Proses Pencucian Film Radiografi Pemanfaaatan sinar-X dengan energi rendah di bidang kedokteran sering dimanfaatkan untuk radio diagnostik, seperti pembuatan citra radiografi konvensional, misalnya pembuatan citra radiografi kepala, torak, abdomen, dan lainnya (Susilo et al., 2011 sinar film radiografi menyediakan media untuk merekam, menampilkan, dan menyimpan informasi diagnostik. Citra berbasis film dikenal sebagai citra analog. Citra Analog dicirikan dengan warna keabu-abuan pada film radiograf antara warna hitam dan putih. Setiap warna abu-abu memiliki kerapatan (densitas) optik yang terkait dengan jumlah cahaya yang dapat melewati citra melalui intensifying screen. Prosesing film merupakan suatu langkah yang melengkapi prosedur untuk mendapatkan hasil radiografi. Prosesing menghasilkan gambar tampak yang berasal dari gambar laten hasil foto sinar-X. Ketika sinar-X mengenai perak halida (AgBr) pada emulsi film, maka terbentuk gambar laten. Gambar laten akan menjadi tampak setelah film direndam dalam larutan kimia yang mengubah perak halida menjadi partikel perak metalik (Langland & Langlais, 2002). Proses pencucian film radiografi dilakukan didalam kamar gelap agar hasil film radiografi tidak terjadi cacat. Proses pencucian film radiografi sendiri dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengolahan film radiografi secara manual dan pengolahan film radiografi secara otomatis. pengolahan Film Radiografi Secara Manual Menurut Bushong (2013 : 226-227), proses pencucian film radiografi terdiri dari pembasahan (wetting), pembangkitan (developing), pembilasan (rinsing), penetapan (fixing), pencucian (washing), dan pengeringan (drying). Wetting Wetting merupakan tahap pertama dalam proses pencucian film radiografi. Proses wetting dilakukan dengan menggunakan air yang berguna untuk memperbesar emulsi pada film radiografi Developing Proses developing yang dimaksud yaitu perubahan butir-butir perak halida didalam emulsi yang telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan tampak. Rinsing Rinsing merupakan proses yang dilakukan setelah proses developing. Rinsing dilakukan dengan menggunakan air mengalir yang bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa larutan developer agar tidak terbawa ke proses selanjutnya
Fixing Perak halida dihilingkan dengan mengubahnya menjadi perak komplek. Senyawa tersebut bersifat larut dalam air, selanjutnya akan dihilangkan pada tahap pencucian. Tujuan dari proses fixing ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan developer yang terserap oleh emulsi film. Washing Proses washing film radiografi dilakukan dengan menggunakan air mengalir sampai bau asam dari larutan fixer menghilang. Proses washing film ini bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan perak komplek dan garam yang terbentuk dari proses fixing. Drying Proses terakhir dalam pencucian film adalah proses drying. Proses drying dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kandungan air dalam emulsi dan agar mudah untuk disimpan. Pengolahan Film Radiografi Secara Otomatis Pemrosesan film secara otomatis hampir sama dengan proses film secara manual. Dalam proses film otomatis langkah-langkah yang dilakukan meliputi developing, fixing, washing, dan drying. Semua proses pencucian film otomatis dilakukan pada kamar gelap dengan menggunakan unit mesin. Komponen utama dari proses otomatis adalah sistem transportasi, sistem kontrol suhu, sistem sirkulasi, sistem pengisian, dan sistem pengering (Bushong, 2013 : 231). Sistem transport mengambil film dari baki melalui suatu rangkaian penggulung kedalam tangki developer, tangki fixer, tangki washer, dan akhirnya kamar dryer. https://lib.unnes.ac.id/26733/1/4211412034.pdf