Kelak jika kau berjalan disisiku, aku mau kau tetap menari dengan caramu. Aku bukan seorang pendikte tapi sewaktu waktu kau jatuh di tengah tarianmu, tenang saja ada aku. Aku tau kau takkan mudah percaya dengan rayuan-rayuan usang, tenang saja ini bukan keusangan yang aku tawarkan. Tapi jejak nyata dari ungkapan syukur kehadirat kuasa. Apa saja yang membawa nama yang maha kuasa akan terkesan baik bukan? Untuk itu akan ku rayu kau dengan kedigdayaannya. Tentu saja itu masih kurang, kau telah mengerti sosok liar yang ada dalam diriku. Oleh karenanya aku mengajakmu bermain seperti anak-anak desa dengan layangannya. Tak ada dusta disana, yang ada hanya kepolosan untuk bermain. Kita mungkin saja bosan dengan layangan suatu saat, kita boleh melanjutkan main kelereng, main gasing-gasing. Yang penting kita bersenangsenang, kita hidup hanya sekali kan sayang? Tunggu apalagi? Ayo bermain