Dunia perbankan tidak lepas dari perkembangan digital. Ranah fintech telah menjadi pilihan baru bagi para startup teknologi untuk bekerjasama mengembangkan dan meningkatkan layanan perbankan yang prima atau service exelence. Di era sekarang yang mengarah ke revolusi industri 5.0, sejalan dengan perkembangan zaman perbankan di Indonesia harus siap dengan hal tersebut dan memanfaatkan peluang tersebut menjadi sebuah peluang untuk terus berinovasi menciptakan produk-produk bank yang terbaharukan. Dengan memanfaatkan teknologi 5G bank-bank yang di Indonesia bisa membuat produk baru untuk menarik nasabah baru dan meningkatkan loyalitas nasabah lama, bankbank di Indonesia bisa berkerjasama dengan perusahaan pengembang dari luar seperti : Huawei, Samsung, Foxconn, Verizon, Alcatel-Lucent, NTT Docomo, ZTE, Nokia dll. Menagapa berkerjasama dengan perusahaan luar karena sejauh ini belum ada pengembang teknologi 5G di Indonesia belum ada siap. Dari teknologi 5G bisa memanfakan AI (Artificial Intelligence) yang diterjemahkan “kecerdasan buatan”. Dengan begitu bank bisa mengoptimalkan produk jasa layanan nasabah digital virtual dengan optimal. Salah satu contoh bank asing yang sudah menerapkan AI (Artificial Intelligence) kecerdasan buatan, adalah bank dari negara tetangga kita yaitu Singapura yaitu bank DBS (Development Bank of Singapore) Bank DBS meluncurkan sebuah produk perbankan yang menerapkan teknologi AI yang bisa optimal dioperasikan dengan 5G yaitu digibank. Dengan produk bank digibank ini, pengguna bisa menikmati layanan digital dari perbankan secara menyeluruh. Mulai dari perbankan tanpa kantor cabang, kertas atau tanda tangan digital, layanan customer service virtual, robot virtual yang bisa akses dengan beberapa perangkat yang mendukung teknologi ini diantaranya platform ATM AI, kaca mata VR dan dibeberapa brand vendor telfon pintar. Karena telah menggabungkan inovasi teknologi terobosan seperti biometrik dan kecerdasan buatan untuk memberikan pengalaman layanan perbankan terbaik dan mudah bagi nasabah, teknologi AI-nya bisa membantu memberikan informasi pada nasabah tentang saldo atau pencarian transaksi yang telah dilakukan, identifikasi biometrik bisa menghilangkan keribetan untuk menunggu SMS sebagai one time password. Bank DBS juga menerapkan integrasi digital untuk nasabah retail, wealth management dan korporasi. Misalnya nasabah baru wealth management bisa membuka rekening secara digital atau lebih dari setengah nasabah SME yang terdaftar lewat DBS Online Opening Service. Tidak hanya itu, 90% transaksi pengiriman uang oleh konsumen
dilakukan lewat platform digital DBS Remit. Akhir tahun 2016, DBS memperkenalkan otentikasi biometrik suara untuk Singapore Costumer Centre. Dari segmen fintech, DBS juga mendorong karyawan dalam mengadopsi pola pikir digital lewat program seperti hackathon. Dari program ini para karyawan bisa belajar langsung budaya digital, metodologi agile dan konsep digital lainnya. Sedangkan dari sisi penggunaan teknologi pendukung untuk kerja, bank DBS juga menggunakan sarana produktivitas berbasis cloud, office 365, yang bisa mengintergrasikan perangkat kerja di lingkungan kerja mereka, sehingga memudahkan bagi karyawan untuk melakukan akses data tanpa harus memindahkannya secara manual, dan tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Bagaimanakah dengan produk digital AI bank di Indonesia sejauh ini ?, ada beberapa bank-bank di Indonesia, bank swasta nasional maupun bank milik negara (BUMN) yang meluncurkan produk digital bank yang masih belum familiar bagi kebanyakan nasabah di Indonesia diantaranya : Bank BCA, bank BCA menghadirkan produk digital yang bernama VIRA, asisten virtual bagi nasabahnya. VIRA menggunakan teknologi NLP (Natural Language Processing) sehingga dapat memahami bahasa sehari-hari yang digunakan nasabah untuk bertanya dan teknologi robot berupa kecerdasan buatan (artificial intelligence).Melalui VIRA, nasabah bisa mengakses beragam layanan perbankan, mulai dari cek promo terbaru, cek kurs, informasi lokasi ATM, melakukan registrasi kartu kredit atau KPR, cek saldo, cek mutasi rekening, info kartu kredit hingga administrasi. Selain itu juga informasi-informasi lain seperti promopromo yang ada. Nasabah bisa terlayani dengan lebih baik.Untuk dapat mencoba layanan asisten pribadi Vira, nasabah cukup menambahkan akun resmi BCA bernama Bank BCA di Facebook Messenger, Kaskus Chat, dan LINE. Bank selanjutnya adalah Bank BNI, bank BUMN ini meluncurkan produk digital yang bernama "Cinta", singkatan dari Chat with your INTelligent Advisor. Dengan kata lain Cinta adalah AI chatbot atau intelijensia buatan yang digunakan BNI untuk melayani generasi digital dalam melakukan transaksi perbankan. SEVP Teknologi Informasi BNI Dadang Setiabudi menambahkan, Cinta memiliki kemampuan mempelajari dan menganalisa perilaku pengguna aplikasi chat, sehingga dapat mengerti keinginan penggunanya. Cinta dapat memberikan penawaran produk, transaksi, dan program promo yang sesuai dengan kebutuhan dan ketertarikan masing-masing pengguna. Cinta memanfaatkan budaya chatting
yang sudah akrab dengan masyarakat sebagai alat utama untuk melakukan transaksi perbankan. Teknologi chatbot yang dilengkapi oleh natural language processing (NLP), membuat Cinta dapat bercakap dengan bahasa kasual sehingga masyarakat merasa seperti sedang chatting dengan manusia. Cinta juga memberikan kemudahan akses perbankan bagi masyarakat, tanpa ribet, yaitu cukup dengan menambahkan BNI Cinta sebagai teman melalui aplikasi pesan (aplikasi chatting). Harapannya, semakin banyak dan luas masyarakat yang mendapatkan layanan informasi serta bertransaksi perbankan di BNI dengan adanya kemudahan akses melalui Cinta ini. Bank selanjutnya adalah bank BUMN lagi yaitu BRI meluncurkan produk digital yang bernama SABRINA (Smart BRI New Assistant) yang merupakan customer service virtual berupa assitant chat, selain bisa menginformasikan promo dan produk simpanan dan pinjaman BRI, Sabrina bisa memberikan peta lokasi Kantor Cabang BRI, ATM, hingga lokasi top up Brizzi. Sabrina juga disiapkan untuk berfungsi sebagai layanan aduan. untuk memenuhi kebutahan nasabah. Produk SABRINA memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan AI (Artificial Intelligence) AI berbasis chat. Layanan ini bisa diakses melalui aplikasi Messenger, aplikasi Telegram, dan yang terbaru bisa diakses melalui aplikasi whatsapp nasabah cukup menekan like dan follow akun bank BRI di Facebook Messenger atau mengakses Telegram dengan menginput @BANKBRI_ID_BOT, dan nasabah bisa mengakses laman http://bit.ly/WhatsappSabrinaBRI, atau menyimpan nomor 08121214017 sebagai kontak. Bank yang terakhir dari bank BUMN lagi yaitu bank Mandiri yang melucurkan produk digital yang bernama MITA Mandiri Intelligent Assistant adalah layanan informasi kepada nasabah berbasis aplikasi chatting yang dapat diakses langsung oleh pengguna melalui telepon seluler untuk mengetahui informasi mengenai produk, layanan, promosi, lokasi ATM & cabang. Mandiri chat adalah aplikasi pada situs Bank Mandiri yang dapat diakses melalui widget, yang dapat digunakan pengguna dalam melakukan percakapan untuk menyampaikan pertanyaan, saran, dan hal lain terkait produk dan layanan Mandiri yang bersifat non finansial. Untuk dapat menggunakan layanan MITA, pengguna wajib terlebih dahulu mengunduh aplikasi chatting yaitu LINE, Telegram dan Facebook Messenger dari app store atau playstore serta memastikan bahwa pengguna telah mengikuti (follow) akun resmi Bank Mandiri @bankmandiri/@bankmandiri_officialbot. Pengguna wajib memastikan bahwa akun @bankmandiri/@bankmandiri_officialbot yang telah diikuti merupakan akun resmi
(official account) yang terdaftar serta telah diberi tanda verifikasi khusus pada masingmasing aplikasi chatting yang diunduh. Setelah pengguna mengikuti (follow) akun resmi Bank Mandiri @bankmandiri/@bankmandiri_officialbot, pengguna dapat memulai sesi percakapan pada layanan MITA. Kesimpulan BCA ada Vira, BNI ada Cinta dan Lena, di BRI ada Sabrina, HSBC ada Amy, OCBC ada Emma. Nama-nama tersebut merupakan chatbot yang sudah diimplementasikan di perbankan di Indonesia. Chatbot ini merupakan teknologi yang dapat bertindak "seolah-olah" seperti manusia dalam menangani nasabah. Teknologi yang dapat mensimulasikan manusia ini dikenal dengan AI dan ML. Artificial Intelligence (yang populer disebut dengan AI) dan Machine Learning (ML) saat ini merupakan teknologi yang sedang dijajaki perbankan di era digital. Teknologi AI dan ML merupakan teknologi yang sebelum mulai dikenal oleh perbankan sudah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan berbasis financial technology (fintech). Harus diakui perbankan agak terlambat merespons teknologi ini. Fintech sudah mempergunakan teknologi AI/ML untuk melakukan keputusan kompleks yang di perbankan perlu melibatkan faktor manusia, seperti resiko kredit, memberikan unsecured loan kepada nasabah, serta automatic chatbot. Bank mulai mengadaptasi AI pada chatbot, chatbot merupakan fasilitas customer service otomatis dimana manusia akan dilayani oleh AI untuk menyelesaikan persoalan yang mereka alami ketika berinteraksi dengan bank.
Apa itu Artificial Intelligence dan Machine Learning ? Artificial Intelligence (atau lazim juga disebut dengan AI) atau kecerdasaran buatan adalah kecerdasan manusia yang diimplementasikan ke dalam teknologi / mesin. Sebuah mesin dikatakan mempunyai AI jika dia dapat menunjukkan kecerdasannya meniru fungsi kognitif manusia tanpa intervensi dari manusia. Machine learning (ML) merupakan sebuah terminologi yang tidak bisa dilepaskan dari AI karena ML merupakan bentuk aplikasi AI dimana mesin mempelajari data dengan mempergunakan metode statistik kemudian melakukan sebuah pekerjaan tanpa diprogram terlebih dahulu. AI/ML pada prinsipnya tidak menggantikan pekerjaan manusia. AI/ML difungsikan untuk menyelesaikan pekerjaan2 yang mudah dan repetitif sementara manusia bisa lebih fokus menangani persoalan-persoalan yang lebih kompleks. Pada pekerjaan customer service seperti contoh di atas, AI pada chatbot dapat membantu manusia untuk menjelaskan prosedur yang mudah seperti blok kartu, mengecek saldo, melihat status aplikasi nasabah dan sebagainya. Sementara customer service dapat fokus pada pekerjaan yang lebih kompleks misalnya memutuskan corporate loan dan menganalisa profile resiko nasabah.
Penerapan AI / ML di perbankan Beberapa use case yang dapat memanfaatkan teknologi AI/ML adalah sebagai berikut: 1. Chatbot dan Virtual Assistant Bank mempergunakan chatbot (semacam layanan text) dan voice bots (dengan suara) untuk menyelesaikan masalah. Biasanya teknologi yang terlibat disini adalah Natural Language Processing 2.Profiling Nasabah Bank dapat melakukan melakukan komunikasi dan mengambil keputusan berdasarkan profil
detail setiap nasabah. Keputusan diambil tanpa campur tangan manusia. AI mempergunakan data yang terstruktur maupun tidak terstruktur untuk melihat profile customer. Dengan teknologi ini Bank mampu mengukur resiko mereka terhadap nasabah dan ini akan memunculkan banyak produk yang bisa ditawarkan seperti loan dan kartu kredir 3. Menyederhanakan proses Proses yang sifatnya "low value" dan repetitif dapat diserahkan ke pada AI karena AI dilengkapi dengan pengetahuan terkait dengan regulasi dan peraturan perundangan yang berlaku. Lebih jauh lagi AI/ML dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan kegagalan dari sebuah system, hal ini membuka kemungkinan untuk tidak diperlukannya preventive maintenance 4. Mendeteksi pola AI dapat mendeteksi pola dan anomali terkait transaksi yang terindikasi fraud atau pencucian uang (money laundering). Face dan Voice recognition dapat digunakan untuk mendeteksi pelaku fraud. Data juga dapat digunakan untuk menemukan use case dan bisnis insight bary terkait dengan resiko dan kesempatan berinvestasi. Teknologi yang digunakan adalah Machine learning yang dapat membersihkan unstructured data dari noise yang terjadi di dalam data. Complex image recognition dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang dan barang. AI/ML merupakan jawaban atas proses bisnis di perbankan yang mengandalkan business rule dalam berbagai prosesnya.
Implementasi AI / ML di Perbankan Untuk dapat menerapkan AI/ML di perbankan maka bank perlu memperhatikan hal-hal berikut: 1. Membangun digital backbone yang aman dan cepat AI memerlukan data dalam jumlah yang besar dan kualitas yang baik untuk dapat berfungsi secara tepat, melakukan analisis dan membuat keputusan yang benar. Data ini harus dapat bergerak secara aman dan cepat dari satu titik pengumpulan ke titik analisis dan sebaliknya. Data dalam jumlah besar ini dapat memanfaatkan Enterprise Data Warehouse (EDWH) ataupun big data yang sudah dimiliki oleh bank. 2. Mentransformasi sumber daya manusia AI/ML difungsikan untuk melakukan pekerjaan yang repetitif dan "low value" yang berhubungan dengan regulasi dan peraturan perundangan. Namun AI/ML tidak menggantikan peran manusia. AI/ML merupakan komplemen manusia. Manusia difungsikan untuk pekerjaan yang membutuhkan kemampuan analisis yang lebih kompleks yang tidak dapat ditangani oleh AI/ML. Namun demikian perbankan perlu meningkatkan kemampuan sumber dayanya, karyawan perlu diberikan pelatihan yang tepat terkait dengan pemanfaatan AI dalam pekerjaan sehari-hari mereka. 3. Mematuhi peraturan perundangan privasi dan keamanan Terkait dengan data maka meghargai privasi nasabah namun tetap mempertahankan standar keamanan yang tinggi merupakan hal yang sangat penting. AI mempergunakan jumlah data nasabah yang besar untuk "mempelajari" (atau learn) dan melakukan tugasnya. Namun demikian pemanfaatan data ini perlu megikuti peraturan yang sudah ditetapkan secara nasional oleh Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan. Pemanfaatan data ini harus disertai dengan perlindungan terhadap keamanan data nasabah untuk meminimalkan resiko yang mungkin ditimbulkan oleh pemanfaatan data oleh AI. 4. Tetap berhubungan secara langsung dengan nasabah AI membantu customer service perbankan untuk berinteraksi dengan nasabah untuk kebutuhankebutuhan seperti memperkirakan hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang atau memberikan rekomendasi personal kepada nasabah. AI juag dimanfaatkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan secara cepat dan efisien.
Namun AI tidak mempunyai kemampuan emosional dan empathy, dimana hal ini merupakan bagian yang sangat penting dari Customer Servuce. Sehingga perbankan perlu menyeimbangkan AI dengan manusia sehingga bisnis tetap bisa berhubungan dengan nasabah dalam konteks hubungan manusia.