ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN OTITIS MEDIA KRONIS (OMK) OLEH KELOMPOK IV : 1. HENNI PERTIWI 2. SRI MARDIANI 3. DASMA FITRI YANI 4. MUHAMMAD IKHSAN 5. LILI KARLINA
1.
Pengertian Otitis media kronis adalah infeksi menahun pada telinga tengah. Otitis media adalah proses peradangan ditelinga tengah dan mastoid yang menetap > 12 minggu. Otitis media kronik adalah peradangan telinga tengah yang gigih, secara khas untuk sedikitnya 1bulan. Orang awam biasanya menyebut congek (Alfatih, 2007)
2. Etiologi Otitis media kronis terjadi akibat adanya lubang pada gendang telinga (perforasi) (Mediastore, 2009). Perforasi gendang telinga bisa disebabkan oleh: otitis media akut penyumbatan tuba eustacius cedera akibat masuknya suatu benda ke dalam telinga atau akibat perubahan tekanan udara yang terjadi secara tiba-tiba luka bakar karena panas atau zat kimia. Penyebab lainnya :
Stapilococcus Diplococcus pneumonie Hemopilus influens Gram Positif : S. Pyogenes, S. Albus Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E. Coli. Kuman anaerob : alergi, diabetes mellitus, TBC paru.
3. Klasifikasi a) Otitis media kronik tipe benigna Tipe ini ditandai adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit. Proses peradangan pada OMK posisi ini terbatas pada mukosa saja, biasanya tidak mengenai tulang, umumnya jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya dan tidak terdapat kolesteatom b) Otitis media kronik dengan kolesteatoma Kriteria untuk mendiagnosa kolesteatom kongenital menurut
Derlaki dan Clemis (1965) Berkembang dibelakang membran timpani yang masih utuh. Tidak ada riwayat otitis media sebelumnya.
4. Manifestasi klinis Tipe benigna : Telinga berair ( tidak terlalu berbau busuk ) Gangguan pendengaran Nyeri telinga Vertigo b) Tipe maligna dengan kolesteatoma Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat kepingkeping kecil, berwarna putih mengkilat. Gangguan pendengaran
a)
5. Patofisiologi Ada celah/ liang tengah yang pneumatisasinya terhalang. Diduga tuba eustachius tidak berhasil membuka secukupnya sehingga tekanan udara diruang kedua sisi gendang telinga tengah lebih rendah dari pada udara telinga luar. Otitis media yang berulang akan menghancurkan pars tensa dan tulang pendengaran, luasnya kerusakan tergantung dari berat dan seringnya penyakit kambuh. Prosessus longus inkus menderita paling dini karena aliran darah kedaerah ini berkurang. Infeksi sekunder oleh bakteria dari liang telinga luar menyebabkan keluarnya cairan yang menetap.
6. Pemeriksaan diagnostik Otoskop Pembiakan terhadap cairan yang keluar dari telinga Rongen mastoid atau CT scan kepala Tes Audiometri X-ray
7. Penatalaksanaan a) OMSK Benigna Tenang Pemberian healt education dengan tidak mengorek telinga, tidak memasukkan air ke dalam telinga saat mandi, tidak berenang saat fase-fase pengobatan. Tindakan selanjutnya lakukan operasi rekonstruksi (miringioplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang dan gangguan pendengaran). b) OMSK Benigna Aktif Pembersihan liang telinga dan kavum timpani (toilet telinga). Hal ini dilakukan agar lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media yang baik bagi perkembangan mikroorganisme. Pemberian antibiotik topical Antibiotik topikal berupa Polimiksin B atau polimiksin E, Neomisin, Kliramfenikol, Koli 96%, Pemberian antibiotik sistemik Diberikan berdasarkan kultur kuman penyakit. Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan sekret profus.
8. Komplikasi Menurut Shangbough (2003) komplikasi OMK terbagi atas: a.
Komplikasi Intratemporal Perforasi membran timpani Mastoiditis akut Parese nervus fasialis Labrinitis Petrositis
b.
Komplikasi Ekstratemporal Abses subperiosteal
c.
Komplikasi Intrakranial Abses otak Tromboflebitis Hidrocepalus otikus Empiema subdural/ ekstradural
1.
Pengkajian Riwayat Pengkajian fisik Pengkajian Psikososial Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan pendengaran
2. Diagnosa keperawatan a) Nyeri berhubungan dengan proses peradangan b) Gangguan komunikasi berhubungan dengan efek c)
d)
e) f)
kehilangan pendengaran Perubahan persepsi / sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran Cemas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi. Isolasi sosial berhubungan dengan nyeri , otore berbau busuk Kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan kekambuhan
3. Evaluasi Dx1 : -Nyeri pasien berkurang -Klien tidak meringis kesakitan dan tidak terdapat nyeri tekan. Dx2 :-Jalan nafas normal -Tidak terdapat skret disaluran nafas. Dx3 :-Klien tidak mengalami ngangguan tidur. -Klien tidur dengan normal.
Dx4 :-Cemas pasien berkurang /hilang. Dx5 :-Klien mengerti tentang penyakitnya. -klien mengerti tentang penyebab,tanda dan gejalanya.
Dx6 :Tidak terdapat tanda – tanda infeksi.