REVIEW JURNAL I
Abstrak
Studi ini menyelidiki bagaimana faktor budaya mempengaruhi perilaku konsumen di Turki dengan partisipasi 1286 orang di provinsi melalui wawancara. Data yang diperoleh ditafsirkan secara kuantitatif. Kata kunci: Konsumen; Budaya; subbudaya; kelas sosial
Pendahuluan
Proses konsumsi manusia pada awalnya merupakan kegiatan yang harus dipenuhi seumur hidup sedangkan sekarang in, konsumsi sudah menjadi tujuan hidup. Sekarang ini, konsumsi tidak lagi sebuah proses karena adanya kebutuhan konsumen, tetapi sesuai dengan keinginan konsumen yang telah menjadi sebuah proses berkembang. Konsep "customer focus", "loyalitas pelanggan" dalam pemasaran modern membutuhkan responden dan pengakuan responden terhadap hal tersebut. Oleh karena itu dalam hal pemasaran, perilaku konsumen dengan tujuan untuk menentukan pengaruhnya telah menjadi penting untuk memeriksa faktor-faktor yang tetap ada. Dalam studi ini akan diketahui bagaimana konsep seperti budaya, sub budaya dan kelas sosial, mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Konsumen adalah orang yang menginginkan, membutuhkan dan memerlukan komponen pemasaran dalam kapasitasnya sebagai pembeli, menurut Ahmet Hamdi (Istanbul). Dalam praktiknya, pemasar tidak bisa mengontrol keinginan pembeli atau konsumen dalam membeli suatu barang, tetapi pemasar hanya bisa mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Karena setiap individu memiliki keinginan, selera, dan kebutuhan yang berbeda. Pemasar harus bisa menganalisis pasar dan konsumen dengan baik, selain itu pemasar juga harus bisa menerka berapa banyak orang yang mau dan mampu membeli produknya.
Menurut Michael Salomon, budaya adalah rangkaian kepercayaan manusia, peran mereka, perilaku, nilai, tradisi, adat dan istiadat. Budaya merupakan konsep yang sangat penting untuk memahami perilaku konsumen, dan hal itu perlu diperhatikan. Budaya merupakan keseluruhan tujuan bersama di antara anggota masyarakat, adat istiadat, norma dan norma tradisi Perilaku konsumen bisa didasari karena banyaknya perbedaan budaya, adat, dan tradisi pada tiap daerah. Dikutip dari buku Kotler dan Keller edisi 13, halaman 166, seorang anak yang tumbuh di Amerika Serikat terpapar oleh nilai-nilai berikut: pencapaian dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi dan kepraktisan, proses, kenyamanan materi, individualisme, kebebasan, kenyamanan eksternal. Humanitarianisme, dan jiwa muda. Seorang anak yang tumbuh di negara lain mungkin mempunyai pandangan yang berbeda tentang diri sendiri, hubungan dengan orang lain dan ritual. Pemasar harus benar-benar memperhatikan nilai-nilai budaya di setiap negara untuk memahami cara terbak memasarkan produk lama mereka dan mencari peluang untuk produk baru. Konsep penting lainnya dalam manajemen pemasaran adalah Subbudaya (Subculture). Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Ketika subbudaya tumbuh besar dan cukup kaya, perusahaan sering merancang program pemasaran khusus untuk melayani mereka. Kelas sosial juga merupakan salah satu konsep yang berpengaruh terhadap pembelian konsumen akan suatu barang. Kelas sosial adalah pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kelas sosial dan lapisan sangat penting untuk para produsen/perusahaan karena dapat membedakan target sasaran produsen tersebut apakah untuk status yang lebih tinggi atau untuk status yang lebih rendah dalam menjual produk mereka. Gaya hidup dari lapisan atas pastinya akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Dengan uang yang banyak masyarakat yang berada dilapisan atas biasanya lebih konsumtif dalam melakukan pembelian dan dapat membeli barang-barang mewah yang mahal harganya, sedangkan untuk kelas menengah dan bawah barang mewah adalah suatu pemborosan yang akan mereka lakukan jika dipaksakan untuk membelinya.
Review
Dalam riset yang dilakukan, penulis menggunakan program “Frequency” dan hasil interpretasi nya adalah sebagai berikut. Pertanyaan pertama digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap kegiatan berbelanja. Dari 1286 responden, 537 responden menyatakan amat sangat menyukai berbelanja, 316 responden menyatakan sangat menyukai berbelanja, 274 responden menyatakan kurang menyukai berbelanja, 111 responden tidak menyukai berbelanja, dan 48 responden sangat tidak menyukai berbelanja. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan banyak responden yang menyukai kegiatan berbelanja. Pertanyaan kedua mengenai siapa yang sering melakukan kegiatan berbelanja. Dari hasil analisis, 331 responden menyatakan ayah mereka sebagai orang yang sering berbelanja, 283 responden menyatakan seluruh keluarga yang sering berbelanja, 304 responden menyatakan orang tua mereka yang sering melakukan belanja, 168 responden menyatakan ibu mereka, 33 responden menyatakan anak-anak, dan 162 responden menyatakan orang lain sebagai orang yang sering melakukan kegiatan berbelanja. Pertanyaan ketiga mengenai seberapa berpengaruh pendapat teman atau orang-orang sekitar dalam pengambilan keputusan akan barang yang ingin kita beli. 440 responden menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut, 393 responden menyatakan setuju akan pernyataan tersebut, 226 responden menyatakan sangat setuju, 189 responden menyatakan sangat tidak setuju, dan 26 responden menyatakan tidak tahu. Dari analasis tersebut bisa kita lihat bahwa pengambilan keputusan akan pembelian suatu barang lebih berpengaruh terhadap perbedaan keinginan tiap individu. Hal ini akan berakibat pada beragamnya pilihan suatu produk, dari berbagai perusahaan yang memproduksi pula. Pertanyaan ke empat mengenai pembelian barang atau jasa akan kesesuaian dengan budaya, kepercayaan, tradisi dan kebiasaan. 569 responden menyatakan sangat setuju atas pernyataan tersebut, 539 responden menyatakan setuju, 101 responden menyatakan tidak setuju, 41 responden menyatakan sangat tidak setuju, 25 responden menyatakan tidak tahu. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan pembelian
suatu barang atau jasa bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepercayaam, kesesuaian dengan budaya, tradisi, dan kebiasaan. Memang terkadang dalam pengambilan keputusan akan barang yang dibeli dipengaruhi faktor-faktor tersebut karena dalam suatu wilayah pasti terdiri dari beragam ras, agama, dan adat kebiasaan. Dalam buku Kotler dan Keller edisi ke tiga belas, halaman 84, ‘beberapa perusahaan makanan, pakaian, dan perabot telah mengarahkan produk dan promosi mereka pada satu atau lebih kelompok etnis. Tetapi pemasar harus lebih berhati-hati untuk tidak melakukan generalisasi secara berlebihan. Dalam setiap kelompok etnis, ada konsumen yang cukup berbeda dari konsumen lainnya. Macabenta menekankan bahwa lima kelompok utama Asia Amerika memiliki karakteristik pasar spesifik mereka sendiri, berbicara dalam bahasa yang berbeda, mengkonsumsi makanan yang berbeda, mempraktikan agama yang berbeda, dan mempresentasikan budaya nasional yang sangat berbeda.’
Simpulan
Dari hasil simpulan, penulis menyatakan banyak responden mereka yang lebih menyukai berbelanja di Supermarket dikarenakan berbagai hal, beberapa alasannya adalah harga lebih murah, barang yang disediakan beragam, dekorasi atau penampilan tiap season atau musim berbeda. Hal ini merupakan salah satu strategi dalam pemasaran. Pemilihan desain dekorasi yang kreatif akan memberikan feedback positif kepada konsumen. Kemudian pemilihan letak atau lokasi perbelanjaan yang membuat responden lebih memilih Supermarket dibanding tempat berbelanja lainnya. Tentunya lokasi yang tidak terlalu jauh atau sulit dijangkau oleh konsumen merupakan hal yang penting, luasnya lahan parkir yang cukup untuk menampung banyak konsumen, terutama pada saat hari-hari besar yang memungkinkan masyarakat datang lebih banyak dibanding hari-hari biasanya. Namun dari hasil analisis tersebut bisa saja berbeda dengan daerah lainnya, karena survey yang dilakukan oleh penulis hanya berfokus pada masyarakat daerah Turki. Perlu diingat perbedaan adat, budaya dan faktor lainnya mempengaruhi seluruh kegiatan ekonomi pada masyarakat. Kebanyakan dari responden adalah masyarakat
yang berumur 18-25 tahun atau masih muda yaitu 51,,3%, responden yang sudah menikah 58,6%, dan responden lelaki 69%.
Referensi
1. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. 2. Dr. DURMAZ Yakup, Dr. CELIK Mucahit , ORUC Reyhan, The Impact of Cultural Factors on the Consumer Buying Behaviors Examined through An Impirical Study https://goo.gl/z87q6p 3. Altaf Nufazil , Impact Of Social Media On Consumer’s Buying Decisions https://goo.gl/zT4w3s