PENDAHULUAN I.
LATAR BELAKANG Setiap pergantian tahun ajaran baru, SMA Negeri ini selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikannya serta mengejar dan menciptakan programprogram baru seperti yang telah terlaksana di SMA Negeri favorit yang berada di kota ini. Salah satunya ialah dengan adanya kelas Akselerasi. Karena itulah, sekolah mulai memperbaiki, membangun dan sedikit memperbaiki mutu bangunan atau gedung yang ada di SMA Negeri ini. Oleh karena itu, kami ditugaskan untuk membuat makalah yang berjudul “Perencanaan Bangunan” sebagai pemenuhan nilai tugas kami.
II.
TUJUAN
Untuk mengetahui layak atau tidaknya bangunan-bangunan yang telah berdiri di SMA Negeri.
Untuk mengetahui bangunan mana saja yang perlu dibangun ulang, maupun diperbaiki
Untuk mengetahui bangunan apa saja yang akan dibangun
III.
ISI Setelah observasi yang telah kami lakukan, kami dapat memutuskan bahwa bangunan-bangunan yang berada di SMA Negeri ini sudah memenuhi Standar Konstruksi dan Bangunan yang berlaku di Indonesia, yaitu :
No No SNI 1 SNI 0004-2008
Judul
Ruang Lingkup
Tata cara commissioning
Tata cara ini meliputi istilah dan definisi,
instalasi pengolahan air
persyaratan yang berlaku untuk semua kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan cara pengerjaan. Commissioning IPA merupakan uji coba terhadap kinerja masingmasing unit dan terhadap keseluruhan proses IPA dari mulai air baku sampai menjadi air minum yang dilaksanakan oleh tim yang ditetapkan.
2 SNI 02-2406-1991 Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata cara ini digunakan untuk memperoleh hasil perencanaan drainase perkotaan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuanketentuan teknik perencanaan
3 SNI 03-0090-1999 Spesifikasi Bronjong Kawat Standar ini menetapkan dimensi bronjong kawat dan persyaratan bahan baku, syarat mutu, pengambilan contoh, syarat lulus uji, pengemasan dan syarat penandaan bronjong kawat. 4 SNI 03-0675-1989 Spesifikasi Ukuran Kusen Pintu Kayu, Kusen Jendela
Spesifikasi ini bertujuan untuk mewujudkan
Kayu, Daun Pintu Kayu
pembuatan, pemasangan, dan pengawasan
Untuk Bangunan Rumah dan pelaksanaan yang optimal Gedung 5 SNI 03-1724-1989 Tata Cara Perencanaann Hidrologi dan Hidraulik
Tata cara ini digunakan dalam mendesain Bangunan disungai (bangunan pemanfaatan,
untuk Bangunan di Sungai.
konservasi dan silang) agar memenuhi
Judul direvisi menjadi :Tata persyaratan persyaratan hidrologi dan cara perhitungan debit
hidraulik, dan bertujuan untuk melestarikan
andalan air sungai dengan
dan meningkatkan keandalan bangunan di
analisis lengkung kekerapan sungai dan sungainya sendiri. 6 SNI 03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan
Tata cara ini digunakan untuk mengarahkan
Ketahanan Gempa Untuk
terciptanya pekerjaan perencanaan dan
Rumah dan Gedung.
pelaksanaan baja yang memenuhi ketentuan minimum serta mendapatkan hasil pekerjaan struktur yang aman, nyaman dan ekonomi.
7 SNI 03-1727-1989 Tata Cara Perencanaan
Tata cara ini digunakan untuk memberikan
Pembebanan Untuk Rumah beban yang diijinkan untuk rumah dan dan Gedung
gedung, termasuk beban-beban hidup untuk atap miring, gedung parkir bertingkat dan landasan helikopter pada atap gedung tinggi dimana parameter-parameter pesawat helikopter yang dimuat praktis sudah mencakup semua jenis pesawat yang biasa dioperasikan. Termasuk juga reduksi beban hidup untuk perencanaan balok induk dan portal serta peninjauan gempa, yang pemakaiannya optional, bukan keharusan, terlebih bila reduksi tersebut membahayakan konstruksi atau unsur konstruksi yang ditinjau
8 SNI 03-1728-1989 Tata Cara Pelaksanaan
Tata cara ini digunakan untuk memberikan
Mendirikan Bangunan
landasan dalam membuat peraturan-peraturan
Gedung
mendirikan bangunan di masing-masing daerah, dengan tujuan menyeragamkan bentuk dan isi dari peraturan-peraturan bangunan yang akan dipergunakan di seluruh kota-kota di Indonesia
9 SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan
Tata cara ini digunakan untuk mengarahkan
Bangunan Baja Untuk
terciptanya pekerjaan perencanaan dan
Gedung
pelaksanaan baja yang memenuhi ketentuan minimum serta mendapatkan hasil pekerjaan struktur yang aman, nyaman dan ekonomi
10 SNI 03-1730-2002 Tata Cara Perencanaan
Tata cara ini mencakup : " perencanaan
Gedung Sekolah Menengah arsitektur, struktur / konstruksi dan utilitas Umum
gedung; " Sistem pendidikan sekolah menengah umum; " Perubahan sistem pendidikan sekolah menengah umum; " Pembakuan gedung sekolah menengah umum.
11 SNI 03-1731-1989 Tata Cara Keamanan Bendungan.
Tata cara ini digunakan dalam melaksanakan kegiatan desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan, serta penghapusan bendungan dengan tujuan untuk menjamin keamanan bendungan dan lingkungannya.
12 SNI 03-1732-1989 Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Analisa Metode Komponen 13 SNI 03-1733-2004 Tata cara perencanaan
Tata Cara ini merupakan dasar dalam menentukan tebal perkerasan lentur yang dibutuhkan untuk suatu jalan raya. Tata cara ini bertujuan untuk menghasilkan
lingkungan perumahan di
suatu lingkungan perumahan yang fungsional
perkotaan
sekurangkurangnya bagi masyarakat penghuni. (Tata Cara Perencanaan Kawasan Perumahan Kota).
14 SNI 03-1734-1989 Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan
Tata cara ini digunakan untuk mempersingkat waktu perencanaan berbagai bentuk struktur
Struktur Dinding Bertulang yang umum dan menjamin syarat-syarat Untuk Rumah dan Gedung
perencanaan tahan gempa untuk rumah dan gedung yang berlaku
15 SNI 03-1735-2000 Tata Cara Perencanaan
Tata cara ini digunakan dalam merencanakan
Akses Bangunan dan Akses bangunan dan lingkungannya khususnya Lingkungan Untuk
dalam hal pencegahan terhadap bahaya
Pencegahan Bahaya
kebakaran meliputi pengamanan dan
Kebakaran Pada Bangunan
penyelamatan terhadap jiwa, harta benda dan
Rumah dan Gedung.
kelangsungan fungsi bangunan
16 SNI 03-1736-2000 Tata Cara Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung 17 SNI 03-1738-1989 Metode Pengujian CBR
Tata cara ini digunakan untuk perencanaan struktur bangunan terhadap pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung Metode ini digunakan untuk mengetahui nilai
Lapangan Judul direvisi
CBR (California Bearing Ratio) langsung di
menjadi :Cara uji CBR
tempat (in place) atau bila diperlukan dapat
(California Bearing Ratio)
dilakukan dengan mengambil contoh tanah
lapangan
asli dengan cetakan CBR (undisturb).
18 SNI 03-1744-1989 Metode Pengujian CBR Laboratorium
Metode ini digunakan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio) tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu.
19 SNI 03-1745-2000 Tata Cara Pemasangan
Tata cara ini digunakan sebagai panduan
Sistem Hidran untuk
dalam pemasangan sistem hidran untuk
Pencegahan Bahaya
memberikan persyaratan minimum pada
Kebakaran pada Bangunan
pemasangan sistem hidran dalam upaya
Rumah dan Gedung.
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung
20 SNI 03-1746-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan keluar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung
Digunakan untuk pemasangan alat bantu evakuasi dalam upaya penyelamatan manusia dan meningkatkan keamanan terhadap bahaya kebakaran
21 SNI 03-1747-1989 Spesifikasi Konstruksi Jembatan Tipe Balok T
Spesifikasi ini berisikan penjelasan umum, teknis dan detail gambar Ren-cana Jembatan
Bentang s/d 25 meter untuk Balok "T" kelas Beban BM 70 (70 % BM 70.
pembebanan BM)
22 SNI 03-1748-1989 Spesifikasi Konstruksi Jem- Spesifikasi ini berisikan penjelasan umum, batan Tipe Balok T Bentang penjelasan teknis dan detail gambar Rencana s/d 25 meter untuk BM 100 Jembatan Balok "T" kelas Beban B.M 100 (100% pembe-banan BM ). 23 SNI 03-1758-1990 Cara uji sifat kekal agregat
Menetapkan cara uji sifat kekal agregat yang
untuk aduk dan beton
meliputi peralatan, larutan penguji, contoh
terhadap pengaruh larutan
yang diuji dan persiapan contoh uji,
jenuh natrium dan
pelaksanaan uji, dan laporan hasil uji. Contoh
magnesium sulfat
perhitungan untuk agregat halus dan kasar diberikan
24 SNI 03-1962-1990 Tata Cara Perencanaan
Tata cara ini digunakan untuk penanganan
Penanggulangan Longsoran longsoran setempat pada khususnya dan meliputi daerah yang luas pada umumnya. 25 SNI 03-1963-1990 Tata Cara Dasar Koordinasi Tata cara ini digunakan sebagai pegangan Modular untuk Perancangan dasar dalam merencana rumah dan gedung Bangunan Rumah dan
menggunakan koordinasi modular. Tujuannya
Gedung
untuk mewujudkan rencana teknis bangunan rumah dan gedung yang optimal
26 SNI 03-1965.12000
Metode Pengujian Kadar Air Metode ini digunakan untuk menentukan Tanah dengan Alat Speedy
kadar air tanah menggunakan alat speedy
27 SNI 03-1968-1990 Metode Pengujian Tentang
Metode ini digunakan untuk menentukan
Analisis Saringan Agregat
pembagian butir (gradasi) agregat halus dan
Halus dan Kasar
agregat kasar menggunakan saringan.
28 SNI 03-1971-1990 Metode Pengujian Kadar Air Metode ini digunakan untuk menentukan Agregat Judul direvisi menjadi:Cara uji kadar air total agregat dengan
besarnya kadar air agregat.
pengeringan 29 SNI 03-1974-1990 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Judul direvisi
Metode ini digunakan untuk menentukan kuat tekan (compressive Strength) beton dengan
menjadi :Cara uji kuat tekan benda uji berbentuk silinder yang dibuat dan beton
dimatangkan (curring) di laboratorium maupun di lapangan.
30 SNI 03-1975-1990 Metode Mempersiapkan
Metode ini digunakan dalam mempersiapkan
Contoh Tanah dan Tanah
contoh tanah dan tanah mengandung agregat
mengandung Agregat
secara kering untuk memperoleh benda uji sebagai penyiapan pengujian selanjutnya.
31 SNI 03-1977-1990 Spesifikasi Koordinasi
Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan
Modular Bangunan Rumah
bagi perencana teknis, pelaksana, produsen
dan Gedung
bahan bangunan, komponen bangunan, dan elemen bangunan, untuk memilih dimensi modul arah horisontal dan vertikal untuk bangunan rumah dan gedung. Tujuannya untuk menghemat bahan, komponen dan elemen bangunan serta waktu pemasangan dan penggunaan tenaga kerja.
32 SNI 03-1978-1990 Spesifikasi Ukuran Terpilih Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan Untuk Bangunan Rumah dan bagi perencana teknis, pelaksana, produsen Gedung
bahan bangunan, komponen bangunan, dan elemen bangunan, untuk memilih ukuran arah horisontal dan vertikal bangunan rumah dan gedung. Tujuannya untuk menghemat bahan, komponen dan elemen bangunan serta waktu pemasangan dan penggunaan tenaga kerja
33 SNI 03-1979-1990 Spesifikasi Matra Ruang untuk Rumah dan Gedung
Spesifikasi ini digunakan sebagai pegangan mengenai acuan matra ruang minimum dalam perencanaan teknis rumah tinggal sesuai dengan ukuran modular. Tujuannya efisiensi
penggunaan ruang dan bahan bangunan. 34 SNI 03-2393-1991 Tata Cara Pelaksanaan
Tata cara ini digunakan dalam pelaksanaan
Injeksi Semen Pada Batuan injeksi semen pada batu yang bertujuan untuk memperkecil kelulusan air dan meningkatkan kekuatan batu sebagai upaya dalam perbaikan batu pondasi suatu bangunan. 35 SNI 03-2394-1991 Tata Cara Perencanaan dan Perancangan Bangunan Kedokteran Nuklir di Rumah Sakit 36 SNI 03-2395-1991 Tata Cara Perencanaan dan
Tata cara ini digunakan untuk merencanakan dan merancang bangunan radiasi khususnya untuk bangunan kedokteran nuklir Tata cara ini digunakan dalam perencanaan
Perancangan Bangunan
dan perancangan untuk bangunan radiologi di
Radiologi di Rumah Sakit
rumah sakit
37 SNI 03-2396-2001 Tata Cara Perancangan
? Standar tata cara perancangan sistem
Sistem Pencahayaan Alami
pencahayaan alami pada bangunan gedung ini
pada Bangunan Gedung
dimaksudkan sebagai pedoman bagi paraperancang dan pelaksana pembangunan gedung di dalam merancang sistem pencahayaan alami siang hari, dan bertujuan agar diperoleh sistem pencahayaan alami siang hari yang sesuai dengan syarat kesehatan, kenyamanan dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku. " Standar ini mencakup persyaratan minimal sistem pencahayaan alami siang hari dalam bangunan gedung.
38 SNI 03-2397-1991 Tata Cara Perencanaan
Tata cara ini digunakan sebagai dasar
Rumah Sederhana Tahan
perancangan rumah sederhana yang tidak ber-
Angin.
tingkat secara praktis untuk memberi jaminan keselamatan bagi masyarakat penghuni rumah sederhana di daerah rawan angin
39 SNI 03-2398-2002 Tata Cara Perencanaan
Tata cara ini memuat istilah dan definisi,
Tangki Septik Dengan
persyaratan tangki septik dan sistem resapan
Sistem Resapan
yang berlaku bagi pembuangan air limbah rumah tangga untuk daerah air tanah rendah dan jumlah pemakai maksimal 10 Kepala keluarga (1 Kepala Keluarga sama dengan 5 jiwa)
40 SNI 03-2399-2002 Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum
Tata cara ini meliputi istilah dan definisih, persyaratan yang berlaku untuk sarana ruangan MCK yang terletak di lokasi permukiman padat, dengan beban pemakai maksimum 200 orang. MCK umum dapat merupakan satu kesatuan bang unan atau terpisah-pisah untuk mandi, cuci dan kakus.
41 SNI 03-2400-1991 Tata Cara Perencanaan
Tata cara Ini digunakan untuk menanggulangi
Umum Krib di Sungai.
kerusakan Sungai akibat arus dan dapat
(sedang di revisi)
melestarikan bangunan di sungai.
42 SNI 03-2401-1991 Tata Cara Perencanaan Umum Bendung.
Tata cara ini digunakan untuk mendapatkan desain bendung yang memenuhi persyaratan hidraulik dan struktur serta persyaratan pelaksanaan secara benar dan aman sesuai pola pembangunan berwawasan lingkungan.
43 SNI 03-2402-1991 Tata Cara Perencanaan
Tata cara ini digunakan agar pelaksanaan
Umum Irigasi Tambak
Irigasi Tambak Udang dalam memasok air
Udang.
baku berhasil dengan baik sesuai dengan keperluan budidaya udang.
44 SNI 03-2403-1991 Tata Cara Pemasangan Blok Tata cara ini bertujuan untuk mendapatkan Beton Terkunci untuk
hasil lapis perkerasan blok beton terkunci
Permukaan Jalan
yang memenuhi syarat sebagai lapis perkerasan.
45 SNI 03-2404-1991 Tata Cara Pencegahan Rayap Tata cara ini bertujuan untuk melindungi
Pada Pembuatan Bangunan
bangunan rumah dan gedung yang akan
Rumah dan Gedung
didirikan terhadap serangan rayap, agar keseragaman dan upaya efektifitas dapat tercapai
46 SNI 03-2405-1991 Tata Cara Penanggulangan Rayap Pada Bangunan Rumah dan Gedung dengan Termitisida 47 SNI 03-2408-1991 Tata Cara Pengecatan Logam
Tata cara ini digunakan sebagai acuan dalam perlakuan penanggulangan rayap, untuk melindungi bangunan rumah dan gedung Tata cara ini merupakan petunjuk teknis cara pengecatan logam yang baik dan benar serta cara penanggulangannya bila terjadi kegagalan dalam pengecatan
48 SNI 03-2410-1994 Tata Cara Pengecatan
Tata cara ini dimaksudkan untuk memberikan
Dinding Tembok Dengan
petunjuk teknis dalam mengerjakan
Cat Emulsi
pengecatan dinding tembok dengan cat emuisi agar diperoleh hasil yang baik, dan memuat tentang persyaratan bahan dan alat, pelaksanaan pengecatan, dan cara penanggulangan bila terjadi kegagalan dalam pengecatan..
49 SNI 03-2414-1991 Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka. Judul direvisi menjadi: Tata cara pengukuran debit aliran sungai dan saluran terbuka menggunakan alat ukur arus dan pelampung 50 SNI 03-2415-1991 Metode Perhitungan Debit Banjir. Judul direvisi menjadi Tata cara perhitungan debit banjir
Metode ini digunakan untuk menghitung debit sungai dan saluran terbuka yang tidak terpengaruh arus balik atau aliran lahar pada saat muka air rendah sampai tinggi, yang masih tertampung di dalam alur sungai atau saluran terbuka. Metode ini digunakan dalam menentukan debit banjir rencana yang andal dan terpercaya dalam perencanaan bangunan air.
Selain itu, para siswa juga membutuhkan fasilitas sekolah yang memadai dan nyaman, antara lain : 1. Setiap ruangan harus terdapat fentilasi yang cukup banyak agar udara dapat keluar dan masuk dengan bebas sehingga udara dalam ruangan menjadi baik, dan siswa pun menjadi nyaman 2. Bangunan yang kokoh untuk melindungi siswa atau orang-orang yang ada didalam ruangan itu 3. warna cat tembok juga mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar mengajar Seperti yang kita ketahui, SMA Negeri ini mulai untuk memperbaiki dengan sedikit merubah dan menambah beberapa bangunan/ gedung baru. Mengingat SMA Negeri saat ini sudah mulai berkembang lebih maju, karena mulai diadakannya kelas acceleration, maka sekolah memutuskan untuk mengadakan revolusi. Dapat kita lihat disebelah barat ada penambahan kelas, dan perbaikan kelas, perbaikan masjid, perbaikan aula, dan kemungkinan akan lebih bagus lagi. IV.
KESIMPULAN Kami dapat menyimpulkan bahwa secara fisik, keadaan bangunan/ gedung yang ada di lingkungan SMA Negeri ini sudah memenuhi standart konstruksi bangunan. Namun, jika dilihat dengan seksama, masih ada beberapa bangunan yang kurang layak, seperti atap-atap banyak yang bocor, banyak pintu yang rusak, lantai sebagian ada yang tidak rata dan ada yang pecah-pecah, dinding – dinding banyak yang retak, dan lain-lain.
Oleh karena itu, untuk perbaikan dan kesempurnaannya, sebaiknya sekolah lebih memperhatikan struktur-struktur apa saja yang diperlukan dalam pembangunan gedung, terutama pada gedung sekolah yang akan digunakan.
V.
PENUTUP Demikian makalah yang kami buat, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dan sekiranya ibu berkenan memberikan kritik maupun saran guna kesempurnaan tugas kami ini. Apabila ada kurang lebihnya kami mohon maaf, atas perhatiannya kami ucapan terima kasih.