Print Materti Pak Toen.docx

  • Uploaded by: Ddy Ddyan
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Print Materti Pak Toen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,091
  • Pages: 4
KIAT SUKSES MENULIS ARTIKEL OPINI UNTUK KORAN Sebuah Pengalaman Pribadi Oleh Anselmus JE Toenlioe

A. Pendahuluan Menulis tergolong salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa lainnya adalah mendengarkan, berbicara, dan membaca. Menulis sendiri memiliki sejumlah bentuk. Salah satu di antaranya adalah menulis esai. Esai adalah tulisan uraian singkat tentang sesuatu, bisa tulisan ilmiah, bisa juga tulisan non ilmiah. Tulisan non ilmiah misalnya catatan harian, otobiografi, dan penjelasan tentang hal tertentu (Tarigan, 1982). Esai ilmiah adalah tulisan singkat tentang karya ilmu, teknologi, atau seni, yang dihasilkan melalui proses ilmiah. Dalam konteks perguruan tinggi, tulisan ilmiah meliputi skripsi, tesis, disertasi, makalah, tugas akhir, laporan penelitian. Di antara tulisan ilmiah tersebut, artikel dapat digolongkan sebagai esai, yakni tulisan singkat yang bersifat ilmiah. Esei sebagai artikel limiah hanya berisi bagian-bagian penting, yakni temuan penelitian, pembahasan temuan, dan kesimpulan. Selain itu, bagian-bagian esai sebagai artikel ilmiah tidak dibagi menjadi bab dan sub bab, melainkan hanya bagian dan sub bagian. Secara umum bagian-bagian esai artikel terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup, (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 2010). Tulisan opini, khususnya di koran, tabloid, dan majalah, biasanya disebut artikel ilmiah populer. Maksudnya, bersifat ilmiah, namun disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat umum, di luar bidang ilmu yang dikaji. Kajian ini akan difokuskan pada penulisan artikel opini untuk media massa, khususnya koran. Menulis opini untuk koran dan media massa sejenis lainnya, memiliki kemungkinan manfaat berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Meningkatkan kemamapuan berpikir logis dan sistematis Memperdalam dan memperluas penguasaan terhadap bidang keahlian Melatih ketekunan dan kesabaran Memperluas jaringan hubungan sosial Mendapatkan penghasilan tambahan yang bersih dari KKN Mendapatkan kepuasan batin

B. Kerangka isi artikel opini Secara garis besar, tulisan artikel opini terdiri atas pendahulaun, inti, dan penutup. Halhal yang dijawab melalui tulisan artikel opini berkisar pada pertananyaan-pertanyaan tentang apa, mengapa, dan bagaimana. Lebih rinci lagi, selain pertanyaan-pertanyaan di atas, dalam tulisan artikel opini akan dijelaskan hal-hal seperti siapa, di mana, dan bilamana, lengkap dengan argumentasinya. 1

Pada dasarnya tulisan artikel opini adalah tulisan pandangan atau pendapat tentang kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dalam ruang kesenjangan itulah penulis artikel opini bereksplorasi mengembangkan ide dan berargumentasi. Ruang kesenjangan yang diisi itulah inti dari artikel opini. C. Menjaring ide Hal pertama yang mesti dilakukan dalam menulis artikel opini adalah menjaring ide. Konkritnya, mencari dan menemukan ide tentang apa yang hendak ditulis. Pada umumnya media massa, khususnya koran, memprioritaskan tulisan-tulisan aktual. Ketika muncul suatu fenomena yang "wah" dan nyata-nyata menarik perhatian masyarakat, maka fenomena itu layak ditulis. Rentang waktu aktualitas suatu fenomena untuk disajikan di media massa sekitar satu minggu. Ada koran yang membatasi hanya lima hari. Oleh karena itu, sebagaimana telah dikemukakan di atas, sumber utama ide adalah masalah dalam peristiwa sehari-hari yang "wah", yang diasumsikan menjadi perhatian banyak orang, dan tentu saja memerlukan solusi. Umumnya hal yang layak ditulis amat tergantang pada fenomena di masyarakat. Fenomena itu bisa dijaring dari berita di media massa, seperti koran, tabloid, majalah, maupun televisi. Bahkan belakangan ini ada koran yang memuat artikel yang penulisananya berangkat dari akumulasi postingan di dunia maya seperti twitter dan face book. Hal lain yang juga dapat dijadikan rujukan menjaring ide adalah hari-hari penting nasional maupun internasional. Ini lebih terbatas, dibanding menjaring ide dari fenomena yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Kelebihannya, penulis dapat menyiapkan tulisannya jauhjauh hari sebelum masa aktual lewat. Tentu saja seorang penulis, mau tdak mau harus juga seorang pembaca serius. Ada yang mengibaratkan membaca dan menulis seperti meminim air dan berkemih. Makin banyak air yang diminum, makin lancar berkemih. Makin banyak membaca, makin mudah menemukan dan menuangkan ide ke dalam tulisan. D. Teknis menulis Ada dua hal utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam menulis artikel opini. Dua hal tersebut adalah pendekatan dalam menulis, serta panjang kalimat dan paragraf. Tentang pendekatan dalam menulis, ibarat pria dan wanita, realitas sosial selalu menghadirkan dua kutup dikotomis. Pria dan wanita memang berbeda, namun perbedaan itu bukan untuk dipertentangkan, melainkan disinergikan. Sinergi paling disukai adalah menikah. Membangun rumah tangga harmonis, tanpa perlu kehilangan jati diri. Demikian juga halnya pendekatan dalam menulis. Secara umum terdapat dua pendekatan, yakni pendekatan deduktif dan induktif. Penulisan artikel opini bisa dimulai secara induktif, bisa juga secara deduktif, tergantuang selera penulis. Ibarat pria dan wanita saat masih saling melirik, terserah siapa yang berinisiatif melakukan pendekatan terlebih dahulu. Mungkin pria, tapi tak tertutup kemungkinan juga wanita.

2

Pendekatan deduktif adalah pendekatan dari umum ke khusus. Pendekatan ini bisa dilakukan dengan mengutip hasil penelitian tertentu, teori tertentu, paradigma tertentu, bahkan ayat kitab suci tertentu, bila tema tulisan terkait dengan agama. Sedangkan pendekatan induktif adalah pendekatan dari khusus ke umum. Hal khusus tersebut misalnya data tentang suatu fenomena, berita di media masa, bahkan peristiwa hasil pengamatan penulis dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, pendekatan induktif dan deduktif digunakan secara bergantian, dalam mengisi inti tulisan. Terutama dalam berargumentasi untuk meyakinakn pembaca. Tentu saja sesuai fungsi artikel opini, yakni untuk menghantar pembaca berpikir secara logis dan sistematis. Targetnya, pada akhirnya pembaca dapat paham duduk persoalan, serta menerima kesimpulan maupun saran yang dikemukakan penulis. Tetang panjang kalimat dan paragraf, oleh-oleh yang saya dapatkan dari kegiatan penulisan jurnal dapat dijadikan rujukan awal. Dalam suatu acara pelatihan pengelolaan jurnal yang saya ikuti, seorang guru besar bahasa Indonesia memberikan rumus berikut. Satu kalimat berkisar antara 8 sampai 16 kata. Konon bila lebih dari 16 kata, inti pesananya akan menjadi kabur. Sedangkan tentang paragraf, satu paragraf antara dua sampai lima kalimat. Dengan demikian, pesan makro akan tersampaikan secara relatif utuh. Dengan menata panjang kalimat dan paragraf sebagaimana saran di atas, pilihan kata akan menjadi lebih fokus, dan berdampak positif pada efisiensi dan efektifitas penyampaian pesan. Berikut ini beberapa trik untuk menembus kolom artikel opini koran. 1. Mulailah menulis untuk mengirim ke koran kecil, lokal, atau kolom khusus bagi penulis pemula. 2. Cermatilah basis dan kecenderungan media massa yang akan dijadikan obyek pengiriman artikel, misalnya berbasis agama, aliran agama, idiologi politik, disiplin ilmu, dan sebagainya. 3. Untuk majalah atau tabloid, biasanya telah memiliki rubrik tetap. Pelajarilah rubrikrubrik itu. 4. Bila tulisan tidak dimuat, simpanlah, karena mungkin suatu saat akan kembali menjadi aktual. 5. Teruslah menulis, sekalipun temanya tidak cukup aktual, agar bila temanya menjadi aktual, telah tersedia tulisan yang siap dipoles untuk dikirim. 6. Editlah sendiri tulisan yang telah jadi. Saya biasanya membaca ulang 3 kali tulisan sebelum dikirim. 7. Bacalah, amatilah, pahamilah, laksanakanlah, bagikanlah secara lisan, sebarkanlah melalui tulisan, lalu tunggulah hasilnya. Karena segala sesuatu ada waktunya. Selamat berlatih menulis opini. Semoga suskes Buku bacaan:

3

1. Menulis Sebagai Suata Keterampilan Berbahasa, oleh Henry Guntur Tarigan Penerbit Angkasa, Bandung, 1982. 2. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, oleh Mulyadi Guntur Waseso dan Ali Saukah (Penyunting Akhir), Universitas Negeri Malang, 2010.

4

Related Documents

Print Materti Pak Toen.docx
December 2019 10
Pak
November 2019 67
Pak
July 2020 40
Print
October 2019 73
Print
June 2020 42
Print
November 2019 58

More Documents from ""