Peranan Tokoh Agama Dalam Menjaga.docx

  • Uploaded by: Risma Yanti
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peranan Tokoh Agama Dalam Menjaga.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,556
  • Pages: 5
PERANAN TOKOH AGAMA DALAM MENJAGA KEBERAGAMAN

Indonesia Mempunyai Berbagai Ragam Suku Bangsa Dan Beberapa Agama (Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Kong Hu Cu), Oleh Karena Itu Perlu Adanya Sinkretisme Yaitu Kebersamaan Kelompok-Kelompok (Agama-Agama) Yang Berbeda-Beda Untuk Menghadapi Musuh Bersama-Sama. Kerjasama Antara Agama Di Indonesia Dapat Mudah Terjadi Mengingat Cara Hidup Masyarakat Dan Bangsa Indonesia Dilatarbelakangi Oleh Semangat Kebersamaan Dan Gotong Royong. Oleh Karena Itu, Sebagai Bangsa Indonesia Menghilangkan ”Apriori Primodial” Mutlak Diperlukan, Hal Ini Dalam Rangka Untuk Menghilangkan Rasa Emosi Dan Kesadaran Membangun Kerukunan Umat Beragama. Kerukunan Umat Beragama Adalah Keadaan Hubungan Sesama Umat Beragama Yang Dilandasi Toleransi, Saling Pengertian, Saling Menghormati, Menghargai Kesetaraan Dalam Pengamalan Ajaran Agamanya Dan Kerjasama Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara Di Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Pancasila Dan Uud 1945. Adanya Tri Kerukunan Umat Beragama, Yang Meliputi: Kerukunan Inter Umat Beragama, Antar Umat Beragama, Dan Antar Umat Beragama Dengan Pemerintah. Dari Tri Kerukunan Umat Beragama Yang Paling Penting Diwujudkan Adalah Kerukunan Antar Umat Beragama Karena Kalau Kurang Mendapat Pembinaan Dan Pencerahan, Maka Kerukunan Akan Berkurang Bahkan Sebaliknya Akan Dapat Mengakibatkan Adanya Perpecahan Yang Merugikan Persatuan Dan Kesatuan Bangsa. Globalisasi Dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Serta Teknologi Ikut Serta Mendorong Adanya Perkembangan Faham Radikalisme Dan Terorisme, Sehingga Berbagai Upaya Untuk Membendung Hal Tersebut Haruslah Dilakukan Secara Bersama-Sama Dan Masif. Kemajuan Teknologi Informasi Saat Ini Telah Memberikan Keuntungan Tersendiri Bagi Kelompok Radikal

Khususnya Dalam Mengekspansi Kegiatan Dan Memperbanyak Anggota Dan Pengikutnya. Oleh Karena Itu, Upaya Membentengi Warga Negara Terutama Para Generasi Muda Yang Paling Rentan Terkena Dampak Dari Perkembangan Teknologi Tersebut, Karena Lebih Dari Separuh Pengguna Dunia Maya Di Indonesia Adalah Anak-Anak Muda. Radikalisme Dan Terorisme Merupakan Ancaman Nyata, Terutama Bagi Kehidupan Pemuda Indonesia. Pendekatan Represif Bukanlah Cara Paling Efektif Untuk Menangani Radikalisme Dan Terorisme, Melainkan Dibutuhkan Pendekatan Yang Ditujukan Untuk Membangun Dan Mengembangkan Kerjasama Sinergi Sesama Stakeholders Serta Kemitraan Yang Erat Dengan Masyarakat. Pemolisian Masyarakat Atau Polmas, Merupakan Salah Satu Model Pendekatan Yang Dapat Digunakan Untuk Membangun Kesadaran Masyarakat Betapa Berbahayanya Radikalisme Dan Terorisme Terhadap Stabilitas Keamanan Bangsa Ini. Masyarakat Sebagai Subjek Dalam Upaya-Upaya Penangkalan, Pencegahan, Penanggulangan Ancaman Dan Gangguan Kamtibmas, Sedangkan Polri Berperan Sebagai Katalisator Yang Membantu Masyarakat Untuk Memecahkan Masalahnya. Dengan Pendekatan Polmas Penanggulangan Radikalisme Dan Terorisme Hadir Di Lingkungan Masyarakat. Perpolisian Masyarakat Yang Merupakan Pengejawantahan Dari Fungsi Dan Peran Polri Sebagai Pelindung, Pengayom Dan Pelayan Masyarakat Melalui Fungsi Proaktif, Pre-Emptif Dan Preventif Yang Dapat Menggugah Dan Meningkatkan Kepedulian, Kebersaman Dan Gotong Royong Di Antara Stakeholder Akan Pentingnya Kondisi Damai Dalam Upaya Percepatan Pencapaian Kesejahteraan. Menegakan Hukum Atas Perbuatan Kriminal Adalah Keharusan. Namun, Melindungi, Mengayomi Dan Melayani Masyarakat Agar Tidak Terjadi Perbuatan Kriminal Adalah Kemuliaan. Oleh Karena Itu, Saya Menyambut Baik Dan Mengucapkan Terima Kasih Dan Penghargaan Yang Setinggi-Tingginya Atas Prakarsa Panitia Penyelenggara Acara Ini, Serta Merupakan Kehormatan Bagi Saya, Karena Diberi Kesempatan Untuk Dapat Menyampaikan Beberapa Hal Dengan Harapan Dapat Memberikan Kontribusi Sesuai Dengan Tugas, Peran Dan Fungsi Polri Dalam Rangka Memacu Semangat Untuk Terus Menggelorakan Semangat Persatuan Dan Kesatuan Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara Serta Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Untuk Selalu Menjaga Keamanan Dan Ketertiban Sebagai Bagian Dari Upaya Bela Negara.

Bela Negara Berdasarkan Pasal 27 Ayat 3 Uud 1945 (Hasil Amandemen) Berbunyi “Setiap Warga Negara Berhak Dan Wajib Ikut Serta Dalam Upaya Pembelaan Negara”. Hal Ini Dapat Diterjemahkan Bahwa Setiap Warga Negara Memiliki Hak Untuk Mendapatkan Perlindungan Dari Negara Serta Wajib Untuk Ikut Serta Dalam Upaya Pembelaan Negara. Membela Negara Tidak Harus Dalam Wujud Perang Tetapi Bisa Diwujudkan Dengan Cara Lain Seperti: Turut Serta Dalam Mengamankan Lingkungan Sekitar (Seperti Siskamling), Membantu Korban Bencana Di Dalam Negeri, Dan Selalu Menaati Dan Melaksanakan Peraturan Sebagai Suatu Kesadaran.

Kesadaran Bela Negara Pada Hakikatnya Merupakan Kesediaan Berbakti Kepada Negara Dan Berkorban Demi Membela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara Adalah Segala Usaha, Tindakan Dan Kegiatan Yang Menumbuh Kembangkan Sikap Dan Perilaku Warga Negara Dalam Rangka Untuk : 







Cinta Tanah Air, Dengan Indikator Antara Lain; Bangga Sebagai Bangsa Indonesia, Menjaga Nama Baik Bangsa Dan Negara Indonesia Dan Mencintai Produk Dalam Negeri, Budaya Dan Kesenian Bangsa Indonesia; Sadar Berbangsa Dan Bernegara Dengan Indikator Antara Lain; Menjalankan Hak Dan Kewajiban Sebagai Warga Negara Sesuai Peraturan Dan Perundang-Undangan Yang Berlaku, Berpikir, Bersikap, Dan Berbuat Yang Terbaik Bagi Bangsa Dan Negara Indonesia; Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara Dengan Indikator Antara Lain; Memahami, Mengamalkan Nilai Dalam Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari Dan Menjaga Nama Baik Bangsa Indonesia; Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan Negara Dengan Indikator Antara Lain; Bersedia Mengorbankan Waktu, Tenaga, Pikiran Dan Materi Untuk Kemajuan Bangsa Dan Negara Serta Mendahulukan Kepentingan Bangsa Dan Negara Di Atas Kepentingan Pribadi Dan Golongan.

Peran Kyai / Ulama Sebagai Kelompok “Elite” Dalam Struktur Sosial, Politik, Ekonomi, Dan Lebih-Lebih Dikalangan Kelompok Agama Islam, Di Masyarakat Seorang Kyai Mempunyai Fungsi Dan Peranan Yang Sangat Penting, Diantaranya Yaitu Sebagai Ulama, Pengendali Sosial Dan Penggerak Perjuangan. Sebagai Ulama, Para Kyai Sebagai Ulama’ Artinya Ia Harus Mengetahui, Menguasai Ilmu Tentang Agama Islam, Kemudian Menafsirkan Ke Dalam Tatanan Kehidupan Masyarakat, Menyampaikan Dan Memberi Contoh Dalam Pengamalan Dan Memutuskan Perkara Yang Dihadapi Oleh Masyarakat. Ulama’ Adalah Seseorang Yang Ahli Dalam Ilmu Agama Islam Dan Ia Mempunyai Integritas Kepribadian Yang Tinggi Dan Mulia Serta Berakhlakul Karimah Dan Ia Sangat Berpengaruh Di Tengah-Tengah Masyarakat. (Depag Ri, 1993 : 1249) Sebagai Pengendali Sosial, Para Kyai Khususnya Di Daerah Jawa Merupakan Sektor Kepemimpinan Islam Yang Dianggap Paling Dominan Dan Selama Berabad-Abad Telah Memainkan Peranan Yang Menentukan Dalam Proses Perkembangan Sosial, Kultur, Dan Politik. Berkat Pengaruhnya Yang Besar Sekali Di Masyarakat, Seorang Kyai Mampu Membawa Masyarakatnya Kemana Ia Kehendaki, Dengan Demikian Seorang Kyai Mampu Mengendalikan Keadaan Sosial Masyarakat Yang Penuh Dengan Perkembangan Dan Perubahan Itu. Seperti Yang Dikatakan Oleh Horikosi, Bahwa “Kyai Berperan Kreatif Dalam Perubahan Sosial. Bukan Karena Sang Kyai Meredam Akibat Perubahan Yang Terjadi, Melainkan Justru Karena

Mempelopori Perubahan Sosial Dengan Caranya Sendiri. Kyai Yang Terkenal Dengan Memimpin Yang Tradisional Ini Ternyata Mampu Mengendalikan Masyarakat Akibat Dari Perubahan Yang Terjadi Dengan Memberikan Solusi Yang Tidak Bertentangan Dengan KaidahKaidah Ajaran Islam. Ilmu-Ilmu Agama Islam Dapat Digunakan Secara Kreatif Untuk Melakukan Antisipasi Terhadap Kebutuhan Akan Perubahan, Disamping Sebagai Alat Penentu Mana Bagian Yang Esensi Dari Kehidupan Yang Tidak Dapat Ditawar-Tawar Lagi Dan Harus Dipertahankan. Sebagai Penggerak Perjuangan, Para Kyai Sebagai Pemimpin Tradisional Di Masyarakat Sudah Tidak Diragukan Lagi Fungsinya Sebagai Penggerak Perjuangan Masyarakat Setempat Untuk Mencapai Tujuan Yang Diharapkan Oleh Masyarakatnya. Sejak Zaman Kolonial Belanda Para Kyai Sudah Banyak Yang Memimpin Rakyat Untuk Mengusir Para Penjajah. Selanjutnya Zamakhsyari Dhofier Juga Menjelaskan Bahwa, Berkat Perjuangan Para Kyai Itu Juga Berhasil Menanamkan Rasa Anti Penjajah Kepada Beberapa Suku Bangsa Di Indonesia. Setelah Kemerdekaan, Berperan Mengisi Kemerdekaan Seperti Ditengah-Tengah Gejolaknya Pembangunan Ekonomi Di Indonesia, Para Kyai Tetap Merupakan Sekelompok Orang-Orang Yang Bersedia Membangun Kesejahteraan Bangsanya.

Peran Polri Berdasarkan Uu No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Mengharuskan Kepolisian Negara Republik Indonesia Berperan Sebagai “Kepolisian Nasional” Dan Alat Negara Yang Berperan Dalam Memelihara “Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat”, Menegakkan Hukum Serta Memberikan Perlindungan, Pengayoman Dan Pelayanan Kepada Masyarakat Dalam Rangka Terpeliharanya “Keamanan Dalam Negeri”. Polri Diharapkan Mempunyai Tingkat Profesional Yang Diharapkan Dan Selalu Bersinergi Dengan Masyarakat Sebagai Wujud Dari Kemitraan Antara Lain : 





Menanggulangi Faktor Korelatif Kriminogen (FKK) Yang Merupakan Kondisi Dinamis Masyarakat Berupa Kondisi/ Sosial Politik, Ekonomi, Budaya Dan Pertahanan Keamanan Yang Berpeluang Memiliki Kerawanan Sosial Yaitu Dengan Pola Preemtif, Yaitu Merupakan Kegiatan Penyuluhan / Penerangan, Pembinaan Dan Penggalangan Masyarakat. Sebagai Subyek Adalah Polri ( Fungsi Intelijen, Bimmas Dan Hubungan Masyarakat ), Bersama – Sama/ Bermitra Dengan Instansi Terkait Dan Potensi Masyarakat Yang Ada (Community Policing) Termasuk Para Tokoh Agama. Menanggulangi Faktor Police Hazard ( PH ) Yang Merupakan Kondisi Statis Maupun Dinamis Potensi Wilayah, Adalah Merupakan Lokasi / Tempat Yang Berpotensi Terjadinya Berbagai Jenis Gangguan Kamtibmas, Dengan Pola “Preventif“, Yaitu Melakukan Upaya Penjagaan, Pengawalan, Patroli Pada Lokasi Ph Tesebut. Yang Menjadi Subyek Adalah Fungsi Samapta Polri, Bersama-Sama Dengan Instansi Terkait Lainnya Dan Masyarakat Melalui Siskamling. Menanggulangi Faktor Ancaman Faktual (AF) Yang Merupakan Fakta Terjadinya Gangguan Kamtibmas Yang Sudah Merugikan Jiwa, Harta Benda, Fasilitas Maupun

Lingkungan Hidup Masyarakat, Dengan Pola Penegakkan Hukum / Represif. Sebagai Subyek Yang Bertanggung Jawab Sesuai Amanat Undang-Undang Adalah Pengemban Fungsi Reserse Kepolisian Dalam Rangka Upaya Penyidikan Dan Penegakkan Hukum Unsur-Unsur Dalam Forum Criminal Justice System (CJS).

Status Kyai Yang Tinggi Itu Tak Tergoyahkan Oleh Para Pejabat Pemerintah, Dan Keadaan Ini Dimanfaatkan Sebaik-Baiknya Oleh Kyai Untuk Kepentingan Masyarakat. Prestasi Kyai Semasa Perjuangan Kemerdekan Melawan Belanda Dan Selama Revolusi Ditambah Dengan Penghormatan Masyarakat Atas Keahliannya Terhadap Ilmu Agama Dan Ketaatan Masyarakat Kepada Perintah-Perintah-Nya Menyebabkan Para Pejabat Pemerintah Segan Mempersulit Kyai. Dengan Demikian Selama Kyai Masih Memberikan Dukungannya Kepada Program-Program Pembinaan Mental Spiritual Dan Kesediaannya Tidak Mengkritik Terhadap Kebijaksanaan Pemerintah Dimuka Umum, Martabat Kyai Jauh Lebih Baik Ketimbang Pejabat Pemerintah Yang Harus Mempertahankan Namanya Baik Dihadapan Umat Islam Maupun Dimuka Pemerintah. Kyai Melanjutkan Tugas Kemasyarakatan Mereka Ditengah Umat Islam Dan Bersam-Sama Masyarakat Menanggung Beban Memperjuangkan Tujuan-Tujuan Islam. Dalam Rangka Mendukung Kerukunan Umat, Peran Penting Para Kyai Dalam Kerangka Penanganan Konflik Sosial, Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat. Kyai-Kyai Di Kampung, Pemangku Mushola Di Desa-Desa Selalu Hadir Dalam Setiap Persoalan Di Lingkungannya. Ketika Ada Keluarga Yang Bertengkar, Kyai Kampung Itu Turut Serta Dalam Proses Mendamaikan, Sehingga Konflik Sosial Yang Lebih Besar Bisa Dicegah. Peran Para Kyai Dengan Mendorong Umatnya Untuk Menyampaikan Aspirasi Lebih Mengutamakan Melalui Kata-Kata (By Word) / Dialog Bukan Melalui Perang (Not By Sword)/Anarkhis Yang Memaksa Aparat Penegak Hukum Untuk Melalukan Tindakan Represif. Sampaikan Dakwah Melalui Upaya-Upaya Persuasi Serta Mengutamakan Pendekatan Kepada Masyarakat Tanpa Ada Kekerasan.

Related Documents

Tokoh Agama
April 2020 6
Tokoh-tokoh Dalam Gem
November 2019 64
Peranan Agama
May 2020 18
Peranan Agama Islam
May 2020 8

More Documents from ""

Bahasa Inggris.docx
December 2019 4
Rpp Micro Teaching.docx
December 2019 7
Gambar Toyota.docx
December 2019 8
Bab I.docx
December 2019 8