Retno A.p Statistik

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Retno A.p Statistik as PDF for free.

More details

  • Words: 3,003
  • Pages: 19
Penerapan Peer Asessment dalam Pembelajaran TIK pada Materi Konsep Dasar Penggunaan Internet untuk Mengungkap Kecakapan Berkomunikasi siswa Kelas IX Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan Ilmu Komputer

Dosen: Munir, MT

Disusun Oleh: Retno Astrini Putri (0608872) Pendidikan Ilmu Komputer Kelas : A

Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I Pendahuluan I.1 Latar belakang penelitian Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan (Zubair,2006). Berdasarkan pengertian tersebut kecakapan berkomunikasi sangat penting untuk dimiliki oleh siswa dan dikembangkan dalam proses pembelajaran. Karena pada saatnya nanti siswa akan menjadi salah satu bagian dari masyarakat pada berbagai profesi yang disandangnya sehingga mereka harus mampu berinteraksi dan bersosialisasi. Komunikasi merupakan hal yang penting dimiliki terutama bagi orang-orang yang berprofesi sebagai guru, pengacara, politikus, presenter, diplomat dan masih banyak lagi. Oleh karena itu penting kiranya jika komunikasi ini dilatihkan kepada siswa karena komunikasi akan siswa gunakan di masa yang akan datang setiap saat dalam kehidupannya. (Teaching The Science Process Skills, 5). Ilmuwan sekalipun yang waktunya dihabiskan di laboratorium untuk mensistesis senyawa baru harus memiliki kemampuan mempublikasikan hasil temuannya, jika tidak produk penelitiannya akan diklaim oleh pihak lain. Dalam jurnal Teaching The Science Process Skills disebutkan bahwa dalam perkembangan awal siswa akan menggunakan keterampilan untuk mengobservasi dan berkomunikasi. Kemampuan tersebut akan terus berkembang seiring dengan pengalaman dan wawasan yang dimiliki. Di dalam kurikulum 2006 yang saat ini diterapkan , terdapat Ketrampilan Proses Sains (KPS) yang di dalamnya menyangkut kecakapan berkomunikasi yang sangat perlu dikembangkan. Hal ini tercantum dalam Standar Kompetensi, bahwa setelah kegiatan pembelajaran siswa mampu menjelaskan, mendeskripsikan bahkan mengkomunikasikan sesuatu (Depdiknas, 2006). Rustaman(2000:89) mengemukakan bahwa komunikasi merupakan bagian

dari keterampilan proses sains. Berdasarkan hal tersebut jelas mengindikasikan bahwa pembelajaran untuk meningkatkan kecakapan berkomunikasi perlu dikembangkan. Kenyataan di lapangan mengindikasikan lain, ternyata penilaian berbasis KPS terutama kecakapan berkomunikasi sangat jarang dilakukan. Penilaian umum digunakan hanya berpusat pada sejauh mana pencapaian/pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Dengan kata lain penilaian hanya ditekankan pada penilaian produk bukan proses. Menurut Lie (2000) bahwa pembelajaran saat ini harus berorientasi pada proses bukan hasil. Kendala yang dirasakan guru untuk menilai kecakapan berkomunikasi adalah keterbatasan guru untuk menilai sekian banyak siswa secara langsung. Selain itu kecenderungan siswa canggung untuk mengungkapkan ide dan pendapatnya dalam kelas ketika berhadapan dengan guru sehingga kecakapan berkomunikasi tersebut tidak terlihat. Di pihak lain siswa akan lebih nyaman ketika menyampaikan ide dan pendapatnya pada teman sejawatnya, karena mereka menggunakan bahasa yang setara dalam pembicaraannya. Sementara ketika komunikasi antar teman sejawat terjadi, sulit untuk dinilai oleh guru . Oleh karena itu perlu dikembangkan sebuah inovasi dalam penilaian agar kebutuhan akan penilaian kecakapan berkomunikasi tercapai, sehingga tujuan pembelajaran dalam kurikulum tercapai. Salah satu inovasi dalam penilaian yang saat ini berkembang adalah Peer Assessment. Peer Assessment adalah keterlibatan anggota kelompok untuk menilai anggota kelompok lain dalam satu kelompok yang sama sebaik mungkin (Bostock,2000). Menurut Crockett dan Peters dengan menggunakan Peer Assessment dapat meringankan tugas guru untuk menilai proses kelompok (Lie,2000). Karena proses kelompok tidak mungkin dilakukan oleh seorang guru sementara siswa yang dihadapi banyak. Guru tidak akan mampu mengawasi semua aktifitas siswa secara langsung dalam waktu yang bersamaan. Dengan peer assessment informasi proses kelompok akan diketahui sebaik mungkin (Bostock,2000). Hasil penilaian kelompok dapat dijadikan sebagai feedback perbaikan pembelajaran bagi guru dan memberikan feedback (Wenzel,2007) terhadap kemampuan siswa berdasarkan penilaian temannya. Penerapan peer assessment dalam penilaian dapat membantu siswa untuk berlatih mengevaluasi dan mengkritisi pekerjaan temannya, kemampuan mengevaluasi ini akan melatih siswa untuk menimbang kriteria yang benar dan salah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut penting untuk diteliti bagaimana penerapan peer assessment untuk meningkatkan kecakapan berkomunikasi pada pembelajaran materi konsep dasar penggunaan internet. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan Peer Assessment dan Self Assessment dalam pembelajaran TIK? a) Apakah kelebihan atau keuntungan Peer Assessment dalam pembelajaran TIK? b) Apakah kendala atau kekurangan Peer Assessment dalam pembelajaran TIK? 2. Bagaimana tanggapan guru terhadap penerapan peer assessment dalam pembelajaran

TIK? 3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penerapan peer assessment dalam pembelajaran

TIK? 4. Bagaimana profil kecakapan berkomunikasi siswa dalam pembelajaran TIK yang

terungkap dengan menggunakan peer assessment? I.3 Batasan Masalah Untuk mengatasi meluasnya permasalahan, maka dibuat batasan masalah untuk penelitian ini, yaitu: 1. Aspek keterampilan komuikasi yang diungkap adalah keterampilan menyampaikan

informasi / pendapat dan keterampilan bertanya siswa pada konsep dasar penggunaan internet. 2. Materi yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian adalah konsep dasar penggunaan

internet.

I.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan peer assessment dalam

pembelajaran TIK. 2. Untuk mengetahui tanggapan guru terhadap penerapan peer assessment dalam

pembelajaran TIK. 3. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan peer assessment dalam

pembelajaran TIK. 4. Untuk mengetahui kecakapan berkomunikasi siswa dalam pembelajaran TIK dengan

menggunakan peer assessment. I.5 Manfaat Penelitian Bagi siswa a. Membantu mengungkap kecakapan berkomunikasi siswa. b. Melatih siswa agar terbiasa berkomunikasi dengan siswa lain.

Bagi guru a. Mendapatkan gambaran tentang penggunaan Peer Asessment untuk mengungkap

kecakapan berkomunikasi siswa. b. Mendapatkan gambaran/informasi mengenai kemampuan siswa kelas IX terhadap konsep

dasar penggunaan internet. Bagi peneliti lain

a. Mengetahui gambaran umum mengenai peer assessment untuk mengungkap keterampilan

komunikasi siswa kelas IX terhadap konsep dasar penggunaan internet. b. Mengetahui apa saja kelebihan menggunakan peer assessment dalam pembelajaran TIK. c. Mengetahui kendala yang muncul dalam penggunaan peer assessment dalam

pembelajaran TIK. BAB II ISI II.1 Tinjauan Pustaka a. Peer Assessment Mowl (1996) mengatakan bahwa Peer Assessment merupakan inovasi dalam bidang penilaian. Peer Assessment adalah keterlibatan siswa yang merupakan anggota kelompok lain dalam satu kelompok yang sama sebaik mungkin (Bostock, 2000). Dalam proses ini siswa memiliki kesempatan untuk menilai temanya sesuai prosedur yang ditentukan. Peer Assessment adalah salah satu pendekatan untuk mendapatkan informasi yang mungkin membantu menentukan niali individual dalam proses kelompok (Bostock 2000). Kegiatan proses kelompok yang tidak mungkin untuk dinilai oleh guru dapat dibantu dengan penilaian kelompok, karena teman kelompoknya yang mengetahui persis proses yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode ini sangat efektif untuk memberikan pengalaman pada siswa dalam menilai dan mengkritisi performa temannya. Siswa juga diberi pengalaman menentukan kriteria penilaian yang tepat untuk digunakan. Dengan Peer Assessment ini sangat efektif untuk melihat kontribusi setiap anggota kelompok (Wenzel, 2007). Hasil penilaian ini dapat digunakan untuk penilaian formatif maupun penilaian sumatif Weaver dan Cotrell (Bostock, 2000). Menurut Kane dan Crowford Peer Assessment yang digunakan untuk tujuan sumatif dapat berupa essay, ketrampilan klinis, kemampuan berbicara dan presentasi lisan dan aktifitas kelompok kecil (Bostock, 2000). Keuntungan penggunaan Peer Assessment: (1) Membantu siswa menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab dan merasa lebih dilibatkan

(2) Mendorong siswa untuk lebih kritis dalam menganalisa pekerjaan dan melihatnya lebih dari sekedar nilai (3) Membentuk mengklarifikasi kriteria assessment (4) Memberikan rentang yang lebih luas untuk feed back pada siswa (5) Mendekatkan pada situasi karir dimana penilaian dilakukan oleh kelompok (6) Mengurangi beban guru dalam menilai (7) Mendorong deep learning dari pada surface learning (8) Mengurangi ketergantungan siswa pada guru (9) Menjadikan assessment sebagai bagian dari proses pembelajaran, sehingga kesalahan adalah suatau kesempatan bukan kegagalan (10)Mempraktekkan transferable skill yang diperlukan untuk long life learning, yaitu kemampuan evaluasi (11)Menggunakan metode evaluasi eksternal sebagai mode untuk assessment internal (meta kognisi) Selain itu, terdapat beberapa keuntungan potensial dari Peer Assessment menurut Race et.al (Bostock, 2004) diantaranya: a. Meningkatkan motivasi siswa, karena mahasiswa merasa memiliki proses penilaian. b. Mendidik siswa menjadi pembelajar yang mandiri, karena Peer Assessment mendorong

mereka untuk lebih peduli terhadap kebutuhan belajarnya masing-masing. c. Peer Assessment dapat melatihkan ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan untuk

lifelong learning terutama ketrampilan mengevaluasi. d. Dengan Peer Assessment didapatkan suatu model untuk menilai kualitas diri sendiri

secara internal, melalui evaluasi eksternal. e. Mendorong siswa agar belajar lebih mendalam tidak sekedar belajar permukaannya saja.

Brown (Bostock, 2004) mengemukakan bahwa Self Assessment dan Peer Assessment mendorong lifelong learning dengan membantu siswa untuk menilai diri sendiri dan temannya secara realistis, dan tidak hanya menjadikan siswa harus selalu berada pada jalur penilaian yang dilakukan oleh guru.

Kerugian Peer Assessment (Race, 1993): a. Siswa kurang mampu menilai rekannya dan merasa tidak percaya diri dalam menilai

b. Hubungan persahabatan , perasaan suka dll. Mungkin akan mempengaruhi penilaian. c. Siswa mungkin tidak suka dinilai oleh rekannya karena memungkinkan ada diskriminasi

dan kesalahpahaman serta d. Kemungkinan siswa akan memberi keterangan yang salah terhadap rekannya. Kerugian penggunaan Peer Assessment : a. Siswa kurang mampu untuk menilai orang lain b. Siswa tidak serius dalam menilai (subjektifitas).

(Bostock,2000) Kekurangan Peer Assessment tersebut dapat diatasi dengan menggunakan criteria yang jelas, pembelajaran yang objektif, anonimitas ganda dari penilai dan yang dinilai dan dengan menggunakan multiple assessor untuk setiap bagian kerja (Bostock, 2004). Penerapan Peer Assessment tidak mudah karena penilaian hanya dilakukan oleh guru. Oleh karena itu untuk menerapkan Peer Assessment terlebih dahulu siswa harus dilatih beberapa kali agar mereka paham apa yang harus didiskusikan dengan siswa sesuai dengan bahaa yang mereka pahami agar dapat menilai dengan jelas (Geoff Isaacs, 2008) b. Kecakapan berkomunikasi

Istilah komunikasi dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut (agustina Zubair, 2006). Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan (Zubair, 2006). Definisi lain mengenai komunikasi dalam Agustina Zubair (2006), Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak) menurut Hovland, Janis & Kelley. Menurut Berelson dan Stainer, komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Weaver mengartikan komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran orang dapat mempengaruhi pikiran orang lain. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa komunikasi adalah sebuah kecakapan yang merupakan hasil pengolahan pemikiran mengenai suatu permasalahan. Pemikiran tersebut disampaikan kepada orang lain baik secara lisan ataupun tulisan berupa grafik, gambar atau table. Penyajiannya dikemas dalam bentuk yang bersifat komunikatif sehingga penyimak terpengaruh oleh komunikasi tersebut. c. Hambatan- Hambatan Komunikasi

Dalam praktek berkomunikasi biasanya seseorang akan menemui berbeagai macam hambatan yang jika tidak dapat ditanggapi dan disikapi secara tepat akan membuat proses komunikasi yang terjadi menjadi sia-sia karena pesan tidak tersampaikan atau yang sering terjadi adalah terjadinya penyimpangan. Adapun hal-hal yang sering terjadi adalah karena ketidakmampuan seorang penyampai pesan dalam:

a. Berkomunikasi sesuai tingkatan bahasa para pendengarnya. Seorang pedagang makanan yang hanya lulusan SMP tentunya akan kesulitan mengerti pembicaraan seorang sarjana teknik yang berbicara menggunakan istilah-istilah tekniknya. b. Mengerti keinginan arah pembicaraan dari para pendengarnya. Sekelompok remaja SMA tentunya wajar jika tidak tertarik pada pembicaraan mengenai permasalahan bagaimana merawat dan mendidik balita yang disampaikan seorang ibu rumah tangga. c. Mengerti kelas sosial para pendengarnya. Sekelompok petani di desa tentunya tidak akan mengerti dan tidak tertarik pada pembicaraan seorang pialang mengenai perdagangan saham. d. Memahami latar belakang serta nilai-nilai yang dipegang teguh para pendengarnya. Seorang ahli presentasi harus mampu memberikan argumen yang masuk akal agar para penimak memahami apa yang disampaikan. d. Pengertian internet

Internet merupakan singkatan dari Interconnected Network. Jika diterjemahkan secara langsung berarti jaringan yang saling terhubung. Internet adalah kumpulan computer yang terhubung satu dengan yang lain dalam sebuah jaringan. Disebut jaringan yang saling terhubung karena internet menghubungkan komputer dan jaringan-jaringan computer yang ada di seluruh dunia menjadi sebuah jaringan komputer yang sangat besar. Ada dua peranan internet yang sangat penting , yakni: (1) sebagai sumber data dan informasi , dan (2) sarana pertukaran data dan informasi. Sebagai sumber informasi, internet menyimpan berbagai jenis informasi dalam jumlah yang tidak terbatas. Kita dapat mengakses informasi apa pun di internet. Bahkan, jika ingin, kita juga dapat menempatkan informasi yang kita miliki di internet agar dapat diakses oleh orang lain. Internet dapat digunakan sebagai sarana pertukaran informasi dari satu komputer ke komputer lain, tanpa dibatasi oleh jarak fisik kedua komputer tersebut. Dua komputer yang sama-sama terhubung ke internet dapat berkomunikasi satu sama lain, atau mempertukarkan data dan informasi. Akses dan pertukaran informasi tersebut dilakukan dalam waktu yang sangat cepat. e. Berbagai aplikasi internet

Saat ini aplikasi internet yang tersedia sudah banyak dan akan terus bertambah, seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Aplikasi-aplikasi internet kemudian digunakan dalam berbagai bidang, seperti akademik, militer, medis, media massa, periklanan, dan berbagai sector industri. Dari sekian banyak aplikasi internet yang ada saat ini yang paling banyak dikenal dan digunakan antara lain World Wide Web (WWW), E-mail, Mailing List (Milist), Newsgroup, Internet Relay Chat, File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Gopher dan Ping.

World Wide Web Merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan dan merupakan aplikasi yang paling penting. Aplikasi WWW dimanfaatkan untuk berbagai hal. WWW adalah dokumen-dokumen internet yang disimpan di server-server yang terdapat di seluruh dunia. Electronic Mail Adalah aplikasi internet untuk sarana komunikasi surat-menyurat dalam bentuk elektronik. Mailing List Mailing List adalah aplikasi internet yang digunakan sebagai sarana diskusi atau bertukar informasi dalam satu kelompok melalui email. Newsgroup Newsgroup adalah aplikasi internet yang digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dalam sebuah forum. Biasanya anggota forum newsgroup mempunyai kepentingan dan ketertarikan yang sama serta membahas topik-topik tertentu. Internet Relay Chat IRC adalah aplikasi internet yang digunakan untuk bercakap-cakap di internet yang dikenal dengan istilah chatting. Chatting dilakukan dengan cara mengetik apa yang ingin kita katakana kepada teman chatting kita, kemudian mengirimkannya dalam bentuk teks.

File Tranfer Protocol FTP adalah aplikasi internet yang digunakan untuk mengirimkan atau mengambil file ke/ dari komputer lain. FTP memungkinkan transfer data lebih cepat.

Telnet Telnet adalah aplikasi internet yang digunakan untuk mengakses komputer yang letaknya jauh. Telnet dapat digunakan apabila kita mempunyai alamat IP (IP address) dari komputer yang akan diakses dan kita juga harus mempunyai hak akses ke komputer tersebut. Gopher Gopher adalah aplikasi yang digunakan untuk mencari informasi yang ada di internet. Untuk mendapatkan informasi melalui Gopher, kita harus menghubungkan diri dengan Gopher Server yang ada di internet. Ping Ping adalah singkatan dari Packet Internet Gopher. Ping digunakan untuk mengetahui apakah komputer yang kita gunakan terhubung dengan komputer lain di internet.

BAB III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif karena bertujuan untuk mengungkapkan suatu penomenan dalam pembelajaran dengan ukuran-ukuran statistik, seperti frekuensi,persentase, rat-rata (Firman,2006). B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX di salah satu SMP di Kota Bandung sebanyak satu kelas. C. Alur Penelitian Pada penelitian ini terdapat hal-hal yang akan dilakukan seperti yang tertera pada gambar 1: a. Tahap pertama penelitian adalah menganalisis materi dan studi kepustakaan mengenai keterampilan komunikasi. b. Tahap kedua merumuskan masalah dan menyusun instrument yang dibutuhkan dalam penelitian seperti tes tulis, lembar observasi, angket dan format wawancara. c. Tahap ketiga, setelah judgment instrument oleh ahli dilakukan, lalu pelaksanaan penelitian.

d. Tahap keempat, setelah hasil penelitian didapatkan kemudian dianalisis dan dibuat kesimpulan.

Rumusan masalah Pembuatan kisi-kisi criteria instrumen

Subjek penelitian

Penyusunan pembelajaran

Pengenalan Peer Assessment dan pembelajaran Penyusunan instrumen penelitian

Pengembangan kriteria Peer Assessment dengan subjek penelitian

Judgment assessment

oleh ahli

Revis i

Pelatihan dan pemberian pengalaman Peer Assessment dalam pembelajaran

Analisis Hasil

Pelaksanaan penelitian penggunaan peer assessment dalam pembelajaran Data Analisis Data Kesimpul an

Gambar 1. Bagan alur rencana penelitian

D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah: a. Catatan penelitian dan rekaman video untuk menggambarkan pelaksanaan penelitian. b. Format observasi Format observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama pelaksanaan penelitian c. Tes tertulis Tes tertulis digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep dasar penggunaan internet. d. Angket Angket digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan informasi serta untuk mengetahui keuntungan dan kendala penggunaan peta konsep. e. Pedoman wawancara yang digunakan untuk memperkuat hasil dari instrumen yang

lainnya. E. Teknik Pengambilan Data a. Untuk mendapatkan data mengenai kemampuan awal siswa dilakukan pra-test b. Untuk mendapatkan data mengenai keterampilan komunikasi siswa digunakan angket, tes tulis dan wawancara

c. Untuk mendapatkan data mengenai kelebihan dan kendala pada penggunaan peta

konsep dalam pembelajaran, peneliti menyebarkan angket untuk diisi oleh siswa yang menjadi subjek penelitian dan guru yang bersangkutan dengan subjek penelitian setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. d. Untuk mendapatkan data mengenai keterlaksanaan peer assessment digunakan

rekaman video dan observasi.

F. Teknik Pengolahan Data a. Format observasi Langkah-langkah menganalisis hasil observasi adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis jawaban hasil wawancara siswa dan guru 2. Menggabungkan data hasil wawancara dengan hasil temuan instrumen yang lain

b. Tes tertulis Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dilakukan tes, hasil tes kemudian dihitung dengan perhitungan sederhana sebagai berikut:

c. Angket

Langkah-langkah menganalisis hasil observasi adalah sebagai berikut: 1. Hasil angket diinterpretasi untuk mengungkap keterampilan komunikasi siswa

dalam menyampaikan informasi serta kendala yang dirasakan oleh subjek penelitian pada pelaksanaan peer assessment. 2. Selanjutnya jawaban angket siswa dihitung untuk masing-masing kriteria dengan

perhitungan sebagai berikut:

Jumlah jawaban siswa

x 100%

Jumlah seluruh siswa

Dilakukan interpretasi jawaban angket dengan cara membuat kategori untuk setiap kriteria berdasarkan table aturan Koentjaraningrat (Suhartini, 2007) sebagai berikut:

Tabel 1.1 Kategorisasi hasil angket

Persentase

Kategori

0%

Tidak ada

1% - 25%

Sebagian kecil

26% - 49%

Hampir separuhnya

50%

Separuhnya

51% - 75%

Sebagian besar

76% - 99%

Hampir seluruhnya

100%

Seluruhnya

3.

Melakukan interpretasi kemampuan masing-masing siswa dalam berkomunikasi dengan cara menginterpretasikan hasil

peer assessment

dan diperkuat oleh

jawaban dari hasil tes tertulis dan wawancara terhadap siswa. d. Wawancara

Langkah-langkah analisis data wawancara sebagai berikut: 1. Membuat transkip hasil wawancara dari bahasa lain ke dalam bahasa tulisan. 2. Menganalisis jawaban hasil wawancara siswa dan guru. 3. Menggabungkan data hasil wawancara dengan hasil temuan instrumen yang lain.

Daftar Pustaka Agustina Zubair.(2006). Definisi komunikasi.Tersedia [online] http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi/

GeoffIsaacs. (Tanpa tahun). Peer and self assessment. Tersedia [online] http://www.tedi.uq.edu.au/conferences/A_conf/papers/Isaacs.html Jakarta Post. (2007). Considering alternative language assessment http://www.thejakartapost.com/news/2007/10/31/considering-alternative-languageassessment.html Pandia, Henry . (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP Kelas IX. Erlangga: Jakarta Zulrahman. (2007). Self dan Peer Assessment sebagai penialian formatif dan sumatif. Tersedia [online] http://zulharman79.wordpress.com/2007/05/29/self-dan-peer-assessment-sebagaipenilaian-formatif-dan-sumatif/

Related Documents

Retno A.p Statistik
May 2020 6
Retno Inggris.docx
August 2019 30
Statistik
May 2020 45
Statistik
October 2019 58
Statistik
April 2020 48
Statistik
May 2020 43