Pp Lesty.pptx

  • Uploaded by: Harry Yoss
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pp Lesty.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,865
  • Pages: 96
Jenis-Jenis Kuman Salmonella Typhi Salmonella Paratyphi A

Salmonella Paratyphi B Salmonella Paratyphi C

Epidemiologi Typhoid 

Reservoar, Sumber dan Rute Penularan



Manusia → reservoir, carrier Infeksi Salmonella → makanan & minuman terkontaminasi Masa Inkubasi



Demam Typhoid : 1-2 minggu Demam Paratyphoid : 1-10 hari Masa Penularan Dari minggu pertama sampai sembuh. 10% sampai 3 bulan. 2-5% menjadi carrier tetap. (dr. Jan Tambayong, 2000, hal. 47-48)

Salmonella Typhi

Morfologi Kuman Salmonella Typhi Berbentuk batang, tidak berspora Tidak bersimpai Mempunyai flagel feritrik (fimbrae) Pewarnaan gram bersifat negatif Ukuran 2-4 mikrometer x 0,5 – 0,8 mikrometer Bergerak dengan bulu getar

Fisiologi Kuman Salmonella Typhi Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fulkuatif anaerob pada suhu 15-410C (suhu pertumbuhan optimum 370C ) dan pH pertumbuhan 6-8. Pada umumnya isolat kuman Salmonella dikenal dengan sifat-sifat, geraj ositif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbito positif dan memberi hasil negatif pada reaksi indol. laktosa, voges, praskauer dan KCN. Sebagian besar isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S. Salmonella Typhosa hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas fermentase glukosa. Pada agar SS, EMB, dan MacConkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwarna. Pada agar Wilson Blair koloni kuman berwarna hitan berkilat logam akibat pembentukan H2S. Memiliki minimal 3 antigen ( O, h, V1).

Daya Tahan Kuman Salmonella Typhi 







Mati oleh sinar matahari /pemanasan suhu 600C (15-20 menit) Dapat dibunuh dengan cara pasteurisasi, pendidihan, dan klorinasi serta pada keadaan kering. Bertahan hidup pada es, salju dan air selama 4 minggu sampai berbulan-bulan Hidup subur pada medium yang mengandung garam metil, tahan terhadap zat warna hijau brilian dan senyawa natrium tetratinoat dan natrium deoksilat yang digunakan u/ isolasi Salmonella dalam tinja.

Cara Penularan Kuman Salmonella Typhi Sumber penularan dari feses dan urin yang mengandung bakteri Salmonella Typhi yang dibawa atau disebarkan oleh lalat

Typhoid Suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh Salmonella Type A, B dan C yang dapat menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi

Etiologi Typhoid Kuman Salmonella Typhi dan Salmonella Paratyphi yang hidup disanitasi lingkungan dan hygiene yang buruk melalui 5F [food, finger, fomitus (muntah), fly (lalat), feses]

Manifestasi Klinis Typhoid • Bradikardi relatif/takhikardi Minggu I • Obstipasi / diare • Lidah putih dan kotor • Tepi lidah terlihat merah, lidah tremor • ”RESEOLA” • Muka tampak pucat Minggu II • Lidah kering , diliputi lapisan lendir kental • Nafsu makan berkurang • Mencret disertai sakit perut. Minggu III

• Demam mulai turun secara bertahap • Perut terasa sangat sakit, konstipasi • Lidah kotor ditutupi selaput kecoklatan, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor • Hati dan limpa membesar • Nyeri pada perabaan • Denyut nadi cepat dan lemah • Terjadi pendarahan usus • Gangguan pada kesadaran apatis-samnolen-kematian

Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan

Pencegahan • Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan Keperawatan • Diet

Pencegahan 

Usaha terhadap lingkungan hidup :  Desinfeksi semua ekskreta dan objek terkontaminasi  Penyediaan air minum yang memenuhi syarat  Pembuangan kotoran manusia yang hygiene  Pemberantasan lalat.  Pengawasan terhadap rumah-rumah dan penjual makanan. (Mansjoer Arif, 1999)



Usaha terhadap manusia.  Imunisasi massal pada interval berulang, kecuali pada demam paratyphoid. (G C Cook, 2002, hal. 64)  Penkes personal hygiene & sanitasi. (Mansjoer Arif, 1999)

Penatalaksanaan Medis 



Obat-obatan o Chloramphenicol “drug of choice” o Tiamfenikol o Ampisilin dan amoksilin. o Kotrimoksasol` o Sefalosporin Generasi Ketiga. Imunisasi o Vaksin ‘sel utuh’ yang telah dimatikan dengan suhu panas o Vaksin polisakarida kapsular Vi o Vaksin oral dalam kapsul enteric yang mengandung Salmonella Typhi 21a hidup yang dilemahkan.

Penatalaksanaan Keperawatan  





Asuhan Keperawatan Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam turun atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya transfusi bila ada komplikasi perdarahan. Pendidikan kesehatan mengenai hygiene.

Diet Cukup kalori dan tinggi protein. Pada penderita yang akut : Bubur saring Bebas demam : • Bubur kasar selama 2 hari • Nasi tim • Nasi biasa selama 7 hari.  Makanan lunak, rendah serat. Sayuran rendah serat





Komplikasi

Komplikasi intestinal • Perdarahan usus, Perporasi usus, Illius paralitik Komplikasi extra intestinal • Kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis, trombosis, tromboplebitis. (Kardiovaskuler) • Anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia hemolitik. (Darah) • Pneumonia, empiema, dan pleuritis (Paru) • Hepatitis, kolesistitis (Hepar & kandung empedu) • Glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis (Ginjal) • Osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis (Tulang) • Delirium, meningiusmus, meningitis, polineuritis perifer, sindroma Guillain bare dan sidroma katatonia. (Neuropsikiatrik)

WOC

Pengkajian Keperawatan Biodata klien dan penanggung jawab

Riwayat kesehatan Pemeriksaan Fisik

11 Fungsional Gordon

Riwayat kesehatan Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya klien dirawat di rumah sakit dengan keluhan sakit kepala, demam, nyeri dan pusing, serta berat badan berkurang, mual muntah, anoreksia, sakit di perut, diare dan nyeri otot

Riwayat Kesehatan Dahulu Kaji adanya riwayat penyakit lain atau pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya

Riwayat Kesehatan Keluarga Kaji adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama (penularan)

Pemeriksaan Fisik o o o o o o o o o o

Keadaan Umum Kepala dan Leher Dada dan Abdomen Sistem Respirasi Sistem Kardiovaskuler Sistem Integumen Sistem eliminasi Sistem Muskuloskolesal Sistem endokrin Sistem Persyarafan

Keadaan Umum Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, pucat, mual, perut tidak enak, anorexia

Kepala dan Leher Biasanya pada pasien typhoid kepala tidak ada bernjolan, rambut normal, kelopak mata normal, konjungtiva anemia, pucat/bibir kering, lidah kotor, ditepi dan ditengah merah, fungsi pendengaran normal leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Dada dan Abdomen Biasanya pada pasien typhoid dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah abdomen ditemukan nyeri tekan

Sistem Respirasi Biasanya pada pasien typhoid pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat cuping hidung

Sistem Kardiovaskuler Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah yang meningkat akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh

Sistem Integumen Biasanya pada pasien typhoid kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat

Sistem Eliminasi Biasanya pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk kemih pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N ½ -1 cc/kg BB/jam

Sistem Muskuloskolesal Biasanya pada pasien typhoid yang dikaji apakah ada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada gangguan

Sistem Endokrin Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar tyroid dan tonsil

Sistem Persyarafan Apakah kesadaran itu penuh atau apatis, somnolen dan koma, dalam penderita penyakit thypoid.

Pengkajian Pola Fungsional Gordon 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan Pola Nutrisi dan Metabolisme Pola Aktifitas dan Latihan Pola Tidur dan Aktifitas Pola Eliminasi Pola Reproduksi dan Sexual Pola Persepsi dan Pengetahuan / Kognitif Pola Persepsi dan Konsep Diri Pola Penanggulangan Stress Pola Peran dan Hubungan Pola Tata Nilai dan Kepercayaan

Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan

Biasanya pada pasien typhoid mengalami perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan masalah dalam kesehatannya.

Pola Nutrisi dan Metabolisme Biasanya pada pasien typhoid adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit, lidah kotor, dan rasa pahit waktu makan sehingga dapat mempengaruhi status nutrisi berubah

Pola Aktifitas dan Latihan Biasanya pada pasien typhoid akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya

Pola Tidur dan Aktifitas Biasanya pada pasien typhoid kebiasaan tidur akan terganggu dikarenakan suhu badan yang meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada waktu tidur

Pola Eliminasi Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi refensi bila dehidrasi karena panas yang meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai dengan kebutuhan

Pola Reproduksi dan Sexual Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien yang telah atau sudah menikah akan terjadi perubahan

Pola Persepsi dan Pengetahuan / Kognitif

Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan dalam merawat diri

Pola Persepsi dan Konsep Diri Terjadi perubahan apabila pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya

Pola Penanggulangan Stress Biasanya pada pasien typhoid stres timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi masalah penyakitnya

Pola Peran dan Hubungan Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan interpersonal dan peran serta mengalami tambahan dalam menjalankan perannya selama sakit

Pola Tata Nilai dan Kepercayaan Timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan menjadi cemas dan takut akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya akan terganggu.

Perumusan Diagnosa Typhoid (NANDA) Analisa Data

Kuman Salmonella

Data Objektif : 

Suhu tubuh >37,5



Klien Gelisah



Klien Berkeringat

Data Subjektif : 

Klien

mengeluh

badannya terasa panas 

Klien mengeluh merasa tidak nyaman

Etiologi

Thypi

Masalah Keperawatan Hipertermi

Perumusan Diagnosa Typhoid (NANDA) Analisa Data Data Objektif : 

Suhu klien >37,5



Klien Diare dan muntah



Mukosa bibir pucat, kering dan pecah-pecah



Turgor kulit tidak elastis

Data Subjektif : 

Klien mengeluh mual dan

muntah 

Klien mengeluh kehausan



Klien mengeluh badannya terasa lemas

Etiologi

Masalah Keperawatan

Mual dan Muntah

Kekurangan volume cairan tubuh

Perumusan Diagnosa Typhoid (NANDA) Analisa Data Data Objektif :  BB Klien menurun  Klien mual  Klien Anoreksia  Lidah klien kotor

Data Subjektif :  Klien mengatakan tidak nafsu makan

Etiologi

Masalah

Keperawatan

Intake nutrisi tidak

Perubahan nutrisi

adekuat

kurang dari kebutuhan tubuh

KASUS Nn. G datang ke poli umum RS Yos Sudarso dengan keluhan demam sudah 2 minggu, sudah 2x berobat belum berkurang, demam tinggi di sore dan malam hari. Selain itu, klien mengeluh mencret, letih, mual, kadang muntah, tidak berselera makan-minum, tenggorokan pahit, sering kentut, pusing berdenyut, meriang. Dokter menyarankan klien untuk cek laboratorium. Dari hasil labor, dokter mendiagnosa Nn. G mengidap penyakit Typhoid Fever. Nn. G disarankan untuk dirawat dan Nn. G menyetujui. Setelah administrasi diurus, Nn. G diantar ke ruang rawat inap Interne.

Pengkajian Keperawatan 

 

Tanggal Pengkajian : 30 November 2011, pukul 15.00 WIB Nama Mahasiswa : Devi Nomilas Tempat : Ruang Interne RS Yos Sudarso

Data Klien a.

Identitas Klien

4. 5. 6. 7.

Nama No. RM Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Suku/Bangsa Alamat

8.

Tanggal Masuk

1. 2. 3.

: Nn. G : 45.47.91 : 20 tahun : Perempuan : Mahasiswi : Minangkabau/Indonesia : Jl. Garuda 2 No. 2, Air Tawar-Padang : 30 November 2011, pukul 10.35 WIB

Data Klien b.

Identitas Penanggung Jawab 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Nama : Nn. N Umur : 24 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Pasar Baru Status : Belum Menikah Pekerjaan : Mahasiswi Agama : Islam

Data Klien Genogram :

Klien merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara

Data Klien c. Dx. Medis

Typhoid Fever

Riwayat Kesehatan 1. Alasan Dirawat Di Rumah Sakit Demam sudah 2 minggu, sudah 2x berobat belum ada perubahan, demam tinggi di sore dan malam hari, mencret, letih, mual, kadang muntah, tidak berselera makan-minum, tenggorokan pahit, sering kentut, pusing berdenyut, meriang.

Riwayat Kesehatan 2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengeluh masih mual, pusing, perut terasa tidak nyaman, meriang, makan sudah mau : 3-4 sendok, BAB 1x : cair, minum air putih belum mau.

Riwayat Kesehatan 3.

Riwayat Penyakit Dahulu Sebelumnya klien tidak memiliki riwayat typhoid, alergi dan penyakit spesifik lainnya. Tetapi klien sudah berobat 2x sebelum dirawat di RS : Obat-Obatan (Resep/Obat Bebas) -

Sanmol

-

Neurosanbe

Dosis 500 mg

Dosis terakhir

Frekuensi

-

3 x 1 tab

500 mg

2 x 1 tab

STOP

2 x 1 tab

-

4 x 1 sac

Vit. B1 100 mg Vit. B6 200 mg Vit. B12 200 mg

-

Sanprima Forte

Trimethoprin 160 mg

Sulfamethoxazole 800mg -

Oralit

-

Epexol

30 mg

-

3 x 1 tab

-

Scopamin

10 mg

-

3 x 1 tab

Riwayat Kesehatan 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang dirawat dan mengalami penyakit yang sama dengan klien.

Terapi Medis Paracetamol 3 x 500 mg Benozym

3 x 1 tablet

Amoxicillin

2 x 500 mg

Ranitidin

2 x 150 mg

IVFD RL

20 gtt/i

Fungsional Gordon Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan a. Persepsi terhadap penyakit Jika klien sakit, klien akan melakukan perawatan sederhana terhadap tubuh yaitu dengan membeli obat di apotik. b. Penatalaksanaan kesehatan di rumah Saat demam, klien melakukan kompres hangat dan minum paracetamol yang dibeli dari apotek. Bila tidak ada perubahan dalam 2 hari, klien langsung konsultasi ke rumah sakit. Begitu juga dengan penyakit lainnya. 1.

Fungsional Gordon 1.

Pola Nutrisi / Metabolisme  Nafsu Makan : Menurun, ada mual  Berat Badan : Sebelum sakit : 42 kg Saat Sakit : 40 kg

Pola Nutrisi dan Cairan

Sebelum Sakit

Saat Sakit

3 x sehari

3 x sehari

Porsi

1 piring

4-5 sdm

Diit

Makan Biasa

Makan Lunak Tanpa Serat

Frekuensi

5 x sehari

2 kali sehari

Jenis

Air putih

Air putih

Porsi

8-10 gelas/hari

1 gelas

a. Nutrisi Frekuensi

b. Cairan

Fungsional Gordon 2.

Pola Nutrisi / Metabolisme    





Kesulitan Menelan: Ada, tenggorokan pahit Klien tidak menyukai ikan tongkol Gigi : Lengkap Geraham kiri atas, kiri dan kanan bawah ditambal 2 Gigi depan gigi dispermanent Riwayat Masalah Kulit / Penyembuhan : Terdapat RESEOLA di badan, klien mengatasi dengan memberikan minyak angin.

Fungsional Gordon 3.

Pola Eliminasi

Pola Eliminasi

Sebelum Sakit

Saat Sakit

+5-6 x sehari

+3x

Kuning/khas amoniak

Kuning pekat/khas

+ 1350 cc

+ 450 cc

2 x sehari

+7-8 x sehari

Konsistensi

Padat-lunak

Cair

Warna/Bau

Kuning kecoklatan/khas

Kuning

Berkemih Frekuensi Warna/Bau

Jumlah Defekasi Frekuensi





Inkontinensia Alat Bantu

: Kadang-kadang : Tidak ada

Fungsional Gordon 1.

Pola Aktifitas/Olahraga 



Alat Bantu : Pispot di tempat tidur Keluhan Saat Beraktifitas : Letih, pusing Pola Aktifitas dan Latihan

Makan / Minum

0

1

2



Mandi



Berpakaian / Berdandan



Toileting



Mobilisasi di Tempat Tidur



Berpindah



Berjalan

3



Menaiki Tangga



Berbelanja



Memasak



Pemeliharaan Rumah



4

Fungsional Gordon 5.

Pola Istirahat Tidur

Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum Sakit

Saat Sakit

a.

Malam

6-7 jam

4-5 jam

b.

Siang

-

1-2 jam

c.

Gangguan

Tidak ada

Meriang, mual, sering terbangun

6.   

        

Fungsional Gordon

Pola Kognitif – Persepsi Status Mental : Sadar Bicara : Normal Bahasa Sehari-hari : Daerah (Minang) Kemampuan membaca bahasa Indonesia : Normal Kemampuan Berkomunikasi : Normal Kemampuan Memahami : Normal Tingkat Ansietas : Sedang Keterampilan Interaksi : Tepat Pendengaran : Tidak ada gangguan Penglihatan : Tidak ada gangguan Vertigo : Ada Ketidaknyamanan nyeri : Ada Deskripsi : Pusing berdenyut, meriang, nyeri tulang Penatalaksanaan nyeri : Merubah posisi, mengalihkan dengan menonton televisi atau bercengkrama dengan keluarga dan teman.

Fungsional Gordon 7.

Pola Persepsi Diri 



Persepsi klien terhadap diri sendiri :  Optimis untuk sembuh Persepsi klien terhadap sembuh :  Kita akan sembuh bila mau berobat

Fungsional Gordon 8.

Pola Peran Hubungan  Pekerjaan

: Mahasiswi  Status Pekerjaan : Ketidakmampuan Jangka Pendek  Atatus Pendukung : Keluarga, Pasangan dan Teman  Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan di rumah sakit : Tidak ada, keluarga klien menjaga klien secara bergantian.  Kegiatan Sosial : Di RS klien tidak mengikuti kegiatan social

Fungsional Gordon 7.

Pola Seksualitas / Reproduksi 

 

Tanggal Menstruasi Akhir (TMA) : 20 November 2011 Masalah Menstruasi : Kram di perut Masalah Seksual b/d Penyakit : Tidak Ada

Fungsional Gordon 10. Pola 

 

 

Koping-Toleransi Stres

Perhatian pertama tentang perawatan di rumah sakit (financial, perawatan diri) :  Kebersihan diri, kenyamanan di ruangan, perawatan yang diterima Kehilangan/perubahan besar di masa lalu : Tidak ada Hal yang dilakukan saat ada masalah  Mengemil, Hanging Out, Menonton Penggunaan obat untuk menghilangkan stress : Tidak ada Keadaan emosi dalam sehari-hari : Santai

Fungsional Gordon 11.

Pola Keyakinan-Nilai  





Agama : Islam Pantangan Keagamaan :  Putus asa dalam berikhtiar Pengaruh agama dalam kehidupan  Berusaha dalam pengobatan dan berdo’a untuk kesembuhan Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini : Tidak ada

Diagnostik

Pemeriksaan Penunjang PEMERIKSAAN FISIK Tanda Vital

TD : 110/90 mmHg

S

: 37,80C

N : 78 x/i

RR : 20 x/i

Integritas : Utuh Kulit

Elastisitas : Kurang Turgor Warna

Leher Trakheal

: Kering : Kuning Langsat

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Vena

Tidak ada pembesaran, JVP 2-5 cmH2O

Kelenjar

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Tiroid

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid I : Simetris kiri-kanan

Dada

A: Tidak ada suara tambahan P : Fremitus kiri-kanan sama P : Sonor I : Iktus kordis terlihat

Jantung

A: Irama teratur P : Iktus kordis teraba1 jari LMCS RIC V P : Batas jantung normal I : Perut lembek

Abdomen

A: Bising usus 18 x/i P : Ada nyeri tekan di kwadran III P : Tympani

Pemeriksaan Penunjang

Diagnostik

PEMERIKSAAN FISIK

Muskuloskeletal/sendi

Pergerakan sendi baik

Nodus Limfe

Tidak ada pembesaran limfe

Neurologi

Compos Mentis (GCS = 15)

Saraf Kranial

Tidak ada gangguan

Motoris

Tidak ada gangguan

Sensoris

Tidak ada gangguan

Ekstremitas

Tidak ada edema

Vaskuler Perifer

< 3 detik, akral hangat

Payudara

Simetris kiri-kanan, tidak ada massa

Genetalia

Tidak ada kelainan

Rectal

Kemerahan

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium W1DAL Salmonella Thypi O Salmonella Thypi H

(+) 1/320 (+) 1/320

30/11/2011

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Param 1 WBC 3.45 K/uL NEU 1.48 LYM 1.14 MONO .719 EOS .089 BASO .018

Limits 2 42.9 %N 33.1 %L 20.8 %M 2.59 %E .524 %B 30/11/2011

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Param 1 RBC HGB HCT MCV MCH MCHC RDW

Limits 2 4.87 M/uL 14.1 g/dL 40.1 % 82.4 fL 29.0 pg 35.2 g/dL 9.45 % 30/11/2011

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Param 1 PLT MPV PCT pDW

Limits 2 49.5 12.2 .060 25.0

K/uL fL % lO(GSD) 30/11/2011

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium

30/11/2011

Rumusan Diagnosa Keperawatan No

Tanggal

1.

30/11/11

Data DS: 

Klien mengatakan badan meriang dan pusing

DO: 

WBC 3.45 K/uL



LYM 1.14



MCV 82.4 fL



Widal:

33.1 %L

S. Typhi O = (+) 1/320 S. Typhi H = (+) 1/320 

Badan klien teraba panas



S: 37, 8oC



R: 20 x/mnt



N: 78 x/mnt

Problem

Etiologi

Hipertermi

Proses infeksi salmonella thypi

Rumusan Diagnosa Keperawatan No Tanggal 2

30/11/11

Data DS: 

Klien mengatakan mencret, letih, mual, minum kurang

DO: 

Klien tampak lemas



Turgor kulit kering



Klien BAB 1x, dengan konsistensi encer



Lidah kotor, bibir kering, mulut bau



Output urin 300 cc



S



N : 78 x/mnt



TD : 110/90 mmHg



HCT 40.1 %

: 37,80C

Problem

Etiologi

Kekurangan

Diare

volume cairan tubuh

Rumusan Diagnosa Keperawatan No

Tanggal

3

30/11/11

Data DS:  Klien perut

mengatakan terasa

tidak

DO: 

Klien tampak lemas



Klien hanya menghabiskan



BB klien turun 2 kg

Etiologi

Ketidak

Intake nutrisi

mual, seimbangan

nyaman, makan sedikit

3-5 sdm

Problem

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

tidak adekuat

Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi b.d proses infeksi salmonella thypi 2. Kekurangan volume cairan tubuh b.d diare, muntah 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat

Kriteria Hasil (NOC) Dx

Tujuan

1

Setelah dilakukan perawatan

NOC a.

Thermoregulasi

selama 2x24 jam, klien mampu

Indikator:

mencapai suhu tubuh normal

1. Temperatur tubuh (360C-370C) 2. Tidak ada sakit kepala 3. Tidak ada perubahan warna kulit 4. Nadi dalam batas normal 5. Pernafasan dalam batas normal

b.

Hydrasi Indikator: 1. Tidak Muncul rasa haus yang abnormal 2. Tidak ada demam 3. Berkeringat dalam batas normal

4. Urine yang keluar (batasan normal) 5. TD (batasan normal) 6. Hematokrit (batasan normal)

Kriteria Hasil (NOC) Dx

Tujuan

2

Setelah dilakukan

NOC Fluid balance

perawatan klien dapat

Indikator:

memenuhi kebutuhan

1. Tekanan darah dalam batas

cairannya

normal

2. Nadi dalam batas normal 3. Keseimbangan

antara

intake

dan Output 4. Turgor kulit bagus 5. Mukosa kulit bagus/normal 6. Hematokrit normal 7. Elektrolit serum normal

Kriteria Hasil (NOC) Dx

Tujuan

3

Setelah dilakukan perawatan klien dapat mencapai status

NOC Nutritional

status

:

nutrition

intake Indikator:

nutrisi: pemasukan

1.

kalori intake adekuat

makanan dalam batas

2.

protein intake adekuat

normal

3.

karbohidrat intake adekuat

4.

vitamin intake adekuat

5.

mineral intake adekuat

Intervensi Keperawatan (NIC) Dx. 1

NIC a. Pemantauan/pemeriksaan TTV 1. Pantau TD, nadi, suhu tubuh dan pernafasan 2. Pantau warna kulit dan temperatur 3. Pantau ada/tidaknya sianosis 4. Identifikasi kemungkinan adanya penyebab perubahan pada tanda-tanda vital.

Intervensi Keperawatan (NIC) Dx. 1

NIC b. Perawatan demam 1. Pantau temperatur suhu tubuh secara teratur 2. Pantau kehilangan cairan yang tidak kelihatan

3. Pantau masukan dan pengeluaran cairan 4. Berikan selimut untuk menyelimuti klien 5. Tingkatkan pemasukan cairan melalui IV 6. Kompres 7. Laksanakan

terapi

dari

1a/12jam paracethamol 3x1

dokter

injeksi

progesol

Intervensi Keperawatan (NIC) Dx. 2

NIC a. Manajemen cairan 1. Beri cairan secara tepat 2. Berikan terapi infus RL 20 tpm sesuai order

3. Monitor respon klien dalam pemenuhan cairan 4. Monitor

status

hidrasi

(kelembaban

membarn

mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik) jika

diperlukan 5. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Ht , osmolalitas urin) 6. Dorong klien untuk minum yang banyak

Intervensi Keperawatan (NIC) Dx. 2

NIC b. Manajemen elektrolit

1. Monitor adanya ketidakseimbangan elektrolit 2. Observasi intake dan output cairan

Intervensi Keperawatan (NIC) Dx.

3

NIC

a. Monitoring kebutuhan nutrisi 1. Monitor intake kalori dan nutrisi 2. Monitor bila ada nausea dan fomitus

3. Monitor bila wajah pucat b. Manajemen nutrisi 1. Anjurkan klien untuk makan sedikit-sedikit tapi sering 2. Berikan intake kalori sesuai kebutuhan 3. Laksanakan terapi diet: bubur c. Konseling nutrisi

Implementasi Keperawatan Waktu 30/11/11

14.15 WIB

Dx.

NIC

Ket.

1 a. Pemantauan/pemeriksaan TTV

1. Pantau TD, nadi, suhu tubuh dan pernafasan



2. Pantau warna kulit dan temperatur



3. Pantau ada/tidaknya sianosis



4. Identifikasi kemungkinan adanya penyebab perubahan



pada tanda-tanda vital.

b. Perawatan demam 1.

Pantau temperatur suhu tubuh secara teratur



2.

Pantau kehilangan cairan yang tidak kelihatan



3.

Pantau masukan dan pengeluaran cairan



4.

Berikan selimut untuk menyelimuti klien



5.

Tingkatkan pemasukan cairan melalui IV



6.

Kompres



7.

Laksanakan terapi dari dokter paracethamol 3x1



Implementasi Keperawatan Waktu

Dx.

30/11/11

2

14.15 WIB

NIC

Ket.

a. Manajemen cairan 1. Beri cairan secara tepat



2. Berikan terapi infus RL 20 tpm sesuai order



3. Monitor respon klien dalam pemenuhan cairan



4. Monitor status hidrasi (kelembaban membarn



mukosa,

nadi

adekuat,

tekanan

darah

ortostatik) jika diperlukan 5. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Ht , osmolalitas urin)

6. Dorong klien untuk minum yang banyak b. Manajemen elektrolit 1. Monitor adanya ketidakseimbangan elektrolit 2. Observasi intake dan output cairan

√ √ √ √

Implementasi Keperawatan Waktu

Dx.

NIC

Ket

. 30/11/11 14.15 WIB

3

a. Monitoring kebutuhan nutrisi 1. Monitor intake kalori dan nutrisi



2. Monitor bila ada nausea dan fomitus



3. Monitor bila wajah pucat



b. Manajemen nutrisi



1. Anjurkan klien untuk makan sedikit-

sedikit tapi sering 2. Berikan

intake



Diit kalori

kebutuhan 3. Laksanakan terapi diet: bubur

sesuai

ML √

Evaluasi Keperawatan Dx Tanggal 1.

Evaluasi

30/11/11 S : Klien mengatakan meriang berkurang, 20.00 WIB

tapi pusing masih O : Badan klien teraba panas, S : 37,50C, RR : 22 x/i, N : 76 x/I, TD : 110/ 80 mmHg

A : Masalah teratasi sebahagian P : Intervensi dilanjutkan

Implementasi Keperawatan Dx Tanggal 2

30/11/11 20.00 WIB

Evaluasi S : Klien mengatakan BAB belum ada, sudah minum 1 gelas air putih

O: Klien tampak lemas, turgor kulit kering A : Masalah teratasi sebahagian

P : Intervensi dilanjutkan

Evaluasi Keperawatan Dx Tanggal 3

30/11/11 20.00 WIB

Evaluasi S : Klien mengatakan mual berkurang, makan sudah mulai mau

O: Klien tampak lemas, diit habis 1/4 porsi A : Masalah teratasi sebahagian

P : Intervensi dilanjutkan

Terima Kasih

Related Documents

Pp
April 2020 36
Pp
November 2019 46
Pp
November 2019 51
Pp
April 2020 35
Pp
October 2019 57
Pp
October 2019 52

More Documents from ""

Pp Lesty.pptx
June 2020 2
Poa Kak.docx
April 2020 41
The Angel Two
October 2019 71
Gmail
November 2019 77
Mce03031_106_114
May 2020 36