BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan membahas sesuai dengan hasil, teori dan opini terkait hasil penelitian tentang pengaruh pelatihan Range Of Motion (ROM) terhadap keterampilan keluarga melakukan Range Of Motion (ROM) pada pasien stroke pasca rawat inap di Kota Mataram tahun 2018 adalah sebagai berikut : A. Keterampilan Keluarga Melakukan Range Of Motion (ROM) Sebelum Diberikan Pelatihan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 30 responden yang dilakukan tanggal 30 April - 31 Mei 2018 menunjukkan bahwa keterampilan keluarga melakukan Range Of Motion (ROM) sebelum diberikan pelatihan yang didapat dengan penilaian keterampilan menggunakan checklist yaitu terdapat nilai terendah 6 (10%) dan nilai tertinggi 18 (45%) serta nilai rata-rata 25,00%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan keluarga masih rendah yang disebabkan oleh kurangnya keinginan keluarga dalam mempelajari dan kurang terpaparnya informasi tentang Range Of Motion (ROM) saat masih berada di ruang perawatan. Hal ini erat kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan secara langsung menurut Widyatun (2005), yaitu : Motivasi merupakan sesuatu yang membangkitkan keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan berbagai tindakan. Motivasi inilah yang mendorong seseorang bisa melakukan tindakan sesuai dengan
83
84
prosedur yang sudah diajarkan. Selain itu faktor yang mempengaruhi keterampilan adalah pengalaman yang merupakan suatu hal yang akan memperkuat kemampuan seseorang dalam melakukan sebuah tindakan (keterampilan). Pengalaman membangun seseorang untuk bisa melakukan tindakan-tindakan selanjutnya menjadi lebih baik yang dikarenakan sudah melakukan tindakan-tindakan dimasa lalunya. Adapun faktor yang terakhir dapat mempegaruhi keterampilan secara langsung yakni keahlian. Keahlian yang dimiliki seseorang akan membuat terampil dalam melakukan keterampilan tertentu. Keahlian akan membuat seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai dengan yang sudah diajarkan (Widyatun, 2005). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian serupa yang dilakukan Agonwardi (2013) bahwa rata-rata keterampilan keluarga sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang Range Of Motion (ROM) adalah 16,27. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden bahwa kurangnya keterampilan keluarga dalam melakukan Range Of Motion (ROM) disebabkan karena keluarga belum pernah diberikan pelatihan Range Of Motion (ROM) disaat masih di ruang perawatan, petugas kesehetan hanya memberikan arahan dan menyarankan untuk menggerakkan persendian pasien agar otot tidak mengecil akan tetapi petugas kesehatan tidak mengajarkan secara langsung bagaimana melakukan Range Of Motion (ROM) tersebut.
85
B. Keterampilan Keluarga Melakukan Range Of Motion (ROM) Setelah Diberikan Pelatihan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti tanggal 30 April – 31 Mei 2018 pada 30 responden didapatkan bahwa keterampilan keluarga setelah diberikan pelatihan Range Of Motion (ROM) diperoleh nilai terendah adalah 18 (45%) dan nilai tertinggi adalah 35 (88%) serta nilai rata-rata keterampilan keluarga setelah diberikan pelatihan adalah 25,20 (63,25%). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan setelah diberikan pelatihan, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Edwin B. Filippo (1971) dalam Mustofa Kamil 2012 mengemukakan bahwa : “ Training is the act of increasing the knowledge and skill of an employee for doing a practicular job” (pelatihan adalah tindakan meninkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan tertentu). Menurut Notoadmojo (2009:16) pelatihan merupakan upaya yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan seseorang yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Sementara itu oleh Sikula dalam Mangkunegara (2009) menjelaskan bahwa pelatihan adalah suatu proses Pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Agonwardi (2013) bahwa keterampilan
86
keluarga meningkat setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang Range Of Motion (ROM) yakni dengan skor rata-rata 77,67. Berdasarkan
uraian
di
atas
bahwa
pelatihan
dapat
meningkatkan keterampilan keluarga melakukan Range Of Motion (ROM) akan tetapi masih terdapat responden yang mengalami peningkatan keterampilan namun masih dibawah nilai rata-rata tabel hal ini disebabkan oleh adanya kejanggalan dalam pelatihan yang diberikan. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu reponden yang mengatakan bahwa materi pelatihan yang diberikan
lumayan
panjang,
terdapat
istilah-istilah
yang
tidak
dimengerti, pelatihan bersifat monoton sehingga responden seringkali merasa bosan dalam mengikuti proses pelatihan. C. Pengaruh
Pelatihan
Range
Of
Motion
(ROM)
Terhadap
Keterampilan Keluarga Melakukan Range Of Motion (ROM) Pada Pasien Stroke Pasca Rawat Inap di Kota Mataram Tahun 2018. Berdasarkan hasil analisis pengaruh pelatihan Range Of Motion (ROM) terhadap keterampilan keluarga melakukan Range Of Motion (ROM) pada pasien stroke pasca rawat inap di Kota Mataram tahun 2018 didapatkan 30 responden mengalami peningkatan keterampilan yakni dengan rata-rata selisih 15,20 (38,00%). Hasil perhitungan dengan sistem komputerisasi menggunakan SPSS 16.0 dalam Uji Wilcoxon Signed Rank Test pengaruh pelatihan Range Of Motion (ROM) terhadap keterampilan keluarga melakukan Range Of Motion (ROM) pada pasien stroke pasca rawat inap dengan analisis
87
statistic
pada α=0,05 diperoleh ρ=0.000 < α = 0,05 yang berarti
hipotesis nol (H0) ditolak atau hipotesis alternative (H1) diterima, yang artinya ada pengaruh pelatihan Range Of Motion (ROM) terhadap keterampilan keluarga melakukan Range Of Motion (ROM) pada pasien stroke pasca rawat inap di Kota Mataram tahun 2018. Hasil penelitian ini membuktikan hipotesa penelitian bahwa terdapat pengaruh pelatihan Range Of Motion (ROM) terhadap keterampilan keluarga melakukan Range Of Motion (ROM) pada pasien stroke pasca rawat inap di Kota Mataram tahun 2018. Menurut peneliti dengan diberikannya pelatihan tentang Range Of Motion (ROM) kepada keluarga, maka keluarga menjadi tahu dan mampu untuk melakukan Range Of Motion (ROM) pada pasien stroke, dimana pada pelatihan yang dilaksanakan, keluarga mendapatkan pengetahuan baru dan mendapatkan pengalaman belajar dalam bentuk melakukan Range Of Motion (ROM) pada pasien stroke. Dengan demikian terbentuklah keterampilan keluarga dalam melakukan Range Of Motion (ROM) tersebut. Pelatihan sebagai proses pemberdayaan dan pembelajaran, artinya individu (anggota masyarakat) harus mempelajari sesuatu (materi) guna meningkatkan kemapuan, keterampilan dan tingkah laku dalam
pekerjaan
dan
kehidupan
sehari-hari.
Senada
dengan
pengertian di atas, Sastrodipoero (2006:122) memberikan definisi pelatihan
adalah
meningkatkan
keterampilan
di
luar
sistem
pengembangan sumberdaya manusia, yang berlaku dalam waktu
88
yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori. Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pelatihan yang signifikan terhadap keterampilan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bahwa pelatihan dapat memberikan pengaruh terhadap keterampilan keluarga melakukan Range Of Motion (ROM) pada pasien stroke pasca rawat inap di Kota Mataram 2018. Hal ini dibuktikan dengan keterampilan yang diperoleh setelah pelatihan lebih besar jika dibandingkan dengan keterampilan sebelum dilakukannya pelatihan dan terdapat nilai rata-rata selisih yakni 15,50 (38%). Menurut peneliti dengan diberikannya pelatihan kepada keluarga, maka keluarga menjadi terampil dalam melakukan Range Of Motion (ROM) pada pasien stroke pasca rawat inap di Kota Mataram. Oleh karena itu, melatih keluarga melakukan Range Of Motion (ROM) perlu dilakukan sebagai protap dalam pemberian asuhan keperawatan terutama pada saat melakukan discharge planing pada pasien stroke.