Peran Ulama Dalam Ilmu Pengetahuan
Al Qur’an adalah pedoman hidup manusia. Di dalam Al Qur’an terdapat banyak sekali pengetahuan yang bahkan belum bisa ditemukan oleh manusia. Inilah yang menjadi prinsip para ulama untuk mencoba mengerti isi Al Qur’an secara lebih dalam. Pencerahan pun terjadi di segala bidang dan di seluruh dunia. Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin. Sejarah Islam membuktikan banyaknya para cendikiawan muslim yang banyak memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dunia. Yang ilmunya tidak kalah dengan para ilmuwan barat, yang keberadaannya tidaklah seterkenal ilmuwan barat. Pada abab pertengahan hidup para pakar-pakar cendikiawan muslim seperti Ibnu Sina yang terkenal dengan bukunya Qanun Fi Attib (the Canon) yang disebut-sebut sebagai inspirator utama kebangkitan barat dalam ilmu kedokteran. Islam juga mengenal penemu gaya gravitasi yaitu Al-Biruni, Bapak sosiologi politik yaitu Ibnu Khaldun, Jabir ibnu Hayyan sebagai penemu Ilmu Kimia, Ibnu Majid penemu kompas dan navigator. Al-Khawarizmi yang bahkan disebut sebagai Bapak aljabar dan geografi, Abu Al-Zahrawi yang telah berkontribusi sebagai penemu hemofilia, Ibnu Haitham yaitu penemu teknik fotografi, optik dan energi solar, Ibnu Rusyd sebagai perintis ilmu jaringan tubuh, Ibnu Nafis sebagai penemu peredaran darah paru-paru, dan lain-lain. Kecerdasan dan karya-karya ulama Islam bahkan dijadikan sebagai pedoman oleh para ilmuwan barat untuk melakukan penelitian. Namun kebanyakan dari masyakarat dunia menganggap semua pengetahuan penting berasal dari bangsa barat. Itulah tugas pemuda-pemudi Islam untuk lebih belajar mendalami sejarah tentang kejayaan umat Islam terdahulu.
Muhammad Ferdiyansah A14180005