USULAN PROGRAM IPTEK BERBASIS DOSEN DAN MASYARAKAT (IbDM)
APLIKASI TEKNOLOGI HATCH & CARRY SERANGGA POLINATOR Elaeidobius kamerunicus Faust PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI KECAMATAN PULAU PUNJUNG
Oleh: Siska Efendi, SP., MP Dr. Ir. Yaherwandi, M.Si Dewi Rezki, SP.,MP Ade Noferta, SP., MP Yulistriani, SP. M.Si Ir. Edwin, Sp
NIDN. 1025108601 NIDN. 0014046415 NIDN. 0020018506 NIDN. 0012088302 NIDN. 0010028701 NIDN. 0026116306
UNIVERSITAS ANDALAS 2018
Ketua Tim Pengusul Anggota Tim Pengusul Anggota Tim Pengusul Anggota Tim Pengusul Anggota Tim Pengusul Anggota Tim Pengusul
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Pengabdian kepada Masyarakat
Aplikasi Teknologi Hatch & Carry Serangga Polinator Elaeidobius kamerunicus Faust Pada Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Di Kecamatan Pulau Punjung
2. Tim Pelaksana
1.
Siska Efendi
Ketua
2.
Yaherwandi
Anggota
3.
Dewi Rezki
Anggota
Bidang Keahlian Ilmu Hama dan Peyakit Tumbuhan Ilmu Hama dan Peyakit Tumbuhan Ilmu Tanah
4.
Ade Noferta
Anggota
Agronomi
5.
Yulistriani
Anggota
6.
Edwin
Anggota
Sosial Ekonomi Pertanian Ilmu Tanah
No
Nama
Jabatan
Instansi Asal Universitas Andalas
Alokasi waktu (Jam/minggu) 8
Universitas Andalas
6
Universitas Andalas Universitas Andalas Universitas Andalas
6
Universitas Andalas
6
6 6
3. Objek (Khalayak sasaran) Pengabdian kepada Masyarakat: Petani tidak produktif (Kelompok tani): Kelompok Tani Budidaya dan Kelompok Tani Cinta Maju 4. Masa Pelaksanaan Mulai : bulan: Juni tahun 2018 Berakhir : bulan: Oktober tahun 2018 5. Usulan Biaya LPPM Universitas Andalas Tahun ke-1 : Rp. 10,000,000 6. Lokasi Pengabdian kepada Masyarakat: Nagari Sungai Dareh, Kec. Pulau Punjung dan Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat 7. Mitra yang terlibat: Petani kelapa sawit yang tergabung pada Kelompok Tani Budidaya dan Kelompok Tani Cinta Maju. Kelompok tani tersebut menyediakan lahan kelapa sawit untuk demplot dengan umur 3-5 tahun seluas ± 2 ha. Petani menyediakan waktu dan tenaga pada setiap kegiatan sosialisasi, demontrasi, penyuluhan dan pelatihan serta melakukan demplot pada masing-masing lahan. Kelompok tani menyediakan tempat yang strategis untuk pelaksanaan demonstrasi dan pelatihan, dan membantu mensosialisasikan kepada masyarakat agar jumlah peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan IbDM semakin banyak. Selain itu kelompok tani juga membantu dalam urusan adminitrasi dengan pemerintah jorong dan nagari tempat kegiatan akan dilaksanakan. Secara keseluruhan kelompok yang dilibatkan dalam kegiatan IbDM ini dijadikan sebagai objek pelaksanaan sehingga teknologi yang ditransfer dapat diadopsi oleh petani dalam bentuk aplikasi di lapangan.
8. Permasalahan yang ditemukan dan solusi yang ditawarkan: Beberapa permasalahan mendasar yang teridentifikasi pada kelompok tani mitra antara lain (1) Petani tidak memiliki pengetahuan tentang proses penyerbukan pada tanaman kelapa sawit sehingga produksi kelapa sawit rendah (<30 ton/ha/tahun); (2) Persentase bunga betina yang berkembang menjadi buah rendah karena tidak tersedia serbuk sari dan agens polinator; (3) Buah kelapa sawit yang terbentuk merupakan buah parthenokarpi yang memiliki bobot dan kandungan rendemen minyak yang rendah; (4) Banyak ditemukan fenomena “buah landak” pada hasil panen petani sehingga mengakibatkan tingginya tonase pemotongan pada saat dijual ke pabrik; (4) Petani tidak memiliki keterampilan untuk melakukan penyerbukan buatan pada tanaman kelapa sawit. Iptek yang ditawarkan adalah teknologi hatch & carry serangga polinator Elaeidobius kamerunicus pada perkebunan kelapa sawit rakyat untuk meningkatkan persentase keberhasilan proses penyerbukan pada bunga betina kelapa sawit. Teknologi ini dapat meningkatkan produksi kelapa sawit mencapai 75-80% dengan nilai fruid set yang tinggi. Teknologi tersebut akan dikombinasikan dengan penyerbukan buatan (assisted pollination). 9. Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran: Penerapan teknologi hatch & carry serangga polinator Elaeidobius kamerunicus Faust ditujukan untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dengan target produksi Tandan Buah Kosong (TBS) maksimal lebih besar dari 30 ton/ha/tahun, OER> 25%, kernel >5% dan cangkang >4%. Ketersediaan perangkat penyerbukan teknik hatch & carry. Petani memiliki keterampilan untuk melakukan penyerbukan buatan. 10. Rencana luaran berupa jasa, sistem, produk/jasa, paten, atau luaran lain yang ditargetkan: - Publikasi ilmiah di jurnal/prosiding, tahun ke-1 Target: submitted - Publikasi pada media masa (cetak/elektronik), tahun ke-1 Target: sudah terbit - Peningkatan kuantitas dan kualitas produk, tahun ke-1 Target: ada - Peningkatan pemahaman dan ketrampilan masyarakat, tahun ke-1 Target: ada - Jasa, model, rekayasa sosial, sistem, produk/barang, tahun ke-1 Target: produk - Buku ajar, tahun ke-1 Target: draf
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN….. ................................................................................
i
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM….. ...................................................................
ii
DAFTAR ISI ….. ..........................................................................................................
iii
RINGKASAN ................................................................................................................
iv
BAB 1. PENDAHULUAN………………………………………………………
....
1
1.1 Analisis Situasi………………..………………. .............................................
1
1.2 Identifikasi Permasalahan Mitra……………………………………… .........
6
1.3 Justifikasi Permasalahan Mitra………………………………………… ........
8
BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN ……………………………………..
9
2.1 Solusi yang ditawarkan………………..………………. ................................
9
2.2 Target dan Luaran……………………………………………………… ........
10
BAB 3. METODE PELAKSANAAN…………………………………………. .........
11
3.1 Metode Pendekatan yang ditawarkan………………..………………............
11
3.2 Prosedur Kerja ………………………………………………………... .........
12
3.3 Rencana Kegiatan……………………………………………………... .........
16
3.4 Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program………………………... .........
17
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI . ...............................……………
18
4.1 Kualifikasi Personil Kegiatan….. ...................................................................
19
4.2 Kualifikasi Personil Kegiatan….. ....................................................................
19
BAB V. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN …………………………….. .........
23
5.1 Anggaran Biaya ..........................................................................……............
23
5.2 Jadwal Kegiatan . ......................................................................……………
23
REFERENSI. … ......................................................................................……………
24
LAMPIRAN. ...........................................................................................…………...
25
iii
RINGKASAN PROPOSAL Kecamata Pulau Punjung menjadi prioritas pengembangan komoditi kelapa sawit di Kabupaten Dharmasraya. Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit baru melalui program ekstensifikasi pertanian belum memberikan hasil yang maksimal, karena pada tahun 2014 produktivitas kelapa sawit di Kab. Dharmasraya turun 3,93 persen. Permasalahan rendahnya produktivitas kelapa sawit pada perkebunaan rakyat adalah proses penyerbukan yang tidak optimal sehingga terbentuk banyak buah partenokarpi yang menyebakan rendahnya nilai fruit set Tandan Buah Segar (TBS). Proses penyerbukan pada tanaman kelapa sawit membutuhkan agens penyerbuk salah satunya adalah serangga polinator Elaeidobius kamerunikus Faust. Serangga tersebut tidak tersedia pada perkebunan kelapa sawit rakyat bukaan baru yang jauh dari perkebunan tua. Solusi dari pemasalahan tersebut adalah aplikasi teknik hatch & carry serangga polinator E. kamerunikus. Tahapan aplikasi teknologi hatch & carry serangga polinator E.kamerunikus pada ekosistem perkebunan kelapa sawit terdiri dari beberapa tahap. Metode kegiatan pengabdian yakni sosialisasi, demontrasi, pelatihan dan demplot kepada kelompok mitra yakni Kelompok Tani Budidaya dan Cinta Maju. Tahap pertama pelaksanaan pengabdian masyarakat melalui program Iptek Berbasis Dosen dan Masyarakat (IbDM) adalah sosialisasi tentang arti penting proses penyerbukan pada tanaman kelapa sawit dan teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus kepada kelompok mitra. Setelah kelompok tani mitra memahami teknik hatch & carry dilanjutkan dengan aplikasi teknologi tersebut (Tahap II). Aplikasi teknologi hatch & carry diawali dengan penentuan lokasi penempatan kotak hatch & carry pada masing-masing lahan kelompok mitra. Tahap III yakni pelatihan pembuatan kotak hatch & carry kepada kelompok mitra, pelatihan cara pengumpulan polen murni, pelatihan cara menguji viabilitas polen, dan pelatihan aplikasi teknologi hatch & carry kepada kelompok mitra. Tahap IV pada akhir pelaksanaan pengabdian masyarakat IbDM adalah evaluasi hasil aplikasi teknologi hatch & carry yang terdiri dari analisis nilai fruit set kelapa sawit dan pengamatan kelimpahan serangga penyerbuk E. kamerunikus. Keywords: Penyerbukan, polinator, Rendemen, Tandan Buah Segar (TBS)
iv
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Pulau Punjung adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis Kec. Pulau Punjung terletak pada posisi 101o 23’36” – 101o 36’40” BT 0o 50’40” – 1o10’40” LS dengan luas wilayah 602.32 km2. Jumlah penduduk Kec. Pulau Punjung pada tahun 2013 sebanyak 30.248 jiwa, terdiri dari 20.381 laki-laki dan 9.867 perempuan. Sejalan dengan distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) nasional, sektor perekonomian tertinggi di Kabupaten Dharmasraya adalah sektor pertanian sebesar 30,83 persen. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan perekonomian masyarakat di Kab. Dharmasraya bertumpu pada sektor pertanian. Terbukti dari serapan tenaga kerja pada sektor pertanian yang tinggi yakni sebesar 65 persen. Faktor lain adalah ketersediaan lahan untuk sektor pertanian, sebagian besar penggunaan lahan di Kabupaten Dharmasraya digunakan sebagai lahan pertanian, yaitu sebesar 89,60 persen dari luas seluruhnya. Pada penggunaan lahan pertanian, sektor yang menggunakan lahan terluas adalah sektor perkebunan, yaitu 57,99 persen dari seluruh lahan pertanian. Komoditi yang dikembangkan pada sektor perkebunan di Kab. Dharmasraya, terutama di Kec. Pualau Punjung adalah adalah kelapa sawit (Statistik Daerah Kabupaten Dharmasraya, 2015). Produksi kelapa sawit di Kab. Dharmasraya pada tahun 2013 yakni 355.457, 16 ton, luas panen 26.818, 19 ha, dengan produktivitas 132, 54 kuintal/ha. Pada tahun 2014 terjadi penurunan produksi yakni 349.285, 31 ton, luas panen 27.430, 50 ha, dengan produktivitas 127, 33 kuintal/ha. Artinya produktivitas kelapa sawit di Kab. Dharmasraya mengalami penurunan sekitar 3,93 persen. Pada tahun 2014 pemerintah Kab. Dharmasraya berupaya meningkatkan produksi kelapa sawit melalui program ekstensifikasi dengan pembukaan perkebunan kelapa sawit baru. Secara keseluruhan pada tahun 2014 terjadi penambahan lahan perkebunan kelapa sawit sebesar 612,31 1
ha (Statistik Daerah Kabupaten Dharmasraya, 2015). Perkebunan kelapa sawit bukaan baru yang sebagain besar terdapat di Kec. Pulau Punjung tidak berproduksi dengan baik. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya akses terhadap bahan tanaman unggul (varietas unggul), lemahnya penerapan kultur teknis yang standard dan proses penyerbukan yang tidak optimal (Gambar 1.a).
a
b
Gambar 1. a) Bunga betina abortus karena tidak tersedia agens penyerbuk, b) buah landak karena penyerbukan tidak sempurna Proses penyerbukan pada bunga kelapa sawit tidak sempurna mengakibatkan bobot tandan buah segera (TBS) rendah karena tidak semua bunga berkembang menjadi buah atau buah berkembang menjadi phartenokapi (tidak terbentuk biji atau kernel) (Gambar 1.b). Padahal potensi produksi TBS yang maksimal lebih besar dari 30 ton/ha, OER> 25%, kernel >5% dan cangkang >4%. Selain itu proses penyerbukan yang tidak sempurna juga menyebabkan rendahnya rendemen minyak sawit. Penurunan produktivitas kelapa sawit erat kaitannya dengan rendahnya nilai fruit set tandan buah segar (TBS). Akhir-akhir ini permasalahan penurunan fruit set banyak dirasakan oleh pelaku usaha tani kelapa sawit di Kec. Pulau Punjung terutama pada tanaman awal menghasilkan. Buah partenokarpi sering menjadi penanda rendanya nilai fruit set (Gambar 1.b). Buah partenokarpi cenderung muncul pada perkebunan kelapa sawit rakyat yang ditanam pada areal bukaan baru dan 2
menggunakan bahan tanaman tertentu dengan potensi produktivitas kelapa sawit yang tinggi diawal menghasilkan. Bahan tanaman kelapa sawit seperti ini akan menghasilkan sex ratio bunga betina yang lebih tinggi, hampir meniadakan bunga jantan. Kondisi ini akan mengakibatkan ketersediaan serbuk sari tidak mencukupi untuk kebutuhan penyerbukan bunga kelapa sawit.
Gambar 2. Survei kelimpahan populasi serangga penyerbuk kelapa sawit Elaeidobius kamerunikus pada beberapa kecamatan di Kab. Dharmasraya Ketiadaan agens penyerbuk pada ekosistem perkebunan kelapa sawit rakyat di Kec. Pulau Punjung menjadi penyebab utama proses penyerbukan tidak sempurna. Salah satu agens penyerbuk kelapa sawit adalah Elaeidobius kamerunikus Faust. Keberadaan serangga polinator tersebut sangat penting pada perkebunan kelapa sawit rakyat bukaan baru sebagai penyerbuk alami. Pengamatan awal pada perkebuan kelapa sawit di Kab. Dharmasraya, khususnya di Kec. Pulau Punjung menunjukan jumlah Elaeidobius kamerunikus terlalu sedikit, bahkan dibeberapa lokasi nyaris tidak ditemukan (Gambar 2). Kondisi ini disebabkan oleh banyak faktor sehingga penyerbukan tidak berlangsung efektif. Padahal produktivitas kelapa sawit ditentukan antara lain oleh sukses tidaknya penyerbukan. Untuk pemecahan masalah tersebut perlu rakitan teknologi baru guna memaksimalkan proses penyerbukan kelapa sawit 3
yang dapat meningkatkan nilai fruit set tandan buah segar (TBS) sehingga produktivitas kelapa sawit meningkat. Aplikasi teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E.kamerunikus diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk memecahkan masalah yang dihadapi petani (Gambar 3). Sejak tahun 2015 peneliti focus meneliti tentang serangga penyerbuk E.kamerunikus pada tanaman kelapa sawit. Prinsip utama teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E.kamerunikus adalah mengoptimalkan peran serangga penyerbuk pada tanaman kelapa sawit sehingga proses penyerbukan dapat berlangsung secara alami. Teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus pada prinsipnya adalah kompinasi metode introduksi dan augmentasi serangga penyerbuk E. kamerunikus. Pada ekosistem perkebunan kelapa sawit rakyat bukaan baru yang lokasi perkebunan tergolong jauh dari kebun-kebun kelapa sawit yang sudah tua, akan dihadapkan dengan permasalahan pada tidak tersedianya agens penyerbuk pada lokasi tersebut.
Gambar 3. Gambaran teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E.kamerunikus yang akan ditransfer kepala mitra
4
Introduksi serangga penyerbuk E. kamerunikus dengan cara mengoleksi telur, larva dan pupa yang terdapat pada tandan bungan jantan lewat athesis. Tandan bunga jantan berasal dari tanaman tua dengan sex ratio bunga kelapa sawit rendah (>75%). Dalam satu blok kelapa sawit dapat diambil sekitar 15% tandan bunga jantan lewat anthesis, minsalnya dengan mengambil pada baris ke 4 atau 5 dan kelipatannya. Bunga jantan yang sudah dikoleksi di bawah ke lokasi perkebunan rakyat bukaan baru, dengan disimpan pada sebuah kotak yang disebut dengan istilah kotak Hatch & Carry (Gambar 3). Setelah 2-6 hari biasanya telur, larva, dan pupa E. kamerunikus yang terdapat pada tandan bunga jantan sudah berkembang menjadi imago, dan biasanya berkumpul pada bagian atas kotak hatch & carry. Artinya E. kamerunikus sudah siap untuk dilepaskan (augmentasi) pada lokasi baru tersebut.
Gambar 4. Hasil uji efektifitas E. kamerunikus terlihat ukuran tandan yang besar dan kompak hasil penyerbukan yang optimal (Penelitian BOPTN tahun 2017) Sebelum kotak hatch & carry dibuka agar serangga E. kamerunikus menyebar pada ekosistem perkebunan kelapa sawit, maka pada tubuh E. kamerunikus disemprotkan polen atau serbuk sari murni pada tubuh serangga tersebut. Pada saat kotak hatch & carry dibuka maka serangga E. kamerunikus yang sudah mengandung polen akan terbang dan mengunjungi bunga betina yang sedang reseptif. Secara alami bunga betina kelapa sawit yang sedang reseptif akan menghasilkan bau seperti adas (Foeniculum vulgare), sehingga E. kamerunikus tertarik untuk mendatanginya. Ketika 5
proses interaksi antara E. kamerunikus dan bunga betina reseptif terjadi, maka akan terjadi proses polinasi atau penyerbukan karena pada tubuh kumbang tersebut sudah terdapat polen. Serangga E. kamerunikus yang sudah dilepaskan pada ekosistem perkebunan bukaan baru akan ekstabilis dan berkembang secara alami. Universitas Andalas Kampus III Dharmasraya bekerjasama dengan beberapa kelompok tani merencanakan kegiatan pengabdian dengan judul “Aplikasi Teknologi Hatch & Carry Serangga Polinator Elaeidobius kamerunicus Faust Pada Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Di Kecamatan Pulau Punjung”. Pemilihan lokasi kegiatan di Kec. Pulau Punjung dilatar belakangi karena sentra produksi kelapa sawit di Kab. Dharmasraya terdapat di lokasi tersebut. Selain itu Kec. Pulau Punjung merupakan domisili dari Kampus III Unand Dharmasraya, sehingga akan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan. 1.2 Permasalahan Mitra Beberapa permasalahan yang diidentifikasi dari observasi tim pengabdian Universitas Andalas Kampus III Dharmasraya adalah sebagai berikut: 1. Permasalahan pada aspek pengetahuan dan keterampilan a. Secara umum pengetahuan petani kelapa sawit rakyat di Kec. Pulau Punjung tentang proses budidaya tergolong rendah. b. Pengetahuan petani kelapa sawit rakyat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit terbatas pada pemupukan dan rendah untuk faktor-faktor yang lain. c. Pengetahuan petani tentang proses penyerbukan pada bunga betina kelapa sawit tergolong rendah. d. Petani tidak mengetahui agens penyerbuk yang bisa membantu proses penyerbukan pada tanaman kelapa sawit. e. Kegiatan kastrasi pada bunga jantan yang dilakukan petani menjadi salah satu penyebab rendahnya populasi E. kamerunikus. 6
f. Petani tidak memiliki keterampilan untuk memanfaatkan dan meningkatkan peran serangga penyerbuk E. kamerunikus. g. Petani masih melakukan kegiatan agronomis yang dapat mengganggu efektifitas dan keberadaan serangga penyerbuk E. kamerunikus pada perkebunan kelapa sawit seperti penggunaan pestisida. h. Petani
tidak
memiliki
pengetahuan
tentang
kegiatan
yang
dapat
mengkonservasi serangga penyerbuk E. kamerunikus. 2. Permasalahan pada aspek teknologi a. Petani tidak mengetahui cara mengoptimalkan peran serangga penyerbuk E. kamerunikus pada ekosistem perkebunan kelapa sawit b. Petani tidak memahami bioekologi serangga penyerbuk E. kamerunikus. c. Petani belum mengetahui cara menghitung kelimpahan populasi serangga penyerbuk E. kamerunikus. d. Petani tidak memiliki peralatan untuk melakukan aplikasi teknologi Hatch & Carry serangga penyerbuk E. kamerunikus. e. Petani belum mengetahui kelimpahan populasi serangga penyerbuk E. kamerunikus yang dideal untuk meningkatkan produksi kelapa sawit. f. Petani tidak memiliki keterampilan dan peralatan untuk mengumpulkan serbuk sari dari bunga jantan. g. Petani tidak mengetahui cara menyimpan serbuk sari sehingga tidak mengurangi viabiltasnya. h. Petani tidak memiliki peralatan untuk mengaplikasikan serbu sari ke serangga penyerbuk E. kamerunikus. i. Petani tidak mengetahui cara memindahkan serangga penyerbuk E. kamerunikus dari perkebunan kelapa sawit yang sudah tua ke lahan mereka. 3. Permasalahan pada aspek pascapanen a. Sebagian pesar petani tidak mengetahui kriteria buah sawit yang sudah layak untuk dipanen. 7
b. Tingginya jumlah panen pada buah yang belum brondol yang mengakibatkan rendahnya rendemen minyak sawit c. Tingginya pemotongan tonase oleh perusahaan terhadap hasil panen pada saat penjualan ke pabrik. d. Sebagian besar buah sawit yang dihasilkan petani merupakan tipe “buah landak” yang tidak laku dipasaran. 1.3 Justifikasi Permasalahan Mitra Dari identifikasi permasalahan di atas maka dapat disimpulkan beberapa permasalahan mitra berkaitan dengan aplikasi teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus untuk meningkatkan produksi kelapa sawit pada perkebunan kelapa sawit rakyat bukaan baru di Kecamatan Pulau Punjung, antara lain: 1. Petani belum memiliki pengetahun tentang proses penyerbukan pada tanaman kelapa sawit,
dan faktor-faktor
yang menentukan keberhasilan
proses
penyerbukan, serta agen penyerbuk yang membantu proses tersebut. 2. Petani belum memiliki pengetahuan tentang serangga penyerbuk E. kamerunikus dan cara pemanfaatan serangga tersebut dalam proses penyerbukan sehingga dapat meningkatkan nilai fruit set tandan buah segar kelapa sawit. 3. Petani tidak memiliki pengetahuan, keterampilan dan peralatan tentang teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus pada tanaman kelapa sawit. 4. Petani belum memiliki peralatan penunjang untuk mendukung keberhasilan aplikasi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus terutama alat untuk mengumpulkan serbu sari. 5. Tingginya persentase buah landak yang dihasilkan perkebunan kelapa sawit rakyat sebagai akibat proses penyerbukan yang tidak optimal.
8
BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN
2.1 Solusi Permasalahan Mitra Untuk mengatasi rendahnya produksi kelapa sawit di Kec. Pulau Punjung akibat agens penyerbuk tidak tersedia di lapangan dapat diatasi dengan aplikasi teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus. Teknologi hatch & carry adalah intervensi manusia secara aktif dengan mengumpulkan dan membiakkan telur serta larva kumbang E. kamerunikus dari bunga jantan kelapa sawit. Pada saat menetas (hatch) serbuk sari murni kelapa sawit disemprotkan ke permukaan tubuh E. kamerunikus. Kumbang E. kamerunikus akan membawa (carry) serbuk sari ke bunga betina di pertanaman kelapa sawit (selengkapnya dapat dilihat pada metode pelaksanaan). Proses penyerbukan akan terjadi secara efektif, efisien, lebih alami dan lebih murah. Keunggulan inovasi ini adalah merupakan metode semi assistend pollination. Biaya aplikasi teknik hatch & carry relatif murah. Metode ini juga mudah diaplikasikan di lapangan sehingga mudah diadopsi oleh petani. Ketika teknologi ini sukses dilaksanakan maka akan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, sehingga tidak memerlukan aplikasi berulang-ulang.
Gambar 5. Gambaran teknologi teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus yang akan ditranfer kepada kelompok tani mitra 9
2.2 Target dan luaran Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai salah satu tri dharma perguruan tinggi yang memberikan kontribusi transfer ilmu dan teknologi kepada kelompok tani mitra sebagai salah satu elemen masyarakat sesuai dengan latar belakang ilmu anggota tim. Target capaian kegiatan IbDM aplikasi teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus tahun 2018 lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rencana Target Capaian Luaran kegiatan IbDM No Jenis Luaran Luaran Wajib 1. Publikasi ilmiah pada Jurnal ber ISSN/Prosiding jurnal Nasional 2. Publikasi pada media masa cetak/online/repocitory PT) 3. Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, kuantitas, serta nilai tambah barang, jasa, diversifikasi produk, atau sumber daya lainnya ) 4. Peningkatan penerapan iptek di masyarakat (mekanisasi, IT, dan manajemen) 5. Perbaikan tata nilai masyarakat (seni budaya, sosial, politik, keamanan, ketentraman, pendidikan, kesehatan) Luaran Tambahan 1. Publikasi di jurnal internasional 2. Jasa; rekayasa sosial, metode atau sistem, produk/barang 3. Inovasi baru TTG 4. Hak kekayaan intelektual (Paten, Paten sederhana, Hak Cipta, Merek dagang, Rahasia dagang, Desain Produk Industri, Perlindungan Varietas Tanaman, Perlindungan Desain Topografi Sirkuit Terpadu) 5. Buku ber ISBN
Indikator Capaian submitted Sudah terbit Penerapan Penerapan Sudah dilaksanakan
Tidak ada Penerapan Penerapan Tidak ada Draf
10
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Pendekatan Untuk menyelesaikan permasalahan mitra, maka pendekatan yang ditawarkan adalah sebagai berikut: 1. Metode penyuluhan dalam bentuk pengajaran di dalam ruangan dan lapangan disertai dengan diskusi, terdiri atas: a. Penyuluhan budidaya kelapa sawit standar meliputi: 1) Pemilihan bahan tanaman, 2) pembibitan, 3) persiapan lahan, pemancangan, penentuan jarak tanam, 4) Pemindahan bibit kelapangan, 5) Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM), 5) Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM), 7) Panen dan pascapanen. b. Penyuluhan tentang proses penyerbukan pada tanaman kelapa sawit meliputi: 1) Identifikasi bunga anthesis dan reseprif, 2) peran agens penyerbuk dari kelompok serangga, 3) penghitungan kelimpahan populasi serangga penyerbuk E. kamerunicus dilapangan, 4) Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan proses penyerbukan. c. Penyuluhan tentang serangga penyerbuk
E. kamerunicus meliputi: 1)
Polinator utama tanaman kelapa sawit, 2) Proses penyerbukan dengan bantuan E. kamerunicus, 3) Cara menghitung kelimpahan E. kamerunicus, 4) Faktorfaktor yang mempengaruhi efektifitas E. kamerunicus, 5) Pengetahuan tentang biologi dan ekologi E. kamerunicus d. Penyuluhan tentang teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunicus meliputi: 1) Guna dan fungsi teknologi hatch & carry, 2) Penentuan penempatan kotak hatch & carry pada satu kebun, 3) Proses pemindahan serangga penyerbuk E. kamerunicus, 4) Pembuatan kotak hatch & carry, 5) Pengumpulan serbuk sari dan penyemprotan, 6) Cara dan waktu
11
pelepasan serangga penyerbuk E. kamerunicus, 7) Cara pengukuran efektifitas teknologi hatch & carry 2. Metode pelatihan, dimulai dengan demonstrasi/peragaan untuk setiap materi kemudian mitra mengikuti sesuai dengan yang telah didemokan. Materi pelatihan adalah: a. Pelatihan aplikasi teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunicus meliputi 1) Pembuatan kotak hatch & carry, 2) Penentuan jumlah kotak hatch & carry pada satuan luas lahan tertentu, 3) Pengumpulan tandan bunga jantan yang mengandung telur, larva dan pupa E. kamerunicus, 4) Pengumpulan serbuk sari dari bungan jantan, 5) Uji viabilitas serbuk sari, 6) Penyemprotan serbuk sari dan pelepasan serangga penyerbuk E. kamerunicus dari kotak hatch & carry 3. Demplot/percontohan aplikasi teknologi hatch & carry pada kebun kelapa sawit miliki kelompok tani mitra pada lahan seluas 2 ha dengan umur tanaman 5 tahun 3.2 Prosedur Kerja Prosedur kerja pelaksanaan pengabdian masyarakat Iptek Berbasis Dosen dan Masyarakat (IbDM) terdiri dari tujuh tahapan yakni: 1. Survey lokasi dan kesiapan kelompok tani mitra Lokasi pengabdian masyarakat melalui kegiatan IbDM akan dilaksanakan di Kec. Pulau Punjung, tepatnya di Nagari Sungai Dareh dan Sitiung. Mitra kegiatan ini adalah kelompok tani Budidaya dan Cinta Maju. Survei bertujuan untuk mengetahui kondisi lokasi terutama perkebunan kelapa sawit yang dikelola secara swadaya oleh petani yang tergabung dalam kelompok tani Budidaya dan Cinta Maju. 2. Pengamatan Kelimpahan Populasi E. kamerunicus sebelum aplikasi hatch & carry. Untuk mengetahui kelimpahan serangga penyerbuk E. kamerunicus yang sudah ada pada ekosistem perkebunan kelapa sawit rakyat di Kab. Dharmasraya, 12
sehingga dapat dilihat gambaran kondisi penyerbukan sebelum aplikasi teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus dan setelah aplikasi. Hasil pengamatan kelimpahan juga dapat digunakan untuk melihat pengaruh pelepasan E. kamerunikus terhadap serangga polinator yang secara alami sudah tersedia diekosistem perkebunan kelapa sawit di Kec. Pulau Punjung. 3. Penentuan lokasi penempatan kotak hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus Kotak hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus ditempatkan pada perkebunan kelapa sawit dengan radius 200 m antar kotak. Penempatan kotak hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus disesuaikan dengan bentuk dan luas kebun. 4. Pembuatan kotak hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus Penangkaran E. kamerunikus dilakukan menggunakan kotak dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 120 cm. Kotak terbuat dari kayu triplek dengan bagian atas berupa kain kasa yang bisa dibuka dan ditutup untuk memasukkan dan mengeluarkan E. kamerunikus. Masing-masing kotak memiliki atap dapat terbuat dari seng, asbes, atau atap rumbia untuk menghindari penyinaran langsung oleh matahari atau terkena tetesan air hujan. 5. Pengumpulan Serbuk sari Polen dikumpulkan dari bunga jantan kelapa sawit yang sedang anthesis. Bunga jantan yang paling baik digunakan memiliki persentase kemekaran 75-100%. Bunga jantan anthesis tersebut dipanen dengan cara memasukkan kedalam kantong plastik dan digoyang-goyang sehingga semua polen berguguran. Polen yang telah berhasil dikumpulkan ini kemudian disaring dengan diameter lubang sekitar 250 μm dan dikeringanginkan di dalam oven pada suhu 37-400C selama 12-14 jam sampai mencapai kadar air 4-6%. Proses pengeringan polen juga dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan silica gel, sebanyak 300 g silica gel untuk mengeringkan 1013
15 g polen selama 2 hari pada ruang kedap udara. Pengeringan polen ini bertujuan untuk mempermudah proses penyerbukan menggunakan botol semprot ke tubuh serangga E. kamerunikus, selain itu juga untuk menjaga daya tahan polen. Polen disimpan dalam bentuk murni didalam freezer atau vacuum. 6. Uji viabilitas polen Viabilitas polen yang baik umumnya diatas 50% yang diukur dari jumlah polen yang berkecambah melalui pengamatan mikroskopis. Uji viabilitas polen dapat dilakukan dengan meletakkan sedikit polen pada gelas objek. Polen ini kemudian ditetesi dengan larutan borax dan sukrosa (komposisi borak 0,125 g; sukrosa 0,25 g; aquades 100 ml) dan diinkubasi pada suhu 400C selama 2-3 jam kemudian diamati menggunakan mikroskop okuler. Viabilitas polen ditentukan dengan persentase polen yang berkecambah terhadap jumlah polen total. 7. Aplikasi teknik hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus Setiap kota hatch & carry berisi 6-8 tandan bunga jantan lewat anthesis yang mengandung larva stadia dan kepompong E. kamerunikus. E. kamerunikus masih berupa larva dan pupa berada di dalam tandan bunga jantan 4-5 lewat anthesis Dalam satu blok kelapa sawit dapat diambil sekitar 15% tandan bunga lewat athesis yang telah dipanen (koleksi) kemudian dibiarkan dilantai yang bersih selama satu hari untuk menghilangkan semut dan serangga lain. Dua hari setelah tandan bunga jantan ini dimasukkan biasanya telah memunculkan E. kamerunikus yang akan berkumpul pada bagian atas pada kain kasa. Hal ini disebabkan oleh perilaku kumbang yang tertarik dengan cahaya. Untuk mempermudah operasional teknik hatch & carry, maka dalam satu kotak dibagi menjadi dua ruangan. Ruangan pertama berisi 3-4 tandan bunga jantan, demikian pula dengan ruangan kedua. Pengisian tandan bunga jantan ini pada masing-masing ruangan dilakukan pada waktu yang berbeda yang kemudian dapat diganti dengan tandan bunga jantan lewat anthesis yang baru setiap 8-9 hari. 14
Tabel 2. Operasional teknologi hatch & carry Hari ke-1
2
3
4
5
6
7
A. Koleksi
A. Masuk
A. -
A. Semprot
A. Semprot B. Koleksi
A. Semprot B. Masuk
A. Semprot B. -
Hari ke-8
9
10
11
12
13
14
A. Semprot B. Semprot
A. Semprot B. Semprot C. Koleksi
A. Keluar B. Semprot C. Masuk
B. Semprot C. -
B. Semprot C. Semprot
B. Semprot C. Semprot D. Koleksi
B. Keluar C. Semprot D. Masuk
Hari ke15
16
17
18
19
20
21
C. Semprot D. -
C. Semprot D. Semprot
C. Semprot D. Semprot E. Koleksi
C. Keluar D. Semprot E. Masuk
D. Semprot E. -
D. Semprot E. Semprot
D. Semprot E. Semprot F. Koleksi
Keterangan: Koleksi
:
Masuk
:
Semprot
:
Keluar
:
Tandan bunga jantan lewat anthesis dipanen dari blok tanaman tua kemudian dibiarkan satu hari di lantai yang bersih Tandan bunga jantan lewat anthesis dimasukkan pada satu ruangan kotak Hatch & Carry Penyemprotan polen kelapa sawit murni pada tubuh kumbang E. kamerunikus yang telah keluar dari tandan bunga jantan tanhesis di dalam kotak Hatch & Carry Tandan bunga jantan lewat anthesis pada satu ruangan di dalam di kotak Hatch & Carry dikeluarkan dan dikumpulkan pada satu tempat
Kode A, B, C, D, dan E dan seterusnya merupakan kode semu setiap ruangan di dalam kotak Hatch & Carry. Kode A pada ruangan pertama, dank ode B pada ruangan kedua. Kode A akan digantikan oleh kode C, demikian juga dikode B akan diganti oleh kode D, dan seterusnya.
Penyemprotan polen kelapa sawit murni pada tubuh kumbang E. kamerunikus dilakukan setiap hari. Penyemrpotan ini dilakukan mulai jam 7 pagi dengan jumlah polen yang disemprotkan sekitar 1 g/kotak. Penyemprotan dilakukan pada sisi atas kotak hatch & carry 2-3 semprotan. Tutup kota kemudian dibuka dan dilakukan penyemprotan pada bagian bahwah tutup sebanyak 15-20 semprot dan didalam kotak sebanyak 2-4 semprotan. Botol semprot yang digunakan memiliki yang daya semprot dan sebar yang cukup baik seperti botol semprot dan sebar yang cukup baik seperti botol semprot yang biasa digunakan untuk menyemprot nyamuk. Setelah dilakukan penyemprotan tutup kotak hatch & carry dibiarkan membuka selama 1-2 jam sehingga kumbang E. kamerunikus yang telah membawa polen terbang ke lapangan kemudian ditutup kembali pada jam 9 pagi 15
3.3 Rencana Kegiatan Kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi beberapa tahapan yaitu:
Survey lokasi dan kesiapan kelompok mitra
Kelengkapan administrasi di PT dan di Lokasi Pengabdian
Studi keanekaragaman serangga polinator spesifik lokasi di Kab. Dharmasraya
Identifikasi dan analisis data hasil pengamatan
Sosialisasi Teknik hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus kepada kelompok mitra
Penentuan lokasi penempatan kotak hatch & carry pada masing-masing lahan kelompok mitra
Pelatihan pembuatan kotak hatch & carry kepada kelompok mitra
Pelatihan cara pengumpulan polen
Pelatihan cara menguji Viabilitas polen
Pelatihan aplikasi teknik hatch & carry kepada kelompok mitra
Analisis nilai fruit set kelapa sawit
Evaluasi aplikasi teknik hatch & carry
Pembuatan laporan
Pengamatan kelimpahan serangga penyerbuk E. kamerunikus
16
3.4 Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program Mitra mempunyai partisipasi mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Secara rinci keterlibatan mitra adalah sebagaimana pada Tabel 2. Tabel 3. Partisipasi mitra dalam kegiatan Tahap Kegiatan 1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
Partisipasi 1. Memplot dan menyediakan waktu untuk kegiatan penyuluhan dan pelatihan 2. Menyediakan tempat/ruangan untuk kegiatan penyuluhan dan pelatihan 3. Menyediakan lahan/kebun kelapa sawit berumur 2 ha/mitra untuk demplot 4. Komitmen masing-masing kelompok untuk melibatkan sebanyak 20 orang/kelompok untuk setiap kegiatan pengabdian 5. Membantu urusan adminitrasi/izin dengan aparatur nagari lokasi kegiatan 6. Membantu koordinasi dengan dinas pertanian dan UPTD BPP Kecamatan Sitiung dan Pulau Punjung 1. Mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan dengan sungguh-sungguh 2. Melaksanakan pengamatan dan survei pendahuluan bersama dengan kelompok tani mitra 3. Mengumpulkan tandan bungan jantan lewat anthesis pada kebun masing 4. Menyediakan tandan bunga jantan anthesis untuk dipanen serbuk sarinya 5. Membantu menyediakan beberapa peralatan dan bahan untuk pembuatan kotak hatch & carry 6. Membantu proses pembuatan kotak hatch & carry 7. Menerapkan berbagai hal yang diajarkan dalam seluruh rangkaian kegiatan IbDM 1. Menyampaikan permasalahan yang dihadapi selama program berlangsung 2. Mengikuti program evaluasi hasil kegiatan 17
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen Universitas Andalas sebagian besar masih berasal dari DRPM Kemristek Dikti, disamping dana BOPTN Unand dan kegiatan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan CSR perusahaan swasta. Jumlah dana kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam lima tahun terakhir cenderung menunjukkan peningkatan dari Rp. 1,386 milyar pada tahun 2013, meningkat menjadi Rp. 1,789 milyar pada tahun 2014; Rp. 2,45 milyar pada tahun 2015; Rp. 2 milyar pada tahun 2016; dan Rp. 2,5 milyar pada tahun 2017. Selain itu, keterlibatan dosen-dosen dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga terlihat cukup banyak, yaitu 300 dosen pada tahun 2013; 252 dosen pada tahun 2014 dan 317 dosen pada tahun 2015. Agenda kegiatan yang didanai Ristek Dikti dikembangkan dalam bentuk Program Penerapan IPTEKS, Program IPTEKS berbasis Riset, Program IPTEKS bagi Masyarakat (IbM), IPTEKS bagi Kewirausahaan (IbK), IPTEKS bagi Produk Ekspor, IPTEKS bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus (IbIKK), IPTEKS bagi Wilayah (IbW), IPTEKS bagi Wilayah antara PT-CSR atau PT-Pemda-CSR, KKN PPM dan Program Hi-Link. Tabel 4. Jumlah Pengabdian Masyarakat Dosen Unand Tahun 2013-2017 No.
Sumber Pembiayaan Kegiatan PkM
Jumlah Kegiatan PkM 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah
1.
Pembiayaan dari dosen
75
80
85
90
100
430
2.
PT yang bersangkutan
80
80
80
80
80
400
3.
DRPM Kemristek Dikti
40
30
28
28
30
156
4.
Institusi dalam negeri di luar Kemdikbud/kementerian lain terkait
20
20
30
40
40
150
5.
Institusi luar negeri
20
25
25
20
20
110
Total
235
235
258
258
270
1.246 18
4.1 Kualifikasi Personil Kegiatan Personil yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari seorang ketua pelaksana dan lima orang anggota. Personil tim pelaksana berasal dari empat disiplin ilmu pertanian yakni hama dan penyakit tumbuhan, pemuliaan tanaman dan ilmu tanah, dan sosial ekonomi pertanian. Melihat tema kegiatan ini maka disiplin ilmu tim pengusul sudah lengkap. Dari rekam jejak lima tahun terakhir (Lampiran 1) tim berpengalaman mengorganisir berbagai kegiatan dan berpengalaman dalam menghadapi masyarakat. Siska Efendi SP, MP sebagai ketua pelaksana pengabdian. Diangkat menjadi dosen sejak tahun 2015. Walaupun tergolong baru tapi ketua tim pelaksana sudah terlibat dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat program PNBP Unand tahun 2015, BOPTN pada tahun 2016 dan 2017. Pada tahun 2018 terlibat pada kegiatan pengabdian skim KKN-PPM. Selain terlibat pada kegiatan pengadian pendanaan BOPTN Unand dan DRPM Dikti, juga terlibat pada kegiatan pengabdian Kementerian Pertanian. Pada tahun 2017 terlibat dalam kegiatan UPSUS PAJALE dan SIWAB yang merupakan kerja sama Universitas Andalas dengan Kementerian Pertanian sebagai dosen pendamping yang ditempatkan di Kab. Sijunjung. Pada tahun yang sama juga terlibat pada kegiatan UPSUS APBN-Perubahan sebagai dosen pendamping dengan wilayah kerja yakni Kab. Dharmasraya. Dosen yang bersangkutan memiliki keahlian utama pada bidang ilmu hama dan penyakit tumbuhan dengan focus kajian tentang taksonomi dan bioekologi serangga. Mengampuh mata kuliah Pengendalian Hama Terpadu, Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman, dan Pestisida dan Teknik Aplikasi. Pada tahun 2017 dan 2018 lebih banyak aktif di lapangan untuk mengerjakan beberapa penelitian dan kerja sama dengan beberapa perusahaan multinasional salah satunya pelaksana uji pestisida. Dr. Ir. Yaherwandi, M.Si sebagai anggota tim pelaksana menjadi dosen sejak tahun 1990. Saat ini menjabat sebagai Koordinator Universitas Andalas Kampus III Dharmasraya. Bidang keahlian yang digeluti adalah bioekologi serangga 19
dan mengampuh sebanyak delapan mata kuliah. Dosen yang bersangkutan terlibat dalam berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Sejak tahun 2011 total kegiatan pengabdian yang sudah diikuti sebanyak 6 kegiatan. Beberapa skim pengabdian yang diikuti antara lain Iptek bagi Wilayah (IbW) dan Iptek Bagi Masyarakat (IbM), Dipertahutbun Kota Payakumbuh dan Disbun Sumbar. Sejak tahun 2015 sampai 2017 berperan aktif pada kegiatan Upaya Khusus (UPSUS) Swasembada Pangan kerja sama dengan Kementerian Pertanian sebagai ketua pelaksanan di Universitas Andalas. Dewi Rezki, SP.,MP sebagai anggota tim pelaksana menjadi dosen sejak tahun 2013. Sejak tahun 2014 dosen yang bersangkutan menjabat sebagai sekretaris prodi Agroekoteknologi Universitas Andalas Dharmasraya. Bidang keahlian yakni ilmu tanah dengan focus kajian tentang kesuburan tanah. Dosen yang bersangkutan sudah terlibat pada beberapa kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Sejak tahun 2014 sudah mengikuti beberapa kegiatan pengabdian kepada masyarakat baik sebagai ketua atau anggota pelaksana. Dosen yang bersangkutan berturut-turut sejak tahun 2017 mendapatkan dana pengabdian pada skim KKN-PPM. Pada tahun yang sama dosen yang bersangkutan juga melakukan beberapa kegiatan pengabdian berbasis prodi pendanaan BOPT Universitas Andalas. Ade Noferta, SP., MP sebagai anggota tim pelaksana menjadi dosen sejak tahun 2012. Bidang keahlian dosen yang bersangkutan yakni pemuliaan tanaman dengan focus kajian bioteknologi pertanian. Dosen yang bersangkutan sudah mengikuti beberapa kegiatan pengabdian kepada masyrakat diantaranya Iptek bagi Masyarakat (IbM) pada tahun 2016 dan pengabdian berbasis program studi pada tahun 2017. Pada tahun 2017 terlibat pada kegiatan UPSUS APBN-P kerja sama dengan kementerian pertanian sebagai dosen pendamping lapangan dengan wilayah koordinasi yakni Kab. Dharmasraya. Yulistriani, SP. M.Si sebagai anggota tim pelaksana menjadi dosen sejak tahun 2014. Dosen yang bersangkutan sudah mengikuti beberapa kegiatan 20
pengabdian diantaranya pengabdian program studi. Mengampuh mata kuliah Agribisnis dan Kewirausahaan, Dasar-Dasar Manajemen, Dasar-dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Pengantar Ilmu Ekonomi, Pengantar Ilmu Pertanian, Sosiologi dan Kebudayaan Pertanian, Studi Kelayakan Proyek Perkebunan Besar. Ir. Edwin, Sp sebagai anggota tim pelaksana menjadi dosen sejak tahun 2013. Dosen yang bersangkutan belum banyak terlibat pada kegiatan pengabdian kepada masyrakat karena baru menyelesaikan studi S3. Beberapa kegiatan pengabdian pengabdian yang diikuti diantaranya pengabdian berbasis program studi. Dosen yang bersangkutan banyak terlibat ada kegiatan kerja sama dengan beberapa instasi terutama dengan Dinas Pertanian Sumatera Barat. Kegiatan beliau terakhir adalah pelaksana pemetaan sawah bukaan baru untuk Sumatera Barat. 4.2 Distribusi dan Pembagian Tugas Tim Pengabdian Distribusi dan pembagian tugas tim pengabdian ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Distribusi dan pembagian tugas tim pengabdian No 1.
Nama Siska Efendi, SP.,MP
-
-
2.
Dr. Ir. Yaherwandi, M.Si
Alokasi waktu Unit Kerja jam/ minggu Koordinator kegiatan 8 Universitas Penyusunan modul Andalas pelatihan teknologi Kampus III hatch & carry Dharmasraya Instruktur penyuluhan, pelatihan aplikasi teknologi hatch & carry Pelaporan Pelaksana pengamatan 6 Universitas kelimpahan E. Andalas kamerunicus sebelum Kampus III aplikasi teknologi Dharmasraya Penyusunan modul bioekologi E. kamerunicus Instruktur penyuluh serangga penyerbuk kelapa sawit
Tugas dalam kegiatan
-
-
-
21
No 3.
4.
Nama Dewi Rezki, SP.,MP
Ade Noferta SP.,MP
-
-
-
5.
Yulistriani, SP, MP
-
-
6.
Ir. Edwin, Sp
Alokasi waktu Unit Kerja jam/ minggu Sosialisasi kegiatan 6 Universitas Mengatur time-schedule Andalas kegiatan Kampus III Dokumentasi Dharmasraya Pelaporan kegiatan Penyusun modul proses 6 Universitas penyerbukan kelapa Andalas sawit Kampus III Penyusun modul koleksi Dharmasraya serbu sari dan uji viabilitas Instruktur pelatihan koleksi serbuk sari dan cara penyimpanan yang efektif Penyusunan modul 6 Universitas penanganan pascapanen Andalas kelapa sawit Kampus III Penyusunan modul Dharmasraya pemasaran kelapa sawit Pelaksana pendampingan pemasaran panen ke pabrik Pelaksana monitoring kegiatan Pelaksana survei lokasi 6 Universitas untuk kegiatan Andalas pengabdian Kampus III Publikasi Dharmasraya Dokumentasi Pelaksana evaluasi
Tugas dalam kegiatan
-
-
22
BAB 5. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
5.1 Anggaran Biaya Ringkasan anggaran biaya yang diajukan untuk pelaksanaan IbDM aplikasi teknologi hatch & carry serangga penyerbuk E. kamerunikus tertera pada Tabel 6. Tabel 6. Ringkasan anggaran biaya program IbDM yang diajukan
No
Jenis Pengeluaran
Biaya yang Diusulkan (Rp)
1.
Honorarium
1,600,000.00
2.
Pembelian bahan habis pakai
7,400,000.00
3.
Perjalanan
1,000,000.00 10,000,000.00
Jumlah
5.2 Jadwal Kegiatan Kegiatan pengabdian direncanakan berlangsung selama lima bulan, dari bulan Juni hingga Oktober 2018 (Tabel 7). Tabel 7. Jadwal kegiatan program pengabdian
No
Jenis Kegiatan
1.
Perijinan. survei dan sosialisasi kegiatan Persiapan kegiatan Penyuluhan Pelatihan Demplot Pendampingan Publikasi di media massa Evaluasi kegiatan Penulisan laporan
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Juni Juli Agustus September Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
23
REFERENSI
Efendi dan Rezeki. 2016. Serangga Polinator Pada Ekosistem Perkebunan Kelapa Sawit: Keanekaragaman, Frekuensi Kunjungan dan Efektifitasnya dalam Pembentukan Buah. [Laporan Penelitian]. Padang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas. Efendi dan Rezeki. 2017. Kajian Potensi Elaeidobius kamerunikus Faust dan Trips hawaiiensis Morgan Sebagai Agen Polinator Pada Tanaman Kelapa Sawit. [Laporan Penelitian]. Padang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas. Statistik Daerah Kabupaten Dharmasraya. 2015. Dharmasraya Dalam Angka. Pulau Punjung: Dharmasraya Susanto A, Purba RY, Prasetyo AE. 2007. Elaeidobius kamerunicus: Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
24
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul Ketua Pelaksana A. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Lengkap Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP NIDN Tempat dan Tanggal Lahir E-mail Nomor Telepon/HP Alamat Kantor Nomor Telepon/Faks Lulusan yang Telah Dihasilkan
12 Mata Kuliah yg Diampu
: Siska Efendi, SP, MP : Laki-laki : Asisten Ahli : 198610252015041003 : 1025108601 : Tungkar/25 Oktober 1986 :
[email protected] : 081363777498/08116657710 : Kampus III Unand Dharmasraya : 0754-40858 S-1 = 12 orang S-2 = … orang S-3 = … orang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sistem Pertanian Terpadu Pestisida dan Teknik Aplikasi Mikrobiologi Pertanian Ekologi Tanah dan Tanaman Pengendalian Hama Terpadu Metodologi Penelitian Teknologi Produksi Tanaman Pangan Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
B. Riwayat Pendidikan S-1
S-2
S-3
Nama Perguruan Tinggi
Universitas Andalas
Universitas Andalas
-
Bidang Ilmu
Ilmu Hama dan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Penyakit Tumbuhan 2006-2011 2011-2013
-
Keanekaragaman Coccinellidae Predator Pada Ekosistem Pertanian Organik dan Konvensional di Sumatera Barat
-
Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Bioekologi Coccinellidae Predator Sebagai Agens Pengendali Hayati Aphididae Spp. Pada Ekosistem Pertanaman Cabai di
-
25
Nama Pembimbing/Promotor
1. Dr. Ir. Yaherwandi, M.Si 2. Ir. Suardi Gani, MS
Sumatera Barat 1. Dr. Ir. Yaherwandi, M.Si 2. Prof. Dr. Ir. Novri Nelly, MS
-
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir No
Tahun
Judul Penelitian
1
2016
2
2016
Serangga Polinator Pada Ekosistem Perkebunan Kelapa Sawit: Keanekaragaman, Frekuensi Kunjungan Serta Efektifitas Dalam Pembentukan Buah Karakterisasi Bahan Humat dari Batubara Tipe Lignite Sebagai Sumber Bahan Organik Kajian Potensi Elaeidobius Kamerunikus Faust dan Trips Hawaiiensis Morgan Sebagai Agens Polinator Pada Tanaman Kelapa Sawit Keanekaragaman Hymenoptera Parasitoid Pada Beberapa Tipe Ekosistem Perkebunan Kelapa Sawit Perancangan pengelolaan hama wereng jagung Peregrinus maidis (Hemiptera : Delphacidae) di Sumatera Barat Pengujian Laboratorium Efikasi Insektisida Grange 25 EC (b.a.: Lamda sihalotrin 25 g/l) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Pada Tanaman Cabai
3
2017
4
2017
5
6
2017
2017
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) BOPTN 12.500.000
BOPTN
12.500.000
(Anggota) BOPTN
20.000.000
PNPB
12.500.000
(Anggota) HGB
120.000.000
(Anggota) PT. Surat Tani, Medan
6.000.000
26
No
Tahun
Judul Penelitian
7
2017
Pengujian Laboratorium Efikasi Insektisida Kenfas 100 EC (b.a.: Alfa Sipermetrin100 g/l) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Pada Tanaman Cabai Pengujian Laboratorium Efikasi Insektisida Kenselec 500 EC (Profenofos 500 g/l) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Pada Tanaman Cabai
8
2017
9
2017
Pengujian Laboratorium Efikasi Rodentisida Matikus 80 P (b.a. Seng fosfida 80 %) terhadap Tikus Sawah (Rattus argentiventer
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) PT. Kenso 6.000.000 Indonesia, Jakarta.
PT. Kenso Indonesia, Jakarta.
6.000.000
CV. Sukses Bersama, Lampung
6.000.000
PT. Nugroho Pratama Chemica Asia, Semarang PT. Bumi Makmur Lestari Utama, Jakarta PT. Kenso Indonesia, Jakarta.
6.000.000
Rob. & Klo.)
10
2017
Pengujian Laboratorium Efikasi Rodentisida Norat 0.005 BB (B.A.: Brodifakum 0,005 %) terhadap Tikus Sawah (Rattus argentiventer Rob. & Klo.)
11
2017
12
2017
13
2018
Pengujian Laboratorium Efikasi Rodentisida Protectsafe 0,005 BB (bahan aktif: Bromadiolon 0,005 %) terhadap Tikus Rumah (Rattus rattus diardi Linn.) Pengujian Laboratorium Efikasi Insektisida Taekwando 25 EC (b.a.: Lamda sihalotrin 25 g/l) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Pada Tanaman Cabai Kajian Potensi Komunitas Parasitoid dan Predator Hama Utama Kelapa Sawit Rakyat di
6.000.000
6.000.000
Klaster Riset Publikasi 27
No
Tahun
Judul Penelitian Kabupaten Sumatera Barat
14
2018
15
2018
16
2018
17
2018
18
2018
19
2018
Dharmasraya,
Diversitas Kupu-Kupu (Lepidoptera: Rhopalocera) dan Musuh Alaminya di Beberapa Kawasan Air Terjun di Sumatera Barat Pengujian Laboratorium Efikasi Insektisida Habamec 18 EC (b.a.: Abamektin 18 g/l) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Pada Tanaman Cabai Pengujian Laboratorium Efikasi Insektisida Tamigon 25 EC (b.a.: Lamda sihalotrin 25 g/l) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Pada Tanaman Cabai Pengujian Laboratorium Efikasi Insektisida Tamilto 25 WP (b.a.: Metomil 25 %) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Pada Tanaman Cabai Pengujian Pengujian Laboratorium Efikasi Insektisida Tampage 100 EC (b.a.: Klorfenapir 100 g/l) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Pada Tanaman Cabai Pengujian Laboratorium Efikasi Insektisida Hotshot 200 EC (b.a.: Klorpirifos 200 g/l) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) dan Pengaruhnya Terhadap
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) Percepatan Guru Besar (Anggota) Klaster Riset – Publikasi Guru Besar (Anggota) CV. Boma Sakti Tani Brebes.
6.000.000
PT. Tunas Harapan Murni, Tangerang.
6.000.000
PT. Tunas Harapan Murni, Tangerang.
6.000.000
PT. Tunas Harapan Murni, Tangerang.
6.000.000
PT. Tunas Harapan Murni, Tangerang.
6.000.000
28
No
Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp)
Parasitoid Pada Tanaman Kedelai 20
2018
21
2018
Pengujian Laboratorium Efikasi Insektisida Tampidor 200 SL (b.a.: Imidakloprid 200 g/l) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera Litura) dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Pada Tanaman Kedelai Pengujian Laboratorium Efikasi Insektisida Tamuldok 25 EC (b.a.: Beta siflutrin 25 g/l) Terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) dan Pengaruhnya Terhadap Parasitoid Pada Tanaman Kedelai
PT. Tunas Harapan Murni, Tangerang.
6.000.000
PT. Tunas Harapan Murni, Tangerang.
6.000.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No
Tahun
1
2014
2
2014
3
2015
4
2015
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Optimalisasi Potensi Jerami Padi sebagai Sumber Pupuk Alternatif untuk Meningkatkan Produksi Padi yang Berwawasan Lingkungan: Studi Kasus di Desa Kinali Kecamatan Kuantan Mudik Analisis Efisiensi Penggunaan Kompos Jerami Padi sebagai Upaya Peningkatan Pendapat Petani Studi Kasus di Desa Kinali Kecamatan Kuantan Mudik Rakitan Teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi pada Ekosistem Persawahan Berbasis Pendekatan Ekologi di Desa Petapahan Kecamatan Gunung Toar Analisis Ekonomi Peternakan Lokal Melalui Penerapan Inseminasi
Pendanaan Sumber Jml (Juta Rp) DIPA 8.000.000 Universitas Islam Kuantan Singingi DIPA Universitas Islam Kuantan Singingi DIPA Universitas Islam Kuantan Singingi DIPA Universitas
8.000.000
10.000.000
10.000.000 29
5
2017
6
2018
Buatan di Desa Petapahan Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Aplikasi Kompos Bolisa dan Pupuk BuatanPada tanaman Jagung Pola Jajar Legowo Pemberdayaan Masyarakat Tani Plasma Melalui Budidaya Dan Teknologi Pengolahan Jagung Ramah Lingkungan Serta Optimalisasi Pekarangan Dengan Tanaman Hortikultura
Islam Kuantan Singingi PNBP
12.000.000
DRPM
70.000.000
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No
Judul Artikel Ilmiah
Nama Jurnal
Volume/ Nomor/Tahun
1
Analisis Keanekaragaman Coccinellidae Predator Dan Kutu Daun (Aphididae SPP) Pada Ekosistem Pertanaman Cabai Biologi Dan Statistik Demografi Menochilus sexmaculatus Fabricius (Coleoptera: Coccinellidae) Predator Aphis gossypii Glover (Homoptera: Aphididae) Biologi Dan Statistik Demografi Coccinella transversalis Thunberg (Coleoptera: Coccinellidae) Predator Aphis gossypii Glover (Homoptera: Aphididae) Pengaruh Frekuensi Irigasi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa) Abundance of corn planthopper (Stenocranus pacificus Kirkaldy 1907, Hemiptera: Delphacidae) on five new corn varieties
Jurnal Bibiet
1/2/2016
Jurnal Floratek
Accepted 25 Oktober 2017
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia
Accepted 2 Desember 2017
Jurnal Agroteknologi Universitas Andalas
1/1/2018
Jurnal Biodiversitas
19/35/2018
2
3
4.
5.
30
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No
1
2
3
4
5
6
Nama Temu ilmiah / Seminar Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia “Revitalisasi Produksi Komoditas Pertanian: Upaya Menjamin Kedaulatan Pangan dan Menjaga Ketersediaan Bahan Baku Industri”
Lokakarya dan Seminar Nasional FKPTPI dengan tema “Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Pertanian untuk Menghasilkan SDM Profesional Berdaya Saing Global” Seminar Nasional dan Gelar Produk (SENASPRO 2) di Universitas Muhammadiyah Malang Dengan Tema “Festival Produk Inovasi - Hilirisasi Hasil Riset dan Pengabdian Masyarakat Menuju Indonesia Berkemajuan” Seminar Nasional dengan tema “Inovasi Teknologi Dalam Mewujudkan Kemandirian Pangan Nasional Berkelanjutan” Seminar Nasional Perkumpulan Agroteknologi dan Agroekoteknologi (PAGI) 2017 dengan Tema “Dari Lahan Sub Optimal Bersama PAgi Menuju Kemandirian Pangan Nasional”
Waktu dan Tempat Studi preferensi dan 27 April 2016/ tanggap fungsional Universitas Menochilus Andalas Padang sexmaculatus dan Coccinella transversalis pada beberapa mangsa yang berbeda Keanekaragaman 21-23 November Serangga Pengunjung 2016/Universitas Bunga Kelapa Sawit Gadja Mada Aksesi Kamerun Yogyakarta Dengan Anggola Potensi Elaeidobius 16-18 Oktober kamerunikus Faust 2017/ di Sebagai Agen Polinator Universitas Pada Tanaman Kelapa Muhammadiyah Sawit Malang Judul Artikel Ilmiah
Karakterisasi Bahan Humat dari Batubara Tipe Lignite Sebagai Sumber Bahan Organik Dinamika Populasi, Frekuensi Kunjungan Serta Efektivitas Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Cucurlionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit Aksesi Kamerun Dan Anggola Simposium Nasional III Klaster Riset Potensi Trips Diversitas Hutan Tropika dan hawaiiensis Morgan Lingkungan Sebagai Agen Polinator Pada Tanaman Kelapa
4 Oktober 2017/Politani Negeri Payakumbuh 22-23 November 2017/di Univeritas Trunojoyo Surabaya
20-25 November 2017/Universitas Andalas Padang 31
No
Nama Temu ilmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
Sawit Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Padang, 21 Mei 2018 Pengusul
Siska Efendi, SP, MP
32
Anggota Pelaksana 1. Identitas Diri 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11
1.12
Nama Lengkap (dengan gelar) Jabatan Fungsional NIP/NIK Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Rumah
Dr. Ir.Yaherwandi, MSi
L
Lektor Kepala 196404141990031003 Padang / 14 April 1964 Komplek Unand Ulu Gadut B II / 06 / 08 Padang Nomor telepon 0751-74369 Nomor HP 081374330195 Alamat Kantor Kampus Faperta Unand Limau Manih Padang Nomor Telepon/ Faks 0751-72701 Alamat e-mail
[email protected] Mata Kuliah yang diampu a. Pengantar Ekologi (S-1) b. Keanekaragaman Hayati (S-1) c. Pengendalian Hama Terpadu (S-1) d. Pengendalian Hayati dan Pengelolaan Habitat (S-1 e. Rancangan Perconaan (S-1) f. Ekologi Serangga (S-2) g. Pengendalian Hama Terpadu Biointensif (S-2) h. Pengelolaan Habitat (S-3) Bidang Keahlian/ Hama Tanaman / Bioekologi Serangga Kompetensi
2. Riwayat Pendidikan 2.1 2.2 2.3
Program Nama PT Bidang ilmu
2.4 2.5 2.6
Tahun Masuk Tahun Lulus Judul Skripsi/ Tesis/ Disertasi
S-1 Faperta Unand Hama dan Penyakit Tanaman 1983 1989 Kesesuaian beberapa jenis pakan terhadap Spodoptera litura (Lepidoptera:
S-2 Pascasajana IPB Entomologi
S-3 Pascasarjana IPB Entomologi
1992 1995 Biologi dan perkembangan populasi Baeognata javana
2000 2005 Keanekaragaman Hymenoptera pada beberapa tipe lanskap pertanian di 33
Pyralidae)
(Hymenoptera: Braconidae) pada penggerek polong kedelai
daerah aliran sungai cianjur, Jawa Barat
3. Pengalaman Penelitian (5 Tahun Terakhir)
No
Tahun
1.
2010-2011
2.
2013-2014
3.
2014-2015
4.
2015-2016
Judul Penelitian Pengendalian hama buah kakao rakyat berbasis keanekaragaman hayati lokal di sumatera barat Perakitan Teknology PHT untuk Pengelolaan penggrek buah kakao di Sumatera Barat The Diversity of Ants in Agricultural and Forest Landscape of West Sumatra.
Skema/ Program Penelitian Penelitian Hibah Bersaing Strategis Nasional
Kerjasama luar negeri dan publikasi internasional Potensi coccinellidae predator sebagai Penelitian agens pengendali hayati hama kutu daun unggulan (homoptera: aphididae) pada berbagai perguruan tinggi ekosistem pertanian di sumatera barat
4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat (5 Tahun Terakhir)
No
Tahun
1.
2009 - 2011
2.
2012
3.
2013
Skema/ Program Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pengabdian Kepada Masyarakat Pemberdayaan masyarakat melalui Iptek bagi Wilayah alih teknologi pertanian System of (IbW) rice Intensification di kabupaten Padang pariaman Pelatiahan Pengelolaan Hama dan Disbun Sumbar Penyakit Tanaman Kakao Untuk Penyuluh Pertanian dan Pengamat Hama Tanaman Perkebunan di Sumatera Barat Pelatihan Pemangkasan dan Dipertahutbun Kota 34
No
Tahun
4.
2014
5.
2015
5.
2015
Skema/ Program Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pengabdian Kepada Masyarakat pengelolaan hama dan penyakit Payakumbuh tanaman kakao untuk kelompok tani di Kota Payakumbuh Workshop Pengenalan dan Dipertahutbun Kota pengelolaan hama dan penyakit Payakumbuh tanaman kakao untuk kelompok tani di Kota Payakumbuh IbM Penerapan Teknologi Tepat Iptek Bagi Masyarakat Guna untuk Pengelolaan Hama dan (IBM) Penyakit Tanaman Kakao di Kecamatan Guguak, Lima Puluh Kota Workshop Pengenalan dan Dipertahutbun Kota pengelolaan hama dan penyakit Payakumbuh tanaman kakao untuk kelompok tani di Kota Payakumbuh
5. Pengalaman penulisan artikel ilmiah dalam jurnal ilmiah (5 Tahun Terakhir) No
Tahun
1.
2010
2.
2012
3.
2014
4.
2015
Volume/ Nomor Diversity of parasitoid lepidoterans Vol. 11 (2): lavae on Barassicaceae in West 93-96 Sumatera. Community Structure of Parasitoids Vol. 4 (1): 22 Hymenoptera Associated with - 26 Brassicaceae and Non-crop Plants hymenopteran parasitoids diversity Vol. 4 (3): associated with organic and 61-64 coventional agroecosystems in west sumatera, indonesia Judul Artikel Ilmiah
Keanekaragaman dan Struktur Submited Komunitas Semut (Hymenoptera: Formicidae) pada Beberapa Perkebunan Kakao Rakyat di
Nama Jurnal Jurnal Biodiversitas Jurnal Nusantara Bioscience International Journal on Advanced Science Engineering Information Technology Jurnal Entomologi Indonesia 35
No 5.
Tahun 2015
Volume/ Nomor
Judul Artikel Ilmiah Sumatera Barat Coccinellidae Diversity as Aphids Predators in Some of Vegetable Ecosystems in West Sumatera, Indonesia
Submited
Nama Jurnal International Journal on Advanced Science Engineering Information Technology
6. Pengalaman Penulisan Buku (10 Tahun Terakhir) No
Tahun
1.
2006
Judul Buku Pengendalian Hayati Penyakit Tanaman
Hama
Jumlah Penerbit Halaman dan 170 Andalas University Press (ISBN: 9793364-49-1)
7. Pengalaman Seminar (5 Tahun Terakhir) 1. Internasional No Tahun 1. 2014
Judul Makalah Nama Seminar Hymenopteran parasitoids diversity International associated with organic and coventional Conference agroecosystems in west sumatera, indonesia Sustainable Agriculture, Food, and Energy (SAFE). Denpasar Bali
2. 2015
Coccinellidae Diversity as Aphids Predators International in Some of Vegetable Ecosystems in West Conference Sumatera, Indonesia Sustainable Agriculture, Food, and Energy (SAFE). Ho Chi Mien, Vietnam 36
2. Nasional No 1.
Tahun 2010
2.
2010
3.
2012
4.
2014
6.
2015
Judul Makalah Nama Seminar Komunitas Atrophoda musuh alami pada Seminar BKS-PTN ekosistem organik di Sumatera Barat. Wilayah Barat, Bengkulu Kenakaragaman Hymenoptera parasitoid Seminar nasional pada ekosistem organik di Sumatera Barat Perhimpunan Entomologi Indonesia, Jogyakarta Keanekaragaman dan Struktur Komunitas Siminar Nasional Semut pada Beberapa Perkebunan Kakao Perhimpunan Rakyat di Sumatera Barat Entomologi Indonesia, Bogor Keanekaragaman Hymenoptera Parasitoid Seminar Nasional pada Beberapa Perkebunan Kakao Rakyat di Biodiversitas, Solo Sumatera Barat Indonesia Komunitas coccinellidae predator pada Seminar Nasional ekosistem pertanian dataran tinggi dan pada Kongres IX rendah di sumatera barat PEI, Malang Jatim
8. Sebagai penyunting jurnal ilmiah No
Tahun
1.
2006 – sekarang 2008sekarang
Mitra Bestari
3.
2011
Mitra Bestari
4.
2010
Mitra Bestari
2.
Jabatan
Mitra Bestari
Identitas Jurnal Jurnal HPT Manggaro Jurnal HPT Tropika Unila Lampung Jurnal Biodiversitas UNS Solo Jurnal Entomologi Indonesia
37
9. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ Rekayasa Sosial Lainnya No
Tahun
1.
2010
2.
2011
Judul/ Tema/ Jenis rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan Rancang Kakao
Bangun
Nagari
Rancang Kakao
Bangun
Nagari
Tempat Penerapan Balimbing Model Kabupaten Tanah Datar Sundata Model Kabupaten Pasaman
Respons Masyarakat
38
Anggota Pelaksana A. IDENTITAS PRIBADI 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Lengkap N I P / NIDN Fakultas Program Studi Tempat/Tanggal Lahir Jenis Kelamin Bidang Ilmu/Spesifikasi Pangkat/ Golongan Alamat Rumah
HP e-mail 10 Alamat Kantor Telp/Fax
Dewi Rezki, SP.MP 198501202010012022 / 0020018506 Pertanian Agroekoteknologi Kampus III Unand Dharmasraya Pasaman/ 20 Januari 1985 Perempuan Ilmu Tanah IIIc/Penata Perum Taratak Garden Blok D No. 17 Sikabau Kec. Pulau Punjung Kab. Dharmasraya 082383652817
[email protected] Jl. Lintas Suamtera KM 5 Kec. Pulau Punjung Kab. Dharmasraya (0754) 40858
B. PENGALAMAN PENELITIAN (5 TAHUN TERAKHIR) Skema/ Program Pengabdian No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Kepada Masyarakat 1. 2015 Aplikasi bokashi terhadap produksi padi Bekerjasama dengan Dinas yang ditanam secara jajar legowo di Pertanian Provinsi Sumbar Kabupaten Dharmasraya dalam program Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai C. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (5 TAHUN TERAKHIR) Skema/ Program Pengabdian No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Kepada Masyarakat 1. 2014 Ipteks Bagi Masyarakat Tanam Perdana Bekerjasama dengan Dinas Sawah Cetak Baru di Sungai Limau Pertanian Kab. Dharmasraya Kecamatan Asam Jujuhan Kabupaten Dharmasraya 2. 2014 Diseminasi Teknologi Budidaya Jamur Program Pengabdian Kepada Tiram (Pleurotus ostreatus) Masyarakat Berbasis Prodi 3. 2015 Sosialisasi Tanaman hias di Kabupaten Program Pengabdian Kepada Dharmasraya Masyarakat Berbasis Prodi
39
Lampiran 2. Gambaran Iptek yang Akan Ditransfer Kepala Kedua Mitra Kotak Hatch & Carry Model I
Kotak Hatch & Carry Model II
Teknik Hatch & Carry serangga penyerbuk Elaeidobius kamerunikus pada prinsipnya adalah kompinasi metode introduksi dan augmentasi serangga penyerbuk E. kamerunikus. Pada ekosistem perkebunan kelapa sawit bukaan baru yang lokasi perkebunan tergolong jauh dari kebun-kebun kelapa sawit yang sudah tua, akan dihadapkan dengan permasalahan pada tidak tersedianya agens penyerbuk pada lokasi tersebut. Introduksi serangga penyerbuk E. kamerunikus dengan cara mengoleksi telur, larva dan pupa yang terdapat pada tandan bungan jantan lewat athesis. Tandan bunga jantan berasal dari tanaman tua dengan sex ratio bunga kelapa sawit rendah (>75%). Dalam satu blok kelapa sawit dapat diambil sekitar 15% tandan bunga jantan lewat anthesis, minsalnya dengan mengambil pada baris ke 4 atau 5 dan kelipatannya. Bunga jantan yang sudah dikoleksi di bawah ke lokasi perkebunan bukaan baru, dengan disimpan pada sebuah kotak yang disebut dengan istilah kotak Hatch & Carry. Setelah 2-6 hari biasanya telur, larva, dan pupa E. kamerunikus yang terdapat pada tandan bunga jantan sudah berkembang menjadi imago, dan biasanya berkumpul pada bagian atas kotak Hatch & Carry. Artinya E. kamerunikus sudah siap untuk dilepaskan (augmentasi) pada lokasi baru tersebut. Sebelum kotak Hatch & Carry dibuka agar serangga E. kamerunikus menyebar pada ekosistem perkebunan kelapa 40
sawit, maka pada tubuh E. kamerunikus disemprotkan polen atau serbuk sari murni pada tubu serangga tersebut. Pada saat kotak Hatch & Carry dibuka maka serangga E. kamerunikus yang sudah mengandung polen akan terbang dan mengunjungi bunga betina yang sedang reseptif. Secara alami bunga betina kelapa sawit yang sedang reseptif akan menghasilkan bau seperti adas (Foeniculum vulgare), sehingga E. kamerunikus tertarik untuk mendatanginya. Ketika proses interaksi antara E. kamerunikus dan bunga betina reseptif terjadi, maka akan terjadi proses polinasi atau penyerbukan karena pada tubuh kumbang tersebut sudah terdapat polen. Serangga E. kamerunikus yang sudah dilepaskan pada ekosistem perkebunan bukaan baru akan ekstabilis dan berkembang secara alami. Agar proses tersebut tidak terganggu perlu upaya konservasi seperti penggunaan pestisida selektif, tidak mengeradikasi gulma dan menanam tanaman berbunga disekitar pertanaman kelapa sawit.
41
Lampiran 3. Peta Lokasi Wilayah Kedua Mitra KECAMATAN PULAU PUNJUNG
Keterangan: Lokasi Kampus III Universitas Andalas Dharmasraya Lokasi pelaksanaan IbDM Mitra I yakni kelompok tani Budidaya, Nagari Sungai Dareh, Kec. Pulau Punjung Lokasi pelaksanaan IbDM Mitra II yakni kelompok tani Cinta Maju di Nagari Sitiung, Kec. Pulau Punjung.
42
Lampiran 4. Justifikasi Anggaran IbDM 1. Honorarium No Uraian
Honor/Jam (Rp)
Waktu (jam/mg)
Minggu
Honor (Rp)
1
Teknisi 1
25,000
2
16
800,000
2
Teknisi 2
25,000
2
16
800,000
Sub Total A
1,600,000
2. Pembelian Bahan Habis Pakai No Material
1
Triplek
2
Kayu balok
3
Atab rumbia
4
Kapak
5
Golok
6
Papan (lembaran kayu) ukuran 20 cm x 500 cm
7
Kain kasa
8
Cat
Justifikasi Pemakaian Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Harga (Rp)
10 helai
45,000
450,000
50 batang
34,000
1,700,000
71 unit
25,000
1,775,000
6 bh
30,000
180,000
6 bh
45,000
270,000
15 helai
27,000
405,000
15 m
50,000
750,000
50,000
100,000
2 kaleng
43
9
Tiner
10
Paku 1/2
11
Gergaji
12
Palu
13
Meteran ukuran 10 m
14
Tali rafia
15
Engsel
16
Gembok
17
Pillox
18
Kantung plastik
19 31 32
Saringan diamter 250 μm ATK Fotocopy dan penjilidan Sub Total B
Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pembuatan kotak hatch & carry Pelaporan Pelaporan
2 Kaleng
20,000
40,000
5 kg
25,000
125,000
4 bh
30,000
120,000
2 bh
25,000
50,000
1 bh
30,000
30,000
5 bh
10,000
50,000
6 bh
5,000
30,000
2 bh
30,000
60,000
2 bh
50,000
100,000
3 kg
15,000
45,000
6 bh
20,000
120,000
1 paket
500,000
500,000
1 paket
500,000
500,000 7,400,000
44
3. Transportasi No Perjalanan
1
Transportasi monitoring dan evaluasi
Justifikasi Perjalanan monev
Kuantitas
2 ob
Sub Total C Total Anggaran yang diperlukan (A+B+C+D)
Harga Satuan (Rp) 500,000
Harga (Rp)
1,000,000 1,000,000 10,000,000
45
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner