BAB II TINJAUAN TEORI KEHAMILAN MULTIGRAVIDA A. DEFINISI Multigravida adalah wanita yang pernah melahirkan bayi lebih dari 4 kali atau lebih, hidup atau mati (Rustam, 2008). Multigravida adalah seorang wanita hamil yang pernah melahirkan lebih dari 4 bayi aterm atau bayi sudah dapat hidup di luar kandungan. (Sumber: Perawatan Ibudan Anak di Rumah Sakit dan Pusat Kesehatan Masyarakat, 225 tahun 1996/1997). Multigravida adalah kondisi dimana seorang ibu pernah melahirkan lebih dari 4 kali. B. KOMPLIKASI Kehamilan pada multigravida mengandung lebih banyak resiko daripada kehamilan pada anak pertama maupun anak kedua, baik untuk ibu maupun bayi. Karena seringnya melahirkan maka pada multigravida akan menimbulkan: 1. Kelainan letak karena dinding uterus atau perut yang telah longgar 2. Kesehatan terganggu karena gangguan anemia atau kurang gizi 3. Kekendoran dinding Rahim 4. Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung atau hipertensi 5. Kelainan endokrin, misalnya diabetes mellitus, hiperthiroid 6. Plasenta previa, karena dinding uterus di daerah fundus dan korpus telah pernah dilekati plasenta, sehingga sekarang plasenta melekat di bawah.
7. Solusio plasenta 8. Rupture uteri 9. Kelemahan his 10. Perut menggantung 11. Persalinan yang lama 12. Perdarahan pasca persalinan. Pada masa nifas atau kala IV mungkin terjadi: a. Atonia uteri b. Retensio plasenta karena plasenta akreta c. Subinvolusi uteri Multigravida termasuk golongan resiko tinggi, karena banyaknya kemungkinan timbulnya kesulitan-kesulitan ini, seorang multigravida seharusnya bersalin di rumah sakit dan mendapat perawatan antenatal yang ketat. Adalah satu kenyataan bahwa sering pada multigravida terdapat kecenderungan untuk mengabaikan perawatan antenatal dan perawatan persalinan. Hal ini disebabkan karena mereka tidak begitu memikirkan timbulnya penyakit persalinannya. Mereka merasa aman karena kehamilankehamilan dan persalinan-persalinan yang lalu dialaminya dengan selamat.
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PASA KELUARGA RESIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DENGAN GRANDE MULTIGRAVIDA GVIPIAIV DI UPT PUSKESMAS BAE KUDUS A. PENGKAJIAN DATA KELUARGA Hari
: Rabu
Tanggal : 10 Desember 2014 Jam
: 16.30 WIB
Dilaksanakan secara Auto Anamnesa 1.
Struktur dan Sifat Keluarga a. Identitas Nama KK
: Tn. I
Umur
: 39 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Karang Bener 5/8, Bae.
b. Susunan Anggota Keluarga Nama
Umur
Agama
JK
Pendidikan
Pekerjaan
Ket
Tn. I.
39 thn
Islam
L
SD
Buruh
KK
Ny. S.
37 thn
Islam
P
SD
IRT
Istri
An. D
8 thn
Islam
P
Belum
Belum
Anak
sekolah
bekerja
Sumber : Data Primer c. Genogram Suami
Istri
Sasaran
Anak
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Garis pernikahan = Garis keturunan d. Status Sosial Keluarga a) Kebutuhan keluarga: kebutuhan sehari-hari telah tercukupi b) Penghasilan keluarga per bulan: pendapatan rata-rata suami perbulan Rp. 1.350.000,00
e. Aktifitas Rekreasi Keluarga Keluarga sering menghabiskan waktu luang bersama dengan menonton TV, bercengkerama dan menghabiskan waktu libur bersama setiap hari libur. 2.
Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini a. Memenuhi kebutuham keluarga b. Pembagian waktu luang untuk individu, pasangan, dan anak. c. Merawat dan mendidik anak d. Mempersiapkan diri untuk kelahiran anak yang kedua, pada kehamilan yang keenam. 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tahap interaksi sasaran dengan orang lain mengenai pola pikir dalam suatu hal/pola pikir awam. 3) Karakteristik tetangga dan komunitas RW Tetangga setempat mempunyai solidaritas yang tinggi dan saling membantu antara satu dengan yang lain. 4) Mobilitas geografi keluarga sudah menetap, keluarga sudah menempati rumah sendiri. 5) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga sering mengikuti perkumpulan desa seperti majelis keagamaan, dan keluarga sering berinteraksi sosial dengan masyarakat sekitar. 6) System pendukung keluarga a. Jumlah anggota keluarga yang sehat -
Tn I
-
Ny S
-
An D
b. Fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan Sepeda motor 3.
Struktur Keluarga 1) Komunikasi a.
Komunikasi antar keluarga cukup terbuka
b. Dalam keluarga ini yang dominan mengambil keputusan adalah suami c. Dalam keluarga bebas mengatakan pendapat 2) Struktur Kekuatan Keluarga a.
Antar anggota keluarga saling mendukung kegiatan yang dilakukan pasangannya dan saling menghargai dalam berperilaku positif
b. Setiap anggota keluarga berhak mengeluarkan pendapat 3) Struktur Peran a) Ayah
i. Kepala keluarga ii. Pencari nafkah bagi keluarga iii. Sebagai tempat pengambilan keputusan utama dari seluruh permasalahan b) Ibu i. Bertanggung jawab atas rumah tangga ii. Mengatur keuangan dalam rumah tangga 4) Nilai dan Norma Keluarga a. Kekerabatan baik b. Dalam anggota keluarga tidak ada nilai dan norma yang berkaitan langsung dengan kesehatan apabila ada keluarga yang sakit, maka segera diperiksakan ke tenaga kesehatan 4.
Fungsi Keluarga 1) Fungsi Efektif a. Setiap anggota keluarga merasa membutuhkan dan saling peduli terlebih dari prioritas apapun. b. Semua anggota keluarga mendukung terhadap keinginan maupun pencapaian anggota lain dalam konteks norma dan nilai. c. Sikap anggota keluarga saling menghargai pendapat dan keinginan anggota keluarga lain. 2) Fungsi Sosial a. Hubungan keluarga dengan masyarakat baik
b. Ibu mengikuti kegiatan yang ada di sekitarnya, misalnya pengajian, PKK. 3) Fungsi perawatan keluarga a. Kemampuan keluarga mengenai masalah masih kurang, ibu belum begitu mengerti tentang faktor resiko ibu hamil b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat,
dengan
pendidikan
yang
rendah,
keluarga
menyerahkan masalah kesehatan pada tenaga kesehatan c. Semua anggota keluarga berperan aktif merawat anggota keluarga yang sakit serta melaksanakan nasihat sesuai anjuran tenaga kesehatan. d. Kemampuan memelihara lingkungan -
Keluarga sudah mengetahui cara memelihara hidup yang sehat, ditandai dengan adanya pencahayaan dan ventilasi rumah.
-
Untuk menjaga kebersihan rumah/lingkungan keluarga secara bergantian menyapu rumah dan pembuangan sampah dengan dibakar.
4) Fungsi Reproduksi a. Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan konsultasi pada petugas kesehatan b. Kehamilan ini merupakan kehamilan keenam, anak kedua. 5) Fungsi Ekonomi
a. Keluarga mulai meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari b. Keluarga mulai menabung untuk kelahiran anaknya nanti dan untuk masa depan anaknya kelak. 6) Fungsi Psikologi Keluarga a. Keluarga meningkatkan dan mensuport terhadap istri untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi bagi ibu hamil dan untuk janinnya. b. Kemampuan keluarga dalam merespon adanya stressor tersebut adalah berusaha menyelesaikan sendiri dan meminta pendapat terhadap keluarga 5.
Status Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Keluarga Anggota keluarga
Waktu
Riwayat kesehatan Tn N mengatakan tidak mempunyai
Tn I
Sebelum
riwayat penyakit seperti hipertensi, jantung,asma.
Ny S
Sebelum
Ny. S mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit apapun Ny S mengatakan anaknya tidak pernah
An D
Sebelum
menderita penyakit seperti thipus, demam berdarah sebelumnya
6.
Kebiasaan Hidup a. Kebiasaan tidur 1) Ayah : 7 jam/hari
2) Ibu
: 7 jam/hari
3) Anak : 8 jam/hari b. Kebiasaan makan 1) Ayah
: 3x sehari, porsi satu piring habis
Jenis
: Nasi, lauk (tempe, tahu, ikan), sayur, kadang buah.
Minum
: 7-8 gelas/hari (air putih, teh)
2) Ibu
: 3x sehari, porsi satu piring habis
Jenis
: Nasi, lauk (tahu, tempe, ikan) sayur, kadang buah
Minum
: 7-8 gelas perhari (air putih, susu, teh)
3) Anak
: 3x sehari, satu piring habis
Jenis
: Nasi, lauk (tahu, tempe, ikan), sayur, kadang buah
Minum
: 6-7 gelas perhari (air putih, susu, teh)
c. Pola Eliminasi 1) Ayah
: BAB 1x sehari, konsistensi lembek BAK 5-6x sehari warna kuning, bau khas
2) Ibu
: BAB 1x sehari, konsistensi lembek BAK 6-7x sehari warna kuning, bau khas
3) Anak
: BAB 1x sehari, konsistensi lembek BAK 5-6x sehari warna kuning, bau khas
B. FAKTOR SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI DAN SPIRITUAL 1. Faktor Sosial a. Hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar baik.
b. Ibu sedang mengikuti kegiatan yang ada disekitarnya, misalnya: pengkajian, PKK dan lain-lain. 2. Faktor Budaya dan Disiplin a. Ibu dan ayah melaksanakan ibadah sholat 5 waktu b. Keluarga masih mempercayai adat istiadat dan kebiasaan di desanya. 3. Faktor Ekonomi a. Pencari nafkah dalam keluarga adalah ayah. b. Ayah bekerja sebagai buruh. C. FAKTOR LINGKUNGAN 1. Perumahan a. Jenis rumah
: Permanen
b. Lantai
: Keramik
c. Ventilasi
: Cukup
d. Penerangan siang hari
: Cukup terang
e. Keadaan rumah
: 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, dapur, kamar mandi.
f. Status
: Milik sendiri.
2. Sumber Air Sumber air
: Sumur gali
Keadaan air
: Bersih
Bau air
: Tidak berbau
Rasa air
: Tidak terasa
3. Penanganan Sampah
Cara menghilangkan
: Dibakar
4. Kamar Mandi/WC a. Kebiasaan mandi
: dikamar mandi
b. Kebiasaan BAB
: Di WC
c. Status
: Milik sendiri
5. Fasilitas Kesehatan -
Jarak rumah dengan puskesmas ± 10 km
-
Di desa sudah ada bidan desa.
6. Fasilitas Transportasi Transportasi ke tempat pelayanan kesehatan dapat dijangkau dengan mudah yaitu dengan menggunakan sepeda motor
D. PENGKAJIAN DATA SASARAN 1. Data Subyektif a. Biodata Nama
: Ny. S
Umur
: 37 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Alamat
: Karang Bener, Bae
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan pada kehamilannya saat ini.
c. Riwayar Perkawin Ibu menikah pada usia 28 tahun, menikah dengan suami sekarang sudah berlangsung selama 9 tahun. d. Riwayat Kesehatan 1) Dulu ibu tidak pernah menderita penyakit menular dan keturunan seperti Diabetes Melitus, TBC, dan Asma. 2) Sekarang ibu tidak sedang menderita penyakit menular dan keturunan seperti Diabetes Melitus, TBC dan Asma. 3) Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular. e. Riwayat Kebidanan Menarche
: 14 tahun
Lama
: 7 hari
Siklus
: teratur
Jumlah
: 2x ganti pembalut
Warna
: merah segar
Keluhan
: tidak ada
HPHT
: 24-6-2014
f. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu Hamil
Berat Badan
Umur
Ke
Lahir
Anak
I
3500 gram
8 tahun
Cara Lahir
Keterangan
Spontan
Sehat
II
-
-
-
III
-
-
-
IV
-
-
-
V
-
-
-
VI
Abortus, riwayat molla Abortus, umur kehamilan 11 minggu Abortus, umur kehamilan 13minggu Abortus, umur kehamilan 16 minggu Hamil ini
g. Riwayat KB Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun karena ingin punya anak. 2. Data Obyektif a. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum : Baik Kesadaran
: Composmentis
TD
: 120/80 mmHg
Nadi
: 88 x / menit
Suhu
: 36,80C
BB
: 62 kg
TB
: 157 cm
LILA
: 22 cm
b. Pemeriksaan Fisik Kepala
: Mesocephal
Rambut
: Hitam, bersih, tidak rontok
Mata
: Conjunctiva tidak anemis
Telinga
: bersih, tidak ada serumen
Mulut
: bersih, tidak ada stomatitis
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada
: bentuk simetris, tidak ada benjolan pada payudara
Abdomen
: tidak ada pembesaran pada hati dan lien
Ekstremitas
: tidak ada varises danoedema pada kaki dan tangan
c. Status Obstetri a) Inspeksi Muka
: Tidak ada cloasma gravidarum
Mammae : Membesar, papilla menonjol, areola menghitam Perut
: Membesar sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas
operasi, tidak ada linea nigra, terdapat linea alba, dan striae gravidarum b) Palpasi Leopold I : Fundus teraba bokong, TFU setinggi pusat Leopold II: Teraba punggung dikanan, PUKA Leopold III: Teraba kepala Leopold IV: Kepala belum masuk PAP c) Auskultasi: DJJ terdengar, frekuensi 11-12-11. 3. Analisis Data
Dari data-data yang telah disajikan di depan, masalah yang dialami oleh Tn I dan Ny S disebabkan oleh faktor ketidaktahuan. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan terhadap kebutuhan gizi bagi ibu hamil. Disamping ketidaktahuan mengenai masalah keluarga juga tidak sanggup mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Hal ini disebabkan karena keluarga tidak mengetahui sifat berat dan ringan masalah, kurang pengertian dan pengetahuan dalam penyakit yang diderita. 4. Perumusan Masalah Data
Masalah
Dalam keluarga Tn I terdapat ibu Ketidaktahuan hamil
grandemultipara
keluarga
tentang
keluarga
dalam
dengan reproduksi sehat
riwayat molla dan abortus Kecemasan
keluarga
terhadap Ketidaktahuan
kondisi istri yang hamil dengan mengenal
masalah
kesehatan
riwayat molla dan abortus
karena
kurangnya
keluarga
pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan Ibu mengatakan tidak mengetahui Ketidaktahuan
keluarga
tentang
tentang tanda bahaya kehamilan tanda bahaya kehamilan dan faktor dan faktor resiko ibu hamil Sumber : Data Primer 5. Prioritas Masalah
resiko ibu hamil
a. Ketidaktahuan keluarga tentang reproduksi sehat Kriteria
Perhitungan Skor
Sifat masalah
Pembenaran Ancaman kesehatan keluarga yang
3
/3 x 1
1
tidak
tahu
tentang
reproduksi
sehat
menyebabkan
kurangnya
perhatian keluarga terhadap kesehatan ibu dan bayi Kemungkinan masalah
dapat
diubah
Kemungkinan masalah dapat ½x2
1
diubah hanya sebagian karena sikap dan pandangan hidup yang sulit diubah
Potensi masalah untuk
dapat
Ketidaktahuan keluarga dapat 2
diubah
/3 x 1
2/3
diatasi
dengan
penjelasan
pemberian
yang
mudah
diterima oleh keluarga. Menonjolnya masalah
Untuk merubah sikap dan 2
/2 x 1
1
pandangan hidup mengenai kesehatan terutama kesehatan ibu pada keluarga
3 2 /3
Total Skor
b. Ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga karena kurangnya pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan. Kriteria
Perhitungan Skor
Sifat masalah
Pembenaran Ancaman kesehatan keluarga
3
/3 x 1
1
yang
tidak
tahu
tentang
masalah
kesehatan
menyebabkan
kurangnya
perhatian keluarga terhadap kesehatan ibu. Kemungkinan masalah
Kemungkinan masalah dapat
dapat
½x2
diubah
1
diubah
hanya
sebagian
karena sikap dan pandangan hidup yang sulit diubah
Potensi masalah untuk
Ketidaktahuan keluarga dapat
dapat
2
diubah
/3 x 1
2
/3
diatasi
dengan
penjelasan
pemberian
yang
mudah
diterima oleh keluarga Menonjolnya
Untuk merubah sikap dan
masalah
2
/2 x 1
1
pandangan hidup mengenai kesehatan terutama kesehatan ibu dalam keluarga
3 2 /3
Total skor c.
Ketidaktahuan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan dan faktor resiko ibu hamil
Kriteria
Perhitungan Skor
Sifat masalah
Pembenaran Situasi kritis keluarga harus segera
1
/3 x 1
1
/3
membenahi
pandangan mengenai tanda bahaya kehamilan dan faktor resiko ibu hamil
Kemungkinan masalah
dapat
Kemungkinan masalah dapat 2
diubah
/2 x 2
2
diubah dengan mudah karena dapat
meringankan
beban
keluarga Potensi masalah untuk
dapat
2
/3 x 1
2
/3
Beban memenuhi
keluarga
untuk
kebutuhan
diubah
keluarga tentang makanan dengan
gizi
seimbang
berkurang Menonjolnya masalah
Keluarga menyadari adanya ½x1
½
masalah tapi tidak
harus
segera diatasi. Total Skor
3½
Berdasarkan pembobotan masalah diatas maka urutan prioritas masalah kesehatandan ketenagakesehatanan pada keluarga Tn. Dapat disusun sebagai berikut: a. Prioritas I
: ketidaktahuan keluarga tentang reproduksi sehat
b. Prioritas II : ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan keluarga karena kurangnya pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan faktor resiko ibu hamil c. Prioritas III : ketidaktahuan keluarga tentang pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam mengenali tanda bahaya ibu hamil 6. Intervensi Prioritas Masalah a. Prioritas I Beri penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenai reproduksi sehat b. Prioritas II
1) Beri penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenai tanda bahaya kehamilan 2) Beri dukungan dan motivasi kepada ibu untuk selalu menjaga kehamilannya dan periksa hamil secara rutin c. Prioritas III 1) Beri penjelasan dan contoh tentang tanda bahaya kehamilan dan faktor resiko ibu hamil 2) Luruskan persepsi yang salah tentang kehamilan. 7. Implementasi Prioritas Masalah a. Prioritas I Memberi penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenai system reproduksi sehat b. Prioritas II 1) Memberi penjelasan yang tepat dan mudah diterima mengenai tanda bahaya kehamilan 2) Memberi dukungan dan motivasi serta alternative pemecahan masalah kepada keluarga dalam menghadapi masalahyang disebabkan suatu penyakit. c. Prioritas III 1) Memberikan penjelasan dan contoh tentang tanda bahaya kehamilan dan faktor resiko ibu hamil 2) Meluruskan persepsi yang salah tentang kehamilan. 8. Evaluasi
Setelah diberikan penjelasan-penjelasan pada setiap prioritas baik prioritas I, prioritas II, prioritas III, sikap keluarga: a. Bisa menerima penjelasan yang diberikan b. Mengerti dan mendukung setiap penjelasan c. Menyadari kesalahan selama ini d. Berusaha melaksanakan setiap anjuran yang diberikan
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam praktek klinik kebidanan III ini, dilakukan upaya wajib puskesmas yaitu: upaya kesehatan ibu dan anak. Termasuk didalamnya yaitu asuhan kebidanan pada keluarga resiko tinggi dengan ibu hamil grande multigravida dan usia resti. Pada Ny. S yang merupakan GVIPIAIV adalah grande multigravida dan usia Ny. S 36 tahun yang merupakan usia resiko tinggi untuk hamil. Maka perlu dilakukan pelayanan kebidanan yang lebih intensif dan ketat dibandingkan dengan ibu hamil normal lainnya. Karena pada usia resti dan sudah hamil lebih dari 4 kali, mengandung lebih banyak resiko daripada kehamilan pada kelahiran anak pertama, kedua, dan lainnya baik untuk ibu maupun bayi. Karena seringnya hamil atau melahirkan maka pada grande multigravida akan menimbulkan: 1. Kelainan letak karena dinding uterus atau perut yang telah longgar. 2. Kesehatan terganggu karena gangguan anemia atau kurang gizi. 3. Kekendoran dinding rahim. 4. Gangguan kardiovaskuler, misalnya kelainan jantung atau hipertensi. 5. Kelainan endokrin, misalnya diabetes mellitus, hiperthiroid. 6. Plasenta previa karena dinding uterus di daerah fundus dan korpus telah pernah dilekati plasenta, sehingga sekarang plasenta melekat di bawah. 7. Solusio plasenta 8. Rupture uteri 9. Kelemahan his
10. Perut menggantung 11. Persalinan yang lama 12. Perdarahan pasca persalinan. Pada masa nifas atau kala IV mungkin terjadi: a. Atonia uteri b. Retensio plasenta karena plasenta akreta c. Subinvolusi uteri. Grande multigravida termasuk golongan resiko tinggi, karena banyaknya kemungkinan timbulnya kesulitan-kesulitan ini, seseorang grande multigravida seharusnya bersalin di rumah sakit dan mendapatkan perawatan antnatal yang ketat.
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan terjadi gangguan terhadap out-come pada ibunya atau janinnya sehingga memerlukan pengawasan lebih intensif dan mungkin tindakan proaktif. Pengawasan dan tindakan proaktif ini sangat penting dengan tujuan memperkecil kesulitan komplikasi yang trjadi sehingga hasil mendekati well born baby dan well mother. (Manuaba, 2007) Pada asuhan kebidanan kali ini adalah ibu hamil dengan grande multigravida dan usia resiko tinggi, maka pentingnya ibu untuk mendapatkan asuhan kebidanan yang intensif dan tepat untuk mencapai kehidupan ibu dan bayinya selamat baik saat hamil, bersalin maupun nifas. Tapi dalam praktiknya, ibu jarang untuk memeriksakan kehamilannya baik di bidan ataupun puskesmas setempat. Karena ibu belum mengerti tentang macam-macam komplikasi selama hamil. Termasuk di dalamnya yaitu grande multigravida dan usia resti. B. SARAN Kita sebagai tenaga kesehatan perlu mendeteksi pada ibu hamil beresiko tinggi dan melakukan asuhan kebidanan yang lebih intensif dan ketat. Karena ibu hamil dengan resti mempunyai komplikasi yang lebih terhadap ibu maupun bayinya yang dikandung.
DAFTAR PUSTAKA