Proposal Karya Tulis Ilmiah

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Karya Tulis Ilmiah as PDF for free.

More details

  • Words: 4,130
  • Pages: 29
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

STUDI ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA PURWOKERTO TAHUN 2009

Oleh HADI WINARSO NIM : P17433107209

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO 2009 KATA PENGANTAR

Kata yang terucap pertama kali ketika penulis meyelesesaikan proposal karya tulis ilmiah ini adalah Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Studi Aspek Kesehatan Lingkungan Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota Purwokerto Tahun 2009” Dalam penulisan proposal karya tulis ilmiah ini tentu memiliki tujuan yaitu memenuhi tugas tersetruktur dari matakuliah Metodologi Peneliataian dimana matakulaiah tersebut sebagai wahana untuk membimbing para mahasiswa program DIII Politeknik Kesehatan Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Tahun 2009

memiliki kemampuan untuk menyusun karya tulis

ilmiah sebagai salah satu tugas akhir mahasiswa. Di dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah tersebut ternyata penulis mendapat banyak bantuan baik dari segi moril, meteriil dan spiritual dari berbagai pihak, untuk itulah penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Sugiyanto, Spd, M.App,Sc selaku direktur Politeknik Kesehatan Depkes

Semarang 2. Marsum, B.E, S.Pd, M.HP, selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

Purwokerto. 3. HM soeparman, M.Sc, selaku dosen mata kulaiah Penyehatan Air dan

Pengelolaan Limbah Cair. 4. Suparmin, SST, M.Kes selaku dosen mata kulaiah Penyehatan Air dan

Pengelolaan Limbah Cair. 5. Tri Cahyono, SKM, MSi selaku pembimbing penyusunan proposal karya

tulis ilmiah. 6. Keluargaku tercinta yang ada di kebumen terutama ayah ibuku yang

senantiasa memberi motovasi kepada penulis baik bersifat materi maupun non materi dalam proses penyusunan Poposal Karya Tulis Ilmiah. 7. Unit perpustakaan yang senantiasa membantu penulis dalam mencari

referensi terkait penyusunan proposal karya tulis ilmiah.

8. Teman teman satu kelas senantiasa saling memberi motivasi sehingga

dapat selesai tepat pada waktunya. Besar keinginan penulis semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini menjadi hal yang bermanfaat bagi para pembaca khusunya para teman-teman mahasiswa dan adik kelas dan semoga juga dapat dijadikan sebagai referensi untuk menunjang proses belajar-mengajar.

Purwokerto,

Mei

2009 Penulis

Hadi winarso P17433107209

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................. I KATA PENGANTAR............................................................... II DAFTAR ISI.............................................................................. III DAFTAR LAMPIRAN............................................................. IV BAB I PENDAHULUAN.......................................................... 1 A. Latar Belakang......................................................................

1

B. Masalah.................................................................................

3

C. Tujuan....................................................................................

4

D. Manfaat .................................................................................

4

E. Ruang lingkup.......................................................................

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................... 6 A. Pengertian-pengertian............................................................

6

B. Peranan air.............................................................................

8

C. Pengelompokan penyakit yang ditularkan melalui air..........

9

D. Sumber-sumber air................................................................

10

E. Standar kualitas air................................................................

10

F. Usaha untuk menghindari pencemaran air minum................

13

BAB III METODE PENELITIAN.......................................... 18 A. Jenis penelitian......................................................................

18

B. Waktu dan lokasi penelitian..................................................

18

C. Kerangka piker......................................................................

18

D. Subjek penelitian...................................................................

22

E. Pengumpulan data.................................................................

22

F. Analisis data..........................................................................

24

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Jadwal Kegiatan Penelitian.

Lampiran 2

Kuesioner studi aspek kesehatan lingkungan Depot air minum isi ulang di kota Purwokerto 2009.

Lampiran 3

Chek list studi aspek kesehatan lingkungan Depot air minum isi ulang di kota Purwokerto 2009.

Lampiran 4

KEPMENKES RI. Nomor: 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang persyaratan kualitas air minum

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai modal dasar bagi pembangunan nasional yang dirumuskan dalam program Indonesia Sehat Tahun 2010. Dalam program ini upaya kesehatan mengutamakan upaya promotof dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan masyarakat Indonesia akam mempunyai kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah pemenuhan kebutuhan air minum yang sehat (Indonesia, DepKes, 1999) Kualitas air yang tidak memenuhi kualitas air minum dapat menggangu kesehatan masyarakat karena air dapat sebagai water borne disease yaitu penyakit-penyakit yang ditularkan oleh air yang tidak sehat. Beberapa penyakit yang ditularkan melalui media air yang kurang sehat diantaranya yang disebabkan oleh parasit seperti kecacingan, penyakit, penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti tipus, Kolera (muntaber), desentri (berak darah), dll dan beberapa penyakit yang ditularkan oleh virus seperti diare, hepatitis, polio dsb. Banyak dari masyarakat kita selama ini sering mengkonsumsi air yang banyak diambil dari sumur dan juga air yang sudah dioleh oleh Perusahaan Air Minum (PDAM). Seiring dengan makin majunya teknologi maka diiringi dengan semakin sibuknya aktivitas manusia maka masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dengan biaya yang relative lebih murah

dalam memenuhi kebutuhan air minum. Salah satu pemenuhan kebutuhan air minum yang menjadi alternative dengan menggunakan air minum isi ulang ( Pracoyo, Noer Endah, 2006, h. 14). Usaha produksi air minum merupakan produksi berskala kecil yang kadang-kadang merupakan usaha rumah tangga yang mana dari segi pengetahuan dan sarana-prasarana masih kuarang jika kita bandingkan dengan standar kesehatan, sehingga jika kita tinjau dari segi hygiene dan sanitasinya masih diragugan. Sejauh ini pengusaha jasa pengisian air minum belum memenuhi kualitas air minum secara mikrobiologis, kimia, maupun secara fisik dan seringnya hanya berupa fisik saja maka dengan hal itu tentu belum memenuhi syarat. Hingga saat ini di kota Purwokerto telah banyak berdiri usaha jasa pengisian air minum dimana keberadaanya perlu mendapatkan pengawasan dan pembinaan serta legalisasi perizinan dari pemerintah kabupaten yaitu Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (DKKS) Kabupaten Banyumas. Dengan hal ini masyarakat belum terlindungi kesehatannya akibat konsumsi air minum akibat dari adanya jasa Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU). Saat ini di kota Purwokerto berdasarkam pengamatan penulis ada 13 DAMIU. Pengawasaan kualitas air yang meliputi aspek pengendalian secara Teknis Engineering Control seperti (elimination, substitution, isolation, dan changing process) maupun secara Administratif sehingga dapat diketahui apakah pengolahan air menum DAMIU di daerah Purwoketo sudah memenuhi kualitas pengolahan air minum apa belum. Dengan pertimbangan dan uraian diatas maka sebagai masukan dan sebgai bahan pemikiran dalam

pengolahan air bersih bagi institusi, pengusaha DAMIU serta dinas terkait, maka penulis memiliki keinginan pengadakan penelitian dengan judul “ Studi Aspek Kesehatan Lingkungan Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Purwokerto Tahun 2009”.

B. Masalah 1. Bagaimana aspek kesehatan lingkungan dalam upaya pengelolaan air

minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di Kota Purwokerto tahun 2009? 2. Barapa kandungan bakteri coliform pada air kran isi ulang sebelum

melalui proses pengolahan di depot-depot air minum isi ulang di Kota Purwokerto tahun 2009? 3. Barapa kandungan bakteri coliform pada air kran isi ulang sesudah

melalui proses pengolahan di depot-depot air minum isi ulang di Kota Purwokerto tahun 2009? 4. Berapa kandungan bakteri coliform sebelum dan sesudah diolah di depot-

depot air minum isi ulang di Kota Purwokerto tahun 2009 jika dibandingkan dengan standar kesehatan yang berlaku?

A. Tujuan 1. Untuk mengetahui gambaran tentang aspek kesehatan lingkungan dalam

upaya pengelolaan air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di Kota Purwokerto tahun 2009.

2. Untuk mengetahui kandungan bakteri coliform pada air kran isi ulang

sebelum melalui proses pengolahan di depot-depot air minum isi ulang di Kota Purwokerto tahun 2009. 3. Untuk mengetahui kandungan bakteri coliform pada air kran isi ulang

sesudah melalui proses pengolahan di depot-depot air minum isi ulang di Kota Purwokerto tahun 2009. 4. Untuk mengetahui kandungan bakteri coliform sebelum dan sesudah

diolah di depot-depot air minum isi ulang di Kota Purwokerto tahun 2009 jika dibandingkan dengan standar kesehatan yang berlaku. A. Manfaat 1. Bagi masyarakat Dapat memberi sumbangan pemikiran untuk masyarakat kota Purwokerto selain itu juga dapat menjadikan pengetahuan baru tentang kualitas air minum sehingga masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih depot air minum. 2. Bagi pihak pengelola air minum isi ulang Dapat memberi wawasan dan bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan, penjaminan kualitas produk dan peningkatan sanitasi dan kesehatan pengelolaan air minum isi ulang pada DAMIU. 3. Bagi Pemerintah Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam kegiatan perencanaan, pengawasan, pembinaan, dan pengambilan kebijakan yang ditujukan kepada masyarakat dan para pengusaha DAMIU khusus mengenai kulaitas air minum di kota Purwokerto Tahun 2009

4. Bagi ilmu pengetahuan Dapat dijadikan sebagai perbendaharaan ilmu pengetahuan dan kepustakaan di bidang Penyediaan Air Minum, Hygiene sanitasi makanan dan minuman (HSMM) serta pemberantasan penyakit menular (P2M) di Politeknik Kesehatan Semarang pada umumnya dan Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto. 5. Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta dalam berpikir dan bertindak secara sistematik serta dalam upaya pengelolaan kualitas air.

A. Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini dibatasi pada studi aspek kesehatan lingkungan pada tempat/lingkungan kerja, tenaga pengelolahan, alat dan bahan yang digunakan, dengan perhatian utama pada kualitas bekteriologis air berdasarkan parameter kandungan bakteri Coliform pada air di depotdepot air minum isi ulang di kota Purwokerto.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian – pengertian 1. Kesehatan Lingkungan

Menurut Walter R. Lym (Azwar, Azrul,1986, h.8) : “Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbale balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat/mempengaruhi derajat kesehatan manusia”.

2. Sumber Air

Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dengan pengendalian pencemaran Air, Bab I Kententuan Umum Pasal 1 : “Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai rawa, danau, situ, waduk dan muara”. 3. Air bersih Menurut

peraturan

menteri

kesehatan

republik

indonesia

Nomor

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air, Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1: “Air bersih adalah air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhahn hidup sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak”. 4. Air Minum Menurut Keputusan Menteri Kesehatn Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/VII/2002 Tentang syarat-syarat dan pengawasan Kualitas Air Minum, Bab 1 KEtentaun umum pasal 1:

“Air minum adalah air yang yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum”. 5. Hygiene Sanitasi Makanan Dan Minuman Menurut Achmad Husain (widyanto, Yuli, 1996, h. 11), “Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah semua usaha atau tindakan pencegahan ditujukan untuk menjamin dan mempertahankan nilai gizi makanan dan minuman dari kumankuman (Mikroorganisme) penyebab penyakit, bahan-bahan beracun dan menjaga agar terwujud dalam bentuk stabil”. 6. Standar kualitas air Djasio Sanropie, dkk, (1984, h. 52) menyatakan bahwa: “Standar kualitas air adalah ketentuan-ketentuan yang biasa dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukan persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis dan gangguan dalam segi estetika”. 7. Bakteri Coliform

Unus Suriawiria (1985, h. 74) menyatakan bahwa: “ Bakteri Coliform adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas biasanya tidak patogenik, Coliform sebagai suatu kelompok yang dicirikan sebagai bakteri yang berbentuk gram negative, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakulatatif yang memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 350C.” A. Peranan Air Menurut R. Arif Setyo Raharjo (2004, h. 12) Air merupakan salah-satu kebutuhan pokok semua mahluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu aor sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan baik manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuahan.

a. Peranan air dalam kehidupan Air merupakan sumberdaya alam yang mengusai hanjat hidup orang banyak sehingga perlu dijaga baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar tetap bermanfaat bagi hihup dan kehidupan. Air dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan yang sangat penting mulai keperluanya untuk air minum, untuk mandi, mencuci, sampai keperluanya untuk memasak, meliputi sector pertanian, industri, dan perdagangan dan masih banyak lagi keguanaan yang lainnya. Karena peranannya yang sangat penting maka keberadaannya perlu dijaga dengan baik. b. Peranan air terhadap penularan penyakit Djasio sanropie, dkk, (1983, h. 25), menyatakan air memilki peranan yang sangat besar dalam penularan beberapa penyakit menular. Besarnya peranan air terhadap penularan penyakit adalah disebabkan karena keadaan air itu sendiri memungkinkan dan sangat cocok untuk dapat bertindak sebagai tempat berkembang biak mikroba dan sebagai tempat tinggal sementara (perantara) sebelum mikroba berpindah kepada manusia. A. Pengelompokan penyakit yang ditularkan melalui air Menurut djasio sanropie (1983, h. 26) penyakit yang dapat ditularkan malalui air, dapat dikolompokan menjadi empat kategori, yaitu : 1) Water Borne Disease Air mengandung mikroba pathogen. Apabila air tersebut langsung diminum oleh sesorang maka orang tersebut akan menderita sakit. Panyakit yang ditularkan dengan cara ini adalah penyakit-penyakit perut

seperti

Colera,

Typoid,

Hepatitis

Infectiosa,

Dysenteri,

dan

Gastroentritis. 2) Water Washed Disease Air mengandung mikroorganisme sebagai akibat kurangnnya sarana penyediaan air bersih dan rendahnya tingkat kebersiahan perorangan, misalnya Scabies, Conjungtivitis dan penyakit lain-lainya. 3) Water Based Disease Adalah penularan penyakit melalui intermediate host yang hidub dalam air. Misalnya Schistomiasis yang disebabkan oleh cacing Schistosoma yang mempunyai intermediate host keong yang hidup di dalam air. 4) Water Related Insect Vector Disease Air sebagai menjadi tempat berkembang biak penyakit Malaria dan Filariasis.

A. Sumber-sumber air Djasio sanropie (1983, h. 2) menyebutkan sumber yang dimanfaatkan manusia pada dasarnya digolongkan menjadi air tanah, air permukaan dan air angkasa a. Air angkasa Yaitu air yang bersal dari permukaan bumi yang menguap di udara dan selanjutnya turun sebagai hujan. b. Air tanah Adalah air yang tergenang di atas lapisan tanah yng terdiri dari batu, tanah lempung yang sangat halus atau yang sukar ditembus air. c. Air permukaan

Adalah air yang bersal dari air hujan yang jatuh kebumi dan tetap berada di atas permukaan tanah, atau dapat juga berasal dari air tanah yang keluar sampai ke permukaan tanah.

A. Standar kualitas air a.

Standar kualitas air bersih Menurut Djasio Sanropie (1983, h. 18) persayaratan kualitas air bersih meliputi sayarat fisik, kimia, dan bakteriologis adalah sebagai berikut: 1) Syarat fisik Sayarat fisik harus tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. 2) Syarat kimia Tidak mengandung bahan beracun yang mengganggu kesehatan. 3) Syarat bakteriologis Tidak mengandung kuman parasit, kuman pathogen, dan bakteri Coliform. Persyaratan

bakteriologis

air

bersih

berdasarkan

kandungan jumlah total bakteri Coliform dalam air bersih 100 ml air menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republi Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 adalah sebgai berikut: a) Untuk air bersih sekain dari perpipaan, kadar maksimum yang

diperbolehkan untu jumalah bakteri Coliform setiap 100 ml air jumlahnya tidak boleh melebihi 50. b) Untuk air bersih yang berasal dari perpipaan,

kadar maksimum

beketi Coliform tidak diperbolehkan melebihi 10 per 100 ml air.

a.

Standar kualitas air minum Menurut keputusan menteri kesehatan republic Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, Bab II ruang lingkup dan persyaratan, Pasal 2 Kualitas air yang digunakan sebgai air minum meliput persayaratan kimia, fisika, bakteriologis, dan radioaktivitas. 1. Persyaratan fisik Air minum yang berkualitas baik harus memenuhi parsyaratan fisik meliputi warna, rasa, bau, kekeruhan, temperature dan kekeruhan. 2. Persaratan bakteriologis

Air minum yang berkualitas baik harus memenuhi parsyaratan bakteriologis meliputi Escericia coli atau fecal coli dan total bakteri Coliform. Persyaratan bakteriologis berdasarkan kandungan jumlah total Coliform dalam setiap 100 ml adalah sebagai berikut : a. Air minum, kadar maksimum yang diperbilehkan dalam 100 ml

adalah 0 (nol) bakteri coliform. b. Air yang masuk system distribusi, kadar maksimum yang

diperbolehkan dalam 100 ml air adala 0 (nol) bakteri coliform. 1. Persyaratan kimia

Air minum yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan kimi meliputi :

a. Bahan anorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada

kesehatan) diantaranya: arsen, flourida, kromium, kadnuim, nitrit, nitrat, sianida, selenium. b. Bahan Anorganik (yang memungkinkan dapat menimbulkan

kaluhan pada konsumen) diantaranya : ammonia, aluminium, klorida, tembaga, kesadahan hydrogen sulfide, besi, mangan PH, sodium, sulfat, total zat padat terlarut, seng. c. Bahan organik (yang memiliki hasil sampingan) diantaranya: 1. Chlorinated alkanes : Carbon tetrashlorid, dichlorometane,

1,2- dichloroethane, 1,1,1-trichloroethane. 2. Chlorinated ethanese : vinyl chloride, 1,1- dichloromethane,

1,2 dichloroethene, trichloroethene. 3. Aromatic hydrocarbons: benzene, toluene, xylenes,

benzoapyrne. 4. Chlorinated benzenes : monochlorobenzene, 1,2-

dichlorobenzene, 1,4-dichlorobenzene dll. a. Bahan Organik (yang memiliki hasil sampingan) diantaranya :

toluene, xyelene, enthlbenzene, styrene, monochlorobenzene, 1,2dichloro benzene, 1,4-dichloro benzene, trichlorobenzenes,deterjen, chlorine, 2-chlorophenol, 1,4dichlorophenol, 2,4,6-trichlorophenol. b. Pestisida dan hasil sampingnya diantaranya: alachlor, aldicard, aldin, atrazine, bentazone, carbouran dll. 1. Persyaratan radioaktivitas.

a. Aktivitas alpha (Gross Alpha Activity) b. Aktivitas beta (Gross Beta Activity) A. Usaha untuk menhindari pencemaran pada air minum isi ulang

Pengawasan terhadap air minum isi ulang perlu dilaksanakan mulai dari pengambilan bahan baku sampai air siap untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan air minum isi ulangyang berkualitas sehingga pengawasan harus melalui berbagai tahapan yang dibagi menjadi dua yaitu: 1. Pengawasan pada proses perusahaan Pengawasan pada tahap ini dimulai sejak mulai dari pengambilan bahan baku sampai pada pengemasan, yang ditunjukan kepada pekerja dan kepada kerjanya. Menurut Ferdhan, D (Stiyani, Nevi, 2004, H, 13) factor-faktor yang perlu diperhatiakan yaitu : a. Bahan baku Dalam pemilihan bahan baku hendaknya dipertimbangkan debit dan komposisi air, serta kontaminan baik pada waktu nusim hujan atau kemarau oleh karena itu sebelum diambil sebgai bahan baku maka perlu dilakukan pengujian terhadap kandungan zat organic, kuman dan logam berat yang ada. b. Saringan (Filter) Saringan bertujuan untuk menghilangkan bai dan kotoran yang terkandung di dalam air. Adapaun saringan yang dipergunakan dalam sarana pengolahan air minum antara lain : saringan pasir, saringan karbon aktif dan cartridge filter.

c. Proses desinfeksi dan sterilisasi Menurut Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republic Indonesia Nomor 167/MPP/Kep/S/1997 tentang Persyaratan Teknis-Industri dan Perdagangan Air Minum Dalam Kemasan bahwa: Desinfeksi ditujukan untuk membunuh kuman pathogen. Proses desinfeksi ini terjadi di dalam tangki pencampur ozon dan selama ozon masih ada di dalam kemasan. Kadar ozon pada tangki pencampur minimal 2 ppm dan residu ozon setelah pengisian adalah berkisar antara 0,0-0,4 ppm. Macamproses desinfeksi yang digunakan pada produksi air minum isi ulang antara lain : 1) Ozonisasi Ozon merupakan desinfeksi alami yang berbentuk gas yang terbentuk secara alami dari O2. Ozon sifatnya tidak stabil dan mudah terurai kembali menjadi oksigen dengan melepasakan O tunggal, yang selanjutnya tergabung menjadi 02. Reaksi: O O2 + O O

O2 + O

O+O

O2

Pada pengolahan air minum isi ulang ozon dibuat dengan ozom generator yang dapat merubah oksigen menjadi ozon, dengan melewatkan oksigen ke dalam percikan bunga api yang terjadi

antara dua lempengan kutub listrik bertegangan sangat tinggi (20.000 volt). 2) Teknologi ultra violet UV adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang antara 100-400 nm. Menurut percobaan para ahli UV yang paling efektif untuk pengolahan air minim memiliki panjang gelombang 253,7 nm. Molekul bakteri yang menyerap UV ini (253,7 nm) akan membuatnya kehilangan kemampuannya untuk berproduksi. Hal ini berarti bakteri atau virus te4rsebut tidak bereproduksi sehingga bakteri atau virus tersebut menjadi tidak aktif sehingga tidak lagi membahayakan buat kita. a. Pengemasan Pada proses ini yang harus diperhatikan adalah bahan kemasan, sanitasi rungan pengisisan dan suhu ruangan. Pada kemasan hendaknya diberi label yang mencantumkan jenis produk, nama dan alamat perusahaan, volume netto, merk dagang kode produksi, nomor pendaftaran dari Depkes, nomor SNI serta tanggal kadaluwarsa. 1. Pengawasan di luar perusahaan Pengawasan yang dilakukan dilakukan diluar perusahaan ditunjukan kepada : a. Pengangkutan

Pengangkutan atau ditribusi ke pasaran harus memperhatikan kebersihan alat angkut, terlindunginya air minum isi ulang (selama pengangkutan harus ditutup) sehingga produk terlindungi dengan pencemaran oleh debu selama perjalanan. b. Penjualan Penjualan sebgai ujung tombak dalam pemasaran air minum isi ulang harus mengetahui cara-cara yang benar dalam penyimpanan ataupun tempat penjualan harus bersih dan terhindar dari sinar matahari langsung serta di pisahkan dengan benda-benda yang berbau tajam. c. Konsumen Pemberian penyuluhan mengenai sanitasi makanan dan minuman parelu diberikan kepada konsumen, misalnya tentang pemilihan produk yang baik dengan cara penyimpanan air minum isi ulang. Pengetahuan ini bias diberikan baik secara tertulis pada table maupun media massa yang ada seperti radio, televise dan surat kaber.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitain yang dipakai adalah observasional dengan pendekatan Cosse Sectional yaitu suatu peneletian yang menasarkan pada pengamatan fakta dengan pengukuran dalam satu waktu. B. Waktu dan tempat penelitian. 1. Waktu a. Tahap persiapan, dimulai April sampai dengan bulan Mei 2009.

b. Tahap pelaksanaan dimulai bulan Juli sampai dengan Agustus. c. Yahap penyelesaian, dimulai akhir bulan Agustus sampai dengan

September. 1. Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di depot air minum yang tersebar di Kota Purwokerto dalam pengamatan penulis ada 13 depot air minum ygn akan menjadi objek penelitian, selanjutnya sampel akan diriksa di laboratorim Kampus Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto A. Kerangka piker

1. Komponen penyusun a. Input (masukan) Komponen input terdiri dari : 1) Tenaga pengolah 2) Lingkungan 3) Alat dan bahan

4) Peraturan a. Proses Komponen proses terdiri dari : 1) Penyediaan bahan baku 2) Penyimpanan bahanh baku 3) Pengolahan bahan baku 4) Pengemasan a. Output (keluaran) Komponen output dalam penelitian ini adalah kandungan bakteri Coliform air kran setelah melalui proses dilakukan b. Factor-faktor yang diamati

Factor-faktor pengaruh yang diamati dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan aspek sanitasi kesehatan lingkungan yang meliputi penyediaan air, pengelolaan limbah padat dan cair, pengendalian vector, Hyperkes, Penyehatan makanan dan minuman, fisik gedung. 1. Gambaran Kerangka Pikir

INPUT •

Tenaga pengolah



Lingkungan



Alat dan bahan



Peraturan



Tempat Penjualan

Aspek kesehatan lingkungan • Penyedian air •

PROSES

Pengolahan kimbah padat



dan cair •

Pengendalian

Penyediaan bahan baku



vector

Penyimpanan bahan baku



Hyperkes



PMM



Bangunan fisik



Pengolahan bahan baku



Pengemasan

(Housing)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Studi Aspek Kesehatan Lingkungan Depot Air Minum Isi Kota Purwokerto Tahun 2009 OUTPUT Kandungan Coliform 1. Definisi operasional a. Tenaga pengolah adalah tenaga yang mengolah air minum isi ulang

yang secara langsung berhubungan dengan air minum isi ulang dan peralatannya mulai tahan persiapan sampai dengna tahap pewadahan.

b. Tahap penjulan adalah tahap yang digunakan untuk menjual air

minum isi ulang yang ada kota Purwokerto. c. Tempat enyimpanan adalah tempat yang digunakan untuk air minum isi ulang sebelum dijual. d. Alat dan bahan adalah peralatan, bahan, sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengolahan air minum isi ulang pada depot air minum isi ulang. e. Lingkungan adalah tampat yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengolahan air dalam hal ini adalah Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU). f. Paraturan adalah segala peraturan perundangan yang digunakan sebagai pedoman pengelolaan makanan dan minuman adalah air minum isi ulang. g. Penyediaan bahan baku adalah penyediaan air sebagai bahan baku air

minum isi ulang biasanya bersumber dari mata air ataupun PDAM. h. Penyimapanan bahan baku adalah penyimpanan air dalam bak

penampung yang terlindung sebelum air diolah lebih lanjut. i.

Pengolahan bahan baku adalah proses pengolahan bahan baku air menjadi air siap minum.

j. Pengemasan adalah proses perwadahan air siap minum setalah melalui pengolahan dan sebelum di distribusikan dengan menggunakan gallon.

k. Kandungan bakteri Coliform adalah banyaknya koloni bakteri

coliform setelah melalui uji pemeriksaan yang ditunjukan dengan isltilah MPN Coli. l. Aspek kesehatan lingkungan yaitu meliputi penyedian air bersih, pengelolaan limbah padat dan cair, pengendalian vector penyakit, Hyperkes, PMM dan fisik bangunan yang digunakan dalam proses produksi air minum isi ulang.

A. Subjek penelitaian Jubjek dalam penelitian ini adalah depot air minun isi ulang yang berada di Kota Purwokerto. B. Pengumpulan data 1. Jenis Data a. Data Umum Data umum yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kondisi geografis setempat, tahun berporasi, ijin usaha, dan alamat lokasi dari masing-masing depot yang berada di Kota Purwokerto b. Data Khusus Data khusus yang di kumpulkan adalah data kandungan bakteri Coliform pada air sebelum dan sesudah melalui proses, data sanitasi tempat pemrosesan, pengemasan dan penjualan.

1. Sumber Data a. Sumber Data Primer

Sumber data Primer dalam penelitian ini adalah laboratorium, tempat penjualan air minum isi ulang. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dan DISPERINDAG . 1. Cara Pengumpulan Data a. Wawancara Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara dengan responden berkenan dengan data-data yang akan di kumpulkan dan berpedoman pada formulir kuesioner ( terlampir ). b. Observasi Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengamatan terhadap kondisi sanitasi depot air minum isi ulang responden berdasarkan formulir check list ( terlampir ). c. Pengukuran Kegiatan pengukuran dimaksudkan untuk pemeriksaan kandungan bakteri coliform di laboratorium (prosedur pengukuran terlampir ).

A. Pengolahan Data Data-data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Editing (pengolahan) yaitu mencatat, mengoreksi, dan menyeleksi, data yang telah terkumpul. 2. Coding (pengkodean) yaitu pemberian kode pada kelompok-kelompok data hasil pengamatan dan pengukuran yang diperoleh dari lapangan. 3. Tabulating (tabulasi data) yaitu pengolahan data kedalam bentuk table untuk dianalisis.

A. Analisis Data Analisia data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu membandingkan kenyataan dilapangan atau hasil pemeriksaan dengan teori serta standar yang ada.

DAFTAR PUSTAKA Arif Setyo Raharjo. R,2004. “ Study Pengelolaan Air Minum Isi Ulang Pada Depot Air Minum Isi Ulang Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Banyumas Tahun 2004”, KTI, Purwokerto : JKL Purwokerto. Arikunto, Suharsimi, 1992, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, Azrul, 1986, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan: Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Indonesia, DepKes, 1990, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, Jakarta: Deparetemen Kesehatan Republik Indonesia. …………,1997, Buku Pedoman Praktek, Purwokerto: Akademi Kesehatan Lingkungan Purwokerto. …………,2001, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Pencemaran Air dan Pengedalian Pencemaran Air, Jakarta: Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. …………, 2002, Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Air Minum, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. …………,1997, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 167/MPP/Kep/S/1997 Tentang Persyaratan Teknis Industri dan Perdagangan Air Minum Dalam Kemasan, Jakarta: departemen perindustrian dan perdagangan republik Indonesia. Pracoyo , Noer Endah,2006, “Penelitian Air Minum Isi Ulang di Daerah Jabodetabek”, majalah kesehatan Nomor 170, Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Sanrope, djasio, dkk,1983, Pedoman Bidang Studi Penyahatan Air Bersih Sekolah Pembantu Penilik Hygiene, Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga

Sanitasi Pusat, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Suriawiria, unus, 1985, Mikrobiologis Air Dan Dasar-Dasar Pengelolaan Buangan Secara Mikrobiologis, Bandung: penerbit alumni. http://id.wikipedia.org/wiki/Air_bersih

Related Documents