Proposal Kak Seto

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Kak Seto as PDF for free.

More details

  • Words: 1,942
  • Pages: 10
Pengantar

1

Pengantar “A

nakmu bukanlah milikmu” tulis Khalil Gibran dalam sajak protes sosialnya. Ya, anak adalah milik zamannya. Ia, dilahirkan ke bumi oleh Allah untuk menjadi generasi pengganti. Mengganti keburukan dengan kebaikan, mengganti kegelapan menjadi cahaya. Anak adalah harapan. Saat kita, para orangtua tidak lagi punya kekuatan untuk melawan kemungkaran, maka generasi baru yang terlahir kemudian adalah harapan yang mengusung ke’marufan. Namun, sejauh mana kontribusi kita, para orang tua, dalam mempersiapkan perbekalan yang dibutuhkan anak kita? Investasi apa yang telah kita tanamkan padanya ? Atau jangan-jangan kita hanya menjadi orang tua biologis bagi mereka. Sibuk membesarkan mereka secara fisik, tapi lupa membesarkan jiwa mereka, hingga kita terpana saat tersadar bahwa anak-anak kita ternyata berjiwa kerdil ? Orang tua bertanggung jawab terhadap segala input data (baca : pendidikan) yang masuk ke dalam kepala anaknya. Pemilihan lembaga dan metode pendidikan yang tepat untuknya, memperlakukan mereka sebagaimana fitrahnya, adalah prinsip dasar yang harus dikuasai setiap orang tua jika menginginkan anaknya menjadi penyelamat baginya di dunia dan di akhirat. Kaca mata yang benar dalam memandang masa tumbuh kembangnya

akan menghasilkan anak yang ceria dengan kekanakkannya dan bijaksana dengan kedewasaannya kelak. Kecerobohan orang tua mendefinisikan kriteria kecerdasan, pada gilirannya akan merenggut potensi keunggulan kefitrahan anak. Itu setara dengan anak elang yang dipaksa untuk belajar menggali seperti kelinci. Elang itu tidak akan pernah bisa melebihi kemampuan kelinci dalam menggali. Kesibukannya berlatih menggali justru akan membuat elang lupa bagaimana caranya terbang. Percayakah bahwa “setiap anak itu cerdas?”. Dapatkah kita melihat kecerdasan yang dimiliki oleh anak kita dan banggakah kita dengannya? Atau malah keluhan yang terlontar dari mulut kita? Lalu, bagaimana pula cara melejitkan potensi kecerdasan anak? Dan apa sebenarnya yang harus dipersembahkan orang tuanya pada anaknya ? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan kita coba cari jawabannya. Bukan sekedar untuk mencari kepuasan jawaban, tetapi sebagai bekal bersikap. Memberikan anak kita persembahan pendidikan terbaik. Demi zamannya, dan demi Allah.

2

Pokok Bahasan

Pokok Bahasan 1. Cara melejitkan potensi kecerdasan anak 2. Paradigma ideal dalam memandang

Nama Kegiatan

Nama Kegiatan “Ngobrol Bareng Kak Seto”

3. 4. 5. 6.

7.

Tema

Tema

“Melejitkan Potensi Kecerdasan Anak”

8. 9. 10.

tumbuh kembang anak Peran Bermain dan Dongeng/Bercerita dalam pendidikan anak Sinergi potensi orang tua dan guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak. Menguatkan prinsip bahwa “Setiap Anak Cerdas” Kedekatan dengan Alam : lingkungan, tanaman, dan hewan, dalam menumbuhkan empati anak (Alam sebagai sumber pembelajaran) Hikmah di balik pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus (special need). Mengetahui kapan ketegasan ditegakkan dan batas-batas kekerasan pada anak Hak-hak anak dalam UU Perlindungan Anak Hal-hal yang dapat ’membunuh’ potensi anak.

3

Sasaran

Sasaran

1. Guru, tentor, ustadz, dan praktisi pendidikan luar sekolah 2. LSM dan Pemerhati pendidikan anak 3. Diknas Kota Semarang 4. Orang tua murid dan putra putrinya 5. Mahasiswa dan pelajar 6. Masyarakat sekitar sekolah

Waktu & Tempat

Waktu & Tempat Tempat

: Sekolah Alam Ar-Ridho Jl. Bukit Kelapa Sawit I Blok AA No. 1 Bukit Kencana Jaya Tembalang Semarang

Waktu

: Minggu, 4 Juni 2006 Pukul 08.00 – 12.30 WIB

4

Susunan Acara

Susunan Acara

Minggu, 4 Juni 2005 08.00 Pembukaan Pameran Foto dan Bazaar 08.00-08.30 Registrasi Peserta Registrasi Lomba Menggambar 08.30 Lomba Menggambar dimulai 09.00 Pembukaan Acara Ngobrol Bareng Kak Seto 09.10-09.15 Sambutan Keluarga Besar Sekolah Alam 09.15-09.30 Sambutan Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang 09.30-12.00 Acara Kak seto (termasuk didalamnya Spontanitas Anak-anak) Pengumuman Pemenang Lomba Menggambar 12.00-12.15 Pers Conferrence 12.15-13.00 Istirahat dan Makan Siang bersama Kak Seto di Sekolah Alam Kak Seto lihat Pameran Karya dan Foto 13.00 Kak Seto Back to Hotel

Bentuk Kegiatan

Bentuk Kegiatan >> Talk Show Pembicara Tunggal >> Pameran Karya dan Foto Pendidikan >> Spontanitas Anak >> Bazaar dunia Anak, Pendidikan, dan Buku >> Lomba Menggambar untuk Anak-anak

5

Panitia

Panitia

Sinergi antara orang tua murid (dewan kelas, komite sekolah), yayasan, dan guru Sekolah Alam Ar-Ridho.

Fund Rising

Penasehat

: Ketua Yayasan Ar-Ridho H. Nurul Khamdi, B.Eng

Humas-Pers Relationship Publikasi

Panitia Pengarah

: 1. Kepala Sekolah Alam Ar-Ridho Mia Inayati Rahmania 2. Ketua Komite Sekolah Ikhwan Setiawan

Pameran

Panitia Pelaksanan Ketua Sekretaris Bendahara

: M. Agus Hariyanto, SE : Doni Riadi : Fitri Rinawati, S.Pd

Seksi-seksi Sekretariatan & Ticketing : M. Wahyudi, SPd Acara : Ahmad Nurkhin, S.Pd Desi Erfina, SKM Perlengkapan : Sumeri Shodiqin Akomodasi : Fauzun A. Musthofa, ST

Dokumentasi Lay Out Tempat Panggung & Dekorasi Registrasi Konsumsi Bazaar Keamanan Lomba Menggambar

: Jumala, MM Imam Sarjono Intan Teguh Iman : Sigit Cahyantoro, S.Si : Silvi, S.Psi Yusni Marlina : Abi Abiyyu Tia Wawid : Umbu Haroena Rasyid : Ir. Nur Qudus : Santi, S.Si : Teni : Yuni Imam S. Dewi Agus H. : Tiwi Ngatmini : Ratijan : Dwi Hartini Titin Supriyanti

6

PENGELUARAN 1 2 3 4 5

6 7

8 9 10 11 12

Pembicara * Fee * Akomodasi (Hotel, Pesawat, Konsumsi) Sekretariatan * Pembuatan Proposal 50 buah x 10.000 * Sertifikat, Surat-Menyurat, Foto Kopi, Fax, Telpon Publikasi * Spanduk + Pajak 10 buah x 100.000 + 500.000 * Pamflet full colour 2 rim Humas * Kelengkapan Pers Kit ( media cetak, TV, radio) (Pers Release, Penggandaan VCD Profil Sekolah, brosur profil) Perlengkapan * Sound system * Tratak 21 x 60.000 * Panggung * Kursi Lipat 500 buah x 1000 * Sewa LCD + Layar * Dekorasi * Sewa Tanaman Hias * Sewa HT * Loss Stroom * Lampu Dokumentasi * Foto * VCD + Live Shoot Seminar Kit * Paper Bag 400 exp x 5.000 * FC Makalah 400 exp x 500 * Pin Peserta Konsumsi * Peserta 500 box x 10.000 * Makan Siang Pameran Sekolah Keamanan + Juru Parkir Transportasi Lain-lain JUMLAH

10.000.000 5.000.000 500.000 500.000 1.500.000 500.000

Anggaran

Anggaran

250.000 700.000 1.260.000 500.000 500.000 500.000 250.000 1.000.000 200.000 200.000 100.000 300.000 750.000 2.000.000 200.000 500.000 5.000.000 500.000 1.000.000 300.000 300.000 690.000 35.000.000

PEMASUKAN 1 2 3 4

Peserta Sponsor Donatur Sekolah

15.000.000 13.000.000 5.000.000 2.000.000

JUMLAH

35.000.000

Sponsorship

7

Sponsorship

1. Sponsor Tunggal. Yaitu sponsor yang berkontribusi Rp 13.000.000 (tiga belas juta rupiah) dari total anggaran. Privilege yang diterimanya adalah pencantuman dan pemasangan logo/sampel produk di setiap bentuk promo dan publikasi. Atau hal-hal khusus yang dibahas kemudian. Ruang yang tersedia yaitu : Logo di Backdrop / panggung pembicara Logo di Spanduk Publikasi Logo di Pamflet / Brosur Publikasi Logo di spanduk ucapan Selamat Datang di sekitar tempat acara Logo di Paper Bag (Tas Kertas) Peserta Logo di Pin Peserta dan Panitia Logo di Kertas Lomba Menggambar Penyebutan Nama Sponsor oleh MC, Pihak Yayasan/Sekolah dan Kak Seto Space untuk Pamer Produk atau Promosi produk kepada peserta dan panitia

Konfirmasi

2. Sponsor Premium Yaitu sponsor yang berkontribusi minimal Rp 6.000.000 dari total nilai anggaran. Privilege yang diterimanya adalah separo dari privilige sponsor tunggal, dengan pilihan yang dapat disepakati kemudian.

M. Agus Hariyanto 0813 26099 525 024-76740759

3. Sponsor Partisipasi Yaitu Sponsor yang memberikan dukungan di bawah nominal sponsor Premium, atau memberikan bantuan dukungan benda material non cash yang relevan dengan acara. Privilege yang diterimanya, disesuaikan dengan besarnya dukungan, yang diputuskan melalui pembicaraan dengan panitia.

Imam Sarjono 0816 488 6696

Mia Inayati Rahmania 0813 2521 4107

Profil Kak Seto

Profil Kak Seto

K

edekatannya dengan dunia anak membuat dia begitu dikenal sebagai sahabat dan pendidik anak-anak. Namun, tidak banyak yang tahu kalau ia pernah melalui getirnya hidup menjadi pembantu rumah tangga, tukang batu, dan tukang semir sepatu di Blok M. Ketika masih kecil, pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 28 Agustus 1951 ini pernah jatuh saat bermain sampai kening kirinya sobek. Untuk menutupi bekas jahitan, potongan rambutnya dibuat ala The Beatles. Sampai dewasa, ketika sudah menjadi Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi tetap setia dengan model rambutnya. Perjalanan hidup Seto di masa muda penuh liku yang pahit. Ayahnya, Mulyadi - direktur perusahaan perkebunan negara di Klaten - meninggal pada 1966 saat Seto masih berusia 14 tahun. Ekonomi keluarganya pun mulai kembang-kempis. Untuk mengatasi tekanan ekonomi ini, Seto terpaksa dititipkan ke rumah bibinya di Surabaya. Demi meringankan beban bibinya, juga untuk memenuhi biaya sekolah, Tong - panggilan akrab Seto dalam keluarganya – nyambi jadi pengasong di jalan-jalan selepas sekolah. Ia aktif pula mengisi sebuah rubrik untuk anak-anak di majalah terbitan Surabaya, Bahagia. “Di situ saya mulai memakai nama Kak Seto,” ujarnya. Sejak itulah, dan sampai sekarang, ia dikenal dengan panggilan Kak Seto. Walau sekolah sambil bekerja, Seto tetap bisa aktif di OSIS bersama kembarannya. Bahkan rapornya selalu bagus. Lulus SMA, ia bercita-cita melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran. Tapi, cita-citanya menjadi dokter kandas, tatkala tak diterima di fakultas kedokteran, baik di Universitas Airlangga

maupun Universitas Indonesia. Sementara Kresna, saudara kembarnya, diterima di kedokteran dan kakaknya, Ma’ruf, masuk Akabri. Ia kemudian memberanikan diri hijrah ke Jakarta. Tiba di Jakarta sebagai penganggur yang luntang-lantung, Seto menumpang di garasi milik keluarga temannya, yang kebetulan ia kenal di kereta. Tidur beralaskan dua keset yang digabung, ia hidup sehari-hari dari penghasilan sebagai tukang batu, serta sesekali menulis di majalah Si Kuncung. “Waktu baru di Jakarta, saya mulai dari bawah, ya, saya kerja jadi pembantu rumah tangga, jadi tukang batu, jadi tukang semir sepatu di Blok M,” kenang Seto. “Berat sekali keadaan waktu itu, dibentak-bentak dan dimarahi oleh tuan saya,” lanjut pria yang merasa tenang bila dekat ibunya ini. Hingga suatu ketika, di rumah tempatnya menumpang, ia tertarik pada acara yang diasuh Bu Kasur di TVRI. Lalu dicarinyalah rumah Bu Kasur, dengan niat ngenger (berguru). Pak Kasur, yang menerimanya, membawanya ke Taman KanakKanak Situ Lembang, Jakarta Pusat. “Akhirnya saya jadi asisten Pak Kasur,” tutur Seto.. Bersama Pak Kasur, Seto bisa menumpahkan “obsesi” masa kecilnya: kecintaan pada anak-anak - sesuatu yang berawal dari kerinduan datangnya seorang adik, setelah adiknya yang masih tiga tahun meninggal. Pilihannya pun makin mantap di saat mengasuh acara Aneka Ria Taman Kanak-Kanak di TVRI, bersama Henny Purwonegoro. Seto mendongeng, belajar sambil bernyanyi, bermain sulap bersama anak-anak Dengan bonekanya Si Komo berikut lagunya, ia pun makin lekat dengan anak-anak. Saat masih duduk di bangku kuliah, 1983, Seto mendapat kepercayaan Ibu Tien Soeharto untuk mengetuai pelaksanaan pembangunan Istana Anak-Anak di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Ia juga mengembangkan kelompok bermain yang bernaung di bawah Yayasan Mutiara Indonesia dan kini sudah menyebar di berbagai cabang di Jakarta dan sekitarnya. Ia juga

8

mendirikan Yayasan NakulaSadewa yang menghimpun anak-anak kembar yang berasal dari keluarga kurang mampu. Pada 1987, Seto menikahi Deviana. Tepat pada hari pernikahan, di saat tamu berdatangan, pengantin baru Seto-Devi melaksanakan nazarnya: mendongeng di panti asuhan. Sekarang ia telah dikarunia empat buah hati : Eka Putri Duta Sari, Bimo Dwi Putra Utama, Shelomita Kartika Putri Maharani, dan Nindya Putri Catur Permatasari Seto kemudian membeli rumah tinggal di kawasan Cireundeu. Sebagian lahan ia manfaatkan untuk source : www.tunascendikia.org sarana bermain anak-anak. Di lahan seluas 2.000 meter persegi itu ada perosotan atau ayunan, ruang kelas, kolam renang mini, laiknya taman kanak-kanak. Semua ruangan didekorasi dengan warnawarna yang ceria dan benar-benar membuat anak-anak merasa di alam fantasi mereka. ‘’Sebenarnya, tujuan membuat halaman yang luas adalah supaya anak-anak aktif bermain, menikmati alam dengan bebas serta lepas,’’ jelasnya. Di dalam keluarga, dia menjadikan anak-anaknya sebagai sahabat dan guru. Hubungannya dengan buah hatinya itu sudah dituangkan dalam buku, ‘Anakku, Sahabatku, dan Guruku’ (1997). Di buku itu dia menuliskan betapa anak dapat menjadi sahabat dalam berbagi masalah. Anak juga bisa menjadi guru untuk belajar tentang kreativitas, spontanitas, kebebasan berpikir, pemaaf, tidak pendendam, dan mempunyai kasih sayang yang tulus. Atas pengabdiannya pada dunia anak-anak, Seto telah dianugerahi sejumlah penghargaan. Antara lain Orang Muda Berkarya Indonesia, dari Presiden RI (1987), The Outstanding Young Person of the World, Jaycess International (1987), Peace Messenger Award, New York, dari Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar (1987) dan The Golden Balloon Award, New York; kategori Social Activity dari World Children’s Day Foundation & Unicef (1989). Kemudian, walau tak pernah terlintas dalam benaknya, sejak 1998, Seto dipercaya menjadi Ketua Komnas Perlindungan Anak (KPA). [dari berbagai sumber]

Related Documents