Program Proteksi Kedokteran Nuklirrrrrr.docx

  • Uploaded by: yudhaputra
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Program Proteksi Kedokteran Nuklirrrrrr.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,587
  • Pages: 36
PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 1 dari 36

LEMBAR PENGESAHAN

TINDAKAN

NAMA

Disiapkan

Dewa Gemarefa

Diperiksa

Tri Ilma Humairah

Disahkan

JABATAN PPR Wakil Manajemen

Dr. Ignatius Yudha

Direktur Rumah

Putra Welerubun

Sakit Batan

TANDA TANGAN

TANGGAL

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 2 dari 36

PERNYATAAN KEBIJAKAN PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI Setiap kegiatan di Rumah Sakit Batan, Yogyakarta pelaksanaan proteksi dan keselamatan radiasi dalam pemanfaatan sumber radiasi pengion adalah mutlak dilakukan. Oleh karena itu Rumah Sakit Batan wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan suatu program proteksi dan keselamatan radiasi untuk memastikan keselamatan pasien, pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.

Dokumen Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi dibuat untuk memenuhi persyaratan keselamatan Radiasi. Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi diterapkan dalam setiap kegiatan di fasilitas sesuai dengan prinsip proteksi radiasi. Program Proteksi Dan Keselamatan Radiasi ini kami perbaharui dan disesuaikan dengan tujuan pemanfaatan sumber radiasi pengion dan peraturan yang berlaku di Negara Indonesia. Rumah Sakit Batan bertanggung jawab dan mengutamakan keselamatan keselamatan pasien, pekerja, masyarakat,dan lingkungan hidup diatas segalanya.

Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini atas nama Rumah Sakit BATAN mempunyai komitmen di dalam menjalankan program proteksi dan keselamatan Radiasi.

Direktur, Rumah Sakit BATAN

Dr. Ignatius Yudha Putra Welerubun

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 3 dari 36

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEBIJAKAN PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI ......................................................................................................................................................... 2 PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 5 1.1.

Latar Belakang ................................................................................................................ 5

1.2.

Tujuan .............................................................................................................................. 5

1.3.

Ruang Lingkup ................................................................................................................ 6

1.4.

Definisi .............................................................................................................................. 6

BAB II ............................................................................................................................................ 9 ORGANISASI PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI .............................................. 9 2.1

Struktur Organisasi ........................................................................................................ 9

2.2

Tanggung Jawab ........................................................................................................... 12

2.3

Pelatihan......................................................................................................................... 16

BAB III......................................................................................................................................... 17 DESKRIPSI FASILITAS, PERALATAN KEDOKTERAN NUKLIR DAN PERALATAN PENUNJANG, DAN PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI ......................................... 17 IV.1. Deskripsi Fasilitas ......................................................................................................... 17 IV.2. Pembagian Daerah Kerja ............................................................................................. 19 IV.3. Deskripsi Peralatan Kedokteran Nuklir dan Peralatan Penunjang ......................... 19 IV.4. Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi ................................................................... 24 BAB IV ......................................................................................................................................... 25 PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI ............................................... 25 4.1

Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Operasi Normal ..................... 25

4.1.1

Prosedur Pengoperasian Peralatan Kedokteran Nuklir .................................... 25

4.1.2

Prosedur Pemantauan Paparan Radiasi .............................................................. 27

4.1.3

Prosedur Penggunaan Perlengkapan Proteksi Radiasi ...................................... 27

4.1.4

Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Personil ............................ 28

4.1.5

Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pasien ............................... 29

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 4 dari 36

4.1.6

Prosedur Uji Keberterimaan dan Uji Komisioning ............................................ 29

4.1.7

Prosedur Penyimpanan radionuklida dan/atau Radiofarmaka ........................ 30

4.1.8

Prosedur Pengangkutan Zat Radioaktif .............................................................. 31

4.1.9

Prosedur Penanganan Limbah Radioaktif .......................................................... 32

4.2

Prosedur Kedaruratan .................................................................................................. 34

BAB V .......................................................................................................................................... 35 REKAMAN DAN LAPORAN ................................................................................................... 35 5.1

Keadaan Operasi Normal ............................................................................................. 35

5.2

Keadaan Darurat........................................................................................................... 36

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 5 dari 36

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi adalah tindakan sistematis dan terencana untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi. Program ini dibuat sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2008 tentang Perizinan

Pemanfaatan

Sumber

Radiasi

Pengion

dan

Bahan

Nuklir,

dengan

mempertimbangkan Peraturan Pemerintah No.33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, dan Intervensiaonal, serta Perka BAPETEN No. 17 Tahun 2012 tentang Kesalamatan Radiasi dalam Kedokteran Nuklir Untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup, maka disusunnya suatu program yang di dalamnya terdapat tujuan untuk menjaga keamanan dan keselamatan pekerja dan masyarakat, pengoperasian alat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPETEN serta menjamin paparan radiasi ditekan serendah – rendahnya sesuai dengan asas proteksi radiasi sehingga pasien dan pekerja radiasi tidak terkena dosis yang melebihi Nilai Batas Dosis yang telah ditentukan.

1.2.

Tujuan 1. Memberikan gambaran tentang fasilitas, Tc-99m, kamera gamma, peralatan penunjang, dan perlengkapan proteksi. 2. Memastikan bahwa proteksi dan keselamatan radiasi di fasilitas rumah sakit terpenuhi dan dapat dikaji ulang sesuai dengan pemanfaatannya, dan 3. Memastikan pelaksanaan pelayanan radiologi diagnostic dan intervensional dapat memenuhi prinsip – prinsip keselamatan radiasi

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected] 1.3.

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 6 dari 36

Ruang Lingkup Ruang lingkup dari program proteksi ini merupakan pengoperasian kegiatan Bone Scanning menggunakan bahan Tc-99m di Rumah Sakit Batan.

1.4.

Definisi a) Kedokteran Nuklir adalah kegiatan pelayanan kedokteran spesialistik yang menggunakan sumber radioaktif terbuka dari disintegrasi inti berupa radionuklida dan/atau Radiofarmaka untuk tujuan diagnostik, terapi, dan penelitian medik klinik, yang didasarkan pada proses fisiologik, patofisiologik, dan metabolisme b) Kedokteran Nuklir Diagnostik in Vivo adalah metoda kedokteran yang dalam kegiatannya menggunakan radionuklida dan/atau Radiofarmaka yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien untuk tujuan diagnostik. c) Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang selanjutnya disebut BAPETEN adalah instansi yang bertugas melaksanakan pengawasan melalui peraturan, perizinan, dan inspeksi terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir. d) Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir adalah dokter spesialis yang telah menyelesaikan program studi Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir dan telah mendapat sertifikat kompetensi dari Kolegium Ilmu Kedokteran Nuklir Indonesia e) Tenaga Ahli (Qualified Expert) adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam bidang fisika medik klinik lanjut, telah mengikuti clinical residence, dan telah bekerja di Instalasi Kedokteran Nuklir paling kurang 5 (lima) tahun. f) Fisikawan Medis adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam bidang fisika medik klinik dasar. g) Radiofarmasis adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan kegiatan yang terkait dengan Radiofarmaka. h) Analis Kesehatan adalah tenaga analis laboratorium kesehatan yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan kegiatan analisis kesehatan untuk Kedokteran Nuklir.

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 7 dari 36

i) Perawat adalah tenaga kesehatan yang telah mendapat pelatihan khusus keperawatan dalam pelayanan Kedokteran Nuklir. j) Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi yang diberikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara penuh untuk melakukan pengoperasian peralatan Kedokteran Nuklir. k) Kamera Gamma adalah instrumen untuk merekam distribusi radioaktivitas di dalam tubuh. l) Gamma Probe dan Counting System adalah instrumen untuk mendeteksi dan mencacah radioaktivitas di dalam spesimen biologis. m) Radiasi pengion adalah gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang karena energy yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya. n) Program proteksi adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk meminimalisir dampak radiasi pengion yang bisa terjadi akibat pemanfaatan radiasi sinar X untuk radiologi diagnostic, baik terhadap pekerja, pasien, maupun masyarakat dan lingkungan sekitar daerah kerja. o) Radiologi Diagnostik adalah kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan fasilitas untuk keperluan diagnosis. p) Nama instansi adalah orang atau badan hukum yang telah menerima izin pemanfaatan tenaga nuklir dari BAPETEN q) Petugas Proteksi Radiasi ( PPR ) adalah petugas yang ditunjuk oleh Nama instansi dan oleh BAPETEN dinyatakan mampu

untuk melaksanakan pekerjaan yang

berhubungan dengan persoalan proteksi radiasi. r) Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di fasilitas radiasi pengion yang diperkirakan menerima dosis radiasi tahunan melebihi dosis untuk masyarakat umum. s) Tenaga Ahli radiografi ( Radiographer ) adalah petugas yang memiliki kompetensi dengan diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara penuh untuk melakukan kegiatan radiologi diagnostik. t) Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi bukti pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir.

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 8 dari 36

u) Kecelakaan radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk kesalahan operasi, kerusakan maupun kegagalan fungsi alat atau kejadian lain yang menimbulkan akibat atau potensi akibat yang tidak dapat diabaikan dari aspek proteksi atau keselamatan radiasi. v) Sumber Radioaktif adalah zat radioaktif yang berbentuk padat yang terbungkus secara permanen dalam kapsul yang terikat kuat w) Radiofarmaka adalah senyawa bertanda radioaktif dan memenuhi persyaratan farmakologi untuk digunakan dalam diagnostik, terapi, dan Penelitian Medik Klinik

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 9 dari 36

BAB II ORGANISASI PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

2.1

Struktur Organisasi

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 10 dari 36

Pada saat program proteksi ini dibuat, personil yang bekerja di fasilitas radiologi diagnostik dan intervensional RS BATAN adalah sebagai berikut :

Tabel.1 Data Personil pada Struktur Organisasi 1.

2

3

4

Nama pemegang izin

: Edy Giri Rachman Putra, Ph.D.

No. KTP

: 3276012710670006

Masa berlaku

: 21 Juli 2020

Dokter spesialis kedokteran nuklir Nama

: Dr. Andrianus Martin Harry, Sp.KN.

Pendidikan terakhir

: S2 Kedokteran

Nomor STR

: 3511503315002165

Masa berlaku

: 26 Oktober 2020

Petugas Proteksi Radiasi Nama

: Dewa Gemarefa, S.Tr.

Pendidikan terakhir

: D IV Radiologi

Nomor SIB

: 01597.224.02.290813

Masa berlaku

: 11 Agustus 2020

Radiofarmasis Nama

: Yudha Warbung, S.Farm.

Pendidikan terakhir

: S1 Farmasi

Nomor STR

: 130751112-0025906

Masa berlaku

: 30 Juni 2020

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

5

6

Fisikawan Medis Nama

: Refa Putra, S.Si.

Pendidikan terakhir

: S1 Fisika

Nomor STR

: 110751112-0136401

Masa berlaku

: 25 Mei 2021

Radiographer Nama

: Rahma Ayu, A.Md.Rad.

Pendidikan terakhir

: DIII Radiologi

Nomor STR

: 110751112-0135803

Masa berlaku

: 12 Oktober 2022

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 11 dari 36

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected] 2.2

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 12 dari 36

Tanggung Jawab 1. Pemegang Izin 1. Menyediakan,

melaksanakan,

mendokumentasikan

program

proteksi

dan

keselamatan radiasi. 2. Membangun komunikasi yang baik pada seluruh tingkatan organisasi sehingga informasi mengenai proteksi dan keselamatan radiasi dapat mudah dimengerti dan dipahami. 3. Menetapkan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan bidang pekerjaannya 4. Memastikan bahwa hanya personil yang sesuai dengan kompetensi yang bekerja dalam penggunaan Zat Radioaktif . 5. Menyelenggarakan pelatihan Proteksi Radiasi secara regular 6. Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi pekerja radiasi setiap tahun 7. Menyediakan perlengkapan proteksi radiasi sesuai pemanfaatan radiasi pengion 8. Melaporkan kepada Kepala BAPETEN mengenai pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan 9. Mengidentifikasi dan memperbaiki faktor – faktor yang mempengaruhi proteksi dan keselamatan radiasi sesuai dengan potensi bahaya. 10. Melakukan pemantauan dosis yang diterima personil dengan film badge atau TLD badge setiap bulan

2. Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir 1. Menjamin pelaksanaan aspek keselamatan pasien 2. Memberrujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau intervensional dengan mempertimbangkan informasi pemeriksaan sebelumnya 3. Menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk mendapatkan citra radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat panduan paparan medic 4. Menetapkan prosedur diagnosis dan intervensional bersama dengan fisikawan medis dan / atau radiographer

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 13 dari 36

5. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis 6. Menyediakan kriteria untuk pemeriksaan wanita hamil, anak – anak, dan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi

3. Petugas Proteksi Radiasi 1. Membuat dan memutakhirkan program proteksi dan keselamatan radiasi 2. Memantau aspek operasional program proteksi dan keselamatan radiasi 3. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan Proteksi Radiasi dan memantau pemakaiannya 4. Meninjau secara sistematik dan periodik, program pemantauan di semua tempat di mana zat radioaktif digunakan 5. Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan keselamatan radiasi 6. Berpartisipasi dalam mendesain Fasilitas Radiologi 7. Memelihara rekaman 8. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan 9. Melaksanakan pelatihan penanggulangan dan pencarian fakta dalam hal paparan darurat

4. Radiografer 1. Memberikan proteksi kepada pasien, dirinya sendiri, dan masyarakat di sekitar ruang 2. Menerapkan tekhnik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan yang diterima pasien sesuai kebutuhan 3. Melakukan kegiatan pemrosesan film

5. Tenaga Ahli dan/atau Fisikawan Medis 1. Kualifikasi Tenaga Ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b harus memiliki latar belakang pendidikan paling kurang S2 (strata dua) fisika medik. 2. Meninjau ulang program proteksi dan keselamatan radiasi; dan

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 14 dari 36

3. Memberikan pertimbangan kepada Pemegang Izin mengenai aspek Keselamatan Radiasi, praktik rekayasa yang teruji, dan keselamatan secara komprehensif untuk peningkatan layanan Kedokteran Nuklir.

6. Fisikawan Medis 1. Fisikawan memiliki latar belakang pendidikan paling kurang S1 (strata satu) fisika medik atau yang setara. 2. berpartisipasi dalam meninjau ulang secara terus menerus tersedianya sumber daya manusia, peralatan, prosedur, dan perlengkapan Proteksi Radiasi; 3. melakukan dan menetapkan prosedur perhitungan Dosis; 4. memberikan kontribusi terhadap program pelatihan proteksi dan keselamatan radiasi; 5. bekerja sama dengan Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir dan Petugas Proteksi Radiasi dalam merencanakan fasilitas Kedokteran Nuklir; 6. menyiapkan spesifikasi unjuk kerja peralatan yang berkaitan dengan proteksi dan keselamatan radiasi; 7. mengembangkan persyaratan dan spesifikasi dalam pembelian peralatan Kedokteran Nuklir yang menjamin Keselamatan Radiasi; 8. melaksanakan uji keberterimaan, komisioning, dan kalibrasi peralatan Kedokteran Nuklir; 9. menetapkan faktor fisika dalam perencanaan dan prosedur pengobatan; 10. mendesain, menerapkan dan mengawasi penerapan prosedur jaminan mutu Kedokteran Nuklir; 11. mengawasi pemeliharaan peralatan Kedokteran Nuklir; dan 12. berpartisipasi dalam hal pencarian fakta dan evaluasi Kecelakaan Radiasi.

7. Radiofarmasis 1. Radiofarmasis memiliki latar belakang pendidikan paling kurang S1 (strata satu) farmasi.

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 15 dari 36

2. memiliki pemahaman mengenai radionuklida dan/atau Radiofarmaka yang digunakan dalam Kedokteran Nuklir; 3. bekerja sama dengan Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir dalam hal penggunaan radionuklida dan/atau Radiofarmaka; 4. melaporkan hasil elusi dan preparasi radionuklida dan/atau Radiofarmaka kepada Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir sebelum diberikan kepada pasien; 5. membuat petunjuk pelaksana, dan kontrol kualitas elusi dan preparasi radionuklida dan/atau Radiofarmaka; 6. memberikan rujukan dan justifikasi hasil elusi dan preparasi radionuklida dan/atau Radiofarmaka kepada Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir; 7. melaporkan segera kepada Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir, Petugas Proteksi Radiasi, dan Fisikawan Medis bila terjadi kecelakaan dalam melakukan elusi maupun preparasi radionuklida dan/atau Radiofarmaka; dan 8. memastikan bahwa peralatan medis yang telah selesai digunakan disimpan/dibuang pada tempat yang telah ditentukan.

8. Perawat 1. Perawat memiliki pendidikan paling kurang Diploma III Keperawatan. 2. melaksanakan instruksi kerja dari Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir dalam hal pelayanan terhadap pasien; 3. mempersiapkan peralatan kesehatan yang akan digunakan; 4. melakukan pengambilan sampel darah maupun pemberian radionuklida dan/atau Radiofarmaka kepada pasien atas instruksi Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir; 5. membersihkan dan membuat peralatan kesehatan yang telah digunakan ke tempat pembuangan yang telah disepakati bersama; 6. membuat catatan medik mengenai identifikasi pasien, dan pemberian penomoran rekaman medik secara berurutan; 7. mempersiapkan ruang isolasi dan ruang rawat inap untuk pasien terapi;

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 16 dari 36

8. menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur perawatan pasien terapi dengan radionuklida dan/atau Radiofarmaka sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang berlaku; dan 9. melaporkan kondisi pasien selama perawatan kepada Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir.

2.3

Pelatihan Mengirimkan pekerja radiasi untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan petugas proteksi radiasi yang diselengarakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional

(BATAN )

dan mengikuti ujian lisensi PPR yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Mengadakan pelatihan kerja sama selama enam bulan sekali dalam rangka mengatasi kecelakaan radiasi.

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 17 dari 36

BAB III DESKRIPSI FASILITAS, PERALATAN KEDOKTERAN NUKLIR DAN PERALATAN PENUNJANG, DAN PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI

IV.1.

Deskripsi Fasilitas Fasilitas radiologi merupakan satu kesatuan dari gedung Rumah Sakit BATAN dengan spesifikasi sebagai berikut. a) Ruang untuk bone scane b) Ruang administrasi/ Ruang penerimaan pasien, dan c) Radiologi, sekaligus ruang eksposisi dan dokter baca.

Adapun deskripsi alat maupun bahan pada kegiatan Bone Scanning. A. Radiofarmaka Bahan radioaktif

: Tc 99m MDP (Methylenediphosphonate)

Waktu paruh

: 6 jam

Energi gamma

: 140,5 KeV

B. Kamera Gamma Nama Alat

: AnyScan Trio SPECT/CT

Tipe

: Triple Detector Imaging System

Tahun pembuatan

: 2015

Tahun pemasangan

: 2018

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 18 dari 36

Denah Ruang Pegnogperasian

Gambar 1. Denah Ruang Pengoperasian

Tabel 1. Panduan Aktivitas

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

IV.2.

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 19 dari 36

Pembagian Daerah Kerja Pembagian daerah kerja pada RS.Batan terbagi atas Daerah Pengendalian dan/atau Daerah Supervisi. Manajemen RS Batan berupaya melindungi masyarakat dengan mencegah akses masyarakat ke Daerah Pengendalian. Proteksi radiasi di Daerah Pengendalian dilakukan dengan cara menempelkan tanda peringatan bahaya radiasi yang jelas, mudah terlihat, dan mencolok di setiap pintu akses ke Daerah Pengendalian. Ruang bone scane juga dilengkapi dengan lampu tanda radiasi di luar pintu masuk yang menyala saat ruang bone scane digunakan. Manajemen RS Batan memastikan bahwa seluruh tanda bahaya radiasi ini berfungsi.

IV.3.

Deskripsi Peralatan Kedokteran Nuklir dan Peralatan Penunjang Any Scan Trio SPECT/CT DETECTOR 1.

Detektor SPECT Three rectangular X-UHP ultra high resolution, high stability detectors with high optical performance NaI(Tl) scintillation crystal size: 585 (558) x 470 (418) mm standard thickness: 9.5 m Photomultipliers: 60/94/123 pcs of high quantum. efficiency PMT improved energy resolution, magnetic shielding and long-term stability

2.

Detektor Elektronik SPECT A compact, highly integrated, one box easily serviceable construction with remote diagnostic. • High precision preamplifier electronics • Fast PMT gain stabilization and adjustment • 12 bit / 80 MHz ultrafast 1 ADC/PMT electronics

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected] • Digital electronics assembled from components of the latest technology • Temperature control high voltage modul

3. Kolimator SPECT Multi PinHole and Parallel hole collimator sets • General purpose applications: LEGP, LEHR, LEUHR, MEGP, HEGP • Multi PinHole Brain applications - HR/HS - MPH • Cardiac applications - HR/HS – MPH

4. Spect Gantry • Triple head open design gantry • Variable angle head positions with high precision positioning • Small footprint robust mechanical design with improved safety factor • Pre-programmed robotic gantry motions • Full automatic motion calibrations • Maintenance-free mechanical design • Dual infrared line auto body contour facility

5. Acquisition Console Integrated, ultracompact acquisition WS for SPECT/CT modalities. Intel® Core™ i7 3.2 GHz 6 core processor 6 GB RAM 4 TB hard disk drive full DICOM 3.0 compatibility

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 20 dari 36

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected] (send/ receive, print, query/retrieve) 27” high resolution (2560x1440) LCD monitor integrated Gigabit Ethernet controller • SPECT digital corrections: Direct addressing TS® simulation linearity correction with FOV increasing technology Improved energy correction Uniformity correction without count rate loss Automatic real time uniformity crosscorrection for the different collimators • CT acquisitions: Full integrated control and user interface for both modalitas

6. Clinical Processing Workstation Dedicated Nuclear Medicine and CT workstation with InterView™ FUSION software package running on Win 7 64bit Ultimate OEM operating system with dual monitor • Intel® Core™ i7 3.4 GHz 6 core processor • 32 GB RAM • 12 TB hard disk drive • full DICOM 3.0 compatibility (send/ receive, print, query/retrieve) • 27” high resolution (2560x1440) LCD monitor • integrated Gigabit Ethernet controller

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 21 dari 36

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

7. Multy Modality Imaging Table Universal imaging table for SPECT/CT examinations • Intelligent CAN connected industry standard interface to gantry • Low attenuation (<8%) carbon fiber pallet • Horizontal moving range is up to 360 cm • Height of the patient pallet is variable between 45-85 cm, optionally 95 cm • Max. 229 kg patient weight • Accessories: arm-holder for WB-, arm-head holder for heart-, head-holder for brain examinations

8. Parameter • Acquired Slice widths: 0.625, 1.25, 2.5, 3.75, 5, 7.5, 10 mm • 360° scan time: 0.4 (optional), 0.5, 0.7, 1, 1.5, 2 sec • Spiral scan length: 2000mm • Reconstruction matrix: 512 x 512 • Reconstruction time: <1 sec

9. Detektor CT • High performance and ultra high performance ceramic detectors • Number of detector elements: 24 x 896 • Maximum number of slices per rotation: 16 • Detector with (Z dimension): 20 mm

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 22 dari 36

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

10. Tabung X-Ray • Highest X-Ray Tube Voltage: 140 kVp • Highest X-Ray Tube Current: 500 mA • Anode Heat Capacity: 7,5 MHU • Max scan time: 120 sec • Focal spot size: 0.7 x 0.8 mm • Generator power: 60 kW

11. Nema Specification • FOV: 540 mm x 406 mm • Energy range: 40–600 keV • Intrinsic energy resolution for 99mTc: 9.0% • Intrinsic Flood Field Uniformity differential CFOV: 1.3% integral CFOV: 1.7% differential UFOV: 1.5% integral UFOV: 1.9% • Intrinsic Spatial Resolution: CFOV 2.7 mm • Intrinsic Spatial Linearity differential CFOV: 0.09 mm absolute CFOV: 0.19 mm differential UFOV: 0.10 mm absolute CFOV: 0.20 mm • Max. count rate with full correction: >0.55 Mcps

12. CT Gantry • New vibration free integrated gantry design • Patient aperture: 700 mm • Scan Field of View: 500 mm • Acquisition Times (360°):0.5, 0.7, 1, 1.5 and 2 sec. (0.4 sec. optional)

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 23 dari 36

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 24 dari 36

13. Peralatan Tambahan • SPECT-only Imaging Table • Processing workstation • Collimators and carts • ECG triggering device for cardiac gated studies • Colour laser printer • CODONICS colour film and photo paper printer • Head holder for brain examinations • Mammography palette • Radiation therapy package • Special SW packages for CT • One Click CD/DVD burner, printer and publisher • Tuning and test phantoms

IV.4.

Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi Untuk memastikan proteksi pasien, pekerja dan masyarakat terpenuhi, instansi menyediakan perlengkapan proteksi. Petugas Proteksi Radiasi akan memastikan bahwa perlengkapan ini berfungsi baik dan digunakan sebagaimana mestinya. Saat ini Rumah Sakit Batan memiliki perlengkapan sebagai berikut : 1. Ukuran ruang pemeriksaan pesawat I dan II : P x L x T = 5,40 m x 3,66 m x 3,40 m 2. Ruangan pemeriksaan berdinding tembok setebal 25 cm 3. Seluruh pintu dan ruangan pemeriksaan dilapisi dengan 2,0 mm Pb 4. Terdapat 2 (dua ) lead apron dengan nilai proteksi 0,35 mm Pb dalam kondisi baik 5. Di dalam ruang radiologi terdapat penahan radiasi/pelindung operator yang dilengkapi dengan jendela observasi setara dengan 2,0 mmPb dengan ukuran P x L : 30 cm x 19 cm 6. Dosimeter film sebagai monitoring dosis radiasi pekerja radiasi dilayani oleh Balai Pengamanan Fasitas Kesehatan (BPFK) Yogyakarta

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 25 dari 36

BAB IV PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

4.1

Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Operasi Normal 4.1.1 Prosedur Pengoperasian Peralatan Kedokteran Nuklir Prosedur pemakaian alat untuk pemeriksaan pasien secara ringkas dapat diterangkan sebagai berikut. Mula-mula pasien diperlakukan penanganan klinis sesuai dengan kasus yang diderita, radioisotop disuntikan ke tubuh pasien, kemudian pasien ditempatkan pada meja periksa, detektor diarahkan ,ke bagian organ yang diperiksa. Detektor akan mendeteksi zarah radiasi yang dipancarkan oleh isotop yang terakumulasi dalam organ pasien. Pulsa-pulsa listrik yang dihasilkan oleh detektor dikuatkan oleh rangkaian penguat awal, kemudian dibobotkan kedalam bentuk sinyal posisi berdimensi X dan Y oleh sistem pengolah sinyal. Selain itu, pulsa keluaran detektor juga dicek kebenarannya sebagai bobot energi oleh penganalisis tinggi pulsa (Single Channel Analyzer), pulsa yang sesuai dengan bobot energi isotop saja yang dilewatkan, kemudian oleh teknik logika pulsa ini dibentuk menjadi sinyal Z.

Gambar 2. Blok Diagram Penggunaan Kamera Gamma

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 26 dari 36

Sinyal X, Y dan Z yang dihasilkan selanjutnya diumpankan ke bagian masukan interface card untuk diubah menjadi bentuk digital sehingga dapat dipahami oleh perangkat lunak akuisisi pada komputer. Hasil perekaman data akan dicitrakan oleh perangkat lunak akuisisi Medic view menjadi Citra organ pasien. Hasil citra organ dapat dilakukan analisis menggunakan studi pasien, pengolahan data pencitraan, penyimpanan file, pelaporan dan pengiriman file kepada dokter maupun bagian lain untuk penanganan lebih lanjut.

Prosedur Penggunaan Tc 99m untuk Bone Scanning Manajemen Rumah Sakit Batan menetapkan prosedur penggunaan Tc 99m untuk bone scane dan menetapkannya di sekitar tempat proses bone scane untuk dapat digunakan oleh petugas yang kompeten. Prosedur kami buat dengan jelas dan mudah dipahami oleh petugas. Prosedur pemeriksaan bone scnae meliputi fase pertama, fase kedua dan fase ketiga. Berikut adalah prosedur pemeriksaan bone scane yang ada di fasilitas Rumah Sakit Batan. A. Fase Pertama (Vaskular) a. Penderita tidur telentang dengan detektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga tubuh yang akan diperiksa berada diatas lapang pandang detektor. b. Pemeriksaan fase pertama merupakan pemeriksaan dinamik dalam France berukuran matriks 128 × 128 dengan waktu pencacahan 3 detik/ France selama 2 menit. c. Posisi pencitraan adalah anterior atau posterior d. Pencitraan dimulai bersamaan dengan saat penyuntikkan radiofarmaka secara blus.

B. Fase Kedua (Blood Pool)  Pemeriksaan fase kedua dilaksanakan segera setelah fase pertama selesai berupa pencitraan Statoil dalam France berukuran matriks 256 × 256 sebanyak 700 Kcount

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 27 dari 36

 Posisi pencitraan adalah anterior atau posterior

C. Fase Ketiga a. Fase ketiga merupakan pemeriksaan Statoil yang dilakukan 3 jam pasca penyuntikkan radiofarmaka. b. Sebelum memasuki ruang pemeriksaan, penderita dianjurkan buang air kecil dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi. c. Pada pemeriksaan fase ketiga ini dilakukan pemeriksaan seluruh tubuh (Whole Brody Scan). d. Posisi pencitraan adalah anterior dan posterior dilanjutkan dengan pemeriksaan spot pada bagian-bagian yang mencurigakan. e. Apabila diperlukan pemeriksaan dapat dilakukan pemeriksaan dengan posisi miring (oblique) untuk memperjelas lokasi kelainan. f. Pemeriksaan dalam France berukuran matriks 256 × 256 sebanyak Kcounts

4.1.2

Prosedur Pemantauan Paparan Radiasi Prosedur pemantauan paparan radiasi Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Umum Batan dilakukan oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan ( BPFK ) Yogyakarta yang dilakukan setiap satu kali setahun.

4.1.3

Prosedur Penggunaan Perlengkapan Proteksi Radiasi Ada beberapa perlengkapan proteksi radiasi antara lain adalah apron dan dosimeter film.

Prosedur penggunaan apron adalah : 1.

Jika pekerja radiasi harus berada di ruang pemeriksaan ketika proses exposure terjadi, maka pekerja radiasi harus memakai baju apron.

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected] 2.

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 28 dari 36

Jika keluarga pasien (masyarakat umum) yang mengharuskan ikut berada di ruang pemeriksaan selama exposure berlangsung , maka wajib memakai apron.

Prosedur penggunaan Dosimeter film adalah : 1.

Setiap saat jika berada di lingkungan Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Umum Batan, pekerja radiasi wajib memakai dosimeter film

yang

diletakkan diatas saku baju. 2.

Jika sudah selesai bekerja, dan akan meninggalkan Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Batan, dosimeter film wajib ditinggalkan di daerah bebas radiasi dan tidak boleh dibawa pulang.

3.

Dosimeter film, pemakaiannya berlaku selama satu bulan dan segera dikembalikan ke BPFK Yogyakarta untuk dilakukan pemro sesan dosis radiasi.

4.

Jika dosis radiasi yang diterima melebihi Nilai Batas Dosis yang ditentukan, agar segera melaporkannya ke BAPETEN.

4.1.4

Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Personil Untuk memantau dosis pekerja, manajemen Rumah Sakit Batan memastikan bahwa seluruh pekerja radiasi menggunakan pemantau radiasi personil ( TLD ). Rumah Sakit Batan secara berkala mengirimkan pemantau radiasi personil ke instansi pembaca dosis dan mengirimkan hasil evaluasi dosis ke BAPETEN.

No

Nama Prosedur

No. Dokumen

1

Prosedur Pemantauan Dosis Radiasi Petugas Radiologi

07.02.038

menggunakan Thermo Luminiscencent Dosimetry (TLD) 2

Prosedur Proteksi Radiasi

07.02.036

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

4.1.5

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 29 dari 36

Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pasien Sebagai penanggung jawab utama keselamatan radiasi, kami memastikan bahwa paparan medik pasien serendah mungkin namun dapat menghasilkan citra radiografi yang layak terbaca untuk keperluan diagnosa. Proteksi dan keselamatan radiasi untuk pasien dilakukan dengan cara : a) Pelayanan diberikan oleh petugas profesional sesuai dengan keahliannya b) Menyediakan prosedur pengoperasian bone scane yang jelas dan mudah dipahami. c) Mengatur luas lapangan radiasi fokus pada bagian yang diperiksa. d) Membatasi peluang terjadinya pengulangan eksposi. e) Melakukan uji kesesuaian bone scane secara berkala dan segera memperbaiki jika hasil uji tidak andal ataupun andal dengan perbaikan.

4.1.6

Prosedur Uji Keberterimaan dan Uji Komisioning A. Pengujian Alat Adapun beberapa tes yang dilakukan terhadap alat berupa : a. Rotasi pusat, untuk mengetes sumbu x dan y detektor b. Tomographic spatial resolution –in air, untuk menghitung resolusi tomogarafi dari system di udara dan untuk meyakinkan proses rekonstruksi tidak tergradasi c. Sensitivitas dari detektor, untuk menentukan perbedaan sensitivitas antara data tomografi yang ada yang didapatkan dari detektor kolimasi d. Pengecekan kinerja sistem meliputi kelayakan dan kontras resolusi

B. Pengecekan Komponen Alat Alat yang ada harus memiliki beberapa komponen, meliputi : a. Detektor Sintilasi b. Kolimator

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 30 dari 36

c. Gantry d. Tabel dari pasien e. Fitur keamanan f. Acquisition workstation g. CT Scanner h. Processing workstation i. Software j. Komponen tambahan k. Parameter kinerja NEMA

C. Instalasi dan Pelatihan Semua instalasi terutama komponen utama dari alat harus terpasang secara tepat tanpa ada yang dikurangi dan perbaikan alat harus dilakukan bila ada komponen alat yang tidak berfungsi dengan baik. Operator yang akan mengoperasikan alat harus menjalani pelatihan terlebih dahulu.

Untuk rincian detailnya mengacu kepada 1) NEMA NU 1-2012 – Performance Measurements of Gamma Cameras 2) IAEA Human Health Series No 6 – Quality Assurance for SPECT Systems 3) IAEA Human Health Series No 19 – Quality Assurance Programme for Computed Tomography: Diagnostic and Therapy Applications

4.1.7

Prosedur Penyimpanan radionuklida dan/atau Radiofarmaka a. Isotop harus disimpan dalam suatu tempat yang dibuat tertutup sehingga penyinaran pada permukaan tidak lebih dari 7 rem per jam.

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 31 dari 36

b. Setiap pemegang ijin yang memakai isotop dan radiasi dan sementara tidak bekerja dengan isotop harus: a. Menyimpan isotop dalam wadah yang khusus dan tahan korosi radiasi dan suhu tinggi sesuai dengan tingkat keracunan dari isotop yang bersangkutan. b. Meletakkan wadah yang berisi isotop dalam suatu wadah luar yang cukup menahan isi wadah dalam, kecuali sudah tidak ada kemungkinan lagi bahwa wadah dalam akan bocor. c. Menempelkan pada setiap wadah yang berisi isotop, suatu tanda bahaya radiasi (trefoil), dengan keterangan: a. Macam dan jumlah isotop dalam wadah; b. Tanggal pengukuran terakhir dilakukan dan aktivitasnya; c. Nama orang atau badan yang menguasai isotop. d. Wadah luar harus dibuat dari bahan-bahan yang ditentukan oleh instansi yang berwenang.

4.1.8

Prosedur Pengangkutan Zat Radioaktif A. Bungkusan Generator Tc-99m 1) Leadpot, digunakan sebagai tempat kolom generator, terbuat dari bahan Pb dengan tebal 5 cm, tinggi 15 cm, dan diameter dalam 2 cm. 2) Boks Generator Tc-99m, digunakan untuk tempat leadpot yang berisi kolom generator Tc-99m, terbuat dari bahan plastik tahan pecah dengan panjang 30 cm, tinggi 20 cm, dan lebar 18 cm

B. Dokumen Pengiriman Dokumen yang dipersiapkan mengacu PP Nomor 58 Tahun 2015, yang meliputi: 1) Sertifikat kendali kualitas untuk produk Generator Tc-99m 2) Bukti pengiriman produk Generator Tc-99m

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 32 dari 36

3) Sertifikat bebas kontaminasi untuk bungkusan yang berisi produk Generator 99-m 4) Dokumen “To whom it may concern”. 5) Surat persetujuan pengangkutan zat radioaktif dari BAPETEN 6) Copy SOP Penanggulangan Kedaruratan pada pengangkutan zat radioaktif 7) Surat jalan 8) Berita acara serah terima

C. Kendaraan Pengangkut Kendaraan yang digunakan merupakan jenis kendaraan darat seperti mobil box atau van. D. Petugas Pengangkutan Petugas pengangkutan merupakan petugas yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Pengemudi yang memenuhi persyaratan 2) Petugas Proteksi Radiasi yang memiliki surat izin bekerja dari BAPETEN dan memahami masalah transportasi zat radioaktif 3) Petugas Keamanan Sumber Radioaktif

4.1.9 Prosedur Penanganan Limbah Radioaktif Limbah radioaktif padatnya disimpan di ruang khusus berdinding tebal (105 dan 90 cm). Sebelum di angkut ke P2PLR-BATAN atau ke negara pemasok,untuk pakaian yang dipakai oleh pasien disimpan dalam ruang khusus hingga radioaktivitasnya mendekati aktivitas alam (background) setelah itu dikeluarkan untuk dicuci dan kemudian digunakan kembali. Untuk urin pasien ditampung dalam tangki khusus, setelah potensi radiasinya sudah mendekati tingkat aktivitas alam, bisa dibuang ke lingkungan.

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 33 dari 36

RS. BATAN telah mengembangkan tangki bersusun 4 (empat) untuk menampung urin pasien dari kedokteran nuklir sebelum dibuang ke lingkungan sebagai limbah umum.. Dalam tangki bersusun ini urin pertama kali masuk ke dalam tangki pertama, setelah penuh urin akan berpindah ke tangki kedua hingga seterusnya sampai pada tangki ke empat.

Gambar 3. Denah Gudang Penyimpanan Sumber Radioaktif

Batan dalam hal Pusat Penelitian dan Pengembangan Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir (P3KRBIN) telah melakukan survei dan mengukur aktivitas Gambar 4.Tangki Bersusun Pengolahan Limbah Cair

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 34 dari 36

limbah cair (urin) yang terdapat di tangki penampungan dengan cara : limbah urin yang ada di tangki penampungan dicuplik untuk beberapa kedalaman menggunakan pompa peristaltik dan ditampung di beaker Marinelly ditutup rapat dan disegel. Kemudian dilakukan pencacahan menggunakan spektrometri gamma dengan detektor germanium kemurnian tinggi (HPGe) pada energi 364,5 keY selama 10 menit (untuk tangki I) dan 30 menit (untuk tangki II). 4.2

Prosedur Kedaruratan Prosedur intervensi dalam keadaan darurat adalah sbb : 1.

Melalui Penguasa Instalasi melaporkan atau memberitahukan kepada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan instansi lain yang terkait (misalnya Kepolisian dan Dinas Pemadam Kebakaran) bila terjadi bahaya radiasi atau keadaan darurat lainnya

2.

Petugas Proteksi Radiasi (PPR) melaporkan kepada Penguasa Instalasi untuk meneruskan laporan ke Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan instansi lain yang terkait

( misalnya Kepolisian dan Dinas Pemadam Kebakaran ) bila

terjadi bahaya radiasi atau keadaan darurat lainnya. 3.

Pekerja Radiasi melaporkan kepada Petugas Proteksi Radiasi bila terjadi bahaya radiasi atau keadaan darurat lainnya.

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 35 dari 36

BAB V REKAMAN DAN LAPORAN

5.1

Keadaan Operasi Normal Manajemen Rumah Sakit Batan mengendalikan dan mencantumkan rekaman terkait program proteksi dan keselamatan radiasi dan menjamin semua rekaman lengkap, mudah dibaca, mudah diidentifikasi dan tersedia saat akan digunakan. Rekaman terkait program proteksi yang kami pelihara, antara lain : 1.

data inventarisasi peralatan Kedokteran Nuklir; Catatan dosis yang diterima personil setiap bulan.

2.

data inventarisasi radionuklida dan/atau Radiofarmaka;

3.

dosis Radiasi yang diterima Pekerja Radiasi;

4.

hasil kalibrasi alat ukur Radiasi;

5.

hasil pencarian fakta terhadap Kecelakaan Radiasi;

6.

hasil kaji ulang program proteksi dan keselamatan radiasi;

7.

hasil verifikasi keselamatan;

8.

pelatihan yang memuat informasi: a) nama personil yang mengikuti pelatihan; b) tanggal dan jangka waktu pelatihan; c) topik yang diberikan; dan d) fotokopi sertifikat pelatihan atau surat keterangan.

9.

hasil pemantauan kesehatan Pekerja Radiasi;

10. hasil pemantauan Radiasi pasien setelah menjalani terapi; 11. perawatan dan perbaikan peralatan kedokteran nuklir; 12. penyimpanan sementara radionuklida dan/atau Radiofarmaka; dan 13. penanganan limbah radioaktif. Sesuai peraturan Kepala BAPETEN No.4 Tahun 2013 Pasal 53 tentang proteksi dan keselamatan radiasi dalam pemanfaatan tenaga Nuklir, Manajemen Rumah Sakit Batan

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL “RS. BATAN SEJAHTERA” Jl. Merdeka No. 8, No.Telp : (021) 123456, No. Fax (021) 123456, dan Email : [email protected]

No. Dok : 07.02.01 Tanggal :11/7/2018 Revisi :Halaman 36 dari 36

menyimpan dan memelihara hasil pemantauan kesehatan dan hasil pemantauan dosis pekerja radiasi dalam jangka waktu paling kurang 5 ( lima ) tahun. Laporan terkait pelaksanaan program proteksi dan kesalamatan radiasi dilaporkan oleh pemegang izin kepada Kepala BAPETEN paling kurang sekali dalam 1 (satu) tahun, laporan tersebut mengenai

5.2

Keadaan Darurat Kami bertanggung jawab dalam melakukan upaya pencegahan terjadinya kecelakaan, melaporkan terjadinya kecelakaan dan upaya penanggulangannya ke BAPETEN. Keadaan darurat akan dilaporkan segera ke BAPETEN dalam waktu 24 jam melalui telepon, faximile, atau secara langsung. Jika terjadi kedaruratan, laporan secara tertulis akan disampaikan lengkap sesuai kronologi ke BAPETEN paling lambat 3( tiga ) hari setelah laporan awal.

Related Documents


More Documents from "Euis Marlina"