Peran Kita Dalam Gereja

  • Uploaded by: Anton SRI PROBIYANTONO
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Kita Dalam Gereja as PDF for free.

More details

  • Words: 547
  • Pages: 1
Peran Kita dalam Gereja

Renungan: Anton Sri Probiyantono Sebagai seorang nabi, Yeremia bin Hilkia yang hidup pada 626 SM pada zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda memiliki peran yang sangat penting bagi bangsanya. Ia dipanggil langsung oleh Allah (Yeremia 1) untuk menyampaikan kebenaran Firman TUHAN di tengah-tengah bangsanya yang mengandalkan pikiran dan pengetahuannya sendiri. Dalam ayat 5, TUHAN memberitahu Yeremia bahwa ia dipilih TUHAN sejak dari dalam kandungan. Artinya bahwa hidupnya bukanlah direncanakan dan dibentuk karena “kebetulan” belaka. Dalam ayat 8, TUHAN juga menegaskan kepadanya agar tidak takut sebab TUHAN akan menyertainya selalu. Selanjutnya, dalam ayat 19, TUHAN juga berjanji bahwa ia tidak akan membiarkannya dikuasai oleh kuasa yang lain. Dengan kata lain, hidupnya tetap akan dijaga TUHAN selalu. Keberadaannya diminta TUHAN untuk memiliki arti bagi bangsanya. Belajar dari pengalaman nabi Yeremia, kita harus yakin bahwa TUHAN akan senantiasa melihat dan mendukung setiap tindakan kita demi gerejaNya. Doa-doa kita akan mendukung setiap tindakan kita yang sesuai dengan kehendakNya. Sementara itu, dalam bukunya, the Living Church, Pdt. John Stott mengutip pernyataan para bishop Anglican Communion pada Konferensi Lambeth pada 1958 yang menegaskan bahwa gereja yang hidup adalah gereja yang belajar. Gereja yang bersedia tunduk kepada otoritas Kitab Suci atau Firman Allah. Para pendeta menjelaskan Kitab Suci dari atas mimbar, para orang tua mengajarkan Kitab Suci kepada anak-anak mereka di rumah, dan para anggota gereja membaca dan merenungkan Kitab Suci setiap hari agar bertumbuh dalam pemuridan Kristen. Roh Allah memimpin jemaat Allah untuk menghormati Firman Allah. Keberadaan kita sebagai jemaat suatu gereja bukanlah suatu kebetulan. TUHAN sudah merancangkan siapa yang akan berada di gereja mana dan untuk tugas apa. Memang ini bukan suatu bentuk kongkrit yang mudah dimengerti ataupun untuk diterapkan dalam logika kita. TUHAN memberi setiap anggota jemaat talenta berbeda agar gerejaNya bertumbuh dan berkembang (1 Korintus 12). Dengan keunikannya (karena talenta yang berbeda-beda tersebut), setiap jemaat memiliki hak dan kewajiban untuk dapat melayani Roh TUHAN yang satu. Caranya barangkali berbeda karena sudut pandangnya juga barangkali berbeda. Oleh sebab itu, kita perlu saling maklum/memahami pemikiran-pemikiran yang ditawarkan dalam setiap kesempatan atau forum pembicaraan yang “kelihatannya” berbeda dari cara berpikir kita. Kita sering berpikir bahwa yang dimaksud dengan karunia di sini adalah karunia-karunia berbentuk kemampuan ketrampilan saja, misalnya berpikir, berbicara, mengajar, bernegosiasi, mempengaruhi orang lain secara efektif, memimpin, dan lain sebagainya. Kita sering melupakan karunia berbentuk tangible, seperti uang, kemampuan fisik, kesehatan dan sebagainya. Ada orang yang terlahir kaya, cantik, ganteng, bertubuh kuat, bertubuh sehat, dan lain sebagainya. Sebagaimana adanya kita dengan kemampuan kita masing-masing, kita mengerjakan pekerjaan ataupun tugas kita dengan tujuan agar gereja kita bertumbuh dan berkembang. Kita tak perlu risau dengan apa yang kita tidak punyai. Dalam satu artikelnya, Pdt. Tom Brown menyebutkan tentang George Washington Carver sebagai orang yang jenius dalam mengerti kehendak TUHAN di dalam dirinya. Ia bercerita bahwa Carver suatu kali berdoa kepada TUHAN, “Allah Sang Pencipta, tolong buatlah aku mengerti tentang rahasia alam semesta yang Engkau ciptakan”. TUHAN menjawabnya,”Anakku, engkau kurang cukup besar untuk mengerti alam semesta yang Aku ciptakan. Tetapi Aku akan memberimu pengertian tentang kacang-kacangan”. Dari alam semesta kepada kacang-kacangan. Kemudian Carver berpikir, “Lebih baik kacang-kacangan daripada tak ada sama sekali”. Selanjutnya, TUHAN memberinya pengertian untuk menghancurkan kacang-kacangan dan membuatnya menjadi bentuk yang berbeda-beda. Dari kacang-kacangan, Carver dapat menciptakan 325 jenis produk dan ratusan jenis produk lain di bidang pertanian.

Related Documents


More Documents from "Putra Saputra"