Pernik Ramadhan-4

  • Uploaded by: H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pernik Ramadhan-4 as PDF for free.

More details

  • Words: 8,873
  • Pages: 44
PERNIK PERNIK RAMADHAN

6. AMALIAH RAMADHAN

ٌ‫عبَادِى عَنّى َفإِنّى قَ ِريْب‬ ِ َ‫سأََلك‬ َ ‫وَ ِإذَا‬ ِ‫عوََة الدّاعِ ِإذَا دَعَان‬ ْ َ‫ُأجِيْبُ د‬ ‫جيْ ُبوْالِى وَ لْ ُيؤْ ِم ُنوْابِي‬ ِ َ‫فَ ْليَسْت‬ .َ‫ش ُدوْن‬ ُ ‫لَ َعلّ ُهمْ يَ ْر‬ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat. Aku perkenankan setiap do’a dari orang yang berdo’a, apabila ia berdoa (bermohon) kepada-Ku. Karena itu hendaklah mereka itu memenuhi segala permintaanku (hendaklah melaksanakan perintah-Ku dalam bermohon kepada-Ku), dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada pada kebenaran. (QS,2 – al Baqarah : 186)

Peluang sangat besar disediakan oleh Allah SWT untuk umat manusia di bulan Ramadhan ini. Allah SWT telah membelenggu setan di bulan ini, sehingga

MAS’OED ABIDIN

memudahkan manusia meningkatkan amaliahnya. Dengan berkah Allah pula, di bulan ini pintu neraka di tutup dan pintu kebaikan di buka. Di bulan Ramadhan tersedia rahmat, ampunan dan bebas dari azab Neraka.

‫وَهُ َو شَهْرٌ أَ ّولُهُه َرحْمَةٌ َو أَوْسَهطُهُ مَ ْغفِرَةٌ وَ آخِرُهُه‬ ُ‫غفَرَ ال‬ َ ِ‫خفّفَ عَنْ مَ ْملُوْكِ ِه فِ ْيه‬ َ ‫ن‬ ْ َ‫ن النّارِ م‬ َ ‫عِتْقٌ ِم‬ )‫(رواه ابن حزيمة‬

.ِ‫ن النّار‬ َ ِ‫َو أَعْ َتقَهُ م‬

“ Bulan Ramadhan adalah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengahannya keampunan (maghfirah) dan akhirnya adalah pemerdekaan (pembebasan) dari azab neraka. (HR. Ibn Khuzaimah).

Ramadhan

bulan

penuh

berkah.

Apabila

manusia tahu besarnya rahmat tersimpan di bulan ini, niscaya manusia berharap kiranya Allah SWT menjadikan semua bulan sepanjang tahun bernilai sama dengan Ramadhan. Manusia dicipta dengan lengkap. Diberi bekal keinginan dan dorongan hawa nafsu. Manusia di bimbing oleh akal (ratio) untuk beramal baik. Dalam mengharungi lautan kehidupan, manusia diberi pedoman yang lurus, Kitabullah yang lengkap. Dengan semua nikmat Allah itu, manusia diuji bermacam godaan, di antaranya dorongan beramal baik (shaleh) atau pancingan nafsu sendiri untuk berbuat salah. Manusia dibekali petunjuk dan hidayah Allah.

‫ل َفخُذُوْهُ وَمَا َنهَاكُمْ عَنْ ُه فَانْتَهَوْا‬ ُ ‫وَمَا آتَاكُ ُم الرّسُ ْو‬

PERNIK PERNIK RAMADHAN Maka apa yang diberikan oleh Rasul kepadamu terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, tinggalkanlah…,” (QS.59, al-Hasyr : 8). Manusia wajib setia

mengikutinya agar kedamaian dan ketenteraman hidup dapat diujudkan. Memanfaatkan fasilitas Allah ini, manusia di dorong untuk memenangkan pertempuran melawan godaan syaithaniyah. Jalan menyucikan jiwa pada dasarnya adalah menundukkan ghaflah dengan memperbanyak zikrullah, dan melawan maksiat dengan bertaubat. Di antaranya niat yang ikhlas karena Allah, dan upaya konsisten (istiqamah) mencari redha Allah. Semua itu dapat diraih dengan berbagai latihan. Termasuk latihan Ramadhan. Kemenangan akan diraih dengan kesungguhan diri (jihadun nafs) dan keteguhan (istiqamah) iman yang mampu membedakan antara baik dan buruk.

Allah Maha Tahu dengan kelemahan manusia. Rahmat Allah menghadirkan bulan mulia untuk manusia. Agar manusia dapat kembali menyusun kekuatan dirinya. Semestinya bulan Ramadhan di jalani sepenuh hati. Melaksanakan ibadah dan taqarrub dengan teratur.

ِ‫ل ال‬ ِ ‫ع نْ رَ سُ ْو‬ َ ُ‫ى الُ عَنْ ه‬ َ ِ‫ن أَبِي هُرَيْرَةَ َرض‬ ِ َ‫وَ ع‬

‫َانه‬ َ ‫ إِذَا جَاءَ رَ َمض‬:َ‫َسهلّ َم قَال‬ َ ‫ْهه و‬ ِ ‫علَي‬ َ ُ ‫صهلّى ال‬ َ َ‫ه النّارِ و‬ ُ ‫ه أَبْوَاب‬ ْ ‫غِلقَت‬ ْ ُ‫ه الجَنّةِ َو أ‬ ُ ‫ه أَبْوَاب‬ ْ ‫فُ ِتحَت‬ )‫(أخرجه مسلم‬

.ُ‫صفّدَتْ الشّيْاطِيْن‬ ُ

“ Jika datang Ramadhan maka dibukakan pintu sorga dan di gembok pintu-pintu neraka serta dirantai syaithan-syaithan” (HR. Muslim dari Abi Hurairah RA).

MAS’OED ABIDIN

MENJAGA PERUT

M

enjadikan perut sebagai tuan, bekerja keras

pagi dan petang lantaran takut perut tak berisi, atau hidup di dunia ditakar dengan perut kenyang saja, rasanya kurang tepat dijadikan tujuan utama hidup ini. Sebab,

ِ‫سبِ ابْ ن‬ ْ َ‫ ِبح‬،ِ‫مَا مَلَ آدَمِيّ وِ عَاءً شَرّا ِم نْ َبطْنِ ه‬

،َ‫ فَإ ِ نْ كَا نَ لَ َمحَالَة‬،ُ‫صلْبَه‬ ُ ‫ن‬ َ ْ‫آدَ َم أَكَلَ تٌ ُيقِم‬ .ِ‫ْسهه‬ ِ ‫ُثه لِ َنف‬ ٌ ‫ وَ ُثل‬،ِ‫ُثه لِشِرَابِهه‬ ٌ ‫ وَ ُثل‬،ِ‫ُثه لِطَعَامِهه‬ ٌ ‫فَ ُثل‬ )‫(رواه أحمد و الترمذي و ابن ماجة و النسائي و ابن حبان‬

“Tidak ada tempat yang paling buruk dari perut seorang yang dipenuhi oleh makanan. Cukuplah bagi anak Adam (manusia) beberapa makanan --(dan dalam satu riwayat beberapa suap)—untuk menegakkan tulang punggungnya. Dan sekiranya harus demikian, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk menumannya, dan sepertiga lagi untuk bernafas.” (HR.Ahmad, Tirmidzi).115

Dalam kekenyangan sangat mudah digoda malas. Susah mengendali syahwat. Sulit merasakan nikmatnya 115 HR. Ahmad (4/132), Tirmidzi mengatakan hasan shahih (2380), Ibnu Majah (3349), Nasa’I dalam al Kubra, Ibnu Hibban dalam Shahihnya (5236), Hakim menshahihkannya dan disetujui oleh al Dzahabi (4/121, 331, 332), semuanya sepakat dari Miqdam bin Ma’ad bin Yakrub.

PERNIK PERNIK RAMADHAN

ibadah. Di akhirat nanti, pasti akan sangat banyak pertanggungan jawab di hadapan Rabbun Jalil.

َ‫لَ نْ َت ُز ْولَ قَدَمًا عَ ْبدٍ َيوْ مَ ا ْلقِيَامَ ِة حَتّ ى يَ سْأ َل‬ ْ‫ و عَ ن‬،ُ‫ عَ نْ عُمْ ِر هِ فِيْمَا أَفْنَا ه‬:ٍ‫عَ نْ أَرْبَ عِ خِ صَال‬ ‫ و‬،ُ‫عنْ مَالِهِ مِنْ أَ ْينَ اكْ َتسَ َبه‬ َ ‫ و‬،ُ‫شَبَا ِبهِ فِ ْيمَا أِ ْبلَه‬ ‫ِهه (رواه‬ ِ ‫ب‬

َ‫ِهه مَاذَا عَ ِمل‬ ِ ‫علْم‬ ِ ‫َنه‬ ْ ‫ و ع‬،ُ‫فِيْم َا أَ ْن َفقَهه‬ )‫الطبراني‬

Pada hari kiamat seorang hamba (manusia) akan ditanya tentang empat perkara; tentang usianya, di pergunakan untuk apa; tentang masa mudanya, dengan apa di isi; tentang hartanya, dari mana di dapatkan dan kemana di belanjakan; dan tentang ilmunya, apa yang ia perbuat dengannya. (HR.Thabrani)116

JIHAD AKBAR

B

aginda Rasulullah SAW berkata, "Seseorang tidak dikata mujahid karena melompati musuh di medan laga. Tetapi yang mujahid itu, adalah menahan diri (memiliki ke- sabaran)". Berani tanpa perhitungan, bukanlah kesabaran. Kesabaran mendorong seseorang bertindak benar dan menjadikan seseorang berani berjuang mempertahankan keyakinannya.. Kesabaran adalah mampu mengendalikan diri. 116 Al Munzhiri (10/346) menyebutkan bahwa hadist yang sama diriwayatkan oleh al Bazzaar dan Thabarani dengan sanad shahih, perawinya tsiqat

MAS’OED ABIDIN

SABAR adalah khazanah kekayaan jiwa yang tidak dapat di ukur dengan harta benda belaka. Pengendalian diri, memiliki kesabaran sebelum bertindak adalah satu urusan besar dan berat. Baginda Rasulullah SAW menyebutnya "jihad akbar", atau "perjuangan yang berat". Dengan modal jihad itu, Islam menembus seluruh permukaan bumi dengan kekuatan kesabaran dan jiwa yang terkendali.

‫ه َمدَرٍ ول‬ َ ‫ه بَيْت‬ ِ ‫ظهْرِ الرض‬ َ ‫لَ يَبْقَهى على‬ ّ‫ أو بِ ُذل‬،ٍ‫ بِ ِعزّ عَزِيْز‬،‫خلَ ُه ال ال سلم‬ َ ‫ إلّ أَ ْد‬،ٍ‫وَبَر‬ )‫(رواه أحمد و الطبراني و ابن حبان و الحاكم‬

... ‫َذلِ ْي ٍل‬

Tidak ada rumah yang mewah maupun yang sederhana di muka bumi ini yang tidak akan dimasuki Islam. Dengan memuliakan orang yang mulia, atau dengan nebnghinakan orang yang hina. (HR.Ahmad dll).117 .

Sepulang dari Perang Uhud yang terkenal dengan banyaknya syuhada berguguran, Baginda Rasulullah bekata, "Kita baru saja keluar dari jihad (perang) yang kecil saja. Kita akan memasuki jihad (perang) yang lebih besar lagi". Pernyataan ini mengundang tanya sahabat setia "mana lagi perang (jihad) yang besar itu, wahai baginda Rasul?". Sahabat merasa perang yang baru lalu adalah paling besar yang mereka pernah alami. Rasulullah SAW menjawab, “jihadul akbar, jihadun nafsi". (Al Hadist). Memang mengalahkan nafsu adalah perang berat. 117 HR. Ahmad (6/4), Thabarani (20/601), Ibnu Hibban (6699,6701), al Hakim (4/430) ia menshahihkan atas syarath Bukhari Muslim dan itu disetujui oleh adz Dzahabi. Al Haitsam mencantumkannya di dalam Majma’ Zawaid (6/14)).

PERNIK PERNIK RAMADHAN

Perang besar yang hanya dapat dimenangkan dengan perjalanan menuju Allah. Dan mempertahankan kebaikan tersebut terus menerus atau istiqamah di dalam melaksanakan kewajiban ibadat yang ikhlas kepada Allah. Hati yang bersih mampu menanggung beratnya jihad sepanjang masa. Jihadun nafs, latihannya adalah shaum atau ibadah puasa yang di awali dan di akhiri pengendalian diri" sejak mulai menahan, sesudah sahur tatkala fajar datang menjelang.

‫ه‬ َ ‫ه ا ْلخَيْط‬ ُ ‫ه لَكُم‬ َ ‫وَ ُكلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّىه يَتَبَيّن‬ ‫اْلَبْيَضُه مِنَه ا ْلخَيْطِه اْلَس ْهوَدِ مِنَه ا ْلفَجْرِ ثُمّ اَتِمّوْا‬ .ِ‫الصّيَا َم ِإلَى الّل ْيل‬

“…dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar…kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam (maghrib datang)…” (QS.2, al-Baqarah ayat 187).

T

idak ada toleransi dalam ta’abudi kepada

Allah SWT. Ibadah adalah disiplin tinggi. Makin tinggi nilai latihan, makin lama berbekas dalam diri. Manusia berkualitas memiliki disiplin tinggi dalam setiap kondisi. Bangsa yang tangguh menghajatkan manusia yang rela menahan diri, berhemat. Memiliki rasa solidaritas (ukhuwah) yang mendalam. Semua tercipta dengan latihan terus menerus. Ibadah Ramadhan tujuan utamanya La'allakum Tattaquuna menjadi orang terlindungi. Bangsa bertakwa, adalah bangsa yang mawas diri.

‫َو َلوْ أَنّه َأ ْهلَ ا ْلقُرَى آمَنُوا وَ ا ّت َقوْا َلفَ َتحْنَها‬

MAS’OED ABIDIN

ِ‫علَ ْيهِمْ بَرَكَاتٍ ِمنَ السّمَاءِ و ْالَ ْرض‬ َ Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.118

Sejak awal manusia di anugerahi “fithrah” yang bersih. Martabatnya dibina dengan ibadah jasmaniah dan rohaniyah. Martabat pada kemampuan menahan amarah, memupuk kesabaran dan niat yang ikhlas merebut redha Allah.

‫ و إِنّمَا لِ ُكلّ امْرِئٍ مَا‬،ِ‫إنّمَا اْ َلعْمَالُ بِالنّيّا ت‬ ِ‫ه ِإلَى الِه ورَسهُولِه‬ ُ ‫ه ِهجْرَتُه‬ ْ ‫ه كَانَت‬ ْ ‫ َفمَن‬،‫َنوَى‬ ‫ فَمَن ْه كانَت ْه ِهجْرَتَهُه‬،ِ‫َف ِهجْرَتُهُه إلَى الِ ورَسُه ْولِه‬ ‫جهَا َف ِهجْرَتُ ُه إلَى‬ ُ ‫صيْ ُبهَا أوِ امْرََأةٍ يَتَ َز ّو‬ ِ ُ‫إلَى دُنْيَا ي‬ )‫(رواه البخاري و مسلم‬.ِ‫إلَيْه‬

َ‫مَا َهجَر‬

Sesungguhnya setiap amal itu karena niatnya. Dan bagi setiap orang itu apa yang diniatkan. Maka barangsiapa yang (niat) hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya, berarti hijrahnya itu untuk (mendapatkan redha dan karena taat kepada) Allah dan Rasul-Nya. Dam barangsiapa yang hijrahnya karena kepentingan dunia yang dia kejar, atau karena seorang perempuan yang akan dia kawini. Maka jirahnya itu untuk apa yang dia niatkan itu.” (HR.Imam Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khattab RA)119

118 QS.7, al A’raf : 96. 119 HR. Bukhari dan Muslim. Hadist masyhur riwayat Bukhari dalam Shahih-nya kitab al-Iman, bab “maa Jaa’a Anna al-‘Amal binNiyyah”, dan di berbagai tempat lain dalam Shahih-nya. Imam Muslim

PERNIK PERNIK RAMADHAN

Setiap insan yang memelihara fithrah kesucian jiwanya adalah pribadi kuat. Dijuluki "pribadi muttaqien", jujur, tabah berdisiplin, mempunyai "harga diri", pandai "berterima kasih". Itulah "pribadi berwatak". Manusia yang menjaga fithrah memiliki hati nurani yang hidup, peduli dengan "kaum dhu'afa" (kaum lemah). Memiliki fithrah berarti punya rasa bahagia dalam kalbu. "Kebahagiaan dalam memberi", menyiratkan rasa bahagia pada pemberi dan penerima. Memberi dan menerima, sesuai martabat dihormati keberadaannya di tiap-tiap anggota masyarakat. "Memberi" bukan monopoli kalangan kaya saja. "Menerima" tidak pula milik kalangan "bernasib malang". Si-pemberi memikul kewajiban karena ditangannya ada yang wajib dia keluar kan. Si-penerima memiliki pula kewajiban untuk menerima haknya dari sipemberi. Hakikatnya, si penerima yang dhu’afak telah menyelamatkan si pemberi yang kaya dari hukuman. Memberi kepada dhu’afak miskin, berarti menyelamatkan orang kaya dari menahan hak orang lain. Maka, orang kaya seharusnya berterima kasih kepada masakin di sekitarnya, karena dhuafak miskin itu yang menyelamat kan orang kaya tersebut. Satu ketika kelak, akan datang masanya semua orang kaya ingin memberikan hartanya. Namun, tidak seorangpun yang mau menerima. Keadaan ini disebutkan Rasulullah SAW sebagai pertanda kiamat.

،ُ‫لَ َت ُقوْ مُ ال سّاعَ ُة حَتّ ى يَكْثُرُ فِيْ ُك مْ المَالَ فَ َيفِيْ ض‬ dalam kitab al-Ijarah, bab “Qauluhuu Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam : Innama al-A’maal bin-Niyyah”, nr.1907. Keduanya dari Ibnu Umar). Sesungguhnya hadist ini masyhur, karena itu banyak pengutip hadist ini tidak memandang perlu lagi men-takhrij hadist ini.

MAS’OED ABIDIN

‫ و‬،ُ‫صهدَقَ َته‬ َ ‫ْهه‬ ُ ‫َنه َيقْ َبلُ مِن‬ ْ ‫حَتّىه َيهَمّ رَبّ المَالَ م‬ َ‫علَيْ هِ لَ أَرَ ب‬ َ ُ‫حَتّ ى يُعْرِضَ هُ فَ َي ُق ْولُ الّذِي يُ ْعرِضُ ه‬ )‫(متفق عليه‬

.‫لِي‬

Hari kiamat tidak akan terjadi hingga harta umat Islam demikian melimpah dan berlebihan, hingga orang yang mempunyai harta kesulitan mencari orang yang mau menerima sedekahnya, dan jika ia ingin memberikan hartanya kepada seseorang, orang yang akan di berikan harta tersebut berkata, ‘Aku tidak ingin’. (HR. Muttafaq ‘Alaih, al Lu’ Lu’ wal Marjan : 594.

Bila disimak hadist ini, pemberi dan penerima, sesungguhnya sama-sama memiliki "martabat" di sisi Allah. Kedua kelompok, atas-bawah dan kaya-miskin, dapat berperan mengisi kehidupan duniawi yang indah dan serasi. Mempertinggi makna kehidupan duniawi dengan harga menghargai menurut kemampuan masingmasing pula. Akan datang masanya, manusia tidak mau menerima pemberian manusia lain, karena merasa di balik pemberian tersimpan keinginan ingin membeli penerima. Kesadaran memanfaatkan sesuatu yang berasal dari hasil karya dan keringat sendiri, self-help dengan mandiri, lebih utama dari menjadi beban orang lain. Tatkala manusia sadar asas hidup duniawi, ketelatenan menjadi peraih kebahagiaan. Dan kebahagiaan adalah milik bersama. Tidak ada kebahagiaan kalau hidup sendiri. Maka tentulah semua orang ingin membantu. Tanpa harus lebih dahulu menunggu tangisan orang miskin minta dibantu. Renungan hadist Rasulullah SAW menyatakan ;

PERNIK PERNIK RAMADHAN

ِ‫جلُ فِيْ ه‬ ُ ‫طوْ فُ ال ّر‬ ُ ‫لَ َيأْتِيَنّ عَلى النّا سِ َزمَا نٌ َي‬ .ُ‫جدُ َأحَدًا َي ْأخُ ُذهَا مِنْ ه‬ ِ ‫بِال صّدَ َقةِ مِ نَ ال ّذهَ بِ ثُمّ لَ َي‬ )‫(متفق عليه‬ Akan datang masa dimana seseorang akan berkeliling dengan membawa sedekah dari emas, namun ia tidak menemukan seorangpun yang mau menerimanya. (HR.Muttafaq ‘Alaih, Lu’ Lu’ wal Marjan : 593)

Mengatasi kesenjangan sosial, seorang Muslim yang berharta wajib "membayarkan zakat, mengeluarkan infaq, shadaqah” dalam rangka ibadah.

‫ و أفْشُوا‬،َ‫ و أطْعِمُوا الطّعَا م‬،َ‫ُاعْبُ ُدوْا ال ّرحْمَ ن‬ ‫(رواه الترمذي و‬

ٍ‫سلَم‬ َ ِ‫خ ُل ا ْلجَنّةَ ب‬ ُ ‫ تَ ْد‬،َ‫سلَم‬ ّ ‫ال‬ )‫أحمد و البخاري‬

Sembahlah Yang Maha Pengasih (Allah ‘Azza Wa Jalla), dan berilah makanan (kepada orang yang perlu diberi makan, yakni fuqarak wal masakin atau dhu’afak), dan sebarkanlah salam (kepada semua orang di dalam pergaulan kehidupan), niscaya kamu akan masuk sorga dengan salam (penuh keselamatan). (HR.Tirmidzi) 120

Jangan hendaknya para dhu’afak yang telah lemah menjadi lebih tak berdaya. Hanya menampung belas kasihan semata. Orang kaya harus tahu beban derita orang melarat di kelilingnya. Jangan dinanti mereka meminta. Ulurkan tangan di saat ada kemampuan. Inilah kepedulian menurut ajaran Agama Islam. 120 HR. Tirmidzi, katanya hasan shahih (1856), Ahmad dalam alMusnad (6587), dan Syaikh Syakir menshahihkannya, juga Bukhari dalam al-‘Adab al Mufrad (981).

MAS’OED ABIDIN

Fungsikan lembaga sosial yang ada. Giatkan pendistribusian kekayaan dengan teratur. Utamakan nilai manfaat. Iringkan dengan pendayagunaan Lembagalembaga Baitul Maal, atau Badan Amil Zakat. Perankan Masjid-Masjid dengan sempurna. Buatkan segera data lengkap "kaum dhu'afa" (kalangan lemah) di lingkungan sendiri. Termasuk juga Anak Yatim.

‫ِهه و‬ ِ ‫ن فِى طَعَام‬ َ ْ‫ُسهلِمِي‬ ْ ‫ْنه الْم‬ َ ‫َنه ضَمّ يَتِيْمًا بَي‬ ْ ‫م‬ ُ‫َهه ا ْلجَنّة‬ ُ ‫َته ل‬ ْ ‫ْهه َوجَب‬ ُ ‫َسهتَغْنَي عَن‬ ْ ‫ حَتّىه ي‬،ِ‫شَرَابِهه‬ )‫(رواه أبو يعلى و أحمد‬

.ُ‫الْبَتّة‬

“Barang siapa yang menggabungkan (menanggung) anak yatim diantara kaum Muslimin, dalam makan dan minumnya, sampai mereka merasa cukup (kenyang) dari makan dan minum itu, maka ia (yang menanggung anak-anak yatim dan dhu’afak) itu pasti memperoleh sorga” (HR.Abu Ya’la dan Ahmad, dalam Al Munthaqa min At Targhib (1517) dan Majma’ Az Zawa-id (8/16).

Bagikan kepada yang "berhak" dengan amanah jujur dan benar. Bila perlu, ketok pintu "kalangan tak berpunya" atau dhu’afak itu. Antarkan langsung kerumah mereka, seperti dilakukan Khalifah Umar bin Khattab dalam upaya menyejahterakan kaum dhu’afak.

‫ و‬،َ‫صلَة‬ ّ ‫ و ُتقِيْ ُم ال‬،‫تَعْبُ ُد ال ول تُشْرِك بِ هِ شَيْئًا‬ َ‫صلُ ال ّرحِم‬ ِ َ‫ و ت‬،َ‫ُتؤْتِي الزّكَاة‬ Sembahlah Allah SWT dan jangan sekutukan Dia dengan apapun. Dirikanlah Shalat, keluarkan zakat, dan sambunglah tali silaturrahim.

PERNIK PERNIK RAMADHAN

Sediakan diri "mengetok hati" kalangan berpunya. Ingatkan bahwa di tangan mereka ada hak orang lain, yang wajib di keluarkan. Sehingga kesenjangan sosial teratasi. Wa ila'ilahi turja'ul umuur.

TAHAN RASA DAN KATA

Sahabat Umar ibn Khattab berkata,“Tidaklah

seseorang itu banyak berbicara melainkan banyak salahnya. Dan tidaklah banyak salahnya melainkan banyak dosanya. Dan tidaklah banyak dosanya melainkan masuk neraka”. Banyak dosa ditimbulkan oleh lidah. Memfitnah, menggunjing, berdusta, memaki dan lain-lain.

ِ‫س ِل‬ َ ْ‫ َفلَي‬:ِ‫ َو الْعَ َملَ ِب ه‬،ِ‫ل الزّوْر‬ َ ‫ع قَ ْو‬ ْ َ‫ن لَ مْ يَد‬ ْ َ‫م‬ ‫(رواه‬

.ُ‫َهه وَ شَرَابَهه‬ ُ ‫َعه طَعَام‬ ْ ‫َنه يَد‬ ْ ‫فيه أ‬ ِ ٌ‫حَاجَة‬ )‫البخاري‬

“ Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tidak meninggalkan) perbuatan itu, maka sekiranya dia (dengan berpuasa) meninggalkan makan dan minumnya, Allah tidak memperlukan itu”. (HR. Bukhari, dalam kitab as-Shaum dari Abu Hirairah).

Perintah Allah kepada umat untuk beribadah di bulan puasa dimaksudkan mencipta kemuliaan hidup. Memelihara hubungan vertikal dengan Allah Yang Maha Esa atau hablum min Allah. Membina hubungan serasi bermasyarakat atau hablum min an-naasi secara horisontal. Ibadah Ramadhan mengokohkan kedua hubungan di maksud.121 121 Pemerintah Republik Indonesia dalam pengamalan Pancasila,

MAS’OED ABIDIN

Shaum tidak semata menahan rasa haus dan lapar. Shaum adalah pula menahan diri dari berkata yang tidak senonoh. Menghindar dari berkata cabul.

‫م‬ ٌ َّ ‫جن‬ ََِّ ‫وَ ال‬ َ ‫م‬ َََ ‫ة وَ إِذ َا كَا‬ ُ ‫صيَا‬ ُ ََْ‫ن يَو‬ َََ ‫م‬ ِ ْ‫صو‬ َ .‫ب‬ َ ‫س‬ ْ ََََََ‫م فَل َ يَْرف‬ َ ‫أ‬ ْ ‫خ‬ ْ ََََََ ‫ َول َ ي‬،‫ث‬ ْ َََََُ ‫حدِك‬

‫))متفق عليه اللفظ للبخاري‬

Shiyam itu adalah junnatun, yakni perisai. Apabila satu ketika seorang dari kamu sedang berpuasa, hendaklah dia tidak berbuat cabul dan tidak pula berbantahan. (HR. Muttafaq ‘alaihi, menurut lafazd Imam Bukhari)

REBUT YANG PASTI

B

ila di simak hakikat ibadah dalam Islam tidak

mengabaikan kegiatan rutin. Tidak pula penyendirian dalam ibadah. Hidup jamaah memiliki nilai lebih dibanding sendiri. Mengasingkan diri dan memisah dari lingkungan bukan ajaran Islam. khususnya sila Ketuhanan Yang Maha Esa, selalu berupaya memuliakan Ramadhan ini. Tiap tahun mengajak rakyat Indonesia (yang Muslim) untuk mengamalkan ajaran puasa ini, dan meminta non-Muslim menghargainya. Pemerintah Daerah Sumbar, mulai dari Gubernur hingga Bupati/Wali Kota, selalu mengingatkan agar menghormati orang Islam yang tengah melaksanakan ibadah puasanya. Seyogyanyalah kita menghormati kedua ajakan ini. Ajakan pemerintah supaya tercipta "kerukunan umat ber-agama", tercipta pula ketenangan umat di dalam mengamalkan ajaran agama mereka, yaitu berpuasa (Shaum)

PERNIK PERNIK RAMADHAN

‫ و لَكِنّي أَ ُقوْ ُم و‬،ُ‫علَمُكُ مْ بِالِ و َأخْشَاكُ ْم لَ ه‬ ْ ‫أنَا َأ‬ ْ‫ فَمَ ن‬،َ‫ و أَتَ َزوّ جُ النّ سَاء‬،ُ‫صوْ ُم وأَ ْفطُر‬ ُ َ‫ و أ‬،ُ‫أَنَا م‬ )‫(متفق عليه‬

‫س مِنّي‬ َ ْ‫عنْ سُنّتِي َفلَي‬ َ َ‫َرغِب‬

Aku ini adalah orang yang paling tahu tentang siapa Allah dan paling takut kepada Nya, tapi aku ini bangun malam dan tidur.Aku juga berpuasa dan berbuka. Dan aku kawin dengan sejumlah perempuan. Maka barang siapa yang tidak suka dengan sunnahku, berarti dia bukan dari golonganku. (HR. Muttafaq ‘alaih).122

Rasulullah SAW mengajarkan keseimbangan dalam kehidupan, seiring taqarrub kepada Allah. Tujuan akhir adalah bahagia dunia dan di akhirat yang sama.

َّ ‫ و إ‬،ٌ‫ضَرة‬ َّ ‫إ‬ ‫ه‬ َ ٌ‫وة‬ ِ ‫خ‬ ُ ‫دُنْيَا‬ ّ ‫ن ال‬ َ ‫ن الل‬ َ ْ ‫حل‬ َ ،‫ها‬ ُ ِ ‫خل‬ ‫فيَنْظُُر‬ ْ َ ‫ست‬ ِ ‫م‬ َ َ‫ت‬ َ ْ ‫في‬ ْ ‫م‬ ْ ُ ‫فك‬ ُ ‫عالَى‬ َ ،‫ن‬ ُ َّ ‫فات‬ ‫ و‬،‫قوا الدُّنْيَا‬ َ ْ ‫كَي‬ َ ‫و‬ ْ َ‫ف ت‬ َ ‫ع‬ ْ ُ ‫مل‬ ُ َّ ‫!ات‬ َ‫ساء‬ َ ِّ ‫قوا الن‬

Sesungguhnya dunia itu lezat dan menggiurkan. Dan sesungguhnya Allah SWT menjadikan kalian sebagai khalifah diatas bumi. Kemudian DIA melihat bagaimana kalian bekerja. Takutilah dunia, dan berhati-hatilah dalam menjaga hak-hak kaum perempuan.123

Dalam seruan shalat Jum'at, terlihat pul;a betapa ibadah berjamaah menjadi kewajiban masyarakat muslim.

ِ‫صلَوَات مِ نْ يَ ْو م‬ ّ ‫ي لِل‬ َ ِ‫َيأَيّهَا الّذِيْ نَ آ َمنُوْا إِذَا نُ ْود‬ 122 HR. Muttafaq ‘Alaih dari Anas RA, al Lu’Lu’ Wal Marjan, hal.885. 123 HR. Imam Muslim, dalam kitab ar-Riqaq dari Abu Sa’id al Khudri (2742).

MAS’OED ABIDIN

ْ‫الْجُمْ َعةِ فَا سْعَوْا ِإلَى ِذكْرِ الِ وَ ذَرُوْا اْلبَيْ عَ ذَالِكُ م‬ َ‫خَيْرَ لَكُ ْم إِنْ كُنْتُمْ تَ ْع َملُوْن‬ "Wahai orang yang ber-iman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."124

Perintah Allah ini mempunyai makna besar. Pertama, shalat Jum'at lebih baik dari pekerjaan menghasilkan keuntungan (laba) materi. Melaksanakan shalat Jum'at untungnya lebih besar dari perdagangan (jual beli). Kedua, kehidupan umat muslimin bergerak antara masjid (ibadah shalat) dan pasar (ibadah muamalah di tampat usaha). Ayat ini menggambarkan keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi. Ketiga, selesai beribadah laksanakan tugas-tugas rutin, mencari redha Allah. Keempat, orang mukmin mesti berhitung matematis. Ibadah shalat Jum'at waktu pelaksanaannya hanya beberapa puluh menit memberi keuntungan ukhrawi berlipat kali. Perdagangan keuntungannya spekulatif. Mukmin berilmu memilih hal yang pasti dan tidak mau spekulasi. Keyakinan tauhidullah mendorong inovatif dengan pemahaman positif (positif thinking) bahwa tidak ada yang terbuang percuma di sisi Allah.

َ‫ ِإلّ كاَ نَ مَا أُ ِكل‬،‫س غَرْ سًا‬ ُ ِ‫سلِمٍ َيغْر‬ ْ ُ‫مَا مِ نْ م‬ 124 lihat firman Allah, QS. AL Jumu'ah, 62 : 9

PERNIK PERNIK RAMADHAN

َ‫ وَل‬،ٌ‫ وَمَا سُ ِرقَ مِنْ هُ َل ُه صَدَقَة‬،ٌ‫مِ ْن ُه لَ هُ صَ َدقَة‬ .ِ‫ن لَ ُه صَدَ َق ٌة إلَى َيوْ ِم القِيَامَة‬ َ ‫يَرْ َزؤُ هُ َأحَدٌ ِإلّ كَا‬ )‫(رواه مسلم‬ Seorang Muslim yang menanam suatu tanamaan, maka jika hasil dari tanamannya itu dimakan oleh manusia, maka akan menjadi sedekah baginya; jika hasilnya dicuri orang, juga akan menjadi sedekah baginya, dan jika dicabut oleh orang lain, maka itu juga akan menjadi sedekah baginya hingga hari kiamat. (HR.Muslim).

Beribadah, motivasinya adalah mencari redha Allah. Redha Allah ini mutlak. Allah telah menyediakan segalanya untuk hidup dengan nilai-nilai kemanusiaan. Perlu diikat dengan ibadah kepada Khalik. Ibadah adalah perjalanan kepada Allah (rihlah ilaa Allah). Kita perlu memahami pengertian berjalan menuju Allah, rukun dan titik tolaknya. Berjalan menuju Allah artinya berpindah dari jiwa yang tidak bersih (kotor) kepada jiwa yang bersih. Berjalan menuju Allah adalah berpindah dari akal yang tidak mengikut syarak (tidak syar’i) kepada akal yang tunduk kepada syarak. Berpindah dari hati yang kafir, munafiq, fasiq, sakit atau keras kepada hati yang tenang lagi selamat. Berjalan dari roh yang menyimpang dari pintu Allah, kepada roh yang mengenal Allah. Perjalanan kepada Allah adalah dengan melaksanakan segala kewajiban peribadatan kepadaNya. Berjalan dari jasad yang tidak terkendali dengan syarak kepada jasad yang terkendali secara sempurna oleh syariat Allah ‘Azza Wa Jalla. Kesimpulannya: berjalan menuju Allah adalah berpindah dari zat yang kurang sempurna kepada zat

MAS’OED ABIDIN

yang lebih sempurna dalam kesalehan dan dalam mengikut Rasulullah SAW, baik dalam ucapan, perbuatan atau keadaan amalannya.” Syarat-syarat perjalanan menuju Allah disebutkan antara lain, ilmu dan zikir. Tidak ada perjalanan menuju Allah tanpa ilmu. Tidak ada perjalanan menuju Allah tanpa zikir. Ilmu adalah yang menerangi jalan. Zikir adalah bekal perjalanan dan sarana pendakian. Rasulullah SAW bersabda:

:

" " (‫)رواه ابن ماجه وهو صحيح‬ Dunia dilaknat, dilaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali zikir kepada Allah dan apa yang menyertainya, – artinya orang yang senantiasa ingat dan mengerti bahwa semua yang ada ini adalah ciptaan Allah SWT yang mesti tunduk dan patuh kepada kehendak Allah itu saja, dengan satu gerakan ubudiyah pengabdian --, atau orang yang berilmu dan yang menpelajari ilmu” (Hadith sahih, diriwayat oleh Ibnu Majah).

Kita amat memerlukan ilmu yang membawa kita kepada mengenali segala perintah Allah. Kita memerlukan ilmu untuk mengenali hikmatnya, agar dapat melaksanakan segala perintah Allah dan merealisasikan hikmatNya. Kita berhajat kepada zikir. Agar supaya Allah selalu bersama kita dalam perjalanan menuju redhaNya. Maka rukun berjalan menuju Allah adalah ilmu dan zikir.

PERNIK PERNIK RAMADHAN

Tidak akan ada perjalanan melainkan dengan keduanya. Menempuh jalan menuju Allah itu terbagi dua golongan. Satu di antaranya lebih banyak memperhatikan zikir. Meskipun, mereka ambil zikir itu bersumber dari ilmu. Kelompok ini kemampuannya untuk mencapai ilmu memang terbatas. Tetapi, kesanggupan beribadat, beramal dan berzikir adalah besar. Jalan yang ditempuh tentulah memperbanyak zikir, dengan kemestian yang tidak boleh dilalaikan adalah menyertainya dengan ilmu. Zikir ialah yang diwarisi atau yang dianjurkan dan yang termasuk kedalam perintah Allah dan RasulNya SAW semata-mata jua adanya. Golongan lain lebih banyak merperhatikan ilmu. Meskipun mereka mengambil ilmu dikembangkan kepada zikir. Pembahagian ini semata karena kecenderungan minat manusia. Ada yang condong minatnya kepada ilmu lebih besar dengan kemampuan mencapai ilmu tersedia. Maka jalan yang sesuai bagi kelompok ini adalah menuntut ilmu dibarengi zikir. Pada akhirnya, Insya Allah keduanya akan sampai pada tujuan mereka (wusul). Tidak diragukan bahwa ilmu ialah ilmu tentang Alquran dan As-Sunnah serta yang diperlukan oleh salik dalam perjalanan zikirnya. Maka nilai ibadah lebih mahal dibandingkan dengan segala yang melekat pada pribadi seorang manusia. Ibadah akan mengisi bilai kemanusian terutama faktor mental. Karena itu, pengalaman yang diperdapat pada bulan Ramadhan seharusnya dijadikan pelajaran untuk mempersiapkan ibadah yang lebih baik. Sehingga Ramadhan mampu memberi makna untuk diri masing-masing dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,

MAS’OED ABIDIN

َ ُّ ‫ما َرب‬ َّ ‫م‬ ِّ ُ ‫وَ لِك‬ ‫ك‬ ِ َ‫ما ع‬ ِ ‫ت‬ َ ‫ل دََر‬ َ َ‫ملُوْا و‬ ٌ ‫جا‬ َّ َ‫ل ع‬ ‫ن‬ َ ْ‫ملُو‬ َ ْ‫ما يَع‬ ٍ ِ‫بِغَاف‬

“Dan masing-masing orang memperoleh derajat- derajat yang seimbang dengan apa yang dikerjakannya. Dan, Tuhanmu Allah tidak pernah lengah dari apa-apa yang mereka telah kerjakan “ (QS. Al An'aam, 6 : 132).

Di dunia ini ibarat menanam. Di akhirat nanti menuai

buahnya. "Ad dunya daar al-‘amal, wal akhirah daar ul-jazaa". "Dunia ini tempatnya berbuat 'amal (karya), akhirat tempat mendapatkan balasan (dari amalan semasa di dunia ini)" (Hadist). Maka di bulan Ramadhan kita tanam amal ibadah.

Keutamaan bulan Ramadhan adalah sarana bagi pertambahan nilai ibadah kita yang kurang selama ini. Penekanannya terletak kepada "aktifitas". Gerak untuk melaksanakan 'amalan. Nilai sebuah 'amal (karya) tidak berarti jika tidak ada usaha merealisir amal (karya) itu.

ُ‫ل صِيَامَه‬ ُ ‫ن َألْفِ شَهِ ٍر جَ َعلَ ا‬ ْ ِ‫شَهْ ٌر فِ ْيهِ لَ ْيلَ ٌة خَيْرٌ م‬

‫ْهه‬ ِ ‫ّبه فِي‬ َ ‫ِنه َتقَر‬ ْ ‫ م‬.‫ِهه َتطَوّعًها‬ ِ ‫َامه لَ ْيل‬ َ ‫فَرِ ْيضَةً َو قِي‬ َ‫ن أَدّى سَبْعِ ْين‬ ْ ‫ل الْخَيْرِ كَا نَ كَ َم‬ ِ ‫صلَةٍ مِ نْ خِ صَا‬ ْ َ‫ِبخ‬

ِ‫فَرِ ْيضَ ًة فِيْمَا سِوَاهُ َو هُوَ شَهْ ُر الصّبْر‬

“Di bulan Ramadhan, terdapat satu malam yang lebih utama dari seribu bulan”. Seterusnya Rasulullah SAW. bersabda, "Mengerjakan puasa di siang harinya diwajibkan. Dan mendirikan malam harinya (dengan ibadah sunnah seperti tarawih, tadarus Alquran) menjadi penambah pahala dari amal puasa Ramadhan itu.” Selanjutnya, “Amalan-amalan yang wajib, seperti

PERNIK PERNIK RAMADHAN tujuh puluh kali lebih baik dari pada amalan serupa di luar bulan Ramadhan. Dan bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran”. (HR. Ibn Khuzaimah dari Salman al-Farisi).

Keutamaan Ramadhan di dapat dengan dorongan yang tinggi dalam beribadah. Supaya manusia memiliki ethos kerja yang tinggi. Ibadah sanggup membentuk watak pekerja yang tangguh berfikir realistis dalam mengkaji dan mensyukuri nikmat Allah. Dari beberapa hadits di simpulkan ada amalan tertentu untuk lebih di perbanyak. Khususnya di bulan Ramadhan, karena keutamaan sorga yang terbuka dan Pintu Neraka di tutup serta di rantai iblis dan Syaithan.

ِ‫ن أَبِي هُرَيْرَةَ َرضِىَ الُ عَنْ هُ عَ نْ رَ سُ ْول‬ ِ َ‫َو ع‬

َ‫ إِذَا جَاءَ رَ َمضَا ن‬:َ‫سلّ َم قَال‬ َ ‫علَ ْي هِ َو‬ َ ُ‫صلّى ال‬ َ ِ‫ال‬ َ‫ه النّارِ و‬ ُ ‫ه أَبْوَاب‬ ْ ‫غِلقَت‬ ْ ُ‫ه الجَنّةِ َو أ‬ ُ ‫ه أَبْوَاب‬ ْ ‫فُ ِتحَت‬ )‫(أخرجه مسلم‬

.ُ‫الشّيْاطِيْن‬

ْ‫صفّدَت‬ ُ

Hadist dari Abi Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Apabila telah datang Ramadhan, maka dibukakan pintu-pintu sorga, dan dikunci pintu-pintu neraka, serta dibelenggu syaithan-syaithan.” (HR.Muslim). Menghindar

dari syaithan hanya dengan takwa dan menukar amalan buruk dengan yang baik di masa datang.

َ‫ وَ أتْبِ ِع ال سّيّئَةَ اْلحَ سَنَة‬،َ‫ِاتّ قِ ال حَيْثُمَا كُنْ ت‬

MAS’OED ABIDIN

.ٍ‫سن‬ َ َ‫ق ح‬ ٍ ُ‫خل‬ ُ ‫ و خَالِقِ النّاسَ ِب‬،‫حهَا‬ ُ ‫َت ْم‬ Takutlah kepada Allah dimanapun engkau berada. Ikutilah kesalahan oleh kebaikan, niscaya ia akan mengapu skesalahan itu, dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik. (al Hadist).

Baginda Rasulullah menyebut Ramadhan Syahr al- muwasah. Berlapang-lapang adalah adat manusia yang beradat. Sifat terpuji ini hanya ada pada orang yang mau memperhatikan nasib dan keadaan orang lain. Memberi makan kepada orang berbuka sangat di anjurkan.

ّ‫ن النّبِي‬ ِ ‫ع‬ َ ُ‫ى الُ عَ ْن ه‬ َ َ‫ن خَالِدٍ َرض‬ ِ ‫ع نْ زَيْدِ ْب‬ َ َ‫ن فَطّ َر صَائِمًا كَا ن‬ ْ َ‫ م‬:َ‫سلّ َم قَال‬ َ َ‫علِيْ هِ و‬ َ ُ‫صلّى ال‬ َ

ِ‫ن َأجْرِ ال صّائِم‬ ْ ِ‫ل َأجْرِ هِ غَيْ َر أَنّ هُ لَ يَ ْنقَ صُ م‬ ُ ‫لَ هُ مِ ْث‬ )‫(رواه الترمذى و النسائي و ابن ماجة‬

.ٌ‫يء‬ ْ َ‫ش‬

Dari Zaid bin Khalid RA, dari Nabi SAW, bahwa telah bersabda Rasulullah, “Barangsiapa memberi makanan buka puasa (ifthar shaim) untuk orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala puasa orang yang berpuasa (yang diberi perbukaan itu).” (HR.Tirmidzi, Nasa’I dan Ibn Majah).

Lapang-melapangi adalah sifat yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Memiliki kepekaan sosial yang mendalam. Kepedulian sosial tidak dimiliki oleh orang yang egoistis. Perangai yang hanya mau

PERNIK PERNIK RAMADHAN

mementingkan diri sendiri akan menjadi benalu dalam bermasyarakat. Kepekaan sosial melahirkan hidup bertenggang rasa. Dan tercipta kehidupan masyarakat tolong menolong.

‫علَى‬ َ ‫علَى البِرّ و ال ّتقْوَى وَلَ تَعَاوَنُوْا‬ َ ‫وَ تَعَاوَنُوا‬ .ِ‫شدِيْ ُد الْ ِعقَاب‬ َ َ‫ن ال‬ ّ ِ‫اْلِسْ ِم و الْعُدْوَانِ َو ا ّتقُوا الَ إ‬ Ta'aawanuu 'Alal birri wat takwa. Saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa. Dan jangan bertolongan dalam berbuat ma’shiyat dan permusuhan. Sdesungguhnya Allah itu keras iqabNya.125

Sikap gotong royong adalah modal utama penggerak pembangunan. Tumbuh dari kepedulian sosial yang tinggi. Rasa peduli, adalah hikmah lain dari shaum (puasa). Baginda Rasulullah SAW menyebutkan dalam hadist dialog dengan sahabat-sahabat beliau,

ُ‫ل الِ لَيْسَ ُكلّنَا َيجِدُ مَا َيفْطُ ُر الصّائِم‬ ُ ‫ يَا َرسُ ْو‬:‫قَالُوْا‬ ُ‫سلّمَ يُعْطِى ال‬ َ َ‫علَيْ هِ و‬ َ ِ‫صلّى ال‬ َ ِ‫ل ال‬ ُ ‫َفقَالَ رَ سُ ْو‬

‫علَى‬ َ ‫علَى تَمْ َرةٍ أَ ْو‬ َ ‫َنه فَطّ َر صهَائِمًا‬ ْ ‫َابه م‬ َ ‫هَذَا الثّو‬ .ٍ‫لَبَن‬

‫شُرْ َبةِ مَاء أَوْ مَ ْذقَ ِة‬

Para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Ya Rasulullah! Bukankah tidak semua dari kita berkemampuan memberikan berbuka (ifthar shaim) makan puasa ini kepada orang yang berpuasa?’. 125 QS. Al Maidah, 5 : 2.

MAS’OED ABIDIN

Rasulullah SAW menjawab, “Allah memberikan pahala yang sama besarnya kepada orang yang memberikan perbukaan makan kepada orang yang berpuasa, walaupun pemberian itu karena ketidak mampuannya hanya sanggup memberikan sebutir korma, seteguk air atau hanya seteguk susu”. (HR.Ibn Khuzaimah) Di bulan Ramadhan diperbanyak pahala puasa dengan "pemurah", dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

ِ‫سلّ َم فِ ْيهِ َأجْوَدَ بِا ْلخَيْر‬ َ َ‫علَيْهِ و‬ َ ُ‫صلّى ال‬ َ ‫ن النّبِي‬ َ ‫كَا‬ ِ‫سلَة‬ َ ْ‫ح الْمُر‬ ِ ْ‫ن الرّي‬ َ ِ‫م‬ Adalah Nabi SAW di bulan Ramadhan berada dalam penuh kebaikan (pemurah) melebihi angin sepoisepoi basah. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibn. Majah).126

Agama Islam, memulai pendekatan dari menumbuhkan rasa ni'mat dalam memberi. Menambah rasa syukur dalam menerima. Al Yaadul 'ulya. Khairun Minal Yadis-Sufla...", kata Baginda Rasulullah SAW. Maknanya tiada lain adalah, “Tangan di atas (yang memberi), lebih baik dari tangan yang dibawah (yang hanya menerima)". (Al Hadist). Hikmahnya tegas sekali. Muslim harus menjadi umat terbaik Berkualitas mulia (khairin), menjadi umat bertangan di atas. Umat yang mampu memberi dengan kasih sayang sesama, sebagaimana kasih terhadap diri sendiri.

ّ‫ْهه مها ُيحِب‬ ِ ‫ُمه حَتّىه ُيحِبّ ِ ِلخِي‬ ْ ‫ِنه أحَدُك‬ ُ ‫ل ُتؤْم‬ 126 HR.Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibn Hibban dalam kitab Shahih-nya diriwayatkan dari Zaid bin Khalid, seperti disebutkan di dalam kitab Shahih al Jami’ ash-Shaghir (nr. 6415).

PERNIK PERNIK RAMADHAN

)‫(متفق عليه‬

.ِ‫لِ َنفْسِه‬

Belum beriman seorang dari kalian sehingga mereka mencintai terhadap saudaranya (sesama beriman) layaknya mereka mencintai terhadap dirinya sendiri (HR.Muttafaq ‘Alaih).

Membentuk umat yang mampu memberi tidaklah mudah. Kemampuan memberi itu harus ditopang oleh adanya syarat dan rukun. Satu rukunnya adalah harus berpunya. Punya meteri untuk diberikan. Punya sikap suka memberi. Punya kualitas tidak senang menerima. Punya izzatun-nafs atau harga diri yang tinggi. Suka memberi didorong oleh sikap jiwa dari dalam. Memberi dengan ikhlas. Memberi yang berkualitas melahirkan rasa solidaritas (ukhuwah). Menerima, mesti pula dijadikan "menerima" yang berkualitas. Pihak yang "memberi" dan yang "menerima", memiliki derajat kemuliaan. Ibadah shaum melahirkan keikhlasan yang tinggi. Yang memberi telah memberi dengan ikhlas. Yang menerima, juga menerima dengan ikhlas. La'allakum Tasykuruuma (supaya kamu bersyukur). Bersyukur adalah pandai berterima kasih. Bersyukur tidak semata sebatas mengucapkan Alhamdulillah. Bersyukur, bermakna memelihara apa yang ada.

‫ْنه‬ َ ‫ يَاب‬:ِ‫ْمه القِيَامَة‬ َ ‫جلّ َيقُ ْولُ َيو‬ َ ‫إن ّ ال َ عَزّ َو‬ َ‫ يَا رَبّ! كَ ْيف‬:َ‫ َفلَمْ ُتطْعِمْنِي! قَال‬،َ‫آ َدمَ! اسْ َتطْعَمْ ُتك‬ ُ‫علِمْ ت‬ َ ‫ أَمَا‬:‫ك و َأنْ تَ رَبّ اْلعَالَمِيْ نَ؟! قال‬ َ ُ‫ُأطْعِم‬

MAS’OED ABIDIN

‫َمه ُتطْعِمْههُ؟ أَم َا‬ ْ ‫ َفل‬،ٌ‫اسهَتطْعَ َمكَ عَبْدِي ُفلَنه‬ ْ ‫ّهه‬ ُ ‫أَن‬ ‫(رواه‬

‫علِمْ تَ َأنّ كَ َلوْ َأطْ َعمْتَ ُه َل َوجَدْ تُ َذلِ كَ عِنْدِي؟‬ َ )‫الطبراني‬

Sesungguhnya Allah SWT ‘Azza wa Jalla, berfirman ” pada hari kiamat. ‘ Hai anak cucu Adam! Aku minta makan kepadamu, tapi kamu tidak memberi-Ku makan.’ Dia (anak Adam) berkata, ‘Ya Rabb! Bagaimana aku mau memberi-Mu makan, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?!’ Allah berfirman, ‘ Apa kau tidak tahu, bahwa si Fulan hamba-Ku itulah yang meminta kepadamu makan. Mengapa tidak kamu beri makan? Apa kau tidak tahu, kalau kau memberinya makan, maka kau akan mendapatkan (ranjaran) hal itu dari sisiKu?’ ‘Hai anak Adam! Aku meminta kepadamu minum, tapi kau tidak memeberi-Ku minum!’ Dia (hamba) berkata, ‘Ya Rabb! Bagaimana aku mau memberi-Mu minum, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?!’ Allah SWT berfirman, ‘ Hamba-Ku si Fulan meminta padamu minum, tapi tidak kau beri dia minum. Apa kau tidak tahu bahwa kalau kau memberinya minum, kau akan mendapatkan (pahala) hal itu dari sisi127 .(Ku?’.”( HR.Muslim

Menggunakan ni'mat menurut ketentuan pemberi ni'mat. Bersedia memberikan hak Allah melalui makhlukNya. Setiap ni’mat yang telah diterima manusia dalam hidup di dunia akan ditanya kemana dipergunakan.

،َ‫شبَابَ كَ قَ ْبلَ هَرَمِ ك‬ َ :ٍ‫ِاغْتَنِم خَ ْم سًا قَ ْب َل خَمْ س‬ ‫ و‬،َ‫َاكه َق ْبلَ َفقْرِكه‬ َ ‫ و غِن‬،َ‫سهقَ ِمك‬ َ َ‫صهحّ َتكَ َق ْبل‬ ِ ‫و‬ 127 HR.Muslim, di dalam al-Birr was-Shilah (2569).

PERNIK PERNIK RAMADHAN

‫(رواه‬

.َ‫ و حَيَاتَ كَ قَ ْبلَ َموْتِ ك‬،َ‫فَرَاغَ كَ قَ ْبلَ شُ ْغلِ ك‬ )‫الحاكم‬

Manfaatkanlah sebaik-baiknya lima macam kesempatan sebelum datang lima yang lainnya; masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang masa sakitmu, saat kayamu sebelum tiba saat miskinmu, waktu senggang – lapangmu – sebelum datang waktu sibukmu dan hidupmu sebelum matimu datang menjelang’. (HR.Hakim)128

Nabi Muhammad SAW selalu berdoa kepada Allah agar tidak di perdaya oleh kekayaan dunia dan tidak hina karena kefakiran yang dimiliki.

ّ‫ اَلّلهُم‬،‫اَلّلهُمّ إَنّى َأعُوْذَبِ كَ مِ نْ شَرّ فِ ْتنَةِ الغِنَى‬ )‫(رواه البخاري‬

.ِ‫عوْذَ ِبكَ ِمنْ شَرّ فِتْنَ ِة ال َفقْر‬ ُ ‫إَنّى َأ‬

Wahai Allah, sesungguhnya aku ini berlindung kepada MU dari jahatnya fitnah kekayaan. Ya Allah, sesungguhnya aku ini berlindung kepada MU dari buruknya fitnah kefakiran (HR. Bukhari Muslim)129

Pemurah sesama manusia, terutama kepada dhu’afak, karena do’a fakir miskin sangat mustajab. Yang tidak peduli nasib simiskin, sesungguhnya bukanlah golonganku, kata Nabi Muhammad SAW. Manusia bukan objek dari alam. Tetapi sebaliknya, alam adalah objek bagi manusia. Alam dibuat untuk kepentingan, keperluan manusia. Manusia adalah subjek terhadap alam itu. Bila ilmu pengetahuan alam mengenal adanya geo-centris dimana bumi sebagai pusar kendali 128 Imam Hakim mensahihkannya menurut syarat Bukhari Muslim dengan disetujui oleh Mundziri, al Munthaqa : 2089, dan Dzahabi (4/306). ) 129 HR.Imam Bukhari dalam ad Da’wat dan Imam Muslim dalam adz-Dzikri wa ad-Du’aa. Lihat Lu’Lu’ wal Marjan (345).

MAS’OED ABIDIN

kehidupan alamiyah. Maka Allah Yang Maha Pencipta telah menciptakan manusia sebagai titik sentral dari kehidupan di bumi yang alamiyah ini. Bumi tidak akan menjadi pusat perhatian, bila ditakdirkan tidak dihuni oleh manusia. Apabila masa sekarang planit-planit lain dikeliling bumi mulai menjadi perhatian dan bahan penelitian, justeru karena adanya manusia penghuni bumi.

QIYAMUL-LAIL, SHOLAT MALAM

Rasulullah

SAW bersabda; “Barangsiapa yang

melaksanakan Qiyamul-Lail di Ramadhan atas dasar iman dan ikhlas pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lewat”. (H.R. Bukhari Muslim). Melakukan amalan baik, seperti shalatul-lail, serta menyeru orang lain untuk ikut melaksanakannya, niscaya akan mendatangkan keuntungan besar.

‫ َفلَهُ َأجْ ُرهَا و‬،ً‫حسَنَة‬ َ ً‫سلَ ِم سُنّة‬ ْ ‫سنّ فِي ا ِل‬ َ ْ‫مَن‬ َ‫ مِ نْ غَيْرِ أَ نْ يَ ْنقُ ص‬،ِ‫َأجْرُ مَ نْ عَ ِملَ ِبهَا مِ نْ بَ ْعدِ ه‬ ‫(رواه مسهلم و أحمهد و الترمذي و‬

‫ي ٌء‬ ْ َ‫ِمه ش‬ ْ ‫جوْ ِره‬ ُ ‫ِنه ُأ‬ ْ ‫م‬ )‫النسائي و ابن ماجة‬

Barangsiapa yang menyunnahkan suatu sunnah yang baik di dalam Islam, maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkan sesudahnya, tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.(HR.Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah).130

130 Diriwayatkan dari Jarir, lihat juga Shahih al Jami’ ash

PERNIK PERNIK RAMADHAN

Seruan untuk setiap Mukmin agar berjihad memelihara kepatuhan terhadap Allah SWT dengan sujud dan rukuk yang teratur.

‫سجُدُوْا وَ اعْبُدُوْا‬ ْ ‫َيأَيّهَا الّذِيْ نَ آ َمنُوْا ارْكَ ُعوْا َو ا‬ ‫ وَ جَاهِدُوْا فِي‬.َ‫رَبّكُ مْ وَافْ َعلُوْا ا ْلخَيْرَ لَ َعلّكُ مْ ُت ْفِلحُوْ ن‬

‫علَيْكُ مْ فِي‬ َ َ‫ هُ َو اجْتَبَاكُ مْ وَمَا جَ َعل‬،ِ‫الِ حَقّ جِهَادِ ه‬ ُ‫سهمّاكُم‬ َ َ‫ْمه هُو‬ َ ‫ُمه إِبْرَاهِي‬ ْ ‫َجه ِملّ َة أَبِيْك‬ ٍ ‫ِنه حَر‬ ْ ‫ْنه م‬ ِ ‫الدّي‬

ُ‫ّسه ْول‬ ُ ‫ْنه الر‬ َ ‫ِنه قَ ْبلُ َو ف ِي هَذَا لِيَ ُكو‬ ْ ‫ُسهلِمِيْنَ م‬ ْ ‫الْم‬ ‫علَى النّا سِ َفَأقِيْمُوْا‬ َ َ‫علَيْكُ مْ وَ تَكُ ْونُوْا شُهَدَاء‬ َ ‫شَهِ ْيدًا‬

َ‫عتَ صِمُوْا بِالِ هُو‬ ْ ‫صلَوَاتَ وَ آُتوْا الزّكَوَا تَ وَ ا‬ ّ ‫ال‬ .ُ‫مَوْلَكُ ْم فَنِعْ َم الْمَ ْولَى وَ نِعْ َم ال ّنصَيْر‬ “Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Alquran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Shaghir : 6305)

MAS’OED ABIDIN Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (QS.22, al-Hajj ayat 77-78).

Tanggung jawab muslim memelihara shalat mereka, dengan shalat di awal waktu. Para Malikat mengawasi umat manusia dan melaporkan setiap hari keadaan umat tersebut tentang shalatnya. Hadist Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada kita betapa malaikat bertimbang terima pada dua waktu shalat subuh dan ashar.

ٌ‫ وَ مَلَئِكَة‬،ِ‫ مَلَئِكَةٌ بِالّل ْيل‬:ْ‫يَتَعَاقِبُوْن ههَ فِيْكُم هه‬ ِ‫ َو صَلَة‬،ِ‫ن فِي صَلَةِ الْفجْر‬ َ ْ‫ وَ َيجْتَمِعُو‬،ِ‫بِالنّهَار‬ ْ‫سَألُهُم‬ ْ َ‫ فَي‬،ْ‫ن الّذِيْ نَ بَاتُوْا فِيْ ُك م‬ َ ْ‫ ُثمّ يَعْ ُرجُو‬،ِ‫الْعَ صْر‬

:َ‫ كَيْ فَ تَرَكْتُ مْ عِبَادِي؟ فَ َيقُ ْولُوْ ن‬:ْ‫علَ مُ بِ ِه م‬ ْ َ‫َو هُ َو أ‬

.َ‫صلّوْن‬ َ ُ‫ وَ آتَيْنَاهُ مْ َو هُ مْ ي‬،َ‫صلّوْن‬ َ ُ‫تَرَكْنَاهُ مْ وَهُ مْ ي‬

)‫(متفق عليه‬

Malaikat akan saling bergiliran memperhatikan kalian. Ada malaikat yang bertugas pada malam hari dan ada malaikat yang bertugas pada siang hari. Mereka (kedua kelompok malaikat itu) berkumpul pada shalat Fajar dan shalat Ashar. Kemudian malaikat yang telah bertugas mengawasi kalian akan naik kelangit, dan Allah SWT menanyakan laporan mereka, dan Allah SWT lebih tahu dari merekatentang itu, bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku saat kalian meninggalkan mereka? Mereka menjawab, “kami meninggalkan mereka sedang saat shalat, dan kami datang di saat mereka sedang shalat juga. (HR. Muttafaq ‘alaih)131 131 Dari Abi Hurairah, lihat juga Lu’Lu’ wal Marjan, (nr.367).

PERNIK PERNIK RAMADHAN

TADARUS ALQURAN

Bulan Ramadhan adalah bulan Nuzul Quran. ِ‫شَهْرُ رَ َمضَا نَ الّذِي أُنْ ِزلَ فِ ْي ِه القُرْآ نَ ُهدًى للنّا س‬

‫ُمه‬ ُ ‫َنه شَهِدَ مِنْك‬ ْ ‫َانه فَم‬ ِ ‫ِنه الْهُدَى و الفُ ْرق‬ َ ‫َاته م‬ ٍ ‫و بَيّن‬ ٍ‫سفَر‬ َ ‫علَى‬ َ ْ‫الشّهْ َر َفلْيَ صُمْهُ وَ مَ نْ كَا نَ مَرِيْضًا أَو‬

ُ‫ يُرِيْ ُد الُ بِكُ ُم الْيُ سْرَ َولَا يُرِيْد‬.َ‫ن أَيّا ٍم ُأخَر‬ ْ ِ‫فَعِدّةٌ م‬ ‫علَى مَا‬ َ َ‫بِكُ ُم الْعُ سْ َر و لِتُكْ ِملُوْا العِدّ َة و لِتُكَبّرُوا ال‬

َ‫هَدَاكُ ْم و لَ َعلّكُمْ َتشْكُرُ ْون‬

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu

MAS’OED ABIDIN bersyukur. (QS.2, al Baqarah : 185)

Mendalami Alquran sama halnya dengan menambah ilmu yang berguna untuk kehidupan manusia. Dengan membaca dan menghafal Alquran sebenarnya seseorang melatih memori otaknya. Melatih perekaman otak agar tidak cepat menjadi pelupa dan melatih kefasihan lidah. Membaca Alquran dengan makhrij huruf yang benar sama dengan mengajar kefasihan lidah pada semua lahjah (intonasi) bahasa-bahasa dunia. Rajin membaca Alquran berarti menambah ilmu pengetahuan. Dan orang berilmu tampil dengan sikap teguh, kuat, dan istiqamah, yakni konsisten dalam bertindak atau berbuat kearah yang baik. POLA QURANI.

Sebagai

muslim ada kewajiban mewujudkan

masyarakat makmur berkeadilan ketenteraman yang menjadi idaman dalam hidup ini. Berkeadilan sejati adalah makmur dan tenteram dibawah naungan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Sebagai insan hamba Allah, tidak boleh kita mengabaikan dimensi kultural dari bangsa ini. Lebih 85% umat ini memiliki nilai-nilai khair umatin atau umat utama sebagai konsekwensi dari dinamika sosial bangsa yang berkemampuan tinggi. Tepatnya, perlu di mulai dengan menerapkan Pola "Q" yang semestinya tidak ditolak oleh bagian terbesar generasi bangsa ini yang telah menerima Alquran sebagai hidayah. "Pola Qurani" yang bermuatan hidayah mampu menjadi nilai dasar pembentukan kualitas manusia.

PERNIK PERNIK RAMADHAN

Muatan

dasar

pertama

adalah

imaniyah.

Keyakinan kepada Kekuasaan Allah Yang Maha Esa. Dikenal dengan formula "tauhid", yang memberikan motivasi kepada manusia menggerakkan aktivitas nyata. Mengantisipasi perubahan cepat yang tengah berlaku. Suatu tatanan peradaban modern (maju) dapat di terima oleh umat, selama perubahan tersebut tidak harus berakibat tercerabutnya umat dari nilai dasar iman dan kepribadian Islami. Formula tauhid, adalah kesadaran bahwa alam ini di cipta dengan kesiapan menerima setiap perubahan. Setiap perubahan itu berada di dalam kerangka idealisme yang tetap utuh, yakni mencari redha Allah.

Muatan

kedua

adalah

formula

ukhuwwah.

Kesadaran pentingnya persaudaraan dan kekerabatan yang di ikat dengan tali keakraban (sebangsa dan setanah air). Muatan ini mendorong terciptanya upaya-upaya nyata dan serius mengaktualisasikan potensi yang di miliki guna di arahkan kepada kehidupan mandiri (self help) dalam upaya menciptakan tatanan bermasyarakat yang lebih baik (mutual help). Pada akhirnya mampu melahirkan masyarakat yang hidup dan menghidupi (selfless help) sebagai uswah-hasanah atau sosok ketauladanan. Formula ukhuwwah, kekerabatan (kesaudaraan) berperan dalam memecahkan masalah kemiskinan dan kemelaratan umat, dengan meluruskan kesenjangan sosial atas prinsip ta'awunitas, yaitu kerjasama atas dasar sama-sama bekerja. Firman Allah dalam Al Qur^an menyebutkan,

MAS’OED ABIDIN

"I'maluu 'alaa makanatikum, inni 'amil", artinya "kamu masing-masing berbuat pada tempat (posisi) kamu, akupun berbuat pula (menurut kemampuan pada posisiku pula)". Makna lebih dalam ialah berkembangnya tatanan saling menghormati pada posisi sama terhormat. Dan tertutupnya kesempatan exploitation de l'homme par l'homme seperti pada kehidupan kapitalistis.

Muatan ketiga adalah formula fii-sabilillah,

yang

pada hakekatnya mengikat diri pada pemilihan hanya pada jalan Allah. Maknanya, bahwa sumber pendapatan dan pembiayaan yang di lakukan terhindar dari kebocoran-kebocoran (waste atau mubazzir). Menegakkan aturan normatif merupakan konsekwensi logis agar secara aktualita di dapati batas-batas antara boleh dan tidak, antara suruhan dan larangan, antara halal dan haram, dan kepedulian yang tinggi terhadap perubahan-perubahan dengan bimbingan akhlakul karimah.

Muatan keempat, adalah formula ukhrawi. Karena antara keperluan dunia dan kepentingan akhirat sama sekali tidak terpisah. Tidak berdiri sendiri-sendiri tanpa ada ketergantungan satu sama lainnya. Kepercayaan kepada hari akhir (kehidupan sesudah mati) sebenarnya keyakinan terhadap adanya kewajiban pertanggungan-jawab individual yang tidak bisa dimanipulasi datanya. Keyakinan ini menempatkan pernilaian bahwa "hari akhir itu lebih baik dari hari sekarang (dunia) ini". Konsep kesejahteraan hari akhirat amat ditentukan oleh pemilihan

PERNIK PERNIK RAMADHAN

yang amat tepat di masa kini (duniawi). Konsep "ukhrawi" melahirkan sikap positif dalam bertindak dengan penuh kehati-hatian. Memilih amal yang tepat, disiplin yang tinggi, hemat, tidak takabbur, bahkan terjauh dari sikap perilaku tercela. Akhirnya mampu membentuk kualitas manusia efektif dan konstruktif. Kualitas itu ada pada semua proses pembangunan di seluruh segi kehidupan manusia di dalam mencipta kedamaian dunia. Maka, formulasi "akhirat" membentengi umat dari gejolak faham sekularistik, yang muaranya adalah hedonistik, vandalisme, anarkis, sadisme dan a-moral. Kepercayaan atau keyakinan kepada kehidupan ukhrawi memposisikan manusia pada peranan strategis. Muatan nilai-nilai yang dididikkan menciptakan sumber daya manusia seimbang. Dengan memiliki kehandalan intelektual, fisik, profesionalitas. Memiliki keimanan dan ketakwaan. Mempunyai kepribadian luhur, dan akhlak karimah, seperti yang diharapkan dalam format pembangunan manusia seutuhnya.

Muatan kelima, adalah formula ilmu dan hikmah. Keperluan terhadap ilmu, menjadi bahagian awal dari pemberitaan Alqurani, pada ayat-ayat yang pertama di turunkan. Ilmu tidak pernah berhenti, sampai dunia berakhir dengan kiamat. Allah SAW menyebutnya dalam Fiman Nya,

‫خلَق َه اْلِنْسهَانَ مِن ْه‬ َ .َ‫خلَقه‬ َ ‫ِاقْ َرأْ بِاس ْهمِ رَبّك َه الّذِي‬ َ‫علّ م‬ َ .ِ‫علّ مَ بِا ْلقَلَ م‬ َ ‫ الّذِي‬.ُ‫ك اْلَكْرَ م‬ َ ّ‫ ِاقْ َرأْ وَ َرب‬.ٍ‫علَ ق‬ َ

MAS’OED ABIDIN

.ْ‫اْلِنْسَانَ مَا لَمْ يَ ْعلَم‬ " Bacalah, Dan Tuhanmu-lah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya" (Al 'Alaq, QS.96 ayat 3-5).

Untuk mendapatkan ilmu perlu dicari guru yang ikhlas (syeikh atau mursyid) yang dapat memberikan ta’lim pembelajaran, tarbiyah pendidikan, dan diiringi oleh tarqiyah pembimbingan.132 Kewajiban mendapatkan guru (belajar, menuntut ilmu) ini adalah termasuk dalam kaedah usul fiqh yang menyebutkan,

‫ما ل يتم ا لواجب ال به فهو‬ ‫واجب‬

Sesuatu perkara yang menyebabkan sesuatu kewajiban tidak akan dapat disempurnakan kecuali dengannya maka perkara tersebut adalah wajib juga hukumnya.

Dengan kaedah ini dapat di pahami betapa pentingnya usaha-usaha pembentukan da’iya, imam khatib, para mu’allim dan tuangku di nagari-nagari pada saat kembali ke surau. Memberikan bekalan yang cukup melalui pelatihan dan pembekalan ilmu yang memadai. Membuatkan anggaran belanja yang memadai di daerah-daerah menjadi sangat penting di dalam mendukung satu usaha yang 132 Syeikh al-Tayyibi menegaskan : “Sesungguhnya semua ahli tasawwuf telah meng-ijmakkan wajibnya seseorang mendapatkan seorang guru bagi dirinya yang bakal mengasuhnya dan membimbingnya dengan cara-cara yang tepat untuk menghapuskan sifat-sifat tercela yang biasanya menghalang hatinya dari mengingati Allah…

PERNIK PERNIK RAMADHAN

wajib. Tidak syak lagi, merawat berbagai penyakit batin itu wajib. Siapapun yang dikuasai oleh penyakit batin wajib mencari guru yang dapat menjauhkan dari berbagai sifat jahat itu.

Perkampungan Minangkabau dengan rangkiang berjejer di halaman rumah gadang. (Foto Dok,HMA-2002, Perkampungan Minangkabau Padangpanjang)

Merebut ilmu, sesuai dengan bimbingan Rasulullah SAW menjadi kewajiban bagi setiap Muslim (lelaki dan perempuan), (Al Hadist). Tidak ada batas usia menuntut ilmu sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Tuntutulah ilmu itu dari ayunan hingga ke liang lahat (qubur)" (Al Hadist). Tidak pula terbatas di satu wilayah seperti yang dianjurkan "Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina". Kenyataan tentang keberhasilan manusia di dalam ukuran universal hanyalah dengan penguasaan ilmu pengetahuan. Hal ini senyatanya amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, "Siapa yang inginkan dunia dia harus peroleh

MAS’OED ABIDIN dengan ilmu, siapa yang inginkan akhirat juga harus direbut dengan ilmu, dan siapa yang inginkan keberhasilan kedua- duanya (dunia dan akhirat) maka keduanya harus direbut dengan ilmu" (Al Hadist).

Seorang yang ingin melakukan tazkiyah nafs mesti didukung oleh himmah (minat dan cita) yang kuat. Himmah diartikan cita-cita, tekad yang bulat dan kuat, yang di dorong oleh niat yang tulus, keyakinan yang benar, cara yang benar di dalam mencapai cita-cita itu.133 Seorang yang memiliki himmah kuat didorong menjalani jalan Allah seumur hidupnya. Himmah akan mendorongnya bersungguh-sungguh, tanpa lalai dan letih. Himmah tidak mengenal segan sampai kepada tercapainya tujuan perjalanan.134 Untuk menjaga himmah ini maka hendaklah dibaca dan diingatkan selalu doa munajat :

‫الهصي انصت مقصصودي ورضاك‬ ‫مطلوبي‬ Ya Allah, Ya Tuhanku! Engkaulah tujuan hidup dan matiku dan keredhaan-Mu adalah yang ku cari. Redha adalah aplikasi utama dari nilai Alqurani yang di turunkan oleh Allah pada bulan Ramadhan. Salah satu keutamaan puasa Ramadhan dan membaca Alquran itu disebutkan dalam salah satu Sabda Rasulullah, ”Puasa dan sholat malam membela si hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Ya robbi, saya halangi ia untuk makan dan minum disiang hari ’. Alquran juga berkata, ‘Aku rintangi ia untuk tidur di 133 Al-Falimbangi, ‘Abd al-Samad, Siyarus-Salikin, h. 44 134 ibid, Al-Falimbangi, ‘Abd al-Samad, Siyarus-Salikin,

PERNIK PERNIK RAMADHAN

malam hari’. Maka jadikanlah kami penolongnya.”135 Melakukan tazkiyah nafs menghendaki adanya teman (ikhwan). Agar sama-sama ingat-mengingatkan dan bantu-membantu dalam berbagai masalah yang dihadapi. Apabila tazkiyah nafs akan dicapai dengan sempurna, hindarilah untuk berdampingan dengan orang yang menyukai kejahatan. Jauhilah bergaul dengan para pengikut hawa nafsu dan yang tidak beradab sopan. Seiring pula dengan Firman Allah,

ْ‫ت ا ْلحِكْمَ َة َفقَد‬ َ ْ‫يُؤْتِى ا ْلحِكْمَةَ مَ نْ َيشَآءُ وَ مَ نْ يُؤ‬ ِ‫للْبَاب‬ َ ْ‫ل أُ ْولُوْا ا‬ ّ ِ‫ي خَيْرًا كَثِيْرًا وَمَا يَذّكّ ُر إ‬ َ ِ‫أُوت‬ " Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Alquran dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orangorang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). “(Al Baqarah, QS. 2 ayat 269).

Tazkiyah nafs memerlukan perawatan dari berbagai penyakit nafs dengan menjaga dan menyuburkan jiwa itu. Ketika roh suci ditiupkan kedalam tubuh manusia, semua hati manusia telah diperkenalkan kepada Allah dan musyahadah kepada-Nya. Allah berfirman :

َ َ ‫م‬ َ ‫قالُوا بَلَى‬ ‫هد‬ ُ ‫س‬ ْ َ ‫أل‬ ْ ُ ‫ت بَِرب ِّك‬ ِ ‫ش‬ ‫نا‬

Bukankah Aku ini Tuhan kamu? (Para roh menjawab): Benarlah (Engkau Tuhan kami) Kami saksikan. 136 135 H.R. Ahmad dan Nasai. 136 Al-A’raf, 172

MAS’OED ABIDIN

Setelah Allah memasukkan roh itu ke dalam jasad manusia, hati itu telah lupa terhadap janji dan pengakuan tersebut. Hanya Rahmat Allah semata, dengan diturunkan agama kepada para rasulNya. Dengan melaksanakan ajaran agama itu, roh manusia dikenalkan kembali kepada Allah SWT. Roh manusia yang berada dalam jasad (Nafs alNatiqah) itu mudah dikotori berbagai perkara. Pengotoran yang sangat berbahaya ialah syirik atau menyekutukan Allah. Karena itu, orang musyrikin rohaninya najis. Allah berfirman:

ْ ‫م‬ ‫س‬ َ ‫ركُو‬ َ َ‫ن ن‬ ُ ْ ‫ما ال‬ َ َّ ‫إِن‬ ٌ ‫ج‬ ِ ‫ش‬

Bahawasanya orang-orang musyrikin itu najis. 137 Selain syirik, berbagai maksiat dan dosa-dosa besar maupun kecil juga mencemari jiwa dan hati manusia. Jiwa yang telah tercemar berbagai maksiat akan mengandungi berbagai sifat tercela dan jauh dari sifatsifat terpuji. Hati akan mati, karena ghaflah yaitu lalai. Langkah pertama ke arah tazkiyah nafs itu ialah menghidupkan jiwa atau hati yang mati karena ghaflah itu. Cara terbaik dengan zikrullah dan muraqabah atau tafakkur mengingati nikmat Allah. Nabi SAW bersabda :

‫مثل الذي يذكر ربه والذي ليذكر ربه‬ ‫مثل الحي والميت‬ Umpama orang yang mengingati Tuhannya dan orang yang tidak ingatkan Tuhannya seperti orang yang hidup dengan yang mati. 138 137 Al-Tawbah, 28 138 Al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, Kitab al-Da’awat

PERNIK PERNIK RAMADHAN

Satu keniscayaan bahwa pergolakan kompetitif di era globalisasi didominasi oleh pemilik ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka berpeluang menguasai dunia global masa datang. Penguasaan ilmu pengetahuan (hikmah) adalah bagian integral dalam Pola Qurani (Pola Q). Penguasaan ilmu pengetahuan bagi umat ini menjadi dorongan kuat dan akomodasi alternatif untuk memotivasi manusia (Muslim) mengantisipasi langkah zaman jauh kedepan. Akan tetapi, dengan ilmu semata tanpa dikuatkan oleh hati yang bersih, akan di dapati satu susunan masyarakat yang berilmu banyak dengan keyakinan tipis. Kalau umat Islam masih "mendua" menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup, maka selama itu pulalah umat Islam ditimpa berbagai macam kegelisahan dan penderitaan. Umat Islam yang menderita itu, tidak bisa dilepaskan dari keingkaran pada kebenaran ayat-ayat Alquran. Karena itu, mari kita benar-benar menjadikan Alquran pedoman hidup yang membawa kesejahteraan secara keseluruhan. Dengan mengembangkan kehidupan berpola Qurani sebagai salah satu pilihan tepat bermuatan hidayah Allah yang di percayai umat terbanyak dari generasi bangsa ini. Pola Qurani yang diterapkan ini dapat menopang laju pembangunan negara tercinta dan menjanjikan langkah positif kedepan guna menatap perubahan zaman. Semua langkah tersebut mestinya dengan mengharap redha Allah.

I’TIKAF DI MASJID

di lakukan

MAS’OED ABIDIN

Maknanya berdiam di Masjid mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah padaNya.

ِ‫إَنّمَا يَعْمُرُ َم سَاجِدَ الِ مَ نْ آ َم نَ بِالِ وَ الْيَوْ م‬

َ‫صلَوَةَ َو ءَاتَي الزّكَوَةَ َولَ مْ َيخْ ش‬ ّ ‫الخِرِ و َأقَا َم ال‬ .َ‫ك أَنْ يَكُوُْنوْا ِمنَ الْمُهْتَدِ ْين‬ َ ‫ل فَعَسَى أُولَ ِئ‬ َ ‫إِلّ ا‬ Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.at Taubah : 18)

Rasulullah selalu beri’tikaf terutama 10 malam terakhir Ramadhan. Para malikat di langit selalu bersujud dan tasbih kepada Tuhannya. Tidak sejengkalpun permukaan langit yang terluang dari tempat bersujudnya malaikat.

ُ‫ و الّذِي َنفْس‬.َ‫حقّ َلهَا أنْ تَئِط‬ ِ ‫ و َي‬،ُ‫أَطتِ ال سّمَاء‬ ُ‫ُمحَمّدٍ ِبيَدِهِ! ما ِف ْيهَا َموْضِعُ شِبْرٍ إ ّل و فِيْ ِه جَ ْبهَة‬ ‫(رواه ابهن‬

.ِ‫ُسهبّحُ ال ِبحَ ْمدِهه‬ َ ‫ ي‬،ٍ‫َكه سهَاجِد‬ ٍ ‫َمل‬ )‫مردوبه‬

Langit tertutup, dan memang sepantasnya ia tertutup. Demi zat yang Yang Menguasai Diri Muhammad! Tidak ada satu tempat selebar satu jengkalpun, kecuali di sana ada kening malaikat yang sedang bersujud dan bertasbih kepada Allah dengan segala pujian-pujian.

PERNIK PERNIK RAMADHAN (HR.Ibnu Marduweih).139

Di Madinah al Munawwarah bersama rombongan Umrah Lailatul Qadar, Ramadhan 1422 H.

Sudah sewajarnya manusia menyediakan waktu untuk bersujud di masjid. Ibadah I’tikaf di Masjid sangat disenangi oleh Rasulullah SAW, terutama di bulan Ramadhan. “Masjid adalah rumah untuk setiap 139 Hadis dari Anas RA, shahih seperti ditemui di dalam kitab Shahih Jami’ Shaghir, (no.1020)

MAS’OED ABIDIN

orang yang bertakwa dan Allah bertanggung jawab akan memberi rahmat kepada orang yang menjadikan masjid sebagai rumahnya, dan ia akan melewati jembatan keridhaan Allah SWT.” (HR. Thabrani) Setiap muslim hendaknya sadar bahwa yang akan membantu dalam hidup di dunia dan di Padang Mahsyar, semata hanya pertolongan dari Allah dan dari sesama yang bertauhid. Pertolongan akan didapat dari mereka yang sama bersujud, termasuk para malaikat, dan dari mereka yang sama taat dan patuh kepada Allah SWT.

َ‫ن آمَنُوْا الّذِ ْي ن‬ َ ْ‫ َو الّذِي‬،ُ‫إِنّمَا َولِيّكُ ُم الُ وَرَ سُ ْولُه‬ ‫ه‬ ْ ‫ه وَ هُم‬ َ ‫ه الزّكَوَات‬ َ ‫هلَوَاتَ وَ يُؤْتُوْن‬ ّ ‫ه الص‬ َ ‫ُيقِيْمُوْن‬ .َ‫رَاكِعُوْن‬

“ Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).” (QS.5, alMaidah, ayat 55) v

Related Documents


More Documents from "H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar"