Halo sahabat Akuntanmin, gimana nih perayaan libur Harpitnas (Hari Terjepit Nasional) kalian? Pada kuliah, sekolah, kerja, atau malah bolos atau cuti? Sekarang saatnya bahas quiz tentang pesan persediaan kemarin ya. Nah di quiz kali ini, ada PT ABC yang pesan barang dagang pada 1 Mei 2018 dan dengan syarat 2/10, n/30. Yang ditanyakan adalah jurnal debit pada tanggal tersebut. Sebelum kita jawab, apa sih maksud syarat 2/10. n/30 dalam pembelian tersebut? 2/10 itu berarti bahwa jika utang atas pembelian dibayar dalam jangka waktu 10 hari setelah pembelian, maka akan ada potongan sebesar 2%. Lalu untuk n/30 itu adalah jatuh tempo dari utang, yaitu maksimal 30 hari setelah transaksi pembelian dilakukan. Sebenarnya ada satu hal lagi yang penting adalah terkait FOB atau Freight on Board, yang berfungsi untuk mengetahui kapan sih barang itu berpindah kepemilikan dan risikonya. Kalau FOB Destination Point itu, kepemilikan dan risiko barang akan pindah ke pembeli ketika sampai di gudang pembeli. Ketika FOB Shipping Point itu, kepemilikan dan risiko atas barang akan pindah ke pembeli ketika barang keluar dari gudang penjual. Nah itu sekilas mengenai FOB. Lalu di soal juga disebutkan bahwa pembayaran atas pembelian akan dibayar ketika barang sudah sampai. Nah setelah kita melihat soal, ada kata kunci yang penting yaitu kata “pesan”. Kalau cuma pesan, belum memenuhi syarat transaksi, yaitu entah ada arus kas keluar masuk atau berpindahnya kepemilikan. Karena secara nyata barang masih belum sampai di pembeli atau PT ABC maka jawaban yang paling tepat adalah NO ENTRY. Jika barang udah datang, debit bisa ada dua kemungkinan, yaitu tergantung PT ABC pakai metode perpetual atau periodik dalam sistem arus barang yang digunakan. Kalau perpetual, pada debit nanti adalah langsung ke persediaan dan kalau periodik debitnya nanti adalah pembelian. Demikian pembahasan quiz kali ini. Semoga bisa membantu sobat RepublikAkuntansi. Kalau ada pertanyaan langsung chat aja ya di website kami. Salam balance!
Halo teman-teman semuanya, Akuntanmin kembali lagi nih untuk membahas quiz tengah pekan kemarin tentang Manufacturing Cost. Sebelum kita hitung, kita harus memastikan kita tahu istilah-istilah dalam soal ya. A. Direct material = merupakan biaya bahan baku utama dalam produk. Kalau mau buat meja kayu ya kayunya itu sendiri. B. Direct Labor = merupakan biaya gaji pekerja yang benar-benar terkait langsung dalam proses penyelesaian produk. Biaya pekerja yang tidak terkait secara langsung atau tidak bisa ditelusuri ke produk ya nggak perlu dimasukkan ke sini. C. Manufacturing Overhead = merupakan biaya tidak langsung yang terkait produk namun tidak bahan utamanya. Misalkan ada indirect material, indirect labor, dan other factory overhead. Pokoknya, jika tidak besar jumlahnya (tidak material), namun terkait produk, masuknya ke sini. Nah, ketiga komponen itu merupakan bagian dari perhitungan biaya per produk (manufacturing cost). Setelah tahu, mari kita hitung manufacturing cost per unit atau biaya produksi per produk. Jadi kita jumlahkan saja semua (Direct materials + Direct Labor + Manufacturing Overhead) lalu dibagi dengan total barang yang diproduksi DM + DL + MOH = 89.000+16.000+48.000 = 153.000 Per unit: 153.000/125 = 1.224 Jadi, biaya produksi per unit atau manufacturing cost per unit adalah 1224. Demikian pembahasan quiz kali ini. Semoga bisa membantu. ^_^ “Banyak usaha kecil tidak maju karena mereka kurang bisa menentukan biaya produksi, maka sebagai anak akuntansi, mari bantu kita bantu mereka!”
Jadi Quiz ini terkait dengan BPK ya, tepatnya apa sebutan khas dari kantor cabang BPK. Btw nih, sebelum masuk untuk jawab quiznya, temen-temen udah tahu apa sih BPK itu? BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) adalah pemegang fungsi pengawasan dalan pertanggungjawaban keuangan negera. Nah di Indonesia, BPK ini dasar hukumnya ada di UUD 1945 Bab VIII A pasal 23 E, 23 F, 23, G, lalu juga terdapat di UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK. Nah dalam menjalankan tugasnya, BPK memiliki 9 anggota yang dipilih oleh DPR atas pertimbangan DPD dan disahkan oleh presiden. Saat ini ketua BPK dijabat oleh Prof. Dr. Moermahadi Soerja Djanegara, C.A., CPA. Ternyata BPK tidak hanya ada di Jakarta loh, BPK memiliki setiap kantor perwakilan di setiap provinsi di Indonesia (ini jawaban quiznya, hehe). Sekarang terdapat 34 provinsi sehingga terdapat 34 kantor perwakilan juga. Kantor perwakilan ini dibagi menjadi wilayah barat (16 kantor) dan wilayah timur (18 kantor). Kantor perwakilan wilayah barat di bawah koordinasi Auditorat Utama Keuangan Negara V (AKN V), sedangkan untuk wilayah timur di bawah Auditorat Utama Keuangan Negara VI (AKN VI) . Kalau mau liat info lebih lanjut bisa tuh liat di www.bpk.go.id Terima kasih atas perhatiannya, salam dari Akuntanmin. ^_^
Mari kita bahas quiz kemarin ya, ini terkait anggaran penjualan perusahaan yang direvisi. Kalau ada revisi target penjualan, operating income gimana? Materi ini biasanya termasuk dalam matkul akuntansi biaya atau akuntansi manajemen. Pertama kita harus tahu beberapa istilah sebagai berikut: 1. Revenue adalah pendapatan perusahaan terkait operasional perusahaan. 2. Fixed cost adalah biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan yang terkait produksi. Contohnya adalah biaya sewa gedung. Jadi biaya itu akan ada terus meski produksi itu tidak ada. 3. Variable cost adalah biaya variabel yang merupakan biaya yang naik sejalan dengan jumlah produksi yang naik. Jika produksi naik maka biaya ini juga naik. Oke sekarang mari kita liat anggarannya. Revenue 104 juta Fixed cost 21 juta Variable cost 79 juta Nah karena ada revisi penjualan turun 7%, revenue turun sebesar 7,28 juta, dari 104 juta menjadi 96,72 juta. Fixed costs tidak terpengaruh atas penurunan itu karena merupakan biaya tetap. Biaya variabel akan turun 7% dari 79 juta menjadi 73,47 juta. Jadi anggaran akan menjadi Revenue 96,72 juta Fixed cost 21 juta Variable cost 73,47 juta Operating income= 96,72 juta – 21 juta – 73,47 juta = 2.250.000 Cukup jelas dan sederhana kan? Semangat teman-teman! Bisa chat kita di kanan bawah ya untuk diskusi.
Selamat malam teman-teman Republik Akuntansi. Quiz kali ini lumayan menantang yaitu tentang BEP, masuk materi akuntansi biaya yang terkenal sulit hehe. Tapi sebelum dicoba kita gak tahu kan gimana hasilnya. Mari kita kerjakan. Nah ini adalah Quiz terkait perhitungan Break Even Point atau disebut BEP biasanya. Apa sih BEP itu? Nah akuntamin mau jelasin secara singkat nih. Jadi BEP adalah kondisi dimana perusahaan menjual barangnya untuk bisa menutup biaya tetap atau fixed cost dan variabel cost yang terkait saja dan tidak ada untung atas penjualan barang secara keseluruhan, intinya perusahaan hanya balik modal, ga ada untung. Gampangnya, impas.Nah setelah tau apa itu BEP, terus gimana sih cara mencari berapa nilai penjualan yang pas untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel terkait atau untuk balik modal. Oke, secara konsepnya pendapatan atas penjualan harus menutup biaya tetap dan biaya variabel terkait penjualan. Kalo ditulis rumusnya bakal jadi gini TR = TC Jadi dapat dilihat kalau TR (total revenue/pendapatan total) akan sama dengan TC (total cost/biaya total). Nah setalah itu kita jabarkan lagi apa sih isi dari TC. TR = TC TR = FC + VC P x Q = FC + (V x Q) FC = fixed cost/biaya tetap VC= variable cost/biaya variable Q = unit terjual P = price per unit V = variable cost per unit Nah dari persamaan di atas kita coba cari berapa sih TR saat BEP. Mari kita lakukan TR = FC + (V x Q) TR = 90.000.000 + ( 30.000 x 5.000) TR = 90.000.000 + 150.000.000 TR = 240.000.000 Jadi agar tercapai BEP, perusahaan harus mencapai penjualan sejumlah 240.000.000. Kalau mau menghitung unitnya, maka cukup dibagi harga jual 50.000= 4.800 unit. Demikian pembahasan quiz ini. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya Salam Balance.
Hai, kali ini kita akan membahas quis Malam Minggu kemaren tentang penyesuaian penyesuaian beban sewa. Sebelum akuntanmin kasih tahu jawabannya apa, kita bahas dulu ya materinya. Kita harus tahu dulu nih kalau tujuan jurnal penyesesuaian adalah untuk menyesuaikan saldo akun-akun yang ada supaya sesuai dengan kondisi akrualnya. Maksudnya apa sih? Jadi misalnya, kita bayar kosan tanggal 1 Juli untuk setahun ke depan sebesar 12 juta. Nah apakah pas akhir tahun 12 juta itu semua bisa dianggap beban? Belum dong, kan tahun ini baru ngekos setengah tahun, yang setengahnya masih keitung sebagai pembayaran di muka. Oleh karena itu kita perlu sesuaiin pas akhir tahun biar saldonya bener. Misalkan waktu transaksi kamu nyatetnya langsung beban sewa 12 juta pada kas 12 juta (ini namanya pendekatan beban/laba rugi). Nah pada akhir tahun perlu disesuaiin biar saldo beban sewa jadi 6 juta dan munculin akun pembayaran sewa di muka 6 juta. Sebaliknya, kalo kamu nyatet sebagai pembayaran sewa di muka dulu nih pas bayar kos sebesar 12 juta (ini namanya pendekatan aset/neraca) pada akhir tahun juga perlu disesuaiin biar saldonya tepat: pembayaran sewa di muka dikurang 6 juta, dan munculin beban sewa 6 juta. Pada soal quiz, PT ABC pada 1 Juni 2018 bayar sewa kantor untuk 3 tahun sebesar 36 juta (berarti per tahun 12 juta, atau per bulan 1 juta). Doi nyatet pake pendekatan beban, berarti waktu bayar jurnalnya: Beban Sewa 36jt Kas 36jt Pada 31 Desember 2018 yang boleh diakui jadi beban yaitu hanya 7 bulan (karena baru pake kantornya 7 bulan) atau sebesar 7 juta. Sedangkan, sisanya masih jadi pembayaran sewa di muka sebesar 29 juta. Jadi jurnal penyesuaian yang dibutuhin supaya saldonya sesuai adalah: Pembayaran Sewa di Muka 29jt Beban Sewa 29jt Gimana? Udah paham belum nih? Kalo belum, kuy diskusi sama agent kami lewat fitur chat yang ada di web ini, dan jangan lupa tinggalin nama dan email ya supaya kalau diskusi terputus bisa kami follow-up lewat email
kita akan bahas quiz tentang cara menghitung ekuitas..
Tentang ekuitas, teman-teman udah tau kan apa itu ekuitas? Intinya ekuitas itu adalah hak pemilik perusahaan atas aset setelah dikurangi dengan semua liabilitas. Jadi kalau ingat persamaan akuntansi Aset= Liabilitas + Ekuitas, maka kita bisa melihat bahwa ekuitas dapat dicari dengan melihat net assets perusahaan (aset dikurangi liabilitas). Ekuitas biasanya terdiri atas setoran pemilik (biasanya saham kalau di perseroan), akumulasi pendapatan komprehensif lainnya (accumulated other comprehensive income), saham treasury (saham biasa perusahaan yang dibeli lagi oleh perusahaan), dan laba ditahan (retained earnings). Itu adalah struktur dasar dari ekuitas sebuah perusahaan.
1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8.
Nah, di Quiz kemarin kita disuruh menghitung berapa sih nilai ekuitas dari perusahaan PT Balikmodal. Sebelum kita menghitung kita harus mengidentifikasi tiap-tiap akun yang diberikan, apakah dia masuk ke ekuitas atau bukan. Share Capital – Ordinary, ini merupakan nilai setoran dari saham biasa yang diterima perusahaan ketika menjual saham biasa, nilai yang masuk di sini adalah nilai par dari saham perusahaan. Sehingga jelas akun ini merupakan akun ekuitas. Retained earnings (laba ditahan), ini adalah akun yang digunakan perusahaan untuk menyisihkan laba perusahaan yang tidak didistribusikan ke pemegang saham melalui dividen, karena akan digunakan untuk menambah kemampuan operasi perusahaan. Intinya, akun ini adalah jumlah laba tiap tahun yang digunakan untuk operasi perusahaan dan tidak untuk pembayaran dividen. Jadi, akun ini adalah akun ekuitas. Trademarks (merk dagang), ini merupakan nilai perusahaan yang tidak terlihat namun berdampak bagi perusahaan. Sudah dapat dipastikan ini bukan merupakan akun ekuitas karena trademarks ini digunakan untuk operasi sehingga memenuhi definisi dari aset, bukan ekuitas. Share Capital-Preference, jika pada nomer 1 untuk saham biasa, maka untuk kali ini sama persis dengan nomer 1, hanya saja akun ini untuk saham preferen. Apa sih saham preferen? Saham preferen adalah saham spesial karena memiliki beberapa sifat khusus. Kalau kepo bisa tanya deh ke pojok kanan bawah via chat. Kalau dibahas di sini terlalu panjang mengenai apa aja yang spesial terkait saham preferen ini, hehe. Akun ini masuk ke ekuitas ya. Trading securities adalah instrumen investasi jangka pendek perusahaan yang diperjualbelikan secara aktif oleh perusahaan. Sehingga jelas bukan bagian dari ekuitas melainkan merupakan bagian dari aset. Deferred income tax (pajak penghasilan yang ditangguhkan), ini adalah akun yang menunjukkan adanya perbedaan antara pajak yang kita bayar dan kita catat karena adanya perbedaan antara akuntansi dan perpajakan. Dalam kondisi ini, pajak yang kita bayar lebih kecil daripada pajak yang kita akui sehingga muncul akun ini dan masuk kategori utang, bukan ekuitas. Share Premium-Ordinary, ini merupakan pasangan dari nomer 1 ketika kita menjual saham. Akun ini muncul karena ketika kita menjual saham, kita bisa menjual saham kita di atas nilai par saham kita sehingga selisih antara harga jual dan nilai par akan menjadi nilai dari akun ini. Sudah jelas bahwa ini adalah bagian dari ekuitas. Non-Controlling Interest (kepentingan non pengendali), akun ini ada ketika kita memiliki perusahaan anak yang 100% saham perusahaan anak kita tidak kita miliki sehingga kita perlu mempertimbangkan kepemilikan orang lain dalam perusahaan anak kita. Kepemilikan orang lain yang minoritas kita sisihkan di akun ini. Sehingga sudah jelas jika akun ini adalah bagian dari ekuitas dan merupakan representasi kepemilikan orang lain (minoritas) di perusahaan kita. Setelah kita identifikasi setiap akun, mari kita hitung berapa nilai ekuitas dari PT Balikmodal. PT Balikmodal Ekuitas Share capital-Ordinary 70 juta Share premium-Ordinary 174 juta Share Capital-Preference 152 juta Retained Earnings 114 juta Non-Controlling Interest 18 juta Total Equity 528 juta Nah demikian pembahasan quiz kali ini, semoga bermanfaat buat semuanya. Kalau ingin tanya lebih lanjut bisa cek di kanan bawah website Republik Akuntansi ya. Terima kasih, byee!
Selamat malam semuanya, gimana nih quiz tentang arus kas (net operating cash flow) kemaren? Gampang kan? Yuk kita bahas! Sebelumnya, teman-teman udah paham tentang laporan arus kas atau belum nih? Kalo di PSAK kita bisa lihat di PSAK 2. Nah, di PSAK itu disebutkan bahwa untuk laporan arus kas perusahaan boleh pake metode langsung maupun tidak langsung. Laporan arus kas mempunyai tiga bagian utama yaitu arus kas dari kegiatan operasional, arus kas dari kegiatan investasi, dan arus kas dari kegiatan pembiayaan. Perbedaan metode langsung dan tidak langsung hanya akan berbeda pada bagian arus kas dari kegiatan operasional. Dalam metode langsung, kita akan menghitung arus kas dari kegiatan operasional memang benar-benar kita menghitung berapa kas masuk dan keluar, seperti kas dari penjualan maupun kas untuk supplier. Jika memakai metode tidak langsung, perhitungan kita mulai dari laba/rugi bersih, kemudian disesuaikan dengan menghilangkan dan/atau menambahkan itemitem yang memiliki pengaruh ke arus kas kegiatan operasional. Hal yang biasa dikeluarkan adalah penyusutan dan amortisasi karena item tersebut tidak ada kas masuk/keluar yang terkait. Pada soal quiz kita hanya bisa menyelesaikan soal tersebut menggunakan metode tidak langsung karena hanya diketahui beberapa perubahan aset lancar sepanjang tahun dan beban depresiasi setahun serta laba bersih perusahaan. Langkah pertama yang akan kita lakukan adalah melihat berapa laba bersih perusahaan. Kemudian kita akan memasukkan penyesuaian yang dilakukan terkait perubahan akun-akun aset dan liabilitas lancar selama satu tahun dan menghilangkan depresiasi dan amortisasi. Cash from operating activities Net Income 151 jt Inflow: 1. Depresiation expense 44 jt 2. Increase Account Payable 9,5 jt Outflow: 1. Increase Account Receivable (13 jt) Net cash inflow from operating activities: 191,5 jt Simple kan?! Salam “Cash is king”!
Hai sobat RepublikAkuntansi! Apa kabar semua? Quiz kali ini kita membahas biaya variabel vs biaya tetap dalam akuntansi biaya nih, pada suka matkul ini kan? hehe Kita di sini akan belajar mengenai salah satu konsep dasar biaya, yaitu kita diminta mengklasifikasikan mana aja nih yang termasuk biaya variable. Biar bisa jawab, kita perlu ngerti dulu bedanya biaya variable (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost). Biaya variable adalah biaya yang bertambah seiring dengan kenaikan jumlah produksi. Misal kalo bikin 5 nasi goreng kita butuh kecap 1 botol, kalo bikin 10 nasi goreng kita butuh kecap 2 botol, berarti biaya untuk beli kecap ini termasuk biaya variable. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap meskipun ada perubahan jumlah produksi dalam rentang yang relevan. Misalnya panci buat bikin nasi goreng tadi, mau bikin 5 atau 10 nasi goreng, tidak butuh tambahan panci. Jadi panci masuk kategori biaya tetap. Akuntanmin menggarisbawahi kalimat “dalam rentang yang relevan”, karena pada tahap atau level produksi tertentu, bisa jadi dibutuhkan tambahan panci. Nah dari sini udah bisa nebak belum jawaban yang bener apa? Oke langsung aja, yang pertama tentu bagi produsen kecap ini biaya bahan baku jelas termasuk biaya variable. Ini sudah sangat jelas, peningkatan bahan baku akan sebanding dengan peningkatan jumlah produksi. Yang kedua adalah biaya transportasi. Yap biaya transportasi juga termasuk variable loh. Gampangnya gini, kalo gak ada yang diproduksi, gak ada yang barang yang dikirim, berarti gak ada biaya transportasi. Semakin banyak jumlah yang diproduksi juga butuh semakin banyak biaya untuk transportasi. Yang terakhir adalah biaya kemasan kecap, untuk menambah jumlah produksi kecap, tentu butuh tambahan kemasan juga dong, masa iya untuk jenis produk yang sama ada yang dikemasin ada yang enggak? wkwk Sisanya merupakan fixed cost atau biaya tetap. Karena biaya yang dikeluarkan tidak berubah seiring adanya perubahan volume produksi dalam rentan yang relevan. Kita mau memproduksi kecap 1 botol atau 1000 botol, gaji direktur tetap, beban listrik tetap (dalam range tertentu), gaji satpam tetap, beban depresiasi gedung tetap, dan juga beban iklan di TV kan gak tergantung dari berapa jumlah kecap yang kita produksi. Jadi semua itu bisa dikategorikan sebagai biaya tetap. Gimana? Sudah jelas kah? Kalo belum atau ada pendapat yang beda, bisa memanfaatkan fitur chat untuk berdiskusi dengan agent RepublikAkuntansi yak!
Apa kabar sobat RepublikAkuntansi? Gimana kabar kalian di hari Senin ini? Untuk yang sedang capek kuliah, kerja, sekolah, dan berjuang meraih cita-citanya, yuk sejenak kita review quiz akhir pekan kemarin dengan bahasa yang ringan dan santai. Mari kita bahas: Pada soal itu si Otong mengetahui bahwa dia butuh 50 juta untuk biaya menikah sekarang. Namun masalahnya, dia ingin menikah 20 tahun yang akan datang. Tentu biayanya gak 50 juta, sudah berubah. Di sini kita harus tahu mengapa 50 juta sekarang nilainya berbeda dengan 50 juta 20 tahun yang akan datang. Gampangnya adalah karena ada inflasi. Jika mau dibahas lebih dalam lagi, hal ini terkait biaya kesempatan (opportunity cost) yang hilang. Kalau ingin lebih lanjut bisa mendalami manajemen keuangan dan ekonomi. Jadi 10.000 rupiah saat ini akan lebih berharga daripada daripada 10.000 rupiah pada 20 yang akan datang. Karena saat ini 10 ribu bisa buat beli bakso, sedangkan 20 tahun lagi harga bakso kemungkinan besar sudah berkali lipat. Jadi, berapakah nilai yang setara dengan 50 juta sekarang pada 20 tahun yang akan datang? Bagaimana cara menghitungnya? Okay, jadi yang kita gunakan kali ini adalah “Future Value” atau nilai masa depan dari 50 juta. Gampangnya, 50 juta ini jadi berapa sih pada 20 tahun yang akan datang. Caranya? Kita harus menetapkan berapa tingkat bunga yang akan kita kenakan sebagai asumsi. Kalau tanpa asumsi bunga atau kita kasih asumsi bunga 0% (yang berarti gak ada inflasi) maka 50 juta di 20 tahun yang akan datang akan sama aja dengan sekarang. Dalam kenyataannya itu gak mungkin terjadi. Setelah kita menetapkan asumsi tingkat suku bunga, kita hitung pakai rumus :
Future Value (FV) = Present Value x (1+i)n i= tingkat bunga tahunan n= jumlah tahun Jadi, dengan rumus ini kita bisa tahu berapa sih yang dibutuhkan Otong di 20 tahun ke depan untuk biaya menikah jika sekarang membutuhkan 50 juta. Misal kita pakai interest rate acuan BI saat ini yaitu 6%, maka:
FV= 50 juta x (1+6%)20
FV= 50 juta x 3,207135 FV= 160.356.774 Jadi, 20 tahun mendatang, biaya nikah dengan standar yang sama diperkirakan akan menjadi 160 juta! Makanya cepet nikah jangan ditunda keburu biaya nikah naik terus…wkwk Lalu kak, untuk istilah lain yang ada di opsi jawaban itu apa artinya? Istilah-istilah itu lazim ditemui ketika membahas time value of money (nilai waktu dari uang). Ilmu ini berguna untuk menghitung banyak hal seperti prediksi arus kas di masa depan, atau nilai dari obligasi yang berguna dunia akuntansi, manajemen keuangan, maupun akuntansi mengenai time value of money ini sendiri. Berikut penjelasan lebih lanjut satu per satu: 1. Present Value (single amount) adalah konsep untuk mengetahui berapa nilai sekarang dari suatu nominal di masa depan. Contohnya jika di 2018 harga motor 10jt, di 2010 kita bisa mencari nilai dari 10jt ini akan setara berapa di 2010. 2. Present Value Annuity adalah konsep untuk menghitung berapa nilai sekarang atas arus kas yang berulang dan dilakukan pembayaran di akhir tahun. Contohnya di tiap akhir tahun selama 10 tahun kita harus membayar listrik dengan jumlah yang sama, maka semua pembayaran listrik selama 10 tahun dapat kita hitung nilai sekarangnya. 3. Present Value Annuity Due mirip dengan present value annuity biasa namun bedanya pembayaran arus kas berada di awal. Contohnya, jika kita ingin tahu nilai sekarang dari pembayaran kosan kita selama 5 tahun yang selalu kita bayar di awal tahun, maka kita dapat menggunakan rumus ini. 4. Future Value Annuity adalah konsep untuk menghitung berapa nilai masa depan atas arus kas yang berulang dan dilakukan pembayaran di akhir tahun. Contohnya di tiap akhir tahun selama 10 tahun kita harus membayar listrik dengan jumlah yang sama, maka semua pembayaran listrik selama 10 tahun dapat kita hitung berapa nilainya di 10 tahun yang akan datang. 5. Future Value Annuity Due mirip dengan future value annuity biasa namun bedanya pembayaran arus kas berada di awal. Contohnya, jika kita ingin tahu nilai masa depan dari pembayaran kosan kita selama 5 tahun yang selalu kita bayar di awal tahun, maka kita dapat menggunakan rumus ini. Baiklah, sepertinya pembahasannya sudah cukup banyak ya, hehe. Bagaimana? Apakah sudah paham? Jika belum bisa hubungin Akuntanmin via chat di kanan bawah ya. See you