Republika 14sept09 F 22 Gempa Pentingkah Bangunan Tahan Gempa

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Republika 14sept09 F 22 Gempa Pentingkah Bangunan Tahan Gempa as PDF for free.

More details

  • Words: 679
  • Pages: 2
Republika Online - Pentingkah Bangunan Tahan Gempa?

Page 1 of 2

Senin, 14 September 2009 pukul 01:32:00

Pentingkah Bangunan Tahan Gempa? Pertanyaan yang mungkin muncul di benak sebagian pihak, pentingkah membangun bangunan tahan gempa agar terhindar dari bencana? Menurut Pakar Teknik Bangunan Taha Gempa dari UI, Hengki Wibowo Ashadi. Membangun bangunan rumah atau gedung tahan gempa jelas penting dilakukan untuk menghindari terjadinya korban jiwa dan materi. ''Selain itu, bangunan tahan gempa juga penting, misalnya untuk reaktor nuklir supaya pas gempa tidak terjadi kebocoran atau gedung komunikasi, ada gempa, langsung ada pemadaman telekomunikasi,'' ujarnya. Menurut Hengki, membuat bangunan tahan gempa sangat bergantung pada kompleksitas struktur dan desain. Hal itu terkait dengan detail sambungan antarstruktur yang menopang bangunan berdiri dengan kokoh. Bila ingin memiliki rumah tahan gempa, pengembangannya jangan macam-macam. Yang terpenting, struktur bangunan berdiri dengan kokoh. Sebagai contoh, membangun rumah tahan gempa segi empat. Agar tahan gempa empat tiang yang bekerja sama menopang berdirinya bangunan harus ada. Tidak boleh ada satu tiang yang dihilangkan karena alasan desain estetika. Alasannya, bila salah satu tiang dihilangkan, distribusi tekanan bangunan terhadap tiang menjadi tidak seimbang. Karena itu, bila gempa terjadi, bangunan bisa terancam rusak dan bahkan roboh karena tekanan tidak seimbang meningkat. ''Ini juga sama kalau mau buat rumah beberapa lantai, kekuatan antarlantai harus sama,'' katanya. Selain itu, menurut Hengki, ada tiga syarat bangunan tahan gempa yang harus diperhatikan masyarakat. Pertama, bila terkena gempa kecil, struktur dan nonstruktur bangunan tidak rusak. Kedua, bila terkena gempa sedang, bangunan bergerak, struktur tidak rusak, tapi nonstruktur boleh rusak. Ketiga, bila terkena gempa besar, struktur dan nonstruktur boleh rusak, tapi bangunan tidak boleh roboh. Mengenai biaya, Hengki menyebutkan, peningkatan dana dikeluarkan untuk membangun rumah tahan gempa tidak begitu signifikan, meski tidak bisa memastikan peningkatannya. Sedangkan, bagi bangunan tinggi seperti perkantoran atau apartemen, peningkatan biaya pembangunan bangunan tahan gempa bisa cukup signifikan. ''Namun, peningkatannya tidak sampai dua kali lipat,'' katanya. Peningkatan tidak sampai dua kali lipat terjadi karena sistem struktur bangunan tahan gempa bersifat pasif. Hal itu berbeda dengan sistem struktur bangunan tahan gempa di Jepang yang bersifat aktif. Di negara itu, fondasi sejumlah bangunan tinggi menggunakan sistem karet sehingga bisa menyesuaikan getaran gempa. ''Bila pakai seperti di Jepang, kenaikan biaya memang bisa dua kali lipat lebih,'' katanya. Contoh lain, pembangunan bangunan tahan gempa dan biayanya bisa diketahui dari proyek pembangunan RS tahan gempa milik UI di Depok mulai tahun depan. Menurut Hengki, pembangunan kompleks RS tersebut diestimasi memakan biaya Rp 1,3 triliun seluas 40 ribu meter. Bangunan RS akan dibangun bertingkat maksimal 12 lantai dan memiliki 300-1.200 tempat tidur. Dana berasal dari JICA. ''Kalau tidak dibuat tahan gempa, biaya bisa diturunkan 10-20 persen,'' katanya. Mengenai bangunan tinggi di Jl Jend Sudirman Jakarta, menurut Hengki, dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah DKI telah aktif mendorong pembangunan gedung seusai dengan desain tahan gempa. Meski demikian, memang ada sejumlah bangunan di jalur bisnis itu puluhan tahun lalu. ''Selain itu, setahu saya

http://www.republika.co.id/koran/0/76189/Pentingkah_Bangunan_Tahan_Gempa

9/15/2009

Republika Online - Pentingkah Bangunan Tahan Gempa?

Page 2 of 2

Pemerintah DKI terus melalukan inspeksi dengan kedatangan tim P2B (Penataan dan Pengawasan Bangunan) ke sejumlah gedung itu dan memberikan saran. Mungkin yang perlu ditanyakan apakah desain tahan gempa dianjurkan pemerintah dilaksanakan dengan baik?'' ujarnya. Hengki menyebutkan, terdapat pembangunan sejumlah apartemen di wilayah Jadebotabek yang tidak mengadopsi desain tahan gempa, dengan sengaja untuk tujuan meraup untung. Salah satunya di wilayah Tangerang. Di daerah itu, ada apartemen yang dibangun tanpa menggunakan balok dan hanya menggunakan kolom. Balok adalah fondasi horizontal dan kolom adalah fondasi vertikal. Berdasarkan perhitungan teknik, menurut Hengki, kalaupun tidak menggunakan balok, ketebalan lantai untuk menopang kolom harus cukup tebal dan memiliki kekuatan 500. Namun, pihak pengembang hanya menerapkan lantai dengan kekuatan 300. ''Ini cukup bahaya. Bila gempa terjadi dengan kekuatan cukup kuat, apartemen ini bisa rusak dan ada potensi roboh,'' katanya. Sekjen DPP Real Estate Indonesia (REI), Alwi Bagir Mulachela, mengaku mendukung pengembangan bangunan tahan gempa di Tanah Air karena memang Indonesia sering terkena gempa. Selama ini, dalam membangun bangunan tinggi, anggota REI menggunakan struktur yang tahan menghadapi gempa 7 SR. ''Kita sebagai pemakai desain, tidak masalah dengan bangunan tahan gempa,'' ujarnya. aru (-)

http://www.republika.co.id/koran/0/76189/Pentingkah_Bangunan_Tahan_Gempa

9/15/2009

Related Documents