TAHUN
2016
BULAN
2017
2018
N
%
N
%
N
%
JANUARI
30
8,3
38
16,8
15
5,1
FEBRUARI
52
14,4
10
4,4
16
5,5
MARET
20
5,5
13
5,7
28
9,6
APRIL
17
4,7
24
10,6
25
8,1
MEI
16
4,4
13
5,7
18
6,2
JUNI
23
6,3
12
5,3
23
7,9
JULI
47
13
20
8,8
15
5,1
AGUSTUS
34
9,4
15
6,6
17
5,5
SEPTEMBER
30
8,3
26
11,5
18
6,2
OKTOBER
18
5
13
5,7
26
8,9
NOVEMBER
36
10
19
8,4
72
24,8
DESEMBER
37
10,2
22
9,7
35
12
360
100
225
100
290
100
80
70 60 50 40 30 20 10 0
JAN
FEB
MART
APR
MEI
JUNI
JULI
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
MAX
30
52
20
17
16
23
47
34
30
18
36
37
MIN
38
10
13
24
13
12
20
15
26
13
19
22
2018
15
16
28
25
18
23
15
17
18
26
72
35
Berdasarkan pola maksimal minimal diatas menunjukan bahwa telah terjadi 4 kali peningkatan kasus diare pada bulan Maret sebanyak 28 kasus (6,2%), Juni 23 kasus (7,9 %), bulan Oktober 26 kasus (8,9%) dan pada bulan November sebanyak 72 kasus (24,8 %) dari seluruh kejadian kasus diare pada tahun 2018
`Diare pada musim hujan karena sumber-sumber air minum tercemar oleh limbah RT, banyaknya limpahan hujan pada saluran got yang tidak lancar dapat menjadi faktor risiko timbul dan berkembangnya mikroba pathogn yang selanjutnya akan mengkontaminasi sumber air dan makanan, sedangkan diare yang meningkat pada musim kemarau karena terbatasnya sumber air bersih untuk konsumsi. Data menunjukan bahwa pada tahun 2016 diare terbanyak pada ( puncak musim hujan) terjadi pada bulan Februari sebanyak 52 kasus (14,4%) dan pada tahun 2017 pada bulan April sebanyak 24 kasus (10,6%). Sedangkan pada btahun 2018 terjadi empat kali peningkatan pada pada bulan Maret sebanyak 28 kasus (6,2%), Juni 23 (7,9 %), bulan Oktober 26 kasus (8,9%) dan pada bulan November sebanyak 72 kasus (24,8 %) dari seluruh kejadian kasus diare pada tahun 2018 Oleh karena itu sangat penting diperhatikan sanitasi lingkungan khususnya penyediaan air bersih, sanitasi makanan dan minuman serta sanitasi dasar lainnya untuk mencegah penyakit diare.