Permasalahan Yang Terjadi Di Kampus Stai Balaiselasa Merupakan Hal Yang Harus Diperjuangkan Oleh Mahasiswa.docx

  • Uploaded by: Anonymous SyaVQ9
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Permasalahan Yang Terjadi Di Kampus Stai Balaiselasa Merupakan Hal Yang Harus Diperjuangkan Oleh Mahasiswa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,502
  • Pages: 5
Kronologis Permasalahan yang terjadi di kampus STAI Balaiselasa

Berdasarkan surat yang masuk kepada pimpinan STAI Balaiselasa pada tanggal 8 November 2016 Untuk mengadakan audensi dengan pimpinan STAI Balaiselasa, berdasarkan surat masuk tersebut

Mahasiswa dibawah naungan Senat Mahasiswa mengadakan Audensi dengan pimpinan

STAI Balaiselasa pada Hari Kamis tanggal 10 November 2016 yang dihadiri oleh pimpinan STAI Balaiselasa dan Mahasiswa. Dari pihak mahasiswa diwakili oleh pimpinan organisasi intra kampus yang beranggota dari Senat Mahasiswa, DPM, HMJ PAI dan HMJ AS, dan juga pimpinan UKM STAI Balaiselasa. Atas landasan ingin berkembang dan majunya tempat kita menuntut ilmu yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI ) Balaiselasa Dalam Audensi tersebut diruangan Senat Dosen membahas tentang hak Mahasiswa yang terdiri dari beberapa poin yaitu : 1. Profesionalitas tenaga kerja pendidik/ Dosen. Pendistribusian tenaga pendidik yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang di pelajarinya, maka hal demikian akan terjadi kesenjangan pembelajaran yang tidak terlaksana sebagai mana mestinya, tenaga pendidik yang tidak sesuai dengan yang terdapat pada daftar perkuliahan yaitu adanya tenaga dosen bergelar Profesor (Prof) dan Doctor (DR) tapi tidak pernah terealisasi. 2. Sarana Mahasiswa seperti wifi, ruangan terbuka (Taman Hijau) Untuk menunjang komunikasi pada zaman sekarang ini telah bercukup ragam salah satunya dengan adanya internet, dalam hal demikian pengadaan wifi dibutuhkan untuk kelancaran sarana informasi dan komunikasi, begitu juga dengan adanya ruang terbuka hijau atau tempat duduk-duduk sambil nunggu dosen datang, karena selama ini tempat duduk mahasiswa tersebut hanya diparkiran, diatas motor atau dilorong-lorong perbatasan lokal dan juga diwarung dekat kampus tersebut.

3. Permasalahan Adminisrasi yang tidak jelas Kurangnya pembinaan terhadap pegawai tata usaha, dalam hal ini terjadi perhentian pegawai yang akan membawa dampak menyulitkan bagi pegawai yang baru karena belum berpengalaman atau tidak ada gantinya pegawai yang di berhentikan tersebut.

4. Kebijakan yang berkaitan dengan mahasiswa tanpa adanya

koordinasi dengan

organisasi intra kampus Organisasi intra kampus yang terdiri dari Senat Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), juga Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tarbiyah dan Syariah belum adanya pembinaan terhadap organisasi intra kampus tersebut baik dalam kegiatan maupun struktural, dalam beberapa pelaksanaan kegiatan tanpa adanya komunikasai dengan pihak tersebut seperti contoh pada utusan lomba ke Padang, juga Seminar dan Kepanitiaan kegiatan kampus dalam bentuk berkaitan dengan Mahasiswa. 5. Sipecemen keuangan yang tidak menentu Dalam urusan keuangan merupakan hal yang sangat riskan dalam sebuah lembaga untuk itu diperlukan pelaporan secara rutin atau berjangka kepada pihak yang bersangkutan untuk meninjau hal tersebut pihak berwenanglah yang lebih mengetahui dan efeknya adalah kurang minatnya mahasiswa dalam membayar uang iyuran spp atau iyuran lainnya dalam tepat waktu. Dan keterbukaan lah yang bisa untuk penyelesaian dan pelaporan secara berkala tidak hanya mengeluh tentang kekerangan keuangan dalam membayar gaji Pegawai atau Dosen.

6. Akreditasi STAI Balaiselasa Akreditasi merupakan hal yang penting dalam perguruan tinggi, dan kurang proritas dari pimpinan kampus dalam memperbaikinya seperti deadline nya dalam perbaikan akreditasi syariah (pernah sempat mati akreditasinya dan di susun ulang), dan kurangnya persiapan dalam perbaikan tersebut sedangkan menurut masyarakat luas bahwa untuk menjadi Pegawai Negri harus minimal akreditasi B sedangkan menurut kabar (belum adanya penyampaian yang jelas) akreditasi jurusan Tarbiyah dengan Prodi pendidikan Agama Islam (PAI) C, dan akreditasi jurusan Syariah dengan Prodi Hukum Perdata Islam (HPI) juga C, dalam hal itu akan menyurutkan animo masyarakat untuk kuliah di kampus STAI Balaiselasa karena akreditasi tersebut. 7. Gedung serbaguna yang terbengkalai

Dalam Audensi tersebut belum bisa dijelaskan oleh Pimpinan STAI Balaiselasa yaitu Ketua Stai Balaiselasa beserta pembantu ketua I, Pembantu Ketua II dan Pembantu Ketua III Karena jawaban dari pimpinan STAI Balaiselasa yang belum mengarah kepada jawaban yang semestinya dan hanya bersifat keluh kesah yang terjadi di STAI Balaiselasa karena banyak segala hal kekurangan tanpa mencari solusi yang baik dan tepat. Karena belum adanya solusi penyelesaian pada audensi tersebut Pada Hari Senin tanggal 14 November 2016, Mahasiswa STAI Balaiselasa dari organisasi intra kampus bersama mahasiswa lain ingin menyampaikan aspirasi atau hak- hak mahasiswa yang belum terpenuhi secara bersamasama, dengan hasil kesepakatan dari mahasiswa yang akan diadakannya mogok belajar dalam sementara waktu, apabila tidak ada penjelasan yang jelas tanpa ada unsur paksaan karena pada saat itu lahir dari ide sesama mahasiswa. Dan pada hari ini juga dilihat dari sebagian mahasiswa masih ada yang melakukan proses belajar, dan sebagian juga dari mahasiswa yang telah sepakat melaksanakan proses mogok belajar. Maka dari hal terjadi keributan karena adanya perpecahan suara dalam keputusan bersama mahasiswa, tidak lama berselang dari terjadinya keributan sesama mahasiswa karena kesepakatan tersebut, datanglah salah satu atasan dari STAI Balaiselasa tidak adanya pembinaan pada saat itu malahan ancaman pada ketua Senat STAI Balaiselasa yang dianggap sebagai provokator kejadian tersebut. Dan besok harinya Hari Selasa pada tanggal 15 November 2016, sekitar pukul 16 : 00 WIB seorang dari anggota pengawas yayasan melakukan perbuatan penganiayaan terhadap salah satu Mahasiswa, yang dianggap sebagai provokator, dengan cara mencekik leher dan ketika itu Ketua STAI Balaiselasa datang dan mengusir seluruh mahasiswa tanpa menanyakan pokok dari permasalahan dan tidak ada pula menindak lanjuti perkara tersebut untuk penyelesaian,dan kami telah mencoba menemui pimpinan STAI Balaiselasa namun tidak di tanggapi dengan positif tetapi malah berbuah ancaman bagi mahasiswa. Karena tidak ada penyelesaian , maka dari mahasiswa melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib demi keamanan mahasiswa. Pada esok harinya perwakilan dari mahasiswa yang merupakan utusan dari organisasi intra kampus (Senat Mahasiswa) menemui pimpinan STAI balai selasa mengenai permasalahan yang menimpa teman namun karena hari sudah sore dan pimpinan STAI sudah pulang maka di undur menjadi besoknya.semenjak hari itu perwakilan dari mahasiswa STAI balai selasa terus mencari dan menemui pimpinan untuk mendapat penjelasan mengenai insiden itu.

Namun setiap di lakukan pertemuan tidak mendapatkan penjelasan yang menuju titik terang dari masalah yangterjadi tersebut. Masalah yang terjadi kemudian di ambil ahli oleh keluarga yang bersangkutan dengan terus melakukan peninjauan terhadap laporan kepada pihak yang berwajib sampai akhirnya melakukan perdamaian dengan pelaku dengan pihak keluarga yang bersangkutan di Polsek Ranah Pesisir. Hal demikian bisa terjadi karena pihak pimpinan tidak cepat tanggap dalam penyelesaian kejadian yang terjadi pada lingkungan kampus, mengapa penyelesainnya secara pribadi. Secara Kekeluargaan Pemasalahan penganiayaan laporannya dicabut kepada pihak berwajib oleh pelaku dan korban pada hari Rabu Tanggal 21 November 2016 Pada hari Sabtu tanggal 24 November 2016 salah seorang pegawai STAI Balaiselasa mengantarkan surat kepada beberapa orang mahasiswa langsung kerumah mahasiswa yang bersangkutan dengan isi surat adalah memberikan skor kepada mahasiswa tersebut. Sebanyak 7 (Tujuh) orang. Pada Hari Senin tanggal 29 November 2016, mahasiswa melakukan Orasi aksi damai didepan Ruang Tata Usaha (TU) dan Pimpinan STAI Balaiselasa. Dengan meminta penjelasan soal permasalahan yang terjadi dikampus secara terbuka. Yaitu penjelasan permasalahan yang dibahas pada waktu audensi tersebut, disamping itu mahasiswa juga menuntut hak- hak mahasiswa yang belum terpenuhi, sebagian hak – hak mahasiswa yang belum terpenuhi adalah sebagai berikut : 1. Almamater Mahasiswa semester III yang belum didapatkan 2. Permintaan sarana informasi mahasiswa yang sangat menunjang prestasi mahasiswa seperti wifi yang telah di janjikan 3. Mengapa ada beberapa Menyelanggarakan acara dikampus yang berkaitan dengan mahasiswa atas nama Senat Mahasiswa tidak ada kerjasama dengan pihak penyelenggara 4. Kepada pimpinan stai balaiselasa supaya diperhatikan profesional tenaga pengajar 5. Berikanlah pembinaan kepada mahasiswa atas permasalahan yang terjadi di kampus demi mencapai mahasiswa yang intelektual, akademis, dan bermasyarakat 6. Kami sebagai mahasiswa sangat berharap kepada pimpinan untuk meletakkan profesional pimpinan secara standar nasional 7. Kepada pimpinan selaku pendidik menjadi contoh yang baik bagi mahasiswa bukan sebaliknya

8. Mohon realisasikanyanng tercetak pada brosur-brosur yang tercetak 9. Mari kita ciptakan rasa aman dannyaman di lingkungan kampus 10. Tolong jelaskan landasan tentang keputusan pimpinan yang sangat merugikan mahasiswa Pada hari ini pimpinan STAI Balaiselasa tidak lengkap berada di ruang hanya ada Ketua STAI Balaiselasa dan menyuruh seluruh peserta orasi untuk bubar dan diselesaikan pada hari besoknya jam 10.00 WIB, tanpa memberikan pembinaan yang jelas dan seluruh mahasiswa yang melakukan orasi membubarkan diri dengan sendirinya tanpa adanya anarkis atau berbuat diluar batas kewajaran. Pada hari rabu 30 November 2016, perwakilan mahasiswa meminta penjelasan untuk penyelesaian permasalahan yang terjadi di kampus STAI Balaiselasa, namun tidak ada penyelesaian seperti yang diharapkan mahasiswa, malahan tekanan yang mahasiswa dapat dan caci maki (penghinaan) dari pimpinan STAI Balaiselasa. Dan menanyakann tentang surat skorsing tersebut mengapa mereka di skor dengan waktu skorsing yang berbeda-beda,ada yang di skor selama 1 semester dan ada yang 2 semester,tanpa mendapatkan penjelasan yang jelas, tanpa memberikan SP 1 dan SP2 terlebih dahulu,hal ini membuat mahasiswa yang bersangkutan merasa di rugikan. Kami sangat kecewa dengan sikap pimpinan selaku pendidik yang tidak bisa menjadi contoh yang baik mahasiswa kita hanya pergi Belajar ke Stai Balaiselasa dan menyampaikan aspirasi malahan yang didapatkan surat skorsing, apa itu balasan yang setimpal kami dapatkan menyampaikan aspirasi tanpa melakukan hal-hal diluar batas kewajaran dan tidak ada berbuat anarkis. Dalam perjalanan kejadian yang terjadi di STAI Balaiselasa belakangan ini mahasiswa hanya bertujuan melaksanakan rapat terbuka supaya permasalahan yang terjadi bisa diselesaikan secara bersama secara musyawarah mufakat Tetapi yang terjadi malah sebaliknya yaitu 1. Tidak ada penyelesaian permasalahan dengan secepatnya 2. Memberikan skorsing kepada mahasiswa sebanyak 7 (tujuh) orang dengan pertimbangan yaitu a. Tidak menyelesaian administrasi yaitu tidak membayar SPP dan Iuran lainnya b. Melakukan provokasi kepada Mahasiswa lain 3. Memberikan ancaman kepada Mahasiswa yang menyampaikan aspirasi

Related Documents


More Documents from ""