Pewarna Bibir Atau Lipstik Merupakan Salah Satu Bentuk Kosmetik Riasan Atau Dekoratif.docx

  • Uploaded by: Martha Veronicha Putri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pewarna Bibir Atau Lipstik Merupakan Salah Satu Bentuk Kosmetik Riasan Atau Dekoratif.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,077
  • Pages: 5
Mata Pelajaran

:Pr. Kosmetik dan Alat Kesehatan

kelompok 4

: Adin Firmansyah Martha Veronicha P Novia Eka

Dasar teori Pewarna bibir atau lipstik merupakan salah satu bentuk kosmetik riasan atau dekoratif. Dimana dalam penggunaannya semata-mata hanya melekat pada bagian tubuh yang dirias dan tidak dimaksudkan untuk diserap dalam kulit serta mengubah secara permanen kekurangan yang ada (Wasitaamadja, 1997). Kosmetik dekoratif dapat menimbulkan efek psikologis yang baik untuk kesehatan, yaitu timbulnya rasa percaya diri (self convidance). Pada umumnya pemakaian kosmetik dekoratif bertujuan untuk menyembunyikan kekurangan pada kulit atau ingin memberikan penampilan yang lebih cantik, lebih menarik kepada dunia luar. Pada kosmetik dekoratif ini peran zat warna dan zat pewangi sangat besar. Persyaratan untuk kosmetik dekoratif adalah warna yang menarik, bau yang harum menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan kulit tampak berkilau dan tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku dan lainnya (Tranggono dan Latifah, 2007) Penggunaan zat warna pada lipstik memiliki peranan yang penting. Pewarna lipstik dapat dibedakan menjadi pewarna sintetik dan alami. Salah satu contoh pewarna sintetik adalah merah DC, dan merah hijau no. 17 yang mempunyai beberapa kelebihan yaitu stabil dalam jangka waktu yang lama, serta memberikan hasil yang seragam. Akan tetapi pada prakteknya banyak digunakan pewarna sintetik yang bukan untuk kosmetik, misalnya saja rhodamin B. Rhodamin B merupakan pewarna yang dipakai untuk industri cat, tekstil dan kertas. Rodamin B merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak berbau, berwarna merah keunguan, dalam bentuk larutan berwarna merah terang berpendar (berfluoresensi). Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007) .

Keterangan gambar : Nama Kimia : N-[9-(carboxyphenil)-6-(diethylamino)-3H-xanten-3 ylidene]-N-ethylethanaminium clorida Nama Lazim : tetraethylrhodamine; D&C Red No. 19; Rhodamin B clorida; C.I. Basic Violet 10; C.I. 45170 Rumus Kimia : C12H31ClN2O3 BM

: 479

Pemerian

: Hablur Hijau atau serbuk ungu kemerahan

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air menghasilkan larutan merah

kebiruan dan berfluoresensi kuat jika diencerkan. Sangat mudah larut dalam alkohol; sukar larut dalam asam encer dan dalam larutan alkali. Larutan dalam asam kuat membentuk senyawa dengan kompleks antimon berwarna merah muda yang larut dalam isopropil eter (Budavari,1996). Komponen dalam sediaan lipstik menurut Tranggono (2007) adalah: 1.

Lilin digunakan memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan menjagannya tetap padat walau dalam keadaan hangat.

2.

Minyak digunakan dalam lipstik harus memberikan kelembutan, kilauan dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna.

3.

Lemak digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik.

4.

Bahan pewarna pada lisptik terdapat dua sumber yaitu pewarna alami seperti dari akar, daun, bunga, dan buah. Sedangkan pewarna sintetik berasal dari bahan kimia seperti Rodamin B.

Komponen tambahan dalam sediaan lipstik 1. Bahan pengawet kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh didalam sediaan lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. 2. Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan ta jenuh lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. 3. Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan menutupi bau dari lemak yang digunakan sebagai basis dan dapat menutupi bau yang mungkin timbul selama penyimpangan dan penggunaan lipstik (Tranggono,2007)

Lipstik yang aman tidak mengandung logam kontaminan berhaya seperti timbal. Timbal sebagai bahan kosmetik hanya boleh digunakan pada pewarna rambut dengan ketentuan kadar maksimum sebesar 0,6 % dihitung dalam bahan timbal (BPOM, 2011). Hasil dinyatakan positif bila warna bercak antara sampel dan baku sama dan harga Rf antara sampel dengan baku sama atau saling mendekati dengan selisih harga ≤ 0,2 (Departemen Kesehatan RI,1988). Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif laboratorik, yaitu dengan melakukan observasi pada sampel lipstik yang dicurigai mengandung rhodamin B yang dilarang untuk digunakan dan dilanjutkan dengan melakukan analisis sampel di Laboratorium (Notoatmodjo, 2010 ; Widana dan Yuningrat, 2007). Prinsip kerja dalam identifikasi zat warna rhodamin B pada lipstik akan menggunakan identifikasi secara kromatografi lapis tipis preparative (KLTP) Uji mutu sediaan lipstik Uji Organoleptik. Uji Organoleptik Evaluasi sediaan lipstik dilakukan terhadap masing-masing formula. Evaluasi stabilitas sediaan lipstik dilakukan selama 5 minggu dengan pemeriksaan setiap minggu dan lipstik disimpan pada suhu kamar dan suhu 45ºC.

1. Evaluasi stabilitas fisik lipstik meliputi : A. Penampilan Fisik Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati permukaan lipstik, mengenai pembentukan kristal dan keringat. B.

2. Aroma Pengamatan dilakukan dengan mengamati aroma lipstik selama penyimpanan pada suhu kamar dan dipercepat 45ºC Alat dan Bahan : 1. Erlenmeyer 2. Tabung reaksi 3. timbangan analitik 4. corong 5. labu takar 6. gelas kimia 7.

gelas ukur

8. pipet tetes 9. pipa kapiler

10. endok tanduk 11. batang pengaduk 12. kertas saring 13. lempeng kromatografi lapis tipis 14. benang wol 15. hot plate 16. Oven 17. chamber 18. spektrofotometer UV-Vis (PG Instrument T80 UV-Vis). 19. Sampel yang digunakan 20. Rhodamin B 21. HCl 0,1 N

Prosedur : Preparasi sampel 1. timbang lipstick kurang lebih 500 mg dimasukkan ke dalam chamber 2. Tambahkan asam klorida 4 N 0,5 ml 3. Dditambahkan 1 ml parafin cair dan sedikit natrium sulfat anhidrat, 4. Dilelehkan pada penangas air, ditambahkan 2,5 ml metanol sambil diaduk, dan disaring dengan kertas saring (Mukaromah, Endang T, 2008). Prosedur KLT 1. Lempeng KLT berukuran 4 x 8 cm diaktifkan dengan cara dipanaskan dalam oven pada suhu 1050C selama 30 menit. 2. Sampel ditotolkan pada lempeng KLT membentuk pita dengan menggunakan pipa kapiler pada jarak 2 cm dari bagian bawah plat, jarak antara noda adalah 1,5 cm. 3. Kemudian dibiarkan beberapa saat hingga mengering. Lempeng KLT yang telah mengandung cuplikan dimasukkan ke dalam chamber yang lebih terdahulu telah dijenuhkan dengan fase gerak berupa nbutanol : etil asetat : amonia (10:4:5). 4. Dibiarkan hingga lempeng terelusi sempurna, kemudian lempeng KLT diangkat dan dikeringkan. Diamati warna secara visual dan dibawah sinar UV, jika secara visual noda berwarna merah jambu dan dibawah sinar UV 254 nm dan 366 nm berfluoresensi kuning atau orange, hal ini menunjukkan adanya rhodamin B (Ditjen POM, 2001; Djalil et al dalam Utami dan Suhendi, 2009; Putri, 2009).

5. Penetapan Kadar Zat Warna Rhodamin B. Penetapan kadar rhodamin B dilakukan dengan spektrofotometri cahaya tampak pada panjang gelombang 400-800 nm. 6. Dikerok hasil KLT ditambahkan Larutan baku rhodamin B dibuat dengan konsentrasi 200 ppm. Dari larutan baku ini dibuat larutan baku dengan konsentrasi 0,5; 1; 1,5; 2; 5; 6; 7,5 ppm. Pelarut yang digunakan larutan HCl 0,1 N (Putri, 2009). Dengan perhitungan persamaan regresi kurva kalibrasi persamaan garis y = ax ± b dengan koefisien korelasi (r) sebesar kurang dari 1

roduk tersebut.

Related Documents


More Documents from ""