PERGURUAN TINGGI ILMU KEPOLISIAN MAHASISWA ANGKATAN LV
LAPORAN PELAKSANAAN ZEMI POLMAS PERTEMUAN KEDUA “PRAKTIK KEGIATAN PETUGAS POLMAS”
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polisi sebagai suatu alat negara yang memiliki tugas pokok dalam menjaga keamanan dan ketertiban umum, menegakkan hukum dengan melindungi mengayomi dan melayani masyarakat, adalah sebagai tumpuan utama untuk menjaga stabilitas keamanan dalam negeri. Polri dalam upaya untuk menciptakan stabilitas keamanan negara tersebut, sesuai dengan Grand Strategi Polri 2005-2025 salah satu program Polri adalah dengan melaksanakan program pemolisian masyarakat
(Polmas)
berdasarkan
Surat
Keputusan
Kapolri
No.Pol.:
Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Polmas; Peraturan Kapolri No. 7 bulan September 2008, tentang Pedoman Dasar Strategi Dan Implementasi Pemolisian Masyarakat Dalam Penyelengaraan
Tugas
Polri;
dan
Surat
Keputusan
Kapolri
No.Pol.:
Skep/433/VII/2006, tentang Panduan Petugas Polmas di BKPM. Pemolisian atau perpolisian masyarakat adalah suatu kegiatan untuk menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib di lingkungan masyarakat dimana di dalam pelaksanaannya Polri tidak sebagai subyek dan masyarakat tidak sebagai obyek akan tetapi kegiatan ini dilakukan bersama-sama antara Polri dan masyarakat melalui kemitraan Polisi dan warga masyarakat dalam menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga dapat dan mampu mendeteksi gejala-gejala yang dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat dan dapat menyelesaikan danmemberikan solusi dalam menghadapi permasalahan yang ada serta mampu menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat setempat.
Pelaksanaan pemolisian masyarakat atau Community Policing ada beberapa kegiatan pokok atau dasar yang harus dilakukan oleh petugas Polmas antara lain : tugas di kantor, patroli, kunjungan atau sambang, memberikan informasi, forum komunikasi, dan kegiatan respon terhadap keadaan darurat seperti mendatangi TKP kejahatan ataupun kecelakaan lalu lintas. Dimana kegiatan tersebut yang akan dilakukan oleh petugas Polmas merupakan kegiatan utama dalam kegiatan program Polmas dengan sasaran akhir adalah terciptanya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat serta dalam lingkup yang lebih luas adalah terjaganya stabilitas keamanan negara. Polmas dalam praktiknya yang sudah dalam kurun waktu kurang lebih selama empat tahun sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Kapolri, masih merupakan suatu program yang belum terlaksana dengan sepenuhnya sempurna karena masih banyak sebenarnya anggota yang belum memahami bagaimana Polmas sebagai falsafah, Polmas sebagai suatu kegiatan dan Polmas sebagai suatu bentuk cara bertindak (CB). Pedoman dan petunjuk pelaksanaan Polmas sudah disusun sedemikian rupa untuk bisa dijadikan pedoman pelaksanaan tugas di lapangan oleh anggota Polmas, namun yang lebih penting adalah bagaimana praktik tugas Polmas tersebut dilaksanakan dengan pengendalian dan pengawasan dari supervisor untuk mencapai tujuan pokok Polmas diterapkan di Indonesia.
B. Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang akan dijawab dalam pembahasan penulisan ini adalah : 1. “Bagaimana sebagai seorang Kapolsek membimbing dan memimpin petugas
Polmas dalam mengenali wilayah dan menyadari keadaan bahaya yang mengancam seperti adanya sarang teroris di daerahnya ?” 2. “Bagaimana kegiatan petugas Polmas dapat memberikan kontribusi dalam
menekan kejadian kejahatan curanmor ?”
ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009
Page 2
BAB II PRESENTASI
A. Anggota Polmas Mengetahui Keadaan Wilayah Tanggung Jawabnya
Misi Community Policing adalah menjaga keamanan dan ketentraman kehidupan masyarakat setempat. Untuk itu petugas Polmas harus memahami keadaan lingkungan dan masyarakat, memahami permintaan masyarakat agar dapat melayani masyarakat secara aktif. Keamanan wilayah bisa dijaga dengan pemahaman dan kerjasama dengan masyarakat berdasarkan atas hubungan baik antara polisi dan masyarakat. Hubungan baik itu lahir dari kepercayaan masyarakat terhadap
polisi.
Agar
mendapat
kepercayaan
masyarakat,
petugas
polisi
melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dengan tulus dan cepat. Ada tiga fungsi kegiatan Community Policing. Yang pertama adalah menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat adalah fungsi yang paling penting, petugas Polmas menangani kesulitan yang dialami masyarakat, misalnya kejahatan, kecelakaan, anak-anak tersesat, kenakalan remaja, dll. Fungsi yang kedua adalah Polmas mempu memberikan informasi mengenai keamanan kepada masyarakat, misalnya dengan membuat berita Berita Polmas. Dengan informasi tentang situasi keamanan wilayah, masyarakat bisa berusaha mencegah kejahatan bahkan hal itu juga berarti melaksanakan akuntabilitas kepada masyarakat. Fungsi yang ketiga adalah memahami kebutuhan masyarakat, petugas Polmas menerima pendapat dan permintaan masyarakat serta memahami situasi lingkungan dengan teliti, hal ini menjadi dasar petugas Polmas untuk melakukan kegiatan. Misi Community Policing dan Fungsi kegiatan Polmas tersebut haruslah bisa diterapkan dalam tataran praktik bagaimana petugas Polmas mengetahui keadaan wilayah tanggung jawabnya, maka seorang Kapolsek yang berperan sebagai supervisor bertanggung jawab dalam pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tugas Polmas haruslah mampu membimbing dan memimpin petugas Polmas dalam aktifitas tugas rutinnya. Konsep pengendalian dan pengawasan Kapolsek terhadap petugas Polmas dapat diaplikasikan dalam tiga bentuk kegiatan yaitu : (a) Membuat rencana kegiatan, (b) Melaksanakan rapat / meeting dengan petugas Polmas dan (c) Memberikan motivasi secara berkala kepada anggota Polmas. ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009
Page 3
a) Rencana Kegiatan Sebuah organisasi dalam menjalankan operasional kinerjanya haruslah didasarkan pada Rencana Kegiatan yang telah dibuat sebelum melaksanakan tugas sebagai pedoman dan acuan dalam melaksanakan kegiatan rutin baik harian, mingguan maupun bulanan, kegiatan akan berjalan secara simultan, sehingga tujuan organisasi akan tercapai secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan memuat tentang : 1. Sasaran 2. Kegiatan / cara bertindak 3. Kekuatan jumlah personil 4. Lokasi 5. Penanggung jawab, dan 6. Hasil yang ingin dicapai Unsur dalam rencara kegiatan tersebut di atas disesuaikan dengan kegiatan petugas Polmas sehingga dalam praktik pelaksanaan tugas petugas Polmas akan terkontrol dan terlaksana dengan baik. a) Meeting / Rapat Kegiatan meeting / rapat adalah forum penting dalam membentuk situasi dan kondisi kerja suatu organisasi dengan baik, dimana seorang Kapolsek dapat menyampaikan arahan, atensi dan penekanan yang perlu diperhatikan oleh anggota Polmas, meeting juga semestinya dimanfaatkan oleh Kapolsek untuk mendengarkan dan mengetahui kendala danhambatan yang dihadapi oleh anggota Polmas dalam melaksanakan tugasnya dan aspirasi keinginan dari masyarakat yang disampaikan oleh masyarakat melalui anggota Polmas. Pelaksanaan tugas dalam kurun waktu tertentu haruslah dianalisa dan dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana program kerja yang sudah dituangkan dalam rencana kegiatan dilaksanakan dalam praktik tugas Polmas, dengan hasil analisa dan evaluasi pelaksanaan tugas dapat diketahui kendala yang dihadapi oleh petugas dan organisasi sehingga bisa diambil suatu kebijakan pemecahan masalah untuk lebih mengoptimalkan kinerja petugas Polmas.
ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009
Page 4
b) Motivasi Pemberian motivasi oleh pimpinan dalam hal ini seorang Kapolsek kepada anggotanya yaitu petugas Polmas sangat besar artinya dalam menumbuhkan semangat kerja anggota, motivasi tidak cukup disampaikan dalam forum rapat atau meeting maupun dalam kegiatan arahan pimpinan (APP) saja namun pemberian motivasi akan lebih memberikan efek bila dilakukan dengan mendampingi petugas Polmas dan pemberian penghargaan (reward). Pendampingan adalah kegiatan pimpinan dalam beberapa kesempatan ikut turun ke lapangan bekerja bersama dengan anggota dalam melaksanakan tugasnya, contohnya saat petugas Polmas melaksanakan tugas patroli atau kunjungan ke rumah warga bersama Kapolsek. Dengan parameter tertentu untuk menilai kinerja anggota yang mendapatkan predikat baik atau berprestasi maka pimpinan memberikan penghargaan (reward) kepada anggota sebagai bentuk penghargaan hasil kerja anggota sehingga akan lebih meningkatkan kualitas kinerja petugas Polmas. Bentuk pengawasan oleh pimpinan sebagaimana telah penulis jelaskan di atas hanyalah salah satu bentuk kegiatan manajerial yang dilakukan oleh pimpinan, namun ada hal lain yang perlu dijelaskan kepada petugas Polmas dalam upaya mereka megerti tentang keadaan wilayah tanggung jawabnya yaitu dengan melakukan pendekatan perubahan manajerial. Sistem manajeriak yang ada saat ini adalah suatu bentuk formal yang sudah dari dulu dilaksanakan yang semestinya seiring dengan perkembangan masyarakat dan dinamikanya maka perubahan dalam manajerial pun haruslah up to date. Perubahan manajerial yang bisa diterapkan oleh Kapolsek dalam membina dan memimpin petugas Polmas agar mengerti tentang keadaan wilayah tanggung jawabnya adalah memberikan pemahaman kepada anggota khususnya petugas Polmas tentang konsepsi masyarakat adalah sebagai mitra kerja bukan lagi hanya sebagai obyek. Dengan menjadikan masyarakat sebagai mitra kerja maka seharusnya polisi haruslah dekat dengan masyarakat dan kemudian bisa bekerjasama dalam menciptakan keamanan di daerahnya, untuk bisa dekat dan bekerjasama maka petugas Polmas haruslah mengenal masyarakatnya tidak hanya mengenal sebatas identitasnya saja namun juga mengenal karakteristik daerah, potensi-potensi yang bersifat mendukung keamanan maupun potensi-potensi yang dapat menimbulkan ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009
Page 5
kerawanan ancaman kejahatan. Dengan demikian petugas Polmas bersama dengan masyarakat akan bisa memetakan wilayah mana yang aman dan daerah mana yang kurang aman sehingga kegiatan kepolisian maupun kegiatan pengamanan swakarsa oleh masyarakat dapat difokuskan bekerja secara efektif dan efisien. Selain itu perubahan manajerial yang semestinya dilakukan secara internal adalah merubah pandangan anggota bahwa suatu kebijakan adalah produk oleh pimpinan dan hanya untuk kepentingan pimpinan satuan atas saja sedangkan anggota adalah hanya sebagai pelaksana, konsep yang salah ini oleh seorang pemimpin haruslah bisa diluruskan dengan pemikiran bahwa suatu kebijakan organisasi dalam hal ini adalah Polmas adalah demi kepentingan umum jadi anggota pun harus merasa bahwa program Polmas juga merupakan bagian dari peran anggota sehingga dengan rasa memiliki tersebut anggota akan dengan kesadaran melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Kegiatan penguasaan wilayah tanggung jawab petugas Polmas dilakukan dengan melakukan pemetaan daerah tugas, yang dibedakan antara daerah Wilayah dan daerah Kawasan. Daerah Wilayah meliputi daerah pemukiman dari lingkungan RT / RW, kelurahan, hingga kecamatan. Sedangkan Daerah Kawasan meliputi daerah obyek kegiatan masyarakat seperti kawasan perbelanjaan, transportasi, perindustrian dll. Setiap daerah mempunyai kerawanan yang berbeda-beda untuk itu petugas Polmas harus mampu untuk melakukan pemetaan terhadap kerawanan daerah tugas tanggung jawabnya sehingga pelaksanaan tugas Polmas akan bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan tugas penguasaan wilayah tanggung jawab petugas Polmas, sebagai Kapolsek harus bisa melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian dalam bentuk : a. Jadwal Dibuat berdasarkan kalender kegiatan masyarakat yang kemudian dituangkan dalam bentuk Rencana Kegiatan (Rengiat) petugas Polmas. Penjadawalan ini sangat penting sebagai bentuk perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.
ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009
Page 6
b. Laporan Dibuat oleh petugas Polmas setiap selesai melaksanakan tugas sesuai dengan Rengiat yang telah dibuat sebelumnya. Laporan hasil pelaksanaan tugas ini dibuat sebgai bentuk pertanggungjawaban petugas Polmas bahwa telah melaksanakan tugasnya dan merupakan bentuk akuntabilitas internal organisasi. c. Produk Tugas Selain bentuk laporan hasil penugasan, sarana kontrol lainnya adalah dalam bentuk bukti hasil tugas, untuk mengetahui dan menguasai wilayah tugasnya, Kapolsek bisa membuat suatu format laporan kegiatan “Tiada Hari Tanpa Teman Baru” yang merupakan kegiatan petugas Polmas dalam mengenali warga masyarakat di wilayah tugasnya. Selain itu petugas Polmas juga dapat menyampaikan pesan dan informasi kamtibmas melalui pembuatan pamflet, leaflet atau brosur yang diberikan kepada masyarakat atau ditempelkan di tempat umum sehingga dapat diketahui oleh masyarakat. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa peran pengawasan dan pengendalian dari seorang Kapolsek atau pimpinan yang lain sangatlah penting dalam upaya petugas Polmas dalam menguasai wilayah tanggung jawabnya, dengan penguasaan terhadap wilayah tugas maka tugas Polmas akan dapat berjalan dengan baik dan akan terjalin hubungan kerjasama secara sinergis antara petugas Polmas dan masyarakat di wilayah tugasnya bekerjasama dalam menciptakan dan menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.
A. Kegiatan Polmas Mampu Menekan Curanmor Penguasaan wilayah yang baik dari anggota Polmas merupakan modal awal bagaimana kegiatan Polmas mampu memelihara keamanan dan ketertiban wilayahnya, tidak hanya dalam pencegahan kejahatan saja namun juga dalam menangani kejahatan tersebut. Kegiatan Polmas secara simultan dan sinergis dengan kegiatan masyarakat merupakan metode pencegahan berbagai jenis kejahatan yang sangat efektif, termasuk juga pencegahan dan dalam upaya menekan kejahatan pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009
Page 7
Jenis kejahatan curanmor saat ini cukup banyak terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat sehingga mampu membeli kendaraan bermotor, kemudahan dalam membeli dengan menggunakan jasa kredit, lahan parkir yang kurang memadai sehingga banyak kendaraan bermotor yang parkir di tempat yang tidak aman. Beberapa faktor di atas merupakan faktor – faktor kerawanan terjadinya kejahatan curanmor. Upaya kegiatan Polmas dalam menekan kejadian curanmor digolongkan dalam 5 (lima) tahapan kegiatan Polmas, yaitu : a. Pembinaan & Penyuluhan (Binluh) Kegiatan pembinaan dan penyuluhan dilaksanakan oleh petugas Polmas dengan sasaran utama adalah menciptakan kesadaran masyarakat tentang keamanan dan ketertiban umum. Pemahaman terhadap keamanan yang herus diubah adalah stigma yang ada dalam masyarakat bahwa keamanan adalah tugas / urusan dari aparan keamanan saja, stigma ini yang perlu dirubah oleh petugas Polmas bahwa keamanan merupakan tugas semua setiap angota masyarakat dan merupakan tanggung jawab bersama. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi akan meningkatkan rasa perduli masyarakat terhadap keamanan lingkungannya, maka masyarakat akan lebih awas terhadap situasi dan kondisi di sekitarnya. Pemilik kendaraan bermotor akan lebih berhati-hati dalam memarkir kendaraan bermotornya, mungkin juga dengan menambahkan kunci ganda atau kunci pengaman yang lainnya, warga akan
lebih
awas
terhadap
orang-orang
asing
yang
ada
di
wilayah
pemukimannya. b. Patroli Rutin
Kegiatan rutin petugas Polmas dalam bentuk patroli sangat penting dalam upaya mencegah atau menekan terjadinya kejahatan curanmor, kegiatan patroli yang dimaksud bukanlah hanya sekedar perpindahan keberadaan petugas dari suatu titik ke titik yang lain namun yang lebih penting adalah selama pergeseran posisi petugas atau selama patroli adalah bagaimana petugas Polmas bisa memberdayakan panca indra fisik dan insting kepolisian.
ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009
Page 8
Pemberdayaan panca indra dimaksudkan adalah petugas akan lebih awas dengan daerah patrolinya dalam arti adalah benar-benar mampu melakukan pengawasan baik dengan melihat, mendengar ataupun merasakan. Sedangkan insting kepolisian juga sangat berperan penting selama kegiatan patroli sehingga akan lebih awas terhadap hal-hal yang mencurigakan. c. Kunjungan Kegiatan petugas Polmas dengan melakukan kunjungan ke rumah warga akan mampu memberikan pengawasan terhadap properti yang dimiliki oleh warga seperti apabila ada warga yang memarkir kendaraan di tempat yang kurang aman maka petugas Polmas bisa mengingatkan kepada warga untuk memindahkan parkir kendaraan warga tersebut ke tempat yang lebih aman. d. Pelayanan Informasi Kegiatan Polmas dalam memberikan informasi keamanan kepada warga baik melalui penyampaian secara langsung maupun penyampaian dengan sarana pamflet, leaflet yang ditempel di tempat-tempat umum yang mudah terlihat oleh warga akan memberikan pengetahuan sehingga warga akan mengerti tentang kejahatan yang terjadi di wilayahnya, apabila yang banyak terjadi adalah kejahatan curanmor maka masyarakat akan lebih awas terhadap kejahatan curanmor dan akan lebih waspada. e. Pelaporan Pelaksanaan pelaporan yang dimaksud bukan hanya pelaporan oleh petugas Polmas kepada satuan yang Polsek / Polres saja namun juga bagaimana sistem pelaporan yang baik dari mulai laporan warga kepada petugas Polmas yang kemudian diteruskan kepada satuan atas. Dengan sistem pelaporan yang baik maka suatu kejahatan akan dengan cepat ditangani dan diungkap, dengan sistem tersebut maka secara simultan akan dapat menurunkan tingkat kejahatan curanmor karena calon pelaku kejahatan sudah mengetahui bahwa sistem pelaporan yang ada di wilayah sasarannya sudah baik dan akan resiko tertangkap akan sangat besar bagi pelaku kejahatan.
ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009
Page 9
BAB III DISKUSI
A. Pertanyaan Mahasiswa Wirdhanto Hadicaksono : Apa upaya yang dilakukan guna menjadikan sistem polmas lebih efektif, tidak terpengaruh oleh pergantian pimpinan ? Mahasiswa Ronaldo Siregar : Dalam pencegahan curanmor, hendaknya lebih baik dengan menggunakan konsep crime prevention dengan pengkajian lebih lanjut sesuai dengan karakterisrik kerawanan daerah masing-masing. Mahasiswa Ricko Abdilah : Salah satu upaya mengatasi curanmor di wilayah lampung selatan, lebih dulu dengan melakukan upaya persuasif kepada masyarakat agar menyerahkan kendaraan bermotor ilegal (hasil curanmor) kepada polisi dan apabila belum terlaksana maksimal, maka dilakukan upaya represif (razia).
B. Jawaban & Tanggapan Mahasiswa Wirdhanto Hadicaksono : Salah satu metode yang diterapkan di wilayah tugas Mahasiswa Wirdhanto untuk mengatasi curanmor, adalah dengan menyadarkan masyarakat bahwa mereka juga bertanggung jawab atas terjadinya curanmor. Metode tersebut berhasil diterapkan di wilayah Tamansari karena adanya pengaruh karakteristik wilayah setempat, contoh : menyatakan bahwa wilayah tertentu rawan curanmor, maka masyarakat akan lebih waspada.
ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009
Page 10
Mahasiswa Setyo Bimo : 1) Seharusnya ada sistem aplikasi polmas oleh Polri yang seragam secara
nasional. Namun hal tersebut perlu pemikiran lebih lanjut, konsep Polmas yang diadopsi dari Jepang melalui kerjasama dalam program JICA tidak bisa diterapkan secara total dalam arti bahwa konsep tersebut yang memang cocok untuk diterapkan di Jepang tidak bisa secara utuh diterapkan di Indonesia namun haruslah disesuaikan dengan nilai-nilai norma yang ada dalam kultur kehidupam masyarakat Indonesia dan terutama terhadap pelaksana program ini yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI). 2) Pergantian pimpinan memang merupakan hal yang sangat berpengaruh
terhadap suatu kebijakan, selama ini bila ada kebijakan dari seorang pimpinan yang kemudian digantikan oleh pimpinan yang lain maka akan terjadi perubahan terhadap kebijakan tersebut bahkan kebijakan yang sebelumnya tidak akan dilaksanakan atau diterapkan lagi. Sehingga kultur kerja yang seperti ini menciptakan pola pikir anggota terhadap kebijakan baru Polmas dianggap sebagai salah satu kebijakan pimpinan saat ini yang mungkin suatu saat nanti bila pimpinan berganti kebijakan program Polmas ini tidak akan dijalankan lagi. Pola pikir inilah yang menyebabkan pelaksanaan tugas anggota Polmas cenderung tidak dilaksanakan secara optimal dan maksimal. Untuk itulah diperlukan suatu komitmen program yang harus berjalan secara berkelanjutan, siapapun pimpinan yang sedang menjabat seharusnya program yang sudah dibuat dalam jangka waktu tertentu haruslah tetap berjalan sebagaimana mestinya. 3) Metode penanganan curanmor melalui kegiatan petugas Polmas di wilayah
tugas Mahasiswa Wirdhanto sudah bagus karena masyarakat telah memiliki tingkat kesadaran dan partisipasi yang tinggi dalam mengatasi curanmor, namun permasalahan yang dihadapi di Indonesia bahwa karakteristik di setiap daerah tidaklah sama, tingkat pendidikan, pemahaman dan kesadaran masyarakat juga tidaklah sama sehingga pola yang tepat digunakan di suatu daerah tidak bisa secara serta merta diterapkan di daerah lain.
ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009
Page 11
BAB IV KESIMPULAN Praktik pelaksanaan tugas Polmas dalam menguasai wilayah tugas dan tanggung jawabnya sangat penting untuk dilaksanakan dengan baik, karena dengan penguasaan wilayah yang baik petugas Polmas akan mampu untuk mengetahui karakteristik daerah dan warga masyarakat yang tinggal di wilayah tugasnya. Seorang Kapolsek dalam membimbing dan mengarahkan petugas Polmas dalam upaya mampu menguasai wilayahnya haruslan lebih menekankan kepada pola-pola pengawasan dan pengendalian yang baik sehingga sasaran tugas akan tercapai secara efektif dan efisien. Seorang petugas Polmas yang sudah menguasai wilayah tugasnya akan bisa mempetakan
daerah
yang
rawan
terhadap
kejahatan
curanmor
sehingga
pelaksanaan kegiatan Polmas dapat lebih di fokuskan di daerah yang rawan kejahatan curanmor tersebut. Selain itu petugas Polmas harus lebih pro-aktif dalam mengajak warga masyarakat untuk lebih memahami dan menyadari tentang kebersamaan dalam tanggung jawab situasi keamanan dan ketertiban lingkungan. Seharusnya ada sistem aplikasi polmas oleh Polri yang seragam secara nasional, pergantian pimpinan memang merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap suatu kebijakan. Untuk itulah diperlukan suatu komitmen program yang harus berjalan secara berkelanjutan, siapapun pimpinan yang sedang menjabat seharusnya program yang sudah dibuat dalam jangka waktu tertentu haruslah tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Jakarta,
Nopember 2009 Penulis
SETYO BIMO ANGGORO No. Mhs. 6874
ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009
Page 12