REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL “TENGGELAM” Pembimbing : dr. C. Bambang Widhiatmoko, Sp.F Penyusun : Desy Irawati 2017.04.2.00223 Desy Rahmawati 2017.04.2.00224 Dhika Sari Aprilianingsih 2017.04.2.00225 Dian Islamiati Utama 2017.04.2.00226
DEFINISI TENGGELAM kematian akibat asfiksia yang disebabkan oleh masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan
sehingga sistem pernapasannya terganggu dengan akibat hilangnya kesadaran dan ancaman pada jiwa korban
KLASIFIKASI TENGGELAM Air Tawar
Lokasi Air Asin
Berdasarkan Wet Drowning
Mekanisme
Dry Drowning
Secondary Drowning Immersion Syndrom
Klasifikasi berdasarkan Lokasi Kematian 1. Air Tawar
Air Asin Pertukaran elektrolit air asin ke darah
Air cepat di serap
Natrium plasma meningkat Air tertarik ke sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan paru
Hemodilusi
Edema paru dan peningkatan hematokrit Peningkatan viskositas darah
Hemolisis masif sel darah merah
Sirkulasi darah melambat Anoxia myocardium Payah jantung dan kematian
Klasifikasi berdasarkan Mekanisme kematian 1. Wet Drowning Cairan masuk kedalam saluran pernafasan setelah korban tenggelam. Kematian terjadi setelah korban menghirup air 2. Dry Drowning Cairan tidak masuk ke dalam saluran pernafasan. Kematian terjadi akibat spasme laring dan kematian terjadi sebelum korban menghirup air
3. Secondary Drowning gejala terjadi beberapa hari setelah korban tenggelam dan korban meninggal akibat komplikasi 4. Immersion drowning Korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin akibat refleks vagal yang menyebabkan cardiac arrest/ henti jantung
Mekanisme Kematian Akibat Tenggelam 1. Kematian Akibat Spasme Laring, Gangging, dan Chocking adanya spasme glottis yaitu jika sejumlah kecil volume air yang memasuki laring atau trakea, terjadi spasme laring akibat pengaruh refleks vagal
Mukosa yang menjadi kental, berbusa, dan berbuih dapat dihasilkan, hingga menyumbat jalan napas Spasme laring tidak dapat ditemukan pada saat otopsi karena pada kematian telah terjadi relaksasi otot-otot laring. Dalam situasi yang lain, terjadi peningkatan cepat tekanan alveoli - arterial, yang terjadi pada saat air teraspirasi sehingga menyebabkan hipoksia progresif
2. Kematian Akibat Refleks Vagal Kehilangan kesadaran biasanya cepat dan kematian terjadi segera dalam waktu beberapa menit Pada otopsi tidak didapatkan tanda umum pada tenggelam 3. Kematian Akibat Fibrilasi Ventrikel 4. Kematian Akibat Edema Pulmonal
Perbedaan Tenggelam Dalam Air Tawar dan Air Asin Tenggelam dalam Air Tawar
Tenggelam dalam Air Asin
Paru-paru kecil dan ringan
Paru-paru besar dan berat
Paru-paru relatif kering
Paru-paru relatif basah
Bentuk paru-paru biasa
Bentuk paru-paru besar
Paru-paru tampak merah pucat
Paru-paru ungu biru
Teraba krepitasi ada
Teraba krepitasi tidak ada
Pada pemeriksaan laboratorium darah:
Pada pemeriksaan laboratorium darah:
-
Berat jenis 1,055 Hipotonik Hemodilusi Hipervolemik Hiperkalemia Hiponatremia Hipoklorida
-
Berat jenis 1,059-1,60 Hipertonik Hemokonsentrasi Hipovolemik Hipokalemia Hipernatremia Hiperklorida
Mekanisme Kematian Akibat Tenggelam Dalam Air Tawar
Mekanisme Kematian Akibat Tenggelam Dalam Air Asin
Diagnosis Kematian Akibat Tenggelam Bila ditemukan seorang jenazah yang diduga mengalami kematian akibat tenggelam, maka perlu ditentukan beberapa hal : • • • • • •
Identitas korban Apakah korban masih hidup saat tenggelam Faktor yang berperan pada proses kematian Tempat pertama kali tenggelam Penyulit yang mempercepat kematian Penyebab sesungguhnya
Pemeriksaan Luar Jenazah Dapat ditemukan : 1. Kadang pakaian basah dan kadang-kadang bercampur lumpur atau pasir. 2. Kulit basah dan dingin 3. Tanda-tanda mati lemas atau asfiksia : - Sianosis perifer - Buih putih halus pada mulut dan hidung, sifatnya lekat (cairan kental dan berbuih) - Bintik perdarahan (Tardieu’s spot), sering ditemukan pada mata, terutama kelopak mata bagian bawah 4. Pada lidah dapat ditemukan memar atau bekas gigitan, yang merupakan tanda bahwa korban berusaha untuk hidup 5. Kulit telapak tangan dan kaki seperti washer’s hands and foot 6. Kadang terdapat cutis anserine / gooseflesh pada lengan, paha, dan bahu. 7. Lebam mayat biasanya sianotik, kecuali bila air sangat dingin maka lebam jenazah akan berwarna pink. 8. Kadang terdapat cadaveric spasm pada tangan dan kotoran dapat tergenggam
Sianosis perifer
Buih putih halus pada mulut
Bintik perdarahan
Washer woman’s hand
Cutis anserina pada tangan
Pemeriksaan Dalam Jenazah Hasil pemeriksaan dalam yang menunjang : 1. Jalan nafas berisi buih, kadang ditemukan lumpur, pasir, rumput air, dan benda air lainnya. 2. Bintik perdarahan/ Tardieu’s spot. 3. Paru: - Paru membesar - Edema paru yang berat - Vena besar dilatasi - Peningkatan berat paru - Efusi pleura - Cairan pleura lebih banyak 4. Banyak cairan dalam lambung 5. Perdarahan telinga bagian tengah
Bintik perdarahan pada jantung
Pemeriksaan Penunjang A. Pemeriksaan Diatom Diatom merupakan alga (ganggang) bersel satu dengan dinding terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas dan asam kuat. Bila seseorang mati karena tenggelam maka cairan bersama diatom akan masuk ke dalam saluran pernapasan atau pencernaan, kemudian diatom akan masuk ke dalam aliran darah melalui kerusakan dinding kapiler. Pemeriksaan diatom meliputi : 1. Pemeriksaan destruksi (digesti asam) pada paru. 2. Pemeriksaan getah paru.
B. Pemeriksaan Kimia Darah (Gettler Test) Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar NaCl dalam darah sehingga dapat diketahui apakah korban meninggal di air tawar atau air asin.
Tenggelam dalam air tawar
Tenggelam dalam air asin
Kadar Cl jantung kiri < jantung kanan
Kadar Cl jantung kiri > jantung kanan
Kadar Na plasma menurun
Kadar Na plasma meningkat
Kadar K plasma meningkat
Kadar K plasma meningkat sedikit