RANGKUMAN REVENUE & GAINS : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
KELOMPOK 1 SANDY MASKY ANNURRAHMAN DHOBI ARYANTA ARDANTYA WISNU HERDIANA RETSIENI WAHYUNINGSIH
(11-04-19180) (11-05-20022) (11-06-20044) (11-05-20050) (11-05-20233) (11-05-20352)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA 2008
REVENUE & GAINS : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Menurut PSAK No. 23 paragraf 6, pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Sedangkan menurut SFAC No.6 pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lainnya pada aktiva suatu satuan usaha atau penyelesaian kewajibankewajibanya (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama atau pusat dari satuan usaha yang berkesinambungan. Menurut Hendriksen, pendapatan adalah hasil dari suatu perusahaan. Biasanya dapat diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan harus diakui setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam prakteknya pendapatan dapat diakui pada saat penjualan. Pengakuan pendapatan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (misalnya kenaikan bersih aktiva yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan pinjaman). Menurut SFAC No 6, Gains adalah peningkatan dalam ekuitas (aset bersih) dari transaksi sampingan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi dan kejadian lain yang mempengaruhi entitas selain yang diakibatkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. Pengukuran Pendapatan (menurut PSAK No. 23) Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.
Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari jumlah yang diterima atau yang dapat diterima. Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga dibawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang. Bila perjanjian tersebut secara efektif merupakan suatu transaksi finansial, nilai wajar imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed). Tingkat bunga tersirat tersebut adalah yang paling mudah ditentukan dari: Tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu penerbit (issuer) dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama; atau Suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal instrumen tersebut ke harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa. Perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga (sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 28 dan 29). Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan.