Praktikum 1 (cover+bab 1).docx

  • Uploaded by: Glen Gerald
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Praktikum 1 (cover+bab 1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,874
  • Pages: 24
LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI DAN DRAINASE (1. Pengambilan Tanah Utuh (Undisturbed Soil Sampling)) Oleh: Kelompok/Shift

: 1/B1

Hari, Tanggal Praktikum

: Senin, 11 Maret 2019

Nama (NPM)

: 1. Hafifah Amalia

(240110170058)

2. Geraldine Aradhana (240110170062)

Asisten Praktikum

3. Adhita Pragas D

(240110170066)

4. Rini Azharini

(240110170068)

5. Primus M. Daeli

(240110170079)

: 1. Prayoeda Iskandar 2. Sarah F. Soerya 3. Siti Sarah S 4. Tia Putri Budiarti 5. Yohanes Christian, S.TP

LABORATORIUM KONSERVASI TANAH DAN AIR DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN 2019

Rini Azharini 240110170068 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Tanah merupakan salah satu faktor penting dalam produksi pertanian,

karena tanah merupakan media tanam yang umum digunakan. Pemanfaatan tanah sebagai media tanam masih dominan digunakan dalam dunia pertanian. Tanah merupakan hasil tranformasi zat zat mineral dan organik yang ada di muka bumi. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang berjalan dengan periode yang sangat panjang. Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah di ubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk menjadi batuan tanah diikuti oleh proses pencapuran bahan organik yaitu sisa sisa tumbuhan yang sudah lapuk. Sehingga ketika melihat kedalam tanah akan ditemukan lapisan lapisan yang berbeda. Setiap jenis tipe tipe tanah memiliki ciri yang khas yang dilihat dari sifat fisik, kimia dan biologi. Praktikum kali ini yaitu pengambilan tanah utuh yang berguna untuk menentukan sifat fisik tanah dari pada satu titik pengamatan. Pengambilan contoh tanah ini dilakukan pada tanah utuh karena memiliki struktur yang berbeda dari tanah tidak utuh dan juga tanah tersebut masih belum terganggu oleh faktor luar. 1.2

Tujuan Percobaan Tujuan dilaksanakannya percobaan pada praktikum kali ini adalah: 1. Mengetahui perbedaan tanah utuh (disturbed soil) dan tidak utuh (undisturbed soil); dan 2. Mengetahui tata cara pengambilan sampel tanah utuh (disturbed soil).

1.3 Metodologi Pengamatan dan Pengukuran 1.3.1 Alat dan Bahan A. Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah: 1. 2. 3. 4.

Balok Kayu; Cangkul; Meteran; Palu;

5. Penggaris; 6. Pisau; 7. Plastik; dan 8. Ring Sample; B. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sebidang lahan. 1.3.2 Metode Pelaksanaan Prosedur yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu: 1. 2. 3.

Menyiapkan alat dan bahan; Membersihkan permukaan lahan dari rumput dan serasah; Memapas permukaan lahan sampai mendekati kedalaman tanah 30 cm

4.

dan luas tanah yang dipangkas 50 cm x 50 cm; Memapas kembali permukaan lahan sampai mendekati kedalaman tanah

5.

30 cm dan luas tanah yang dipangkas 15 cm x 15 cm; Meletakan bagian tajam ring di atas permukaan tanah sejauh 10 cm dari permukaan lahan yang memiliki luas 15 cm x 15 cm dan letakkan balok

6.

kayu; Memukul balok kayu dengan palu secara merata sehingga ring masuk

7.

kedalam dan ¼ dari tinggi tabung besi juga masuk kedalam tanah; Melepaskan balok kayu dan mencangkul tanah disekitar ring sample, sehingga ring tersebut dapat diangkat dengan mudah dan tanah di dalam, di atas dan di bawah ring tidak rusak, kemudian tanah di sekeliling ring

8.

dengan hati-hati dibersihkan; dan Menutup ring menggunakan tutupnya, kemudian masukan kedalam plastik diberi label berisi catatan tanah utuh.

Nama :Adhita Pragas D NPM : 240110170066 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Tanah Menurut Suyono Sosrodarsono (1984) tanah didefinisakan sebagai partikel-

partikel mineral yang tersemen maupun yang lepas sebagai hasil pelapukan dari batuan, dimana rongga pori antar partikel terisi oleh udara dan atau air. Akibat dari pengaruh cuaca dan pengaruh lainnya, tanah mengalami pelapukan sehingga

terjadi perubahan ukuran dan bentuk butirannya. Pelapukan batuan dapat disebabkan oleh pelapukan mekanis, kimia dan organis. 2.2

Tanah Utuh (Undistrubed Soil Sample) Tanah utuh (undistrubes soil sample) merupakan contoh tanah yang diambil

dari lapisan tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu. Pengambilan sampel tanah utuh diperlukan untuk berbagai analisa sifat fisik tanah, digunakan untuk penetapan angka volume (berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan dan permeabilitas. Untuk memperoleh contoh tanah utuh yang baik dan tidak terganggu, maka perbandingan antara luas permukaan tabung logam bagian luar dan bagian dalam tidak lebih dari 0,1. Perbandian luas dapat menggunakan rumus sebagai berikut: (Husein, dkk, 2002) 2

2

D 1 −D 2 < 0,1 D 22 Dimana : D1 = diameter tabung bagian luar D2 = diameter tabung bagian dalam . 2.3

Tanah Terganggu (Tidak Utuh) Tanah terganggu merupakan tanah yang memiliki distribusi ukuran

partikel sama dengan seperti tempat asalnya, tetapi strukturnya telah cukup rusak atau hancur seluruhnya. Tanah terganggu digunakan untuk uji klasifikasi dan uji pemadatan. Tanah terganggu dapat diperoleh dari operasi sekop dan garpu, pemotongan dengan auger dan percobaan penetrasi. Untuk mempertahankan kadar air alamiahnya, maka contoh tanah harus diletakan dalam kaleng kedap udara dan tidak korosif. (Puspita, 2001). 2.4

Tekstur tanah Bahan induk tanah yang membentuk tanah ukurannya dapat berlainan.

Bahan induk ini yang disebut sebagai fraksi tanah dapat kasar hingga halus. Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer berupa fraksi liat, debu, dan pasir dalam suatu massa tanah. Partikel-partikel tanah tersebut mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda (Rismunandar, 1993).

Arifin (2002) dalam Rismunandar (1993) mengatakan bahwa tekstur tanah menunjukkan proporsi berat dari partikel-partikel

¿

2 mm yang ditetapkan di

laboratorium. Estimasi di lapangan harus selalu dibandingkan dengan hasil analisis mekanik di laboratorium. Di lapangan, pasir terasa kasar pada jari tangan (ibu jari dan telunjuk) dan dapat dilihat dengan mata telanjang. Kelas-kelas tekstur yang ditetapkan adalah pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, lempung liat berpasir, lempung berliat, lempung liat berdebu, liat berpasir dan liat. Pembagian kelas tektur yang banyak dikenal adalah pembagian 12 kelas tekstur menurut USDA. Nama kelas tekstur melukiskan penyebaran butiran, plastisitas, keteguhan, permeabilitas kemudian pengolahan tanah, kekeringan, penyediaan hara tanah dan produktivitas berkaitan dengan kelas tekstur dalam suatu wilayah geogtrafis (Pairunan, 1997). Soedarmo dan Prayoto (1985) dalam Rismunandar (1993) mengatakan bahwa tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil, sehingga sulit menahan air dan unsur hara, sedangkan tanah-tanah yang berstruktur liat mempunya luas permukaan yang luas, sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Terdapat hubungan yang erat antara tekstur tanah dengan sifat-sifat tanah lain, seperti kapasitas tukar kation, porositas, kecepatan infiltrasi dan permeabilitas.

2.5

Bulk Density Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu

tanah maka semakin tinggi bulk density, yang berarti semakin luas meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral umumnya mempunyai nilai bulk density yang rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya. Bulk density berguna untuk menghitung berat tanah di lapangan. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap–tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Bale, 2001).

Nilai bulk density menggambarkan adanya lapisan pada tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar. Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik (Bale, 2001). Tanah lebih padat mempunyai bulk density yang lebih besar dari pada tanah mineral bagian atas mempunyai kandungan bulk density yang lebih rendah dibandingkan tanah dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas tanahtanah mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 gr/cm3. Tanah organik memiliki nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat mencapai 0,1 gr/cm 3– 0,9 gr/cm3 pada bahan organik. Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan

dengan

penggunaan

tanah

dalam

berbagai

keadaan

(Hardjowigeno, 2010). 2.6

Particle Density Particle density tiap jenis tanah yaitu konstan dan tidak bervariasi dengan

jumlah ruang antara partikel–partikel porositas. Perbedaan kerapatan tanah atau partikel di antara jenis-jenis tanah tidak terlalu besar, kecuali terdapat variasi yang besar di dalam kandungan bahan organik dan komposisi dari mineral tanah. Berat jenis tanah atau particle density dapat menggambarkan partikel-partikel tanah. Hal tersebut bergantung dari berat partikel tanah dan perhitungan volumenya (Bale, 2001). Pada umumnya kisaran particle density tanah-tanah mineral kecil saja, yaitu antara 2,60-2,75 gr/ cm3 . Hal ini disebabkan kwarsa dan silikat kolod yang merupakan komponen tanah mineral utama dan berat jenis mineral-mineral seperti magnetik, granit, epidot, turnaline, dan homblade memiliki particle density yang dapat melebihi 2,75 gr/ cm 3 .

berat ukuran dan cara-cara tersusun partikel-

partikel tanah tidak berpengaruh pada particle density tetapi kandungan bahan organik memberi pengaruh besar pada particle density tanah (Hakim, 2005). 2.7

Porositas Porositas atau ruang pori adalah volume seluruh pori dalam suatu volume

tanah yang utuh yang dinyatakan dalam persen. Porositas total merupakan

indikator awal yang paling mudah untuk mengetahui apakah suatu tanah mempunyai struktur baik atau jelek. Pengukuran porositas total dilakukan pada kedalaman 0–25 cm, dengan menggunakan persamaan (Yunus, 2004): Porositas =

Bobot Isi( BD ) ×10 (1− Bobot jenis butiran )

BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 3.1

Hasil Pratikum

Tabel 1. Hasil Pengukuran Berat Total Ring (kg) Ring Sample (kg) Diameter Ring (cm) Tinggi Ring (cm)

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 0,085 0,0855 0,085 0,0705 0,086 0,071 0,071 0,071 0,0565 0,071 4,85 5

4,75 5

4,75 5,1

4,89 5

4,8 5,1

Geraldine Aradhana S. 240110170062 3.2

Pembahasan Praktikum kali ini mengenai tentang pengambilan tanah utuh atau tanah

yang dalam keadaan tidak terganggu atau tidak ada benda lain seperti plastik, rerumputan atau akar-akaran yang berada di bagian bawah top soil dengan menggunakan ring sampler.

Analisis tanah dilakukan terhadap suatu sampel.

Pengambilan tanah utuh ini memiliki tujuan yaitu untuk menganalisi beberapa sifat fisik tanah nya seperti kerapatan volume tanah, rongga pori, kadar air pada pF-pF tertentu, juga tingkat kempampuan tanah meloloskan air yang melaluinya atau dapat disebut permeabilitas tanah. Praktikum dilakukan dengan beberapa kali pengambilan tanah pada tempat-tempat yang berbeda dengan melakukan pengukuran masing-masing ring sampler. Ring sampler pertama memiliki berat total yaitu 0.085 kg, sedangkan tanpa tutup 0.071 kg, diameter 4.85 cm, dan tinggi ring 5 cm. Ring sampler kedua memiliki berat total yaitu 0.085 kg, sedangkan tanpa tutup 0.071 kg, diameter 4.75 cm, dan tinggi ring 5 cm. Ring sampler ketiga memiliki berat total yaitu 0.085 kg, sedangkan tanpa tutup 0.071 kg, diameter 4.75 cm, dan tinggi ring 5.1 cm. Ring sampler keempat memiliki berat total yaitu 0.0705 kg, sedangkan tanpa tutup 0.0565 kg, diameter 4.89 cm, dan tinggi ring 5 cm. Ring sampler kelima memiliki berat total yaitu 0.086 kg, sedangkan tanpa tutup 0.071 kg, diameter 4.81 cm, dan tinggi ring 5.1 cm. Pengambilan tanah dilakukan pada kedalaman tanah 30 cm dikarenakan agar tanah yang terambil kondisinya hampir menyerupai atau menyamai kondisi lapangan. Manfaat dari pengambilan contoh tanah adalah agar kita mengetahui cara pengambilan contoh tanah dengan metode yang disesuaikan dengan sifatsifat tanah yang akan kita amati. Pengambilan sampel tanah digunakan untuk suatu metode analisis tanah. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah. Kendala saat pengambilan tanah yaitu kurang luasnya area penggalian sehingga saat pengambilan contoh tanah tidak memenuhi ring sampler.

Hafifah Amalia 240110170058 3.2. Pembahasan Praktikum kali ini praktikan melakukan pengambilan tanah utuh atau tanah yang tidak terganggu (undisturbed soil) menggunakan ring sampler. Tanah utuh berbeda dengan tanah tidak utuh, tanah utuh letaknya di bawah top soil, diambil dalam lapisan tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sedangkan tanah tidak utuh adalah tanah yang terganggu oleh keadaan lingkungan. Pengambilan tanah utuh ini dilakukan di sebelah gedung teknologi pangan. Sampel tanah yang diambil mewakili tanah di lokasi pengambilan sampel. Pengambilan sampel tanah utuh ini nantinya dapat digunakan untuk menganalisis beberapa sifat fisik tanah, yaitu: kerapatan volume tanah (soil bulk density), rongga pori (pori total, pori mikro atau pori drainase lambat dan pori makro atau pori drainase cepat), permeabilitas tanah, kadar air pada pF-pF tenterntu, dan lain lain. Sebelum melakukan pengambilan sampel tanah, praktikan melakukan pengukuran terhadap berat, diameter, dan tinggi ring sampler terlebih dahulu, hasil pengukurannya seperti yang telah dituliskan di tabel 3.1. Pemilihan lahan untuk pengambilan sampel ini perlu diperhatikan, sebaiknya mengambil lokasi yang jauh dari pepohonan, tumbuhan, rumput, akar, dan bebatuan, sebaiknya juga tidak menentukan lokasi pengambilan sampel pada lahan yang miring atau curam karena akan menyulitkan praktikan dalam melakukan pengambilan sampel. Untuk mendapatkan sampel tanah utuh, praktikan harus menggali tanah sedalam 30 cm terlebih dahulu, setelah itu ring sampler diletakkan pada permukaan tanah yang telah digali, kesalahan pada kelompok kami adalah ukuran tanah yang digali kurang luas, sehingga menyulitkan praktikan dalam melakukan pengambilan tanah, lebih tepatnya saat memukulkan palu ke balok yang ditaruh diatas ring sampler agar ring sampler terisi dengan tanah, sehingga pada saat diambil ring sampler nya masih kurang terisi penuh pada bagian atas. Ring sampler yang telah terisi dengan tanah lalu dimasukkan ke dalam plastik dan disimpan dengan keadaan rapat, gunanya adalah agar tanah bebas dari udara, selain sampel yang diambil harus bebas dari tumbuhan, akar, dan bebatuan, sampel juga harus bebas dari udara, karena udara yang berada di dalam plastik bisa menguap dan menimbulkan uap air yang dapat mengganggu sampel tanah tersebut. Sampel disimpan selama beberapa hari kemudian dimasukkan ke dalam

oven, gunanya sampel tanah dipanaskan adalah untuk mengurangi kadar air pada tanah sehingga didapatkan berat tanah yang konstan. Pengambilan sampel tanah ini berguna untuk menganalisis sifat fisik tanah, dalam teknik pertanian ilmu ini berguna untuk mengetahui apakah lahan yang akan digunakan baik atau tidak untuk digunakan sebagai lahan pertanian dan lain lain.

Nama: Adhita Pragas D. NPM: 240110170066 3.2

Pembahasan

Praktikum Teknik Irigasi dan Drainase kali ini praktikan melakukan pengambilan sampel tanah utuh yang berada di sekitar halaman gedung TPN. Pengambilan sampel tanah ini dilakukan melakukan analisis fisik maupun kimia pada tanah yang digunakan. Pengambilan tanah dilakukan oleh beberapa kelompok untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat. Tanah utuh memiliki struktur yang belum berubah atau hancur, berbeda dengan tanah tidak utuh yang memiliki struktur yang sudah hancur dan tercampur dengan partikel lain. Tanah utuh memiliki fungsi sebagai penyuplai unsur hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B dan Cl). Tanah utuh menunjang produktivitas dari produksi, baik pada tanaman pangan, obat-obatan maupun industri Pengambilan tanah utuh dilakukan pada kedalam tanah sekitar 30cm, hal tersebut agar tanah yang dijadikan sampel tidak tercampur atau terganggu dengan partikel lainnya. Analisis yang dapat dilakukan pada tanah utuh dari segi fisik adalah bulk density, particle density, porositas, distribusi pori, kadar air, permeabilitas dan penentuan nilai Pf. Segi kimia yang dapat dianalisa adalah pH, kandungan karbon organik, kandungan nitrogen, rasio perbandingan karbon dan nitrogen, kandungan fosfor dll. Contoh tanah yang sudah diambil kemudian dimasukan kedalam kantung plastik yang kedap udara agar nilai pH dan kadar air didalam tanah tidak berubah. Kendala yang terjadi pada praktikum kali ini adalah lubang galian yang dibuat terlalu kecil sehingga membuat praktikan kesusahan dalam menggambil contoh tanah. Kurangnya alat juga menjadi penghambat dalam jalannya praktikum karena harus menggu dari kelompok lain.

Rini Azharini 240110170068

3.2

Pembahasan

Praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan mengenai pengambilan tanah utuh atau undisturbing soil,pengambilan tanah utuh merupakan sebuah tahapan penting untuk menganalisis sifat fisik dan kimia tanah, tanah utuh terdapat pada area sub soil dimana tanah tersebut merupakan tanah yang berasal dari lahan dan belum tercampur dari bahan organik atau pelapukan sisa-sisa tanaman. Tanah memiliki horison-horison yang terdiri dari campuran bahan organik, bahan mineral, air, dan udara, pada setiap horison memiliki struktur dan karakteristik yang berbeda-beda, termasuk tanah utuh yang menjadi bagian dari horison memiliki ciri khusus secara fisik, kimia, struktur dan karakteristik. Pengambilan tanah utuh dapat menggunakan alat yang sederhana yaitu ring sampler yang berbentuk tabung dengan diameter 4,85 cm dan tinggi 5 cm, berat ring sampler 71 gr jika tanpa penutup sedangkan dengan adanya penutup beratnya 85,5 gr pengukuran ring perlu dilakukan untuk mengetahui berat tanah yang akan diambil. Pengambilan tanah dilakukan pada kedalaman 30 cm dimana tanah tersebut merupakan bagian tanah sub soil, secara literatur sub soil merupakan bagian horison yang akan menjadi batas bawah tanah yaitu dengan struktur tanah beralih ke batuan dan bebas dari fauna, tanah pada bagian tersebut memiliki struktur lebih padat daripada top soil, namun belum terdapat batuan tapi bebas dari wilayah perakaran. Pengambilan tanah pada bagian ring sampler atas dan bawah jika sudah terisi dengan tanah sebaiknya dalam keadaan rata karena jika tidak rata akan ada tanah yang terlepas sehingga tanah tidak terisi penuh pada ring sampler hal ini akan mempengaruhi berat ring sampler yang sudah terisi dan berpengaruh jika adanya proses pengeringan karena tanah akan mudah terlepas. Tanah utuh yang dijadikan sebagai sample memiliki tekstur yang lembab, karena jenis tanah yang liat dan pengambilan tanah dilakukan setelah hujan sehingga tanah lembab dan cukup lengket, jika pengambilan sample dilakukan pada kondisi kering maka tanah akan relatif keras, tekstur tanah yang lembab dapat mengindikasikan jika kadar air pada tanah persentasinya cukup besar, agar bisa dipastikan kadar air dalam sample tanah perlu dilakukan pengujian seperti proses pengeringan tanah, selain itu dalam pengujian dapat mengidentifikasi salahM. Daeli Primus 240110170079 satunya nilai porositas dan bulk density tanah. 3.2

Pembahasan

Pratikum kali ini, pratikan melakukan pengambilan sampel tanah utuh dari lahan yang berlokasi disebelah gedung TPN. Pengambilan sampel tanah utuh bertujuan untuk mengetahui kondisi tanah seperti kerapatan pori tanah, permeabilitas tanah, volume tanah dan kadar air yang terkandung didalam tanah. Sifat fisik dari tanah berperan penting pada pertumbuhan tanah sebab kandungan dan kondisi tanah mempengaruhi sistem perakaran tanaman dan merupakan media tanam dari tanaman. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan mengambil sampel tanah utuh dan top soil dari tanah. Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan menggunakan ring sampler dan beberapa alat bantu untuk menggali tanah. Tanah utuh yang diambil berada pada kedalaman 30 cm dari permukaan tanah. Pengambilan sampel tanah utuh dengan kedalaman 30 cm dimaksudkan agar sampel tanah yang diambil tidak dipengaruhi oleh campuran bahan lainnya. Tanah tidak utuh tidak dapat dijadikan sampel untuk diteliti sebab tanah tidak utuh telah banyak tercampur dengan bahan kimia dengan struktur tanah yang tidak beraturan. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran berat dan dimensi dari ring sample. Berdasarkan hasil pratikum, data berat total ring, berat ring sample, diameter ring dan tinggi ring cenderung sama antar masing masing kelompok. Berat ring total (tutup dan ring) adalah 0,085 kg dengan berat tutup ring sample adalah 0,014 kg. Pengukuran dimensi yang didapat adalah diameter ring sample 4,85 cm dan tinggi ring sample 5 cm. Penempatan ring sample yang akan dimasukkan dalam tanah galian harus berada pada posisi vertikal, kemudian balok kayu diletakkan diatas ring sample untuk dipalu hingga ring sample sepenuhnya masuk kedalam tanah. Terdapat kendal pada saat melakukan pratikum kali ini dimana pratikan kesulitan untuk menggali tanah dikarenakan lingkungan tanah yang mulai ditumbuhi rumput dan pengambilan ring sample dari tanah yang menggunakan pisau juga mengalami kesulitan karena tanah galian tidak cukup luas sehingga ruang gerak pratikan terbatasi. Tanah yang telah diambil kemudian ditutup agar tanah pada ring sample tidak terkena air, dimasuki udara ataupun terkena bahan lainnya. Luaran ring sample harus berada dalam kondisi bersih dari tanah yang menempel agar ketika

melakukan pengukuran berat, berat yang didapat adalah hasil utuh dari tanah didalam ring sample. Tanah utuh yang telah diambil pada pratikum kali ini disimpan untuk kemudian dianalisis pada pratikum selanjutnya.

Geraldine Aradhana S. 240110170062 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1

Kesimpulan Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah: 1. Tanah utuh merupakan tanah yang kondisinya tidak terganggu oleh bendabenda lainnya; 2. Tanah utuh berada pada bagian bawah permukaan tanah; 3. Hasil pengukuran ring sampler berbeda-beda dapat disebabkan karena kurangnya ketelitian praktikan dalam pengukuran; dan 4. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan

4.2

Saran Saran pada praktikum kali ini yaitu sebaiknya pengambilan tanah ukur memiliki kedalaman dan luas penggalian yang cukup agar tidak terjadi kesulitan saat pengambilan contoh tanah.

Hafifah Amalia 240110170058 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1

Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum ini adalah: 1. Tanah utuh adalah tanah yang terletak di bawah permukaan tanah dan tidak terganggu oleh faktor luar atau faktor lingkungan

2. Tanah tidak utuh adalah tanah yang berada di permukaan tanah dan terganggu oleh faktor lingkungan seperti sinar matahari, angin, air, bebatuan, dan lain lain. 3. Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan untuk mengetahui sifat fisik tanah seperti kerapatan volume tanah, rongga pori, permeabilitas tanah, dan kadar air tanah. 4.2

Saran Saran dari praktikum ini adalah sebaiknya melakukan pengambilan sampel

tanah di lokasi yang datar, tidak miring atau curam dan memukulkan palu ke balok dengan benar, jangan sampai balok ataupun palu rusak, agar pengambilan sampel tanah mendapatkan hasil yang maksimal dan ring terisi penuh

Nama: Adhita Pragas D. NPM: 240110170066 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1

Kesimpulan Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah sebgai berikut. 1. Tanah utuh adalah tanag yang strukturnya tidak terganggu atau hancur. 2. Pengambilan contoh tanah dilakukan untuk menganalisa sifat fisik dankimia dari contoh tanah yang diambil. 3. Tanah utuh memiliki manfaat dalam menunjang produktivitas dari tanaman karena unsur hara atau nutrisi yang dimilikinya.

4.2

Saran Saran pada praktikum kali ini pada saat mengambil contoh tanah usahakan bahwa tanah yang digali memiliki panjang dan lebar yng cukup untuk mengambil contoh tanah sehingga tidak terjadi kesulitan.

Rini Azharini 240110170068 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.3

Kesimpulan Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah: 5. Pengambilan tanah utuh merupakan sebuah tahapan penting untuk menganalisis sifat fisik dan kimia tanah; 6. Tanah utuh terdapat pada area sub soil dimana tanah tersebut merupakan tanah yang berasal dari lahan dan belum tercampur dari bahan organik atau pelapukan sisa-sisa tanaman; 7. Pengambilan tanah utuh dapat menggunakan alat yang sederhana yaitu ring sampler yang berbentuk tabung dengan diameter 4,85 cm dan tinggi 5 cm; 8. Tanah utuh yang dijadikan sample memiliki struktur lebih padat daripada top soil, namun belum terdapat batuan tapi bebas dari wilayah perakaran; dan 9. Tanah utuh yang dijadikan sebagai sample memiliki tekstur yang lembab.

4.4

Saran Saran pada praktikum kali ini adalah: 1. Sebaiknya pengambilan sample tanah dilakukan pada beberapa tempat yang berbeda agar hasil dapat dibandingkan dan beragam; dan 2. Sebaiknya pengambilan tanah menggunakan ring sampler memiliki ukuran yang cukup luas supaya memudahkan praktikan untuk mengambil sample.

Primus M. Daeli 240110170079 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1

Kesimpulan Kesimpulan dari pratikum kali ini adalah : 1. Secara umum, tanah dibagi menjadi dua yaitu tanah utuh dan tanah tidak utuh;

2. Tanah utuh dijadikan sampel pengambilan tanah karena tanah utuh memiliki kondisi yang tidak terganggu dan tercampuri oleh zat lain; 3. Pengambilan sampel tanah utuh dimaksudkan untuk mengetahui sifat fisik tanah, volume tanah, kerapatan jenis tanah, permeabilitas tanah dan kondisi tanah; dan 4. Ring sample digunakan sebagai wadah sampel tanah yang diamati. 4.2

Saran Saran pada pratikum kali ini adalah : 1. Lingkungan sekitar tanah harus terbebas dari rumput maupun tanaman lainnya agar memudahkan pratikan dalam menggali tanah; dan 2. Pada saat praktikum sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam menggunakan alat agar tidak terjadi kerusakan.

DAFTAR PUSTAKA Bale, A. 2001. Ilmu Tanah I. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Hakim N, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Penerbit Universitas Lampung Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo Husein, Rachmad Achmad ,dan Suroto. 2002. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah. Terdapat pada http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/NOMO R%2002.pdf (Daikses pada Jumat15 Maret 2019, Pukul 20.10 WIB). Rismunandar. 1993. Tanah Seluk Beluknya bagi Pertanian. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Pairunan A, dkk. 1997. Dasar-Dasar Illmu Tanah. Makassar: Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur. Puspita, C. 2001. Studi Mengenai Kuat Geser antara Geotekstil dengan Lapisan Tanah Lempung. Yunus, Y. 2004. Tanah dan Pengeolahan. Bandung: CV. Alfabeta.

LAMPIRAN

Gambar 1. Pengambilan contoh tanah

Gambar 2. Penggalian tanah

Gambar 3. Tanah dalam Ring Sampler

Related Documents


More Documents from ""

Tugas Lpb.docx
July 2020 1
Bab 4 Hasil.docx
July 2020 1
Gently Stilled
May 2020 22
For Some
May 2020 24