunan saraf pusat; peningkatan kadar asam laktat yang diproduksi oleh metabolisme anaerob, metode metabolisme yang disenangi tumor; stres psikologis, disguesia (perubahan dalam pengecapan); dan tidak suka terhadap makanan tertentu. Sekitar 70% dari individu dengan kanker mengalami keengganan atau tidak suka pada makanan tertentu, karena perubahan ambang pengecapan terhadap beberapa komponen bau dan rasa. b. Meningkatnya glukoneogenesis (produksi glukosa dengan pecahan glikogen, lemak, dan protein tubuh) yang disebabkan oleh ketergantungan tumor pada metabolisme anaerob. c. Penurunan sintesis protein tubuh “Kaheksia kanker” adalah bentuk malnutrisi berat yang ditandai dengan anoreksia, cepat kenyang, penurunan berat badan, anemia, lemah, kehilangan otot. Walaupun dukungan gizi yang adekuat dapat membantu mencegah kehilangan otot dan berat badan, hanya terapi kanker yang sukses yang dapat memperbaiki/mengembalikan sindrom kaheksia kanker ini. d. Perubahan Metabolisme Metabolisme berkaitan erat dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Pada pasien kanker metabolisme zat tersebut mengalami perubahan dan berpengaruh pada terjadinya penurunan berat badan. Hipermetabolisme sering 2
terjadi pada pasien kanker, peningkatan metabolisme ini sampai 50% lebih tinggi dibanding pasien bukan kanker. Tetapi peningkatan metabolisme tersebut tidak terjadi pada semua pasien kanker. Beberapa penelitian melaporkan peningkatan metabolisme ini berhubungan dengan penurunan status gizi dan jenis serta besar tumor. 1) Metabolisme Protein Pada kondisi starvasi, penggunaan energi untuk otak oleh glukosa digantikan dengan benda keton yang merupakan hasil pemecahan lemak. Protein otot dan protein visceral dipergunakan sebagai prekursor glukoneogenesis sehingga
terjadi
penurunan
katabolisme
protein
dan
penurunan
glukoneogenesis dari asam amino di hati. Pada pasien kanker, asam amino tidak disimpan sehingga terjadi deplesi dari massa otot dan pada sebagian pasien terjadi atrofi otot yang berat. Kehilangan massa otot merupakan akibat dari peningkatan degradasi protein dan penurunan sintesis protein karena terpakai untuk pembentukan protein fase akut dan glukoneogenesis. Beberapa penelitian menyatakan bahwa asam amino rantai cabang (AARC) dapat meregulasi sintesis protein secara langsung dengan memodulasi translasi mRNA.6 Proteolysis-inducing factor (PIF) merupakan glikoprotein sulfat yang dapat mengaktivasi jalur proteolisis. Kehilangan massa otot pada pasien kanker dan hewan coba dengan kaheksia menunjukkan korelasi dengan adanya PIF di dalam serum yang mampu menginduksi secara seimbang degradasi protein dan penghambatan sintesis protein. PIF dihasilkan khususnya pada pasien kanker kaheksia, dimana di dalam urin pasien kanker kaheksia dapat ditemukan adanya PIF, sedangkan pada urin pasien dengan kondisi kehilangan BB seperti luka bakar, multiple injuries, pasien bedah dengan katabolisme berat dan pada sepsis PIF tidak ditemukan. Pada kanker terjadi ketidakseimbangan antara sitokin proinflamasi seperti TNF-Alfa, IL-², IL-2, IL-6, interferon-gamma dan sitokin antiinflamasi seperti IL-4, IL-12, IL-15. Aktivasi sitokin proinflamasi akan mengaktivasi nuclear transcripsi fator NF-B sehingga terjadi inhibisi sintesis protein otot dan penurunan pro Myelin D, suatu faktor transkripsi yang berperan dalam modulasi jalur signa darling perkembangan otot.
3
2) Metabolisme Lipid Pada pasien kanker terjadi perubahan mobilisasi lipid berupa, penurunan lipogenesis, penurunan aktivitas lipoprotein lipase (LPL) dan peningkatan lipolisis. Peningkatan lipolisis disebabkan oleh peningkatan hormon efinefrin, glukagon, adrenocorticotropic hormone (ACTH) yang dimediasi melalui
cyclic
adenosine
monophosphate
(c-AMP).
c-AMP
akan
mengaktivasi hormone sensitive lipase (HSL) yang selanjutnya akan mengkonversi satu molekul trigliserida menjadi tiga molekul asam lemak bebas dan satu molekul gliserol. Penurunan aktivitas LPL disebabkan oleh sitokin pro inflamasi TNF-α, INF-γ dan IL-1β yang mencegah penyimpanan asam lemak pada jaringan adiposa dan menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas dan gliserol dalam sirkulasi. e. Terapi Diet Penderita Kanker Penurunan berat badan yang terjadi terus menerus pada pasien kanker disebabkan oleh adanya penurunan intake energi ataupun peningkatan pengeluaran energi. Produksi insulin pada pasien kanker akan menurun, rendahnya
produksi
insulin
tubuh
selanjutnya
dapat
menyebabkan
meningkatnya kadar glukosa darah. Tingginya kadar glukosa darah selanjutnya dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan pasien. Oleh sebab itu makan pagi merupakan waktu makan yang tepat dibandingkan waktu makan lainnya karena pagi hari keadaan kadar glukosa darah adalah yang terendah. Toleransi kadar glukosa mempengaruhi fungsi gastrointestinal, karena kadar glukosa darah yang tinggi dapat memperlambat gerakan peristaltik di lambung. Hal ini selanjutnya dapat menyebabkan pasien kanker merasa cepat kenyang dan tidak nafsu makan. Peningkatan pemecahan protein otot pada pasien kanker dapat menyebabkan kehilangan asam amino tubuh, dan selanjutnya menyebabkan tuhuh menjadi lemah. Untuk menunjang keberhasilan pengobatan kanker perlu adanya dukungan nutrisi yang optimal dengan memperhatikan kebutuhan zat gizi dan tujuan pemberian zat gizi pasien kanker.
4
D. Penatalaksanaan Diet Pasien Kanker 1. Tujuan Diet Tujuan diit penyakit kanker adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan cara : a. Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya terima pasien b. Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihann c. Mengurangi rasa mual, muntah dan diare. d. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh psien dan keluarganya. e. Mengganti zat gizi yang hilang karena efek pengobatan. f. Memenuhi kebutuhan kalori, protein, Karbohidrat, Vitamin dan Mineral yang seimbang untuk mencegah terjadinya malnutrisi. g. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi lebih lanjut. h. Memenuhi kebutuhan mikronutrien. i. Menjaga keseimbangan kadar glukosa darah: 2. Syarat Diet Syarat diit penyakit kanker adalah : a. Energi tinggi, yaitu 36 kkal/kg BB untuk laki-laki dan 32 kkal/kg BB untuk perempuan. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, maka kebutuhan energi menjadi 40 kkal/kg BB untuk laki-laki dan 36 kkal/kg BB untuk perempuan. b. Protein tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg BB c. Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total e. Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B Kompleks, C dan E. Bila perlu ditambah dalam bentuk suplemen. f. Rendah iodium bila sedang menjalani medikasi radioaktif internal. g. Porsi makan kecil dan sering diberikan.
3. Jenis Diit dan Indikasi Pemberian Jenis diit untuk pasien penyakit kanker sangat tergantung pada keadaan pasien, perkembangan penyakit, dan kemampuan untuk menerima makanannya. Oleh sebab itu, diit hendaknya disusun secara individual. Jenis makanan atau 5
diit yang diberikan hendaknya memperhatikan nafsu makan, perubahan indra kecap, rasa cepat kenyang, mual, penurunan berat badan dan akibat pengobatan. Sesuai dengan keadaan pasien, makanan dapat diberikan secara oral, enteral, maupun parenteral. Makanan dapat diberikan dalam bentuk makanan padat, makanan cair atau kombinasi. Untuk makanan padat dapat berbentuk makanan biasa, makanan lunak atau makanan lumat.
4. Pedoman Untuk Mengatasi Masalah Makan a. Bila pasien menderita anorexia
Dianjurkan makan makanan yang disukai atau dapat diterima walaupun tidak lapar
Hindari minum sebelum makan
Tekankan bahwa makan adalah bagian penting dalam program pengobatan
Olahraga sesuai dengan kemampuan penderita
b. Bila ada perubahan pengecapan
Makanan atau minuman diberikan dengan suhu kamar atau dingin
Tambahkan bumbu makanan yang sesuai untuk menambah rasa
Minuman diberikan dalam bentuk segar seperti sari buah atau jus
c. Bila ada kesulitan mengunyah dan menelan
Minum dengan menggunakan sedotan
Makanan atau minuman diberikan dengan suhu kamar atau dingin
Bentuk makanan disaring atau cair
Hindari makanan terlalu asam atau asin
d. Bila mulut kering
Makanan atau minuman diberikan dengan suhu dingin
Bentuk makanan cair
Kunyah permen karet atau Hard Candy (permen keras)
e. Bila Mual dan Muntah
Beri makanan kering
Hindari makanan yang berbau merangsang
Hindari makanan lemak tinggi
Makan dan minum perlahan-lahan 6
Hindari makanan atau minuman terlalu manis
Batasi Cairan pada saat makan
Tidak tiduran setelah makan
7
BAB II ASSESMENT A. Anamnesis 1. Identitas Pasien Nama
:
Ny. SL
Umur
:
45 Tahun
Jenis kelamin
:
Perempuan
Pekerjaan
:
Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
:
SD
RMK
:
1-34-56-xx
Ruang
:
Bedah Umum, R.Onkologi(R.7)/ Bed 6
Tanggal masuk :
11Maret 2019
Tanggal Kasus
:
12Maret 2019
Alamat
:
Munggul Dusun II, Batu Licin
Diagnosa Medis :
Ca. Mamae, Pro Operasi (Mastektomi)
2. Riwayat Penyakit Tabel 2.1 Riwayat Penyakit Keluhan utama
Mual muntah post operasi, pusing
Riwayat penyakit sekarang Ca. Mamae, Pro Operasi (Mastektomi) Riwayat penyakit dahulu
Tidak Ada
Riwayat penyakit keluarga
Tidak Ada
3. Riwayat Gizi Tabel 2.2 Riwayat gizi Data sosial ekonomi
Status ekonomi : menengah bawah Jumlah anggota keluarga : 6 orang Pasien , suami pasien, 2 anak perempuan pasien, cucu pasien 2 orang. Suku : Jawa
Aktivitas fisik
Jumlah jam kerja : Jumlah jam tidur sehari : kurang dari 12 jam Tidak ada aktivitas olahraga 8
Alergi makanan
Tidak ada alergi makanan
Pantangan makanan
Tidak ada pantangan makanan
Masalah gastrointestinal
Mual, muntah, post operasi
Penyakit kronik
Jenis penyakit : Ca. Mamae, Pro Operasi MRM (Mastektomi Radikal Modufikasi) Terapi diet : diberikan diet Tingg Kalori Tinggi Protein (TKTP) dengan jenis makanan bertahap dari bubur kemudian nasi lembek dan ekstra susu (entramix) 2x100 cc Jenis dan lama pengobatan : Kemoterapi sejak tanggal 21 Desember 2018 (kemoterapi pertama), 11 Januari 2019 (kemoterapi kedua), 01 Februari 2019 (kemoterapi ketiga), dan 22 Februari 2019 (kemoterapi keempat).
Kesehatan mulut
Gigi lengkap
Suplemen/ vitamin
Tidak ada.
Perubahan berat badan
Tidak terjadi penurunan berat badan
Riwayat/pola makan
Pola makan: -
Frekuensi makan pasien dirumah teratur yaitu 3x sehari
-
Lauk hewani yang sering dikonsumsi yaitu ayam, ikan, dan telur ayam/bebek dikonsumsi ≥ 2 kali / hari
-
Pasien menyukai semua jenis sayuran dengan frekuensi makan 3 kali dalam sehari
-
Pasien menyukai semua jenis buah terutama buah jeruk manis, papaya, dan pisang dikonsumsi 3 kali seminggu
-
Pasien tidak suka mengkonsumsi kopi dan teh
9
FFQ : -
Setiap kali konsumsi makanan pokok yaitu nasi sebanyak 3 - 4 centong( 150 - 200 gr)
-
Konsumsi lauk hewani 1 potong sedang (75 gr)
-
Konsumsi lauk nabati sebayak 1 potong (50 gr) setiap makann
-
Konsumsi sayuran sebanyak 1 mangkok setiap kali makan (100 gr)
-
Konsumsi buah 1 potong / 1 buah, (100 gr)
-
Konsumsi air putih sebanyak 600 ml/hari.
Asupan berdasarkan FFQ
Energi 1744,5 Kalori
Protein 85,9 gram
Lemak 48,8 gram
Karbohidrat 246,1 gram
Recall 24 Jam sebelum pasien masuk RS
Energi sebesar 1952.1 kalori
Protein sebesar 70.4 gram
Lemak sebesar 42 gram
Karbohidrat 319.1 gram
Asupan Pasien dari diet RS
Energi 2057,7 kalori
Protein 84,4 gram
Lemak 55,9 gram
Karbohidrat 389,2 gram
Standar Diet TKTP RS
Energi sebesar 2180.3 kkal
Protein sebesar 86.6 gram
10
Lemak sebesar 49 gram
Karbohidrat sebesar 405.8 gram
Intake Asupan Zat Gizi
Energi sebesar 94,3% (normal)
Protein sebesar 97,45% (normal)
Lemak sebesar 114% (diatas kebutuhan)
Karbohidrat 95,90% (normal)
Kategori Intake Asupan Zat Gizi (Depkes RI 1996) >120%
Diatas Kebutuhan
90 – 119% Normal 89 – 89 % Defisit ringan 70 – 79% Defisit sedang <70% Riwayat nutrisi dahulu
Defisit berat
Sebelum masuk rumah sakit dan menjalani kemoterapi pasien jarang mengkonsumsi buah, sayuran, menyukai makanan manis, dan pasien rutin mengkonsumsi teh
Riwayat nutrisi sekarang
Setelah di diagnosa Ca. Mamae dan menjalani kemoterapi, pasien menjaga pola makannya dan jenis makanan yang dikonsumsi, pasien rutin mengkonsumsi telur itik rebus (sehari 2x), susu (sehari 2x), buah-buahan, sayuran, dan pasien mengurangi makanan yang manis. Pasien sudah pernah mendapatkan edukasi gizi sebelumnya dari ahli gizi di ruang kemoterapi, saat pasien menjalankan kemoterapi.
11
B. Antropometri Berat Badan : 58 Kg Tinggi Badan : 150.4 cm BBI : 45.36 Kg IMT : 25.64kg/m2(Kelebihan berat badan tingkat ringan)
Tabel 2.3 Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia Kurus
Kategori Kekurangan berat badan tingkat berat Kekurangan berat badan tingkat ringan
Normal Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat berat Sumber : Almatsier, 2004
IMT < 17,0 17,0 – 18,5 > 18,5 – 25,0 > 25,0 – 27,0 > 27,0
Kesimpulan : Berdasarkan data antropometri diatas pada hasil pengukuran BB 58 kg, TB 150.4 cm, BBI, 45.36 kg, dan IMT 25.64 kg/m2. Pembahasan : Pasien dapat beraktivitas sendiri dan tidak terikat di tempat tidur, sehingga pengukuran berat badan, tinggi badan dilakukan dengan penimbangan dan pengukuran langsung, berat badan aktual pasien yaitu 58 kg, tinggi badan 150.4 cm. Status gizi pasien menggunakan Indkes Massa Tubuh (IMT), yaitu 25.64 kg/m2 dengan kategori kelebihan berat badan tingkat ringan, berdasarkan kategori Depkes RI 1994. Keadaan umum biasanya pasien kanker mengalami keadaan malnutrisi, dan penurunan berat badan, terlebih pada pasien dengan kemoterapi, namun pada Ny. SL tidak terjadi penurunan berat badan, karena asupan makan Ny. SL normal.
12
C. Pemeriksaan Biokimia Tabel 2.2 Pemeriksaan Biokimia Pemeriksaan
Satuan/nilai normal
05 Maret 2019
Kategori
Hemoglobin
12.0-16.0 g/dl
9.4 g/dl
Rendah
Hematokrit
37.0-47.0 %
29.8 %
Rendah
Leukosit
4.0 – 10.5 ribu/dl
17 ribu/dl
Tinggi
Eritrosit
4.00 – 5.30 juta.ul
3.12 juta/ul
Rendah
MCHC
33,0 – 37,0 %
32,5
Rendah
Basofil %
0.0 – 1.0%
1.8%
Tinggi
Monosit %
2.0 –8.0 %
14.1 %
Tinggi
Limfosit %
20,0 – 40,0 %
58.2 %
Tinggi
Sumber : Buku Rekam Medik RSUD Ulin Banjarmasin Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 05 Maret 2019, dapat diketahui hasil pemeriksaan hematologi meliputi hemoglobin, hematokrit, leukosit, eritrosit, dan MCHC termasuk kategori rendah, pemeriksaan hematologi meliputi basofil, monosit, dan limfosit termasuk kategori tinggi. Pembahasan : Hb rendah menyebabkan anemia pada pasien. Anemia pada penyakit kronis penyebab utamanya adalah peradangan, karena adanya inflamasi dalam waktu yang lama dapat mempengaruhi produksi sel darah merah yang sehat. kondisi anemia juga dapat terjadi dan bertambah parah akibat adanya kerusakan dari kemoterapi dan radiasi serta penyebaran sel kanker yang mempengaruhi sumsum tulang. Keadaan anemia menyebabkan pasien nampak pucat. Hematokrit merupakan suatu hasil pengukuran yang menyatakan perbandingan sel darah merah terhadap volume darah. Penderita kanker payudara sering ditemukan kadar yang rendah karena mengalami hemokonsentrasi yang disebabkan banyaknya plasma yang bocor dari ruang intravaskuler karena tersumbatnya aliran darah yang disebabkan adanya kanker payudara. Hematokrit rendah juga disebabkan karena kekurangan nutrisi seperti zat besi, folat, atau vitamin B12. Leukosit adalah bagian dari darah yang berwarna putih dan merupakan unit mobil dari sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi, leukosit berperan penting dalam mengatur sistem imunitas atau kekebalan tubuh. Dilihat dari fungsinya pada 13
penderita kanker payudara sering ditemukan kadar leukosit yang tinggi karena sebagai bentuk dari pertahanan tubuh untuk melawan benda yang dianggap asing dan kemudian memerangginya. Pada penderita kanker payudara sering ditemukan jumlah Limphosit yang tinggi karena sesuai dengan fungsinya yaitu memerangi sel kanker yang ada di peredaran darah karena sel kanker menyebar melalui peredaran darah. Monosit merupakan salah satu bagian dari sel Leukosit yang sesuai dengan fungsi dasar Leukosit berfungsi sebagai bentuk pertahanan tubuh terhadap sel asing. Sehingga Monosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh yang berubah menjadi makrofak yang memfagosit sel asing termasuk sel kanker payudara. Eritrosit merupakan pembawa hemoglobin. Fungsi utama dalam sirkulasi darah adalah sebagai media transportasi, pengatur suhu dan pemeliharaan keseimbangan cairan, asam dan basa. Sel ini mampu mengangkut oksigen secara efekttif tanpa meninggalkan pembuluh darah serta cabang – cabangnya. Eritrosit mudah menyebar keseluruh tubuh dan melewati saluran – saluran kecil atau lien dan tidak pecah . Penderita kanker payudara sering ditemukan jumlah eritrosit yang rendah karena pembentukanya terhambat dan tersumbatnya aliran darah yang disebabkan karena adanya kanker payudara Konsentrasi
hemoglobin
corpuscular
rata-rata
yang
rendah
(MCHC)
menunjukkan bahwa sel darah merah seseorang tidak memiliki hemoglobin yang cukup.MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin) merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang ada pada darah, dimana akan dinilai massa dari hemoglobin dari satuan sel darah merah yang ada ditubuh.Kemoterapi untuk pengobatan kanker juga dapat mempengaruhi produksi sel darah merah baru, sehingga MCHC pasien rendah dan mengakibatkan anemia. D. Pemeriksaan fisik dan klinis Tabel 2.3 pemeriksaan fisik klinis Pemeriksaan
11 Maret 2019
Keadaan Umum
Baik, tampak pucat
Kesadaran
CM
Keluhan
Mual, muntah, pusing
Tensi (mmHg)
120/80 mmHg
Sumber : Buku Rekam Medik RSUD Ulin Banjarmasin
14
Kesimpulan: Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD: 120/80 mmHg (normal), Sedangkan hasil pemeriksaan klinis didapatkan KU : baik, K: compos mentis. Pembahasan : Berdasarkan data diatas hasil pemeriksaan fisik TD:120/80 mmHg, tekanan darah kategori
normal,pemeriksaan
klinis
kesadaran
umum
berkomunikasi dengan baik dan mobilisasi dengan baik,
baik,
pasien
bisa
pasien terlihat pucat
karena Hb rendah. Pasien dengan diagnose Ca. mamae Nampak dengan klinis pucat karena keadaan Hb yang rendah. Keluhan pasien mual muntah post operasi mempengaruhi asupan makan pasien, keadaan mual muntah diakibatkan pengaruh obat yang dikonsumsi post operasi.
E. Pemeriksaan Penunjang Tabel 2.4 Pemeriksaan Penunjang Tanggal
Pemeriksaan
Hasil
05 Maret 2019
Thorax
Normal
Patologi Anatomi
karsinoma duktal
05 Maret 2019
FNA-B pada nodul mamae sinistra
Peranan Foto Thorax untuk melihat ada tidaknya metastase ca ke paru, yang ditandai ada tidaknya coin lesion, disamping itu untuk melihat kelainan lain seperti tuberculosis, kardiomegali, dan efusi pleura. FNAB (fine needle aspiration biopsy) adalah pemeriksaan melalui kulit menggunakan jarum halus (berukuran lebih kecil dari jarum mengambil darah) untuk mengambil contoh cairan dari kista atau sekelompok sel dari massa yang solid. payudara. Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause. Kanker ini
tampak
sebagai
bintik-bintik
kecil
dari
endapan
kalsium
(mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35%
15
penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama).
F. Asupan zat gizi Hasil recall 24 jam di rumah sakit Tanggal : Selasa, 12 Maret 2019 Diet RS: NL TKTP (ekstra susu 2x100cc) Tabel 2.6 Hasil Recall 24 jam pada selasa, 12 Maret 2019 Energi (kkal)
Protein(gr)
Lemak(gr)
Karbohidrat(gr)
Asupan makan
2057.7
84.4
55.9
389.2
Makanan RS
2180.3
86.6
49
405,8
%Asupan
94.3%
97.45%
114%
95.90 %
Kategori
Normal
Normal
Normal
Normal
Kesimpulan : Asupan makanan dari diet yang diberikan rumah sakit untuk energi, protein, karbohidrat adalah normal. Pembahasan : Pasien memiliki asupan makanan yang baik dan memenuhi kebutuhannya sesuai standar yang diberikan rumah sakit, pasien memiliki nafsu makan yang baik, dan dapat menghabiskan makanannya, dengan demikian artinya tujuan pemenuhan asupan gizi pasien terpenuhi, dan dapat membatu dalam proses perbaikan keadaan pasien.
16
G. Terapi Medis Tabel 2.7 Terapi Medis Tanggal 13 maret 2019
Interaksi
Obat
RL (ringer laktat) digunakan untuk
Infus RL
pasien yg kehilangan banyak darah dan cairan, pasien akan dilakukan tindakan
operasi
mengakibatkan
yang
akan
kehilangan
cairan
dan darah.
Injeksi Cefriaxone 2x1
Antibiotik untuk mengobati infeksi, memiliki efek samping mual dan muntah, yang akhirnya mempengaruhi nafsu makan pasien
Injeksi keterolac 3x30
obat anti inflamasi, efeknya nyeri kepala dan lemas
Injeksi Traneksemat
Asam obat untuk menghentikan perdarahan, untuk pasca operasi, efek mual dan muntah, sehingga mempengaruhi nafsu makan pasien
20
tpm D5% mengandung energi 200 kalori,
500cc/24jam
50 gram protein dalam 1000cc,
D5%
pasien diberikan infuse D5% untuk membantu memberikan sumbangan energi dan karbohidrat (glukosa) kepada pasien yang menjalani puasa persiapan operasi dan post operasi, sehingga
asupan
dipertahankan.
17
pasien
dapat
BAB II DIAGNOSA GIZI
A. Problem Gizi 1. Mual muntah post operasi yang mengganggu nafsu makan pasien 2. Hasil pemeriksaan Biokimia: Hb: 9.4 g/dl (rendah), hematokrit : 29.8%(rendah), MCHC; 31.5% (rendah), basofil 1.8% (rendah), limfosit% 58.2% (tinggi), monosit% 14.1% (tinggi). Keadaan status hasil laboratorium pasien dengan Ca mamae cendenrung pada pemeriksaan Hb, hematokrit, dan MCHC yang rendah, karena sel kanker juga ikut merusak jaringan tubuh yang masih baik, diperparah dengan tindakan kemoterapi, sehingga tubuh penderita Ca mamae sulit untuk membentuk sel darah marah, sulit juga untuk menyerap kadar fe di dalam tubuh.
B. Penentuan Diagnosa Gizi NI-5.1 Peningkatan kebutuhan gizi spesifik (energi dan protein) berkaitan dengan peningkatan metabolisme zat gizi ditandai dengan kadar Hb pasien rendah 9,4 mg/dl, leukosit tinggi 17 ribu/dl.
NC-2.2
Perubahan
nilai
laboratorium
(Hb)
berkaitan
dengan
perubahan
metabolisme oleh terapi pengobatan kemoterapi dan diagnosa penyakit ca. mamae ditandai dengan nilai Hb pasien 9.4 g/dl
18
BAB III INTERVENSI GIZI
A. Planning 1. Terapi Diet Terapi diet yang diberikan adalah diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) bentuk makanan yang diberikan bertahap dari bubur kemudian nasi lembek dengan ekstra susu (entramix) 2x100cc, dengan rute pemaberian secara oral dan frekuensi makan 3 kali makan utama dan 2 kali susu 2. Tujuan Diet a) Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi pasien sehingga membantu mencapai berat badan optimal b) Memberikan energi dan protein tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasien yang meningkat dan mencegah katabolisme protein karena terapi pengobatan kemoterapi, persiapan operasi, dan peningkatan kadar Hb pasien c) Membantu meningkatkan nilai laboratorium yaitu Hb menjadi normal
3. Prinsip Diet a. Energi Tinggi b. Protein Tinggi c. Lemak Sedang d. Karbohidrat Cukup e. Fe dan vitamin C sesuai kebutuhan
4. Syarat Diet 1) Energi sesuai kebutuhan pasien sebagai sumber enrgi untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pasien karena efek terapi pengobatan kemoterapi dan persiapan operasi 2) Protein tinggi untuk mencegah katabolisme protein, mencegah dan mengganti kerusakan jaringan sebagai efek dari kemoterapi, perisapan operasi, dan peningkatan kadar Hb pasien agar mencapai normal, yaitu 1.5gr/kg BBI. 3) Lemak sedang, yaitu 25% dari kebutuhan energi total sebagai sumber energy 4) Karbohidrat cukup yaitu 62.27% dari kebutuhan energi 19
5) Fe dan Vitamin C sesuai kebutuhan BBI dibandingkan AKG pasien, karena pasien dalam keadaan Hb yang rendah, Fe merupakan zat besi yang dapat meningkatkan kadar Hb yang penyerapannya kan lebih baik jika dikonsumsi dengn makanan yang mengandung vitamin C.
5. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi Harris Benedict BEE
= 655 + (9.6 x BBI) + (1.8 x TB) – (4.7 x U) = 655 + (9.6 x 45.36) + (1.8 x 150.4) – (4.7 x 45) = 655 + 453.45 + 270.72 – 211.5 = 1149.67
TEE
= BEE x FA x FS = 1149.67 x 1.3 x 1.5 = 2241.85 kalori / hari
Protein Protein tinggi 1.5 g/kg BBI Protein
= 1.5 x 45.36 kg = 68.64 gram
% protein
=
68.64 𝑥 4 2241.85
x 100 %
= 12.24 %
Lemak Lemak cukup 20 – 25% dari kebutuhan energi total.
Lemak = =
25% 𝑥 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 4 25% 𝑥 2241.85 9
= 62.27 gram
20
Karbohidrat Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuuhan yaitu 62.76% dari total kebutuhan energi Karbohidrat
=
62.76% 𝑥 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
=
4 62.76% 𝑥 2241.48 4
= 351.68 gram
Besi (Fe)
𝐵𝐵𝐼
= 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Besi (Akg) =
Vitamin C
55
x 26 mg= 21.44 mg
𝐵𝐵𝐼
= 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Vitamin C (Akg) =
45.36
45.36 55
x 75 mg= 61.85 mg
Perhitungan Infus Pada hari ke-2 tgl 15 pasien diberikan infus D5% 500cc / 24 jam Infus D5% 1 cc
=
20 tetes makro (dewasa)
Infus Dextrose 5%
20 𝑥 60 𝑥 24
=
20
=
1440 cc 2 klof
Infus Dextrose 5% per 1000 ml (diberikan 1 kali dalam sehari sebanyak 500 cc) 1 Liter
=
5 100
x 1000 =
50 gram glukosa (Karbohidrat)
Kalori = 50 gram x 4 = 200 kkal Infus Dextrose 5% per 1000 ml mengandung energi sebanyak 200 kkal dan karbohidrat sebanyak 50 gram. Post operasi pasien diberikan infus D5% 500 cc, artinya mengandung 100 kkal dan karbohidrat sebanyak 25 gram. Kebutuhan energi pasien pada tanggal 15 Maret 2019 adalah : Energi = 2241.85 kalori / hari – 100 kalori (D5%) = 2141.85 kalori/ hari Lemak = 25% x 2141.85 = 59,49 gram Karbohidrat
= 62,76% x 2141.85 21
= 224,03 gram – 25 gram (D5%) = 199.03 gram
a. Bahan Makanan Pasien Kanker 1) Bahan Makanan yang dianjurkan
Sumber karbohidrat : nasi; roti, mi, makaroni dan hasil olah tepungtepungan lain, seperti cake, tarcis, puding, dan pastry; dodol; ubi; karbohidrat sederhana, gula pasir
Sumber protein : daging sapi, ayam, ikan, telur, susu. Sumber protein nabati : semua jenis kacang-kacangan dan hasil olahannya, seperti tempe, tahu. Sumber protein yang sangat bermanfaat untuk menggaganti sel-sel yang rusak, terlebih jika menjalani kemoterapi, protein tinggi sangat diperlukan, sehingga berat badan bisa dipertahankan atau mencegah penurunan beratbadan.
Sayuran : semua jenis sayuran, termasuk jenis B, seperti bayam, buncis, daun singkong, kacang panjang, labu siam dan wortel direbus, dikukus dan ditumis.
Buah-buahan : semua jenis buah segar, terlebih buah-buahan yang mengandung vitamin C yang membantu penyerapan zat besi dari makanan.
Lemak dan minyak : minyak goreng, mentega, margarin, santan encer.
Bumbu : bumbu tidak tajam, seperti bawang merah, bawang putih, laos, daun salam, dan kecap.
2) Bahan makanan yang tidak dianjurkan :
Sumber protein : dimasak dengan banyak minyak atau kelapa/santan kental.
Sumber protein nabati : dimasak dengan banyak minyak atau kelapa/santan kental
Sayuran : dimasak dengan banyak minyak atau kelapa/santan kental.
Lemak dan minyak : santan kental. 22
Minuman : minuman soda, minuman kemasan, alcohol.
Bumbu : bumbu yang tajam, seperti cabe dan merica.
Makanan yang dpanggang atau dibakar, karena makanan tersebut mengandung zat kimia berbahaya yang dapat berakibat buruk pada sel kanker.
Ikan Asin, karena ikan asin diawetkan, yang terkadang menggunakan pengawet sehingga akan menimbulkan gangguan pada sel dan dapat menyebabkan perkembangan sel-sel kanker.
Makanan yang diawetkan (makanan kaleng) memiliki kandungan zat bernama nitrit. Zat ini merupakan salah satu racun kuat yang menjadi salah satu penyebab kanker. Selain itu zati ni juga dapat membahayakan hati dan organ tubuh lainnya.
6. Rencana monitoring dan evaluasi Tabel 2.8 Rencana Monitoring Evaluasi Pengamatan
Yang diukur
Pengukuran
Biokimia
Hemoglobin,
Sesuai
hematokrit,
Evaluasi/ target dengan Dalam batas normal
leukosit, pemeriksaan
MCHC, Limfosit%
laboratorium pasien di ruang rawat inap
Fisik dan klinis
Keadaan umum,
Setiap hari
Fisik klinis yang
kesadaran, keluhan,
bermasalah berkurang,
tensi, suhu, nadi, RR
dan mencapai kategori normal
23
7. Rencana konsultasi gizi Sasaran
: diberikan kepada pasien dan keluarga pasien yang menunggu.
Waktu
: penyampaian edukasi kepada pasien yaitu pada hari sabtu, 16
maret 2019 (15 menit) Tempat
: Ruang Bedah Umum, Kamar. Onkologi / B.6
Alat
: leaflet
Metode
: pemberian motivasi kepada pasien
Tabel 2.9 Rencana Konsultasi Gizi
Masalah gizi
Tujuan
Peningkatan
- Memberikan pengetahuan
Materi konseling -
Jenis diet
kebutuhan
kepada pasien dan
-
Tujuan diet
energi dan
keluarga mengenai diet
-
Syarat diet
protein
dan makanan yang tepat
-
Frekuensi makan
Kadar Hb
sesuai diagnosa penyakit
-
Makanan yang
rendah 9.4 g/dl
pasien
dianjurkan -
Makanan yang tidak dianjurkan
-
Contoh menu sehari
-
Memberikan edukasi kepada pasien untuk menghabiskan makanannya.
24
B. Implementasi 1. Kajian Terapi Diet di Rumah Sakit Diet : TKTP Bentuk makanan : Bertahap BB - NL Cara pemberian : oral Frekuensi : 3 makan utama dan 2 kali selingan susu dan snack
Tabel 2.10 Kajian terapi diet rumah sakit Implementasi Makanan RS Infus Kebutuhan % makanan RS/kebutuhan
Energi (kalori) 2180.3 2241.85 97.25
Protein (gram) 86.6 68.64 126.16
Lemak (gram) 49 62.27 78.68
Karbohidrat (gram) 405.8 351.68 115.38
Pembahasan diet RS Berdasarkan data diatas diet yang diberikan adalah Diet DM 1900 kal. Diet diberikan dalam bentuk bubur ditambah bahan makanan sumber protein seperti susu, telur, daging, ikan. Kajian terapi diet rumah sakit yang akan di berikan kepada pasien dengan energi sebesar 97.25%(normal), protein sebesar 126.16%(diatas kebutuhan), lemak 78.68% (defisit ringan), dan karbohidrat 115.38% (diatas kebutuhan).
2. Rekomendasi Diet Tabel 2.11 Penerapan diet berdasarkan rekomendasi menu hari I Implementasi Makan sore Makan pagi Selingan pagi
Protein (gr) 39.9 17.5 5.6
Energi (kkal) 816.3 417.7 169 25
Lemak (gr) 24.5 12.6 4.1
Karbohidrat (gr) 98.1 58 28,8
Makan siang Selingan sore Total Kebutuhan
550.7 350.4 2304.1 2241.85
16.4 5.3 84.7 68.64
21.2 5.1 67.5 62.27
78.8 70.2 235.8 351.68
Tabel 2.12 Penerapan diet berdasarkan rekomendasi menu hari II Implementasi
Energi (kkal)
Makan sore Makan pagi Selingan pagi Makan siang Selingan Sore Total Kebutuhan
535.9 470.5 130 600.4 236.6 1973.4 2141.85 92.13
%implementasi
Protein (gr) 32.5 25.3 5 34.4 5.4 102.6 68.64 150
26
Lemak (gr) 12 14.7 4 17.8 4.7 53.2 59,49 89%
Karbohidrat (gr) 76.2 58.5 19 78.4 46.6 278.7 199.03 140
BAB IV MONITORING, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT MONITORING DAN EVALUASI
A. Data Biokimia Tabel 2.13 Data Biokimia 05 Maret 2019 Hasil Interpretasi 9.4 g/dl Rendah
14 Maret 2019 Hasil Interpretasi 9.2 g/dl Rendah
37.0-47.0 %
29.8 %
Rendah
30.3%
Rendah
Leukosit
4.0 – 10.5 ribu/dl
17 ribu/dl
Tinggi
11.3 ribu/dl
Tinggi
Eritrosit
4.00 – 5.30 juta.ul
3.12 juta/ul
Rendah
3.16 juta/ul
Rendah
MCHC
33,0 – 37,0 %
32,5
Rendah
30.4 %
Rendah
Basofil %
0.0 – 1.0%
1.8%
Tinggi
0.2%
Normal
Monosit %
2.0 –8.0 %
14.1 %
Tinggi
8%
Normal
Limfosit %
20,0 – 40,0 %
58.2 %
Tinggi
70%
Tinggi
Pemeriksaan
Nilai Normal
Hemoglobin
13-16 g/dl
Hematokrit
Pembahasan a. Biokimia Pemeriksaan biokimia pada pasien dilakukan sebelum pasien masuk rumah sakit, yaitu 5 maret 2019, dan dilakukan pemeriksaan laboratorium kembali setelah pasien operasi pada tanggal 14 maret 2019. Hasil pemeriksaan Hb pasien pada tanggal 14 Maret 2019 yaitu 9.2 g/dl, kadar Hb pasien mengalami penurunan dari hasil pemeriksaan sebelumya tangga 5 Maret 2019, hal ini dapat disebabkan karena tindakan operasi MRM (mastektomi) dan keadaan pasien post operasi sangat lemah dan pucat. Hasil hematoktrit pasien mengalami peningkatan pada pemeriksaan tanggal 14 Maret 2019, walaupun masih belum mencapai normal, hal ini juga disebabkan oleh kondisi pasien post operasi, yang mengalami kehilangan darah saat operasi. Hasil nilai laboratorium leukosit pasien mengalami penurunan namun belum mencapai angka normal, karena pasien post operasi, dimana tubuh berusaha melawan infeksi, dan system imunitasnya menurun. 27
Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan data
yang sangat penting untuk
membedakan diagnosis, mengkonfirmasi diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi efektivitas terapi dan munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan, hasil pemeriksaan laboratorium dapat dipengaruhi oleh banyak faktor terdiri atas faktor terkait pasien dan laboratorium, faktor yang terkait pasien antara lain: umur, jenis kelamin, ras, genetik, tinggi badan, berat badan, kondisi klinik, status nutrisi dan penggunaan obat. Sedangkan yang terkait laboratorium antara lain: cara pengambilan spesimen, penanganan spesimen, waktu pengambilan, metode analisis, kualitas spesimen, jenis alat dan teknik pengukuran (Pedoman Interpretasi Data Klinik, 2011).
B. Fisik Klinis dan Antropometri Tabel 2.14 Fisik Klinis
Pemeriksaan Keadaan Umum Kesadaran Keluhan
Tensi (mmHg) Suhu Nadi (x/menit) RR (x/menit) Berat Badan (Kg)
11 Maret 2019 Baik CM Tidak ada
Fisik Klinis 12 Maret 2019 13 Maret 2019 Baik Pucat CM CM Tidak ada Cemas persiapan operasi
-
-
120/80 mmHg 36,8 ºC (N) 83x/menit (N) 22x/menit (N) -
58 kg
14 Maret 2019 Lemas CM Nafsu makan kurang, mual, muntah, pusing, nyeri, demam
120/80 mmHg 38,7 ºC (T) 88x/menit (N) 22x/menit (N) -
15 Maret 2019 Membaik CM Nafsu makan mulai membaik, namun pasien masih takut makan karena mual muntah 120/80 mmHg 37,8 ºC (N) 88x/menit (N) 22x/menit (N) -
Fisik Klinis Pada pemeriksaan fisik klinis dilakukan setiap hari, pemeriksaan hari pertama pada tanggal 13 maret 2019 saat akan dilakukan tindakan operasi, pemeriksaan tekanan darah, nadi, dan respitory pasien cenderung stabil dan normal setiap harinya, namun suhu pasien mengalami peningkatan setelah pasien menjalani operasi, pasien demam, hal ini berkaitan dengan tingginya nilai leukosit pasien, karena keadaan post operasi. Keadaan umum pasien sebelum operasi baik, namun setelah tindakan operasi keadaan pasien lemah, namun pasien sadar penuh. Nafsu makan pasien sebelum operasi bagus, tanpa 28
ada keluhan mual muntah, pasien mampu menghabiskan makanan yang disajikan rumah sakit, dan asupan makan pasien dirumah baik, setelah operasi nafsu makan pasien menurun karena keadaan mual muntah yang dialami pasien, dan perasaan cemas.
C. Asupan Tabel 2.15 Perbandingan Kebutuhan Dengan Asupan Pemorsian hari ke-1
Asupan \Kebutuhan % Tk. Asupan
Energi (kkal) 2105,13 2241.85 93,90
Iterprestasi
Normal
Asupan
Protein (gr) 85,97 68.64 125,24 Diatas kebutuhan
Lemak (gr) 68,25 62.27 109,60
Karbohidrat (gr) 292,72 351.68 83,23
Normal
Defisit ringan
Vit.C (mg) 181,95 61.85 294,18 Diatas kebutuhan
Fe (mg) 12,91 21.44 60,19 Defisit berat
Tabel 2.16 Perbandingan Kebutuhan Dengan Asupan Pemorsian hari ke-2 Asupan Asupan Infus D5% Kebutuhan % Tk. Asupan Iterprestasi
Energi (kkal) 1594,77 100 2141.85 79,12 Defisit sedang
87,98
Lemak (gr) 42,38
68.64 128,18 Diatas kebutuhan
62.27 68,06 Defisit berat
Protein (gr)
Karbohidrat (gr) 221,10 25 199.03 123% Diatas kebutuhan
Vit.C (mg) 97,63
Fe (mg) 15,51
61.85 157,86 Diatas kebutuhan
21.44 72,34 Defisit sedang
Berdasarkan tabel asupan, maka asupan pasien pada hari pertama, yaitu sebelum pasien dilakukan tindakan operasi, memiliki tingkat asupan energi memiliki tingkat asupan yang normal 93,90%, protein diatas kebutuhan 125,24%, lemak 109,60%, karbohidrat 83,23% defisit ringan, vitamin c diatas kebutuhan, zat besi defisit berat. Pada hari kedua, pasien post operasi, asupan pasien mengalami penurunan, dikarenakan nafsu makan pasien yang kurang akibat mual dan muntah, dan nyeri post operasi. Asupan energy pada hari kedua mencapai 71,14% defisit sedang, lemak 68,06 defisit berat, karbohidrat 62,87% defisit berat, namun protein dan vitamin C diatas kebutuhan.
29
1) Asupan Energi
Asupan Energi Pasien 400 350 300
351.68
351.68
292.72 221.1
250 200 150 100 50 0 Hari 1
Hari 2
Asupan karbohidrat (gram)
Kebutuhan karbohidrat (gram)
Gambar 4.1 Asupan Energi
Energi diberikan tinggi sebesar 2241,85 kalori, sebagai sumber energi dari peningkatan kebutuhan pasien yang didiagnosa kanker dan akan menajalani operasi mastektomi, namun setelah operasi asupan energi pasien menurun dikarenakan rasa mual muntah yang dialami pasien, dan nyeri post operasi.Pasien diberikan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein, peningkatan kebutuhan energi pada pasien ini disebabkan karena adanya hipermetabolisme, peningkatan aktivitas bernafas, infeksi, dan inflamasi, akibatnya, katabolisme meningkat, oleh karena itu energi diberikan tinggi. Energi diberikan sebesar 2241,85 kalori/ hari, diluar energi dari parenteral yaitu infus D5% yang memiliki energi sebesar 100 kalori, karena pasien diberikan infus D5% 500cc / 24 jam.Peningkatan pengeluaran energi basal menimbulkan peranan yang penting yang mempengaruhi kehidupan pasien. Sindrome anoreksia kaheksi pada kanker ditandai oleh kehilangan berat badan yang berlebihan, kelelahan, kelemahan, penurunan penampilan, kegagalan fungsi imun dan peningkatan intake nutrisi tidak dapat mengimbangi pengeluaran. Efek sistemik pada kanker.
30
2) Asupan Protein
Asupan Protein Pasien 400 350 300 250 200 150 100 50 0
351.68
351.68
292.72 221.1
Hari 1
Hari 2
Asupan karbohidrat (gram)
Kebutuhan karbohidrat (gram)
Gambar 4.2 Asupan Protein
Pengaruh asupan protein memegang peranan yang penting dalam mencegah katabolisme protein tubuh oleh karena itu semakin baik asupan protein semakin baik pula dalam mempertahankan status gizinya. Pasien kanker memerlukan kebutuhan protein yang tinggi untuk menggati sel-sel tubuh yang rusak akibat kemoterapi, dan pengganti jaringan tubuh yang rusak post operasi. Asupan protein pasien selama 2 hari diatas kebutuhan, karena pasien selalu menghabiskan ekstra susu yang diberikan, susu yang diberikan mengandung tinggi protein, dan pasien menghabiskan lauk hewaninya, asupan protein pasien diatas kebutuhan.
31
3) Asupan Lemak 120
ASUPAN LEMAK
100 80 60 40 20
109.67 68.25
62.27 62.27
Hari I Hari II
68.08
42.38
0 Asupan Lemak
Kebutuhan Lemak
Tingkat Asupan
Gambar 4.3 Asupan lemak Asupan lemak pasien 25% dari total kebuthan kalori. asupan lemak yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori. Asupan lemak pasien pada hari pertama normal, namun pada hari kedua mengalami penurunan, karena pasien mengalai mual muntah sehingga asupannya berkurang, dan dapat dilihat pada tingkat asupan lemak hari pertama 109,67% dan hari kedua 68,08%. Lemak dalam tubuh sangat berperan penting dalam pengurangan fungsi protein sehingga fungsi protein dalam tubuh dapat digunakan untuk memanksimalkan fungsi lain yang membutuhkan sumber protein. Jika asupan lemak pasien baik, maka harapannya protein pada tubuh pasien dapat berfungsin dengan baik, dan membantu memperbaiki jaringan tubuh serta infeksi yang dialami pasien, karena lemak juga dapat mensuplai energi bagi tubuh, sebagai cadangan energi tubuh.
32
4) Asupan Karbohidrat
ASUPAN KARBOHIDRAT 350 300 250 200 150 100 50 0
Hari I
292.72 221.1
Hari II 83.23
62.2762.27 Asupan Karbohidrat
Kebutuhan Karbohidrat
123
Tingkat Asupan%
Gambar 4.3 Asupan Karbohidrat Karbohidrat
memberikan
tubuh
sumber
energi
dan
membantu
dalam
mengoptimalkan kerja otak, jantung dan saraf, sistem pencernaan dan kekebalan tubuh. Serta berperan dalam proses metanolisme, yaitu proses untuk menjaga keseimbangan asam dan basa dala4m tubuh, pembentuk struktur sel, jaringan serta organ tubuh. Asupan karbohidrat pasien selama 2 hari baik, tingkat asupan hari pertama 83,23% defisit ringan, dan pada hari kedua tingkat asupan meningkat menjadi 123% diatas kebutuhan karena pasien mendapatkan D5% 500 cc / 24 jam, yang mengandung 25gr glukosa yaitu karbohidrat.
33
5) Asupan Vitamin C 350
ASUPAN VITAMIN C
300 250 200 150 100 50
294.18 181.95
Hari I Hari II
157.86
97.63
61.8561.85
0
Asupan Vitamin C
Kebutuhan Vitamin C
Tingkat Asupan%
Gambar 4.3 Asupan Vitamin C Defisiensi vitamin diobservasi pada pasien kanker meliputi defisiensi vitamin A pada penderita kanker paru dan pencernaan. Defisiensi vitamin C dan tiamin telah dilaporkan pada berbagai macam keganasan. Defisiensi besi dapat disebabkan dari ketidaktersediaan zat besi pada diet, malabsorsi , atau perdarahan kronik. Vitamin C pada pasien yaitu 61,85 mg, asupan Vitamin C pasien diatas kebutuhan, vitamin C sangat berperan bagi penderita kanker, karena vitamin C membantu penyerapan zat besi, dimana pasien kanker akan mengalami keadaan Hb yg rendah.
6) Asupan Fe 80
ASUPAN Fe
70 60 50 40
72.34 60.19
30 20 10
12.9115.51
21.4421.44
0 Asupan Fe
Kebutuhan Fe Tingkat Asupan%
34
Hari I Hari II
Penderita kanker yang sudah mengalami metastasis (penyebaran sel kanker) ke tulang belakang juga dapat menyebabkan anemia, contohnya pada kanker payudara, sehingga produksi sel darah merah berkurang, dan diperparah keadaan asupan pasien yang rendah. Asupan Fe pasien selama 2 hari defisit, hari pertama tingkat asupan 60,19% defisit berat, dan hari kedua 72,34% defisit sedang, dikarena asupan pasien yang rendah dan keadaan gangguan metabolism pasien dengan ca mamae kemoterapi, setelah melakukan operasi, kadar Hb pasien semakin turun, selain akibat gangguang metabolism, dan sel-sel yang rusak akibat kanker, perdarahan saat operasi serta asupan makan yang kurang, karena Fe sangat penting bagi pasien kanker.
7) Asupan rata-rata 2 hari
Rata-Rata Asupan
Gambar 4.5 Asupan rata-rata
Energi (kalori)
14.21 139.79 256.91 55.315 86.975
Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat (gr) 1849.95
Vit.C (mg) Fe (mg)
Ganbar4.6 Asupan Rata-Rata Zat Gizi
Asupan yang diberikan sebesar 100% dari kebutuhan total. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa asupan rata-rata selama 2 hari pemorsian bahwa peningkatan asupan pasien dapat dilihat dari makanan yang dihabiskan pasien selama pemorsian. Berdasarkan ganbar tersebut asupan rata-rata energi, protein, lemak dan karbohidrat pada hari kedua mengalami penurunan karena pasien post operasi dan mempengaruhi asupan makan pasien. Asupan protein dan vitamin C pasien 35
berada diatas kebutuhan, sedangkan energy, lemak, dan karbohidrat defisit sedang.
b. Diagnosa gizi Tanggal
Diagnosa Gizi
11 Maret 2019
NI-5.1 Peningkatan kebutuhan gizi spesifik (energi
dan
protein)
berkaitan
dengan
peningkatan metabolisme zat gizi ditandai dengan kadar Hb pasien rendah 9,4 mg/dl, leukosit tinggi 17 ribu/dl.
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium (Hb) berkaitan dengan perubahan metabolisme oleh terapi pengobatan kemoterapi dan diagnose
penyakit
ca.
mamae
ditandai
dengan nilai Hb pasien 9.4 g/dl. 13 Maret 2019
NI 5.11.1 perkiraan intake gizi suboptimal berkaitan dengan rencana terapi medis atau pengobatan ditandai dengan pasien puasa persiapan operasi
14 Maret 2019
NI-5.10 kekurangan intake mineral (zat besi) berkaitan dengan asupan zat besi defisit berat ditandai dengan rendahnya kadar Hb pasien 9,2 g/dl
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium (Hb) berkaitan dengan perubahan metabolisme oleh terapi pengobatan kemoterapi dan diagnose
penyakit
ca.
mamae
dengan nilai Hb pasien 9.2 g/dl
36
ditandai
15 Maret 2019
NI-5.6.1 kekurangan intake lemak berkaitan dengan gangguan rasa nyaman, mual dan muntah post operasi ditandai dengan asupan lemak defisit berat 62,87
NI 1.4 kekurangan intake energi beraiktan dengan peningkatan kebutuhan pasien dan gangguan rasa nyaman, mual dan muntah post operasi ditandai dengan asupan energi defisit sedang 71,14%
37
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Pasien Ny.SL seorang perempuan berusia 45 tahun masuk rumah sakit dengan diagnosa ca mamae pro MRS (mastektomi) dan sudah melakukan 4x kemoterapi, post operasi pasien mengeluh mual, muntah, dan pusing. 2. Pasien memiliki BB 58 kg, TB 150,4 cm, IMT 25,64 (status gizi lebih tingkat ringan) BBI 45,36 kg 3. Diagnosa Gizi Diagnosa awal: a. NI-5.1 Peningkatan kebutuhan gizi spesifik (energi dan protein) berkaitan dengan peningkatan metabolisme zat gizi dibuktikan dengan kadar Hb pasien rendah 9,4 mg/dl, leukosit tinggi 17 ribu/dl. b. NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium (Hb) berkaitan dengan perubahan metabolisme oleh terapi pengobatan kemoterapi dan diagnose penyakit ca. mamae dibuktikan dengan nilai Hb pasien 9.4 g/dl Diagnosa gizi akhir kasus: a. NI-5.1 Peningkatan kebutuhan gizi spesifik (energi dan protein) berkaitan dengan peningkatan metabolisme zat gizi dibuktikan dengan kadar Hb pasien rendah 9,2 mg/dl, leukosit tinggi 12 ribu/dl. b. NI-5.6.1 kekurangan intake lemak berkaitan dengan gangguan rasa nyaman, mual dan muntah post operasi dibuktikan dengan asupan lemak defisit berat 62,87% c. NI 1.4 kekurangan intake energi beraiktan dengan peningkatan kebutuhan pasien dan gangguan rasa nyaman, mual dan muntah post operasi dibuktikan dengan asupan energi defisit sedang 79,12% 4. Pemorsian pasien diberikan diet TKTP dengan 2x100cc, bentuk makanan bertahap dari bubur kemudian nasi lembek, kebutuhan energi pasien 2241,85 kalori, kebutuhan protein pasien 1,5/kgBBI yaitu 68,64gr, lemak 62,27 gr, karbohidrat 351,68gr, vitamin C 61,85gr, Fe 21,44gr 38
5. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi yang dilakukan selama 2 hari didapatkan : a. BB 58 kg, TB 150,4 cm, IMT 25,64 (status gizi lebih tingkat ringan) BBI 45,36 kg b. Fisik Klinis : keadaan umum berangsur baik, TD 120/80 mmHg, keluhan mual muntah berkurang c. Hasil pemeriksaan Biokimia: Hb 9,4 gr/dl (rendah), pasien anemia d. Asupan pasien jika dirata-ratakan selama 2 hari pemorsian, memiliki asupan energi 86,51% (defisit ringan), protein 126,71% (diatas kebutuhan), lemak 88,83% (defisit ringan), karbohidrat 103,11% (normal), Vitamin C 226% (diatas kebutuhan), dan Fe 66% (defisit berat). 6. Edukasi Pemberian edukasi pasien dan keluarga berupa jenis diet, tujuan pemberian diet, syarat diet, frekuensi makan, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, contoh menu sehari, memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk menghabiskan makanannya serta memberikan anjuran makan TKTP
B. Saran 1. Pasien dianjurkan tetap menjalankan diet yang diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan 2. Pasien memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan lain-lain secara rutin 3. Beraktivitas olaharaga secara rutin , untuk mencapai berat badan optimal
39
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2006, Penuntun Diet EdisiBaru, PT GramediaPustakaUtama, Jakarta Haryani, Ririn, 2007, Kecukupan Nutrisi Pada Pasien Kanker, Indonesian Journal Of Cancer, vol.4, 140-143 Budi, 2007, Upaya Peningkatan Asupan Pasien Kanker, Jurnal Gizi Indonesia, vol.30 (1) 71-72
40
LAMPIRAN
41
42
Pemorsian hari ke-1 NILAI GIZI (PEMORSIAN) Waktu Makan
Sore 12/03/2019
Bahan Makanan
Jumlah (gram)
Nasi Biasa Ayam asam manis
Nasi putih
Menu
Asupan (gram)
Energi (kalori)
Protein (gram)
Lemak (gram)
KH (gram)
Vit. C (mg)
Fe (mg)
200
182,65
3,37
0,4
57,2
0
0,4
59,5
Ayam
57,5
163,5
15,5
10,9
0
0
0,2
Tahu goreng
Tahu goreng
25,5
52,5
1,9
5,2
0,4
0
Sop Kimlo
Wortel
25
4,7
0,3
0
1
Bakso
20
74
4,7
6
Jamur kuping
10
2,7
0,2
Soun
21
80
Pisang Mauli
40
Buah selingan sore
NILAI GIZI (ASUPAN) Sisa (gram)
Snack
Bolu Kukus
68,5
Total
Energi (kalori)
Protein (gram)
Lemak (gram)
KH (gram)
Vit.C (mg)
Fe (mg)
140,5
128,31
2,37
0,28
40,18
0,00
0,28
14,5
43
122,27
11,59
8,15
0,00
0,00
0,15
0,4
0
25,5
52,50
1,90
5,20
0,40
0,00
0,40
0,8
0,3
0
25
4,70
0,30
0,00
1,00
0,80
0,30
0
0
0,3
0
20
74,00
4,70
6,00
0,00
0,00
0,30
0,4
0,5
0
0,2
0
10
2,70
0,20
0,40
0,50
0,00
0,20
9,1
0
0,2
0
0,1
0
21
80,00
9,10
0,00
0,20
0,00
0,10
36,8
0,4
0,2
9,4
3,6
0,1
0
40
36,80
0,40
0,20
9,40
3,60
0,10
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
141,8
3
1,4
29,4
0
0,3
0
68,5
141,80
3,00
1,40
29,40
0,00
0,30
738,65
38,47
24,5
98,1
4,4
2,3
643,08
33,56
21,63
81,08
4,40
2,13
total
Pagi
NL
Nasi lunak
200
234,4
4,4
0,4
51,4
0
0,4
118,00
82,00
96,10
1,80
0,16
21,07
0,00
0,24
14/03/2019
Acar Telur
Telur Ayam
60
93,1
7,6
6,4
0,7
0
0,7
0,00
60,00
93,10
7,60
6,40
0,70
0,00
0,00
Cah Toge
Baso
15
55,5
3,5
4,5
0
0
0,2
0,00
15,00
55,50
3,50
4,50
0,00
0,00
0,00
Jagung muda
25
14,8
0,4
0,2
3,5
0,8
0,1
21,50
3,50
2,07
0,06
0,03
0,49
0,69
0,09
Taoge
30
12,2
1,3
0,7
1
2
0,3
15,00
15,00
6,10
0,65
0,35
0,50
1,00
0,15
Wortel
30
7,7
0,3
0,1
1,4
2,1
0,6
23,50
6,50
1,67
0,07
0,02
0,30
1,65
0,47
417,7
17,5
12,3
58
4,9
2,3
254,54
13,68
11,46
23,07
3,33
0,94
100
39
0,6
0,1
9,8
62
0,1
0
0,1
39,00
0,60
0,10
9,80
62,00
0,10
100
130
5
4
19
17,5
3
17,5
3
130,00
5,00
4,00
19,00
17,50
3,00
621,4
25,1
17,4
92,7
89,3
6,4
433,38
20,05
15,96
53,16
86,17
4,75
Total selingan pagi
Buah
Pepaya
Susu Total Siang
total
total
NL
Nasi lunak
200
234,2
4,4
0,4
51,4
0
0,4
95,5
104,5
122,37
2,30
0,21
26,86
0,00
0,19
Bistik daging
Daging
80
176,9
8,9
13
12,4
12,8
1,7
28
52
114,99
5,79
8,45
8,06
4,48
0,60
Tahu goreng
Tahu goreng
25
51,7
1,8
5,1
0,4
0
1,2
22,5
2,5
5,17
0,18
0,51
0,04
0,00
1,08
43
Sop mutiara
Wortel
30
7,7
0,3
0,1
1,4
2,1
0,6
18,5
11,5
2,95
0,12
0,04
0,54
1,30
0,37
Buah
Kc. Polong
10
42,4
0,4
2,4
4,9
0,2
0,1
5,5
4,5
19,08
0,18
1,08
2,21
0,11
0,06
Melon
100
38,2
0,6
0,2
8,3
6
0,4
0
0
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
551,1
16,4
21,2
78,8
21,1
4,4
264,56
8,56
10,29
37,70
5,89
2,29
100
130
5
4
19
17.5
3
0
100
130,00
5,00
4,00
19,00
0,00
0,00
70
0
70
220,40
0,30
1,20
51,20
0,00
0,00
636,99 2232,5 5
14,15
16,61
110,64
7,29
89,99
75,95
305,65
107,07
83,23 Def. sedang
294 Ditas keb
2,72 12,8 3 60,1 9 Def. berat
Total Selingan Sore
Susu Bingka
220.4
0.3
1.1
51.2
0.1
0.4
Total
130
5
4
19
0
3
Jumlah
2458,85
102,47
79,4
346,6
119,7
18,4
total
total
Tingkat Asupan %
93,90 Normal
Interprestasi
125,2 Diatas keb
109 Normal
Pemorsian hari ke-2 NILAI GIZI (PEMORSIAN) Waktu Makan
Pagi
Bahan Makanan
Jumlah (gram)
Nasi Lembek Sambel Goreng Daging
Nasi lunak
Acar Kuning
Ketimun
Menu
Energi (kalori)
Protein (gram)
Lemak (gram)
KH (gra m)
Vit C (mg)
Fe (mg)
171,5
201,00
3,77
0,34
44,08
0,00
0,34
11,5
67
180,17
16,64
12,03
0,00
0,00
1,11
0
26
3,40
0,40
0,00
2,70
1,30
0,10
0,36
0
50
12,90
0,50
0,10
2,40
3,50
0,36
2,5
0,3
0
25
8,70
0,50
0,10
2,00
2,50
0,30
58,5
7,3
2,46
406,17
21,82
12,58
51,18
7,30
2,21
4 4
19 19
17,5 17,5
3 3
0
100
130,00 130,00
19,00 19,00
17,50 17,50
3,00 3,00
0,00 0,00
3,00 3,00
4,4
0,4
51,4
0
0,4
119,5
80,5
94,35
1,77
0,16
20,69
0,00
0,16
81,8
15,1
2
0
0,5
0
0
83,5
81,80
15,10
2,00
0,00
0,50
0,00
63
212,3
12
14,9
10,7
0
1,4
33
30
101,10
5,71
7,10
5,10
0,00
0,67
26
9,1
0,5
0,1
1,4
2,6
0,3
18,5
7,5
2,63
0,14
0,03
0,40
0,75
0,09
Protein (gram)
Lemak (gram)
KH (gram)
Vit.C (mg)
Fe (mg)
200
234,4
4,4
0,4
51,4
0
0,4
28,5
78,5
211,1
19,5
14,1
0
0
1,3
26
3,4
0,4
0
2,7
1,3
0,1
Wortel
50
12,9
0,5
0,1
2,4
3,5
Buncis
25
8,7
0,5
0,1
2
470,5
25,3
14,7
130 130
5 5
200
234,4
83,5
Susu
100 Total
Siang
Nasi Lembek Pepes Ikan Patin Tempe Goreng Sayur Asam banjar
Asupan (gram)
Energi (kalori)
Total selingan pagi
NILAI GIZI (ASUPAN) Sisa (gram)
Nasi Lembek Ikan Patin Tempe Goreng Kacang Panjang
44
total
total
Ketimun
50
6,5
0,3
0,1
3
2,5
0,3
21,5
28,5
3,71
0,17
0,06
1,71
1,43
0,17
Bayam
40,5
15
1,5
0,1
3
13,4
1,3
24
16,5
6,11
0,61
0,04
1,22
5,46
0,53
Melon
108
41,3
0,6
0,2
8,9
6,5
0,4
0
108
41,30
0,60
0,20
8,90
0,40
600,4
34,4
17,8
78,4
25,5
4,1
330,98
24,11
9,58
38,02
Susu
Susu
100
130
5
4
19
17,4
3
0
100
130,00
5,00
4,00
19,00
Buah
Apel
180,5
106,6
0,4
0,7
27,6
10,8
0,4
0
180,5
106,60
0,40
0,70
27,60
236,6
5,4
4,7
46,6
28,2
3,4
236,60
5,40
4,70
46,60
6,50 14,6 3 17,4 0 10,8 0 28,2 0
NL Kailo Ikan Tongkol
Nasi lunak Ikan tongkol
200
234,2
4,4
0,4
51,4
0
0,4
38,5
161,5
189,12
3,55
0,32
41,51
0,00
0,32
75
83,2
18
0,8
0
0
0,5
0
75
83,20
18,00
0,80
0,00
0,00
0,50
Tempe Bacem
Tempe
65,5
155,3
7,1
9,8
11,5
0
2
0
65,5
155,30
7,10
9,80
11,50
0,00
2,00
Cah Bayam
Wortel
50
12,9
0,5
0,1
2,4
3,5
0,36
0
50
12,90
0,50
0,10
2,40
0,36
Buah
Bayam
50
18,5
1,9
0,1
3,7
16,5
1,5
0
50
18,50
1,90
0,10
3,70
100
32
0,6
0,4
7,2
10
0,2
0
100
32,00
0,60
0,40
7,20
536,1
32,5
11,6
76,2
30
4,96
491,02
31,65
11,52
2014,9
103,2
53
287,6
115
18,32
2000,94
123,80
68,46
66,31 256,2 8
3,50 16,5 0 10,0 0 30,0 0 87,4 3
79,12
128,1
68,06
Def.sed ang
Diata keb
Def. berat
123 Diat as keb
157, 8 Diat as keb
Total Selingan Sore
Total Sore
Semangka
Total
Tingkat Asupan %
Interprestasi
45
total
total
2,01 3,00 0,40 3,40
1,50 0,20 4,88 17,7 2
72,3 Def seda ng
Dokumentasi Pemorsian
Awal
12 Maret 2019 (Pemorsian 1) Akhir
Menu Sore NB Ayam Asam Manis Tahu Goreng Sop Kimlo
Ayam 51gr, sisa 14,5gr, asupan 14,5 gr Awal
Nasi 200gr, sisa 59,5g, asupan 140,5gr 14 Maret 2019 (Pemorsian 2) Akhir Pagi Bubur Acar Telur Cah Toge Buah
Taoge 30gr, sisa 15 gr, asupan Bubur 200gr, sisa 118gr, asupan 15gr 82gr Jagung muda 25gr, sisa 21,5gr ,asupan 3,50gr
Wortel 30gr, asupan 6.50g 46
sisa
23,5gr,
Awal
14 Maret 2019 (Pemorsian 3) Akhir
Sisa Siang Nasi Lembek Bistik Daging Tahu Goreng Sop Mutiara
Nasi lembek 200gr, sisa 38,5gr, Kc.polong 10gr, sisa 5gr, asupan 161,5gr asupan 5gr
Daging 80gr, sisa 18gr, asupan 61,5gr
Makaroni 35gr, sisa 18gr, asupan 17gr
Wortel 30gr, sisa 18,5gr, asupan 11,5gr
Selingan Susu 2x
47
Awal
14 Maret 2019 (Pemorsian 4) Akhir
Menu
Sore Nasi Lembek Kalio Tongkol Tempe Bacem Ca bayam
Nasi 200gr, sisa 38,5gr, asupan 161,5gr 15 Maret 2019 (Pemorsian 5) Pagi Nasi Lembek Sambal Goreng Daging Acar Kuning Buah
Nasi lembek 200gr, sisa 28,5gr, Daging sisa 18,5gr asupan 172gr
48
Awal
15 Maret 2019 (Pemorsian 6) Akhir Siang Nasi Lembek Ikan Pepes Sayur Asam Buah
49
DAFTAR ISI
Hlm:
h HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... .................i KATA PENGANTAR .............................................................................................. .................ii DAFTAR ISI.............................................................................................................. .................iii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... .................iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ .................v DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. .................vi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... ................. 1 A. Gambaran Umum Penyakit ........................................................................... ................. 1 B. Terapi Diet ..................................................................................................... ................ 5 BAB II ASSESMENT .............................................................................................. ................ 8 A. Anamnesis ...................................................................................................... ................ 8 1. Identitas Pasien ........................................................................................ ................. 8 2. Riwayat Penyakit ..................................................................................... ................ 8 3. Riwayat Gizi ............................................................................................ ................. 9 B. Antropometri .................................................................................................. ................ 15 C. Pemeriksaan Biokimia ................................................................................... ................ 16 D. Pemeriksaan Fisik Dan Klinis........................................................................ ................ 18 E. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................ ................. 19 F. Asupan Zat Gizi ............................................................................................. ................. 20 G. Terapi Medis .................................................................................................. ................. 20 BAB III DIAGNOSA GIZI ..................................................................................... ................22 A. Problem Gizi .................................................................................................. ................22 B. Penentuan Diagnosa Gizi .............................................................................. .................22 BAB IV INTERVENSI GIZI .................................................................................. ................. 23 A. Planning ........................................................................................................ ................. 23 B. Implementasi ................................................................................................. ................. 23 BAB V MONITORING, EVALUASI, DAN TINDAK LANJUT ....................... .................25 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................... .................45 B. Saran ............................................................................................................. .................45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
50
DAFTAR GAMBAR
Hlm Gambar 4.1 Asupan Energi ....................................................................................... ................. 35 Gambar 4,2 Asupan Protein ...................................................................................... ................. 36 Gambar 4.3 Asupan Lemak ...................................................................................... ................. 37 Gambar 4.4 Asupan Karbohidrat .............................................................................. ................. 38 Gambar 4.5 Asupan Vitamin C.................................................................................. ................. 39 Gambar 4.6 Asupan Fe ............................................................................................. ................. 40
51 vi
DAFTAR TABEL
Hlm Tabel.2.1 Riwayat Penyakit ...................................................................................... ............... 7 Tabel.2.2 Riwayat Gizi .............................................................................................. ............... 8 Tabel 2.3 Kategori Ambang Batas IMT ....................................................................... ................... 15
Tabel. 2.4 Pemeriksaan Fisik Klinis ......................................................................... ............... 17 Tabel 2.5 Pemeriksaan Penunjang............................................................................... ................. 18 Tabel 2.6 Hasil recall 24 jam ......................................................................................... ................. 18 Tabel 2.7 Teraapi Medis ................................................................................................. .................17 Tabel 2.8 Rencana Monitiring dan Evaluasi .................................................................. .................23
Tabel 2.9 Rencana Konsultasi Gizi ……………………………………………………………24 Tabel 2.10 Kajian Terapi Diet RS ……………………………………………………………. 25 Tabel 2.11 Penerapan diet berdasarkan rekomendasi menu hari I …………………………… 26 Tabel 2.12 Penerapan diet berdasarkan rekomendasi menu hari II ……………………………26 Tabel 2.13 Data Biokimia …………………………………………………………………….. 27 Tabel 2.14 Fisik Klinis …………………………………………………………………………28 Tabel 2.15 Perbandingan Kebutuhan Dengan Asupan Pemorsian hari ke-1 ………………….. 29 Tabel 2.16 Perbandingan Kebutuhan Dengan Asupan Pemorsian hari ke-2 ………………….. 29
52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran.1 Menu pemorsian dan nilai gizi Lampiran.2 Dokumentasi Pemorsian
vi 53
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas bimbingan dan perlindungan yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus Asuhan Gizi Pada Pasien Ulkus Diabetikum Wagner Grade III + Hyponatremia + Anemia di ruang penyakit dalam pria RSUD Ulin Banjarmasin. Saya menyadari bahwa penyusunan Laporan Studi Kasus ini tidak lepas dari bantuan, doa, dan dukungan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu saya sebagai penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Bandawati, S.Gz, M.Gizi, RD selaku Kepala Instalasi Gizi 2. Ibu Fretika Utami Dewi, S.Gz, M.Pd selaku Dosen yang selalu memberikan bimbingan 3. Teman-teman dari Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya yang telah memberikan semangat, dukunganKepala Instalasi Gizi RS Ulin yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan. 4. Ibu Muji Noviyana, S.Gz, RD selaku pembimbing yang suadah mengarahkan dan membantu selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan penyusunan laporan studi kasus. 5. Seluruh Ahli Gizi Rawat Inap RSUD Ulin yang sudah mengarahkan dan membimbing selama berdinas praktek di ruang rawat inap RS Ulin. 6. Seluruh Ahli Gizi di Penyelenggaraan Makanan dan Staff Instalasi Gizi Akhir kata semoga laporan studi kasus ini nantinya dapat dilaksanakan sesuai dengan yang telah di buat dan diberikan kelancaran, serta dapat bermanfaat, serta digunakan sebagaimana mestinya.
Banjarmasin, Maret 2019
Penulis
54
LAPORAN STUDI KASUS PRAKTEK KERJA LAPANGAN BIDANG GIZI KLINIK PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM WAGNER GRADE III + HYPONATREMIA + ANEMIA DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA RSUD ULIN BANJARMASIN
NAMA : MAULIDA FARDANI NIM
: PO. 62.24.2. 18. 382
NAMA : AJENG PERTIWI NIM : PO. 62.24.2. 18. 374
KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI ALIH JENJANG GIZI TAHUN 2019
55
LAPORAN STUDI KASUS PRAKTEK KERJA LAPANGAN BIDANG GIZI KLINIK PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM WAGNER GRADE III + HYPONATREMIA + ANEMIA DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA RSUD ULIN BANJARMASIN
Disusun Oleh NAMA : AJENG PERTIWI NIM : PO. 62.24.2. 18. 374
Telah mendapat persetujuan dari :
Mengetahui, Kepala Instalasi Gizi
Pembimbing,
Bandawati, S.Gz, M. Gizi NIP. 19710501 199203 2 005
Muji Noviyana, S.Gz NIP. 19770106 200012 2 001 56
57