Ptsdb.docx

  • Uploaded by: Fandy
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ptsdb.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,647
  • Pages: 13
ANALISIS DAMPAK PERTAMBANGAN BATUBARA TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DAN KERUSAKAN LINGKUNAGAN DI KALIMANTAN Oleh : Arfandi 180910512 / Kelas A Prodi Teknik Pertambangan Fakultas Sains dan Teknologi

Abstrak Pertambangan batubara di Kallimantan memiliki dampak positif maupun negatif bagi lingkungan sekitar batubara. Dampak negatifnya berupa kerusakan lingkungan dan hutan yang dapat mengakibatkan banjir. Polusi yang timbul dapat mempengaruhi kesehatan masyrakat sekitar pertambangan. Akan tetapi, selain dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya pertambangan batubara, dampak positifnya berupa meningkatnya pendapatan masyarakat sehingga akan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat, yaitu menurunnya nilai ketergantungan. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk melakukan analisis dampak pertambangan terhadap perekonomian masyarakat dan kerusakan lingkungan yang berada di Kalimantan. Kata kunci: Kondisi Ekonomi, Kerusakan Lingkungan, Kalimantan.

PENDAHULUAN Batubara merupakan sumber daya alam yang hanya bisa diusahakan sebagai perantara atau batu loncatan untuk mendapatkan sumber usaha lain, karena tambang adalah sumber daya alam yang tidak bisa diperbahurui. (Sulaiman, Antara Riau). Pemanfaatan sumberdaya batubara di Kalimantan untuk menunjang perekonomian Indonesia menimbulkan kerusakan lingkungan kawasan kalimantan. Kerusakan lingkungan tersebut berupa pencemaran air, udara, tanah, suara dan kerusakan alam. Sektor pertambangan batubara di Kalimantan diidentifikasi sebagai salah satu kegiatan ekonomi utama yang dapat menopang perekonomian Koridor Ekonomi Kalimantan

di saat produktivitas sektor migas menurun. Pada tahun 2010, jumlah batubara yang digunakan untuk kebutuhan dalam negeri adalah sebesar 60 juta ton (18 persen dari total produksi). Sektor kelistrikan merupakan pengguna batubara terbesar di dalam negeri. Sejak tahun 1996 hingga 2010, produksi batubara Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 14,8 persen per tahun, dan pertumbuhan rata-rata ekspor batubara Indonesia adalah 15,1 persen per tahun. Sementara, angka konsumsi batubara dalam negeri mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 13,8 persen per tahun dalam periode 1996 – 2010. Di tahun 2010 jumlah produksi batubara mencapai 325 juta ton dengan jumlah ekspor 265 juta ton dan penggunaan domestik sebesar 60 juta ton. Berdasarkan data tahun 2009, disamping Sumatera, porsi cadangan batubara di Kalimantan juga merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia. Hampir 50 persen dari cadangan batubara nasional terdapat di Kalimantan. (Koridor Ekonomi Kalimantan). Pertambangan batubara di Kalimantan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat dikalimantan. Dengan adanya pertambangan batubara, masyarakat didaerah tersebut akan meminimalisir segala bentuk pengagguran yang ada pula. Karena pertambangan batubara akan memperluas lapangan pekerjaan di wilayah tersebut, guna meningkatkan pendapatan ekonomi dari setiap kepala keluarga. Selain dampak positif pertambangan batubara juga dapat menyebabkan dampak negatif, diantaranya adalah pencemaran air. Sebagai contoh adalah pencemaran air di daerah sungai Mahakam. Pencemaran aktivitas pertambangan terhadap kualitas baku mutu air disungai Mahakam semakin menghawatirkan. Selain pencemaran air, dampak dari pertambangan adalah rusaknya hutan yang ada dikalimantan yang menjadi faktor utama banjir di Kalimantan. Salah satu metode penelitian yang digunakan pada jurnal ini adalah dengan menggunakan Google map. Dengan adanya google map kita dapat mengetahui dampak kerusakan hutan dan pencemaran lingkungan akibat adanya pertambangan batubara di Kalimantan. Tujuan dari penggunaan google map adalah untuk mengetahui persebaran kerusakan hutan dan lingkungan di daerah kalimantan akibat adanya pertambangan batubara,diantaranya adalah kerusakan hutan dan pencemaran air terutama didaerah sekitar sungai Mahakam. Selain menggunakan google map, metode yang digunakan adalah dengan

mengumpulkan data yang ada kemudian menganalisis data tersebut, sehingga kita bisa mendapatkan segala informasi yang ada. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui kerusakan hutan dan pencemaran lingkungan di daerah Kalimantan. Dengan kita mengetahui segala bentuk kerusakan lingkungan yang ada kita dapat melakukan perbaikan atau mengurangi segala resiko yang ada agar tidak berdampak terhadap perekonomian masyarakat yang ada di Kalimantan.

II. METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, yang meliputi:

1. Metode Google Map Metode yang digunakan adalah menggunakan pemetaan dengan google map, hal ini dilakukan guna mendapatkan peta persebaran kerusakan lingkungan yang ada di Kalimantan, terutama di sekitar Sungai Mahakam. Google map adalah layanan aplikasi dan teknologi peta berbasis web yang disediakan oleh Google secara gartis (bukan untuk kepentingan komersial), temasuk di dalamnya website Google Map (http://maps.google.com), Google Ride Finder, Google Transit, dan peta yang dapat disisipkan pada website lain melalui Google. (Simanjutak,2010). Dalam pembuatan peta dengan google map yang perlu dilakukan adalah dengan membuka website google map, kemudian memasukkan alamat yang ingin dituju sehingga muncul daerah atau wilayah tersebut. Berikut adalah peta hasil dari google map,yang merupakan gambaran dari kawasan yang mengalami kerusakan hutan dan pencemaran air sungai di daerah sekitar sungai Mahakam yang ada di Kalimantan.

Dari peta diatas terlihat bahwa dengan menggunakan google map kita bisa mengetahui kawasan pertambangan yang ada di sekitar sungai mahakam dan kerusakan hutan yang ada di daerah tersebut,sehingga dapat menyebabkan banjir.

2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah pengumpulan data yang berasal dari berbagai sumber yang digunakan untuk analisis suatu wilayah atau daerah yang dikaji. Dalam menggunakan metode ini penulis melakukan pengumpulan data baik berupa kuantitatif maupun kualitatif kemudian dianalisis kembali data tersebut guna mendapatkan informasi yang diinginkan. Dalam melakukan pengkajian mengenahi kondisi ekonomi di Kalimantan, maka dari itu penulis membutuhkan data-data kuantitatif. Data-data yang sudah diperoleh akan dijadikan satu dan dianalisis kembali.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh dari google map dan data kuantitatif mengenahi kerusakan hutan dan pencemaran air yang ada di Kalimantan dapat kita ketahui bahwa kerusakan hutan dan pencemaran air terjadi akibat adanya pertambangan batubara. Berikut pembahasan mengenahi dampak pertambangan batubara terhadap perekonomian masyarakat di Kalimantan.

A. Kondisi Ekonomi Pendapatan per kapita penduduk merupakan indikator penting tingkat kesejahteran suatu masyarakat. Untuk itu, dalam rangka mendapatkan data lapangan yang mendekati kebenaran, maka dilakukan juga pendekatan pengeluaran yang justru lebih akurat. Untuk itu kami melakukan analisis data yang telah kami peroleh dari

penelitian yang telah

dilakukan oleh Warman dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman. Berikut adalah sampel data rata- rata pendapatan penduduk di daerah Bontang, Kalimantan Timur :

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan perkapita penduduk di daerah Bontang, Kalimantan Timur adalah sebesar 5.874.679 ini berarti bahwa jika melihat gambaran tingkat pendapatan masyarakat di wilayah tersebut dengan menggunakan kreteria kemiskinan Sayogyo (1992), yang menetapkan bahwa: “ kriteria miskin adalah dengan tingkat pendapatan perkapita pertahun setara beras sama atau kurang dari 480 kg beras. Dengan asumsi bahwa harga beras di wilayah studi sebesar Rp. 6.000,- per kg, maka pendapatan tersebut setara dengan 979,113 kg beras per kapita per tahun. Berdasarkan kriteria Sayogyo (1992), pendapatan tersebut berada di atas garis kemiskinan, karena masih di atas 480 kg per kapita per tahun. Artinya, untuk level ekonomi rumah tangga, secara umum penduduk di wilayah tersebut pada tahun 2010 tidak tergolong miskin. Pendapatan terendah Rp. 800.000,-per bulan dan pendapatan tertinggi Rp. 5.000.000,-per bulan. Dengan adanya data tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan masyarakat yang mata pencaharian utamanya adalah penambang batubara memiliki pendapatan yang berada pada tingkat menengah keatas, artinya masyarakat tidak tergolong miskin. Hal ini merupakan dampak positif adanya pertambangan batubara, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya perusahaan pertambangan batubara yang beroperasi di wilayah Kalimantan, membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Dan kehadiran perusahaan pertambangan batubara memberikan dampak positif terhadap kesempatan bekerja masyarakat pada sektor

pertambangan, tetapi dalam skala yang sangat kecil. Meskipun demikian, pandangan masyarakat terhadap perusahaan pertambangan batubara cenderung tidak memiliki dampak yang positif. Peluang yang ada dapat memberikan nilai tersendiri bagi sebagian masyarakat yang membuka usaha warung sembako, warung makan dan bengkel. Peluang ini muncul seiring dengan berkembangnya perusahaan pertambangan batubara, diikuti dengan pertumbuhan penduduk Kalimantan. Dengan pergerakan penduduk setiap harinya membuat masyarakat melihat adanya peluang dalam membantu peningkatan pendapatan mereka. Masyarakat yang memanfaatkan peluang usaha ini, berpandangan bahwa dengan berdiriya perusahaan pertambangan batubara memberikan dampak yang positif terhadap pendapatan mereka, walaupun tidak terlalu signifikan. Selain peluang usaha disektor perdagangan, ada beberapa masyarakat yang memanfaatkan kehadiran perusahaan pertambangan dengan membangun rumah kost yang di sewa oleh karyawan perusahaan. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Samuel, (2013).

B. Kondisi Wilayah Sekitar Pertambangan Batubara Dari google map dapat diketahui bahwa kondisi wilayah sekitar pertambangan batubara mengalami kerusakan yang cukup berat dan dapat merugikan masyarakat sekitar pertambangan. Seperti halnya banjir di samarinda yang faktor utamanya dalah kerusakan hutan akibat adanya pertambangan yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar dan hanya mengutamakan keuntungan saja. Hal inilah menjadikan faktor utama kerusakan hutan di Kalimantan. Pertambangan batubara telah mengakibatkan meluasnya penggundulan hutan, erosi tanah, kehilangan sumber air, polusi udara, dan rusaknya keutuhan sosial masyarakat yang tinggal di dekat lokasi pertambangan. Pertambangan batubara yang dilakukan secara besarbesaran dapat

mengikis habis tanah, menurunkan tingkat permukaan air, dan

menghasilkan jutaan ton limbah beracun,serta menggusur masyarakat adat dari tempat hidupnya dari generasi ke generasi sepanjang puluhan tahun bahkan ratusan tahun.

Kerusakan lingkungan yang terjadi di Pulau Kalimantan, saat ini, adalah fakta hidup dan bukti empiris tak terbantahkan dari begitu dasyatnya kerusakan yang diakibatkan oleh pertambangan batubara. Hutan sekitar kawasan pertambangan yang sudah rusak dapat menimbulkan dampak erosi yang dapat berakibat buruk terhadap lahan dan ekosistem dikawasan tersebut. Kawasan hutan yang sudah tidak memiliki tegakan pohon, hempasan air hujan akan langsung menumbuk permukaan tanah yang menyebabkan terjadinya erosi. Tumbukan air hujan secara terus menerus dapat mengikis lapisan atas tanah (top soil) dan mengakibatkan tingginya nilai TSS pada aliran sungai sekitar area pertambangan. Hal ini didasari oleh penelitian Ety Parwaty dkk, 2011, dalam Muchlis, 2013, di kawasan aliran sungai dekat lokasi pertambangan dengan kondisi hutan yang sudah gundul. Hasil analisis nilai TSS dapat dilihat pada tabel 2.5 dimana dari tahun 1994 sampai 2006 terjadi peningkatan nilai TSS seiring meluasnya lahan pertambangan batubara dan peralihan penggunaan lahan di kawasan tersebut. Pertambangan batubara di Kalimantan Timur telah mengakibatkan kerusakan besar pada lahan pertanian, lahan basah, sungai dan hutan. Ketika tutupan vegetasi hancur, tanah tidak lagi menyerap dan mempertahankan air. Limpasan meningkatkan banjir secara dramatis. Sebagian besar pendapatan pemerintah dari pertambangan hilang karena pengeluaran yang diperlukan untuk menanggulangi banjir, serta biaya ekonomi bangunan yang hancur akibat banjir, aktivitas perekonomian kota-kota yang terkena dampak menjadi terhenti, dan bahkan korban jiwa. Bahkan lahan pertanian yang terhindar oleh tambang itu sendiri terdampak karena sungai yang digunakan sebagai sumber air irigasi ikut rusak. Greenpeace telah mendokumentasikan beberapa desa di Kalimantan Timur di mana air yang berpotensi terkontaminasi dari tambang batu bara digunakan untuk irigasi, dan para petani melaporkan panen yang menurun dan peningkatan kebutuhan penggunaan kapur. (Arif,2014). Dengan adanya kerusakan hutan di kalimanatan akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan maupun masyarakat sekitar, dan hal tersebut akan menjadikan kepunahan hewan, tumbuhan maupun sumber daya batubara yang terus di eksplor secara besar-besaran tanpa adanya perbaikan kembali.

Faktor yang berpengaruh selain kerusakan hutan dan pencemaran lingkungan adalah limbah yang di keluarkan oleh pertambangan batubara. Akibat adanya pembakarran batu bara dapat menyebabkan perubahan iklim kita. Pembakaran batu bara akan meninggalkan jejak kerusakan yang tak kalah dahsyatnya. Air yang digunakan dalam pengoperasian PLTU dapat mengakibatkan kelangkaan air di sekitar pertambangan batubara. Polutan yang dikeluarkan dapat menimbulkan pencemaran dan menggagu kesehatan masyarakat. Partikel halus yang berupa debu batubara dapat menjadi faktor penyebab utama penyakit pernapasan, merkuri perusak perkembangan saraf anak-anak balita dan janin dalam kandungan ibu hamil yang tinggal di sekitar PLTU. Dan pembakaran batubara di PLTU merupakan sumber utama gas rumah kaca yang menjadi penyebab perubahan iklim seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan metana yang memperburuk kondisi iklim kita. (greenpaeace) Dari penelitian yang dilakukan oleh arsad, 2013, mengenahi kasus pencemaran lingkungan yang ada dikalimantan adalah sebanyak 39 data dan terbanyak adalah disebabkan oleh perusahaan tambang batu bara. Kasus tersebut masih di tangani dan belum selesai. Bila meninjau dari kasus tersebut, sebaiknya pemerintah provinsi seharusnya bisa lebih aktif lagi untuk mengusut kasus itu dan dapat diselesaikan dengan cepat. Karena efek langsung yang dapat terjadi di masyarakat adalah : banjir di daerah perkotaan, khususnya Kota Samarinda, yang semakin parah. Berikut adalah kasus pencemaran yang dilakukan :

KASUS PENCEMARAN 1. Kukar: 26 kasus 2. Kutim: 5 kasus 3. Berau: 5 kasus 4. Paser: 1 kasus 5. Bulungan: 1 kasus 6. Nunukan: 1 kasus Total: 39 kasus. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Qomariah (2002) dampak akibat aktivitas pertambangan batubara bukan hanya menimbulkan pencemaran udara yang mengakibatkan penurunan kesehatan saja, melainkan juga timbulnya cekungan besar yang

dikelilingi tumpukan tanah bekas galian yang telah bercampur dengan sisa-sisa bahan tambang (tailing). Pada saat musim hujan, cekungan tersebut dialiri air dan berubah menjadi danau. Sisa-sisa bahan tambang mengalir ke sungai-sungai dan menutupi lahan pertanian serta areal perkebunan. Hal ini mengakibatkan hilangnya vegetasi (tanaman) populasi satwa liar dan menurunnya kualitas air. Sementara itu di daerah bagian hilir pasca tambang, rawan terjadinya bencana erosi akibat sedimentasi tanah. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa di kawasan pertambangan selalu terjadi perusakan pencemaran lingkungan dan penggerogotan kedaulatan- kedaulatan negara. Sehingga sering terjadi pro kontra yang memiliki analisis yang bertolak dari substansi yang berbeda. Kelompok pro pertambangan melupakan aspek lingkungan hidup dan lebih diaksentuasikan pada aspek ekonomi. Kelompok kontra tambang lebih menegaskan pada aspek keseimbangan lingkungan hidup dan keberpihakan kepada sosial ekonomi masyarakat kawasan. Tak dapat di pungkiri bahwa sektor pertambangan menjadi primadona yang telah membuat negara menganaktirikan sektor seperti pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan. Pertambangan dianggap gampang mendatangkan uang tunai tanpa membebani pemerintah dengan pengadaan infrastruktur.

C. Analisis Dampak Kerusakan Lingkungan terhadap Perekonomian Masyarakat

Berdasarkan data-data diatas dapat dianalisis bahwa dengan meluasnya pertambangan batubara dapat menyebabkan meningkatnya perekonomian masyarakat, hal ini dikarenakan bahwa semakin meluasnya pertambangan akan memperluas lapangan pekerjaan juga. Dan dengan meluasnya area pertambanga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan di daerah sekitar pertambangan. Kerusakan lingkungan tersebut berupa penggundulan hutan, pencemaran air, pencemaran tanah, dan polutan yang dapat menggaggu kesehatan masyarakat. Dengan meluasnya kerusakan hutan dapat menyebabkan banjir dan punahnya hewan maupun tumbuhan yang ada di sekitar area pertambangan. Karena hutan tempat mereka tinggal telah rusak, tanah tempat mereka tumbuh juga telah tercemar, dan air yang merupakan sumber kebutuhan hidup mereka juga tercemar. Sehingga lambat laun makhluk hidup yang ada disana akan punah.

Dilihat dari ekonominya daerah tersebut memang memiliki ekonomi menengah keatas, tetapi jika dilihat dari sisi lingkungannya keberlangsungan hidup mereka akan terancam. Apabila tidak ditanggulangi dengan cara yang baik, maka daerah tersebut lambat laun akan rusak berat dan terjadi pencemaran yang tinggi. Seharusnya perusahaan yang berdiri disana serta pemerintah daerah peduli mengenahi hal ini.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa: Secara umum penduduk di wilayah tersebut pada tahun 2010 tidak tergolong miskin. Pendapatan terendah Rp. 800.000,-per bulan dan pendapatan tertinggi Rp. 5.000.000,-per bulan. Dengan adanya data tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan masyarakat yang mata pencaharian utamanya adalah penambang batubara memiliki pendapatan yang berada pada tingkat menengah keatas, karen pertambangan batubara dapat memperluas lapamnmgan pekerjaan. Pertambangan batubara telah mengakibatkan meluasnya penggundulan hutan, erosi tanah, kehilangan sumber air, polusi udara, dan rusaknya keutuhan sosial masyarakat yang tinggal di dekat lokasi pertambangan. Dengan meluasnya kerusakan hutan dapat menyebabkan banjir dan punahnya hewan maupun tumbuhan yang ada di sekitar area pertambangan. Karena hutan tempat mereka tinggal telah rusak, tanah tempat mereka tumbuh juga telah tercemar, dan air yang merupakan sumber kebutuhan hidup mereka juga tercemar. Sehingga lambat laun makhluk hidup yang ada disana akan punah.

b. Saran 1. Bagi perusahaan pertambangan batubara, meningkatkan kepedulian dan rasa tanggung jawab kepada masyarakat Kalimantan dan juga mempedulikan lingkungan dan kelestarian alam.

2. Masyarakat Kalimantan, lebih berperan aktif dalam menanggapi fenomena yang terjadi dan jangan tergiur dengan penawaran perusahaan untuk mengalih fungsikan lahan mereka, tetapi hendaknya lahan pertanian sebagai sumber kehidupan antar generasi tetap dipertahankan. 3. Bagi pemerintah daerah, dalam mengambil kebijakan sebaiknya lebih mempertimbangkan dampak positif dan negatif. Pentingnya peran serta masyarakat dalam pengambilan kebijakan sebagai salah satu bentuk partisipasi masyarakat. Kebijakan yang diputuskan sebaiknya tidak merugikan sosial ekonomi masyarakat dan berpihak pada kepentingan masyarakat banyak.

DAFTAR RUJUKAN Simanjutak, hakim. Pengertian Google Map. (Online). (http://pengertiandancontoh.blogspot.com/2013/06/pengertian-google-map.html). Diakses 1 Mei 2014.

Risal,dkk. 2012. Analisis Dampak Pertambangan Batubara terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Makroman, (Online), (http://journal.feunmul.in/ojs/index.php/kinerja/article/download/3/3),

diakses

tanggal 1 Mei 2014.

Antara Riau.Batubara Kalimantan Selatan Diprediksi Segera Redup. 2012. (Online), (http://antarariau.com/berita/20412/batubara-kalsel-diprediksi-segera-redup.html), diakses 1 Mei 2014. Muchlis. 2013. Makalah Dampak Pertambangan di Berau. (Online), (http://muchlispattiwara.blogspot.com/2013/12/makalah-dampak-pertambangan-diberau.html), diakses tanggal 31 Mei 2014.

Warman. 2012. Kondisi Sosial Masyarakat di Sekitar Daerah Pertambangan Batubara. (Online), pdf. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman Arsad, Sugita. 2013. Pencemaran Lingkungan di Samarinda. (Online), (http://pencemaranbatubara.blogspot.com/2013/04/pencemaran-lingkungandisamarinda.html), diakses 31 Mei 2014. Qomariah, Retna. 2003. Dampak Kegiatan Pertambangan Tanpa Ijin (PETI) Batubara Terhadap Kualitas Sumber Daya lahan dan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kabupaten Banjar–Kalimantan Selatan (tesis). Bogor: Institut Pertanian Bogor. Greenpeace. Perubahan IklimGlobal Akibat Batubara. (Online),(http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahaniklimglobal/Energi-Batu-Bara-yang-Kotor/)

More Documents from "Fandy"