Punya Rpl Bab I.docx

  • Uploaded by: Annes CarlinV
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Punya Rpl Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 912
  • Pages: 5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hipertensi atau yang dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health Organization), batas tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batas tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun) (Adib, 2009) dalam Tarigan (2018). Prevalensi keseluruhan tekanan darah tinggi pada orang dewasa berusia ≥25 tahun sekitar 40% pada tahun 2008. Prevalensi hipertensi tertinggi berada di Afrika yaitu sebesar 46% pada pria dan wanita (WHO, 2014). Di Inggris, 34% pria dan 30% wanita menderita hipertensi (diatas 140/90 mmHg) atau sedang mendapatkan pengobatan hipertensi. Prevalensi hipertensi di dunia hampir satu miliar orang dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya mencapai 1,6 miliar orang (Palmer dan William, 2007) dalam Arianto dkk, (2018). Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2014 didapatkan bahwa penyakit kardiovaskuler merupakan pembunuh nomor 1 di dunia untuk usia diatas 45 tahun dan diperkirakan 12 juta orang meninggal tiap tahunnya. Secara global, hipertensi diperkirakan menjadi penyebab 7,5 juta kematian, sekitar 12,8% dari total seluruh kematian. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama pada penyakit jantung koroner dan stroke iskemik serta hemoragik. Tingkat tekanan darah telah terbukti positif dan terus berhubungan dengan risiko stroke dan penyakit jantung koroner. Selain penyakit jantung koroner dan stroke, komplikasi hipertensi termasuk gagal jantung, penyakit pembuluh darah perifer, gangguan ginjal, perdarahan retina dan gangguan penglihatan (WHO, 2014) dalam Arianto dkk, (2018). Tekanan darah tinggi masih merupakan tantangan besar Indonesia. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang besar dengan prevalensi hipertensi

di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 %, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,5%, yangterdiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,4 % (Trihono 2013, h. 88) dalam Hartanti dkk, (2016) Adapun laporan dinas kesehatan Palembang pada tahun 2016 penyakit hipertensi menduduki peringkat pertama yang dimana penggunjungnya laki-laki 382 penggunjung dan penggunjung perempuanya mencapai 485 orang, hipertensi pada tahun 2016 menduduki tingkat pertama dari dua puluh penyahit yang tidak menular (Dinkes 2016). Tahun 2017 kedudukan penyakit hipertensi menduduki posisi ke dua dari sepuluh penyakit tidak menular jumlah kunjunggan yaitu keseluruhan mencapai 9007 kunjunggan (Dinkes 2017). Tekanan darah yang selalu meningkat pada penderita hiperensi pada jangka panjang akan menyebabkan terjadinya komplikasi, komplikasi yang akan ditimbulkan seperti stroke, gagal ginjal, penyakitjantung koroner dan dapat menyebabkan kematian untuk penderita hipertensiSebanyak 62% kasus stroke dan 49% kasus serangan jantung yang terjadi tiap tahunnya merupakan komplikasi dari hipertensi (Shofa roshifani, 2016). Implementasi keperawatan keluarga mencakup beberapa hal yaitu: menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga, menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan, menstimulasi keperawatan diri dalam merawat anggota keluarga, membantukeluarga dalam mewujudkan lingkungan sehat, memotivasi keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan (Murwani, 2007dalam Bakri, 2017). Implementasi keperawatan mandiri yang bisa diberikan pada penderita Hipertensi yang mengalami nyeri menurut (Lukman dan Ningsih, 2009) yaitu : meninggikan tempat tidur, memberikan posisi nyaman dan anjurkan klien untuk sering mengubah posisi, mandi air hangat atau komres air hangat pada daerah nyer, memberikan masase yang lembut, managemen dengan teknik nafas dlam.

Penggunaan kompres hangat/panas untuk area yang tegang dan nyeri dianggap mampu meredakan nyeri. Panas dapat mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan peningkatan aliran darah di daerah yang dilakukan (Rohima dan Eli, 2015). Relaksasi napas dalam adalah pernafasan pada abdomen dengan frekuensi lambat serta perlahan, berirama, dan nyaman dengan cara memejamkan mata saat menarik nafas. Efek dari terapi ini ialah distraksi atau pengalihan perhatian (Rita dkk, 2016). 1. 2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut “Apakah terapi kompres hangat dan relaksasi nafas dalam dapat menghilangkan nyeri kepala pada penderita hipetensi?” 1.3 Tujuan studi kasus 1.3.1 Tujuan umum Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan nyeri kepala pada klien penderita hipertensi. 1.3.2 Tujuan khusus 1.4.2.1 Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga tentang penyakit hipertensi dengan masalah nyeri kepala dan cara mengatasinya

nyeri di wilayah kerja

Puskesmas 4 Ulu Palembang 1.4.2.2 Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga tentang cara mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi nyeri pada klien nyeri di wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu Palembang 1.4.2.3 Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat klien hipertensi denggan

masalah nyeri kepala nyeri di wilayah ketra Puskesmas 4 Ulu Palembang 1.4.2.4 Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga tentang cara modifikasi lingkunggan yang sesuai (aman, nyaman) untuk klien penderita hipertensi dengan masalah nyeri kepala nyeri di wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu Palembang 1.4.2.5 Mahasisiwa mampu melakukan penyuluhan kesehatan kepada keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan dalam pengobatan klien hipertensi dengan masalah nyeri kepala nyeri di wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu Palembang 1.4.2. 6 Mampu melakukan relaksasi nafas dalam pada klien penderita hipertensi dengan masalah nyeri di wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu Palembang 1.4.2.7 Mampu melakukan kompres hangat pada klien penderita hipertensi dengan masalah nyeri di wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu Palembang 1.4.2.8 Mampu menganalisa dan membandingkan hasilimplementasi terhadap 2 klien yang menjadi subjek. 1.4 Manfaat Study Kasus 1.4.1 Bagi pasien/keluarga Dapat mengatasi masalah hipertensi dengan nyeri di kepala setelah dilakukan implementsi keperawatan. 1.4.2 Bagi perkembangan ilmu keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dan bagi dunia kesehatan dan khususnya keperaatan pengaruh terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam pada penderita hipertensi dengan masalh nyeri pada kepala.

Related Documents

Rpl
October 2019 33
Rpl
June 2020 25
Rpl
December 2019 33
Bab I Rkl-rpl Prs.docx
June 2020 31
Rpl-b
April 2020 38

More Documents from "Slamet Budi Santoso"