Psoriosis Alvin (after Revision).docx

  • Uploaded by: Aulia Prihatini
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Psoriosis Alvin (after Revision).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,177
  • Pages: 23
MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II PENYAKIT PSORIASIS

DISUSUN OLEH : NAMA : ALVIN FAUZI NIM : 171030100222

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA, TANGERANG SELATAN Program Studi S1 Keperawatan 2019

1

LAPORAN PENDAHULUAN PSORIASIS

A. DEFINISI Psoriasis adalah gangguan kulit yang ditandai dengan bercak, bersisik atau dikenal dengan nama penyakit Papulosquamomas. Dan ini adalah penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai dengan sisik yang berlapis berwarna keperakan, disebabkan oleh sel T (salahsatu sel darah putih) yang teraktivasi dan lalu berinteraksi dengan sel kulit yang menyebabkan penebalan dan bersisik pada kulit. Disertai dengan warna kemerahan, terasa gatal dan perih. Bila sisik ini dilepaskan maka timbul bintik perdarahan di kulit bagian bawah.

B. ETIOLOGI Sampai saat ini belum dipastikan penyebab utamanya, tapi diyakini bisa karena poligenik (yakni dikendalikan lebih dari satu gen), disebabkan oleh penyakit autoimun sel T Dan faktor pencetusnya antara lain : 1. Trauma : penyakit ini timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan, luka bekas operasi, bekas vaksinasi dan sebagainya. Kemungkinan merupakan mekanisme fenomena koebner. Khas pada penyakit ini timbul setelah 7-14 hari. 2. Infeksi

:

bias

dari

infeksi

streptococcus

hemoliticus

sering

menyebabkan psoriasis gutala. Timbul juga setelah infeksi virus tertent, namun menghilang setelah infeksinya sembuh. 3. Iklim : beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, namun pada musim penghujan akan timbul. Factor endokrin : sering terjadi pada musim pubertas dan menopause, membaik selama

2

kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan setelah melahirkan. Terkadang tipe pustulosa generalisata timbul pada waktu hamil dan setelah pengobatan progesterone tingkat tinggi. 4. Sinar matahari : walau umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita, namun sinar matahari yang terlalu kuat dapat merangsang terjadinya psoriasis. 5. Metabolik : hipokalasemia dapat menimbulkan psoriasis, Antara lain : 1. Garukan atau gesekkan disertai tekanan yang berulang-ulang, misalnya pada saat gatal digaruk terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat beraktivitas. Hal ini dapat menyebabkan penebalan pada kulit. 2. Obat oral tertentu seperti antihipertensi dan antibiotik 3. Mengoleskan obat terlalu keras di kulit 4. Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi merah, misalnya makanan yang mengandung alcohol.

C. KLASIFIKASI Ada lima klasifikasi jenis psoriasis, antara lain : 1. Psoriasis vulgaris : adalah psoriasis yang terjadi paling umum. Tingkat keparahan ini cenderung ringan hingga sedang. Kondisi ini ditandai dengan daerah penumpukkan plak (area kulit yang menebal dan warnanya putih keperakan) pada kulit. 2. Psoriasis eritroderma : adalah jenis psoriasis yang paling berat. muncul bercak kemerahan dan bersisik di seluruh tubuh. Pasien juga akan mengalami demam dan mengigil. Pasien psoriasis jenis ini biasanya membutuhkan perawatan inap di rumah sakit. 3. Psoriasis gutata : adalah psoriasis yang lebih sering menyerang anakanak. Bentuknya seperti tetesan lilin atau disebut gutatte, berbentuk bulat dan lonjong, dan berdimeter 2-6 mm. Psoriasis tipe ini bisa muncul di badan, lengan dan kaki.

3

4. Psoriasis inversa : adalah jenis psoriasis yang memiliki ciri bercak merah yang munculnya di lipatan-lipatan kulit, seperti pada selangkangan, ketiak dan leher. Selain bercak merah , bisa juga terlihat seperti berkilat dan bersisik. Psoriasis tipe ini terkadang tak disadari karena secara fisik tidak terlalu terlihat. 5. Psoriasis pustulosa : jenis psoriasis ini berbentuk jerawat atau berupa lenting yang berisi nanah. Ada 2 tipe pustulosa, pada tipe pertama adalah Lokalisata, yakni lenting muncul di telapak tangan maupun kaki (tidak disertai demam atau mengigil). Sedangkan pada tipe kedua yaitu Generalisata, tipe ini berupa bercak merah berisi nanah dan munculnya hampir di seluruh tubuh, terdapat rasa nyeri terbakar dan biasanya pasien pengidap ini butuh rawat inap.

D. MANIFESTASI KLINIS : Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempattempat predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah kepala dengan muka, ekstremitas dengan stensor terutama siku dan lutut dan daerah lumbusakral. Kelainannya seperti bercak kulit yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya, eritema berbatas tegas dan merata, skuama berlapis, berwarna putih serta transparan. Terdapat fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yg berubah warnanya menjadi putih da nada goresan seperti lilin yang tergores. Pada fenomena aspitz serum atau darah berbintik-bintik disebabkan papilomatosis. Trauma pada kulit, misalnya garukan, dapat menyebabkan kelainan psoriasis yang disebut kobner. Ada 2 tipe utama lesi pada psoriasis yaitu : a. Tipe Inflamantori : Manifestasi yang timbul yaitu adanya inflamasi dan eruptif yang kecil. Lesi bisa berbentuk gutata (seperti tetesan) atau nummular (seperti koin). b. Tipe plak yang stabil :

4

Gejala yang timbul pada kulit diantaranya gatal (pruritus) terutama di daerah kepala dan anogenital (letaknya antara anus dan vagina), akantosis (penebalan kulit), parakeratosis (gangguan diferensiasi sel epidermis), dan lesi biasanya ditutupi oleh plak berwarna keperakan.

E. GAMBAR : a. Psoriasis vulgaris

b. Psoriasis eritroderma

5

c. Psoriasis pustular

d. Psoriasis gutata

e. Fleksural psoriasis

6

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK : 1. Melakukan anamesa dan pemeriksaan fisik : Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan penderita dan juga untuk melihat (infeksi) dan palpasi keadaan kulit, kuku, sendi yang terkena infeksi. Dilakukan juga pemeriksaan auspitz sign (yakni metode pengerokkan pada skuama pada kulit yang berlapis) dengan melihat timbulnya bercak darah yang ada dibawah lesi, yang merupkan khas dari psoriasis. 2. Biopsi : Yakni

pengambilan

jaringan

tubuh

umtuk

pemeriksaan

lab.

Pemeriksaan jaringan tersebut betujuan untuk mendeteksi dan mengetahui apakah terdapat tanda dan gejala psoriasis.

G. PENATALAKSANAAN : Penatalaksanaan psoriasis harus ditujukkan harus ditujukkan untuk tujuan jangka panjang karena penyakit ini adalah penyakit kronis. Secara garis besar, penatalaksanaan psoriasis dibagi menjadi 4 : yaitu pengobatan topikal, sistemik, fisioterapi dan agen bologi. Terapi tambahan yang bisa digunakan antara lain : pengurangan stres, klimatoterapi, moisturizer, asam salisilat dan keratolitik. Pada tahun 2013, beberapa pakar dermatologis di dunia berkumpul dan menghasilkan sebuah kenseus tentang tatalaksana psoriasis dengan intisari sebagai berikut : 1. Metotrexate (MTX) dapat digunakan selama efektif dan ditoleransi dengan baik. 2. Siklosporin secara umum digunakan secara berselang dengan metode singkat untuk menginduksi respn klinis selama 3-6 bulan. 3. Transisi dari terapi sistemik konvensional ke agen biologi dapat dilakukan langsung atau secara bersamaan jika transisi diperlukan untuk alasan keamanan. 4. Terapi

berkelanjutan

direkomendasikan

mendapatkan agen biologi. Ada 4, antara lain :

7

untuk

pasien

yang

1. Terapi topikal. Terapi topikal pada psoriasis memiliki efikasi dan keamanan tingkat tinggi untuk pasien yang memiliki tingkat keparahan ringan sampai sedang, namun juga dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada pasien dengan psoriasis yang lebih luas dan berat yang sedang menjalanipengobatan baik agen sistemik maupun dengan fototerapi. 2. Terapi sistemik. Terapi sistemik telah mengantikan posisi sebagai terapi psoriasis dengan menawarkan efek terapi dengan potensi toksik yang lebih sedikit terhadap hepar, ginjal, sumsum tulang dan juga tidak bersifat teratogenik. Terapi ini memiliki peranan penting untuk pasien tertentu dikarenakan rute administrasi oral yang mudah dan biaya yang lebih murah jika dibandingka dengan agen biologi seperti MTX. 3. Fototerapi. Pasien yang akan mendapat fototerapi harus dilakukan anamesa dan pemeriksaan fisik yang lengkap dan mendetail sebelumnya. 4. Agen biologi. Sebelum memulai terapi dengan agen biologi, pasien harus anamesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratoriumsecara mendetail dan menyeluruh. Hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi dan mewaspadai adanya kondisi faktor resiko pada pasien. Pasien yang mendapat terapi agen biologi akan memiliki kemungkinan untuk di terapi dengan agen biologi lainnya atau dengan terapi sistemik sehingga pemeriksaan laboratorium bisa bermanfaat.

H. KOMPLIKASI : Menurut Siregar (2004), komplikasi yang dapat ditimbulkan dari psoriasis adalah : 1. Dapat menyerang sendi, menimbulkan artritis psoriais. 2. Psoriais pustuulos, pada eritema timbul pustula miliar. Jika menyerang telapak tangan dan kaki serta ujung jari disebut psoriasis pustula tipe barber. Namun jika pustula timbul pada lesi psoriasisdan juga kulit

8

diluar lesi, dan disertai gejala sistemik berupa panas atau rasa terbakar disebut zumbusch. Yang terakhir ini berprognosis kurang baik. 3. Psoriais eritrodermia, jika lesi psoriasis terdapat diseluruh tubuh dengan skuama halus dan gejala konstitusi berupa badan terasa panas dingin.

I. PENCEGAHAN : Psoriasis tidak dapat disembuhkan, tetapi secara pengobatan dapat membantu mengontrol gejalanya agar berkurang. Hindarilah hal-hal yang dapat memicu psoriasis dan gunakanlah obat yang sesuai resep dokter untuk mengontrol dan mengurangi gejalanya. Langkah-langkah umumnya antara lain : 1. Menjaga kebersihan kulit 2. Menghindari cedera kulit dan kulit kering 3. Mandi setiap hari 4. Gunakan pelembab kulit 5. Hindari makan makanan yang mengandung kalori yang sangat tinggi 6. Hindari minum-minuman beralkohol 7. Hindari terekspos sinar matahari yang terlalu menyengat

J. PENGOBATAN : Pengoatan untuk psoriasis ringan sampai sedang antara lain : 1. Pengobatan sistemik seperti : nkortikosteroid (prednisone), sitostatik (metroteksat), levodopa, DDS (diaminodifenil sulfon), etretinat dan asitretein dan siklosporin. 2. Megaplikasikan krim

topikal,

lotion,

sampo dan salep

yang

mengandung tar batubara. Ini akan mengurangi peradangan, kemerahan, kerak kulit dan gatal-gatal. 3. Steroid dan obat anti-inflamasi lainnya bisa diterapkan pada kulit (topikal) untuk kasus ringan hingga sedang juga sebagai kombinasi terapi untuk kasus yang lebih parah.

9

4. Penggunaan salisilat dalam minyak (untuk menghilangkan plak) 5. PUVA (psoralen dan papara sinar ultraviolet (UVA) 6. Obat penurun kekebalan. Misalnya : metotreksat, isotretinoin, antihistamin (untuk gatal-gatal) serta antibiotik (untuk infeksi bakteri sekunder).

K. PATHAWAY :

10

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan pada Pasien Psoriasis Kasus: Nama klien Ny S, usia 19 tahun, suku jawa dan beragama islam. Pekerjaan sehari-harinya sebagai buruh tani, Pendidikan terakhir SMP, klien bertempat tinggal di Jl. Jalaksana, kota Kuningan. Klien masuk rumah sakit daerah kota Kuningan pada tanggal 12 januari 2017. Keluhan utama klien mengatakan kulit klien terasa sakit, perih dan bersisik terutama di bagian punggung, sudah dialami klien sejak 2 minggu sebelumnya. Nyeri yang dialami sangat sakit (dengan skala 8), klien mengalami nyeri pada kulit tak menentu, faktor pendukungnya masih belum jelas, namun fakot pencetusnya bias karena lemahnya imun dan trauma pada kulit klien. Klien juga mengatakan saat ini merasa malu jika ingin melakukan aktivitas diluar, terlebih keluarga dan temannya menjauhinya Karena takut tertular oleh penyakityang dialaminya.

1. Pengkajian Identitas Pasien a.

Nama klien

: Nona S

b.

Umur

: 19 tahun

c.

Jenis kelamin : Perempuan

d.

Suku/ bangsa : jawa

e.

Agama

: islam

f.

Pendidikan

: SMP

g.

Pekerjaan

: buruh tani

h.

Alamat

: jl. Jalaksana, Kuningan.

i.

MRS

:-

j.

Tgl pengkajian: -

11

2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama Adanya rasa gatal yang tak tertahankan yang kambuh sejak 2 minggu yang lalu. b. Riwayat Kesehatan Sekarang Nona S 19 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan adanya rasa gatal yang tak tertahankan yang kambuh sejak 2 minggu yang lalu dan adanya lesi berbentuk bulat dengan tegas dengan ukuran paling besar 2x2 cm dengan lesi berupa makula eritema, makula hiperpigmentasi, plak eritema, papula eritema hingga pustula disertai skuama. c. Riwayat keperawatan yang lalu Klien sudah merasakan gatal sejak 2 bulan yang lalu dan timbul kulit bersisik sebesar koin 500an pada lututnya. d. Riwayat kesehatan keluarga Ada kemungkina riwayat keluarga juga memiliki penyakit yang sama. e. Pola manajemen kesehatan Klien mengonsumsi obat kenokort pemberian temannya saat merasa gatal. f. Pola nutrisi g. Pola eliminasi h. Pola persepsi dan kognitif Klien merasa gatalnya menyebar saat terpapar sinar matahari dan kurang tidur i. Pola aktivitas j. Pola tidur dan istirahat

12

Klien mengalami masalah kurang tidur

k. Pola persepsi diri dan konsep diri Klien merasa malu dan tidak bias menerima peran baru (penyakitnya) yang dialaminya. l. Pola peran dan hubungan Klien merasa sedih karena teman dan keluarganya menjauhinya karena takut tertular m. Pola seksualitas dan reproduksi Klien berjenis kelamin perempuan dan masih lajang. n. Pola koping dan toleransi stress o. Pola nilai dan kepercayaan/ agama

3. Pemeriksaan fisik a. Kesadaran : Composmetis b. Tekanan darah: 110/70 mmHg c. Nadi

:-

d. Pernafasan : 23 x/ menit e. Suhu tubuh : 37 °C f. Kulit : Terdapat lesi distribusi generalisata berupa makula eritema, makula hiperpigmentasi, plak eritema, papula eritema, dan pustula yang disertai skuama. g. Kepala : Kulit kepala kotor karena terpadat ketombe dan rambut yang kotor. h. Mata : Isokor, reflek pupil simetris, diameter pupil ± 4 mm, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikteric, tidak adaptosis, koordinasi gerak mata simetris dan mampu mengikuti pergerakan benda secara terbatas dalam 6 titik sudut pandang yang berbeda.(normal) i. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip hidung, cuping hidung tidak ada.(normal)

13

j. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada tanda peradangan ditelinga/ mastoid. Cerumen tidak ada, dan reflek suara baik. ( normal) k. Mulut: Bibir tidak cyanosis, mukosa bibir lembab, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada stomatitis dan gigi masih genap.(normal). l. Leher: Simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid (normal) m. Dada : 1)

Jantung a)

Inspeksi

: Simetris, statis, dinamis (normal)

b)

Palpasi

: teraba normal (normal)

c)

Perkusi

: Konfigurasi jantung dalam batas normal

(normal) d)

Auskultasi

: normal

Paru – paru

2) a)

Inspeksi

: Simetris, statis, dinamis (normal)

b)

Palpasi

: Sterm fremitus kanan = kiri (normal)

c)

Perkusi

: Sonor seluruh lapang paru (normal)

d)

Auskultasi

: Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

(normal) n. Perut : 1)

Inspeksi

: Datar (normal)

2)

Palpasi

: Supel, tidak ada massa (normal)

3)

Perkusi

: timpani (normal)

4)

Auskultasi

: bising usus (+) (normal)

o. Ekstrimitas : Terdapat lesi distribusi generalisata berupa makula eritema, makula hiperpigmentasi, plak eritema, papula eritema, dan pustula yang disertai skuama.

4. Pemeriksaan Penunjang : Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan tungau dewasa dan pada pemeriksaan gram ditemukan bakteri gram positif.

14

5. Analisa Data No

Data yang menyimpang

Etiologi

Masalah keperawatan

1.

DO : 1. Pasien terlihat cemas dan takut terhadap penyakit yang dialaminya DS : 1. Klien mengatakan keluarga dan temannya menjauhinya karena takut tertular 2. Klien merasa malu jika

Gatal

Gangguan rasa nyaman nyeri

ingin melakukan aktivitas diluar 3. Gatal dirasakan berlebih ketika pasien diputuskan pacar, kurang tidur, dan terpapar sinar matahari 4. Gatal yang dirasakan menyebar keseluruh tubuh kecuali wajah dan tangan

P : imun pasien Q : rasanya perih, nyerinya

15

jarang, nyeri menghilang jika dibawa tidur R : sekitar punggung S:8 T : nyeri jarang dirasakan saat muncul kontraksi, gatal pun terjadi secara mendadak 2.

DO : 1. Terdapat distribusi lesi generalisata berbentuk bulat dengan tegas dan timbul ukuran paling besar 2x2 cm. 2. Lesi berupa makula eritema, makula

Terjadinya

hiperpigmentasi, plak eritema, papula eritema, hingga pustula disertai skuama.

DS :

klien mengatakan gatal-gatal dan berplak di bagian kulit badan

3.

DO : 1. Sejak 2 bulan yang lalu timbul kulit bersisik sebesar uang koin 500san di lututnya

16

peradangan / inflamasi

Gangguan integritas kulit

2. Kulit klien terdapat skuama kasar, bewarna putih, melekat, deskuamasi, bentuk lenticular – nummular, plakat berates tegas, multiple dan generalisata DS : 1. klien mengatakan sulit tidur Gangguan konsep

Krisis kepercayaan

diri

diri

6. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit ditandai dengan adanya gatal, ansietas, klien tampak gelisah, lesi. 2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit 3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan konsep kepercayaan diri

17

7. Intervensi Keperawatan No

Diagnosa

Tujuan

Intervensi

Rasional

Keperawatan 1.

Gangguan

Setelah dilakukan tindakan

rasa nyaman

perawatan

b.d gejala

klien

1. kendalikan faktor –

dapat

faktor iritan

mempertahankan

tingkat

2. Pertahankan

terkait

kenyamanan

selama

penyakit

perawatan dengan kriteria

ditandai

hasil:

1. Rasa

gatal

dapat diperburuk

lingkungan

yang

dingin atau sejuk. 3. Anjurkan

klien

oleh panas, bahan kimia dan fisik.

dengan

1. klien tampak tenang

menggunakan

adanya gatal,

2. klien menerima akan

sabun ringan atau

mengurangi

sabun khusus untuk

gatal.

ansietas, klien tampak

penyakitnya 3. gatal dan perih hilang

2. Kesejukan

kulit sensitif

3. Upaya

gelisah, lesi

ini

mencakup 4. Kolaborasi

dalam

tidak

pemberian

terapi

adanya

topikal seperti yang

larutan

diresepkan dokter.

detergen, zat pewarna atau

bahan

pengeras 4. Tindakan ini membantu meredakan gejala

2.

Gangguan

Setelah dilakukan tindakan

integritas

perawatan integritas kulit

peningkatan

kulit

membaik secara optimal.

integritas

18

1. Lakukan

tindakan 1. Untuk menghindari jaringan

cedera kulit,

berhubungan

Kriteria :

dengan

dengan

1. Pertumbuhan

jaringan

kerusakan

membaik

permukaan

psoriasis berkurang.

kulit

dan

2. Integritas

kulit

lesi

yang

baik bisa dipertahankan (sensasi,

elastisitas,

temperatur,

hidrasi,

pigmentasi)

kulit 4. Perfusi jaringan baik menunjukkan

pemahaman

dalam

proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang

lesi

tidak

membasuh karena

akan

penyembuhan

luka.

pasien harus dinasihati agar

mencubit

dan

atau

pembentukan

sisik.

menggaruk

2. Tingkatkan

asupan

nutrisi diet TKTP

daerah yang sakit.

pasien 2. Untuk

agar tidak mencubit

meningkatka

atau menggaruk lesi

n asupan dari

4. Lakukan

kompres

kebutuhan

basah dan sejuk atau

pertumbuhan

terapi rendaman tapi

jarring.

tidak terlalu sering 5. Kulit

dikeringkan

bukan

3. Untuk menghindari cedera kulit 4. Merupakan

menggosoknya kuat

tindakan

– kuat.

protektif

6. Kolaborasi pemberian

yang preparat

emolien

yang

berguna

untuk

dapat

mengurangi nyeri

pada

lesi

melembapkan kulit , 5. Agar

tidak

meningkatkan

rasa

memperpara

nyaman,

dan

h kondisi lesi

mengurangi pembentukan sisik. 7. Evaluasi kerusakan jaringan dan

19

tidak

menambah rasa sakit

dengan handuk dan

6. Menunjukkan terjadinya proses

sering

3. Menasehati

3. Tidak ada luka/lesi pada

5. Klien

cara

6. Agar kelempan kulit terjaga

klien

perkembangan

7. Apabila

pertumbuhan

masih belum

jaringan

mencapai dari kriteria evaluasi 5 x 24 jam, maka perlu

dikaji

ulang faktor – faktor 3 Gangguan

Setelah

dilakukan 1.

kaji

perubahan 1. beri

konsep diri

intervensi selama 2x24 jam, perilaku pasien seperti kepercayaan

berhubungan

diharapkan

dengan krisis

konsep diri teratasi dengan berhadapan dengan orang agar tidak perlu

kepercayaan

kriteria hasil :

diri

1.

dapat

gangguan menutup

diri,

lain.

malu kepada klien

merasa malu.

terinteraksi 2. bersikap realistis dan 2. yakini klien

seperti biasa

positif

selama

2. rasa percaya diri timbul pengobatan kembali

masa bahwa penyakit yang dialami

3. beri harapan parameter sembuh jika situasi individu 4.

berikan

positif kemajuan 5.

dorong

keluarga

menaati perintah penguatan yang dianjurkan terhadap oleh dokter dan perawat. interaksi 3. harapan sembuh masih ada 4. beri kekuatan ke klien perihal progress untuk sembuh 5. sarankan keluarga untuk

20

selalu berinteraksi dengan klien

8. Implementasi dan Evaluasi No. 1.

Implementasi

Evaluasi

1. Gangguan rasa nyaman b.d gejala S terkait penyakit ditandai dengan

: klien mengatakan tidak nyaman

adanya gatal, ansietas, klien tampak

dengan kulitnya yang terlihat

gelisah, lesi

merah dan bersisik.

2. Memberikan tindakan penghilang nyeri

O

a. Mengajarkan teknik relaksasi

: kulit klien terlihat bersisik,

b. Teknik pengalihan perhatian

merah dan kering

3.

TTV :

Memberikan

posisi

nyaman

menurut klien

TD : 130/80 mmHg

4. Kolaborasi pemberian penghilang

S : 37 ℃

nyeri optimal (analgetik)

N : 82 x/menit P : 22 x/menit

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

21

2.

Gangguan

integritas

kulit

b.d S

kerusakan permukaan kulit 1.

Mengkaji

kedalaman

luka,

ukuran,

: klien mengatakan nyeri sudah warna,

berkurang

memperhatikan O

jaringan nekrotik dan kondisi sekitar

: TTV :

luka.

TD : 130/80 mmHg

2. Memberikan perawatan luka yang

S : 37 ℃

tepat dan tindakan kontrol infeksi

N : 82 x/menit

3. Mengevaluasi ukuran, warna,

P : 22 x/menit

kedalaman

luka,

memperhatikan A

ada/tidaknya penyembuhan.

: kerusakan integritas kulit b.d

4. Kolaborasi pemberian therapy

imunodefisiensi sebagian teratasi P : tindakan dilanjutkan

3.

Gangguan konsep diri berhubungan S dengan kepercayaan diri

:

klien

mengatakan

1.

mengkaji perubahan perilaku

badannya terasa sakit dan perih

pasien seperti menutup diri, malu

diseluruh tubuh, namun seiring

berhadapan dengan orang lain

berjalannya

2. anjurkan bersikap realistis dan

berkurang saat terpapar sinar

positif selama masa pengobatan

matahari.

3. memberi harapan parameter situasi

: klien mengatakan tidak lagi

individu

merasa terganggu saat sedang

waktu

kulit

gejala

menjalani aktivitas. O : kulit klien terlihat bercak memerah dan ada retak di sudut tertentu : sudah mulai berkurang skuama dan plak pada sekujur tubuh. TTV :

22

TD : 130/80 mmHg S : 37 ℃ N : 82 x/menit P : 22 x/menit A : masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan

23

Related Documents

Alvin
June 2020 17
Alvin
October 2019 21
File Alvin
November 2019 13
Alvin Toffler
October 2019 14
Alvin Toffler.docx
December 2019 12

More Documents from "Jonathan Chavez"

Virus.docx
December 2019 20
Bab Ii Makalah Vct.docx
December 2019 24
Fungi.docx
December 2019 20
Bagan Saraf.docx
December 2019 22
Kanker Payudara.docx
November 2019 28