BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan
kesehatan
adalah
bagian
integral
dari
program
pembangunan secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan usaha memperluas jangkauan layanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan peran aktif dari masyarakat sendiri. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan. Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional,khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional. Hal ini merupakam suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya oleh pemerintah melaikan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat angka penurunan tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk mewujudkan tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader posyandu. Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader diantaranya pengetahuan kader tentang posyandu, pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh terhadap
1
kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Selain pengetahuan kader tentang posyandu, keaktifan kader juga dipengaruhi oleh motivasi baik dari dalam diri kader sendiri ataupun dari pihak luar seperti dukungan yang positif dari berbagai pihak diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat setempat, maupun dari petugas kesehatan setempat, fasilitas yang memadai (mengirimkan kader kepelatihan-pelatihan kesehatan, pemberian buku panduan, mengikuti seminar-seminar kesehatan), penghargaan, kepercayaan yang diterima kader dalam memberikan pelayanan kesehatan
mempengaruhi
aktif
tidaknya
seorang
kader
posyandu.
Penghargaan bagi kader dengan mengikuti seminar-seminar kesehatan dan pelatihan serta pemberian modul-modul panduan kegiatan pelayanan kesehatan. Dengan kegiatan tersebut diharapkan kader mampu dalam memberikan pelayanan kesehatan dan aktif datang disetiap kegiatan posyandu. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan posyandu ? 2. Apa saja tujuan posyandu balita ? 3. Apa saja manfaat posyandu balita ? 4. Apa saja bentuk kegiatan posyandu balita ? 5. Apa saja dan bagaimana penyelenggaraan posyandu balita ? 6. Apa saja peran kader ? 7. Apa saja pesan kader tentang PHBS ? 8. Apa saja pesan kader tentang ibu hamil ? 9. Apa saja pesan kader tentang melahirkan ? 10. Apa saja pesan kader tentang nifas ? 11. Apa saja pesan kader tentang Menyusui ?
2
C. Tujuan 1. Tujuan Umum. Untuk mengetahui dan memahami pengertian posyandu balita dan kegiatan yang ada pada posyandu balita. 2. Tujuan Khusus. a. Mengetahui pengertian posyandu. b. Mengetahui tujuan posyandu balita. c. Mengetahui manfaat posyandu balita. d. Mengetahui bentuk kegiatan posyandu balita. e. Mengetahui penyelenggaraan posyandu balita. f. Mengetahyui peran kader. g. Mengetahui pesan kader tentang PHBS. h. Mengetahui pesan kader tentang ibu hamil. i. Mengetahui pesan kader tentang melahirkan. j. Mengetahui pesan kader tentang nifas. k. Mengetahui pesan kader tentang Menyusui.
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Posyandu
Pos pelayanan terpadu (Posyandu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita. Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu)”. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. (Departemen kesehatan, 1987:10) B. Tujuan Posyandu Balita 1. Menurunkan angka kematian bayi, anak balita, dan angka kelahiran. 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan Infant Mortality Rate ( IMR ).
4
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat. 4. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan gografis. 5. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat. C. Manfaat Posyandu Balita 1. Bagi Masyarakat a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan b. kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita. c. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. d. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A. e. Bayi memperoleh imunisasi lengkap. f. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT). g. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe). h. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak. i. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas. j. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak balita. 2. Bagi Kader a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap. b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu. c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan.
5
d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu. D. Bentuk Kegiatan Posyandu Balita 1. Terdapat berbagai jenis kegiatan yang dilakukan pada Posyandu antara lain meliputi 5 kegiatan posyandu dan 7 kegiatan posyandu (sapta krida posyandu) : Lima kegiatan posyandu antara lain : a. Kesehatan ibu anak, 1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah 2) Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral 3) Pemberian
nasehat
tentang perkembangan
anak
dan
cara
stimilasinya 4) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA. b. Keluarga berencana, 1) Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi. 2) Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya. c. Imunisasi, 1) Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada bayi. d. Peningkatan gizi, 1) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat. 2) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui.
6
3) Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun. e. Penanggulangan diare. Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu: a. Kesehatan Ibu dan Anak b. Keluarga Berencana c. Immunisasi d. Peningkatan gizi e. Penanggulangan Diare f. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman g. Penyediaan Obat essensial. 2. Kegiatan pengembangan atau pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan baru disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya; a. Bina Keluarga Balita (BKB); b. Tanaman Obat Keluarga (TOGA); c. Bina Keluarga Lansia (BKL); d. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); e. Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. f. Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada di Posyandu terutama; - Bayi dan anak balita; - Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui; - Pasangan usia subur; - Pengasuh anak. E.Penyelenggaraan Posyandu Balita 1. Pongalaan posyandu Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus
7
Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu. a. Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat. b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi masyarakat. c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat. 2. Lokasi dan Waktu Penyuluhan. Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat. Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti: a. Pos/ meja 1 pendaftaran. b. Pos/meja 2 penimbangan balita. c. Pos/meja 3 pengisian KMS. d. Pos/meja 4 penyuluhan kesehatan. e. Pos / meja 5 pelayanan kesehatan. 3. Pembentukan Posyandu Langkah-langkah pembentukan Posyandu. a. Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu. b. Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu. c. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa. d. Memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang dimiliki. e. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat.
8
f. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan pemilihan pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu, pembentukan dan peresmian Posyandu, serta penyelengaraan dan pemantauan kegiatan Posyandu. F.Peran Kader 1. Sebelum Hari Buka Posyandu
a. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu. b. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat atau surat edaran. c. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran, penimbangan,
pencatatan,
penyuluhan,
pemberian
makanan
tambahan, serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader. d. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Bahan-bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para orangtua serta disesuaikan dengan metode penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita. e. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu. 2.
Saat Hari Buka Posyandu
9
a. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya. b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang permasalahan anak balita, dan lain sebagainya. c. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita. d. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini, kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak balita. e. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh. f. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu berikutnya. g. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila ada permasalahan terkait dengan anak balitanya. Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila
kader
menemui
masalah
kesehatan,
kader
harus
berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat berupa: 1) Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut. 2) Balita yang berat badanya di bawah garis merah. 3) Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga. 4) Balita yang mencret. 5) Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
10
6) Balita
dengan
penyimpangan
tumbuh
kembang
atau
perkembangan terlambat. 7) Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil. 8) Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus (Depkes RI-Unicef, 2000). h. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka Posyandu. 3.
Sesudah Hari Buka Posyandu a. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk rawat jalan, dan lain-lain. b. Memotivasi
masyarakat,
misalnya
untuk
memanfaatkan
pekarangan dalam rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat keluarga, membuat tempat bermain anak yang aman dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). c. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar Posyandu terus berjalan dengan baik. d. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk membahas kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya. e. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah sistem pencatatan
data
atau
informasi
tentang
pelayanan
yang
diselenggarakan di Posyandu. Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk memahami permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran. f. Format SIP meliputi;
11
1) Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil, melahirkan, nifas; 2) Catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu; jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran. 3) Catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status pemberian imunisasi. 4) Catatan wanita usia subur, pasangan usia subur, jumlah rumah tanggal jumlah ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu hamil, risiko kehamilan, rencana penolong persalinan, tabulin, ambulan desa, calon donor darah yang ada di wilayah kerja Posyandu. G.Pesan Kader Tentang PHBS 1. Mendorong keluarga untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dengan pertolongan tenaga kesehatan agar ibu dan bayi selamat dan sehat. 2. Mengajak keluarga untuk mendorong ibu dalam memberikan ASI Eksklusif dari usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat. 3. Mendampingi keluarga untuk menimbang bayi dan balita di Posyandu setiap bulan agar terpantau pertumbuhan dan perkembangannya. 4. Mengajak keluarga untuk bergotong royong dalam penyediaan air bersih di lingkungan agar terhindar dari penyakit. 5. Mendorong keluarga untuk membiasakan diri buang air besar di jamban.
12
6. Menggerakkan masyarakat untuk terbiasa mencuci tangan menggunakan sabun dengan air bersih mengalir. 7. Mengajak keluarga untuk menjadikan rumah bebas jentik nyamuk dengan 3M plus seminggu sekali agar terhindar dari Demam Berdarah. 8. Menggerakkan masyarakat agar giat makan sayur dan buah secara rutin. 9. Menggerakkan masyarakat agar melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari. 10. Mendorong masyarakat menjadikan rumah tempat bebas asap rokok. H.Pesan Kader Untuk Ibu Hamil 1. Pengaturan Kelahiran a. Seorang ibu sebaiknya hamil pada usia 20-30 tahun. Karena pada usia tersebut tubuh wanita telah siap secara fisik maupun mental untuk hamil dan melahirkan. b. Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antara anak pertama dan kedua paling sedikit dua tahun. Kesehatan ibu akan terancam jika melahirkan dengan jarak waktu terlalu dekat, demikian pula bayi yang akan lahir sebelum waktunya dengan berat badan lahir rendah. c. Hamil lebih dari empat kali, dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak. Ibu yang telah 4 (empat) kali menjalani kehamilan dan persalinan akan mudah menderita kurang darah, pendarahan pada masa nifas dan kemungkinan bayi meninggal. 2. Pemeriksaan Kehamilan a. Memeriksakan kehamilan secara rutin. Ibu hamil perlu memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan; mengukur tinggi badan pada saat pertama kali datang; mengukur LILA, menimbang berat badan, mengukur tekanan darah dan besarnya kandungan setiap kali periksa. b. Minum pil tambah darah selama 90 hari. c. Meminta imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada petugas kesehatan untuk mencegah tetanus pada bayi. d. Mengikuti kelas ibu hamil.
13
e. Mempersiapkan kelahiran (persalinan). Ibu perlu bertanya kepada bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan didampingi suami, dan mempersiapkan biaya persalinan. f. Merawat diri dan kehamilan dengan baik. Yaitu, dengan cara mandi dan gosok gigi teratur, mengurangi kerja berat, istirahat berbaring dengan posisi miring sekurangnya 1 jam di siang hari, melakukan perawatan payudara dengan cara membersihkan puting secara rutin. 3.
Makanan yang Sehat Ibu Hamil
a. Makanlah aneka ragam makanan tanpa pantangan dalam jumlah yang lebih banyak dari sebelum hamil, jangan lupa makan sayur dan buah. a. Gunakan garam beryodium setiap kali memasak. b. Biasakan makan pagi. c. Minumlah air matang, sebaiknya 8 gelas / hari. d. Hindari minuman beralkohol. e. Apabila ibu hamil mengalami mual, muntah, dan tidak nafsu makan, pilih makanan yang tidak berlemak dan menyegarkan seperti roti, ubi, singkong, biskuit, dan buah. Makan dengan porsi kecil dan sering. f. Tidak dibolehkan minum jamu, minuman keras, atau merokok karena akan membahayakan kandungan.
14
4. Menjaga Kebersihan Diri
a. Ibu hamil harus mandi sebanyak 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi paling sedikit 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan sebelum tidur. Mandi yang teratur dan bersih menghindarkan ibu dari penyakit kulit seperti gatalgatal dan dengan menggosok gigi secara teratur untuk mencegah sakit gigi dan gusi. b. Setiap kali mandi sebaiknya ibu hamil mengganti baju dan pakaian dalam dari bahan yang dapat menyerap keringat. 5. Mengenali Tanda dan Bahaya Pada Ibu Hamil
a. Pendarahan pada hamil muda atau hamil tua. b. Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang. c. Demam atau panas tinggi. d. Air ketuban keluar sebelum waktunya. e. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak. f. Muntah terus dan tidak mau makan.
15
I.Pesan Kader Untuk Ibu Bersalin 1. Pertolongan Persalinan Persalinan pada ibu hamil harus ditolong oleh bidan/dokter. Karena di tangan ahlinya persalinan akan bersih, aman dan akan menghindari ibu serta bayinya dari penyakit dan kematian. 2. Mengenali Tanda-Tanda Persalinan a. Mulas-mulas secara teratur yang semakin lama makin sering. Perut terasa keras bila diraba. b. Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir. c. Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban. d. Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut pada ibu hamil, maka segeralah membawa ibu hamil ke Puskesmas terdekat atau meminta pertolongan dokter/bidan. 3. Mengenali Tanda-Tanda Bahaya Pada Ibu Bersalin a. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas. b. Pendarahan lewat jalan lahir. c. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir. d. Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang. e. Air ketuban keruh dan berbau. f. Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar. g. Ibu gelisah akan mengalami kesakitan yang hebat. h. Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut, maka segeralah membawa ibu yang akan melahirkan tersebut ke Puskesmas terdekat atau meminta pertolongan dokter/bidan. J.Pesan Kader Untuk Ibu Nifas 1. Yang Harus Dilakukan Oleh Ibu Nifas Tentang ASI a. Berikan ASI segera pada bayi yang baru lahir, karena ASI yang pertama kali (kolostrum) mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi terhadap penyakit. Istirahat cukup supaya ibu sehat dan ASI keluar banyak.
16
b. Ibu dapat menyusui sesering mungkin semau bayi paling sedikit 8 kali sehari. c. Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui. d. Ibu dapat menyusui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara disisi yang lain. e. Ibu harus membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun saat akan memegang bayi, sesudah buang air besar atau kecil, dan sesudah menceboki anak. 2. Menjaga Kesehatan Pada Ibu Nifas a. Minum 2 kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI): 1 kapsul segera setelah melahirkan, dan minum lagi 1 kapsul setelah 24 jam berikutnya selambatnya 27 hari setelah melahirkan (masa nifas). b. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama 40 hari. c. Periksa ke bidan/dokter/fasilitas kesehatan minimal 3 kali pada minggu pertama, minggu kedua, dan minggu keenam. d. Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada saat hamil. e. Istirahat/tidur cukup dan banyak minum air putih. f. Menjaga kebersihan alat kelamin dan mengganti pembalut sesering mungkin. 3. Mengenali Tanda dan Bahaya Ibu Nifas a. Pendarahan lewat jalan lahir. b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir. c. Demam lebih dari 2 hari. d. Bengkak di muka, tangan dan kaki, kadang disertai dengan sakit kepala dan kejang-kejang. e. Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit. f. Dapat mengalami gangguan jiwa. g. Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut, maka segeralah membawa ibu nifas tersebut ke Puskesmas terdekat atau meminta pertolongan dokter/bidan. 4. Pentingnya Ibu Nifas Mengikuti Program KB
17
a. Ibu nifas mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui, merawat bayi serta menjaga kesehatan ibu dan keluarga. b. Untuk mengatur agar jarak kehamilan 2 tahun atau lebih.
5. Jenis Alat KB dan Cara Menggunakannya a.
Alat ber-KB untuk suami 1) Kondom, dipasang pada alat kemaluan suami yang sudah tegang setiap kali melakukan hubungan seksual. 2) Vasektomi, dokter akan melakukan operasi kecil untuk mengikat/ memotong saluran sperma/air mani.
b. Alat ber-KB untuk istri 1) Pil, diminum secara teratur setiap hari secara terus menerus, untuk ibu yang sedang menyusui minum pil KB khusus. 2) Suntik, disuntikkan pada pantat sebelah kanan/kiri setiap 1 atau 3 bulan sekali tergantung dari jenis suntikan. 3) Implant, dipasang di lengan atas ibu. 4) IUD, dipasang di rahim 2 hari atau 6-8 minggu setelah persalinan. 5) Tubektomi, dokter akan melakukan operasi kecil untuk menjepit/ memotong saluran telur. K.Pesan Kader Untuk Ibu Menyusui 1. Pemberian ASI a. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi dan
mengandung
zat
gizi
sesuai
dengan
kebutuhan
untuk
pertumbuhan kekebalan dan mencegah berbagai penyakit, serta untuk kecerdasan. b. Beri ASI saja sampai anak berumur 6 bulan. c. Setelah 6 bulan, teruskan menyusui sampai anak berumur 2 tahun dan berikan makanan pendamping ASI. d. Makanan pendamping ASI berupa makanan lumat diberikan secara bertahap, mula-mula 2 kali berangsur sampai 3 kali sehari, dalam jumlah yang kecil sebagai makanan perkenalan. Kenalkan buah/ sari buah 2 kali sehari sedikit demi sedikit.
18
2. Pola Makan Anak
3. Tumuh Kembang Anak a. Perhatikan tumbuh kembang anak secara teratur. b. Bawa ke Posyandu untuk ditimbang, dapatkan kapsul vitamin A, imunisasi, stimulasi tumbuh kembang dan periksa kesehatan. c. Timbanglah berat badan untuk memantau pertumbuhan anak sehingga dapat mencegah gizi kurang atau gizi buruk. d. Bila ditimbang berat badan tidak naik 2 bulan berturut-turut atau turun rujuk ke Puskesmas. e. Beri makanan bergizi sesuai kelompok umur anak, agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas. f. Gunakan garam beryodium setiap kali masak. g. Bila ada gangguan perkembangan anak, rujuk ke Puskesmas. h. Bila anak sakit, bawa ke Puskesmas. i. Rawat anak dengan kasih sayang dan doa.
4. Pemberian Kapsul Vitamin A a.
Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna hijau (bayam, daun katuk, serta buah-buahan segar berwarna cerah seperti pepaya, tomat, wortel, mangga dan dari sumber hewani seperti telur, hati, ikan).
b.
Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat dan mencegah kebutaan.
19
c.
Beri kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita, kapsul biru dengan dosis 100.000 SI untuk bayi dan kapsul merah dengan dosis 200.000 SI untuk anak balita.
d.
Dapatkan kapsul vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan Agustus di Posyandu atau Puskesmas.
5. Yang Perlu Dilakukan Bila Balita Batuk a. Teruskan pemberian ASI bila bayi masih menyusui. b. Bila umur anak lebih dari 6 bulan, beri makan dan minuman hangat lebih banyak. c. Pada anak umur 1 tahun keatas, beri kecap manis ditambah madu atau air jeruk. d. Bersihkan hidung agar tidak terganggu pernafasannya. e. Jauhkan anak dari asap rokok dan asap dapur. f. Tidak membakar sampah didekat rumah. g. Rujuk ke Puskesmas bila: 1) Ada tanda-tanda nafas cepat; 2) Ada tanda sukar bernafas; 3) Batuk pilek dengan panas tinggi.
6. Yang Perlu Dilakukan Bila Balita Diare a. Teruskan pemberian ASI bila balita masih menyusui. b. Beri air matang, cairan makanan (air sayur, air tajin atau oralit). c. Teruskan pemberian makanan.
20
d. Cegah diare dengan cara minum air matang, cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan dan sesudah buang air besar. e. Rujuk ke Puskesmas, bila ada tanda-tanda : 1) Anak tidak membaik dalam 2 hari. 2) Buang air besar encer berkali-kali. 3) Muntah berulang ulang. 4) Rasa haus yang nyata. 5) Demam. 6) Makan atau minum sedikit. 7) Ada darah dalam tinja. 7. Yang Perlu Dilakukan Bila Anak Demam a.
Demam merupakan gejala yang menyertai batuk pilek, malaria, campak, demam berdarah, sakit telinga atau infeksi lain.
a.
Teruskan pemberian ASI, bila anak masih menyusui.
b.
Beri anak cairan lebih banyak dari biasa seperti air matang, air teh,kuah sayur bening.
c.
Jangan diberi pakaian tebal atau selimut tebal.
d.
Kompres dengan air biasa atau air hangat. Jangan dikompres dengan air dingin karena bisa menggigil.
e.
Pada demam tinggi beri obat turun panas sesuai anjuran petugas kesehatan.
8. Yang Dilakukan Bila Anak Sakit Kulit a. Sakit kulit biasanya berupa biang keringat, bisul, koreng dan sebagainya. b. Bersihkan luka dengan air matang, keringkan dengan kain bersih.
c. Jika berupa koreng, tutup dengan kain bersih. Jangan dibubuhi ramuramuan. 9. Mencegah Anak Agar Tidak Terkena Penyakit Kulit a. Cegah agar anak tidak sakit kulit dengan cara : mandi teratur, ganti pakaian jika basah atau kotor dan cuci tangan dan kaki setiap habis bermain.
21
b. Bawa anak ke Puskesmas jika kulit kemerahan, gatal, luka basah, berbau atau bernanah. c. Menjaga kebersihan anak d. Mandikan anak setiap hari pagi dan sore pakai sabun mandi. e. Cuci rambut dengan shampo 2-3 kali dalam satu minggu. f. Cuci tangan anak dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar. g. Gunting kuku tangan dan kaki anak. h. Bersihkan rumah setiap hari dari sampah dan genangan air. i. Ajarkan anak untuk buang air besar di kakus/jamban. 10. Merawat Gigi Anak a. Jika tumbuh gigi, bersihkan gusi bayi sesudah diberi ASI dengan kain yang dibasahi air matang hangat. b. Jika sudah tumbuh gigi, gosok gigi pakai pasta gigi 2 kali, sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. c. Pada umur 2 tahun ajari anak gosok gigi sendiri. d. Tidak membiasakan anak makan makanan yang manis dan lengket. e. Periksakan kesehatan gigi anak setiap 6 bulan setelah anak berumur 2 tahun.
22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil, maupun finansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelolanya termasuk kader. Apabila kegiatan Posyandu terselenggara dengan baik akan memberikan kontribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak blita. B. Saran 1. Bagi Tenaga Kesehatan a. Dapat mengetahui tentang posyandu itu sendiri dan diharapkan lebih aktif dalam memberikan penyuluhankepada masyarakat. b. Dapat meningkatkan pelayanan melalui posyandu kepada masyarakat baik itu posyandu balita, lansia, pelayanan KIA, KB maupun wanita dengan
gangguan
reproduksi. Dapat
mengetahui
tentang
dan
diharapkan lebih aktif dalam memberikan penyuluhan dengan melalui berbagai media seperti leaflet, CD dan lain-lain. 2. Bagi Masyarakat Masyarakat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan terutama kegiatan posyandu.
23
DAFTAR PUSTAKA
Behram. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Depkes.
2007. Kurikulum
dan
Modul
Pelatihan
Bidan
Poskesdes
dan
Pengembangan Desa Siaga. Jakarta : Depkes Depkes. 2006. Manajement Terpadu Balita Sakit. Jakarta : Depkes http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2137489pengertian-tujuan-dan-sasaran
24
25