RINGKASAN Tujuan dari pembuatan Blue Cendol ini adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat umum varian/jenis cendol yang biasanya berwarna hijau kali ini berbentuk unik namun tetap bergizi. Alasan lain yang mendukung untuk memanfaatkan kubis ungu sebagai pewarna adalah karena penyajian kubis ungu sebagai makanan belum variatif. Sebagian besar masyarakat mengolah kubis ungu sebagai makanan hanya sebatas untuk membuat salad, belum banyak yang mengetahui bahwa kubis ungu dapat diolah menjadi pewarna alami warna biru yang bergizi dan memiliki nilai jual tinggi di pasaran. Kubis Ungu dapat digunakan sebagai makanan yang dikonsumsi secara langsung setelah dicampur dan diolah menjadi salad. Untuk melaksanakan program kewirausahaan ini, perlu dilakukan pembekalan berupa pelatihan untuk membentuk team work yang solid dan professional dalam pengembangan usaha Blue Cendol ini. Adapun dalam proses pelatihan tersebut kami memilih untuk menggunakan metode Social Skills dan Vocational Skills. Selain itu kami berharap produk ini dapat menjadi minuman yang akan menginspirasi para produsen makanan atau minuman menciptakan produk baru yang sebelumnya kurang begitu dikenal. Adapun untuk pengenalan produk ini kepada masyarakat kami awali di lingkungan kampus universitas sultan ageng tirtayasa yaitu dengan memberi sampel produk Blue Cendol inikepada mahasiswa di sekitar kampus, selanjutnya kami akan menawarkan produk ini kepada konsumen – konsumen yang ditemui oleh kami selaku pelaku usaha dimanapun berada atau didekat tempat produksi. Produk ini juga akan dipublikasikan menggunakan leaflet bahwa kami menerima pesanan, memasang iklan produk di koran wilayah setempat,penyebaran brosur ke masyarakat luas, dan informasi dari mulut ke mulut.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Cendol merupakan minuman khas Sunda yang dahulunya terbuat dari tepung hunkwe, namun kini cendol terbuat dari tepung beras, disajikan es parut serta gula merah cair dan santan. Rasa minuman ini manis dan gurih. Di daerah Sunda minuman ini dikenal dengan nama cendol sedangkan di Jawa Tengah dikenal dengan nama es dawet. Istilah “cendol” berasal dari kata “jendol”, yang ditemukan dalam bahasa Sunda,Jawa, dan Indonesia yang merujuk kepada sensasi jendlan yang dirasakan ketika butiran cendol melalui mulut kala meninum es cendol. Minman ini biasanya disajikan sebagai pencuci mulut atau sebagai makanan selingan, dan cocok disajikan di siang hari. Tepung beras biasanya di olah dengan diberi pewarna hijau dan dicetak melalui saringan khusus, sehingga berbentuk buliran. Pewarna yang digunakan awalnya adalah pewarna alami dari daun pandan, tetapi kali ini kami membuat inovasi minuman cendol berwarna biru yang berasal dari pewarna alami yaitu kubis ungu yang kami namakan Blue Cendol. Blue Cendol dibuat dengan cara mengayak kukusan tepung beras yang diwarnai dengan campuran kubis ungu dan baking soda dengan ayakan sehingga diperoleh bentuk bulat lonjong berwarna biru yang lancip di ujungnya. Kubis Ungu (Brassica oleracea L) adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Spesies ini mencakup juga berbagai jenis sayur-sayuran popular lain seperti kubis bunga,brokoli,kubis tunas, kolrabi, dan kailan menghasilkan jenis sayur konsumsi yang dinamakan sama. Sayuran ini tersusun dalam daun yang rapat dan berbentuk melingkar. Hampir semua sayur-sayuran kubis ini memiliki daun relative tebal berwarna hijau dengan sedikit nuansa putih karena permukaannya ditumbuhi rambut halus akan tetapi ada juga kubis yang berwarna ungu yaitu kubis ungu (Brassica oleracea) yaitu 2
kelompok capitata fa. Rubra.
Kubis ungu sebagai bahan pangan merupakan
sumber kandungan gizi alami, yaitu vitamin C, vitamin E, vitamin K, Magnesium, Kalsium, zat besi, betakaroten, folat, thiamina, pridoksin dan masih banyak lagi. Di Indonesia, jenis kubis ini dapat di temui di daerah tropis. Alasan lain yang mendukung untuk memanfaatkan kubis ungu adalah karena penyajian kubis ungu sebagai makanan belum variatif dan sebatas ala kadarnya sebagai makanan yang kurang menarik. Sebagian besar masyarakat Indonesia mengolah kubis ungu sebagai makanan hanya sebatas diolah menjadi salad, belum banyak yang mengetahui bahwa kubis ungu dapat diolah menjadi pewarna alami berwarna biru yang bergizi dan memiliki nilai jual tinggi di pasaran. Kubis ungu memiliki banyak manfaat dan khasiat untuk kesehatan tubuh, seperti mengurangi resiko terkena penyakit katarak, sebagai sumber imun, menguatkan tulang, mencegah penyakit kanker, dan masih banyak manfaat lainnya. Melalui produksi minuman berupa Blue Cendol yang terbuat dari kubis ungu ini akan menambah variasi jenis minuman di Indonesia. Selain itu, dengan variasi warna cendol berwarna biru ini pada cendol tersebut akan meningkatkan daya tarik peminat dan daya jual cendol ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana mengolah kubis ungu menjadi Blue Cendol yang bernilai jual dan bergizi tinggi ? 2. Bagaimana memperkenalkan Blue Cendol yang belum begitu populer kepada masyarakat ?
1.3 TUJUAN Tujuan dari program ini adalah sebagai berikut: 1.
Menghasilkan Blue Cendol yang bernilai jual dan bergizi tinggi.
3
2. Mengoptimalkan manfaat dari kubis ungu yang selama ini belum begitu bervariasi dalam penyajiannya. 3. Menghasilkan sebuah karya baru berupa cendol berwarna biru yang bergizi tinggi. 4. Meningkatkan daya kreativitas dan jiwa kewirausahaan mahasiswa. 5. Membuka peluang usaha baru di bidang kuliner. 6. Meningkatkan pendapatan mahasiswa.
1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN
Keluaran yang kami harapkan dari PKMK ini adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan variasi minuman baru berupa Blue Cendol yang sebelumnya kurang diketahui sehingga mampu menjadi alternatif minuman baru dikalangan masyarakat. 2. Produk minuman yang akan menginspirasi para produsen makanan untuk menciptakan produk baru yang sebelumnya kurang begitu dikenal. 1.5 KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan program kreatifitas mahasiswa dalam bidang kewirausahaan kami adalah: 1. Menumbuh kembangkan daya kreatifitas mahasiswa. 2.
Menambah keberagaman jenis kuliner masyarakat .
3. Melatih kerjasama kelompok agar bisa menjadi tim dalam mengelola sebuah usaha.
4
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Kondisi Lingkungan Indonesia merupakan negara agraris dengan berbagai macam sumber daya alam yang melimpah dan potensial untuk dikembangkan. Kubis ungu dapat ditemukan di daerah pegunungan beriklim tropis. Jika Kubis ungu tersebut dimaksimalkan pengolahannya maka akan menambah nilai ekonomis dari produk kubis ungu tersebut. Selain itu, di Indonesia khususnya produk olahan dari kubis ungu ini menjadi salah satu nilai tambah atau cemilan khas yang bergizi tinggi dan cukup terjangkau untuk semua kalangan di masyarakat. Di dalam pertumbuhannya, warna keunguan pada kol ini disebabkan oleh kandungan ph didalam tanah saat ditanam yang mempengaruhi pigmen antosianin. Pigmen ini menyebabkan warna ungu pada kubis. Budidaya kubis ungu tidak sulit, cara perawatannya sama seperti pada kol biasa. Budidaya kubis ungu cocok ditanam di daerah dataran tinggi, dengan suhu sekitr 20-240 derajat celcius. Kubis ungu jug bisa di tanam sepanjang tahun tanpaa menanm tanman sela. Kubis ungu bisa di kembang biakan melalui biji atau membeli benih yang sudah siap tanam. Benih kol ini banayk dijual di toko-toko benih. Sebelum di tanam di lahan terbuka, benih harus disemai terlebih dahulu di tempat yang tidak tekena tangsung cahaya matahari dan persemaian harus sudah dicampur dengan pupuk kompos. Selama penyemaian, tanaman harus rutin selama sehari sekali lalu dibiarkan tumbuh selama sebulan. Setelah itu baru dipindahkan kelahan terbuka. Sebelum dipindahkan, lahan harus disiapkan dahulu. Diantaranya, membuat bedengan selebar 100-800 cm, tinggi 30 cm, dan jarak antara bedengan 30 cm. lalu bedengan dicampur dengan pupuk kandang dan pupuk kimia. Pupuknya disesuaikan dengan kondisi cuca, karena jenis-jenis pupuk itu banyak dan disesuaikan dengan musim yang ada. Setiap satu bedengan bisa dibuat lubang penanaman selama dua baris. Jarang antar lubang 40 cm dan jarak antar bari 50 cm. Penanaman sebaiknya dilakukan sore hari dan harus dilakukan hati-hati agar tidak merusak akar dan daun. 5
Pertumbuhan awal kubis ungu ditandai dengan pertumbuhan daun secara ormal. Namun semakin dewasa daun akan melengkung keatas hingga tumbuh sangat rapat atau disebut dengan crop. Pasalnya, kubis ungu sangat rentan terhadap ulat daun terutama pada saat musim hujan. Selama ditanam di lahan terbuka, pemupukan cukup 2 kali. Sementara untuk mengatasi hama penyemprotan dilakukan sekali seminggu dan disarankan untuk menggunakan obat hama organik. Kubis siap panen saat berumur 3,5 bulan saat cropnya sudah cukup besar. Dalam perawatan kubis ungu, yang terpenting jangan sampai kekurangan air karena ada masany cuaca di Indonesia sangat panas.
2.2 Sumber Bahan Baku Dalam pendirian usaha ini, sumber bahan baku utama adalah tepung beras dan kubis ungu serta baking soda. Kubis ungu dapat ditemukan di daerah pegunungan beriklim tropis.
2.3 Analisis Ekonomi Secara sederhana, bisnis ini dapat dihitung dengan cara : Biaya investasi peralatan Alat
Jumlah
Harga per alat
Total Harga
Panci
3 buah
Rp 25.000
Rp 75.000
Centong
3 buah
Rp 10.000
Rp 30.000
Parutan
2 buah
Rp 10.000
Rp 20.000
Saringan Kelapa
2 buah
Rp 5.000
Rp 10.000
Pisau
5 buah
Rp 10.000
Rp 50.000
Spatula (kayu)
4 buah
Rp 10.000
Rp 10.000
Cetakan
5 buah
Rp 5.000
Rp 25.000
Sarung tangan plastik
5 buah
Rp 3.000
Rp 15.000
Mesin Pemarut Kelapa
1 buah
Rp 500.000
Rp 500.000
Baskom
3 buah
Rp 15.000
Rp 45.000
Kompor Gas
1 buah
Rp 300.000
Rp 300.000
Regulator Gas
1 buah
Rp 100.000
Rp
6
100.000
Tabung Gas
1 buah
Rp 150.000
Jumlah
Rp 150.000 Rp 1.330.000
Peralatan dapat digunakan minimal tiga tahun. Jika satu minggu produksi di lakukan tiga kali, maka dalam tiga tahun sebanyak = 3 x 4 minggu x 36 bulan = 432 kali produksi. Sehingga biaya investasi adalah Rp1.330.000 : 432 = Rp 3.078,703 per satu kali produksi di bulatkan menjadi Rp3.100,2.4 Biaya Operasional
Nama Barang
Jumlah
Harga per satuan
Total Harga
Kubis Ungu
2 kg
Rp 5.000
Rp 10.000
Gelas plastik
2 pcs
Rp 15.000
Rp 30.000
Sedotan
1 pcs
Rp 11.000
Rp 11.000
Tepung beras
2 kg
Rp 15.000
Rp 30.000
Kelapa
4 buah
Rp 5.000
Rp 20.000
Gula Aren
2 kg
Rp 13.000
Rp 26.000
Garam
1 bungkus
Rp 1.000
Rp 1.000
Gula Pasir
1 kg
Rp 12.500
Rp 12.500
Es Batu
30 buah
Rp 1.000
Rp 30.000
Air
1 galon
Rp 5.000
Rp 5.000
Jumlah
Rp 175.500
Dari bahan diatas dapat disimpulkan bahwa menghasilkan 100 gelas minuman Blue Cendol. Harga dasar penjualan Blue Cendol ini adalah Rp 7.000 per gelas. Jadi hasil penjualan 100 x Rp 7.000 = Rp 700.000,-. Secara sederhana, modal kerja per produksi adalah (biaya investasi + biaya operasional) = Rp 3.100 + Rp 175.500 = Rp 178.600,-. Keuntungan dalam setiap produksi adalah Penjualan – modal kerja = Rp 700.000 – Rp 178.600 = Rp. 521.400,-
7
BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Proses Pembelajaran dan Pelatihan Untuk melaksanakan program kewirausahaan ini, perlu dilakukan pembekalan berupa pelatihan untuk membentuk team work yang solid dan professional dalam pengembangan usaha dodol pisang beraneka rasa tersebut. Adapun proses pelatihan tersebut berupa : a. Social Skills b. Substansi pembelajaran social skills berbentuk materi pelatihan motivation training, komunikasi efektif, team building, organisasi dan manajemen. Tujuan pembelajaran social skills yang diselengggarakan adalah untuk membentuk dan memupuk kemampuan untuk melakukan komunikasi yang efektif dalam bisnis, memahami peran kerjasama dan organisasi dalam kelompok untuk membangun dan mengelola usaha/bisnis. Materi ini disampaikan dengan metode ceramah interaktif, diskusi dan tanya jawab, serta simulasi penerapan untuk pemahaman materi team work kepada pelaku usaha/pelaksana program. c. Vocational Skills d. Subtansi pembelajaran vocational Skills berbentuk pelatihan keterampilan praktis yang akan dilaksanakan sebagai usaha kelompok melalui simulasi (praktek) dengan materi mencakup dasar - dasar membuat produk.
PerencanaanOperasi dan Produksi Adapun alat-alat yang akan digunakan antara lain: Peralatan umum a. Panci b. Centong c. Parutan d. Saringan kelapa e. Pisau f. Spatula g. Cetakan h. Sarung tangan plastic i. Mesin pemarut kelapa 8
j. Baskom k. Kompor gas l. Regulator gas m. Tabung gas
Bahan baku a. Kubis ungu b. Gelas plastic c. Sedotan d. Tepung beras e. Kelapa f. Gula aren g. Garam h. Gula pasir i. Es batu j. Air
Proses pembuatan Blue Cendol adalah sebagai berikut : a. Cuci kubis ungu hingga bersih. b. Iris kubis ungu menjadi lebih kecil dan masukkan ke dalam panci . c. Rebus kubis ungu dengan air selama 20 menit. d. Rebus kembali air kol dengan api kecil hingga tersissa sekitar 80-120ml. Karena telah meyusut, cairan ini bertekstur kental e. Pindahkan cairan ke wadah bening dan tunggu hingga dingin f. Sedikit demi sedikit, tambahkan soda kue hingga warnanya menjadi biru. Bahan ini akan membuat konsentrat kol ungu bersifat alkali. g. Pewarna siap digunakan, h. Campurkan tepung beras dengan setengah bagian air i. Rebus air sisanya dengan air kapur sirih, air rebusan kubis ungu, dan garam. Rebus sampai mendidih j. Kemudian tuangkn larutan tepung, aduk sampai mengental. Angkat 9
k. Persiapkan saringan cendol, letakkan di atas baskom yang sudah diisi dengan air es l. Tuangkan adonan panas ke dalam cetakan, kemudian tekan-tekan sampai membentuk butiran-butiran memanjang. Tiriskan
Penyajian: 1. Rebus gula bersama dengan air hingga larut. Angkat, kemudian saring dan diinginkan. 2. Parut kelapa dan tambahkan air lalu saring santan kelapa. 3. Rebus santan jangan sampai pecah 4. Angkat dan dinginkan santan. 5. Masukkan sirup gula kedalam gelas saji, masukkan cendol, dan santan. Supaya cendol lebih nikmat, tambahkan es batu. 6. Sajikan.
2. Promosi dan Penjualan Adapun untuk pengenalan produk ini kepada masyarakat kami awali di lingkungan kampus universitas sultan ageng tirtayasa yaitu dengan memberi sampel produk Blue Cendol kepada mahasiswa di sekitar kampus, selanjutnya kami akan mempromosikan lewat media online. Kami juga akan menawarkan produk ini kepada konsumen – konsumen yang ditemui oleh kami selaku pelaku usaha dimanapun berada atau didekat tempat produksi. Produk ini juga akan dipublikasikan menggunakan leaflet bahwa kami menerima pesanan, memasang iklan produk di koran wilayah setempat, penyebaran brosur ke masyarakat luas, dan informasi dari mulut ke mulut.
10
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 RANCANGAN BIAYA No
Jenis pengeluaran
Biaya
1.
Peralatan penunjang
Rp. 1.330.000,-
2.
Biaya Habis Pakai
Rp. 175.500,-
3.
Perjalanan dan pelaksanaan Kegiatan
Rp. 2.215.000,-
4.
Lain-lain (kesekretariatan)
Rp. 1.930.000,-
Jumlah
Rp. 5.774.000,-
4.2 JADWAL KEGIATAN Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 ( empat ) bulan dan dimulai dengan jadwal sebagai berikut:
*) Ket: Pelaksanaan Program dapat berbeda dengan jadwal kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya.
11
LAMPIRAN 1 JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN No
Kegiatan
Harga Barang Unit
A
Jumlah Harga@
TAHAP PELATIHAN Achievement Motivation Training Transportasi Pemateri
1 Orang
Rp 100.000
Rp 100.000
Konsumsi
6 Orang
Rp 15.000
Rp 70.000
Fee Pemateri
1 Orang
Rp 350.000
Rp 350.000
Penggandaan Panduan
3 Buah
Rp 15.000
Rp 45.000
Jumlah B.
Rp 215 .000
TAHAP PELAKSANAAN Bahan Habis Pakai Kubis Ungu
2 kg
Rp 5.000
Rp 10.000
Gelas plastik
2 pcs
Rp 15.000
Rp 30.000
Sedotan
1 pcs
Rp 11.000
Rp 11.000
Tepung beras
2 kg
Rp 15.000
Rp 30.000
Kelapa
4 buah
Rp 5.000
Rp 20.000
Gula Aren
2 kg
Rp 13.000
Rp 26.000
Garam
1 bungkus
Rp 1.000
Rp 1.000
Gula Pasir
1 kg
Rp 12.500
Rp 12.500
Es Batu
30 buah
Rp 1.000
Rp 30.000
Air
1 galon
Rp 5000
Rp 5.000
Jumlah Baskom
Rp 175.500 3 buah
Rp 15.000
Rp 45.000
Kompor Gas
1 buah
Rp 300.000
Rp 300.000
Regulator Gas
1 buah
Rp 100.000
Rp 100.000
12
Tabung Gas
1 buah
Rp 150.000
Jumlah
Rp 150.000 Rp1.330.000
C. PELAPORAN Pembuatan proposal dan penggandaan
4 buah
Rp 20.000
Pembuatan LPJ dan penggandaan
4 buah
Rp 20.000
Rp 80.000
ATK kertas HVS
2 Rim
Rp. 30.000
Rp 60.000
ATK Tinta Printer
2 buah
Rp. 50.000
Rp. 100.000
Printer
1 buah
Rp. 500.000
Rp. 500.000
Jumlah D
Rp820.000
DOKUMENTASI Cuci cetak Foto
100 lembar
Rp. 100.000
Jumlah E
Rp. 100.000 Rp. 100.000
TRANSPORTASI Distribusi produk
5org x 40hari
Rp 10.000
Jumlah F
Rp 80.000
Rp 2 .000.000 Rp 2 .000.000
PROMOSI Iklan di media cetak
1 bulan
Rp 35.000
Rp 140.000
Cetak brosur, pamflet, selebaran
1 rim
Rp 500
Rp 250.000
Cetak label produk
1 rim
Rp120.000/rim
Rp 120.000
Jumlah
Rp 510.000
TOTAL BIAYA
Rp 5.150.500
13
LAMPIRAN 2 SUSUNAN ORGANISASI TIM DAN PEMBAGIAN TUGAS Ketua Pelaksana Teknis dan Birokrasi Putri Febri Y.
Anggota 1
Anggota 2
Sekretariat &Notulen si Siti Syarah & Febiola A.
Riset & Keuangan Swanoni & Amalina F jfh
No.
Nama/NIM
Program Studi
1.
Putri Febri 5552170009
Yandita/ S1 Akuntansi
2.
Swanoni Tri Wulandari/ 5552170017
3.
Bidang
Alokasi
Ilmu
Waktu/ Minggu
Uraian Tugas
Ekonomi
15 jam
Birokrasi dan Teknis
S1Akuntansi
Ekonomi
15 jam
Riset dan Keuangan
Amalina Fajrin/ 5501170064
D3 Akuntansi
Ekonomi
15 jam
Riset dan Keuangan
4.
Siti Syarah/ 5552170013
S1 Akuntansi
Ekonomi
15 jam
Sekretariat dan Notulen
5.
Febiola Abdi Wiguna/ 5552170018
S1 Akuntansi
Ekonomi
15 jam
Sekretariat dan Notulensi
14
15