Perananan Ahlak Dlm Kehidupan.docx

  • Uploaded by: Aida Astuti
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perananan Ahlak Dlm Kehidupan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,437
  • Pages: 6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah agama menunjukan bahwa yang ingin dicapai dengan menjalankan syariat islam itu hanya dapat terlaksana dengan akhlak yang baik. Kesadaran akhlak adalah kesadaran tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun pada kenyataannya dia bisa melaukan. Namun, dizaman yang semakin maju dan serba modern ini prilaku seorang muslim semakin beraneka ragam. Manusia cenderung mengikuti pola hidup mewah dan bergaya, mereka bahkan lupa dengan adanya moral dan akhlak yang seharusnya membatasi prilaku mereka. Di era global sekarang ini akidah-akidah islam sudah tidak terlalu dihiraukan dan dijadikan pedoman dalam hidup. Karena pada kenyatannya manusia sekarang kurang pengetahuan tentang moral maupun akhlak. Kemerosotan moral dan akhlak manusia semakin hari semakin parah, yang dalam artian prilaku dan tindakan mereka tidak terkontrol dan sangat jauh dari harapan. Maka dari itu, dalam karya tulis ilmiah ini kelompok kami akan membahas dan memperdalam mengenai “Peran Akhlak dalam Kehidupan Sehari-hari”.

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

BAB II AHKLAK

2.1 Kedudukan Akhlak Dalam Islam Akhlak menurut bahasa arab, jama dari khuluq, yang artinya tabiat, budi pekerti, watak. Arti akhlak menurut istilah adalah salah satu tugas nabi saw. Yang paling penting, seperti dinyatakan dengan tegas oleh rasulullah saw. Imam malik meriwayatkan dengan sanad dari abu hurairah r.a. ia mengatakan bahwa rasulullah saw. “aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”. Akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakan dari makhluk-makhluk yang lainnya. Akhlak menjadikan manusia orang yang berkelakuan baik berbuat baik terhadap sesama dan terhadap Allah yang telah menciptakan kita. Tidak ada kedudukan yang tinggi dari tugas ini. Abu daud meriwayatkan dengan sanad dari usamah bin syarikr.a ia mengatakan bahwa ia melihat orang-orang arab pedalaman bertanya kepada rasulullah saw. “ Apa anugrah yang paling besar yang didapatkan oleh seorang manusia? “beliau menjawab” Akhlak yang baik”.

2.2 Manfaat Memiliki Akhlak Yang Baik Diantara manfaat hidup berakhlak bagi individu yang berakhlak adalah: 1. Dapat menikmati ketenangan hidup. Ketenangan dalam hidup diperoleh oleh orang yang tidak memiliki konflik batin, konflik interest. Konflik batin timbul disebabkan oleh ketidak mampuan seseorang berakrab-akrab dengan diri sendiri, dengan kemampuan diri sendiri, dengan apa yang telah dimiliki. Pusat perhatian orang berakhlak ialah pada bagaimana menjadikan dirinya bermakna, bermakna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa serta kemanusiaan sesuai dengan nilai yang diajarkan oleh Allah Sang Pencipta. Dari segi ini orang yang berakhlak selalu bekerja keras tak

kenal lelah untuk orang lain, yang dampaknya pulang kepada diri sendiri, yaitu tidak hirau terhadap kesulitan pribadinya. 2. Tidak

mudah

terguncang

oleh

perubahan

situasi. Perubahan

merupakan sunnatullah dalam kehidupan. Terkadang perubahan terjadi dengan amat cepat, membalik keadaan begitu rupa, yang selama ini berkuasa jatuh terhina, yang terhina naik ke atas panggung, yang selama ini ditabukan justeru berubah menjadi perilaku umum setiap hari, yang mudah menjadi sulit, sebaliknya yang semula mustahil menjadi sangat gampang. Bagi orang yang berakhlak, perubahan itu tak lebih hanya sunnatullah kehidupan, sementara sunnatullah itu sendiri justeru tidak berubah. Oleh karena itu bagi orang yang berakhlak, yang menjadi perhatian adalah bukan perubahannya, tetapi yang tidak berubah, yaitu kaidah-kaidah sunnatullah, seperti kebenaran akan jaya dan kebatilan akan runtuh, bahwa setiap kesulitan akan membawa kemudahan, bahwa kejujuran akan mendatangkan keberkahan, bahwa yang yang buruk, meski disembunyikan akan terbuka, bahwa yang baik meski sedikit akan diakui juga , bahwa merendahkan diri akan mendatangkan kemuliaan dan bahwa kesombongan akan berakhir dengan kehancuran. 3. Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan. Kehidupan yang kita jalani memang benar-benar merupakan realitas, tetapi tak jarang apa yang ditawarkan kepada kita dan apa yang sedang kita ikuti sebenarnya bukan realitas tetapi hanya fatamorgana belaka. Bahwa untuk menjadi pandai orang harus belajar adalah realitas, bahwa untuk mencapai ke tingkat sosial tertentu orang harus berjuang melalui tahap-tahap pekerjaan adalah realitas, bahwa untuk menjadi kaya orang harus berusaha secara ulet serta membutuhkan waktu adalah realitas.Sebaliknya untuk menjadi pintar mendadak, menjadi kaya mendadak, untuk mencapai kedudukan tinggi secara mendadak adalah lebih sering merupakan fatamorgana yang menipu. Orang yang berakhlak tahu persis makna sabar, yaitu tabah hati tanpa mengeluh, dalam menghadapi cobaan dan rtintangan, dalam jangka waktu tertentu, dalam kerangka mencapai tujuan.

4. Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan. Sudah menjadi sunnatullah bahwa hidup manusia mengalami pasang dan surut, terkadang beruntung, di lain kali merugi, terkadang disambut oleh banyak orang, di lain kali dimaki dan bahkan diusir oleh orang banyak. Bagi orang yang berakhlak, karena prinsip hidup lurus yang selalu dipegang, maka ia selalu siap menghadapi keadaan surut maupun keadaan pasang. Di waktu beruntung ia bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, berbagi rasa syukurnya kepada orang lain dan tidak menghambur-hamburkan keberuntungannya. Meski keberuntungan melimpah ruah, orang berakhlak tetap hidup wajar, tidak berlebihan dan tetap menjadi dirinya. Ketika sedang mengalami surut dalam hidupnya ia sabar, tidak mengeluh dan menerima apa adanya. Meski dalam keadaan serba kekurangan secara materi, orang yang berakhlak masih tetap memiliki keindahan dalam hidupnya karena ia tetap bisa melakukan sesuatu yang bermakna. Adapun orang yang tak berakhlak ketika beruntung ia lupa daratan berfoya-foya dengan keberuntungannya, dan ketika jatuh merugi ia lupa ingatan, sedih berkepanjangan, stress dan ada yang bunuh diri. 2.1 Peranan Akhlah Dalam Kehidupan Sehari-Hari “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. Ayat diatas merupakan kencaman kepada orang-orang munafik yang mengaku memeluk islam, tetapi tidak mencerminkan ajaran islam. Kecaman itu dikesankan oleh kata"‫ "لقد‬laqad seakan akan ayat itu menyatakan : ”Kamu telah melakukan keaneka durhakaan, padahal ditengah kamu semua ada nabi Muhammad saw yang mestinya kamu teladani arti kata selanjutnya menjelaskan sifat orang-orang yang mestinya meneladani Rasulullah saw.” Memang .untuk meneladani rasulullah saw secara sempurna diperlukan. Kata uswah berarti teladan ahli tafsir mengemukakan dua pengertian yang dimaksud keteladanan yang terdapat pada diri rasul. Pertama dalam arti keperibadian beliau secara totalitas adalah teladan, kedua terdapat dalam

keperibadian beliau hal-hal yang patut diteladani, ayat ini, walaupun berbicara dalam konteks perang khandaq, tetapi ia mencakup kewajiban dan anjuran meneladani beliau walaupun diluar konteks tersebut. Ini karena allah swt. Telah mempersiapkan tokoh agung ini untuk menjadi teladan bagi semua manusia yang maha kuasa itu sendiri yang mendidik beliau “Adabbani Rabbi, fa absana ta’dibi”. Ayat yang mulia ini merupakan prinsip utama dalam meneladani rasulullah saw. Baik dalam ucapan, perbuatan, maupun perilakunya ayat ini merupakan perintah allah kepada manusia agar meneladani Nabi saw. Akhlak juga merupakan nilai yang menjamin keselamatan kita dari siksa api neraka. Islam menganggap mereka yang tidak berakhlak tempatnya di dalam neraka. Umpamanya seseorang itu melakukan maksiat, durhaka kepada kedua orang tuanya, melakukan kezhaliman dan sebagainya, sudah pasti Allah akan menolak mereka untuk dijadikan ahli syurga. Selain itu, akhlak juga merupakan ciri-ciri kelebihan di antara manusia karena akhlak merupakan lambang kesempurnaan iman, ketinggian taqwa dan kealiman seseorang manusia yang berakal. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda : “Orang yang sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya.” Kekalnya suatu ummah juga karena kokohnya akhlak dan begitulah juga runtuhnya suatu ummah itu karena lemahnya akhlaknya. Hakikat kenyataan di atas dijelaskan dalam kisah-kisah sejarah dan tamadun manusia melalui al-Quran seperti kisah kaum Lut, Samud, kaum nabi Ibrahim, Bani Israel dan lain-lain. Ummah yang berakhlak tinggi dan sentiasa berada di bawah keridhoan dan perlindungan Allah ialah ummah yang seperti pada zaman Rasulullah saw. begitu penting sekali peranan akhlak bagi umat manusia. Akhlak merupakan perhiasan diri bagi seseorang karena orang yang berakhlak jika dibandingkan dengan orang yang tidak berakhlak tentu sangat jauh perbedaannya. Akhlak tidak dapat dibeli atau dinilai dengan suatu mata uang apapun, akhlak merupakan wujud di dalam diri seseorang yang

merupakan hasil didikan dari kedua orang tua serta pengaruh dari masyarakat sekeliling mereka. Jika sejak kecil kita kenalkan, didik serta diarahkan pada akhlak yang mulia, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari hingga seterusnya. Proses pembentukan sebuah masyarakat adalah sama seperti membina sebuah bangunan. Kalau dalam pembinaan bangunan, asasnya disiapkan terlebih dahulu, begitu juga dengan membentuk masyarakat mesti di mulai dengan pembinaan asasnya terlebih dahulu. Jika kukuh asas yang dibina maka tegaklah masyarakat itu. Jika lemah maka robohlah apa-apa yang telah dibina diatasnya. Akhlak tentu amat penting karena merupakan asas yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika memulai pembentukan masyarakat Islam. Sheikh Mohamad

Abu

Zahrah

dalam

kitabnya

Tanzim

al-Islam

Li

al-

Mujtama’ menyatakan bahawa budi pekerti atau moral yang mulia adalah satu-satunya asas yang paling kuat untuk melahirkan manusia yang berhati bersih, ikhlas dalam hidup, amanah dalam tugas, cinta kepada kebaikan dan benci kepada kejahatan. Sungguh akhlak itu sangat penting artinya dalam kehidupan bermasyarakat dapat dibayangkan seperti apa jadinya bila suatu masyarakat tidak di bangun dengan asas akhlak yang mulia sungguh akan terjadi suatu kehancuran pada masyarakat itu.

BAB III KESIMPULAN

Related Documents

Aktan-ahlak
June 2020 2
Aqidah Ahlak Mi.xlsx
June 2020 14
Adab I Ahlak
June 2020 4
5 Ahlak Felsefesi - Etik
November 2019 13
Dlm 1
June 2020 5

More Documents from ""