221830603-nikol-silang.docx

  • Uploaded by: Fandy
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 221830603-nikol-silang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,166
  • Pages: 7
sarman afiudin Kamis, 19 Desember 2013

NIKOL SILANG DAN NIKOL SEJAJAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam ilmu Geologi analisis sayatan tipis batuan dilakukan karena sif atsifat fisik, seperti tekstur, komposisi dan perilaku mineralmineral penyusun batuan tersebut tidak dapat dideskripsi secara megaskopis di lapangan. Mineralogi opti k adalah suatu metode yang sangat mendasar yang berfungsi untuk mendukung analisis data geologi. Untuk dapat melakukan pengamatan secara optik atau petrogr afi diperlukan alat yang disebut mikroskop polarisasi. Hal itu berhubungan dengan teknik pembacaan data yang dilakukan melalui lensa yang mempolarisasi obyek pengamatan. Hasil polarisasi obyek selanjutnya dikirim melalui lensa obyektif d an lensa okuler ke mata (pengamat). Terkait dengan peranan mikroskop polarisasi dalam identifikasi sifat opti k suatu mineral maka dianggap perlu untuk mampu menggunakan mikroskop tersebut. Dalam penggunaan mikroskop terdapat pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar. Oleh karena itu diadakanlah praktikum untuk pengamatan pada Nikol Sejajar d an Nikol Silang dalam acara Pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud diadakannya praktikum acara Pengamatan Nikol Silang dan Nik ol Sejajar ini yaitu agar praktikan dapat mengamati mineral pada Nikol Silang dan Nikol Sejajar. Adapun tujuan dari Pengamatan Nikol Silang dan Nikol Sejajar ini yaitu :  Untuk mengetahui cara memusatkan sayatan tipis mineral.  Agar dapat mendeskripsi sifat – sifat optik mineral.

 Dapat membedakan antara Nikol Silang dan Nikol Sejajar. 1.3 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum berlangsung adalah: 1. Mikroskop Polarisasi

2. Alat tulis menulis 3. Format praktikum 4. Pensil warna 5.

Lap kasar/lap halus

1.4 Prosedur Kerja  Letakkan preparat di meja objek, kemudian jepit dengan penjepit preparat.  Sentringkan / memusatkan mineral.  Menentukan Perbesaran Lensa Objektif, Okuler, perbesaran total, bilangan skala dan kedudukan mineral.  Mengukur ukuran mineral. 



Melakukan pendeskripsian pada nikol sejajar, berupa warna mineral, pleokrisme, bentuk mineral, intensitas, indeks bias, belahan, pecahan, dan relief; kemudian menggambar mineral pada posisi nikol sejajar. Melakukan pendeskripsian pada nikol silang, berupa warna interferensi maksimum, bias rangkap, kembaran, sudut gelapan, dan gelapan; kemudian menggambar mineral pada posisi nikol silang.

 Menentukan Tanda Rentang Optik (TRO), kemudian menggambar mineral pada posisi TRO.  Menentukan nama mineral.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Optik Mineral yang dapat diamati dalam posisi Nikol Sejajar yakni : a) Warna

Warna merupakan pencerminan dari kenampakkan daya serap atau absorpsi panjang gelombang dari cahaya yang masuk pada mineral anisotropik. Pengamatan warna mineral secara megaskopis dengan contoh setangan sangat berbeda dengan pengamatan warna secara mikroskopis. Hanya saja suatu pendekatan teoritis bahwa pada umumnya mineral yang berwarna pucat sampai putih dalam contoh setangan cenderung akan nampak tidak berwarna atau transparan di dalam sayatan tipis, sebaliknya mineral – mineral yang berwarna gelap atau hitam secara megaskopis akan nampak berbagai variasi warna dalam sayatan tipis. Sedangkan mineral yang kedap cahaya atau mineral yang tidak tembus cahaya, akan berwarna gelap atau hitam. b) Pleokrisme Yaitu sifat penyusupan mineral anisotropic dalam menyerap sinar. Ditunjukkan oleh beberapa kali perubahan warna kristal setelah diputar hingga 360o, pada posisi nikol sejajar/silang.

ar 2.1 Warna interferensi biotit sejajar sumbu C dan pleokroismenya pada sudut putaran 90 o

c) Bentuk Mineral

Bentuk mineral ditentukan dengan orientasi tepiannya. Bentuk mineral yang tidak beraturan pada seluruh sisinya disebut Anhedral . Jika sebagian sisi mineral yang tidak beraturan disebut subhedral. Jika seluruh sisi mineral beraturan disebut euhedral.

d) Indeks Bias Indeks bias mineral dapat diartikan sebagai salah satu nilai (konstanta) yang menunjukkan perbandingan sinus sudut datang (i) dengan sinus sudut bias atau refraksi (r). Berdasarkan pengertian tersebut, maka indeks bias (n) juga merupakan fungsi dari perjalanan sinar di dalam medium yang berbeda. e) Belahan dan Pecahan

Setiap mineral mempunyai kemampuan dan kecenderungan untuk terpisah menjadi bagian yang lebih kecil. Apabila bidang – bidang tersebut berbentuk lurus dengan arah tertentu sesuai dengan bentuk kristalnya, bidang tersebut adalah bidang belahan (cleavage). Jika bidang – bidang kecil dari mineral tidak lurus dengan arah yang tidak teratur dan terkontrol oleh struktur atomnya, maka bidang tersebut adalah pecahan (fracture). f) Relief dan intensitas Relief suatu mineral dapat diartikan sebagai kenampakkan yang timbul akibat adanya perbedaan indeks bias mineral dengan media yang ada di sekitarnya. Relief selalu berbanding lurus denga intensitas. 2.2 Sifat Optik Mineral yang dapat diamati dalam posisi Nikol Silang yakni : a. Warna Interferensi Warna interferensi adalah warna yang dihasilkan dari cahaya yang diteruskan melalui analisator kepada pengamat. Warna interferensi terjadi pada mineral anisotrop karena adanya selisih harga indeks bias sinar ordiner dan sinar ekstraordiner. b. Bias Rangkap Cahaya yang masuk dalam media anisotrop akan dibiaskan menjadi 2 (dua) sinar, yang bergetar dalam 2 bidang yang saling tegak lurus. Harga bias

rangkap merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang bergetar dalam suatu mineral. c. Kembaran Yaitu sifat yang ditunjukkan oleh mineral akibat pertumbuhan bersama kristal saat pengkristalannya. Berbentuk kisi-kisi yang dibentuk oleh orientasi pertumbuhan kristalografi. Sifat ini dapat diamati pada posisi pengamatan nikol silang. Berhubungan dengan sifat pemadamannya. Ada beberapa macam kembaran dengan dasar klasifikasi secara deskriptif dengan melihat bentuk dan pola kembarannya saja. Bentuk – bentuk kembaran tersebut antara lain albit, carlsbad, polisintetik, periklin dan carlsbad-albit.

Gambar 2.2 Kenampakkan kembaran Carlsbad pada Plagioklas

d. Sudut Gelapan dan Jenis Gelapan Sudut gelapan adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu panjang kristalografi (sbc) dengan sumbu indikatrik mineral, baik sinar cepat maupun sinar lambat. Gelapan adalah keadaan mineral pada kedudukan warna interferensi maksimum, terjadi apabila sumbu indikatris (arah getar sinar) mineral sejajar dengan arah getar analisator atau polarisator. Terdapat beberapa jenis gelapan, yaitu : Gelapan sejajar (paralel), terjadi bila pemadaman berada pada posisi dimana sumbu panjang atau belahan mineralnya sejajar sumbu-c dan

sejajar pula dengan benang silang. Gelapan ini umumnya terjadi pada kristal tetragonal, heksagonal, trigonal dan ortorombik.

sistem

Gelapan simetris, terjadi bila pemadaman pada posisi simetris (X,Z = 45o). Umumnya pada sayatan mineral sistem ortorombik, monoklin, misalnya pada jenis mineral piroksin dan amphibol. Gelapan miring, gelapan jenis ini merupakan pemadaman yang terjadi pada posisi dimana sumbu panjang kristal (belahan yang sejajar sumbu-c) membentuk sudut dengan arah getar analisator atau polarisator. Gelapan bergelombang, gelapan jenis ini terjadi karena keseluruhan mineral telah mengalami tekanan namun belum sampai rekristalisasi secara sempurna, umumnya pada kuarsa.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini yaitu :  Sifat optik mineral yang dapat diamati pada posisi nikol sejajar yaitu warna mineral, pleokrisme, bentuk, indeks bias, intensitas, belahan, pecahan dan relief.  Sifat optik mineral yang dapat diamati pada posisi nikol silang yaitu warna interferensi, bias rangkap, kembaran, sudut gelapan dan jenis gelapan.

4.2 Saran Demi kelancaran dan pemahaman dalam mengamati kenampakkan mkroskopis mineral ada baiknya dilakukan penambahan mikroskop agar supaya praktikan dapat dengan fokus melakukan praktikum tanpa harus saling bergantian.

DAFTAR PUSTAKA

Irfan Ria Ulva., 2007. Penuntun Praktikum Laboratorium Mineral Optik Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin, Makassar. Graha Setia Doddy. Batuan dan Mineral, Bandung. Schusters., Simon, 1977. Rocks and Minerals, Simon & Schusters Inc., New York.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM MINERAL OPTIK ACARA II : PENGAMATAN NIKOL SILANG & SEJAJAR

OLEH : MOH. SYAIFUL NO. MHS : D611 06 079

MAKASSAR 2011

More Documents from "Fandy"