PEMBUATAN DAN ANALISIS NATA DARI KULIT KAKAO (Theobroma Cacao )
Proposal Analisis Terpadu II
FADDLUR RAHMAN NIS 156233
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK PADANG 2019
PEMBUATAN DAN ANALISIS NATA DARI KULIT KAKAO (Theobroma Cacao)
Oleh : FADDLUR RAHMAN NIS 156233
Proposal Analisis Terpadu II Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan praktikum Analisis Terpadu II dalam rangka penyelesaian tugas akhir di Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Padang
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK PADANG 2019
PROPOSAL ANALISIS TERPADU II INI AKAN DI SEMINARKAN DAN DISETUJUI PADA TANGGAL .... JANUARI 2019
Menyetujui Pembimbing Praktikum Analisis Terpadu II
Darmus, A.Md Ak., S.Kom. NIP.196509011996031002
Pembahas I
Pembahas II
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun proposal Analisis Terpadu II yang berjudul “Pembuatan dan Analisis Nata dari Kulit Kakao (Theobroma Cacao)” dengan baik. Proposal ini dibuat sebagai pedoman untuk melaksanakan praktikum dalam rangka penyelesaian Analisis Terpadu II yang merupakan salah satu syarat yang harus penulis penuhi untuk lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Kedua orang tua yang selama ini telah memberikan do’a, semangat, nasehat, motivasi, dan dukungan baik moral maupun material dalam penyiapan proposal.
2.
Bapak Drs. Nasir selaku Kepala Sekolah, Sekolah Menengah Analis Kimia Padang.
3.
Bapak Darmus, A.Md Ak., S.Kom. sebagai pembimbing Analisis Terpadu II yang telah memberikan saran dan petunjuk dalam penyusunan proposal ini.
4.
Bapak/Ibu guru seluruh staf dan karyawan Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK
Padang
yang
telah
memberikan
bekal
ilmu
pengetahuan dan bimbingan yang sangat bermanfaat dan berharga kepada penulis selama menuntut ilmu di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang. 5.
Teman - teman seperjuangan angkatan 51 (Arunika Gempita) yang setia memberikan semangat, doa serta harapan untuk bersama menggapai cita - cita.
6.
Semua pihak yang telah membantu demi tercapainya tujuan proposal ini.
iv
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya proposal Analisis Terpadu II ini tidak luput dari kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang mampu menghasilkan perbaikan yang bermanfaat nantinya.
Padang,
Januari 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................ iv DAFTAR ISI ............................................................................................... vi DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................3 1.3 Tujuan Praktikum ......................................................................................4 1.4 Manfaat Praktikum ....................................................................................4 BAB II PELAKSANAAN PRAKTIKUM .................................................5 2.1 Waktu dan Tempat Praktikum ..................................................................5 2.2 Sampling ...................................................................................................5 2.3 Parameter Analisis ....................................................................................5 2.4 Alat dan Bahan ..........................................................................................6 2.4.1 Alat yang digunakan ........................................................................6 2.4.2 Bahan yang digunakan .....................................................................6 2.5 Prosedur Kerja ...........................................................................................7 2.5.1 Proses Pulping (Pembuburan) ..........................................................7 2.5.2 Pembuatan Lembaran Kertas Seni ...................................................7 2.5.3 Analisis Kelarutan dalam NaOH 1% pada Pulp ..............................8 2.5.4 Uji Kadar Selulosa Alfa, Beta, Gamma ...........................................9 2.5.5 Uji Gramatur Kertas .......................................................................13 2.5.6 Uji Pertumbuhan Jamur..................................................................14 2.5.7 Uji Organoleptik.............................................................................14 BAB III RINCIAN BIAYA ........................................................................15
vi
3.1 Analisis Biaya Persiapan Proposal ..........................................................15 3.2 Analisis Biaya Pembuatan Produk ..........................................................15 3.3 Analisis Biaya Pengujian Produk ............................................................16 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................17 LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Analisis Biaya Persiapan Proposal .......................................................... 15 Tabel 2. Analisis Biaya Pembuatan Produk .......................................................... Tabel 3. Analisis Biaya Pengujian ........................................................................ 16 Tabel 4. Syarat Mutu Nata Dalam Kemasan ........................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon berasal dari Amerika Selatan., di alam tingginya dapat mencapai 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. (www.id.wikipedia.org). Kulit buah kakao merupakan limbah yang paling besar yang dikeluarkan sektar 75% (Darwis dkk. 1998) dari buah kakao segar. Dalam produksi satu ton biji kakao kering akan menghasilkan 10 ton kulit buah kakao segar. untuk menangani produksi yang tinggi diperlukan penanganan limbah secara efektif sehingga tidak mengganggu proses produksi dan lingkungan sekitar pabrik pengolahan. Nata merupakan hasil fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang ditumbuhkan pada media yang mengandung glukosa. Menurut Pambayun (2002) bakteri Acetobacter xylinum dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam media yang diperkaya karbon (C) dan nitrogen (N) melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim kinase yang dapat menyusun zat gula (dalam hal ini glukosa) menjadi ribuan rantai (homopolimer) atau selulosa. Dari jutaan jasad renik yang tumbuhdalam media tersebut, akan dihasilkan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya terlihat padat putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata. Nata dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan fungsional untuk keperluan diet, memperbaiki proses pencernaan karena sebagai sumber serat pangan yang baik yang juga berfungsi untuk mengatasi masalah kelebihan kolesterol. Produk nata juga membantu penderita diabetes dan memperlancar pencernaan dalam tubuh (Astawan dan Mita 1991).
9
Syarat untuk membuat produk nata secara umum yaitu bahan dasar harus mempunyai kandungan karbohidrat (glukosa) yang cukup tinggi (Saragih,2004). Tanpa adanya karbohidrat (glukosa) nata tidak dapat terbentuk. Menurut Ashadi (1988), kulit kakao mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 16,27 %, sehingga kulit kakao dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam proses pembuatan produk nata. Berdasarkan uraian tersebut, penulis akan melakukan pengololahan kulit kakao menjadi nata, yang diharapkan dapat mengurangi banyaknya limbah kulit kakao. Sehingga proposal Analisis Terpadu II ini diberi judul “Pembuatan dan Analisis Nata dari Kulit Kakao (Theobroma Cacao) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan praktikum ini sebagai berikut : 1.
Bagaimana cara mengolah kulit kakao agar tidak busuk dan terbuang begitu saja?
2.
Bagaimana cara mengolah kulit kakao menjadi produk nata?
3.
Apakah produk nata dari kulit kakao ini akan laku dipasaran?
1.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum ini adalah : 1.
Sebagai salah satu syarat kelulusan di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang dalam bentuk Praktikum Analisis Terpadu II.
2.
Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di SMK-SMAK Padang dengan cara menganalisis produk yang dibuat.
3.
Pemanfaatan kulit kakao dalam pembuatan produk nata.
4.
Menghasilkan produk nata dengan inovasi baru yang dapat dipasarkan kepada masyarakat.
1.4 Manfaat Pratikum 1.
Melatih berwirausaha dan merangsang pertumbuhan munculnya industri kecil.
2.
Menambah nilai guna dari limbah kulit kakao.
10
3.
Memberikan tambahan pengetahuan bagi dunia pendidikan dan pertanian.
4.
Memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang pemanfaatan kulit kakao yang dapat meningkatkan pendapatan disektor pertanian.
11
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1.1 Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Analisis Terpadu II akan dilaksanakan pada tanggal 20 Januari – 20 Maret 2018 di Laboratorium Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang. 1.2 Sampling Kulit coklat diperoleh dari lingkungan tempat tinggal dan sekolah penulis. Air tebu diperoleh dari penjual tebu di pasar tradisional bandar buat. 1.3 Parameter Analisis 1. Analisis jumlah gula sebagai sakarosa metode Luff Schoorl 2. Uji cemaran logam Pb metode AAS 3. Uji cemaran mikroba metode Angka Lempeng Total (ALT) 4. Uji organoleptik 1.4 Alat dan Bahan 1.4.1
Alat-alat yang digunakan
A. Alat gelas 1. Labu ukur 250 mL; 100 mL; 50 mL 2. Pipet gondok 50 mL; 25 mL; 10 mL; 5 mL 3. Pipet takar 10 mL; 1 mL 4. Pipet tetes 5. Termometer 6. Erlenmeyer 250 mL 7. Labu semprot 8. Gelas ukur 50 mL 9. Pendingin tegak 10. Corong 11. Batu didih 12. Batang pengaduk 13. Cawan porselen
12
14. Buret 50 ml; 25 mL 15. Tabung reaksi bertutup 16. Cawan petri 17. Lampu spritus B. Alat non gelas 1. Pisau 2. Blender 3. Saringan kain 4. Panci pemanas 5. Spatula 6. Nampan plastik 7. Standar 8. Klem 9. Kompor gas 10. Rak tabung reaksi C. Alat penunjang 1.
Neraca analitik
2.
Neraca teknis
3.
stopwatch
4.
furnace
5.
AAS (flame AA-7000)
6.
Autoclave
7.
Oven
8.
Inkubator
9.
Koloni counter
10. Mikroskop 1.4.2
Bahan-bahan yang digunakan 1.
Kulit kakao
2.
Air tebu
3.
Cuka makan
4.
Ekstrak kacang hijau
5.
Starter nata (bakteri Acetobacter Xylinum)
13
6.
Koran
7.
Pb Asetat setengah basa
8.
(NH4)2HPO4 10%
9.
Na3PO4
10. HCl 25% 11. Indikator PP 12. Aquadest 13. NaOH 30% 14. Larutan luff schoorl 15. H2SO4 25% 16. KI 20% 17. Thio 0,1 N 18. Indikator amilum 19. K2Cr2O7 0,1 N 20. HCl 4 N 21. Kertas saring whattman 22. Titrisol Pb 23. Aquabidest 24. HNO3 4 N 25. Pepton water 26. Media Plate Count Agar (PCA) 27. Spirtus 28. Media Potato Dextrosa Agar (PDA) 29. Alkohol 70% 1.5 Prosedur Kerja 1.5.1
Pembuatan Produk Nata dari Kulit Kakao 1.
Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2.
Cuci kulit kakao bagian dalam hingga bersih dan potong kulit kakao dengan panjang ± 1 cm.
3.
Timbang 50 gram kulit kakao.
4.
Campurkan air tebu dengan perbandingan 1:5 ; 1:10 ; 1:15 ; 1:20 ; 1:25.
14
5.
Blender hingga halus.
6.
Saring dengan kain saring hingga diperoleh filtrat (cairan hasil penyaringan).
7.
Panaskan hingga mendidih.
8.
Tambahkan cuka makan 4-5% dari air perasan, lalu tambahkan ekstrak kacang hijau sebanyak 1% dari air perasan.
9.
Tuangkan kedalam nampan (wadah) yang telah disterilkan (dicuci dengan air panas) dengan ketebalan 2-3 cm disetiap wadah.
10. Setelah dingin, tambahkan starter nata (bakteri Acetobacter Xylinum) ± 10% v/v. 11. Tutup rapat wadah dengan koran bersih yang sudah di jemur dibawah terik matahari. 12. Fermentasi selama 10-12 hari pada suhu ruangan. 13. Setelah masa fermentasi selesai, buka penutup koran. 14. Bilas nata 3 kali dengan air bersih agar bau asamnya hilang. 15. Lalu rendam lagi nata selama 2 hari dengan air bersih agar bau dan rasa asamnya hilang. Ingat, ganti air rendaman setiap hari supaya hasilnya masimal. 16. Angkat nata yang sudah direndam tadi dan potong dadu kecil lalu rebus dengan air gula sampai mendidih. 17. Mata didinginkan, lalu dikemas dalam kemasan. 1.5.2
Analisis Jumlah Gula Sebagai Sakarosa Metode Luff Schoorl Preparasi sampel 1.
Timbang 2 gr sampel nata yang telah di blender masukkan ke labu ukur 250 ml.(F1) Tambahkan air dan kocok.
2.
Tambahkan 5 ml larutan Pb asetat setengah basa dan goyangkan.
3.
Tambahkan 1 tetes larutan (NH4)2HPO4 10%, bila timbul endapan putih berarti penambahan Pb asetat setengah basa sudah cukup.
15
4.
Tambahkan 15 ml larutan Na3PO4 untuk menguji apakah Pb asetat setengah basa sudah diendapkan seluruhnya, teteskan 1-2 tetes Na3PO4 Apabila tidak timbul endapan berarti penambahan Na3PO4 sudah cukup.
5.
Goyangkan dan paskan isi labu sampai tanda garis, homogenkan dan biarkan 5 menit, lalu disaring. (F2)
Sebelum inversi 1. Pipet 10 ml F2 dan masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. 2. Ditambahkan 15 ml aquadest 25 ml luffschoorl dan batu didih. 3. Pasang pendingin tegak pada mulut erlenmeyer lakukan refluk selama 10 menit. 4. Dinginkan dan tambahkan 25 ml H2SO4 25% dan 10 ml larutan KI 20%. 5. Titrasi dengan larutan thio 0,1 N hingga kuning gading. 6. Lakukan titrasi secara duplo. 7. Lakukan juga terhadap blanko.
mL Sakar =
(𝑣𝑏 − 𝑣𝑠)𝑥 𝑁𝑡ℎ𝑖𝑜 0,1
Catt : mg sakar didapat dari tabel luff schoorl % Gula sebelum inversi =
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 100% 𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Setelah inversi 1. Pipet 50 ml F1 dengan pipet gondok. Masukan kedalam labu ukur 100 ml. 2. Tambahkan 25 ml HCl 25%,pasang termometer dan panaskan hingga suhu 68⁰C-75⁰C selama 10 menit dengan penangas air. 3. Angkat termometer dan bilas dengan aquadest lalu dinginkan. 4. Netralkan larutan tersebut dengan NaOH 30% (warna merah jingga) dengan indikator PP. Paskan sampai tanda batas dengan aquadest kemudian dihomogenkan. (F3)
16
5. Pipet 10 ml F3 ke dalam erlenmeyer 250 ml, tambahkan 15 ml aquadest dan 25 ml Larutan Luff Schoorl, lalu tambahkan beberapa batu didih. 6. Panaskan campuran tersebut dengan panas yang konstan sampai mendidih selama 10 menit kemudian dengan cepat didinginkan di dalam wadah es. 7. Setelah dingin tambahkan 25 ml H2SO4 25% dan 15 ml larutan KI 20% perlahan-lahan. 8. Titrasi secepatnya dengan larutan Natrium tiosulfat 0,1 N sampai warna kuning gading, tambahkan sedikit indikator amilum 1%. Lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang. 9. Penitaran dilakukan duplo. 10. Kerjakan juga blanko seperti diatas tanpa sampel. mL Sakar =
(𝑣𝑏−𝑣𝑠)𝑥 𝑁𝑡ℎ𝑖𝑜 0,1
Catt : mg sakar didapat dari tabel luff schoorl % Gula setelah inversi =
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑥 𝑓𝑝 𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑥 100%
Kadar sakarosa = % (setelah inversi – sebelum inversi) × 0,95 Keterangan : 0,95 = faktor konversi Vb = volume penitaran natrium thiosulfat untuk blanko (mL). Vs = volume penitaran natrium thiosulfat untuk sampel (mL). Nthio = konsentrasi natrium thiosulfat (N) Fp = faktor pengenceran 1.5.3
Uji Logam Pb Metode AAS 2.5.7.1
Membuat larutan standar induk 1000 ppm Menggunakan larutan induk titrisol Pb 1000 ppm
2.5.7.2
Membuat larutan standar intermediet 100 ppm 17
1.
Siapkan larutan induk 1000 ppm.
2.
Pipet 5 ml larutan induk.
3.
pindahkan ke labu 50 ml.
4.
Paskan dengan aquabidest dan homogenkan.
2.5.7.3 Membuat larutan standar intermediet 10 ppm 1.
Siapkan larutan intermediet 100 ppm.
2.
Pipet 10 ml larutan intermediet.
3.
pindahkan ke labu 100 ml.
4.
Paskan dengan aquabidest dan homogenkan.
2.5.7.4 Deret standar 1.
dibuat deret standar dengan konsentrasi 0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 ppm.
2.
Pindahkan isi larutan intermediet tadi kedalam buret.
3.
Turunkan 0; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 ml larutan sesuai konsentrasi masing-masing ke labu ukur 50 ml.
4.
Paskan dengan aquabidest dan homogenkan.
2.5.7.5 Preparasi sampel 1.
Timbang 25 gram nata de cacao dengan cawan porselen.
2.
Lakukan pengarangan sampai hilang air dan tinggal karbon (warna hitam).
3.
Lakukan pengabuan dengan furnace, suhu 600⁰C selama 2 jam.
4.
Setelah terbentuk abu, larutkan dengan sedikit (3 tetes) HNO3 4N dan larutkan.
5.
Masukkan kedalam labu ukur 50 mL, paskan dengan aquabidest, setelah itu disaring.
6.
Baca absorbansi larutan baku kerja dan larutkan contoh menggunakan AAS.
7.
Hitung kandungan logam dalam contoh.
18
1.5.4
Uji Cemaran Mikroba Metode Angka Lempeng Total (ALT) 1.
Lakukan persiapan dan homogenisasi contoh (1 g kedalam 9 ml peptone water (PW) untuk pengenceran 1:10 dan pipet 1 pengenceran 1:10 ke PW 9 ml untuk pengenceran 1:100, sampai didapatkan pengenceran 1:1000).
2.
Pipet 1 ml dari masing-masing pengenceran ke dalam cawan petri steril secara duplo.
3.
Ke dalam setiap cawan petri tuangkan sebanyak 12-15 ml media PCA yang telah dicairkan yang bersuhub 45 ± 1o C selama 15 menit dari pengenceran pertama.
4.
Goyangkan cawan petri dengan hati-hati (putar dan goyangkan membentuk angka 8) hingga contoh tercampur rata dengan pembenihan.
5.
Biarkan hingga campuran dalam cawan petri membeku.
6.
Masukkan cawan petri kedalam inkubator dengan posisi terbalik pada suhu 35± 1oC selama 24-48 ± 2 jam.
7.
Catat pertumbuhan koloni pada setiap cawan setelah 48 jam.
8.
Hitung angka lempeng total dalam 1 g atau 1 ml contoh dengan mengalikan jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang digunakan (sesuai).
𝑵=
∑𝒄 [(𝟏𝒙𝒏𝟏 )+(𝟎.𝟏𝒙𝒏𝟐 )𝒙(𝒅)]
keterangan (25-250 koloni): N = jumlah koloni per ml atau g produk(koloni/g) ∑c = jumlah semua koloni dalam tiap-tiap cawan petri n 1 = jumlah cawan petri pada pengenceran pertama n 2 = jumlah cawan petri pada pengenceran kedua d = pengenceran pertama yang dihitung
1.5.5
Uji Organoleptik Nata yang telah selesai dibuat dan diuji, kemudian dicobakan kepada 25 orang panelis yang akan memberikan penilaian terhadap produk tersebut meliputi tekstur, rasa, dan warna
19
dari nata, dengan cara mengisi kuisioner organoleptik. Setelah itu hasil uji organoleptik dari masing-masing panelis di catat.
20
BAB III ANALISIS BIAYA 3.1 Analisis Biaya Persiapan Proposal Tabel 1. Analisis Biaya Persiapan Proposal No.
Bahan
Jumlah
Harga
1.
Biaya Print Proposal
-
Rp. 15.000,-
2.
Biaya Perbanyak Proposal
2 rangkap
Rp. 20.000,-
3.
Biaya Tak Terduga
-
Rp. 10.000,Total Biaya Rp. 45.000,-
3.2 Analisis Biaya Pembuatan Produk Tabel 2. Analisis Biaya Pembuatan Produk No. Bahan
Jumlah
Harga
1.
Kulit kakao
50 gram
-
2.
Air tebu
1950 ml
Rp. 20.000,-
3.
Kacang hijau
500 gram
Rp. 8000,-
5.
Cuka makan
1 botol
Rp. 2.500,-
6.
Starter nata (Acetobacter Xylinum)
200 ml
Rp. 15.000,-
7.
Cup dan tutup
20 buah
Rp. 10.000,-
8.
Label
20 buah
Rp. 5.000,-
9.
Sendok plastik
20 buah
Rp. 2.000,-
10. Sirup
100 ml
Rp. 5.000,-
11. Biaya lain-lain
-
Rp. 10.000,-
Total Biaya
Rp. 77.500,-
21
3.3 Analisis Biaya Pengujian Produk Tabel 3. Analisis Biaya Pengujian Produk NO. Bahan
Jumlah
Harga
1.
Aquadest
3 liter
Rp.15.000,-
2.
NaOH Teknis
15 gram
Rp. 600,-
3.
Kertas saring whattman
4 lembar
Rp. 40.000,-
4.
K2Cr2O7
0,5 gram
Rp. 7.700,-
5.
H2SO4
100 ml
Rp. 10.000
6.
KI
20 gram
Rp. 178.000,-
7.
HCl
150 ml
Rp. 28.800,-
8.
Phenol Ptalein (PP)
0,5 gram
Rp. 29.100,-
9.
Amilun
0,5 gram
Rp. 100
10.
Alkohol 70%
200 mL
Rp. 10.000,-
11.
Natrium thiosulfat
5 gram
Rp. 14.500,-
12.
Aqubidest
600 mL
Rp. 22.800,-
13.
HNO3
10 ml
Rp. 2.000
14.
Media PCA
5 gram
Rp. 12.400,-
15.
Pepton Water
2 gram
Rp. 3.100,-
16.
Media PDA
8 gram
Rp. 16.400,-
17.
Spirtus
100 ml
Rp. 2.000,-
Jumlah Rp. 392.500,-
Total Biaya Keseluruhan = Rp.517.000,-
22
DAFTAR PUSTAKA Beadhowie M. Frabggonowati, S. 1993. Petunjuk Pengawasan Hasil Mutu Pertanian. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pambayun, Rindit. 2006. Teknologi Pengolahan nata de coco. Yogyakarta : Kanisius. Sunanti, Harta. 1992. Budidaya Cokelat. Yokyakarta : Kanisius. T. Wahyudi, dkk. 2008. Kakao: Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta : Penebas swadaya Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Jakarta : Agromedia Pustaka. Swasono. 1990. Budidaya Coklat. Bandung : Angkasa. Hermayanti, Yeni., Eli Gusti. 2006. Modul Analisis Proksimat. Padang : SMAK. Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan. SNI 01-4317-1996, Nata Dalam Kemasan. SNI 01-2892-1992, Cara Uji Gula. SNI 19-2897-1992, Cara Uji Cemaran Mikroba. SNI 19-2896-1992, Cara Uji Cemaran Logam.
23
LAMPIRAN I Tabel 4. Syarat Mutu Nata Dalam Kemasan (SNI 01-4317-1996) No
Jenis uji
Satuan
Persyaratan
1
Keadaan
1.1
Bau
-
Normal
1.2
Rasa
-
Normal
1.3
Warna
-
Normal
1.4
Tekstur
-
Normal
2
Bahan asing
-
Tidak boleh ada
3
Bobot tuntas
%
Min. 50
4
Jumlah gula (dihitung sebagai sakarosa)
%
Min. 15
5
Serat makanan
%
Maks. 4,5
6
Bahan tambahan makanan
6.1
Pemanis buatan - sakarin
Tidak boleh ada
- siklamat
Tidak boleh ada
6.2
Pewarna makanan
Sesuai SNI 01-0222-1995
6.3
Pengawet (Na Benzoat)
Sesuai SNI 01-0222-1995
7
Cemaran Logam :
7.1
Timbal (Pb)
Mg/kg
Maks. 0,2
7.2
Tembaga (Cu)
Mg/kg
Maks. 2
7.3
Seng (Zn)
Mg/kg
Maks. 5
7.4
Timah (Sn)
Mg/kg
Maks. 40/250*)
8
Cemaran Arsen (As)
9
Cemaran Mikroba
9.1
Angka lempeng total
9.2
Coliform
APM/g
9.3
Kapang
Koloni/g
Maks. 50
9.4
Khamir
Koloni/g
Maks. 50
Maks. 0,1
Koloni/g
Maks. 2,0 x 102 <3
*) dikemas dalam kaleng
24
LAMPIRAN II PEMBUATAN REAGEN
Thio 0,1 N Perhitungan : Gram = V x N x BE Gram = 0,2 L x 0,1 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘⁄𝐿 x 248
𝑔𝑟𝑎𝑚 ⁄𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘
Gram = 4,96 gram Cara pembuatan reagen a. Didihkan 200 mL aquadest dan biarkan dingin. b. Timbang 4,96 gram kristal Na2S2O3 dengan neraca kasar. c. Larutkan dalam gelas piala dengan aquadest yang telah dipanaskan tadi. d. Dipaskan sampai volume 200 mL dan homogenkan. e. Masukan dalam botol dan beri label
Indikator PP Perhitungan : 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 %𝑏⁄𝑣 = X 100% 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑥
1 % = 50 𝑚𝑙 X 100% 50
X = 100 = 0,5 gram Cara pembuatan reagen a. Timbang 0,5 gram serbuk PP dengan neraca teknis. b. Larutkan dalam gelas piala 250 ml dengan aquadest 10 ml dan alkohol 40 ml. c. Homogenkan.Simpan dalam botol dan tutup dengan plastik, lalu beri label.
NaOH 30 % Perhitungan :
25
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 %𝑏⁄𝑣 = X 100% 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑥
30 % = 50 X=
1500 100
𝑚𝑙
X 100%
= 15 gram
Cara pembuatan reagen a. Timbang 15 gram kristal NaOH dengan neraca kasar. b. Larutkan dalam gelas piala 250 ml dengan aquadest secara bertahap sampai semua kristal NaOH larut. c. Paskan dengan aquadest sampai volume 50 ml dan homogenkan. d. Masukan ke dalam botol, simpan dan beri label.
H2SO4 25 % Perhitungan : (V x %)pekat = (V x %)encer V pekat x 66 % = 150 mL x 25 % V pekat = 56,80 ml Cara pembuatan reagen a. Masukan aquadest dalam gelas piala 1/3 volume yang dibuat. b. Diambil 56,80 ml H2SO4 pekat dengan gelas ukur 100 mL. c. Masukan ke gelas piala 250 mL melalui dinding gelas piala. d. Paskan dengan aquadest sampai volume 150 mL dan homogenkan. e. Homogenkan dan beri label.
KI 20 % Perhitungan : 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 %𝑏⁄𝑣 = X 100% 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑥
20 % = 100 X=
2000 100
𝑚𝑙
X 100%
= 20 gram
Cara pembuatan reagen a. Timbang 20 gram KI dengan neraca teknis. b. Larutkan dalam gelas piala 250 ml dengan aquadest sampai KI larut. c. Paskan dengan aquadest sampai volume 100 ml dan homogenkan. d. Masukan dalam botol dan beri label.
26
Larutan Luff Schoorl 50 gram asam sitrat dilarutkan dengan 50 ml aquadest. 388 gran Na2CO3.10H2O atau 144 gram Na2CO3 anhidrat dilarutkan dalam 400 ml aquadest. 25 gram CuSO4.%H2O dilarutkan dalam 100 ml aquadest. Kemudian larutan asam sitrat dicampurkan sedikit demi sedikit kedalam larutan Na2CO3 selanjutnya dimasukkan larutan CuSO4.5H2O larutan dipaskan sampai volume 1 L dalam gelas piala 1 L.
K2Cr2O7 0,1 N Perhitungan : Gram = V x N x BE Gram = 0,1 L x 0,1 molek/L x 49 g/molek Gram = 0,4900 gram Cara pembuatan reagen a. Timbang 0,4900 gram K2Cr2O7 dengan neraca analitik. b. larutkan dalam labu ukur 100 ml dengan aquadest. c. Paskan dengan aquadest sampai tanda batas dan homogenkan. d. Masukan dalam botol dan beri label.
Amilun 1 % Perhitungan : 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 %𝑏⁄𝑣 = X 100% 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑥
1 % = 50
𝑚𝑙
X 100%
50
X = 100 = 0,5 gram Cara pembuatan reagen a. Timbang 0,5 gram amilun dengan neraca kasar. b. Larutkan dalam gelas piala 250 ml dengan sedikit air dingin dan aduk sampai membentuk pasta. c. Paskan dengan air panas sampai volume 50 ml dan panaskan sampai mendidih.
HCl 4 N Perhitungan : (V x N)pekat = (V x N)encer
27
V pekat x 9 N = 100 ml x 4 N V pekat = 44,40 ml Cara pembuatan reagen a. Masukan aquadest dalam gelas piala 1/3 volume yang dibuat. b. Ambil 44,40 ml HCl pekat dengan gelas ukur 100 ml. c. Masukan dalam gelas piala 250 ml melalui dinding gelas piala. d. Paskan dengan aquadest sampai volume 100 ml dan homogenkan. e. Masukan dalam botol dan beri label.
(NH4)2HPO4 10 % Perhitungan : 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 %𝑏⁄𝑣 = X 100% 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑥
10 % = 50
𝑚𝑙
X 100%
500
X = 100 = 5 gram Cara pembuatan reagen a. Timbang 5 gram (NH4)2HPO4 dengan neraca kasar. b. Larutkan dalam gelas piala 250 ml dengan aquadest secara bertahap sampai semua Na2HPO4 larut. c. Paskan dengan aquadest sampai volume 50 ml dan homogenkan. d. Masukan ke dalam botol, simpan dan beri label.
HCl 25 % Perhitungan : (V x %)pekat = (V x %)encer V pekat x 27 % = 100 ml x 25 % V pekat = 92,60 ml Cara pembuatan reagen a. Masukan aquadest dalam gelas piala 1/3 volume yang dibuat. b. Ambil 92,60 ml HCl pekat dengan gelas ukur 100 ml. c. Masukan kedalam gelas piala melalui dinding gelas piala. d. Paskan sampai volume 100 ml dengan aquadest dan homogenkan. e. Masukan dalam botol dan beri label.
Pb- Asetat 1/2 basa
28
Timbang 430 gram Pb(C2H3O2).3H20 dan 130 PbO dimasukan kedalam gelas piala 1 L, paskan dengan aquadest sampai 1 L, selanjutnya didihkan selama 30 menit. Dinginkan dan biarkan mengendap atau didekantasi dan diemcerkan dengan air yang baru dididihkan sampai bobot jenis 1,25. Bila larutan ini akan digunakan, satu bagian larutan diencerkan dengan empat bagian air panas, bila keruh saring.
29