BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alloy banyak digunakan dalam kedokteran gigi. Alloy adalah suatu bahan yang diproses dengan jalan mencampur beberapa jenis logam menjadi bahan baru melalui proses peleburan pada suhu tinggi. Sifat dari alloy ini diharapkan dapat lebih unggul daripada sifat unsur logam murninya. Sebagai contoh adalah logam paduan kobaltkromium yang bersifat tahan terhadap korosi tetapi kurang keras. Jika paduan kobalt-kromium ini dicampur dengan karbon (C) yang berupa karbid, maka akan diperoleh campuran alloy baru dengan kekerasan yang berlipat dari unsur logam murninya. Unsur kimia baik logam maupun non logam dapat saling dicampur dengan suatu unsur logam untuk membentuk alloy. Tujuan pencampuran ini s e p e r t i d i s e b u t k a n d i a t a s , a d a l a h u n t u k m e n c a r i s i f a t b a h a n b a r u y a n g m e m i l i k i s i f a t l e b i h unggul. Contoh alloy yang digunakan di kedokteran gigi adalah dental alloy untuk pembetulan atau penambalan gigi-gigi belakang dan untuk penambalan bagian lingual gigi anterior dengan cavitas kecil. Semua logam dan logam campur yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan padat seperti kristal, kecuali gallium dan merkuri yang berwujud cairan pada temperatur tubuh. Kebanyakan logam yang digunakan untuk restorasi gigi, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam campur, dengan perkecualian lempeng emas murni, titanium murni komersial, dan silver point endodontik. Walaupun alloy memiliki sifat yang lebih unggul daripda sifat unsur murninya tetapi alloy memiliki kelemahan, seperti pada bidang estetika, biokompatibilitas, dan sifat-sifat mekanis logam. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yaitu
“Apa saja jenis-jenis dental alloy beserta
penggunaannya?” C. Tujuan Makalah Tujuan dari makalah ini yaitu mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis alloy yang digunakan dalam kedokteran gigi, beserta penggunaannya. BAB II PEMBAHASAN Terdapat berbagai macam logam yang digunakan dalam kedokteran gigi. Emas dan alloy yang mengandung Chromium digunakan untuk membuat mahkota, inlay, dan basis gigi tiruan. [Applied
Dental Material]
Raksa digunakan dalam filling material.
Metal umumnya keras dan memiliki struktur cristaline(kecuali raksa). Setiap logam tersebut memiliki karakteristik masingmasing. Logam-logam tidak terlalu berguna bila digunakan secara tersendiri karena adanya batasan-batasan pada sifat-sifat logam tersebut. [INTRODUCTION DENTAL MATERIAL_42] Ketika logam tersebut dipadukan bersama, karakteristiknya akan ikut berubah. Hal inilah yang disebut dengan alloy, yaitu campuran antara 2 atau lebih elemen logam. [Oxford Handbook of Clinical Dentistry] . Campuran antara dua elemen logam disebut dengan alloy biner, dan campuran dari tiga elemen disebut ternary alloy. [INTRODUCTION DENTAL MATERIAL_42]
A. Klasifikasi Dental Alloy
Berdasarkan kandungan logam mulia Pada tahun 1984, ADA membagi alloy menjadi 3: Tipe Alloy High Noble
Total KandunganLogamMulia Harusmengandung≥40% Au
and
≥60%
Elemenlogammulialainnya* darikomposisikeseluruhan
Noble
Mengandung≥25%
Predominantly Base Metal
elemenlogammuliadarikomposisikeseluruhan Mengandung<25% logammuliadari
total
beratkeseluruhan Logam digolongkan sebagai logam mulia karena logam tersebut memiliki reaktifitas kimiawi rendah, dan tahan korosi serta diskolorisasi dalam mulut.Logam-logam tersebut antara lain: emas, platinum, palladium, Rubidium dan logam inert lainnya.
Berdasarkan karakteristik mekanik ISO mengklasifikasikan alloy menjadi 6 macam berdasarkan karakteristik mekaniknya, tampa melihat komposisi alloynya. Tipe
Elongation (%)
I (Low) II (Medium)
Yield Strength (MPa) 80 180
III (Hard)
270
5
IV (extra Hard)
360
3
18 10
Examples of Applications Inlay Inlay danOnlay Onlay, pontic crown, saddle Saddles, bars, claps, crowns, bridges, and partial denture framewok
Berdasarkan kandungan utama logam Alloy bisa dikelompokkan berdasarkan komponen elemen utama/terbanyak (misalnya palladium-based alloy) atau berdasarkan campuran dari 2 atau 3 elemen penting (misalnya Pd-Ag, Co-Cr, or Ni-Cr-Be alloys). Jenis Metal High Noble
Au-Ag-Pd Au-Pd-Cu-Ag
Noble
Ag-Pd-Au-Cu
Predominantly base metal (PB)
All-Metal Prostheses
Metal-Ceramic Prostheses Au-Pt-Pd Au-Pd-Ag (5–12 wt% Ag) Au-Pd-Ag (>12 wt% Ag) Pd-Au
Ag-Pd
Pd-Au-Ag Pd-Ag Pd-Cu-Ga Pd-Ga-Ag
CP Ti Ti-Al-V Ti-Al-Nb Ni-Cr-Mo-Be Ni-Cr-Mo Co-Cr-Mo Co-Cr-W Cu-Al
CP Ti Ti-Al-V Ti-Al-Nb Ni-Cr-Mo-Be Ni-Cr-Mo Co-Cr-Mo Co-Cr-W
Partial Denture Frameworks Au-Ag-Cu-Pd
CP Ti Ti-Al-V Ti-Al-Nb Ni-Cr-Mo-Be Ni-Cr-Mo Co-Cr-Mo Co-Cr-W
Berdasarkan karakteristik kegunaannya dalam kedokteran gigi
2
Tipe
Yield Strength (MPa)
Regangan %
Kegunaan
0 1
80
18
Restorasitetapgigitunggal Restorasitetapgigitunggal, venermaupun non veneer, danmahkota veneer
2
180
10
3
270
5
4
360
2
Restorasitetapgigitunggal, misalnyamahkotaatau inlay tanpabatasanpermukaan Restorasitetapbanyakgigi, misalnyajembatan Gigi tiruansebagian,klamer,bars, wide span bridge
5
500
2
Gigi tiruansebagiandengan tin cross section, klamer
[Philips ed 12]
a.
Komponen Gold Alloy Emas murni bersifat lembut, mudah dibentuk, memiliki warna kuning yang kaya dengan kilap logam yang kuat. Meskipun emas murni adalah yang paling mudah dibentuk dari semua logam, bahan ini relatif rendah dalam kekuatan. Kepadatan emas tergantung pada kondisi logam, apa itu di cor, digulung, atau ditarik menjadi kawat. Komposisi timah yang kurang dari 0,2 % menyebabkan emas menjadi sangat rapuh. Merkuri dalam jumlah kecil juga memiliki efek berbahaya. Diantaranya seperti teknik alloy atau dasar logam alloy lainnya, termasuk amalgam, tidak boleh dicampur dengan emas yang digunakan untuk restorasi gigi. Udara atau air pada suhu apa pun tidak mempengaruhi atau merusak emas. Emas tidak larut dalam sulfat, nitrat, atau asam klorida. Namun, mudah larut dalam kombinasi nitrat dan klorida asam (aqua regia, 18 vol % nitrat dan 82 vol % asam klorida) untuk membentuk triklorida emas (AuCl3). Termasuk dari beberapa bahan kimia lainnya, seperti potasium sianida dan
brom
atau
klor.
Karena emas sangat lembut, alloy harus dicampu dengan tembaga, perak, platinum, dan logam lainnya untuk meningkatkan kekerasan, daya tahan, dan elastisitas yang diperlukan. Melalui penyulingan dan pemurnian yang tepat, emas dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi dapat dihasilkan. [Craig h.213-214] Gold Alloy mengandung empat komponen logam terlarut (tembaga, perak, palladium dan platinum). Unsur-unsur lain dibawah dari 1 wt% seperti zinc dan irridium. Karena banyak dari logam ini merupakan logam biner sehingga membentuk endapan yang keras, tetapi ukuran endapan tersebut termasuk normal dan berguna dalam jangka pendek untuk platinumgold, palladium-coppel, platinum-coppel. [philips ed.11 h.139] Hanya sedikit logam yang digunakan dalam bentuk murni untuk penambalan gigi. Gold bersifat getas karena adanya Pb, Bi, dan Hg dan biasanya dicampurkan dengan Cu, Ag, dan Pt untuk meningkatkan sifat mekaniknya. Emas murni sangat lunak tapi setelah didinginkan kekerasannya mencapai 52-75 Angka Kekerasan Vicke's (VHN). Tipe I (soft, VHN, 50-90), tipe II (medium, VHN, 90-120), tipe III (hard, VHN, 120-150), dan tipe IV (extra hard, VHN 150 keatas). [philips ed.12 h.368] Emas murni mempunyai nilai yang cukup tinggi (12,8%) karena sifat-sifat ini emas murni merupakan bahan restorasi gigi yang paling ideal untuk mempertahankan struktur gigi secara permanen di area yang tidak membutuhkan estetika dan mendapat tekanan rendah. Kerugiannya adalah warnanya, sifat penghantar panasnya yang tinggi dan kesulitan teknis dalam membentuk tambalan yang padat. Emas murni memiliki kepadatan yang tertinggi dari unsur lain (19,3g/cm3) dan ini merupakan hambatan dari sudut pandang ekonomis karena dibutuhkan massa yang lebih banyak untuk menambal sebuah
3
lubang gigi dibanding logam-logam lainnya yang memiliki kepadatan yang rendah. Selama proses pemadatan, kekuatan emas akan ditingkatkan melalui pendinginan atau pengerasan. [philips ed.10] Dental gold casting alloys: Metal/alloy
Characteristic
Application
Fusion temperature
Pure gold
Very soft
Direct fillings
1063
Tipe I
soft
Occlusal inlays
1005–1070
Tipe II
medium
Intracoronal inlays
Tipe III
hard
Tipe IV
Very hard
Onlays, 3⁄4 crowns, crowns, bridgework Removable partials
900–970
875–1000 875–1000
[glance h.34]
1
High-gold alloy ( Tipe 1 ) : emas - paladium - platinum alloy memiliki ketahanan terhadap korosi yang baik dan mudah untuk di cor dan di solder, tetapi bahan ini memiliki kekuatan moderat dan buruk dalam menolak distorsi termal. Platinum dan paladium meningkatkan proses pencairan dan menurunkan koefisien ekspansi termal sementara iron memperkuat dengan membentuk presipitat FePt3 melalui pemanasan ( 30 menit pada 550 ° C ) selama siklus pembakaran porselen. Alloy ini mengandung indium dan/atau timah, yang dimana mengoksidasi lebih mudah daripada emas dan platinum, dan memfasilitasi ikatan keramik.
2
Low -gold alloy( Tipe 2 dan 3 ) : Alloy tipe 2 mengandung palladium lebih tinggi tapi tidak ada platinum atau besi. Alloy tipe 3 mengandung perak, yang dapat menyebabkan permasalahan dengan porselen . Indium, gallium, timah, atau kobalt lmemberi efek pada pengerasan, menurunkan suhu fusi, dan meningkatkan ikatan porselen. Alloy ini memiliki sifat mekanik yang baik, berat jenis rendah, suhu leleh tinggi, dan ketahanan korosi yang baik dan dapat segera di cor dan disolder .
3
Alloy tipe 4, 5, dan 6 : merupakan paladium alloy yang mengandung perak, tembaga, dan/atau cobalt untuk memperkuat dan untuk proses ikatan dengan porselen. Sifat bahan ini meningkatkan selama proses porselen tetapi bahan membentuk oksida gelap. Alloy tipe 4 mengandung lebih banyak perak tetapi sebaliknya mirip dengan Alloy tipe 3. Alloy tipe 5 mengandung tembaga, memiliki kekuatan tinggi dan daktilitas moderat, dan mudah di cor dan disolder tetapi tipe ini kurang menolak distorsi termal. Alloy tipe 6 mengandung Cobalt yang memiliki sifat yang mirip dengan alloy tipe 4 tetapi alloy jenis ini lebih lebih mudah dibentuk. [glance h.39]
b. Palladium Palladium adalah logam putih yang lebih gelap dibandingkan platina. Palladium memiliki berat jenis setengah kali lebih kecil dibandingkan platina dan emas. Palladium dapat dikombinasikan dengan emas, perak, tembaga, kobalt,tin indium atau gallium untuk dental alloy. Alloy siap dibentuk antara emas dan palladium dan kualitas palladium yang rendah sekitar 5% dari berat yang dimiliki akibat pemutihan yellow gold-based alloys. Palladium alloy dan kandungan lainnya dapat dijadikan alternative alloy emas kuning dan sifat mekanis palladium based alloy bagus atau lebih bagus dari trsdisional gold-base alloy. [Craig restorative dental material hal.215]
1
Palladium based alloy Beberapa dari high-palladium alloy didasari oleh sistem Pd-Ga, dimana komposisi eutectic high- palladium pada fase diagram dan reaksi kompleks pengendapan pada temperature rendah. Pada alloy Pd-Cu-Ga ,tingkat kecepatan pendinginan selama fase pendinginan dan tambahan tembaga komposisi untuk meningkatkan persentasi palladium.
4
Kekuatan alloy ini terjadi akibat solusi mekanisme kepadatan dan pembentukan endapan Pd5Ga2 pada beberapa komposisi alloy Pd-Cu-Ga. diagram binary dapat berguna untuk memprediksi akurasi pada fase. [Philips hal. 88] 2
Silver Palladium alloy Alloy ini putih dan sebagian besar komposisinya perak,paling sedikit terdiri dari 25 % palladium untuk menyediakan nobilitas dan meningkatkan resistensi tarnish dari alloy. Temperature casting berada di kisaran yang sama dengan yellow-gold alloy. Tembaga Ag-Pd alloy memiliki sifat fisik yang mirip dengan gold alloy tipe 3. Dengan kandungan 15 % atau lebih tembaga,alloy dapat memiliki sifat yang lebih dari gold alloy tipe 4. Castability rendah karena berat jenis yang rendah dan kecendrungan melarutkan oksigen dalam mold-state. Keterbatasan utama dari alloy Ag- Pd pada umumnya dan paduan Ag - Pd - Cu khususnya adalah potensi tarnish dan korosi yang lebih besar. [Philips 374]
3
Palladium Silver Alloy Peningkatan kadar perak menyebabkan peningkatan daktilitas dan menurunkan kekerasan tetapi meningkatkan masalah korosi. Alloy ini lebih sering digunakan untuk mahkota daripada inlays. Kecuali elemen alloy lainnya ditambahkan, bahan ini tidak panas , karena mereka membentuk hanya larutan padat kontinu pada semua komposisi [dental material selection hal. 343] .
Memiliki ME yang rendah sehingga bagus untuk kekeatan poreselen bond.
Kelemahannya pada porselen yaitu perubahan warna yang terjadi pada tingkat yang lebih besar
[dental material
selection hal. 358-359]
c.
Titanium Titanium dan pure titanium berguna pada pengaplikasian pada kedokteran gigi karena biokompatibilitas, kekuatan tinggi, dan ketahanan terhadap korosi. Karakteristik dari titanium dan titanium alloys : (1) mulai respon biologi (2) ketahanan korosi yang tinggi (3) repassivasi cepat (4) kepadatan rendah (5) modulus elastisitas rendah (6) kekuatan tinggi. Terdapat 2 jenis titanium yaitu:[Dental material at Glance hal.36] 1.
Pure Titanium Commercially Pure titanium tersedia dalam empat kelas tergantung kadar oxigen (0.18-0.40 wt%) dan besi (0.20-0.50 wt%). Ti (fase α) berubah menjadi fase β pada 883°C. Jika sebuah komponen didominasi oleh tahap β, ini lebih kuat tapi lebih getas daripada Ti tahap α. α-Ti pembuatannya mudah tapi sulit dikerjakan pada suhu ruang. Β-Ti mudah terpengaruh pada suhu ruang. (α+β) alloy kuat, mudah dibentuk, tapi sulit untuk disatukan. [Dental material at Glance hal.27]
Commercially pure titanium (CP Ti) digunakan untuk implan gigi, lapisan permukaan, dan baru-baru, untuk mahkota, protesa gigi parsial dilepas, dan kawat ortodonsi.[craig hal. 231] Ti casting telah diketahui >50 tahun. Ti tidak dicetak pada lab dental dengan metode konvensional karena reaktif dimana kerapatan rendah yang membuat casting sentrifugal sulit. Propertis mekanis dari cetakan Ti mirip dengan tipe III dan IV emas tapi mahkota dapat memiliki porositas jika kondisi casting tidak terkontrol dengan hati-hati. Cetakan Ti pada pembuatan basis gigi tiruan penuh kurang memuaskan daripada pembuatan mahkota.
Titanium CP grade
N 0.03
C 0.10
H 0.015
Fe 0.02
O 0.18
Al
I CP grade
0.03
0.10
0.015
0.03
0.25
Balance
II CP grade
0.03
0.10
0.015
0.03
0.35
Balance
III CP grade
0.03
0.10
0.015
0.05
0.40
Balance
IV Ti-6Al-
0.05
0.08
0.012
0.25
0.13
5.50-6.50
V
3.50-4.50
Ti balance
balance
5
4V alloy 2.
Titanium Alloy : General Memadukan elemen menstabilisasikan salah satu tahap α atau β dengan mempengaruhi perubahan temperatur (α+β) ke β. -
Ti-6Al-4V adalah 2 fase (α+β) alloy pada temperatur ruang yang berubah pada 975°C menjadi β alloy; microstrukturnya bergantung pada pekerjaan dan pemanasan yang dilakukan di atas atau dibawah perubahan temperatur dengan menentukan jumlah dari α dan β. Microatruktur menentukan propertis mekanis dari alloy ini, yang banyam digunakan dalam impalnt
-
Ti-6Al-4V and Ti-15V memiliki kemiripan propertis (kecuali modulus elastisitas) dengan Ni-Cr dan Co-Cr alloys. Cast Ti-6Al-4V dapat halus sementara dengan hydrogen untuk meningkatkan fisikal propertis.
[Dental material at Glance hal.37]
d. Predominantly Base Metal Alloy Didominasi oleh Logam Dasar (Base Metal). Base metal alloy (logam dasar) tidak mengandung emas, platinum, maupun palladium. Terdapat dua jenis bahan utama yang digunakan, yaitu Kobalt-Kromium alloy dan Nikel-Kromium alloy. [1]
1
Kobalt-Kromium Alloy Kobalt Kromium Molybdenum Kobalt +nikel +kromium
Unsurutama Tidaklebihdari 25% Tidaklebihdari 4% Tidaklebihdari 85%
Alloy ini mengandung 35–65% kobalt, 25–35% kromium, 0–30% nikel, sedikit molybdenum and sejumlah unsur-unsur lain seperti berilium, silikon and carbon. Kobalt and nikel adalah logam yang keras dan kuat. Fungsi utama dari kromium[2]:
Meningkatkan kekerasan alloy.
Memberi resistansi terhadap korosi.
Kromium pada permukaan alloy membentuk lapisan oksida yang mencegah kerusakan pada bagian yang tebal dari alloy.
Konsentrasi dari unsur tambahan mempunyai efek yang besar pada sifat-sifat fisik dari alloy. Unsur ini ditambahkan untuk meningkatkan casting dan memelihara karakteristik serta memodifikasi sifat-sifat mekanis. [1] Unsur tambahannya misalnya, berilium, magnesium, karbon. Berilium memperbaiki ukuran kekuatan alloy, di mana unsur ini meningkatkan kekuatan dan menurunkan suhu paduan logam yang meningkatkan (castability). Magnesium dan silicon juga meningkatkan (castability) dari alloy. Karbon dari karbid pada alloy dengan meningkatkan kekerasan dan yield strength dari alloy namun karbid ini menurunkan kelunturan alloy. Mekanisme penguatan ini sebagian besar diperlukan untuk gigitiruan sebagian lepasan.[2] 2
Nikel-Kromium Alloy Kromium menghasilkan resistensi terhadap korosi dan diskolorisasi dari permukaan logam akibat oksidasi, sedangkan alloy yang mengandung aluminium dikuatkan dengan pembentukan (coherent precipitates) dari Ni 3Al. Molibdenum ditambahkan untuk mengurangi koefisien ekspansi termal. Alloy ini lebih keras daripada noble alloy tetapi biasanya mempunyai yield strength yang rendah. Alloy ini juga mempunyai modulus elastisitas yang lebih tinggi, kerapatan yang rendah, dan suhu casting yang tinggi.[1] Kobalt-kromium dan nikel-kromium alloy digunakan untuk mahkota dan bridge dan untuk kerangka gigitiruan
sebagian lepasan. Ni-Cr alloy dibandingkan dengan Alloy emas tipe III tapi jarang digunakan untuk restorasi logam penuh
6
sementara Co-Cr alloy, dibandingkan dengan alloy emas tipe IV, digunakan untuk gigitiruan sebagian lepasan. Sifat-sifat dari tabel berikut. Perbandingan Sifat-Sifat Kobalt-Kromium dan Nikel-Kromium-Berilium untuk Protesa Metal Keramik
Alloy kobalt-kromium digunakan untuk tujuan yang berguna pada protesa lain selain protesa gigi lepasan. Pada oprasi perbaikan dari tulang yang patah, alloy tipe ini digunakan sebagai cakram tulang,
berbagai macam aplikasi fraktur, dan
pembebatan. Alloy kobalt-kromium dapat ditanamkan pada struktur tulang dengan jangka waktu yang lama tanpa reaksi yang membahayakan tubuh. [1] Applied Dental Material (hal Sifat Kerapatan (g/cm3) Temperaturfusi (0C) Penyusutan casting (%) Tensile strength (MPa) Proportional limit (MPa) Modulus elastisitas (GPa) Kekerasan Vickers (VHN) Elongasi (%)
Kobalt-kromium 8 Co-Cr < 1500 2,3 850 700 220 400 1,5
Nikel-kromium Ni-Cr-Be 8 < 1350 2,0 600 500 185 350 2,5
71-72) [2]
Philip’s Science of Dental
Material edisi 12 (384, 375) B. Karakteristik-karakteristik dental alloy Karakteristik alloy
Sifat Biokompatibiltas Kearapatan Modulus elastisitas (kekauan) Ketahanankelenturan Sensifitasteknik Ikatankeporselen Hargalogam
dari
terbagi
dental
dalam
7
bagian, yaitu : Sangatbaik 7.5 g/cm3 145–220 GPa Sangatbaik Sedanghinggatinggi Cukupbaik Murah
Cukupbaik 8.7 g/cm3 207 GPa Sangatbaik Sedanghinggatinggi Bagushinggasangatbagus Murah
a.
Biokompatibilitas Alloy
harus
bisa
mentoleransi cairan mulut dan tak melepaskan zat-zat berbehaya kedalam mulut
sehingga bisa melepaskan reaksi toksik ataupun alergi. b.
Ketahanan Terhadap Korosi dan diskolorisasi Korosi adalah terlepasnya partikel-partikel kedalam lingkungan mulut. Tarnish adalah deposit lapisan tipis yang melekat pada permukaan metal. Ketahanan terhadap korosi deperoleh dari penggunaan logam mulia yang tidak bereaksi dalam mulut.(misalnya emas and palladium) atau kemampuan satu atau lebih komponen logam untuk permukaan tipis yang melekat pada permukaan, dan menghambat reaksi di permukaan metal (contoh: chromium and titanium).
c.
Karakteristik Termal Titik leleh dari casting alloy harus cukup rendah untuk membentuk permukaan yang halus dalam dinding mould dari casting investment. Untuk mencapai ukuran cast protesa yang baik, dies yang kebesaran dan mold ekspansion harus terkontrol dan bisa mengkompensasi casting shrinkage dari alloy dan menyediakan space untuk luting cement
d.
Kekuatan Alloy harus mempunyai kekuatan yang memadai untuk aplikasi yang diinginkan. Alloy untuk pembuatan jembatan digunakan kekuatan yang lebih tinggi daripada pembuatan alloy satu mahkota. Alloy untuk protesa metalceramic dibuat dengan memiliki bagian yang tipis dengan kekakuan yang cukup untuk mencegah pembengkokan akibat keelastisan yang terlalu tinggi khususnya pada penggunaan kerangka logam untuk jangka panjang.
e.
Pembuatan Protesa Tuang dan Logam Logam cair harus mengalir dengan bebas ke seluruh bagian mould investment tanpa interaksi yang berlebihan dengan investment material dan membasahi permukaan mould tanpa membentuk porositas sifat ini disebut castability. Pemilihan investment material yang cocok untuk casting metal sangat penting
f.
Porcelain Bonding
7
Pengikatan untuk mencapai chemical bond untuk ceramic veneer material, alloy harus bisa membentuk lapisan oksida tipis yang dapat melekat dengan porcelain. Sebaiknya memilih yang warnanya terang sehingga tidak mengganggu estetik ceramic. g.
Faktor Ekonomis Salah satu factor yang perlu diperhatikan adalah biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan protesa dan waktu pembuatan dikarenakan fluktuasi harga casting metal terutama harga noble metal dan high nobl metal. [PHILIPS 12 ED]
C. Mechanical Properties a.
Modulus Elastisitas Modulus elastisitas merupakan tegangan dan regangan maksimum material. Salah satu karakteristik material yaitu modulus elastisitas tinggi, kaku. Untuk protesa dental, sangat dibutuhkan ketahanan(fleksibilitas). Untuk Gigi tiruan sebagian kerangka logam, fleksibilitas sangat dibutuhkan. Ketika protesa memlekuk saat pembuatan pontic, pembengkokan mesiodistal digunakan pada abutment teeth sebagai penggeser gaya mesial distal pada protesa.
b.
Yield Strength Yield strength adalah jumlah tegangan maksimum untuk menyebabkan deformasi material sebesar 0.2%. Yield strength mencerminkan kapasitas protesa untuk bertahan terhadap gaya yang bekerja tanpa mengalami deformasi permanen. Idealnya, alloy harus memiliki yield strength tinggi, kurang lebih diatas 300 MPa
c.
Kelenturan Kelenturan mencerminkan jumlah deformasi plastis maksimum yang bisa dicapai dibawah tekanan regang sebelum mengalami fraktur. Beberapa base metal alloy memiliki kelenturan yang lebih tinggi dari ogam mulia. Kelenturan yang tinggi maksudnya jumlah deformasi maksimum dengan menyesuaikan protesa ataupun dengan mempoles margin logam lebih tinggi.
d.
Kekerasan Kekerasan adalah jumlah tahanan maksimum permukaan objek dalam bentuk sphere atau diamond. Kekerasan metal harus bisa cukup tinggi untuk menahan goresan dan abrasi serta cukup lembut untuk digunakan di dalam mulut. Permukaan restorasi yang terlalu keras menyulitkan pada saat finishing dan polishing
e.
Tahanan fatigue, Ketika material berulang kali di tekuk dan dikembalikan hingga mencapai batas elastisitas. Fraktur yang terjadi pada protesa dan restorasi terjadi secara perlahan dan proggresif setelah berulang kali mencapai batas elastisitas maksimum. Ketika telah melewati ambang batas maksimum, akan terbentuk retakan pada permukaan material. Ketika gigi tiruan sebagian digunakan dan dilepaskan setiap hari, lama kelamaan klamer akan mencapai batas elastisitasnya sehingga bisa menyebabkan fraktur pada klamer yang umumnya terbuat dari Co-Cr, CP Ti, Ti-6Al-4V, dan gold alloy tipe 4. [PHILIPS 12 ED]
BAB III PENUTUP A. Simpulan Alloy, yaitu campuran antara 2 atau lebih elemen logam untuk mendapatkan karakteristik tertentu. Alloy diklasifikasikan ke beberapa bagian : -
Berdasarkan kandungan logam mulia : High noblee, noble, predominantly base metal Berdasarkan karakteristik mekaninik : Tipe I (Low), Tipe II (Medium), Tipe III (Hard), Tipe IV (Extra Hard). Berdasarkan kandungan utama logam : Hgh Noble, noble , predominantly base metal . Berdasarkan karakteristik kegunaannya dalam kedoktera gigi : Tipe 0,Tipe 1, Tipe 2, Tipe 3, Tipe 4, Tipe 5.
8
Selain itu sifat-sifat logam yang harus dipenuhi dalam alloy ditinjau berdasarkan biokompatibilitas, ketahanan terhadap korosi dan diskolorisasi, karakteristik termal, kekuatan, pembuatan cast protesa dan framework, porcelain bonding dan faktor ekonomis. Alloy memiliki sifat mekanis yaitu modulus elastisitas, yield strength, kelenturan, kekerasan, dan ketahanan fatigue.
9