PRESENTASI KASUS SEORANG LAKI-LAKI DENGAN PENYAKIT PNEUMONIA YANG DIAKIBATKAN FUNGI Tugas Kepanitraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam RST Dr. Soedjono Magelang
Pembimbing: Kolonel CKM, dr. Dwi Hartanto, Sp. P
Disusun oleh : Pramana Taqwa
30101307039
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2018 LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS SEORANG LAKI-LAKI DENGAN PENYAKIT PNEUMONIA YANG DIAKIBATKAN FUNGI Disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Tk.II dr. Soedjono Magelang
Oleh :
Pramana Taqwa
30101307039
Magelang, Mei 2018 Telah dibimbing dan disahkan oleh,
Pembimbing,
Kolonel CKM, dr. Dwi Hartanto, Sp.P
2
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Presentasi Kasus yang berjudul “Seorang Laki-laki dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis Eksaserbasi Akut dengan Infeksi Sekunder” Presentasi Kasus ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam. Penyusunan tugas ini terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kolonel CKM dr. Dwi Hartanto, Sp.P selaku pembimbing dan seluruh teman kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit Dalam atas kerjasamanya selama penyusunan tugas ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna perbaikan yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri, pembaca maupun bagi semua pihak-pihak yang berkepentingan.
Magelang, Mei 2018
Penulis
3
BAB I LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN •
Nama
: Tn. MA
•
Umur
: 59 th
•
Alamat
: DSN Nglanggaran
•
Pekerjaan
: Tidak bekerja
•
Masuk RS
: 23-05-18 pukul 13.00
•
Bangsal
: Bogenvile
ANAMNESIS Keluhan Utama Sesak napas Keluhan Tambahan 1. Mual (+) 2. Muntah (-) 3. Batuk (+), tidak berdahak dan kering 4. Lemas (+) 5. Nyeri perut (-) 6. Pusing (-) 7. Sakit kepala (-) 8. BAB-BAK lancar 9. Hematemesis-melena (-) Riwayat Penyakit Sekarang •
Pasien merasakan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, sesak nafas terasa sangat sesak sekali terutama pada malam hari dan sangat mengganggu aktivitas pasien, sesak nafas disertai batuk dan mual terutama saat berbaring. Batuk pasien kering dan tidak berdahak, batuk dirasakan sejak 5 bulan yang lalu dirasakan secara terus menerus walaupun sudah diberikan obat, 1 minggu SMRS pasien pernah dirawat dibangsal seruni RST soedjono selama enam hari dengan keluhan sesak yang disertai batuk, pada hari ke enam pasien dirawat di rumah sakit pasien di pulangkan
4
karena sudah tidak ada keluhan, setelah empat hari pulang kerumah pasien mengalami sesak nafas keluhan tersebut disertai batuk-batuk, mual dan dirasakan semakin memberat pada malam hari sudah diberikan oksigen dirumah tetapi tidak berkurang sama sekali, kemudian setelah 3 hari pasien mengalami keluhan tersebut dirumah , pasien dibawa oleh kelurganya ke IGD RST soedjono Magelang dan sekarang dirawat di bangsal bogenvile. Pasien mengaku pernah merokok sejak kelas 3 SD dan telah berhenti merokok sejak tahun 2001.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat sakit bronkitis pada tahun 2001
Riwayat Alergi
: Disangkal
Riwayat Asma
: Disangkal
Riwayat Penyakit Paru (TB) : Disangkal
Riwayat Penyakit Jantung
: Disangkal
Berkeringat malam hari
: Disangkal
Riwayat HT
: pasien memiliki riwayat hipertensi
Riwayat DM
: pasien memiliki riwayat DM
Riwayat Kolesterol
: Pasien memiliki riwayat sakit kolesterol
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengaku kakek dan ayahnya juga pernah mengalami hal serupa
Riwayat Alergi
: Disangkal
Riwayat Asma
: Disangkal
Riwayat Penyakit Paru (TB) : Disangkal
Riwayat Penyakit Jantung
: Disangkal
Riwayat HT
: Disangkal
Riwayat DM
: Disangkal
5
Riwayat Pengobatan/Operasi Terkait penyakit sekarang pasien pernah dirawat 1 minggu SMRS di bangsal seruni.
Riwayat Sosial Ekonomi Penderita merupakan seorang pensiunan, tinggal serumah dengan anaknya. Pasien hanya beraktifitas dirumah dan tidak melakukan pekerjaan berat.
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 18 Mei 2018 di Bangsal Bogenvile. Keadaan Umum
: Tampak Sesak
Kesadaran
: Compos Mentis / E4 M6 V5 (GCS : 15)
BB/TB
: 50 kg/ 160 cm
Vital Sign
:
-
Tekanan Darah
: 130 / 90 mmHg
-
Nadi
: 114 x / menit
-
Respirasi
: 30 x / menit
-
Temperatur
: 36.30C
-
Saturasi
: 90 % , dgn NC O2 3 ltpm
Kepala: -
Wajah: -
Normosefal, rambut hitam, tidak mudah dicabut
Simetris, tidak tampak edema,
Mata: -
Konjungtiva Anemis -/- Sclera Ikterik -/-
-
Conjunctiva Suffusion (-)
-
Pupil Isokhor, Refleks Pupil +/+
Hidung: -
Nafas cuping hidung (-)
6
-
Mukosa hiperemis -/-
-
Sekret -/-
-
Epistaksis –
Mulut: -
Mukosa normal
-
Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, uvula ditengah
Leher: - Pembesaran KGB (-) - JVP 5 + 2 cm
Thorax -
:
Pulmo
Pemeriksaan
Pulmo Dekstra
Inspeksi
Pergerakkan dada simetris,
Pulmo Sinistra
(+) retraksi, barrel chest (-) Palpasi
Vocal fremitus normal pada kedua lapang paru
Perkusi
Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi
Ekspirasi
diperpanjang,
Ronkhi
basah
(+/+),
Wheezing (-/-)
- Cor o Auskultasi :Bunyi jantung I & II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
:
Inspeksi
: Datar, caput medusae (-),
Auskultasi
: BU (+) normal
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), hepatosplenomegaly (-), nyeri
ketok CVA (-) Perkusi
Ekstremitas
: Timpani di seluruh lapang abdo, shifting dullness (-)
:
Akral dingin ext. Superior -/- ext. Inferior -/7
Sianosis ext superior -/- ext. Inferior -/-
Edema ext. Superior -/- edema ext. Inferior +/+
CRT < 2 detik
HIPOTESIS Pneumonia
8
PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Rutin •
WBC
: 12,3
(3.6-11)
•
RBC
: 5,23
(3.90-5.50)
•
PLT
: 224
(150-440)
•
HGB
: 14,9
(12-16)
•
MCH
: 28,5
(26-35)
•
MCHC
: 33.7
(31-36)
•
MCV
: 84,5
(80-100)
•
HCT
: 44,2
(35-47)
•
GOT
: 18
(0-37)
•
GPT
: 15
(0-41)
•
Ureum
: 31
(17-43)
•
Kreatinin
: 1.2
(0.9 – 1.3)
•
Glucosa
: 166
(70-115)
•
MTB NOT DETECTED
Hasil pemeriksaan gram Bahan : sputum Makroskopis : putih kental Mikroskopis : Ditemukan : Epitel Gepeng : > 25/ LPB Leukosit
: > 25/LPB (Predominasi PMN)
Eritrosit
: 1-2 LPB
Kuman kokus gram positive : +++ kuman batang gram negative : +/Kesan : kemungkinan infeksi dan bakterial (co-infection) Saran : kultur
9
EKG Irama
: sinus
Frekuensi
: 118/menit
Axis
: normoaxis
Gel. P
: <2,5 kotak kecil
PR interval
: 4 kotak kecil
Kompleks QRS
: 2 kotak kecil
Segmen ST
: isoelektris
Gel T
: tak tampak T inverted
Kesan
: sinus takikardi, LVH
X-Foto Thorak AP •
Infiltrat tersebar di pulmo dextra yang meluas ke lobus superior sinistra, fibrosis suprahiler (+)
•
Cardiomegaly
•
Trachea dan mediastinum di tengah
•
Tak tampak penebalan hilus
•
Sistema tulang normal
•
Kesan : suspek TB paru lesi luas lama aktif
Test TCM TB MTB not detected.
DAFTAR ABNORMALITAS 1. Sesak 3 hari yang lalu 2. Sesak semakin memberat timbul pada malam hari saat cuaca dingin tanpa aktifitas 3. Batuk berdahak putih kental sejak 5 bulan yang lalu 4. Gambaran bronchopneumonia secara 5. Rhonki basah +/+ 6. Leukosit tinggi 7. Riwayat perokok
10
DAFTAR MASALAH •
Pneumonia (1, 3, 4, 6)
•
PPOK eksaserbasi akut (2, 5, 7 )
RENCANA AWAL •
Problem 1
Assesmen
: Pneumonia
Penunjang
: DR, foto rontgen
Tatalaksana
: - Infus RL 20 tpm - NRM O2 5 ltpm - Azitromicin 2x250 mg - inj ceftriaxone 1x2 gr - Curcumin 3x1 - inj lansoprazole 1x2 - ranitidin tab 1x2
Monitoring
•
: Keadaan umum, tanda vital
Problem 2
Assesmen
: PPOK eksaserbasi akut
Penunjang
: SpO2
Tatalaksana
:
- Infus RL 20 tpm - NRM O2 5 ltpm - Cetirizine 1x1 tab 1mg - Retaphyl SR 300 mg 3x1/2 - Azitromicin 2x250 mg - Ambroxol 3x1 - Nebulizer ventolin+flexotid per 12 jam - inj ceftriaxone 2x1 gr - Curcumin 3x1 - Salbutamol 2x1 mg tab - inj lansoprazole 2x1 - ranitidin 2x1 11
Monitoring : Keadaan umum, tanda vital, SpO
DIAGNOSIS Penyakit Paru Obstruktif kronik eksaserbasi akut dengan infeksi sekunder PLANNING Terapi - Infus RL 20 tpm - NRM O2 5 ltpm - Cetirizine 1x1 tab 1mg - Retaphyl SR 300 mg 3x1/2 - Azitromicin 2x250 mg - Ambroxol 3x1 - Nebulizer ventolin+flexotid per 12 jam - inj ceftriaxone 2x1 gr - Curcumin 3x1 - Salbutamol 1x2 mg tab - inj lansoprazole 1x2 - ranitidin 2x1 Monitoring a. Keadaan umum, SpO2, dan tanda vital
PROGNOSIS -
Quo ad vitam
: bonam
-
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
-
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam
12
FOLLOW UP
Tanggal
Catatan Integrasi
Instruksi
26/12/17
S : Lemas, sesak, batuk berdahak
P: Rontgen thoraks, DR, OT PT, GDS,
Pukul
O : KU: sakit sedang
UCRET
10.00
Kes: compos mentis
Infus RL 20 tpm
TTV:
NRM O2 5 ltpm
TD: 130/80
Cetirizine 1x1 tab 1mg
N: 103x/menit
Retaphyl SR 300 mg 3x1/2
RR: 28x/menit
Azitromicin 2x250 mg
t: 37,3oC
Ambroxol 3x1
Nebulizer ventolin+flexotid per
KA -/-, Wh -/-, Rh +/+, NTE (-) CRT <2s, SpO2 98% terpasang NRM
12 jam
13
DR leukosit 16.5 (3.6-11)
inj ceftriaxone 1x2 gr
OT PT GDS UCRET (DBN)
Curcumin 3x1
A:
Salbutamol 2x1 mg tab
PPOK eksaserbasi akut
inj lansoprazole 2x1
27/12/17
S : Lemas, sesak, batuk berdahak
TCM
Pukul
O : KU: sakit sedang
Infus RL 20 tpm
07.00
Kes: compos mentis
NRM O2 5 ltpm
TTV:
Cetirizine 1x1 tab 1mg
TD: 110/70
Retaphyl SR 300 mg 3x1/2
N: 90x/menit
Azitromicin 2x250 mg
RR: 20x/menit
Ambroxol 3x1
Nebulizer ventolin+flexotid per
o
t: 37.1 C
KA -/-, Wh -/-, Rh +/+, NTE (-)
12 jam
inj ceftriaxone 2x1 gr
Curcumin 3x1
A:
Salbutamol 2x1 mg tab
PPOK eksaserbasi akut
inj lansoprazole 2x1
CRT <2s, SpO2 98% terpasang NRM
28/12/17
S : Lemas, demam, sakit kepala
Pukul
O : KU: sakit sedang
Infus RL 20 tpm
07.00
Kes: compos mentis
NRM O2 5 ltpm
TTV:
Cetirizine 1x1 tab 1mg
P:
TD: 140/60
Retaphyl SR 300 mg 3x1/2
N: 83x/menit
Azitromicin 2x250 mg
RR: 20x/menit
Ambroxol 3x1
Nebulizer ventolin+flexotid per
o
t: 36.5 C
KA -/-, Wh -/-, Rh +/+, CRT <2s,
12 jam
NTA (-), 98% terpasang NRM
inj ceftriaxone 2x1 gr
Rontgen thoraks : bronchopneumonia
Curcumin 3x1
A:
Salbutamol 2x1 mg tab
PPOK eksaserbasi akut
inj lansoprazole 2x1
14
29/12/17
S : Lemas, sesak, batuk berdahak
Infus RL 20 tpm
Pukul
O : KU: sakit sedang
NRM O2 5 ltpm
07.00
Kes: compos mentis
Cetirizine 1x1 tab 1mg
TTV:
Retaphyl SR 300 mg 3x1/2
TD: 100/70
Azitromicin 2x250 mg
N: 80x/menit
Ambroxol 3x1
RR: 20x/menit
Nebulizer ventolin+flexotid per
o
t: 36.2 C
12 jam
KA -/-, Wh -/-, Rh +/+, NTE (-)
inj ceftriaxone 2x1 gr
CRT <2s, SpO2 97% terpasang NRM
Curcumin 3x1
TCM (-)
Salbutamol 2x1 mg tab
A:
inj lansoprazole 1
PPOK eksaserbasi akut
30/12/17
S : Lemas, sesak, batuk berdahak
P : DR, albumin, GDS, LED, VCT HIV
Pukul
O : KU: sakit sedang
07.00
Kes: compos mentis
Infus RL 20 tpm
TTV:
NRM O2 5 ltpm
TD: 100/60
Cetirizine 1x1 tab 1mg
N: 84x/menit
Retaphyl SR 300 mg 3x1/2
RR: 20x/menit
Azitromicin 2x1 250 mg
t: 36.5oC
Ambroxol 3x1
Nebulizer ventolin+flexotid per
KA -/-, Wh -/-, Rh +/+, NTE (-) CRT <2s, SpO2 97% terpasang NRM
12 jam
inj ceftriaxone 2x1 gr
A:
Curcumin 3x1
PPOK eksaserbasi akut
Salbutamol 2x1 mg tab
inj lansoprazole 2x1
31/12/17
S : Lemas, sesak, batuk berdahak
Infus RL 20 tpm
Pukul
O : KU: sakit sedang
NRM O2 5 ltpm 15
07.00
Kes: compos mentis
Cetirizine 1x1 tab 1mg
TTV:
Retaphyl SR 300 mg 3x1/2
TD: 100/60
Azitromicin 2x250 mg
N: 84x/menit
Ambroxol 3x1
RR: 20x/menit
Nebulizer ventolin+flexotid per
t: 36.5oC
12 jam
KA -/-, Wh -/-, Rh +/+, NTE (-)
inj ceftriaxone 2x1 gr
CRT <2s, SpO2 97% terpasang NRM
Curcumin 3x1
Salbutamol 2x1 mg tab
inj lansoprazole 2x1
A: PPOK eksaserbasi akut
01/12/18
S : Lemas, sesak, batuk berdahak
P : DR
Pukul
O : KU: sakit sedang
Infus RL 20 tpm
07.00
Kes: compos mentis
NRM O2 5 ltpm
TTV:
Cetirizine 1x1 tab 1mg
TD: 110/60
Retaphyl SR 300 mg 3x1/2
N: 83x/menit
Azitromicin 2x250 mg
RR: 18x/menit
Ambroxol 3x1
t: 36.5oC
Nebulizer ventolin+flexotid per
KA -/-, Wh -/-, Rh -/-, NTE (-)
inj ceftriaxone 2x1 gr
Curcumin 3x1
A:
Salbutamol 2x1 mg tab
PPOK eksaserbasi akut
inj lansoprazole 2x1
S : Lemas, batuk
Infus RL 20 tpm
CRT <2s, SpO2 97% terpasang NRM
02/12/18
12 jam
16
Pukul
O : KU: sakit sedang
NRM O2 5 ltpm
07.00
Kes: compos mentis
Cetirizine 1x1 tab 1mg
TTV:
Retaphyl SR 300 mg 3x1/2
TD: 100/60
Azitromicin 2x250 mg
N: 84x/menit
Ambroxol 3x1
RR: 20x/menit
Nebulizer ventolin+flexotid per
o
t: 36.5 C
12 jam
KA -/-, Wh -/-, Rh +/+, NTE (-)
inj ceftriaxone 2x1 gr
CRT <2s, SpO2 97%
Curcumin 3x1
Salbutamol 2x1 mg tab
inj lansoprazole 2x1
A: PPOK eksaserbasi akut 03/12/17
S : Lemas, sesak, batuk berdahak
Infus RL 20 tpm
Pukul
O : KU: sakit sedang
NRM O2 5 ltpm
07.00
Kes: compos mentis
Cetirizine 1x1 tab 1mg
TTV:
Retaphyl SR 300 mg 3x1/2
TD: 100/60
Azitromicin 2x250 mg
N: 84x/menit
Ambroxol 3x1
RR: 20x/menit
Nebulizer ventolin+flexotid per
o
t: 36.5 C
12 jam
KA -/-, Wh -/-, Rh +/+, NTE (-)
inj ceftriaxone 2x1 gr
CRT <2s, SpO2 97% terpasang NRM
Curcumin 3x1
Salbutamol 2x1 mg tab
inj lansoprazole 2x1
A: PPOK eksaserbasi akut
Kontrol 9/1/18
S : T.A.K
Ranitidin 2x1 (12)
O:
Salbutamol 2mg 2x1 (20)
Kes: compos mentis
Cetirizin 10mg 2x1 (10)
TTV:
Ambroxol tab 2x1 (10)
Berotec aerosol (1)
TD: 120/80
17
N: 81x/menit
RR: 19x/menit
t: 36.6oC
KA -/-, Wh -/-, Rh -/-, CRT <2s A: Post opname PPOK eksaserbasi akut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) Penyakit dengan karakteristik hambatan aliran udara menetap dan progresif disertai dengan peningkatan respon inflamasi kronis pada saluran napas dan paru terhadap partikel berbahaya. Kondisi ini akan bertambah buruk seiring bertambahnya waktu. Gejala utama antara lain batu, produksi sputum, dan sesak napas. 2.1.1 Faktor Risiko 1. Pajanan asap rokok 2. Polusi udara 3. Pekerjaan 18
4. Kelainan embriologi 5. Genetik (defisiensi antitripsin alfa-1) 2.1.2 Patofisiologi Merokok adalah sebab paling utama dari PPOK, dan juga beberapa faktor lain seperti polusi udara. Di negara berkembang, salah satu sumber polusi udara biasanya adalah asap dari api yang digunakan untuk memasak, ditambah lagi dengan ventilasi rumah yang buruk. Jika terpapar penyebab iritasi dalam jangka waktu lama maka akan mengakibatkan reaksi inflamasi di paru. Asap pada rokok dapat merusak silia pada bronkus dan bronkiolus pada paru, asap rokok juga dapat memicu hipersekresi mukus pada bronkus maupun bronkiolus. Silia yang normal seharusnya dapat bergerak mengantarkan mukus untuk dikeluarkan, pada perokok silia tersebut tidak bisa mengeluarkan mukus yang diproduksi berlebih akibat hipersekresi karena pengaruh dari paparan asap rokok. Asap rokok juga dapat menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan. Dalam indeks Brinkman, perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap perhari dikalikan rama rokok dalam tahun :
Ringan
: 0-200
Sedang
: 200-600
Berat
: >600
Secara fisiologis, saat manusia melakukan inspirasi maka lumen udara pada paru akan berdilatasi, saat manusia melakukan ekspirasi maka lumen udara pada paru akan berkonstriksi. Pada kasus PPOK, lumen udara yang menyempit membuat udara dari dalam paru tidak bisa dikeluarkan secara maksimal, akibatnya banyak udara yang terperangkap didalam paru-paru. Makin banyak udara yang terperangkap didalam paru berakibat terganggunya pertukaran O2 dan CO2 didalam alveolus, menyebabkan kandungan CO2 dalam tubuh meningkat. Kompensasi dari tubuh adalah meningkatkan RR namun hal tersebut justru memperburuk keadaan dari pasien karena makin banyak udara yang terjebak didalam paru-paru.
2.1.3 PPOK Eksaserbasi Kriteria eksaserbasi PPOK memiliki gejala kardinal, antara lain sputum berubah warna, produksi sputum makin banyak atau mengental, dan sesak napas yang memberat. Gejala dapat disertai batuk yang semakin sering, keterbatasan aktivitas, dan pada BGA ditemukan Ph darah <7.35.
2.2 Pemeriksaan Penunjang 19
Pemeriksaan penunjang pada penyakit PPOK bisa dilihat dari rontgen thoraks dan pemeriksaan spirometri. Pada rontgen thoraks terdapat gambaran hiperinflasi, hiperlusen, diafragma mendatar, dan corakan bronkovaskular meningkat. Penilaian spirometer harus dikombinasikan dengan pemeriksaan fisik yang sesuai untuk membantu meningkatkan keakuratan diagnosis PPOK. Manfaat utama dari spirometri yaitu untuk menilai derajat keparahan dari PPOK. Spirometri dilakukan ketika pasien tidak dalam eksaserbasi akut karena membuat hasil menjadi bias. Klasifikasi PPOK adalah sebagai berikut :
Ringan
: VEP detik pertama >80%
Sedang
: VEP detik pertama 50% - 80%
Berat
: VEP detik pertama 30%-50%
Sangat Berat : VEP detik pertama <30%
2.3 Diagnosis Banding PPOK harus dibedakan dengan penyakit asma, berikut adalah perbedaannya : PPOK
ASMA
Tidak disertai riwayat atopik pada dirinya Disertai riwayat atopik pada dirinya maupun maupun keluarga
keluarga
Biasa terjadi pada usia lanjut
Biasa terjadi sejak usia muda
Irreversibel
Reversibel
Dipicu oleh sel inflamasi
Dipicu oleh alergen
Struktur anatomi berubah
Struktur anatomi tidak berubah
Auskultasi terdengar ronkhi basah
Auskultasi terdengar wheezing
20