MIKROBIOLOGI PANGAN Dosen Pengampu matakuliah: Dr. Ir. Herla Rusmarilin , MS. Dipresentasikan oleh Wijiyono
Mahasiswa Mikrobiologi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara 2008
MIKROBIOLOGI PANGAN Pengaruh Suhu Fermentasi terhadap Kinetik Pertumbuhan Saccaromyces cerevisae ( khamir Anggur)
AyunnSENER, Ahmet CANBAS,* M.Omit ONAL University of Cukurova Faculty of Agriculture, Departement of Food Engineering, Balcali, Adana- TURKEY
Abstrak Pengaruh suhu fermentasi (18oC dan 25 oC ) terhadap kinetik pertumbuhan pada fermentasi etanol oleh Sacharoyces ( Zymaflora VL1, Uvaferm CM ) yang diuji dengan menggunakan anggur putih dari Nevsehir- Urgup Turkey Parameter hasil pertumbuhan dari kedua yeast dipengaruhi oleh suhu. Evaluasi terhadap rasa menunjukkan bahwa panelis mampu membedakan fermentasi anggur oleh Uvaferm CM dan zymafloraVLI pada suhu yang berbeda. Panelis lebih suka pada anggur yang difermentasi oleh UvafermCM pada suhu 18oC.
Pendahuluan FERMENTASI (Wheat Wine)
Proses Biokimia komplek
-Pembuatan tradisional menginduksiseleksi yeast ( Jackson, 2000)
SUHU
K. Starter S. Cereviciae
Proses fermentasi
Fleet and Heard ,1993, Garcia et al,2000
SO2
Jenis anggur k.omposisi
-Konsentrasi alkohol -Laju pertumbuhan -Laju fermentasi -Reaksi biokimia -Fase lag -Viabilitas -Panjang fase lag -Enzim dan fungsi membran Kualitas Produk anggur: ( bau dan rasa ) -Komposisi senyawa kimia ( Ester; isoamyl,isobutyl dan hexylacetat
Inter dg. orgns
Tujuan penelitian
Untuk mengetahui pengaruh suhu fermentasi terhadap kinetik pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae.
Untuk mengetahui kualitas fermentasi anggur yang paling baik.
Bahan
Anggur putih ( White Emir grape ) yang di tanam di Cappadofia Turki
Yeast : Saccharomyces cerevisiae ( Zymaflora VL1 ) ( Bordeaux, France) dan Saccharomices cerevisiae (Uvaferm CM ) (Lallemand, france)
Percobaan Fermentasi
Buah anggur dimasukan ke dalam tabung gelas dengan tekanan 1 atm.
Tambahkan 50 mg sulfur oksida perliter , simpan pada suhu 10 derajat celcius selama 24 jam.
Pasteurisasikan pada suhu 70 derajat celcius selama 15 menit dalam pengangas air.
Hasilnya dimasukan ke dalan tabung gelas kaca pada suhu 18 dan 25 derajat celcius dengan ratio inokulasi 0,2%
Sampel fermentasi diambil untuk dianalisa : biomassa, jumlah sel,konsentrasi gula dan etanol.
Analisis Selama
fermentasi, 250 ml tiap sampel dipindahkan selang 12 jam untuk dianalisis jumlah sel yang hidup (Bekker.1991), Biomassa (Bakker, 1991: cruz et al, 2002), Gula (Martein, 1987) dan etanol (ough dan Amerine, 1988)
Analisis
biomasa, kadar gula dan etanol dilakukan setelah proses fermentase berhenti dengan penambahan 2,5% formaldehid (40%).
Sampel
untuk analisis kadar gula dan etanol disimpan pada suhu -25 derajat celcius.
Sampel dalam tabung gelas digoncang goncang supaya homogen.
Masukan dalam rak dan tambahkan 30 mg sulfur oksida per liter.
Simpan selama 3 bulan pada suhu 15 derajat celcius
Jumlah dari hasil parameter kinetik
Laju pertumbuhan dihitung selama fase eksponential: Jumlah sel hidup vs waktu (u*), Nilai biomassa vs waktu (u) , waktu generasi (g), waktu penggandaan (td) dalam laju pertumbuhan.
Rumus : g = 0.693/u* td; 0,693/u
Produksi etanol tetap dihitung dari konsentrasi alkohol vs konsentrasi gula ( Shuler and Kargi, 1992)
Koefisien hasil pertumbuhan ; Yx/s
Koefisien produk: Yp/s
Uji Rasa Anggur
diuji dengan segitiga test menunjukkan adanya perbedaan hasil diantara spesies pada suhu yang berbeda( Barillere and benard, 1986). 10 penguji dari Departement of food engineering of the University of Cukurova mengatakan adanya perbedaan ( P<0.05 dan P<0.01)
Hasil
Gambar 1 . jumlah sel pada variasi suhu yang berbeda
Laju Pertumbuhan dan konsentrasi biomassa maksimum terdapat pada Uvaferm. Tidak ditemukan adanya fase lag selama pertumbuhan
Gambar2. Pengaruh suhu terhadap konsumsi gula dan etanol oleh Zymaflora VL 1.
Gambar 3. Pengaruh suhu terhadap konsumsi gula dan etanol pada yeast Uvaferm CM
Tabel 1. Parameter hasil kinetik dari yeast Zymaflore VL 1
Tabel 2. Parameter hasil kinetik pada yeast Uvaferm CM
Laju pertumbuhan pada suhu 25oC lebih tinggi dari pada suhu 18oC
Tabel 3. Ringkasan dari perbandingan anggur dengan uji segitiga test Number of correct species or tempeterature/total
Number of taster preferred Zymoflore VL1
Number of tasters preferred Uvaferm CM
Zymaflore VL (18 o C) Uvaferm CM (18 o C)
8/10**
3
7
Zymaflore VL1 (25 oC) Uvaferm CM (25 oC)
7/10*
3
7
Zymaflore VL1 (18o C) Zymaflore VL 1 (25 o C)
7/10**
3
7
Uvaferm CM (18 o C) Uvaferm CM (25 o C)
7/10*
3
7
The difference is significant at 5% (*) and 1% (**) Panelis lebih suka anggur yang difermentasikan oleh Uvaferm pada suhu 18 o C
Kesimpulan
Pada fermentasi anggur putih Tidak ditemukan fase lag selama pertumbuhan kedua spesies yeast maupun pada vareasi kedua suhu.
Suhu mempengaruhi terhadap laju pertumbuhan Uvaferm CM lebih cepat dari pada zymaflore Vl1 dan Uvaferm CM
Peningkatan suhu berpengaruh terhadap penurunan ethanol dari kedua spesies yeast
Kualitas hasil fermentasi anggur dari Uvaferm CM lebih bagus dari pada zymaflore VL 1
MIKROBIOLOGI PANGAN